RESUME
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika II
Disusun oleh :
Transfer Vektor
Transfer vektor merupakan cara memasukan suatu gen ke sel baru dengan
menggunakan pembawa (carrier) khusus yang memanfaatkan proses alami seperti pada transfer
DNA oleh bakteri dan virus. Vektor yang digunakan untuk memasukan gen ke dalam sel baru
adalah plasmid, bakteriofage dan cosmid (russel, 1992).:
Sebagai vector suatu molekul DNA harus memiliki sifat:
a. Molekul DNA harus mampu melekukan replikasi sendiri maupun replikasi segmen
DNAyang diinsersikan bebas dari replikasi kromosom sel inang dengan cara membawahi
suatu “ori”
b. Molekul DNA harus mengandung sejumlah tapak pemutusan enzim retriksi khususyang
bermanfaat untuk insersi segmen-segmen DNA.
c. Molekul DNA harus membuhai suatu penenda yang dapat dimanfaatkan.
d. Molekul DNA harus mudah terbebas kembali ari sel inang.
Selain sifat-sifat diatas ada pula sifat lain yang diharapkan:
a. Berat molekul rendah
b. Adanya kemampuan untuk memberikan sifat fenotip yang dipilih dengan segera pada sel
inang.
1. Plasmid
Plasmid terbentuk secara alami invitro. Plasmid terdapat pada E. coli (plasmid RSF 2124
merupakan derifat dari plasmid ColE1).
2. Bakteriofag
Bakteriofag yang banyak digunakan dalam teknologi DNA rekombinan pada E. coli adalah fag
λ. Seluruh gen fag λ sudah diidentifikasi dan dipetakan urut-urutan genom secara keseluruhan
sudah diketahui. Seluruh derivat fag λ yang digunakan sebagai vektor transfer sudah direkayasa
sehingga hanya siklus titik saja. Derivat fag λ lebih dari 100 derivat yang dimanfaatkan sebagai
vektor dibuat dengan cara membuang berbagai bagian kelompok gen di daerah tengah.
Bakteriofag lain juga digunakan sebagai vektor adalah M 13.
3. Kosmid (cosmid)
Kosmid adalah vektor yang dibangun/dibuat di laboratorium memanfaatkan urut urutan cos dan
fag λ yang berguna untuk pemasukan/pegumpulan kromosom ke dalam kepala fag dan
memanfaatkan pula urut-urutan (bagian tengah kosmid) untuk fungsi resistensi terhadap
antibiotik serta replikasi.
4. Vektor ulang-alik (Shuttle vectors)
Vektor yang dapat digunakan untuk memasukan molekul DNA rekombinan ke dalam dua atau
lebih macam sel makhluk hidup yang berbeda. Vektor-vektor semacam itu disebut vektor ulang
alik atau shuttlr vectors. Dalam rumusan lain vektor ulang alik adalah vektor pengklon yang
dapat bereplikasi di dalam dua atau lebih mahkluk hidaup inang
Injeksi Mikro, Fusi Protoplas, Elektroporasi, Kopresipitasi Kalsium Fosfat Dan Endositosis,
serta Proyeksi Mikro
Pada injeksi mikro menggunakan jarum mikroskopis,untuk memasukkan DNA melalui
membran sel sasaran, termasuk ke dalam inti sel. Pada fusi protoplas terjadi
pelarutan dua membran sel dari sel-sel yang berbeda sehingga dua sel dapat di gabung menjadi
satu. Fusi protoplas, suatu sistem transformasi sederhana yang memanfaatkan liposom yang
tersusun dari suatu lipida kationik. Pemanfaatan liposom sebagai suatu sistem transformasi atau
transfeksi yang disebut sebagai lipofeksi (lipofection).
Pada teknik eletroporasi menggunakan listrik untuk menciptakan lubang kecil di membran sel
yang akan dimanfaatkan untuk pemindahan DNA ke dalam sel. Pendedahan singkat kejutan listrik
berkekuatan antara 4000-8000 V, sel-sel memperoleh DNA eksogen dan larutan sekitar. Teknik
elektroporasi ini sangat sukses pada tipe-tipe sel hewan.
Pada teknik kopresipitasi kalsium fosfat dan endositosis tampaknya butir-butir kopresipitas
kalsium fosfat dan DNA masuk ke dalam sel melalui endositosis fagositosis. Teknik ini merupakan
cara umum memasukkan suatu DNA ke dalam sel-sel mamalia, dengan tingkat keberhasilan 1-2%.
Pada teknik proyeksi mikro, DNA ataupun RNA ditembakkan ke dalam sel teknik ini
merupakan suatu cara yang sama sekali baru untuk memasukkan asam nuklet ke dalam sel
tumbuhan memanfaatkan kecepatan tinggi. Pada teknik proyeksi mikro tidak dibutuhkan kultur sel
ataupun perlakuan jaringan resipien.
Enzim endonuklease restriksi tipe II juga mengenal suatu urutan pasangan nukleotida
spesifik pada DNA, tetapi tipe II ini memotong DNA justru didalam potongan tadi. Oleh karena
itu pemotongan DNA aelalu dalam urutan yang sama, maka enzim endonuklease restriksi II sangat
bermanfaat untuk pembentukan molekul DNA rekombinan.
Enzim endonuklease restriksi tipe II memiliki suatu sumbu simetri yang melewati titik
tengah urutan pengenalan. Enzim endonuklease restriksi juga dapat diisolasi dari jumlah strain
bakteri yang berbeda. Oleh karena itu tiap enzim memotong DNA pada suatu urutan pasangan
nukleotida yang spesifik untuk enzim yang bersangkutan, jumlah potongan yang dibuat enzim pada
suatu molekul DNA tertentu tergantung pada jumlah berapa kali urutan pengenalan ditemukan pada
DNA.
Isochizemer
Sebagaian pemutusan DNA oleh enzim endonuklease restriksi tipe II terjadi pada posisi
menyamping, tetapi sebagian lagi pada posisi berhadapan.
Enzim endonuklease restriksi tipe II yang menghasilkan ujung lancip memiliki nilai khusus
pada pengkolan fragmen DNA hasil pemotongan bertemu dalam inrutan, maka berpasangan basa
yang sempurna.
Peluang jumlah tapak pemutusan pada molekul DNA oleh enzin endonuklease restriksi tipe
II ditunjukkan pada tabel 3.
Seleksi Klon Rekombinan
Sering perlu membuat peta urutan hasil hibridasi dengan fragmen-fragmen restriksi.
Metode ini dikenal sebagai Shouthem Blotting yang kemudian dikembangkan untuk menganalisis
RNA dan protein yang dikenal dengan Notherm dan Western blotting.
Intinya, teknik blotting ini mentransfer makro molekul dari gel yang telah dipisahkan secara
elektroforesis kepermukaan suatu membran.
Manfaat dan risiko rekayasa genetika diharapka dapat meningkatkan sumberdaya hayati
disamping peran-peran yang lain.
Manfaat rekayasa genetika dapat digunakan untuk menganalisis genetik, diagnosa penyakit
manusia, terapi gen,sifik jari DNA, serta bioteknologi.
Analisis Genetik
Teknik ini memungkinkan pengadaan suatu kumpulan klon yang meliputi keseluruhan klon
yang memungkinkan penetapan urutan nukleotida dari keseluruhan kromosom. Peta fisik yang
dihasilkan memperlihatan keseluruhan gen pada genom yang ditandai oleh urutan nukleotida.
Terkait dengan analisis gentik itu, hingga saat ini sudah dilaksanakan proyek genom untuk
beberapa makhluk hidup ditunjukkan oleh tabel 4.
Diagnosis molekuler atas penyakit manusia
Teknologi DNA rekombinan sudah terbulti menjadi suatu alat yang sangat sensitif untuk
mendeteksi kelainan genetik. Sebagi contoh deteksi molekuler dapat dilakukan atas Thelessmia
dan Sickle cell amemia.
Terapi Gen
Kemampuan mengisolasi dan mengklon gen spesifik manusia yang pada mulanya
dikembangkan sebagai suatu kegiatan penelitian, sekarang sedang digunakan dalam bidang
kedokteran secara operasional untuk menangani kelainan menurun dan cara yang ditempuh
mengganti gen cacat dengan selingan gen normal.
Paduan terapi gen yang dikemukakan lebih lanjut: 1) gen harus diisolasi dan ditransfer 2)
cara transfer gen yang efektif harus ada 3) jaringan target harus dapat tercapai 4) terapi gen tidak
boleh menyakiti pasien
RFLP digunakan untuk membedahkan salinan gen yang normal dengan yang mutan dan
dapat digunakan sebagai penanda genetik karena polimorlisme tersebut diwariskan dalam pola
kodominan.
Bioteknologi
Bagian ini ditemukan secara singkat pemanfaatan rekayasa genetika atas teknologi DNA
rekombinan dalam bidang bioteknologi untuk kepentingan manusia.
Menurut Micklos dan Freyer kesulitan analisis genetik tanaman disebabkan oleh : 1)
pertumbuhan tanaman yang lambat dan umur pergantian generasi yang lama 2) besarnya genom
tanaman, termasuk banyaknya kromosom poliploid dan 3) memilikinya “kontak kayu” yaitu
dinding sel berupa selulosa yang mengelilingi tanaman.
Misalnya, tumbuhan mememrlukan nitrogen untuk membuat protein, tetapi mereka tidak
dapat memanfaatkan secara langsung nitrogen dari udara.
Fiksasi nitrogen dikendalikan oleh lebih 15 gen yang berbeda dalam sistem bakteri atau
tanaman. Gegen harus diletakkan pada sisi atau tempat tertentu dalam kromosom tanaman agar
dapat berfungsi, sementara ilmuwan beleum menentukan cara bagaimana melakukan gen yang
diinginkan tersebut kelokasi yang tepat.
Pertanyaan