Anda di halaman 1dari 92

J urnal Penelitian

Pos Dan Informatika

ISSN. 2088-9402
VOLUME 2, No.2 Desember 2012

Evaluasi Strategi Turnaround pada SBU Pos Admail


PT Pos Indonesia (Persero)
Nurlia Hikmah

Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos :


Studi tentang Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada
PT Pos di Tanjung Pinang, Kepulauan Bangka Belitung
Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo

Pemanfaatan Televisi Internet untuk Membantu Memperluas


Jangkauan Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar
Aji Widodo & Umi Kaltum

Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial


di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura
dan Solok Sipin, Kota Jambi)
Ari Cahyo Nugroho

Analisis Perbandingan Model VoIP Security


Berbasis SIP (Session Initiation Protocol)
Wahyu Novian C.M.

Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang


Layanan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam
Pengelolaan Asuransi Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur
Vol 2, No.2 Desember 2012

Heru Pudjo Buntoro

JPPI Vol. 2 No. 2 Hal 89 - 173 ISSN. 2088-9402


JURNAL
PENELITIAN
POS DAN
INFORMATIKA
VOL 2 Edisi Desember Tahun 2012
JURNAL PENELITIAN
POS DAN INFORMATIKA
ISSN. 2088-9402
VOL 2 No.2 Desember Tahun 2012

SUSUNAN REDAKSI
SK Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi Dan Informatika
Nomor : 72/KEP/KOMINFO/BLSDM-1/5/2012

PENGARAH
Aizirman Djusan, M.Sc. Econ.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM

PENANGGUNG JAWAB
Dra. Siti Meiningsih, M.Sc.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika

KETUA DEWAN REDAKSI


Dr. Ramon Kaban, M.Si.

PEER REVIEWER/MITRA BESTARI :


Prof. Kalamullah Ramli
Prof. Erman Aminullah
Dr. Henri Subiakto
Dr. Rudi Lumanto
Dr. L. T. Handoko
Dra. Wati Hermawati, MBA

ANGGOTA DEWAN REDAKSI :


Prof. Rusdi Muchtar
Dr. Yan Rianto
Dr. I Nyoman Adhiarna

SEKRETARIAT :
Tiari Pratiwi Hutami, S.Si.
Diana Sari, MT
Vidyantina Heppy Anandhita, ST

SEKRETARIAT REDAKSI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Badan Litbang SDM Kemkominfo
Kementerian Komunikasi dan informatika
Jl. Medan Merdeka Barat no. 9 Gedung B Lt. 4 Jakarta 10110
Telp/Fax : 021- 3846189
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika (JPPI) adalah jurnal ilmiah yang menjadi media publikasi karya tulis
ilmiah mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi bidang manajemen logistik (pos), komunikasi dan informatika.
Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta menjadi wadah tukar pikiran
bagi peneliti, akademisi dan praktisi khususnya dalam bidang manajemen logistik (pos) dan informatika. Redaksi
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika menerima sumbangan tulisan ilmiah dalam bidang manajemen logistik
(pos), komunikasi dan informatika berupa hasil penelitian maupun tinjauan teori atau karya ilmiah lain (analisis
empirik dan studi kasus) yang bersifat asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.

ii
JURNAL PENELITIAN
POS DAN INFORMATIKA

ISSN. 2088-9402
VOL 2, No. 2 Desember 2012

DAFTAR ISI iii

PENGANTAR REDAKSI iv

Evaluasi Strategi Turnaround pada SBU Pos Admail PT Pos Indonesia (Persero)
Nurlia Hikmah 89 - 102

Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos : Studi tentang


Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada PT Pos di Tanjung Pinang,
Kepulauan Bangka Belitung
Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo 103 - 117

Pemanfaatan Televisi Internet untuk Membantu Memperluas Jangkauan


Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar
Aji Widodo & Umi Kaltum 119 - 130

Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial di Masyarakat


(Survey di Kelurahan Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi)
Ari Cahyo Nugroho 131 - 141

Analisis Perbandingan Model VoIP Security Berbasis SIP (Session Initiation


Protocol)
Wahyu Novian C.M. 143 - 156

Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang Layanan TIK


(Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Pengelolaan Asuransi Kesehatan
di Surabaya, Jawa Timur
Heru Pudjo Buntoro 157 - 169

KETENTUAN PENULISAN NASKAH 170

iii
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

iv
PENGANTAR REDAKSI

Atas berkat dan rakhmat Allah SWT, Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika dapat
menerbitkan Jurnal Penelitian Pos dan Informatika (JPPI) Volume 2 No. 2 tahun 2012.

Edisi kali ini memuat 6 karya tulis ilmiah mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
manajemen logistik (pos) dan informatika. Karya tulis pertama merupakan hasil penelitian dalam bidang
manajemen pos dengan judul : “Evaluasi Strategi Turnaround pada SBU Pos Admail PT Pos Indonesia
(Persero)” oleh Nurlia Hikmah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman
mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisis baik data primer
maupun sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit bisnis Pos Admail memiliki efektivitas
cukup tinggi dalam mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Dengan alokasi investasi terbatas Pos Admail
mampu menghasilkan laba dengan jumlah yang cukup tinggi, sehingga investasi Pos Indonesia dengan
membentuk unit bisnis Pos Admail ini merupakan sesuatu yang dianggap cukup menguntungkan.

Karya tulis kedua berjudul “Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos : Studi tentang
Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada PT Pos di Tanjung Pinang, Kepulauan Bangka Belitung”
oleh Heru Pudjo Buntoro dan Sujarwo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 orang pelanggan dan wawancara mendalam pada pejabat
perusahaan dan intelektual terkait. Hasil penelitian antara lain menemukan bahwa penerapan TIK ternyata
sangat menguntungkan pelanggan. Namun mereka berpendapat bahwa perlu diadakan pelatihan bagi
para pegawai perusahaan untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat. Oleh sebab itu mereka
berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi pelanggan.

Tulisan ketiga oleh Aji Widodo dan Umi Kaltum yang berjudul “Pemanfaatan Televisi Internet
untuk Membantu Memperluas Jangkauan Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar”. Penelitian
dilakukan melalui dua kegiatan utama yaitu pembuatan prototipe untuk uji coba penyambungan televisi
lokal dan pengukuran tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan televisi internet di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan 100 responden dari pengguna SpeedyTV dengan distribusi secara acak dari
pengguna yang berada di Indonesia tanpa ditentukan posisi kotanya. Data penelitian diolah dengan
menggunakan metode analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi
penerimaan pengguna yang tinggi menunjukkan bahwa televisi internet sudah menjadi layanan yang
dapat diterima bagi pengguna di Indonesia dan dapat diimplementasikan sebagai layanan publik.

Ari Cahyo Nugroho pada tulisan keempat melakukan studi “Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui
Jejaring Sosial di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi)”. Penelitian
ini dilakukan untuk mengeksplorasi bagaimana pemanfaatan media komunikasi melalui jejaring sosial
di masyarakat. Hasil penelitian memperlihatkan bawa mayoritas responden menggunakan Facebook
dibanding sarana lainnya, dengan fokus pembicaraan yang sangat bervariasi; namun isu sosial memiliki
proporsi paling sering diperbincangkan. Mayoritas responden juga tampak sering menggunakan ruang
status untuk membagikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan pribadi (keluhan,
kesuksesan, harapan), dan juga terbiasa meng-upload foto pribadi dan foto keluarga ke dalam situs
jejaring sosial.

v
Tulisan berikutnya berjudul “Analisis Perbandingan Model VoIP Security Berbasis SIP (Session
Initiation Protocol)” oleh Wahyu Novian C.M. Pada penelitian ini dikembangkan dan dianalisis 4 model
security VoIP berbasis SIP melalui setup dan konfigurasi sebuah environment dalam skala laboratorium
dan pungujian simulasi berbagai metode penyerangan. Keempat model security VoIP tersebut yaitu:
model dengan security SRTP, TLS, IPsec dan SSL. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa model
security VoIP terbaik adalah dengan penggabungan security aspek signalling dan security aspek media
yaitu model VoIP SIP over IPsec dan VoIP SIP over SSL.

Tulisan terakhir berjudul “Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang Layanan TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Pengelolaan Asuransi Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur”
oleh Heru Pudjo Buntoro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendapat pelanggan terhadap
kualitas layanan TIK oleh PT. Askes (Persero) wilayah regional VII Surabaya di bidang Kepesertaan dan
layanan (keuangan, rumah sakit, dan apotik). Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas pelanggan
sebenarnya tidak mengetahui bahwa PT. Askes telah menggunakan peralatan TIK untuk mendukung
pelayanannya pada masyarakat, tetapi mereka berpendapat bahwa perusahaan ini telah memberikan
pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik dari pada masa lalu. Sedangkan untuk urusan keuangan,
perawatan medis, dan obat-obatan ternyata lebih simpel dan mudah dari pada sebelumnya. Oleh
sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi
pelanggan.

Demikian pengantar Redaksi Jurnal Penelitian Pos dan Informatika ini. Semoga jurnal ini dapat
bermanfaat menambah wawasan dan informasi dalam bidang manajemen logistik (pos), komunikasi
dan informatika. Kami berharap saran dan kritik yang membangun demi kemajuan JPPI ke depannya.
Terima kasih.

Jakarta, Desember 2012

Redaksi
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

vi
EVALUASI STRATEGI TURNAROUND PADA SBU POS
ADMAIL PT POS INDONESIA (PERSERO)

Nurlia Hikmah

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Abstrak

Proses turnaround atau reorganisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang berlangsung sejak tahun 2007 hingga
saat ini memberikan implikasi bagi kelangsungan salah satu unit binisnya yaitu SBU Pos Admail. Faktor-faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan menyebabkan rencana pembentukan anak
perusahaan PT Admailpos dari SBU Pos Admail tidak dapat terealisasi. Pada tahapan reorganisasi korporat
tahun 2012 ini, SBU Pos Admail tidak lagi sebagai unit bisnis perusahaan yang berkembang menjadi anak
perusahaan, namun justru menjadi organisasi area yang memiliki keterbatasan dalam wewenang serta
pengelolaan operasional hariannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman
mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir. Evaluasi kinerja dilihat
pada perspektif finansial dengan membandingkan target unit bisnis pada RKAP dengan laporan realisasi unit
bisnis, yang didukung dengan penghitungan return on investment (ROI) unit bisnis sebagai sebuah profit center.
Tahapan analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi tingkat kesesuaian antara unit bisnis dengan korporat
melalui suatu metode yang menggunakan konsep Corporate Parenting Framework. Penilaian (assessing) yang
dilakukan dalam kerangka kerja parenting ini adalah pada tingkat kesesuaian (fit) antara parent’s company
skill dan business’s need. Jika kedua elemen tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi, maka akan
menciptakan keuntungan yang merata, namun jika tingkat kesesuaiannya rendah tentu akan merusak nilai
bisnis tersebut. Dalam penelitian ini, kerangka kerja tersebut digunakan sebagai landasan dalam menjawab
permasalahan penutupan unit bisnis Pos Admail.

Kata Kunci : Turnaround, Unit Bisnis, Evaluasi Kinerja, ROI, Corporate Parenting Framework

Abstract

The process of turnaround or reorganization of PT Pos Indonesia (Persero) which lasted from 2007 until
today have implications for the survival of one of its business unit, SBU Pos Admail. Internal and external
factors that affect the corporate business plan led to the formation plan of PT Admailpos, a subsidiary of Pos
Indonesia came from SBU Pos Admail cannot be realized. At the stage of corporate reorganization in 2012,
SBU Pos Admail is no longer as a business unit of the company, not even developed into a subsidiary, but it
become an area organization that has a limited within the authority and daily operations management. This
study aims to gain an overview and understanding of the condition of the SBU Pos Admail performance in last
two periods. Performace evaluation seen in the financial perspective by comparing business unit target in RKAP
with the realization report of the business unit, which is supported by the calculation of return on investment
(ROI) business unit as a profit center. The next stage of the analysis is to identify the level of fit between
the business unit and the corporate through a method that uses Corporate Parenting Framework concept.
Assessment conducted within the framework of this parenting is at the fit level between the parent’s company’s
skill and business needs. If both of these elements show a high level of compliance, it will create an uneven
advantage, but if it shosw the low level of compliance, it would damage the value of the business. In this study,
the framework is used as the basis for answering the closing of Pos Admail business unit cases.

Keywords: Turnaround, Business Unit, Performance Evaluation, ROI,

89
PENDAHULUAN Pada tahapan reorganisasi korporat tahun
2012 ini, SBU Pos Admail tidak lagi sebagai unit
Latar Belakang bisnis perusahaan yang berkembang menjadi
anak perusahaan, namun justru menjadi
Proses turnaround atau reorganisasi PT Pos
organisasi area yang memiliki keterbatasan
Indonesia (Persero) yang berlangsung sejak tahun
dalam wewenang serta pengelolaan operasional
2007 hingga saat ini memberikan implikasi bagi
hariannya. Di sisi lain, kinerja Pos Admail yang
kelangsungan salah satu unit binisnya yaitu SBU
dinilai memiliki pertumbuhan produksi yang
Pos Admail yang bergerak dalam industri variable
relatif meningkat dalam kurun waktu 2005-2007
printing dengan segmentasi pelanggan korporat.
menjadi salah satu alasan mengapa unit bisnis
Faktor-faktor internal maupun eksternal yang
ini direncakan akan dikembangkan menjadi anak
mempengaruhi bisnis perusahaan menyebabkan
perusahaan (Tabel 1).
rencana pembentukan anak perusahaan PT
Admailpos dari SBU Pos Admail tidak dapat
terealisasi. Posisi SBU Pos Admail dalam Struktur
Organisasi PT Pos Indonesia tahun 2011 dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Posisi SBU Pos Admail dalam Struktur Organisasi PT Pos Indonesia tahun 2011

PEMEGANG SAHAM

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA
WAKIL DIREKTUR UTAMA

DIREKTORAT PEMASARAN DAN DIREKTORAT OPERASI DIREKTORAT TEKNOLOGI DIREKTORAT SUMBER DAYA
DIREKTORAT KEUANGAN PENGEMBANGAN BISNIS SURATPOS DAN LOGISTIK DAN JASA KEUANGAN MANUSIA DAN UMUM

SATUAN
PENGAWAS
INTERNAL
SBU POS ADMAIL

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi AdmailPos tahun 2005-2007


Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Sumber: Data Statistik Bidang Pos dan Telekomunikasi Semester I tahun 2010, Ditjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika

90
Pada hasil penelitian terdahulu1 (berupa banyak faktor-faktor internal maupun eksternal
consulting paper), proses turnaround yang yang menyebabkan rencana pembentukan PT
dilakukan oleh Pos Indonesia hanya melakukan Admailpos tidak dapat terealisasi. Manajemen
perubahan orientasi dan penajaman cakupan Pos Indonesia kembali melakukan perombakan
bisnis. Tidak ada pengurangan pada lini bisnis struktur organisasi dan akan mulai memberlakukan
atau produk yang merupakan salah satu dari struktur yang baru pada tahun 2012 (Gambar 2).
tahapan retrenchment. Yang terjadi adalah justru Pada struktur organisasi baru, SBU Pos Admail
ekspansi dalam kerangka reinventing bisnis tidak lagi berfungsi sebagai unit bisnis perusahaan
melalui pembentukan beberapa SBU dan Proyek yang berkembang menjadi anak perusahaan,
Bisnis. Salah satu SBU yang dibentuk pada masa namun justru menjadi organisasi area yang
turnaround ini adalah SBU Pos Admail yang dinilai memiliki keterbatasan dalam wewenang serta
sebagai langkah yang tepat karena masih dalam pengelolaan operasional hariannya.
kerangka bisnis dengan kompetensi inti yang
dimiliki perusahaan yaitu mail, logistik, serta Pihak manajemen Pos Indonesia menilai Pos
jasa keuangan. SBU ini juga mencapai tingkat Admail sebagai sebuah unit bisnis yang mandiri
pertumbuhan pendapatan yang cukup tinggi, kurang memiliki prospek menguntungkan di
serta mampu memberikan real value added bagi masa yang akan datang. Dalam implementasinya

Gambar 2. Struktur Organisasi Pos Indonesia (Persero) tahun 2012

PEMEGANG SAHAM

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA
WAKIL DIREKTUR UTAMA

DIREKTORAT
DIREKTUR DIREKTUR TEKNOLOGI DIREKTUR
DIREKTUR KEUANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
SURAT DAN PAKET DAN JASA KEUANGAN RITEL DAN PROPERTI
DAN UMUM

SATUAN
Kepala Change VP PENGEMBANGAN VP PENGEMBANGAN
SVP PENJUALAN SVP OPERASI BISNIS PAKET
PENGAWAS
Management Office BISNIS SURAT INTERNAL

VP HUKUM
Sekretaris
Perusahaan

Area Penjualan Pos Admail Area Operasi

Sales Representative Unit Operasi

Sumber: Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) No: KD.01/DIRUT/0112

pelanggan ritel premium dan korporat. SBU Pos nanti, Pos Admail direncanakan menjadi sebuah
Admail yang termasuk ke dalam kelompok core organisasi area yang hanya melakukan kegiatan
business mail menjadi sebuah unit bisnis pada produksi berupa pencetakan, tanpa aktivitas
tahun 2009 sesuai dengan concern perusahaan pemasaran layanan yang mandiri. Hingga
dalam mengembangkan Bisnis Pos Admail pada penelitian ini dibuat, Pos Indonesia telah memiliki
Strategic Business Program 2009. satu anak perusahaan yang lahir dari unit bisnis
lainnya selain Pos Admail, sedangkan operasional
Proses turnaround yang masih terus Pos Admail sebagai sebuah unit bisnis masih
berlangsung hingga tahun 2011 ternyata terus berjalan hingga struktur organisasi yang
berdampak bagi kelangsungan operasional SBU baru resmi diimplementasikan.
Pos Admail. Sehingga, dalam perjalanannya
Dari kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan
1. Asri, Andi. Analisis Corporate Turnaround dan Implikasinya Studi Kasus: untuk memperoleh gambaran serta pemahaman
PT Pos Indonesia. 2008. MM UI Jakarta

91
mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam persepektif finansial mengingat Pos Admail
kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir sebelum secara sebagai sebuah unit bisnis yang juga berfungsi
efektif berubah fungsi menjadi organisasi area sebagai pusat laba (profit center).
pada tahun 2012. Dari gambaran kinerja tersebut
diharapkan akan diperoleh kesimpulan mengenai Untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya
kelayakan SBU Pos Admail sebagai sebuah unit digunakan dua ukuran yang menghubungkan
bisnis yang sebaiknya tetap dipertahankan laba yang diperoleh pusat laba dengan investasi
eksistensinya ataukah memang sudah seharusnya yang digunakan untuk menghasilkan laba:
ditutup dalam proses turnaround Pos Indonesia. kembalian investasi (return on investment atau
ROI) dan residual income (RI) (Mulyadi, 2001).

TINJAUAN PUSTAKA Corporate Parenting Framework


Strategi Turnaround Kerangka Corporate Parenting (Campbell,
Goold, Alexander, 1995) dikembangkan
PT Pos Indonesia (Persero) sebagai
sebagai tanggapan atas adanya fenomena
sebuah perusahaan yang bergerak dalam
kegagalan manajer perusahaan induk untuk
penyelenggaraan perposan di Indonesia
mengidentifikasikan dua permasalahan penting,
dituntut untuk mampu merumuskan
yaitu mengenai unit usaha apa yang seharusnya
strategi pengembangan jasa perposan yang
dimasukkan dalam portofolio bisnis perusahaan
mengacu pada Universal Postal Union (UPU).
induk serta bagaimana pendekatan yang
Pengembangan strategi tersebut tetap
digunakan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya.
disesuaikan dengan kondisi spesifik dari negara.
Penggunaan kerangka parenting dalam penelitian
Implementasi strategi turnaround dalam tubuh
ini tidak difokuskan untuk pengembangan
PT Pos Indonesia (Persero) dilakukan karena
strategi korporat, dalam hal ini Pos Indonesia
kondisi tertentu, seperti misalnya keterbatasan
sebagai induk dari SBU Pos Admail. Hasil analisis
kondisi serta tuntutan perusahaan untuk terus
ini akan digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
bertahan dalam industri perposan di Indonesia.
kesesuaian skill yang dimiliki Pos Indonesia
Turnaround adalah sebuah proses untuk
sebagai parent dengan business’s need (SBU Pos
membawa sebuah perusahaan dari situasi poor
Admail), sehingga dapat memberikan landasan
performance kepada situasi baru good sustained
atas keputusan mempertahankan atau menutup
performance (Bibeault, 1982). Turnaround yang
unit bisnis tersebut.
dilakukan dalam suatu organisasi biasanya melalui
dua tahapan proses, yaitu: fase retrenchment, Untuk menilai tingkat kesesuaian tersebut
dan fase recovery. Bentuk langkah retrenchment memerlukan proses yang lama karena
yang umum dilakukan antara lain berupa membutuhkan keterbukaan oleh manajer
pengurangan tenaga kerja, penutupan fasilitas perusahaan induk maupun manajer unit bisnis
operasi/pelayanan, konsolidasi pekerjaan dan untuk mengidentifikasi parenting opportunities
departemen, desentralisasi, dan memperlebar yang terdapat pada unit bisnis. Oleh karena
spans of control (Robbins & Pearce II, 1992). itu, untuk mempermudah melakukan penilaian
tersebut dikembangkanlah suatu pendekatan
analisis terstruktur (structured analytical approach)
Pengukuran Kinerja Unit Bisnis yang terdiri dari empat komponen utama
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

untuk melakukan penilaian tingkat kesesuaian


Menurut Anthony & Govindarajan (2008), yang digambarkan dalam parenting fit matrix
hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai (Campbell, Goold, Alexander, 1995), yaitu:
pusat laba (profit center) karena manajer yang
bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki 1. Critical Success Factors
kendali atas pengembangan produk, proses
Critical success factors adalah keseluruhan
produksi, dan pemasaran. Dalam menjawab
faktor yang sangat berpengaruh serta
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian
membantu meningkatkan kinerja dan
ini, tahapan pertama akan difokuskan pada
menciptakan keunggulan bersaing unit
analisis kinerja SBU Pos Admail dilihat dari

92
usaha yang meliputi elemen strategis, dan kepercayaan customers terhadap
atribut produk, sumber daya, kompetisi suatu produk.
inti, dan kapabilitas bersaing. Sebagai salah
e. Linkage
satu faktor yang penting menentukan Meningkatkan efisiensi dan posisi pasar
keberhasilan atau kegagalan suatu unit dengan membangun jejaring (linkage)
usaha, critical success factors suatu bisnis yang lebih efektif dengan unit bisnis
akan sangat berbeda baik dalam satu lain.
industri maupun antar industri. Critical
success factors merupakan prasyarat utama f. Common capabilities
bagi setiap unit bisnis dalam melakukan Kapabilitas suatu unit bisnis yang dapat
dibagi (shared) dan dikembangkan
parenting opportunity analysis.
untuk meningkatkan kinerja unit bisnis
lainnya.

2. Parenting Opportunities g. Special expertise


Keahlian khusus yang terdapat
Parenting opportunities adalah kesempatan pada korporat seharusnya mampu
atau potensi (room) yang terdapat pada unit memberikan manfaat atau keuntungan
bisnis dan memungkinkan perusahaan induk bagi seluruh unit bisnis melaui
(parent’s company) untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi yang
kinerja serta menciptakan nilai tambah bagi dimilikinya.
seluruh unit bisnisnya melalui pengaruh
h. External relation
atau peranannya. Parenting opportunities Suatu unit usaha yang mempunyai
dapat diidentifikasi dengan melakukan external stakeholder seperti pemegang
penelusuran melalui beberapa faktor di saham (shareholders), pemerintah,
bawah ini: serikat kerja, serta supplier membutuhkan
a. Size and age bantuan perusahaan induk dalam
Faktor usia dan ukuran dari suatu proses pengembangannya.
unit usaha akan sangat berpengaruh i. Major decisions
terhadap munculnya permasalahan Keputusan penting yang diambil oleh
yang berkaitan dengan rumitnya manajemen bisnis karena mereka
prosedur birokrasi, biaya, overhead, menghadapi permasalahan terutama
suksesi kepemipinan, serta kapabilitas dalam hal pengambilan keputusan
fungsional dan keuangan. strategis serta untuk mendapatkan
b. Management dana segar dari investor.
Kebebasan dan wewenang yang dimiliki j. Major changes
oleh manajemen bisnis untuk merekrut Perubahan-perubahan mendasar dan
karyawan yang memiliki keahlian dan penting yang dilakukan oleh manajemen
kualitas tinggi agar tujuan unit bisnis unit bisnis yang miskin pengalaman
dapat tercapai secara lebih efektif. agar mereka dapat meningkatkan
c. Business definition kinerja unit usahanya.
Definisi tentang usaha yang
dikembangkan dalam rangka
membantu manajemen unit bisnis untuk 3. Parenting Characteristics
menentukan target pasar yang akan
dimasukinya. Perubahan definisi bisnis Parenting characteristics adalah karakter
(outsourcing atau strategi aliansi) akan unggul dari korporat, yang meliputi keahlian
menciptakan parenting opportunities (skills), sumber daya, proses manajemen,
baru. kapabilitas, serta kompetensi inti yang
memungkinkan untuk menciptakan nilai
d. Predictable error
tambah kepada seluruh unit usaha yang ada
Kekeliruan sebagai akibat dari kesalahan
melalui pengaruh/peranan dari:
manajemen bisnis seperti excessive
diversifications dan long product cycle a. The parent’s mental maps that guide
yang akan berdampak kepada persepsi parent managers

93
Nilai-nilai (values), aspirasi, pembiasan, Banyak perusahaan induk (parent
dan formula sukses yang membantu company) mampu menciptakan nilai
manajer perusahaan induk untuk bagi bisnisnya karena dominasi manajer
melakukan kesepakatan dengan dengan kapabilitas dan kompetensi
unit bisnisnya. Mental maps tersebut yang kuat.
akan mempertajam persepsi manajer
perusahaan induk terhadap opportunities 4. Parenting Fit Matrix
yang ada untuk memperbaiki kinerja
unit usaha. Persepsi ini pada umumnya Merupakan sebuah matrix yang akan
direfleksikan secara mendalam membantu untuk dapat menentukan posisi
berdasarkan perilaku dan kepercayaan unit bisnis usaha dalam portofolio bisnis
yang bersumber dari pengalaman dari suatu perusahaan, dimana setiap posisi
pribadi para manajer perusahaan induk, tersebut mempunyai implikasi strategi yang
dimana seorang manajer suatu bisnis berbeda bagi pengembangannya ke depan.
akan menghasilkan pemetaan (maps) Matrix ini akan mengelompokkan unit bisnis
yang berbeda dengan pengalaman ke dalam lima kategori utama:
manajer dari suatu bisnis yang
berbeda. a. Heartland Business
Ketika sebuah unit bisnis berada pada
b. The corporate structures, management posisi ini dalam sebuah corporate
system, and processes parenting framework, maka unit
Banyaknya tingkatan dalam suatu bisnis tersebut merupakan unit bisnis
hierarki, keberadaan suatu matrix, primadona bagi perusahaan. Unit bisnis
proses penunjukkan manajemen, dalam kategori heartland mempunyai
sistem perekrutan sumber daya tingkat kesesuaian yang tinggi antara
manusia, proses perencanaan dan parenting characteristics dan parenting
pembelanjaan, struktur pembuatan opportunities, serta antara parenting
keputusan strategis, dan sistem harga characteristics dan critical success
transfer (transfer pricing) adalah faktor factors unit bisnisnya. Heartland
penting yang memungkinkannya untuk business mempunyai kesempatan untuk
menciptakan nilai. meningkatkan apa saja nilai yang telah
diketahui oleh perusahaan induk, dan
c. The central functions, services, and mempunyai faktor penting penunjang
resources keberhasilan yang telah dimengerti
The central functions, services, dengan baik oleh perusahaan induk.
keunggulan sumber daya, corporate
brand, dan special government b. Edge of Heartland Business
relationship seharusnya mampu Pada posisi ini terdapat beberapa
mendukung usaha manajemen lini ketidaksesuaian antara parent company
untuk menciptakan nilai, walaupun dengan unit bisnis. Dengan kata lain,
sangat tergantung kepada kondisi dan tidak semua karakteristik yang dimiliki
situasi lingkungan yang berbeda pada oleh parent company bisa sesuai dengan
setiap unit bisnis tersebut. unit bisnis yang dimilikinya. Namun,
jumlah kesesuaian yang terdapat antara
d. The decentralization contract between
parent company dengan unit bisnis
parents and business
masih jauh lebih banyak dibandingkan
Kategori yang berisi batasan otorisasi
dengan jumlah ketidaksesuaian yang
(authorization limits) dan pembagian
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

terjadi. Unit bisnis yang terletak di


tugas (job descriptions) ini akan membuat
posisi ini dalam sebuah parenting fit
definisi secara jelas pada bagian mana
matrix memerlukan perhatian khusus
suatu perusahaan induk mempunyai
dari pihak manajemen parent company
pengaruh yang besar dan pada bagian
untuk bisa bertransformasi ke dalam
mana manajemen perusahaan induk
unit bisnis yang berada pada posisi
seharusnya mendelegasikan wewenang
heartland.
kepada manajemen bisnisnya.
c. Ballast Business
e. The nature, experiences, and skills of
Unit bisnis dalam kategori Ballast
manager in the parent’s organization.
mempunyai tingkat kesesuaian yang

94
tinggi antara parenting characteristics Tinjauan Pasar Mail Korporat di
dan critical success factors dari
unit bisnis, tetapi memiliki tingkat
Indonesia
kesesuaian yang masih rendah antara Potensi pasar transactional mail saat ini dapat
parenting characteristics dan parenting ditinjau dari pengkajian potensi perusahaan-
opportunities. Peluang unit bisnis yang perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
terletak dalam posisi ini sudah sangat
yang berbasis teknologi. Perusahaan-perusahaan
terbatas.
tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
d. Alien-Territory Business kelompok besar, yaitu: bank, lembaga pembiayaan
Unit bisnis dalam kategori Alien Territory non bank, telekomunikasi, dan asuransi.
memiliki tingkat kesesuaian yang
rendah antara parenting characteristics Untuk segmen lembaga keuangan bank,
dan critical success factors, dan juga potensi mail bersumber dari produksi dan
tingkat kesesuaian rendah pada pengiriman rekening Koran tabungan (account
parenting characteristics dan parenting statement), rekening giro (giro statement) dan
opportunities. Unit bisnis yang terletak kiriman promosi (direct mail lainnya) dalam
pada posisi ini juga memiliki peluang bentuk info letter. Meskipun tidak semua bank
untuk bisa berkembang yang sudah
menggunakan pola rekening Koran, namun sistem
sangat terbatas.
rekening koran ini semakin marak dilakukan
e. Value Trap Business seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas
Bisnis dalam kategori ini mempunyai layanan pembayaran dan penyetoran berbasis
tingkat kesesuaian yang rendah antara IT yang meminimalisir pelanggan harus datang
parenting characteristics dan critical ke lokasi untuk melakukan transaksi. Selain itu,
success factors, tapi memiliki kesesuaian informasi pemberian kredit kepada nasabah
tinggi antara parenting characteristics yang dilakukan oleh bank juga merupakan target
dan parenting opportunities. market potensial, baik kredit konsumsi, kerdit
usaha maupun kredit investasi. Untuk lembaga
keuangan non bank, khususnya lembaga
Area Bisnis SBU Pos Admail pembiayaan yang saat ini mayoritas bergerak
dalam bidang kredit kendaraan serta pembiayaan
Sebagai sebuah badan usaha, Pos Indonesia peralatan rumah tangga, potensi mail bersumber
dihadapkan pada kondisi persaingan bisnis dari tagihan kredit bulanan yang disampaikan
perposan yang semakin ketat. Layanan pengiriman pada pelanggan, dan juga reminder letter bagi
surat atau di pasar umumya dikategorikan para penunggak.
sebagai ”mail” merupakan core business Pos
Indonesia sejak awal didirikan hingga saat ini. Pada segmen telekomunikasi, potensi pasar
Pembentukan SBU Pos Admail dimaksudkan transactional mail diproyeksikan berdasarkan
sebagai unit profit center yang didedikasikan jumlah pelanggan yang terdaftar sebagai
dalam memberikan layanan untuk segmen pelanggan pasca bayar pada operator. Tiap
pelanggan korporat secara terintegrasi, fokus, pelanggan memiliki variasi dalam jumlah
dan profesional termasuk di dalamnya pemberian penerimaan pucuk surat yang berisi billing
layanan nilai tambah di fungsi pra posting (solusi statement dikarenakan kebutuhan yang berbeda-
terintegrasi). Personalized Printing & Mailing beda.
atau lebih dikenal dengan sebutan variable data
printing merupakan lini bisnis yang menjadi Potensi pasar transactional mail pada segmen
kompetensi Pos Admail sejak awal didirikan pada perusahaan asuransi diperoleh dari jumlah info
tahun 2004 dengan nama SBU AdmailPos. letter yang dikirimkan kepada pelanggan secara
berkala, biasanya per-bulan. Jumlah peserta
asuransi mencerminkan potensi info letter bulanan
yang akan diproduksi dan dikirimkan. Selain
info letter, jumlah peserta asuransi yang terus
bertumbuh juga merupakan potensi yang layak
digarap dari sisi pencetakan polis asuransinya.

95
Peta Persaingan Walaupun data jumlah produksi dan
pendapatan yang terlihat pada gambar 3 dan 4
Sebagai pendatang baru dalam bisnis mail menunjukkan kondisi yang fluktuatif, namun pada
korporat, nama SBU Pos Admail cukup disegani kenyataannya jumlah nilai pendapatan dari tahun
dan diperhitungkan oleh pesaing-pesaingnya. ke-1 dan tahun ke-2 mengalami pertumbuhan
Beberapa perusahaan pesaing yang termasuk positif.
dalam tiga besar pesaing SBU Pos Admail dalam
industri variable data printing adalah X-print yang
merupakan unit usaha dari PT Astra Graphia Tbk,
kemudian Intercity, dan Datanet. Perkembangan
hasil produksi serta pendapatan kotor Pos Admail METODE PENELITIAN
dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan kondisi
yang fluktuatif, namun pada kenyataannya jumlah Batasan Penelitian
nilai pendapatan dari tahun ke-1 hingga tahun
ke-2 mengalami pertumbuhan positif. Dengan kondisi bahwa pembentukan SBU
Pos Admail terjadi pada akhir tahun 2009, maka

Gambar 3. Grafik Data Jumlah Produksi SBU Pos Admail Dua Tahun Terakhir

Sumber: data Pos Admail (unauditted)

operasional unit bisnis ini efektif berjalan pada


awal tahun 2010. Atas dasar tersebut, batasan
Gambar 4. Grafik Data Jumlah Nilai Pendapatan
pada penilaian kinerja Pos Admail adalah dua
SBU Pos Admail Dua Tahun Terakhir
tahun terakhir sebelum Pos Admail secara efektif
berubah fungsi menjadi organisasi area.

Metode Pengumpulan Data


Penelitian dilakukan dengan metode
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan


menganalisis baik data primer maupun sekunder.
Data primer diperoleh melalui proses wawancara
mendalam (in-depth interview) dengan pihak
manajemen SBU Pos Admail yang bertujuan
Sumber: data Pos Admail (unauditted) untuk mengetahui latar belakang pembentukan
unit bisnis serta melakukan penelusuran
mengenai karakteristik PT Pos Indonesia sebagai
induk perusahaan (parent’s characteristics). Teknik

96
wawancara mendalam biasanya melekat erat Tahapan analisis selanjutnya adalah
dengan penelitian kualitatif. Menurut Hariwijaya mengidentifikasi tingkat kesesuaian antara unit
(2007), wawancara mendalam adalah proses bisnis dengan korporat melalui suatu metode
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian yang menggunakan konsep Corporate Parenting
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka Framework (Campbell, Goold, Alexander, 1995).
antara pewawancara dengan informan atau Dalam penelitian ini, kerangka kerja tersebut
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa digunakan sebagai landasan dalam menjawab
menggunakan pedoman (guide) wawancara di permasalahan penutupan unit bisnis Pos
mana pewawancara dan informan terlibat dalam Admail. Penilaian (assessing) yang dilakukan
kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya dalam kerangka kerja parenting ini adalah pada
ialah memungkinkan peneliti mendapatkan tingkat kesesuaian (fit) antara parent’s company
jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan skill dan business’s need. Jika kedua elemen
ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian yang
maka kerjasama yang baik antara pewawancara tinggi, maka akan menciptakan keuntungan
dan yang diwawancarai sangat diperlukan. yang merata, namun jika tingkat kesesuaiannya
rendah tentu akan merusak nilai bisnis tersebut.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang Hal tersebut juga dapat berarti bahwa jika
diperoleh dari hasil analisis. Data-data tersebut tingkat kesesuaiannya tinggi maka suatu unit
termasuk berbagai hasil studi dan penelitian bisnis yang dibentuk oleh perusahaan induknya
empiris terkait yang dimuat dalam berbagai dapat dipertahankan untuk terus dikembangkan
jurnal ilmiah, hasil kajian dan referensi lain. dengan mempersiapkan langkah strategis
selanjutnya.

Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan
dalam menjawab permasalahan yang dirumuskan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengukuran Kinerja Unit Bisnis
- Pengukuran kinerja Pos Admail akan dilihat
dari persepektif finansial mengingat unit Evaluasi kinerja SBU Pos Admail dilakukan
bisnis ini dibentuk sebagai pusat laba dengan melakukan analisis finansial yang
dengan membandingkan target yang dapat membandingkan tingkat pencapaian unit bisnis
dilihat dari RKAP dengan laporan Penjelasan dengan target yang ditetapkan oleh Pos Indonesia
Laba/Rugi atau laporan realisasi SBU Pos sebagai induk perusahaan. Kegiatan operasional
Admail tahun 20XX-20XX. SBU Pos Admail yang diresmikan pada tahun
2009 baru dapat dikatakan berjalan secara efektif
Kembalian investasi (return on investment
pada awal tahun ke-1. Status Admail yang hingga
- ROI) sering juga disebut dengan return
akhir tahun 2008 masih menjadi bagian dari SBU
on total assets (ROA). Formula untuk
Pos Prima membutuhkan proses penyesuaian
menghitung ROI menurut Mulyadi (2001)
pada seluruh bagian unit bisnis, termasuk dalam
adalah sebagai berikut:
pemisahan operasionalisasinya. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa pelaporan kinerja awal
Laba tahun ke-1, termasuk RKA unit bisnis, masih
ROI =
Investasi tergabung dengan pelaporan kinerja SBU Pos
Prima.
- Mengidentifikasi tingkat kesesuaian antara
Mengacu pada data pada tabel 1 di atas,
unit bisnis dengan korporat melalui suatu
gambaran kinerja keuangan Pos Admail selama
metode yang menggunakan konsep
2 (dua) tahun terakhir terlihat belum mencapai
Corporate Parenting Framework (Campbell,
target yang ditetapkan oleh korporat pada
Goold, Alexander, 1995).
RKAP. Namun, presentase pertumbuhan laba
yang dicapai dari tahun ke-1 hingga tahun

97
Tabel 2. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Finansial SBU Pos Admail Dalam Dua
Tahun Terakhir

Composite Cronbachs
AVE R Square Communality Redundancy
Reliability Alpha
X1PEU 0,512167 0,860049 0,813925 0,512166
X2PU 0,520784 0,875591 0,497041 0,826155 0,520785 0,256220
YBIU 0,780350 0,914157 0,710851 0,858828 0,780350 0,124704
ZASU 1,000000 1,000000 0,489897 1,000000 1,000000 0,489897
Sumber: RKAP dan Laporan Penjelasan Laba/Rugi SBU Pos Admail (unauditted)

ke-2 cenderung mengalami peningkatan yang transformasi bisnis, serta aktiva tak berwujud
signifikan yaitu sebesar 96,51%. Jika capaian transformasi bisnis. Biaya investasi untuk tahun
pendapatan bersih serta laba lebih kecil daripada ke-1 dan ke-2 tidak terdapat alokasi untuk tanah,
nilai yang ditargetkan, hal sebaliknya terjadi gedung, kendaraan bermotor, serta aktiva tetap
pada realisasi biaya yang dialokasikan. Alokasi transformasi bisnis sehingga hasil penghitungan
biaya yang dibutuhkan dalam dua tahun tersebut ROI Pos Admail pada tahun ke-1 dan ke-2 adalah
cenderung melampaui target yang ditetapkan sebagai berikut;
pada RKAP, bahkan mengalami peningkatan
sebesar 107,76%. Bertambahnya jumlah pegawai, Tabel 3. Hasil Penghitungan ROI SBU Pos Admail
baik yang bersifat permanen maupun kontrak Dalam Dua Tahun Terakhir
semakin menambah beban biaya pegawai.
Kemudian, perminataan pasar yang berasal dari
luar Jakarta juga menuntut perjalanan dinas yang
tidak sedikit jumlahnya sehingga meningkatkan
biaya perjalanan dinas. Biaya penyusutan barang
Sumber: olah data RKAP sebelum audit
inventaris serta pengembangan pasar juga
semakin meningkat pada tahun ke-2. Namun,
peningkatan beberapa biaya tersebut tidak
Corporate Parenting Framework
diikuti dengan peningkatan alokasi biaya promosi
bisnis. Penilaian kesesuaian unit bisnis dengan
korporat melalui suatu metode yang
menggunakan konsep Corporate Parenting
Framework dilengkapi dengan alat analisis yang
Penghitungan Return on dapat dipercaya (reliable) melalui pendekatan
Investment analisis terstruktur (structural analitical approach).
Pendekatan ini memiliki tingkat subyektivitas
Penghitungan Return on Investment atau ROI
yang relatif tinggi, yang dapat disebabkan
menghasilkan persentase yang menunjukkan
karena penelusuran critical success factors dan
seberapa efektif suatu pusat laba, dalam
parenting opportunities dari unit bisnis, serta
mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Dalam
parent characteristics dari parent company yang
hal ini penghitungan ROI dilakukan untuk
hanya didasarkan pada hasil penilaian subyektif
mengetahui efektivitas Pos Admail selama kurun
oleh manajemen unit bisnis dan manajemen
waktu 2 (dua) tahun terakhir sebagai sebuah unit
pihak korporat. Terlepas dari hal tersebut, analisis
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

bisnis yang juga ditujukan sebagai pusat laba


tingkat kesesuaian unit bisnis Pos Admail dengan
bagi Pos Indonesia.
parent company Pos Indonesia memberikan suatu
Biaya investasi yang akan digunakan dalam kejelasan posisi tersendiri.
penghitungan ROI mengacu pada RKAP SBU
1. Identifikasi Variabel Penelitian
Pos Admail dimana terdapat alokasi khusus yang
ditujukan sebagai investasi unit bisnis dengan 1. Critical Success Factors
rincian; tanah dan sertifikat, gedung, kendaraan Komponen pertama yang perlu diidentifikasi
bermotor, barang inventaris, aktiva tetap dalam melakukan tahapan analisis terstruktur

98
dengan kerangka parenting adalah critical Berikut adalah potensi dari unit bisnis yang
success factors unit bisnis. Berdasarkan hasil teridentifikasi:
diskusi dengan pihak manajemen Pos Admail, • Market share
terdapat beberapa komponen utama yang • Dukungan SDM Pemasaran
dapat dikategorikan ke dalam komponen
critical success factors dalam industri mail 3. Parenting Characteristics
korporat. Komponen-komponen tersebut Parenting Characteristics adalah beberapa
adalah sebagai berikut: karakteristik penting atau faktor sukses yang
• Kualitas Produk menjadi keunggulan bersaing perusahaan
• Tarif Delivery induk sehingga memberi keunggulan bagi
• Hasil Delivery upaya penciptaan nilai pada unit bisnis yang
• Keamanan Data dimiliki. Berikut adalah beberapa karakteristik
unggulan dari PT Pos Indonesia sebagai
2. Parenting Opportunities parent company dari SBU Pos Admail:
Variabel berikutnya yang akan diidentifikasi • Menawarkan serangkaian produk/
adalah parenting opportunities dari unit layanan perposan yang lengkap
bisnis. Sebagai sebuah unit bisnis yang • Memiliki jaringan/ jangkauan wilayah
belum lama berdiri, Pos Admail memiliki serta infrastruktur yang luas
potensi besar untuk terus dikembangkan • Layanan reporting yang reliable
baik secara internal unit bisnis ataupun
dengan dukungan atau pengasuhan dari
induk perusahaan dalam meningkatkan
kinerja serta menciptakan nilai tambah.

2. Total Scoring Seluruh Variabel


Tabel 4. Identifikasi terhadap Critical Success Factors SBU Pos Admail

Vertical Axis Critical Success Factors Weight Rating Value


(Parent • Kualitas Produk 0,17 4 0,68
Characteristics vs • Tarif Delivery 0,22 3 0,66
Critical Success • Hasil Delivery 0,42 3 1,26
Factors) • Keamanan Data 0,20 3 0,60
Total 3,20

Tabel 5. Identifikasi terhadap Parenting Opportunities SBU Pos Admail


Parenting Opportunities Weight Rating Value
Horizontal Axis 0,63 4 2,52
• Market Share
(Parent characteristics
0,37 3 1,11
vs Parenting • Dukungan SDM
Opportunities) Pemasaran

Total 3,63
Sumber: data yang diolah

3. Parenting Fit Matrix


Tahapan akhir dalam pendekatan analisis
terstruktur setelah proses pembobotan dan rating
antara unit bisnis dengan parent company adalah
proses pemetaan unit bisnis pada parenting fit
matrix. Hasil pembobotan untuk critical success
factors adalah sebesar 3,2 dan hasil pembobotan
untuk parenting opportunities sebesar 3,6.

99
Apabila angka-angka tersebut digambarkan ke KESIMPULAN DAN SARAN
dalam parenting fit matrix akan terlihat bahwa
unit bisnis Pos Admail berada pada area Edge of Kesimpulan
Heartland.
Evaluasi kinerja SBU Pos Admail dilakukan
Gambar 5. Parenting Fit Matrix SBU Pos Admail dengan melakukan analisis finansial yang
membandingkan tingkat pencapaian unit
bisnis dengan target yang ditetapkan oleh Pos
Indonesia sebagai induk perusahaan. Evaluasi
didukung dengan penghitungan ROI (Return on
Investment) untuk menunjukkan efektivitas dari
Pos Admail sebagai sebuah pusat laba. SBU Pos
Admail menunjukkan kinerja yang cukup baik jika
dilihat dari pertumbuhan pendapatan serta laba
bersih yang dihasilkan dari tahun ke-1 hingga
tahun ke-2. Presentase pertumbuhan pendapatan
bersih dalam dua tahun tersebut sebesar
102,56%, laba bersih sebesar 96,51%, walaupun
juga diikuti dengan peningkatan biaya sebesar
107,76%. Namun, pencapaian kinerja keuangan
yang dihasilkan oleh Pos Admail tersebut masih
belum mencapai target yang ditetapkan oleh
Sumber: data yang diolah
korporat yang tertuang dalam RKAP.

Kemudian, dari hasil penghitungan ROI dapat


Hasil pemetaan posisi Pos Admail pada disimpulkan bahwa unit bisnis Pos Admail memiliki
Parenting Fit Matrix (Gambar 5) menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mendayagunakan
bahwa unit bisnis tersebut berada pada area aktiva yang dimiliki. Dengan alokasi investasi yang
Edge of Heartland. Posisi Pos Admail yang berada cukup terbatas Pos Admail mampu menghasilkan
dalam area Edge of Heartland dinilai memiliki laba dengan jumlah yang cukup tinggi, sehingga
kesesuaian dengan kondisi yang ada saat ini investasi Pos Indonesia dengan membentuk unit
oleh pihak manajemen unit bisnis. Posisi ini bisnis Pos Admail ini merupakan sesuatu yang
menunjukkan bahwa tidak semua karaketeristik dianggap cukup menguntungkan.
yang dimiliki oleh parent company sesuai dengan
unit bisnisnya. Namun, secara umum jumlah Keputusan Pos Indonesia dalam merubah
kesesuaian yang terdapat antara parent company bentuk Pos Admail dari sebuah unit bisnis menjadi
dengan unit bisnis Pos Admail masih jauh lebih unit organisasi area yang hanya melakukan
banyak daripada jumlah ketidaksesuaiannya. Pos kegiatan produksi berupa pencetakan merupakan
Indonesia sebagai parent company mungkin tidak sebuah keputusan strategis yang berdampak
memiliki semua karakteristik yang dibutuhkan pada kinerja perusahaan secara umum ke
oleh unit bisnis Pos Admail, atau bahkan tidak depannya. Jika melihat dari hasil assessment
memahami faktor-faktor strategis dari unit menggunakan corporate parenting framework,
bisnisnya. Unit bisnis yang terletak pada area edge Pos Indonesia sebagai parent company mungkin
of heartland membutuhkan perhatian khusus ”kurang memahami kebutuhan” Pos Admail.
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

dari pihak manajemen parent company untuk Dalam penerapan strategi turnaround, yang
dapat bertransformasi menjadi unit bisnis yang diharapkan adalah kembalinya perusahaan pada
berada dalam area heartland sehingga mampu fase sebelum decline melalui fase retrenchment.
memberikan nilai optimal bagi perusahaan Jika keputusan ini dapat dimasukkan ke dalam
induk. kategori pengurangan lini bisnis atau produk
yang tidak menguntungkan yang merupakan
bagian dari langkah-langkah retrenchment, maka
Pos Indonesia sebaiknya dapat mengevaluasi
kembali keputusan ini. Walaupun kinerja Pos

100
Admail tidak mencapai target yang ditetapkan, manajemen unit bisnis ini akan prospek Pos
namun tingkat pertumbuhan yang dihasilkan Admail kembali hadir dalam bentuk SBU, bahkan
menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut mungkin dalam bentuk anak perusahaan tetap
memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam ada mengingat potensi bisnis mail korporat yang
pengelolaan aktivanya. Pos Indonesia sebagai masih akan terus berkembang kedepannya. Dan,
parent company juga sebaiknya mencari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
penyebab ketidakoptimalan unit bisnis ini dalam pengantar yang bermanfaat bagi penelitian
menghasilkan laba, yang sangat dimungkinkan maupun kajian selanjutnya.
dari kurangnya pengasuhan yang diberikan bagi
unit bisnisnya.

Mengacu pada hasil assessment menggunakan


corporate parenting framework, unit bisnis Pos DAFTAR PUSTAKA
Admail yang berada dalam area edge of heartland
memiliki potensi untuk dapat memberikan nilai
tambah bagi korporat. Potensi tersebut dapat Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan, 200),
didukung dengan memberikan pengasuhan Sistem Pengendalian Manajemen,
yang tepat, salah satunya dengan mendukung Buku 1, ed 11, Alih Bahasa: Drs. F.X. Kurniawan
critical success factors yang dimiliki oleh Pos T.M.Si, Ak, Salemba Empat, Jakarta.
Admail. Peningkatan kualitas hasil delivery yang
Bibeault, Donald B., 1982. Corporate Turnaround:
merupakan faktor kritis penentu kesuksesan
How Managers Turn Losers Into
Pos Admail dalam memenangkan persaingan
pada industri variable data printing juga harus Winners. McGraw Hill. New York.
didukung dengan kualitas armada yang bertugas
Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.
menyampaikan kiriman dari para pelanggan
Corporate Strategy: Quest for Parenting
korporat kepada konsumennya.
Advantage. Harvard Business Review, May –
June: 120-132.
Saran
Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.
Hal lain yang juga sangat dibutuhkan adalah Many Best Way to Make Strategy. Harvard
dukungan SDM yang kompeten serta jumlah Business Review, Nov – Dec: 333-345
yang memadai terutama pada lini pemasaran
Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.
dalam menjawab permintaan calon pelanggan
The Value of The Parent Company. California
korporat yang tersebar di penjuru Nusantara.
Management Review, Vol. 38, no. 1:79-97
Sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan
SDM pemasaran yang handal dengan jumlah Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.
cukup ke depannya dapat dilakukan metode Parenting Advantage: The Key to Corporate
“getok tular” dari SDM pemasaran eksisting, Level Strategy. Prism, 2nd quarter: 23-33
dan akan lebih baik lagi jika dipersiapkan pada
Ditjen SDPPI. Data Statistik Bidang Pos dan
tiap daerah atau Wilayah Pos. Usaha untuk
Telekomunikasi Semester I tahun 2010.
meningkatkan kesesuaian antara parent company
dengan unit bisnisnya diharapkan dapat Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat
menciptakan nilai lebih bagi unit bisnis secara Pos dan Informatika, Kementerian
khusus, serta peningkatan kinerja perusahaan Komunikasi dan Informatika. Hariwijaya, M,
secara menyeluruh. Metodologi dan teknik penulisan skripsi,
tesis, dan disertasi, elMatera Publishing,
Implementasi struktur organisasi Pos Yogyakarta, 2007
Indonesia baru yang akan segera diberlakukan
Mulyadi, (2001), Akuntansi Manajemen: Konsep,
pada pertengahan tahun 2012 ini memiliki
Manfaat dan Rekayasa, ed. 3, Salemba
harapan besar akan hadirnya peningkatan kinerja
Empat, Jakarta.
pada seluruh tubuh perusahaan. Peran Pos Admail
yang tidak lagi berbentuk sebuah unit bisnis, Robbins, D., & Pearce II, J.A (1992). “Turnaround,
namun menjadi Organisasi Area memerlukan Retrenchment and Recovery”. Srategic
kajian lebih lanjut kedepannya. Optimisme Management Journal, 13: 287-309.

101
http://www.quickmba.com/strategy. Waktu akses
19 Januari 2012, pukul: 14.00 WIB
http://www.quickstart.co.id/matriks-bcg/#more-
5355. Waktu akses 24 Februari 2012, pukul
10.00 WIB
http://www.aaui.or.id/member/member_list/.
Waktu akses 23 April 2012, pukul 14.00
WIB.
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

102
PEMANFAATAN TIK DALAM PENGEMBANGAN LAYANAN
PT. POS: STUDI TENTANG PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
KONSUMEN PADA PT. POS DI TANJUNGPINANG, KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo
herubuntoro@yahoo.com ; chapling_cb@yahoo.co.id

Peneliti Madya dan Calon Peneliti Puslitbang Penyelenggaraan Pos


dan Informatika
Telp. 021-3846189

Abstrak

Tulisan ini melaporkan temuan dari sebuah studi yang dilakukan terhadap para pelanggan dari PT.
Pos (Persero) di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Sebanyak 100 kuesioner telah disebarkan pada
pelanggan tersebut, dan wawancara mendalam juga dilakukan pada para intelektual terkait dan para pejabat
perusahaan. Penelitian ini antara lain menemukan bahwa penerapan TIK ternyata sangat menguntungkan
pelanggan. Namun mereka berpendapat bahwa perlu diadakan pelatihan bagi para pegawai perusahaan
untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan
TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi pelanggan.

Kata Kunci : Pemanfaatan TIK, Layanan Konsumen, PT. POS.

Abstract

This article reports findings of a study conducted to the customers of PT. Pos (Post Office) in Pangkalpinang,
The Province of Bangka Belitung. 100 questionairs were distributed among customers in addition to depth
interviews that were conducted to the company officials and intellectuals as well. Finding shows that the
application of information and communication technology in PT. Pos (Post office) was very beneficial to the
customers. Nevertheless they agree that the human resources of the company need more training to support
services, so that the implementation of ICT in this company is really beneficial to the people.

Keywords : Use of Information and Communication Technology, Customers Service, Post Ltd.

103
LATAR BELAKANG DAN meningkatkan kualitas layanan masyarakat
tersebut antara lain adalah dengan meningkatkan
MASALAH kualitas sumber daya manusia dan peralatan agar
kinerja dapat lebih kompetitif di pasaran. Demikian
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha
pula halnya PT. Pos yang ada di Pangkalpinang,
milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di
provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perusahaan
bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha
yang merupakan cabang dari PT. Pos Indonesia itu
Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan
dalam memberikan pelayanan pada pelanggan
sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk
tidak hanya terbatas dalam urusan perposan
usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan
tetapi juga dalam urusan transfer keuangan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi
komunikasi.
tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia
yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi Saat ini fasilitas pengiriman uang, pembayaran
sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia tagihan listrik, air, telepon, dan lain-lainnya dapat
memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah dilakukan di kantor pos Pangkalpinang. Berbagai
Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, kemudahan yang ditawarkan dalam pelayanan
S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang terhadap pelanggan merupakan suatu strategi
juga telah mengalami perubahan sebagaimana untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain
yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. pemanfaatan peralatan teknologi informasi dan
Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan komunikasi, hal lain yang juga perlu diperhatikan
Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998. untuk meningkatkan pelayanan tersebut
adalah pemasaran internal, hal ini penting bagi
Dalam Undang-undang Nomor 38 tahun
perusahaan jasa yang langsung berhubungan
2009 tentang Pos antara lain disebutkan bahwa
dengan konsumen (high contact), yaitu kualitas
Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau
jasa yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang
surat elektronik. Layanan paket, layanan logistik,
menghasilkan jasa tersebut.
layanan transaksi keuangan dan layanan keagenan
pos untuk kepentingan umum. Sebagai salah satu Jasa menurut Rangkuti adalah merupakan
BUMN PT. Pos juga harus tunduk pada Undang- pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat
undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
konsumen. Karenanya undang-undang tersebut umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara
mengharuskan PT. Pos meningkatkan kualitas bersamaan, dimana interaksi antara pemberi
layanan konsumennya. Pasal-pasal dalam jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa
undang-undang tersebut juga mengatur hak tersebut. (Rangkuti, 2006: ). Sedangkan menurut
dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Kotler, pengertian jasa adalah setiap tindakan atau
Selain kualitas pelayanan UU Perlindungan kinerja yang ditawar oleh pihak yang satu kepada
Konsumen juga memberikan hak bagi konsumen pihak lainnya yang secara esensial tidak kelihatan
untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.
dan jujur mengenai kondisi produk yang dijual. Produksinya tidak terikat pada suatu produk
Dalam dunia usaha sebuah perusahaan dengan fisik. (Kotler, 2001: ) Dari definisi-definisi diatas
volume aktivitas yang sangat padat dan banyak maka bila dikaitkan dengan layanan pos, dapat
memerlukan dukungan Sumberdaya Manusia dikatakan interaksi pemberi layanan dengan
dan peralatan secara absolut juga perlu didukung penerima jasa layanan akan mempengaruhi
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

dengan pemanfaatan teknologi informasi dan persepsi penerima atau pengguna layanan pos.
komunikasi (TIK). Kualitas layanan jasa akan sangat dipengaruhi
oleh sikap pemberi jasa.
Paradigma hubungan pelaku usaha dengan
konsumen saat ini telah berubah, dengan Untuk mempertahankan kualitas produk,
memanfaatkan teknologi informasi dan maka harus dipikirkan mutu Sumberdaya Manusia
komunikasi (TIK) melalui penyedia layanan. (karyawan), di mana memandang karyawan
Hubungan yang tadinya menjadikan konsumen sebagai bagian integral dari perusahaan,
layaknya obyek, kini saatnya menjadikan memandang pekerjaan sebagai produk, dan
konsumen sebagai subyek. Dan cara untuk dapat

104
mendesain produk sebaik mungkin guna b. Apa tanggapan para pelanggan tentang
memenuhi selera konsumen, sehingga pelayanan peningkatan kualitas pelayanan tersebut
menjadi lebih baik dan lebih memuaskan. oleh PT. Pos Indonesia?
Apalagi dalam Undang-undang No. 38 Tahun
2009 Pasal 7 antara lain menyebutkan
bahwa “Penyelenggaraan Pos dilakukan
dengan pelayanan prima dan berpedoman
pada standar pelayanan yang akan diatur dalam
TUJUAN DAN KEGUNAAN
peraturan Pemerintah”. Dalam penjelasannya,
yang dimaksud dengan “pelayanan prima” Studi ini bertujuan untuk :
adalah pelayanan yang memberikan kepastian
waktu, kepastian biaya, dan kejelasan prosedur. a. Mengetahui pemanfaatan teknologi
Dengan tingkat kompetensi karyawan yang informasi dan komunikasi untuk peningkatan
lebih profesional dalam pemasaran eksternal, kualitas layanan PT. Pos Indonesia.
mengarahkan kegiatan pemasaran ke publik, b. Mengetahui tanggapan konsumen tentang
dalam rangka menarik calon konsumen, agar kualitas pelayanan PT. Pos Indonesia setelah
terpengaruh, berkunjung, dan melakukan pemanfaatan teknologi informasi dan
transaksi, dengan menggunakan media promosi. komunikasi.

Syarnubi Som dalam penelitiannya tentang Adapun kegunaannya ialah terciptanya kondisi
‘Aplikasi Dan Manfaat TI Dalam Manajemen Sumber daya Manusia yang dapat mendukung
Perkantoran Modern’ menyimpulkan TI dewasa proses peningkatan kualitas layanan PT. Pos
ini sangat dibutuhkan untuk memanage sebuah Indonesia khususnya di Pangkalpinang melalui
kantor modern, apalagi kantor pemerintah yang pemanfaatan TIK. Dan terbangunnya iklim yang
berfungsi untuk melayani rakyat dengan cepat, lebih kondusif dalam peningkatan pelayanan
murah dan berkualitas. Ada tiga komponen berbasis TIK pada para pelanggan.
utama TI yaitu komputer, mikroelektronik, dan
telekomunikasi. Penggunaan TI dalam kantor
modern meliputi penanganan surat dinas,
pembuatan laporan, komunikasi perkantoran,
pengiriman surat dinas dan tata laksana arsip/
METODE PENELITIAN
filing (Syarnubi, http:/syarnubi.wordpress.com:
20-21). Selain melalui pemanfaatan teknologi Studi ini dilakukan dengan pendekatan
informasi dan komunikasi (TIK) yang mampu kuantitatif dan termasuk dalam paradigma klasik
merevolusi pemberian layanan pada konsumen (Team Peneliti Pusat Kajian Media dan Budaya
secara lebih tepat dan cepat, dalam pemasaran Populer, 2007). Analisis data dilakukan secara
interaktif ini terjadi hubungan (dialog) yang baik deskriptif. Pengumpulan data sekunder dilakukan
antara karyawan dan konsumen yang diharapkan dengan cara mempelajari berbagai dokumen
akan memberikan kepuasan kepada konsumen. dan pustaka baik secara langsung maupun
Namun apakah hal demikian diterapkan pada PT. melalui internet dan sumber-sumber lainnya.
Pos di Pangkalpinang ?. Pertanyaan inilah yang Selain itu data primer diperoleh dari lapangan
melatarbelakangi penulis untuk meneliti tentang melalui penyebaran kuesioner kepada para
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pelanggan Kantor Pos setempat serta wawancara
(TIK) dalam peningkatan kualitas layanan PT Pos mendalam guna memperoleh informasi yang
Indonesia terhadap konsumen di Pangkalpinang. mempunyai keterkaitan baik langsung maupun
Dan dari uraian tersebut kiranya dapat di ambil tidak langsung dengan topik kajian. Wawancara
beberapa masalah sebagai berikut : mendalam dilakukan dengan beberapa pihak
terutama para pejabat di lingkungan PT. Pos serta
a. Bagaimana pemanfaatan teknologi
pejabat/pakar terkait lainnya. Data yang telah
informasi dan komunikasi yang dilakukan
terkumpul ditabulasi serta diklasifikasi sesuai
oleh PT. Pos Indonesia untuk meningkatkan
dengan jenis dan golongannya, kemudian diolah
pelayanannya pada masyarakat?
secara manual dan dianalisa secara seksama.

105
KERANGKA TEORITIS Supriyanto Eko terbagi dalam 3 (tiga) tahapan
proses, yaitu :
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau biasa
disingkat TIK (Information and Communication a. Pelayanan pra-transaksi, kegiatan
Technology/ICT) adalah payung besar terminologi pelayanan ini dilakukan sebelum bertatap
yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk muka langsung dengan pelanggan untuk
memproses dan menyampaikan informasi. TIK mengurus keperluan pelanggan tersebut.
mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi b. Pelayanan saat-transaksi, kegiatan ini
dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi bertatap muka langsung dengan pelanggan
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, untuk mempermudah, cepat, lancar, tertib
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan dan nyaman.
pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi
c. Pelayanan pasca transaksi, kegiatan
komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan
pelayanan ini sesudah selesai bertatap
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
muka dengan pelanggan, untuk membantu
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
pelanggan agar dapat memanfaatkan
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
hasil-hasil pelayanan secara maksimum.
teknologi komunikasi adalah dua konsep yang
(Supriyanto, 2001 : 36)
tidak terpisahkan. Kementerian Negara Riset dan
Teknologi mendefinisikan Teknologi Informasi Kita memahami bahwa memuaskan
dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pelanggan itu memang tidak mudah, dan
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum untuk dapat merebut hati pelanggan kita perlu
adalah semua teknologi yang berhubungan melakukan pengembangan dengan menambah
dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), beberapa jenis layanan baru yang lebih menarik.
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan Pengembangan jenis-jenis layanan baru tanpa
penyajian informasi. (Kemenristek, 2006: 6) rencana akan berakhir dengan pemborosan
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan sumberdaya. Menurut Supriyanto Eko pelayanan
antara teknologi komputer (baik perangkat keras memiliki tingkat-tingkat prioritas pengembangan
maupun perangkat lunak) dengan teknologi yaitu : a) Pelayanan utama, memiliki prioritas
komunikasi pada pertengahan abad ke-20. pengembangan tertinggi, yaitu langsung
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan
pesat melampaui bidang teknologi lainnya. misi perusahaan. b) Pelayanan pendukung,
memiliki prioritas yang kedua, yaitu dibutuhkan
Jenis-jenis pelayanan sangat beragam, mulai para pelanggan pada saat mereka sedang
dari yang sangat sederhana sampai yang sangat memanfaatkan pelayanan utama. c) Pelayanan
rumit. Mulai dari yang nyaris tanpa teknologi tambahan, memiliki prioritas paling rendah, yaitu
sampai yang bermuatan teknologi canggih yang mungkin dibutuhkan para pelanggan pada
seperti komunikasi lewat satelit dan produksi saat mereka sedang memanfaatkan pelayanan
pesawat udara. Jika memperhatikan lebih cermat, utama atau pelayanan pendukung. (Suprianto,
proses pelayanan bukan hanya meliputi kegiatan- 2001: 37)
kegiatan pada saat pelanggan bertatap muka
secara langsung dengan petugas pelayanan. Sementara dalam Surat Keputusan Menteri
Melainkan juga meliputi kegiatan-kegiatan Penertiban dan Pendayagunaan Aparatur Negara
sebelum dan sesudahnya. Sebuah pelayanan disebutkan ada beberapa pedoman dasar bagi
tidak akan menjadi prima jika tidak secara tata laksana pelayanan umum oleh lembaga
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

tuntas mencakup semuanya. Sebelum petugas pemerintah kepada masyarakat. Semua layanan
bertatap muka langsung dengan pelanggan umum diharapkan dapat mengandung unsur-
mereka sudah harus menyiapkan bahan atau unsur :
peralatan, menyiapkan arsip pelanggan, dan
lain semacamnya. Sesudah selesai bertatap a. Kesederhanaan, pelayanan umum harus
muka dengan pelanggan, petugas masih harus mudah, cepat, lancar, tidak berbelit-belit,
berbenah, merekam data pelayanan, menyusun mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.
laporan, menyimpan arsip, dan mengganti b. Kejelasan dan kepastian, dalam hal prosedur
peralatan. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut pelayanan, persyaratan pelayanan, unit dan

106
pejabat yang bertanggungjawab, hak dan keberhasilannya. Kemungkinan keberhasilan
kewajiban petugas maupun pelanggan, dan PT. Pos Indonesia bergantung pada kekuatan
pejabat yang menangani keluhan. bisnisnya yang tidak hanya harus sesuai
dengan persyaratan berhasil di pasar sasaran
c. Keamanan, proses dan hasil pelayanan
tersebut, namun harus unggul dari pesaingnya.
harus aman dan nyaman, serta memberikan
Kompetensi saja belum berarti keunggulan
kepastian hukum.
kompetitif. Perusahaan yang paling berhasil
d. Keterbukaan, segala sesuatu tentang proses adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai
pelayanan harus disampaikan secara terbuka pelanggan tertinggi dan mempertahankan dalam
kepada masyarakat, diminta ataupun tidak jangka panjang. Untuk itu diperlukan penyajian
di minta. data yang akurat dan tepat serta memenuhi
e. Efisien, tidak perlu terjadi duplikasi keinginan pelanggan. Kebanyakan basis data
persyaratan oleh beberapa pelayanan yang ada dicemari dengan data yang salah atau
sekalipun. data yang tidak memenuhi keperluan pelanggan.
Untuk mengatasi masalah ini perlu dikembangkan
f. Ekonomis, biaya pelayanan ditetapkan framework analysis (bingkai analisa) untuk
secara wajar dengan mempertimbangkan mengidentifikasi dan mempelajari kualitas
nilai layanan, daya beli masyarakat, dan data tersebut. Bingkai analisis disebutkan oleh
peraturan perundang-undangan lainnya. Richard Y. Wang, Veda C. Storey, dan Christopher
g. Keadilan, pelayanan harus merata dalam hal P. Firth memiliki 7 elemen yaitu management
jangkauan dan pemanfaatannya. responsibilities, operation and assurance costs,
research and development, production, distribution,
h. Ketepatan waktu, tidak perlu berlama-lama.
personnel management, and legal function
(SK. Menpan No. 81 tahun 1993)
(IEEE Transactions On Knowledge And Data
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa layanan Engineering, 1995). Selain mengetahui peluang
menyangkut aspek sosial kehidupan masyarakat, yang menarik dilingkungannya, unit bisnis perlu
dimana masyarakat sangat membutuhkan juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk
layanan, baik yang diberikan oleh pemerintah berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Setiap
maupun sektor swasta. Seperti halnya PT. Pos unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan
Indonesia yang merupakan perusahaan BUMN kelemahannya secara periodik.
yang bergerak dalam bidang jasa perposan
dan jasa pengiriman uang baik skala nasional Ada hal lain yang sangat berperan dalam
maupun internasional. Dalam menghadapi menjalankan sebuah roda bisnis yaitu customer
persaingan bisnis tersebut PT. Pos Indonesia harus service yang merupakan jasa atau layanan yang
mempersiapkan semua infrastruktur (termasuk diberikan kepada konsumen dalam hubungan
peralatan teknologi informasi dan komunikasi) dengan produk tertentu. Jasa adalah sesuatu
maupun sumber daya manusia yang sangat yang dapat diidentifikasi secara terpisah
berperan untuk menjalankan roda perusahaan. tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan
Di samping itu suatu bisnis harus memantau menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.
kekuatan lingkungan makro (demografi ekonomi, Jika diperhatikan lebih cermat, proses pelayanan
teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya) dan bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan pada
pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, saat pelanggan bertatap muka secara langsung
pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang dengan petugas pelayanan. Melainkan juga
mempengaruhi kemampuannya memperoleh meliputi kegiatan-kegiatan sebelum dan
laba. Unit bisnis harus memiliki sistem intelijen sesudahnya. Sebuah pelayanan tidak akan
pemasaran untuk mengikuti kecenderungan menjadi prima jira tidak secara tuntas mencakup
dan perkembangan penting yang terjadi. semuanya. Sebelum petugas bertatap muka
Untuk masing-masing kecenderungan langsung dengan pelanggan mereka sudah harus
atau perkembangan, manajemen perlu menyiapkan bahan atau peralatan, menyiapkan
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang arsip pelanggan, dan lain semacamnya. Sesudah
ditimbulkannya. Peluang dapat digolongkan selesai bertatap muka dengan pelanggan,
menurut daya tariknya dan kemungkinan petugas masih harus berbenah, merekam data

107
pelanggan, menyusun laporan, menyimpan arsip, TEMUAN DAN PEMBAHASAN
dan mengganti peralatan.
Geografi dan Demografi
Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner,
menyatakan broad definition is one that defines Kota Pangkalpinang terletak di pulau Bangka,
services “include all economic activies whose provinsi Bangka Belitung (Babel), secara geografis
output is not a physical product or construction, is berada pada garis 1060 4’ sampai dengan 1060 7’
generally consumed at the time it is produced, and Bujur Timur dan antara 20 4’ sampai dengan 20 10’
provides added value in from (such as convenience, Lintang Selatan. Daerah ini berada pada bagian
amusement, timeness, comfort, or health) that timur pulau Bangka, dengan batas-batas sebelah
are essentially intangible concerns of its first utara desa Pagarawan, Kecamatan Merawang,
purchaser).” (Valarie A. Zeithaml & Mary Jo Bitner, Kabupaten Bangka, sebelah timur dengan Laut
2000: 3). Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang Cina Selatan, sebelah selatan dengan Desa Dul,
outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka
dengan waktu produksi dan memberikan nilai Tengah dan sebelah barat dengan Desa Air
tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, Duren, Kecamatan Mendo Barat, kabupaten
sehat) bersifat tidak berwujud. Bangka. Kondisi topografi kota Pangkalpinang
pada umumnya bergelombang dan berbukit
Jadi jelaslah bahwa jasa tidak bisa dikonsumsi dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan
secara langsung oleh si pemakai (user), melainkan laut, dan kemiringan 0-25 %. Secara morfologi
dirasa dalam hati. Dengan demikian konsumen daerahnya berbentuk cekung dimana bagian
akan merasa memperoleh keuntungan ( jasa pusat kota berada di dataran rendah. Daerah-
yang telah dibayar dan dirasakan) jika selalu daerah yang berbukit mengelompok di bagian
berhubungan dengan perusahaan langganannya barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa
yang sudah dia kenal dibandingkan dengan bukit utamanya ialah bukit Girimaya dan bukit
harapan terhadap perusahaan baru yang belum Menara, di kota ini mengalir sungai Rangkui
diketahuinya. Maka perusahaan secara konsisten dan sungai Pedindang, yang selajutnya bertemu
memperhatikan kepentingan konsumen dan dengan sungai Baturusa yang mengalir ke laut
konsumen akan tetap berlangganan dengan cina selatan.
perusahaan serta menjaga hubungannya. Dan
akhirnya konsumen yang pernah memakai produk Menurut data statistik yang bersumber dari
sebuah perusahaan tersebut akan merasa puas, data stasiun Meteorologi dan Geofisika kota
selanjutnya akan menarik konsumen lainnya. Pangkal pinang tahun 2009 mempunyai suhu
udara rata-rata berkisar antara 23,00 C, sampai
Terlalu banyak perusahaan yang berpikir dengan 33,70 C, dengan kelembaban berkisar
bahwa mendapatkan pelanggan adalah tugas antara 66,0 sampai 83,6 persen. Iklim di daerah ini
bagian pemasaran/penjualan. Jika bagian sangat dipengaruhi oleh laut, baik angin maupun
tidak mampu mendapatkan pelanggan, kelembabannya. Curah hujan rata-rata 155,4 mm
perusahaan akan berkesimpulan bahwa per bulan selama tahun 2009, dengan jumlah hari
tenaga pemasaran hanyalah salah satu hujan rata-rata 17 hari setiap bulannya dimana
faktor untuk menarik dan mempertahankan bulan terkering jatuh pada bulan September.
pelanggan. Para pelanggan menginginkan
nilai maksimum, dengan dibatasi oleh biaya Kota Pangkalpinang adalah Ibukota Provinsi
pencarian serta keterbatasan pengetahuan, Bangka Belitung yang sejak tahun 2001 diakui
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

mobilitas, dan penghasilan. Mereka sebagai daerah otonomi baru. Memiliki Luas
membentuk suatu harapan akan nilai dan wilayah 118,4 km2, yang mana di kota ini tidak
bertindak berdasarkan hal tersebut. Kunci terdapat areal persawahan. Lahan kering
untuk menghasilkan kesetiaan pelanggan (pekarangan, kebun, ladang, hutan, lahan
adalah memberikan nilai pelanggan yang sementara yang tidak diusahakan) luasnya
tinggi. mencapai 9,746 hektar. Selanjutnya lahan
lainnya (Rawa-rawa tidak ditanami, tambak dan
kolam) luasnya mencapai 2,049 hektar. Kota
Pangkalpinang terdiri atas 5 kecamatan dan

108
36 Kelurahan. Menurut data statistik jumlah akhir tahun 2010 tercatat jumlah pegawai pada
penduduk kota Pangkalpinang pada tahun 2010, Kantor Pemerintah Kota Pangkalpinang sebanyak
berjumlah 174,758 Jiwa (Berdasarkan hasil sensus 93 orang dan di Kecamatan sebanyak 439 orang.
penduduk 2010), dengan tingkat kepadatan Disamping itu juga tercatat sebanyak 992 orang
penduduk 1.476 per km2. Dari jumlah tersebut pegawai pada kantor Dinas-dinas, 242 orang
penduduk laki-laki berjumlah 89.500 jiwa dan pegawai konsentrasi, 654 orang pegawai UPT
penduduk perempuan berjumlah 85.258 Jiwa. (UPT Daerah dan UPT Dinas), serta tenaga guru
Dengan rata-rata pertumbuhan pendudukan sebanyak 1680 orang (Sumber: BPS Pangkalpinang,
sebesar 3,38% (2000-2010). Pola pemukiman 2011). Sebagaimana kita ketahui bahwa kota
penduduk di kota Pangkalpinang cukup padat, Pangkalpinang terdiri atas 5 (Lima) Kecamatan
sebagian besar berkonsentrasi di pusat kota. dan 36 kelurahan. Kelima kecamatan tersebut
ialah Kec. Tamansari (Membawahi Kelurahan
Kehidupan beragama di kota Pangkalpinang Rawa Bangun, Kel. Gedung Nasional, Kel. Opas
masih cukup harmonis. Menurut data statistik Indah, dan Kel. Batin Tikal), Kec. Pangkalbalam
mayoritas penduduknya beragama Islam (Membawahi Kel. Ampui, kel. Lontong Pancur,
(123.668), selain itu di sana terdapat pula kel. Pasir Garam, kel. Gabek I, kel. Gabek II, kel.
penganut Agama Budha (12.941), Konghucu Selindung Baru, kel. Air Salemba, kel. Rejosari,
(10.463), Kristen Katolik (7.204), Protestan (5.821), kel. Ketapang, kel. Persiapan Selindung), Kec.
dan Hindu (80). Di kota ini belum pernah terjadi Rangkui (Membawahi kel. Asam, kel. Parit Lalang,
kerusuhan sosial berdasarkan perbedaan agama kel. Bintang, kel. Pasir Putih, kel. Melintang, kel.
yang bersifat destruktif seperti di beberapa kota Keramat, kel. Mesjid Jamik, kel. Pasir Padi, dan
lainnya di Indonesia. Jumlah tempat peribadatan kel. Pintu Air), Kec. Bukit Intan (Membawahi
di kota Pangkalpinang seluruhnya mencapai 200 kel. Sriwijaya, kel. Sembung Lama, kel. Bacang,
buah, terdiri atas Masjid 84, Langgar/Musholla kel. Air Itam, kel. Bukit Besar, kel. Bukit Intan,
91, Gereja Katholik 7, Gereja Kristen Protestan dan kel. Sembung Lama), dan Kec. Gerunggang
9, Vihara 9, dan Pura 0. (Sumber: Pangkalpinang (Membawahi kel. Kejaksaan, kel. Kacang Pedang,
Dalam Angka, 2010). kel. Tuntunu, kel. Bukit Merapin, kel. Bukit Sari,
dan kel. Taman Bunga).
Kota Pangkalpinang dan Tanjung Pandan
merupakan pusat utama wilayah pengembangan
industri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain sebagai wilayah pengembangan industri Komunikasi dan Informatika
dan pertambangan, daerah ini juga potensial
Walaupun terletak di pulau Bangka, Prasarana
unutk pengembangan daerah pariwisata. Terkait
komunikasi di kota Pangkalpinang sudah cukup
dengan laju pertumbuhan penduduk dan laju
lengkap. Di kota ini siaran stasiun penyiaran
pertumbuhan ekonomi masyarakat, pemerintah
televisi yang berkedudukan di Jakarta, seperti
kota Pangkalpinang membuka peluang baru bagi
RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, dan lain-lainnya dapat
pemberdayaan masyarakat dan peningkatan
diterima dengan baik. Di kota ini juga terdapat
intensitas pembangunan untuk kesejahteraan
stasiun TVRI dan stasiun TV lokal. Selain stasiun
sosial masyarakat. Maka salah satu strategi yang
televisi di kota ini juga cukup banyak terdapat
ditempuh Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam
stasiun radio lokal. Disamping RRI terdapat
upaya pendekatan pelayanan kepada masyarakat
Radio siaran swasta niaga yang jumlahnya cukup
adalah melalui pemberian kesempatan
banyak. Prasarana telekomunikasi juga sudah
sepenuhnya kepada warga masyarakat untuk
cukup memadai. Jaringan telepon seluler, dan
mengakses informasi.
jaringan telepon di kota Pangkal pinang juga
sudah tersedia dan sudah hampir mencakup
semua wilayah. Kapasitas sentral, sambungan
Wilayah Pemerintahan induk dan jumlah pelanggan di kota ini pada
tahun 2009 sampai 2010 adalah sebagai berikut;
Salah satu unsur penting dalam pemerintahan
di kota Pangkalpinang adalah aparatur, yang
membantu Walikota dalam menjalankan tugas
pemerintahan daerah sehari-hari. Sampai dengan

109
Tabel 1. Di kota ini cukup banyak terdapat Wartel,
Jumlah Kapasitas Sentral, Sambungan Induk, dan Yantel, dan Warnet, seperti; Simpatik, Sayyid,
Jumlah Pelanggan Kopegyan PGP, Berlian, Kopegtel, dan Jaya
No. Uraian Satuan Jumlah Murni-2.

2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) Pelayanan Pos


1. Kapasitas Sentral SST 12.900 12.900 Walaupun teknologi informasi telah tumbuh
dengan pesat, peran Kantor Pos di Pangkalpinang
2. Sambungan Induk SST 16.550 16.966
masih cukup penting. Menurut data statistik
3. Jumlah Pengganan SST 12.621*) - jumlah surat yang dikirim dan diterima pada
Sumber: Kantor Daerah Pelanggan Telekomunikasi Pangkalpinang. tahun 2009 – 2010 adalah sebagai berikut.
*) Pelanggan; Bisnis, Rumah, Sosial, tidak termasuk Wartel dan
Telepon Umum.

Tabel 2.
Data Statistik Jumlah Surat Dikirim dan Surat Diterima

No. Jenis Surat Surat Dikirim (Pucuk) Surat Diterima (Pucuk)

2009 2010 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I Surat Pos Dalam Negeri


1. Biasa 520 3.060 583 1.693
2. Kilat 897 1.539 5.045 2.266
3. Dinas (BDB) - - - -
4. Kilat Khusus 116.299 43.055 105.586 91.448
5. Patas. - - - -
6. Tercatat. - 903 - 2.286
7. Tercatat dan Terdaftar 1.699 - 1.366 -
8. Tercatat Kilat - - - -
9. Dinas Terdaftar - - - -
10 Surat Dinas Pusat/Daerah. 18.419 25.162 - -
II Surat Pos Luar Negeri
1. Biasa (PU) - - - -
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

2. Tercatat - - - -
3. EMS (Express Mail Service) 295 404 165 145
Sumber: PT. Posando Pangkalpinang.

110
Jumlah Paket Pos yang dikirim dan diterima
menurut jenis pengiriman di Kota Pangkalpinang
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.
Jumlah Paket Dikirim dan Paket Diterima

No. Jenis Paket Paket Dikirim (Koli) Paket Diterima (Koli)

2009 2010 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Paket Pos Dalam Negeri


Biasa/Lambat 863.607 11.515 252.789 72.644
Udara/Cepat 62.575 95.164 86.737 42.150
Sumber: PT. Posindo Pangkalpinang.

Adapun jumlah weselpos yang dikirim dan


diterima di kota Pangkalpinang tahun 2009 –
2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.
Jumlah Wesel Dikirim dan Wesel Diterima

No. Jenis Paket Paket Dikirim (Koli) Paket Diterima (Koli)

2009 2010 2009 2010


I. Dalam Negeri
1. Jumlah Wesel (Pucuk)
- Biasa & Kilat - - - -
- Prima Khusus 53.809 50.871 5.949 11.260
- Berlangganan - - - -
- Westron - - - -
2. Jumlah uang (Juta Rupiah)
- Biasa & Kilat - - - -
- Prima Khusus 24.038.632.468 75.488.573.317 10.157.478.823 17.277.983.763
- Berlangganan - - - -
- Westron - - - -
II. Luar Negeri
1. Jumlah Wesel (Pucuk) - - - -
2. Jumlah Uang (Juta Rupiah) - - - -
Sumber: PT. Posindo Pangkalpinang.

111
Disamping hal tersebut diatas PT. Pos Pangkal informasi manajemen yang efektif dan terintegrasi.
pinang juga melaksanakan pengelolaan atas Sedang untuk menjalankan ketersediaan TIK
Tabanas Batara, Pensiun Taspen, dan pensiun tersebut diperlukan Ketersediaan SDM yang
Asabri. Sedangkan kegiatan lainnya seperti Giro handal. (24%)
Pos, Cekpos Wisata, Takesra, dan Kukesra untuk
tahun 2009 dan 2010 tidak ada catatannya. Dengan adanya pemanfaatan TIK di kantor Pos
Sedangkan jumlah produksi Kantor Pos lainnya di tersebut para karyawan menghendaki agar tingkat
Kota Pangkalpinang adalah Benda Pos (Perangko kemudahan dalam pekerjaan (Otomasi) (38%).
dan lain-lainnya) pada tahun 2010 tercatat Rp Sebanyak 38% karyawan lainnya berpendapat
49.555.000. Benda pihak ketiga; a) Material pada terjadinya peningkatan produktivitas kerja
tahun 2010 tercatat 1.163.660 buah, dan FBK (Mempersingkat waktu pengerjaan berkaitan
(Sampul) tahun 2010 tercatat Rp 273.000.000. dengan penyediaan informasi). Sedangkan
Sedang Kotak Pos yang disewakan pada tahun sebanyak 21% karyawan berharap agar terjadi
2010 tercatat 49 buah. peningkatan pelayanan penyediaan informasi
masyarakat. Lihat Gambar 1. berikut;

Gambar 1. Persentase Pendapat Karyawan


Pemanfaatan TIK pada PT. Pos terhadap Pemanfaatan TIK
Pangkalpinang
PT. Pos Indonesia merupakan badan usaha
milik negera yang di kelola secara profesional,
agar dapat menghasilkan profit dan dapat
mengembangkan bidang-bidang usaha yang
lainnya. Dalam menghasilkan keuntungan
serta pengembangan usaha di bidang lainnya
haruslah diimbangi dengan sumber daya yang Untuk mengimbangi pemanfaatan TIK oleh
ada yaitu sumberdaya manusia yang merupakan Kantor Pos diperlukan strategi pengembangan
hal penting dalam melaksanakan suatu aktivitas, Sumberdaya Manusia. Sebanyak 79% karyawan
serta sumberdaya lainnya yang meliputi peralatan berpendapat perlunya diadakan pelatihan untuk
yang mendukung pekerjaan tersebut, dalam hal mengembangkan ketrampilan yang dimiliki
ini peralatan teknologi informasi dan komunikasi. terutama di bidang computer/internet. Hal ini
Sejalan dengan hal itu di mana PT. Pos Indonesia sangat diperlukan oleh kantor pos tersebut,
di tuntut untuk menerima, mengambil dan untuk mengantisipasi kekurangan SDM di
membuka seluas-luasnya perkembangan masa mendatang. Sementara karyawan lainnya
teknologi informasi dan komunikasi agar dapat mengehdaki agar dilakukan penambahan
melayani konsumen dengan tepat, cepat dan perangkat keras (14%). Lihat Gambar 2 berikut;
memuaskan. Pemanfaatan TIK dikaitkan dengan
layanan sangat penting di mana sebuah layanan Gambar 2. Persentase Pendapat Karyawan
diperlukan media pendukung yaitu komputer terhadap Strategi Pengembangan SDM yang
dengan segala aplikasinya. Diperlukan PT Pos Indonesia

Hasil penelitian lapangan di kantor pos


menunjukkan bahwa kepemilikan e-mail address
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

bagi karyawan kantor Pos untuk berkoordinasi


dan bertukar informasi dengan rekan kerja
adalah sebanyak 45% menyatakan tidak
memiliki alamat e-mail, sedangkan sebanyak
55% menyatakan memiliki alamat e-mail. Selisih
antara yang memiliki dan yang tidak tipis sekali. Umumnya mayoritas (66%) dari karyawan
Sebagian besar pegawai (76%) berpendapat berpendapat bahwa pemanfaatan dan
bahwa pengembangan teknologi informasi dan pemahaman Perangkat Lunak (Software) dan
komunikasi di Kantor Pos memerlukan Sistem Perangkat Keras (Hardware) sudah cukup baik.
Demikian pula mayoritas dari mereka (58%)

112
berpendapat bahwa dengan pemanfaatan aplikasi Pendapat responden tentang
Microsoft Office XP dapat meningkatkan kualitas pemanfaatan TIK di Kantor Pos
pelayanan terhadap konsumen. Karena dalam
aplikasi Mikrosoft Office XP terdapat alat yang
Pangkalpinang.
dapat membantu untuk kelancaran pekerjaan. Berdasarkan Gambar 5 tersebut di bawah
sebanyak 59% responden menyatakan
Mengenai perlengkapan yang ada di Kantor pemanfaatan TIK untuk mendukung pekerjaan
Pos Pangkalpinang sebanyak 54% responden sehari-hari dalam melayani konsumen yang
menjawab dengan cukup baik, 23% responden melakukan transaksi di kantor pos tersebut Cukup
menjawab baik, dan 4% responden menjawab Baik. Tempat kedua sebanyak 28% responden
sangat baik. Seperti yang terlihat pada Gambar menjawab Baik Sekali. Sedangkan urutan ketiga
3 berikut; yang menyatakan Kurang dalam memanfaatkan
TIK hanya ada 10% responden. Artinya para
Gambar 3. Persentase Pendapat Responden pegawai kantor pos lebih memprioritaskan diri
terhadap Perlengkapan yang Terdapat di Kantor dalam pelayanan pada saat terjadinya transaksi,
Pos
karena kegiatan ini dapat bertatap muka langsung
60% 1 Sangat Tidak dengan para pelanggan dengan harapan bisa
50% Baik
mempermudah, lancar, nyaman serta tertib.
2 Kurang Baik
40%

30% 3 Cukup Baik Gambar 5. Persentase Pemanfaatan TIK untuk


20%
Mendukung Pekerjaan Sehari-hari
4 Baik
10%
1. Tidak Ada Sama Sekali
5 Sangat Baik
0% 100%
% 80% 2. Sangat Kurang

60%
3. Kurang
40%
Berdasarkan Gambar 4 di bawah, pemahaman 20% 4. Cukup Baik

tentang TIK oleh pegawai kantor pos di Kota 0%


5. Baik Sekali
Persentase
Pangkalpinang, sebanyak 73% menyatakan
sudah paham akan TIK. Di urutan kedua yang
menjawab kurang pemahaman tentang TIK ada
Dari Gambar 6 di bawah ini menunjukkan
24%, sementara di urutan ketiga yang menjawab
bahwa sebanyak 62% responden berpendapat
sangat kurang hanya ada 3%. Ini berarti para
bahwa layanan yang disediakan oleh kantor pos
pegawai kantor pos sebagian besar memahami
Pangkalpinang sudah cukup baik. Sebanyak 20%
tentang TIK dalam memberikan pelayanan pada
responden menyatakan Baik dan 7% menyatakan
konsumen.
sangat baik.

Gambar 4. Persentase Pemahaman tentang TIK Gambar 6. Persentase Layanan yang Disediakan
oleh Pegawai Kantor Pos di Kota Pangkal Pinang oleh Kantor Pos Pangkalpinang

1. Tidak Tahu Sama


100%
100% Sekali
80% 1. Sangat Tidak Baik
80% 2. Sangat Kurang
2. Kurang Baik
60%
60% 3. Kurang 3. Cukup Baik
40% 4. Baik
40%
4. Paham 20% 5. Sangat Baik
20% Jumlah
0%
0% 5. Sangat Paham Persentase
Persentase
Jumlah

113
Dalam Gambar 7 di bawah ini menunjukkan Gambar 9. Persentase Pendapat Responden
bahwa sebanyak 62% responden berpendapat terhadap Kehandalan Kantor Pos Pangkalpinang
bahwa layanan yang disediakan oleh kantor dalam Menyampaikan Pelayanan
pos Pangkalpinang sudah cukup sesuai dengan
100%
harapan responden. Sebanyak 20% responden 80% Tidak setuju
menyatakan sesuai dan 7% menyatakan sangat 60%
Kurang setuju

sesuai dengan harapan responden. 40%


Biasa saja
Setuju
20% Sangat setuju

Gambar 7. Persentase Kesesuaian Layanan yang 0%


Jumlah

Disediakan Kantor Pos Pangkalpinang dengan %

Harapan Responden

100%
Setelah memanfaatkan teknologi
80%
Tidak Sesuai informasi dan komunikasi, ternyata Kantor
Pos memberikan pelayanan yang lebih cepat
Kurang Sesuai
60%
Cukup Sesuai
40% Sesuai kepada pelanggan. Terhadap pertanyaan ini
sebanyak 46% responden menyatakan biasa saja,
20% Sangat Sesuai
0% Jumlah
% 32% responden menyatakan setuju dan 11%
responden menyatakan sangat setuju. Hanya 11%
Pada Gambar 8 berikut ini merupakan tingkat responden menyatakan tidak dan kurang setuju.
kepercayaan (Reliability) responden terhadap Hal ini dapat dilihat pada Gambar 10 berikut.
layanan Kantor Pos. Jika ada pengujung yang
menghadapi masalah dengan pelayanan yang
Gambar 10. Persentase Pendapat Responden
disajikan oleh kantor pos, maka kantor pos terhadap Pelayanan Kantor Pos Pangkalpinang
segera memberi tanggapan kepada pengunjung Setelah Memanfaatkan TIK
tersebut dengan baik Berdasarkan pertanyaan
tersebut sebanyak 45% responden menjawab 100%
Tidak setuju

biasa saja. 32% responden menjawab setuju dan


80%
Kurang setuju
60%

12% responden menjawab sangat setuju.


Biasa saja
40% Setuju

20% Sangat setuju


Jumlah
0%

Gambar 8. Persentase Tingkat Kepercayaan


%

Responden terhadap Layanan Kantor Pos


Selain menyampaikan pelayanan secara
100%
80%
Tidak setuju cepat Kantor Pos juga menyampaikan pelayanan
60%
Kurang setuju
secara tepat sesuai dengan harapan responden.
Pada Gambar 11 berikut terlihat bahwa mayoritas
Biasa saja
40% Setuju
20% Sangat setuju responden (39%) menyatakan setuju bahkan 12%
0%
%
Jumlah
menyatakan sangat setuju dengan pendapat
tersebut. Sebanyak 38% responden menyatakan
biasa saja. Sedangkan 11% menyatakan kurang
Dengan penerapan TIK tersebut maka Kantor dan tidak setuju.
Pos merupakan perusahaan yang dapat dipercaya
atau handal dalam menyampaikan pelayanan Gambar 11. Persentase Pendapat Responden
kapada pembeli. Gambar 9 berikut menunjukkan terhadap Ketepatan Layanan Sesuai dengan
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

bahwa atas pendapat ini sebanyak 49 responden Harapan Responden


menganggap biasa saja. Sisanya sebanyak
34% responden menyatakan setuju bahkan 8% 100%
80%
Tidak setuju
Kurang setuju
responden menyatakan sangat setuju. Hanya 9% 60%
Biasa saja
responden yang menyatakan tidak dan kurang
40%
Setuju
20%
setuju. 0% Sangat setuju
% Jum lah

114
Dengan pemanfaatan TIK tersebut Kantor pos Gambar 14. Persentase Pendapat Responden
juga memberikan informasi secara tepat mengenai terhadap Keamanan Bertransaksi di Kantor Pos
pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
Sebanyak 54% responden menyatakan biasa 100%

80%
Tidak setuju

saja tentang hal ini. Sebanyak 30% responden 60%


Kurang setuju
Biasa saja

setuju dan 6% responden sangat setuju dengan 40% Setuju


Sangat setuju

pendapat tersebut. Sedangkan sebanyak 8% dan


20%
Jumlah
0%

2% responden menyatakan kurang dan tidak


%

setuju dengan pendapat tersebut. Hal ini dapat


dilihat pada Gambar 12 berikut. Di semua lini Kantor Pos Pangkalpinang sudah
menggunakan komputer sehingga informasi
Gambar 12. Persentase Pendapat Responden dapat diberikan dengan cepat. Namun kadang-
Terhadap Ketepatan Kantor Pos Pangkalpinang
kadang masih ada kesalahan yang secara tidak
dalam Memberikan Informasi
sengaja dilakukan oleh sumber daya manusia
100% yang kurang teliti. Dalam kasus seperti ini dapat
Tidak setuju
80%
Kurang setuju dilakukan jejak lacak kiriman berdasarkan status
pengaduan. Dalam pembayaran tagihan leasing
60%
Biasa saja
40%
bukti pembayarannya sudah tercatat secara
Setuju
20% Sangat setuju
0%
%
Jumlah otomatis baik di penyelenggara leasing maupun
pada konsumen. Namun konsumen juga dapat
dengan mudah memanfaatkan pos pay untuk
Dengan bantuan peralatan TIK tersebut
membayar angsuran dan lain-lain secara on line.
Karyawan kantor pos merespon pesanan
pengunjung dengan cepat. Gambar 13
Kecepatan dan ketepatan dalam hal pelayanan
menunjukkan bahwa sebanyak 41% responden
yang diberikan oleh kantor pos merupakan suatu
menyatakan biasa saja. Dan sebanyak 39%
keharusan, hal ini membuktikan bahwa jasa
responden menyatakan setuju bahkan 9%
layanan yang langsung berhubungan dengan
menyatakan sangat setuju dengan pendapat
konsumen menunjukkan hal yang sangat vital.
tersebut. Sedangkan sebanyak 11% responden
Demikian pula proses penanganan terhadap
menyatakan kurang setuju.
keluhan yang disampaikan oleh pelanggan
(misalnya, sikap dan tanggapan karyawan dalam
Gambar 13. Persentase Pendapat Responden menangani keluhan pelanggan) pihak kantor
terhadap Kecepatan Karyawan Kantor Pos
pos untuk memberikan tanggapan secepatnya
Pangkalpinang dalam Merespon Pesanan
Pengunjung dan memberikan solusinya, agar konsumen
menemukan dan tidak mengalami kesulitan
100% ketika bertransaksi.
Tidak setuju
80%
Kurang setuju
60%
Biasa saja Kemampuan untuk membantu dan
memberikan serta menyampaikan informasi
40% Setuju
20% Sangat setuju
0% Jumlah kepada konsumen merupakan suatu keharusan
%
yang diberikan oleh kantor pos. Kemampuan
dan pengetahuan menunjukkan bahwa
Dengan peralatan TIK tersebut karyawan mempunyai kompetensi untuk dapat
masyarakat merasa lebih aman melakukan melayani dan memberikan servis yang baik
transaksi di kantor pos. Mengenai hal ini kepada konsumen. Dan kemudahan layanan
mayoritas responden 45% menyatakan yang diberikan oleh kantor pos merupakan hal
setuju dan 14% menyatakan sangat setuju. yang sangat diharapkan konsumen. Untuk itu
Sebanyak 34% responden menyatakan biasa disediakan loket-loket yang terdapat di kantor
saja. Sedangkan sebanyak 7% responden pos tersebut.
menyatakan kurang setuju dan tidak setuju.
Gambar 14 berikut menunjukkan hal itu.

115
KESIMPULAN DAN SARAN c. Dalam hal sumberdaya manusia yang dimiliki
oleh setiap Kantor Pos, khususnya di Kota
Kesimpulan Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung,
sejatinya dapat ditingkatkan kualitasnya
a. Teknologi informasi dan komunikasi melalui pendidikan dan pelatihan yang
merupakan media yang dapat membantu berkelanjutan dan rutin, sehingga dapat
untuk melakukan penyelesaian suatu meningkatkan kemampuan dan kompetensi
pekerjaan secara cepat dan tepat. karyawan tersebut di bidang TIK.
b. Pelayanan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang diberikan oleh kantor
pos di Kota Pangkalpinang merupakan
suatu hal yang sangat penting. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa pelayanan yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan secara optimal telah dirasakan
oleh konsumen dengan cukup baik dan Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang,
memuaskan. 2011, Pangkalpinang Dalam Angka 2011,
Pangkalpinang.
c. Pemanfaatan TIK dalam pelayanan
konsumen di Kantor Pos Pangkalpinang telah Kotler Philip, 2001, Managemen Pemasaran:
memberikan hasil yang sangat menjanjikan. Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pendapat yang dirasakan dan disampaikan Kontrol, PT. Prehallindo, Jakarta.
oleh konsumen merupakan wujud nyata Miarso, Yusuf hadi, 2004, Menyemai Benih
dari rasa kepuasan yang telah diharapkan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
dan diberikan oleh kantor pos. Ketika Media.
kepuasan tersebut sudah dapat dirasakan
secara optimal, hal tersebut menunjukkan Moenir, H.A.S., Drs., 1998, Manajemen Pelayanan
bahwa pemanfaatan TIK di Kantor Pos telah Umum Di Indonesia, Cetakan ke tiga, Bumi
membantu meringankan beban kerja yang Aksara, Jakarta.
diemban oleh Kantor Pos. Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Saran Rangkuti Fredy, 2006, Teknik Mengukur dan
a. Pemanfaatan TIK pada BUMN (Contoh: Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan,
PT. Pos) ternyata telah cukup membantu Erlangga, Jakarta.
meningkatkan kinerja PT. Pos. Hal ini perlu Severin, Werner J. and James W. Tankard, JR., 1982,
mendapat perhatian dari kementerian Communication Theories; Oriogins, Methods,
Kominfo (khususnya Dirjen Aplikasi Uses, Hasting House Publishers, New York.
Informatika), kiranya perlu dipertimbangkan/
The Gallup Youth Survey, 2007, Isu dan Tren Utama
disarankan pemanfaatan ICT bagi seluruh
Remaja dan Media. Bandung: Penerbit Pakar
BUMN yang belum memanfaatkannya.
Raya.
Selain sangat memuaskan pemanfaatan ICT
juga diapresiasi oleh para pelanggan. Tim Peneliti Pusat Kajian Media Dan Budaya
Populer, 2007, Modul Workshop Metodologi
b. Untuk meningkatkan pelayanan yang
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Penelitian, Kerjasama Pusat Kajian Media


berhubungan langsung dengan konsumen,
Dan Budaya Populer dengan Balai Pengkajian
pihak manajemen Kantor Pos perlu selalu
Pengembangan Informasi Wilayah IV
menyesuaikan peralatan teknologi informasi
Yogyakarta.
dan komunikasi dengan baik serta berkala
sesuai dengan perkembangan, mengingat
perkembangan teknologi informasi tersebut
berlangsung dengan cepat.

116
Dokumen :
Undang-undang Nomor 38 tahun 2009 tentang
Pos
Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen Republik
Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 58 Th. 2001
tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1995, tentang pengalihan bentuk PT.
Pos Indonesia dari Perum menjadi Persero.
SK Menpan No. 81 Tahun 1993 tentang Pedoman
Dasar Tatalaksana Pelayanan Umum.
SK Menristek, No. Tahun 2006.

Jurnal :
IEEE Transactions On Knowledge And Data
Engineering, Vol. 7, No. 4, August
1995.
African Journal of Midwifery and Women’s Health,
Vol. 4, Iss.2, 16 Apr 2010.

Internet :
http:/syarnubi.wordpress.com

117
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

118
PEMANFAATAN TELEVISI INTERNET UNTUK MEMBANTU
MEMPERLUAS JANGKAUAN SIARTELEVISI LOKAL DAN
MENINGKATKAN PASAR

Aji Widodo Umi Kaltum

Telkom Research and Development Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis


PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Universitas Padjadjaran

Abstrak

Keterbatasan sumberdaya frekuensi radio menyebabkan ratusan televisi lokal hanya dapat menyiarkan
program siaran pada lingkup daerahnya sesuai regulasi penyiaran yang berlaku di Indonesia. Sementara itu
televisi lokal memerlukan jangkauan siar lebih luas untuk memperbesar pasar. Penelitian ini dilakukan untuk
membantu televisi lokal dalam menjangkau pasar nasional dan global dengan memanfaatkan teknologi
televisi internet. Penelitian dilakukan melalui uji coba penyambungan televisi lokal ke sistem streaming internet
SpeedyTV dan mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan televisi internet di Indonesia.Hasil
uji coba menunjukkan bahwa televisi lokal dapat disiarkan secara efektif dan efisien ke seluruh Indonesia
dan global menggunakan televisi internet. Hasil pengukuran tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan
televisi internet juga menunjukkan angka tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa layanan televisi internet
sudah dapat diimplementasikan di Indonesia dari saat ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung
televisi lokal dalam upaya memperluas jangkauan siar dan memperbesar pasar sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah ekonomi bagi stasiun televisi maupun industri televisi lokal di Indonesia secara keseluruhan.

Kata Kunci : televisi internet, internet TV, televisi lokal, televisi lokal internet, konten lokal.

Abstract

Radio frequency resource limitation causes hundreds of local television only can broadcast their program
on their region according Indonesian broadcasting regulation in force. Meanwhile, local television need to
expand their broadcasting coverage to increase market. This research was conducted to help local television
grab national and global markets by utilizing internet television. The study was conducted through a trial
that connect local television to streaming system SpeedyTV and measure the user acceptance of the internet
television service in Indonesia. The trial results showed that the local television can be broadcasted effectively
and efficiently in the coverage of national wide and global using internet television. The results of measurements
of user acceptance of internet television services also showed high score. It was indicated that internet television
service could be implemented in Indonesia from today. The results of this research are expected could support
local television to expand broadcasting coverage and increase their market to elevate their economic value and
local television industry in Indonesia as a whole.

Keywords : internet television, internet TV, local television, internet local television, internet local
TV, local content.

119
PENDAHULUAN berada. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Penyiaran No 32 tahun 2002 Pasal 31 (ayat 5)yang
Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari menyatakan bahwa stasiun penyiaran lokal dapat
upaya pengembangan dan penerapan televisi didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah negara
internet dalam industri televisi di Indonesia, Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan
terutama televisi lokal. Hal ini terkait dengan siaran terbatas pada lokasi tersebut.Pembatasan
upaya membangun industri televisi lokal melalui tersebut berdampak pada pasar televisi lokal
perluasan jangkauan siar untuk memperbesar yang terbatas pada lingkup daerah saja sehingga
pasar. Peran penting televisi lokal sebagai secara umum televisi lokal memiliki daya serap
media penyebaran konten lokal budaya dan iklan yang sangat rendah.
sebagai media informasi pembangunan daerah
diharapkan akan memberi dampak yang lebih Menurut Nielsen[4], belanja iklan media di
luas lagi bagi pembangunan nasional. Indonesia tahun 2011 merupakan yang tersbesar
di Asia Tenggara, yaitu mencapai 80,2 triliun
Penelitian dilakukan pada tataran teknis rupiah.Lebih dari 60% atau hampir 50 triliun
dengan mengkaji model penerapan sistem rupiah diserap oleh media televisi. Angka tersebut
televisi internet pada televisi lokal, yang diperkirakan akan tumbuh 14,71% menjadi 92
selanjutnya disebut sebagai televisi lokal triliun di tahun 2012. Namun besarnya belanja
internet,dan mengamati persepsi penerimaan iklan tersebut masih belum berpihak pada televisi
pengguna terhadap layanan televisi internet di lokal karena data tahun 2007 [5] menunjukkan
Indonesia. Penelitian akan banyak memanfaatkan televisi lokal hanya menyerap 2,4% dengan
hasil penelitiansebelumnya yang dilakukan jumlah stasiun lebih dari 200. Sebagai stasiun
oleh Telkom Research and Development Center televisi penerimaan tetap tidak berbayar (free-to-
berkenaan dengan kajian layanan televisi internet air, FTA), televisi lokal memiliki ketergantungan
(2010)[7] dan uji coba pengembangan sistem yang sangat tinggi terhadap iklan. Pendapatan
televisi internet untuk konten lokal (2011)[8]. iklan yang sangat kecil inilah yang membuat
televisi lokal sulit berkembang ditengah dominasi
televisi nasional.

Beberapa upaya memperluas pasar dilakukan


LATAR BELAKANG oleh televisi lokal dengan memanfaatkan
broadcast satelit maupun televisi internet, akan
Latar belakang penelitian ini meliputi tetapi pemanfaatan kedua teknologi tersebut
beberapa aspek yaitu aspek geografi, budaya, membutuhkan biaya dan kompetensi tertentu
industri televisi, dan regulasi. Secara geografis, yang umumnya tidak layak dilakukan sendiri
Indonesia merupakan negara yang memiliki oleh satu televisi lokal. Diperlukan cara untuk
wilayah sangat luas, yaitu 1.919.443 km² daratan membantu stasiun televisi lokal di Indonesia
dan 3.257.357 km² laut,dan dengan jumlah dalam memperluas jangkauan siar sehingga
penduduk 259.857.940 jiwamenurut data Biro dapat meningkatkan pasar secara efektif dan
Pusat Statistik Indonesia status 31 Desember efisien.
2010. Indonesia juga memiliki lebih dari 300 suku
dan budaya yang saling berbeda satu sama lain. Ketersediaan bandwidth akses internet yang
Potensi geografis dan kekayaan budaya tersebut semakin besardan perkembangan protokol
melahirkan banyak stasiun televisi yang tersebar streaming multimedia yang semakin efisien,
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

di seluruh wilayah Indonesia. membuka peluang bagi pemanfaatan teknologi


televisi internet untuk menjadi solusi dalam
Terkait dengan industri televisi, saat ini terdapat membantu televisi lokal memperluas jangkauan
11 stasiun televisi nasional dan lebih dari 200 siar baik ke lingkup nasional maupun global.
stasiun televisi regional atau televisi lokal. Secara Diperlukan disain sistem yang dapat digunakan
umum televisi nasional memiliki cakupan siaran secara bersama bagi televisi lokal di Indonesia
hampir seluruh wilayah Indonesia, sementara itu sehingga dapat diimplementasikan secara layak
televisi lokal hanya mencakup wilayah terbatas baik teknis maupun bisnis.
di daerah tempat stasiun televisi lokal tersebut

120
Suatu hal yang tidak kalah pentingnya membutuhkan ruang penyimpanan. Selanjutnya
adalah perlunya mengetahui tingkat penerimaan tugas pengelolaan layanan yang dibutuhkan oleh
pengguna terhadap layanan televisi internet. pengguna dilakukan oleh portal web atau portal
Besarnya penerimaan pengguna terhadap aplikasi.Konfigurasi televisi internet secara umum
layanan televisi internet akan menentukan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
kelayakan implementasi dari dari layanan yang
akan diberikan. Hal ini juga terkait dengan Gambar1: Konfigurasi televisi internet secara
strategi implementasi yang akan dilakukan, jika umum[7].
penerimaan baik maka implementasi akan lebih
mudah dilakukan, dan sebaliknya[13].

TEORI PENDUKUNG
Penelitian ini secara umum termasuk dalam
lingkup teori dasar teknologi informasi dan
komunikasi, dan pembahasan difokuskan pada
konsep televisi internet dan penerimaan produk
sistem teknologi informasi menggunakan model Konten televisi internet dapat diputar
penerimaan produk TAM (Technology Acceptance dengan menggunakan berbagai jenis terminal
Model). Televisi internet, atau internet TV,atau seperti personal computer (PC) / laptop, tablet
internet television, atau online television, secara / pad, smartphone, set-top-box (STB), smartTV,
umum dapat didefinisikan sebagai distribusi dll. Umumnya konten televisi internet memiliki
digital dari konten televisi dan konten streaming kapasitas yang besar sehingga akan optimal
lainnya melalui internet. Layanan televisi internet jika diakses dengan menggunakan koneksi pita
dapat menyediakan konten saluran televisi lebar (broadband), baik melalui akses jaringan
langsung (live TV), rekaman program televisi atau tetap (fixed), nirkabel maupun jaringan bergerak
TV on demand (TVoD), video, radio, dan lain- (mobile).
lain.Televisi Internet dapat diakses melalui web
atau aplikasi dengan menggunakan personal Berdasarkan metode pengukuran penerimaan
computer (PC), laptop, tablet/pad, smartphone yang digunakan, penelitian ini didukung oleh
dan berbagai jenis terminal lainnya yang dapat hasil-hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah
digunakan untuk akses web dan atau internet. Saat penelitian teori dasar TAM yang dilakukan oleh
ini tren teknologi juga memungkinkan pengguna Fred Davis (1986, 1989), TAM2 oleh Venkatesh
untuk mengakses internet menggunakan set- dan Davis (2000), TAM3 oleh Venkatesh dan Bala
top-box(STB) atau terminal SmartTV. (2008), dan Unified Theory of Acceptance and Use
of Technology(UTAUT)oleh Venkatesh dan Bala
Pada dasarnya sistem internet TV terdiri dari (2003).
elemen-elemen sebagai berikut:(1) source encoder;
(2) streaming server; (3) content storage;dan (4) Davis (1986) menyatakan bahwa persepsi
users portal.Source encoder atau encoder konten, manfaat (perceived usefulness) dan persepsi
berfungsi sebagai tempat masuknya konten dan kemudahan menggunakan (perceived ease of
melakukan konversi dari format asal ke format use) akan mempengaruhi pengguna dalam
yang dapat diterima oleh terminal pengguna. menggunakan suatu produk teknologi informasi.
Selanjutnya streaming server akan melayani Dinyatakan juga bahwa persepsi manfaat
permintaan streaming dari pengguna dengan dipengaruhi langsung oleh persepsi kemudahan
menggunakan format yang sudah disediakan oleh menggunakan. Davis juga meneliti tentang
encoder. Content storage atau lokasi penyimpanan kemauan menggunakan (behavioral intention
konten, disediakan untuk menyimpan konten- to use) sebagai variabel baru yang secara
konten yang membutuhkan penyimpanan, langsung dipengaruhi oleh persepsi manfaat
misalnya video dan jenis konten lainnya yang dan persepsi kemudahan menggunakan dari

121
sistem. Studi tersebut juga menemukan bahwa (2000) memperkenalkan beberapa faktor penentu
jika pengguna memperoleh manfaat dari sistem, yang sebagian besar diturunkan dari penelitian
selanjutnya akan memiliki kemauan yang kuat sebelumnya yang mengidentifikasi beberapa
untuk menggunakan sistem tersebut tanpa aspek yang mendahului variabel persepsi
membutuhkan sikap tertentu. Model TAM dari kemudahan menggunakan (Davis, et all, 1992)
penelitian tersebut ditunjukkan pada Gambar2. dan (Venkatesh & Davis, 1996).

Gambar 2: Model TAM secara umum[2].


Lebih jauh Venkatesh & Bala (2008)
menggabungkan TAM2 (Venkatesh & Davis,
2000) dan model yang menjadi penentu persepsi
kemudahan menggunakan (Venkatesh, 2000), dan
mengembangkan integrasi model penerimaan
teknologi ke dalam model TAM3. TAM3 menyajikan
jaringan nomological lengkap yang menentukan
adopsi dan penggunaan dari produk IT secara
individu. Mereka menyarankan tiga perluasan
teori TAM2 dan model yang menentukan persepsi
Venkatesh & Davis (2000) melakukan kemudahan menggunakan. Perluasan teori dan
penelitian yang menghasilkan rumusan TAM2 alasan untuk integrasi tersebut adalah pengaruh
yang membahas tentang teori pengembangan silang, pengaruh sosial, dan proses instrumental
TAM untuk menjelaskan persepsi manfaat kognitif. Dalam pengaruh silang mereka
dan kemauan menggunakan dalam kaitannya menyarankan bahwa faktor penentu persepsi
dengan proses pengaruh sosial dan instrumen manfaat tidak akan mempengaruhi persepsi
kognitif. Penelitian tersebut membahas tentang kemudahan menggunakan dan faktor-faktor
indikator-indikatorvariabel pengukuran dari penentu persepsi kemudahan menggunakantidak
persepsi manfaat, yaitu norma subyektif akan mempengaruhi persepsi manfaat. Dengan
(subjective norm),citra (image),kerelaan demikian maka TAM3 tidak menempatkan setiap
(voluntariness),relevansi pekerjaan (job pengaruh silang. Model TAM3 ditunjukkan seperti
relevance), kualitas output (output quality), hasil Gambar 3 di bawah ini.
yang ditunjukkan (result demonstrability), dan
pengalaman (experience). Gambar 3: Model TAM3[10].

Penelitian Venkatesh (2000)


mengidentifikasi beberapa
aspek yang mendahului
variabel persepsi kemudahan
menggunakan model
TAM. Ada dua kelompok
utama yang mendahului
persepsi kemudahan
menggunakan yaitu
kelompok jangkar (anchor)
dan penyesuaian(adjustment).
Kelompok jangkar dianggap
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

sebagai persepsi umum


untuk komputer dan
penggunaannya, sementara
itu kelompok penyesuaian
dianggap sebagai persepsi
yang dibangun berdasarkan
pengalaman menggunakan
sistem. Dalam kedua
kelompok tersebut Venkatesh

122
Pembahasan tentang kemauan menggunakan dan verifikatif. Pembahasan secara deskriptif
(behavioral intention to use) dan penggunaan akan menggambarkan perkembangan televisi
sistem secara nyata (actual system use) mengacu internet dari konfigurasi hingga kebutuhan
pada hasil penelitian Venkatesh (2003). Penelitian sistem. Pembahasan verifikatif akan mempelajari
menghasilkan model terpadu, yang disebut persepsi penerimaan pengguna terhadap televisi
teori terpadu penerimaan dan penggunaan internet dengan studi kasus SpeedyTV.
teknologi atau unified theory of acceptance
and use of technology (UTAUT). Model UTAUT Sampel penelitian diambil dari populasi data
dirumuskan dari empat faktor penentu utama pengguna SpeedyTV posisi Maret 2012yang
yang memiliki pengaruh langsung terhadap berjumlah 2.567 pengguna. Penelitian ini
kemauan menggunakan dan penggunaan sistem menggunakan 100 responden dari pengguna
secara nyata, yaitu harapan kinerja (performance SpeedyTV dengan distribusi secara acak dari
expectancy), harapan usaha (effort expectancy), pengguna yang berada di Indonesia tanpa
pengaruh sosial (social influence), dan kondisi ditentukan posisi kotanya. Data dikumpulkan
yang memfasilitasi (facilitating condition). Model melalui kuesioner online dan offline. Kuesioner
UTAUT ditunjukkan pada Gambar 4. online digunakan untuk menangkap data
pengguna yang sudah familiar menggunakan
SpeedyTV dan tersebar di beberapa kota.
Sementara itu kuesioner secara
offline digunakan untuk menangkap
pengguna yang sudah familiar
menggunakan SpeedyTV dan
pengguna baru yang ada di Bandung
tempat penelitian ini dipusatkan.
Data penelitian diolah dengan
menggunakan metode analisis
Partial Least Square (PLS) dengan
memanfaatkan aplikasi SmartPLS
2.0 M3yang dikembangkan oleh
Institute of Operation Management
and Organization (School of Business)
University of Hamburg, Jerman.
METODOLOGI Karakteristik responden diamati melalui
variabelyang diukur dengan menggunakan Likert’s
Penelitian ini dilakukan melalui dua kegiatan
Summated Rating(LSR). Data untuk pemprosesan
utama yaitu pembuatan prototipe untuk uji coba
disiapkan dalam bentuk ordinal dari 1 sampai 5
penyambungan televisi lokal dan pengukuran
dan tingkat persepsi penerimaan dinyatakan ke
tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan
dalam lima kategori persentase yaitu (1) sangat
televisi internet di Indonesia. Pembuatan prototipe
rendah – SR (20%–36%); (2) rendah – R (36%–
adalah untuk menghasilkan model disain layanan
52%); (3)sedang – S (52%–68%); (4) tinggi – T
yang dapat digunakan sebagai sistem layanan
(68%–84%); dan (5) sangat tinggi – ST (84%–100
televisi lokal internet yang dapat digunakan
%).
untuk menyambungkan seluruh televisi lokal di
Indonesia untuk keperluan perluasan jangkauan Model penelitian diuji dengan menggunakan
siar sebagaimana tujuan dalam penelitian ini. uji validitas dan reliabilitas. Validitas konvergensi
dari model ini diuji dengan menggunakan
Penelitian ini juga mengukur tingkat
kriteria bahwa average variance extracted (AVE)
penerimaan pengguna terhadap layanan televisi
dancommunality> 0,5. Validitas diskriminan model
internet di Indonesia dengan studi kasus SpeedyTV.
ini diuji dengan menggunakan kriteria bahwa
Model penerimaan yang digunakan adalah
root square of AVE >laten variable correlation.
model penerimaan teknologi TAM (Technology
Reliabilitas model diuji dengan menggunakan
Acceptance Model) dari Davis. Pembahasan
kriteria bahwa cronbachs alphadan composite
penelitian dilakukan dengan metode deskriptif

123
reliability> 0,7. Data pengukuran PLS Algorithm bahwa penerimaan pengguna terhadap layanan
yang mendukung pengujian di atas ditunjukkan televisi internet di Indonesia memiliki pola yang
pada Tabel 1 dan Tabel 2. unikdibanding pola penerimaan suatu produk
teknologi informasi secara umum yang diukur
menggunakan model
TAM. Hal ini membuka
Composite Cronbachs
AVE R Square Communality Redundancy peluang perlunya
Reliability Alpha
X1PEU 0,512167 0,860049 0,813925 0,512166 penelitian lebih lanjut
X2PU 0,520784 0,875591 0,497041 0,826155 0,520785 0,256220 tentang karakter televisi
YBIU 0,780350 0,914157 0,710851 0,858828 0,780350 0,124704 internet di Indonesia
ZASU 1,000000 1,000000 0,489897 1,000000 1,000000 0,489897 untuk menjadi masukan
bagi pengelolaan
Tabel2: Korelasi variabel laten. layanan televisi internet
di Indonesia di masa mendatang.
X1PEU X2PU YBIU ZASU
X1PEU 1,000000
X2PU 0,705011 1,000000
YBIU 0,658554 0,837650 1,000000
ZASU 0,614598 0,645873 0,699926 1,000000
PEMBAHASAN / ANALISIS
Pembahasan meliputi analisis terhadap hal-
Signifikansi hubungan antar variabel diukur hal yang mendukung temuan dalam penelitian,
dengan menggunakan t-test dan f-test. Dengan yaitu meliputi pengembangan televisi internet
menggunakan probabilitas 5% dan derajat sebagai media untuk memperluas jangkauan siar
kebebasan 98 untuk sample yang berjumlah 100, televisi lokal, pengukuran penerimaan pengguna
maka penelitian ini memiliki referensi t-tabel = terhadap layanan televisi internet dengan
0,1965 dan f-tabel = 3,09. Sementara itu kriteria menggunakan kasus SpeedyTV, dan pembahasan
hubungan mengacu pada Guilford’s Emprirical mengenai pola peneriaan layanan televisi internet
Rule (1995) yaitu (1) 0 →<0,2 korelasi sangat kecil di Indonesia. Pembahasan tersebut secara lebih
dan hubungan dapat diabaikan; (2) 0,2 →<0,4 detail diuraikan dalam sub bagian berikut ini.
korelasi kecil dan hubungan rendah; (3) 0,4 →<0,7
korelasi sedang dan hubungan signifikan; (4) 0,7
→<0,9 korelasi tinggi dan hubungan yang dapat
diandalkan; dan (5) 0,9 → 1 korelasi sangat tinggi Pengembangan Televisi Lokal
dan hubungan yang sangat dapat diandalkan. Internet sebagai Media untuk
Memperluas Jangkauan Siar
televisi Lokal di Indonesia
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
TEMUAN model pengembangan sistem televisi internet
yang dapat digunakan untuk membantu TV lokal
Penelitian ini menghasilkan tiga temuan utama
dalam memperluas jangkauan siarannya. Sistem
yaitu pertama, teknologi televisi internet dapat
dikembangkan berdasarkan sistem televisi internet
digunakan untuk mendukung televisi lokal dalam
secara umum dengan menambahkan kemampuan
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

memperluas jangkauan siar secara memadai


yang memungkinkan penyambungan sumber
melalui koneksi jaringan data yang disediakan
konten televisi lokal yang berasal dari berbagai
oleh operator penyedia jaringan. Kedua, persepsi
tempat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
penerimaan pengguna terhadap layanan televisi
Sistem juga mempertimbangkan jumlah televisi
internet di Indonesia menunjukkan skor yang
lokal yang sangat banyak, saat ini lebih dari
tinggi sehingga dengan demikian maka layanan
200 televisi lokal. Selain mempertimbangkan
televisi internet dapat dimanfaatkan sebagai
sisi sumber, pengembangan sistem juga
media untuk membantu perluasan jangkauan
mempertimbangkan sisi distribusi sehingga
siar tersebut di atas. Ketiga, ditemukan juga
konten dapat dikirimkan ke pengguna di seluruh

124
Indonesia dengan ketersediaan bandwidth akses yang digunakan oleh pengguna dan juga
yang memadai. Streaming juga hendaknya untuk mengantisipasi jenis terminal playeryang
dapat dinikmati oleh seluruh pengguna dengan digunakan.Hingga saat ini siaran Bali TV dapat
menggunakan berbagai jenis koneksi akses, baik disaksikan secara online melalui internet pada
koneksi fixed, wireless, maupun mobile. Untuk alamat http://www.useetv.com/, melalui berbagai
memenuhi kebutuhan tersebut sistem seharusnya koneksi internet baik fixed, wireless, maupun
didukung oleh jaringan data yang memadai, mobile, dengan menggunakan protokol web
sehingga kerjasama dukungan operator menjadi maupun melalui aplikasi (Android, iPhone).
bagian dari kebutuhan sistem yang utama.
Layanan streaming sangat membutuhkan
Pengembangan televisi internet lokal telah dukungan bandwidth yang mencukupi. Untuk
dimulai dari uji coba lapangan televisi internet memastikan bahwa konten dapat dikirimkan dari
konten lokal yang dilakukan oleh Telkom sumber konten hingga ke pemirsanya secara
Research and Development Center (Telkom RDC) memadai dan terus menerus maka dibutuhkan
pada Desember 2011 yaitu dengan melakukan dukungan kerjasama operator penyedia jaringan.
streaming siaran stasiun Bali TV melalui sistem Dukungan operator juga diperlukan untuk
streaming SpeedyTV. Dengan streaming tersebut mengantisipasi kebutuhan kapasitas agar dapat
maka siaran Bali TV dapat disaksikan oleh menampung jumlah kanal yang lebih banyak
pemirsanya di seluruh Indonesia dan bahkan dan tersebar pada wilayah yang jauh dari sistem
global melalui portal SpeedyTV dan situs web streaming.Pengembangan sistem ini diharapkan
Bali TV. memunculkan kerjasama saling menguntungkan
antara operator jaringan data dan televisi lokal.
Sebuah encoder ditempatkan di Bali TV Dari sisi operator masuknya konten televisi lokal
untuk menangkap output audio video siaran dan akan memperkaya konten pada layanan media
dikirimkan ke SpeedyTV dengan melaluikoneksi yang dimiliki. Dari sisi televisi lokal kerjasama
data IP (Astinet). Konfigurasi sistem tersebut pengembangan ini merupakan media yang
seperti ditunjukkan pada Gambar 5. efektif dan efisien dalam memperluas jangkauan
siaran yang diharapkan akan dapatmeningkatkan
Gambar5: Model konfigurasi internet TV lokal. nilai tambah ekonomi bagi televisi lokal.

Pengembangan televisi
lokal internet ini menghasilkan
model konfigurasi dan spesifikasi
sebagaimana konfigurasi dan
spesifikasi yang digunakan dalam
uji coba Bali TV (Gambar 5).

Dalam implementasinya jumlah


kanal televisi lokal akan ditambah
dengan menempatkan encoder
pada masing-masing stasiun dan
dihubungkan ke server streaming
melalui jaringan data dengan
Dari trial tersebut diperoleh hasil bahwa bandwidth yang mencukupi untuk
pengiriman konten streaming dari Bali TV resolusi standard definition (SD). Streaming
ke SpeedyTV dapat berjalan secara dengan diakses melalui satu pintu portal yang sama
performansi yang memadai (tanpa putus- sehingga akan mempermudah pengguna dalam
putus dan terus menerus) selama program menemukan siaran streaming yang diinginkan
siaran Bali TV berlangsung. Konten streaming dan dapat menghemat biaya pengadaan server
diberikan dalam tiga tingkatan resolusi yaitu streaming.
kualitas tinggi (800x600), menengah (640x480),
dan rendah (320x240 atau 240x180) untuk Pengamatan yang dilakukan melalui Google
mengantisipasi ketersediaan bandwith koneksi Analytics diperoleh besaran pengunjung SpeedyTV
periode sebelum dan sesudah streaming Bali TV

125
terdapat peningkatan jumlah pengunjung, yaitu Skor total dari persepsi penerimaan pengguna
dari sekitar 170 ribu pengunjung per bulan menjadi terhadap SpeedyTV adalah 3.87 atau 77.35% yang
265 ribu pengunjung per bulan. Peningkatan yang termasuk dalam kategori tinggi (H) menurut skala
cukup signifikan tersebut dimungkinkan adanya Likert yang digunakan.Skor persepsi kemudahan
ketertarikan pasar terhadap konten-konten lokal menggunakan(Perceived Ease of Use- X1PEU)
yang khas sebagaimana Bali TV. Perlu adanya adalah4,19 atau 83,8%yang termasuk dalam
kajian lebih lanjut tentang tingkat ketertarikan kategori tinggi (H). Skor tersebut berasal dari
pengguna terhadap konten-konten lokal. Perlu masing-masing skor indikatornya yaitu skor
dikaji juga seberapa ketertarikan stasiun televisi kecakapan menggunakan komputer (computer
lokal untuk memperluas jangkauan siar-nya, self-efficacy- X1_CSE)yaitu 4,59 atau 91,8% (sangat
nasional maupun global. tinggi - VH), persepsi kontrol eksternal (perceived
external control- X1_PEC) yaitu 4,41 atau 88,2%
(sangat tinggi - VH), kecemasan menggunakan
komputer (computer anxiety- X1_CA)yaitu
Pengukuran Penerimaan 4,33 atau 86,6% (sangat tinggi -VH), familiar
Pengguna terhadap Layanan menggunakan komputer (computer playfulness-
Televisi Internet: Kasus pada X1_CP) yaitu 4,31 atau 86,1% (sangat tinggi - VH),
persepsi menikmati (perceived enjoyment- X1_PE)
SpeedyTV
yaitu 3,64 atau 72,7% (tinggi - H), dan tujuan
Penelitian ini mengukur penerimaan penggunaan(objective usability- X1_OU) yaitu
pengguna terhadap layanan SpeedyTV dengan 3,88 atau 77,7% (tinggi - H).
menggunakan model TAM. Hasil pengukuran
tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan Indikator-indikatorpersepsi kemudahan
SpeedyTV ditunjukkan pada Gambar 6. Tingkat menggunakan menjelaskan tentang, pertama,
persepsi penerimaan secara keseluruhan kondisi internal pengguna yang menunjukkan
ditunjukkan dengan skor yang merupakan rata- kesiapan dalam menggunakan komputer dan
rata skor dari masing-masing variabel laten internet yang memungkinkan pengguna dapat
pembentuknya berdasarkan model TAM. Variabel dengan mudah menggunakan SpeedyTV. Kondisi
laten tersebut adalah persepsi kemudahan ini ditunjukkan oleh kecakapan mengunakan
menggunakan (perceived ease of use – X1PEU), komputer, kecemasan menggunakan komputer,
persepsi manfaat menggunakan (perceived dan familiar menggunakan komputer. Kedua,
usefulness– X2PU), kemauan menggunakan kondisi eksternal yang mempengaruhi pengguna
(behavioral intention to use– YBIU), dan kepastian untuk menggunakan SpeedyTV. Kondisi ini
menggunakan (actual system use – ZASU). ditunjukkan dengan persepsi kontrol eksternal.
Sementara itu skor dari masing-masing variabel Dan ketiga, pengaruh yang diberikan oleh
laten tersebut juga merupakan rata-rata dari SpeedyTV sehingga pengguna akan menggunakan
skor pada masing-masing indikatornya yang SpeedyTV. Kondisi ini ditunjukkan oleh persepsi
merupakan variabel pengukuran (measurement kenikmatan dan tujuan penggunaan.
variable).

Gambar6: Skor persepsi penerimaan pengguna dalam variabel dan indikator.


Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

126
Skor pengukuran persepsi kemudahan data pengguna menunjukkan bahwa SpeedyTV
menggunakan menunjukkan pengguna SpeedyTV paling banyak digunakan oleh pengguna para
memiliki kesiapan yang sangat tinggi untuk pegawai (54%) dan rentang usia 26-40 tahun yang
dapat menggunakan layanan SpeedyTV. Kondisi merupakan usia kerja. Idealnya SpeedyTV bisa
ekstrenal yang mempengaruhi pengguna dalam menjadi layanan yang dapat digunakan dalam
menggunakan SpeedyTV juga menunjukkan lingkungan kerja dan mampu meningkatkan
angka yang sangat tinggi. Sementara itu pengaruh performa kerja.
kemudahan dari SpeedyTV sendiri hanya
menunjukkan tingkat yang tinggi. Dari keadaan Skor kemauan menggunakan (Behavioral
tersebut maka SpeedyTV memiliki potensi Intention to Use- YBIU) adalah 3,78atau 75,5%yang
untuk dapat dikembangkan lebih lanjut agar termasuk dalam kategori tinggi (H).Skor tersebut
lebih memberi daya tarik bagi pelanggan untuk berasal dari masing-masing skor indikatornya
menggunakan secara mudah dan nyaman. yaitu skor harapan performansi (performance
expectancy- Y_PE)yaitu 3,80atau76,1% (tinggi
Skor persepsi manfaat (Perceived Usefulness- - H), harapan usaha (effort expectancy- Y_EE)
X2PU) adalah 3,62atau 72,4%yang termasuk yaitu 3,75atau 74,9% (tinggi - H), dan pengaruh
dalam kategori tinggi (H).Skor tersebut berasal sosial (social influence- Y_SI)yaitu 3,78atau 75,6%
dari masing-masing skor indikatornya yaitu (tinggi - H).
skor norma subjektif (subjective norm- X2_SN)
yaitu3,55atau 71,0% (tinggi - H), citra (image- Indikator-indikator kemauan menggunakan
X2_Img)yaitu 3,44atau 68,7% (tinggi - H), menjelaskan tentang kondisi internal pengguna
kerelaan (voluntariness- X2_Vol)yaitu 3,97atau yang dipengaruhi oleh performansi SpeedyTV
79,3% (tinggi - H), relevansi pekerjaan (job sehingga memiliki kemauan untuk menggunakan
relevance- X2_JR)yaitu 3,15atau 62,9% (sedang SpeedyTV. Hal tersebut ditunjukkan oleh indikator
- M), kualitas output (output quality- X2_OQ) harapan performansi dan harapan usaha yang
yaitu 3,61atau72,3% (tinggi - H), hasil yang keduanya memiliki skor tinggi. Indikator lain
ditunjukkan (result demonstrability- X2_RD)yaitu menjelaskan tentang faktor eksternal yang
3,62atau72,5% (tinggi - H), dan pengalaman mempengaruhi pengguna sehingga memiliki
(experience- X2_Exp)yaitu 4,03atau 80,5% (tinggi kemauan untuk menggunakan SpeedyTV,
- H). yaitu indikator pengaruh sosial. Tingginya skor
kemauan menggunakan menunjukkan bahwa
Indikator-indikator persepsi manfaat SpeedyTV telah secara efektif mempengaruhi
menjelaskan tentang,pertama,kondisi internal pengguna sehingga memiliki kemauan untuk
pengguna yang mendasari dirinya untuk menggunakan SpeedyTV.
mengeksplor manfaat dalam menggunakan
SpeedyTV. Kondisi ini ditunjukkan oleh indikator Sementara itu skor variabel laten kepastian
relevansi pekerjaan dan pengalaman. Kedua, menggunakan (Actual System Use- ZASU) hanya
kondisi eksternal yang mempengaruhi pengguna dibangun oleh indikator kondisi yang memfasilitasi
untuk menggunakan SpeedyTV. Kondisi ini (facilitating condition- Z_FC) dengan skor 3,91
ditunjukkan oleh indikator norma subjektif, citra, atau 78,2% yang termasuk dalam kategori
dan kerelaan. Dan ketiga, pengaruh manfaat tinggi (H). Tingginya skor dari indikator kondisi
SpeedyTV sehingga pengguna tertarik untuk yang memfasilitasi pada variabel kepastian
menggunakan SpeedyTV. Kondisi ini ditunjukkan menggunakan menunjukkan bahwa layanan
oleh indikator kualitas output dan hasil yang SpeedyTV telah memiliki fasilitas-fasilitas yang
ditunjukkan. diperlukan sehingga memungkinkan pengguna
dapat menggunakan SpeedyTV secara nyata.
Tingginya persepsi manfaat menggunakan Lebih jauh dapat dikatakan bahwa SpeedyTV
menggambarkan bahwa SpeedyTV sudah telah dipersiapkan secara baik untuk menjadi
dianggap sebagai layanan yang berguna. Akan layanan publik.
tetapi yang masih perlu menjadi catatan adalah
bahwa indikator relevansi pekerjaan hanya
memiliki skor sedang dan merupakan skor
terendah dari indikator lainnya. Sementara itu dari

127
Model Penerimaan Internet TV Lebih lanjut informasi signifikansi hubungan
dari model tersebut menunjukkan bahwa persepsi
Model penerimaan yang digunakan dalam kemudahan menggunakan (X1PEU) berpengaruh
penelitian ini mengacu pada model TAM positif dan signifikan terhadap persepsi manfaat
yangdibangun oleh empat variabel utama, yaitu (X2PU) sebesar0,7052= 0,4970 = 49,7%. Persepsi
persepsi kemudahan menggunakan (perceived kemudahan menggunakan (X1PEU) berpengaruh
ease of use- X1PEU), persepsi manfaat (perceived parsial positif tetapi tidak signifikan terhadap
usefulness- X2PU), kemauan menggunakan kemauan menggunakan (YBIU) sebesar 0,1362
(behavioral intention to use - YBIU), dan kepastian = 0,0182 = 1,82%. Persepsi manfaat (X2PU)
menggunakan (actual system use - ZASU). Hasil berpengaruh parsial positif terhadap kemauan
pengukuran dari model tersebut ditunjukkan menggunakan (YBIU) sebesar 0,7422 = 0,5506
pada Gambar 7. dari model tersebut korelasi = 55,06%. Persepsi kemudahan menggunakan
antara dua variabel laten ditunjukkan oleh nilai (X1PEU) dan persepsi manfaat (X2PU)
koefisien jalur (path coefficient), dan korelasi berpengaruh simultan positif dan signifikan
antara indikator dan variabel laten yang dibangun terhadap kemauan menggunakan (YBIU) sebesar
ditunjukkan oleh nilai loading-nya. 71,1%. Dan kemauan menggunakan (YBIU)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Koefisien jalur antara persepsi kemudahan
kepastian menggunakan (ZASU) sebesar 0,7002
menggunakan (X1PEU) dan persepsi manfaat
= 0,490 = 49,0%.
(X2PU) adalah 0,705 dan termasuk korelasi tinggi
atau memiliki hubungan ketergantungan. Koefisien Dari hasil pengukuran dapat diamati bahwa
jalur antara persepsi kemudahan menggunakan sebagian besar tingkat pengaruh antar variabel
(X1PEU) dan kemauan menggunakan (YBIU) laten mendekati 50% yang menunjukkan
adalah 0,136 dan termasuk dalam korelasi hubungan ketergantungan, kecuali pengaruh
sangat rendah atau memiliki hubungan yang persepsi kemudahan menggunakan terhadap
dapat diabaikan. Koefisien jalur antara persepsi kemauan menggunakan yang hanya sebesar
manfaat (X2PU) dan kemauan menggunakan 1,82%yang menunjukkan hubungan yang
(YBIU) adalah 0,742 dan termasuk dalam korelasi dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa setiap
tinggi atau memiliki hubungan ketergantungan. hubungan antar variabel laten dalam model
Koefisien jalur antara kemauan menggunakan TAM SpeedyTV telah memenuhi ketentuan
(YBIU) dan kepastian menggunakan (ZASU) model TAM kecuali hubungan antara variabel
adalah 0,700 dan termasuk dalam korelasi tinggi persepsi kemudahan menggunakan dan variabel
atau memiliki hubungan ketergantungan. kemauan menggunakan yang sangat rendah,
tidak signifikan, dan dapat diabaikan. Dengan
Gambar7: Nilai korelasi dari masing-masing pengabaianhubungan antara variabel persepsi
variabel laten dan indikator. kemudahan menggunakan dan variabel kemauan
menggunakanmaka
dapat diartikan
bahwa model
penerimaan
SpeedyTV berbeda
dari konsep dasar
TAM (Davis, 1989).
Transformasi model
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

sebagaimana
Gambar 2 menjadi
model penerimaan
pada Gambar 8.

128
Gambar 8: Model TAM untuk SpeedyTV.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Saran
Televisiinternet telah berhasil diuji sebagai Hasil penelitian ini merekomendasikan televisi
media untuk memperluas jangkauan siaran lokal untuk memanfaatkan teknologi televisi
televisi lokal ke nasional dan bahkan global. internet sebagai media memperluas jangkauan
Dengan dukungan kerjasama antara televisi siar, nasional maupun global. Berkenaan dengan
lokal dan operator jaringan maka diharapkan skor persepsi relevansi pekerjaan yang hanya
pengembangan televisi lokal internet dapat mencapai tingkat sedang, maka perlu dilakukan
direalisasikan secara nyata sebagai layanan inovasi agar layanan ini dapat menjadi layanan
publik. Penerapan sistem ini diharapkan dapat yang mampu mendukung performansi pekerjaan
memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah pengguna mengingat layanan ini paling banyak
ekonomi bagi televisi lokal dan industrinya, serta digunakan oleh pegawai dan diakses dengan
memberi dukungan bagi pembangunan daerah menggunakan terminal yang umumnya
secara umum. digunakan dalam pekerjaan. Selanjutnya, perlu
dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengamati
Skor persepsi penerimaan televisi internet karakteristik model penerimaan televisi internet
di Indonesia menunjukkan angka tinggi yang unik di Indonesia sehingga diharapkan
(77.35%). Skor tersebut didukung oleh skor layanan ini dapat dikelola secara tepat untuk
persepsi kemudahan menggunakan yang tinggi dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan
(83,8%), persepsi manfaat yang tinggi (72,4%), pengguna dan memberi keuntungan bagi
kemauan menggunakan yang tinggi (75,5%), stakeholder.
dan kepastian menggunakan yang tinggi
(78,2%) juga. Persepsi penerimaan pengguna
yang tinggi ini menunjukkan bahwa televisi
internet sudah menjadi layanan yang dapat
diterima bagi pengguna di Indonesia dan dapat
diimplementasikan sebagai layanan publik.

Model penerimaan internet TV di Indonesia


yang diwakili oleh SpeedyTV menunjukkan model
yang unik dan berbeda dari model penerimaan
produk teknologi informasi berbasis model
TAM secara umum. Karakteristik yang berbeda
ini dapat berpengaruh pada cara pengelolaan
layanan yang berbeda pula.

129
DAFTAR PUSTAKA

Davis, F. D. (1986),“A technology acceptance Venkatesh, V., Morris, M.G., Davis, F.D., and Davis,
model for empirically testing new end-user G.B. (2003), “User Acceptance of Information
information systems: Theory and results”, Technology: Toward a Unified View”, MIS
Doctoral dissertation. Sloan School of Quarterly, 27, 425-478.
Management, Massachusetts Institute of Widodo, A. (2012), “Measurement the Level of
Technology. User Acceptance of SpeedyTV Services
Davis, F. D. (1989),“Perceived Usefulness, Using Technology Acceptance Model (TAM)”,
Perceived Ease of Use, and User Acceptance Thesis, Telkom Institute of Management.
of Information Technology”, MIS Quarterly,
Vol. 13, No. 3. (Sep., 1989), pp. 319-340.
Davis, F. D. Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R.,
(1989),“User Acceptance of Computer
Technology: A Comparison of Two Theoretical
Models”, Management Science, 35, 982-
1003.
Eny Prihtiyani, (2011), “Belanja Iklan Indonesia
Tertinggi di Asia Tenggara”, Kompas.
com, Selasa, 20 Desember 2011
(http://bisniskeuangan.kompas.com/
read/2011/12/20/14403449/).
Feriandi Mirza, (2011), “Eksistensi TV Lokal di
Antara Dominasi TV Nasional”, http://www.
slideshare.net/efmirza/eksistensi-tv-lokal-
di-antara-dominasi-tv-nasional.
Ranang Agung Sugihartono, (2008), “Televisi
Lokal sebagai Medium Pencitraan Lokalitas
Daerah”, Fakultas Seni Rupa dan Disain, ISI
Surakarta.
Telkom R&D Center, (2010),“Assessment of NetTV
Service”, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.,
R&D Center. Bandung, Indonesia.
Telkom R&D Center, (2011),“Assessment of NetTV
Service for Local Content”, PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk., R&D Center. Bandung,
Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32
tahun 2002 Tentang Penyiaran.
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Venkatesh, V., Bala, H.. (2008),“Technology


Acceptance Model 3 and a Research Agenda
on Interventions”, Decision Sciences Volume
39 Number 2 May 2008.
Venkatesh, V., Davis, F.D. (2000), “A Theoretical
Extension of the Technology Acceptance
Model: Four Longitudinal Field Studies”,
Management Science, 46, 186-204.

130
PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI MELALUI JEJARING
SOSIAL DI MASYARAKAT (SURVEY DI KELURAHAN TELANAI
PURA DAN SOLOK SIPIN, KOTA JAMBI)

Ari Cahyo Nugroho

Calon Peneliti Bidang Komunikasi dan Media


BPPKI Jakarta, Badan litbang SDM, Kementerian Kominfo,
Jl. Pegangsaan Timur No. 19B, Jakarta Pusat.

Abstrak

Di Indonesia, diantara situs jejaring sosial lainnya, tampak Facebook yang paling mendominasi. Menurut
checkfacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai lebih dari 42 juta pengguna (6 Agustus
2012). Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi bagaimana pemanfaatan
media komunikasi melalui jejaring sosial di masyarakat. Dalam pelaksanaannya dilakukan simple random
sampling, dengan mengundi wilayah yang akan dijadikan objek penelitian. Dari objek penelitian Provinsi
Jambi, terpilihlah Kota Jambi dengan fokus lokasi pada Kelurahan Telanai Pura dan Kelurahan Solok Sipin.
Hasil penelitian memperlihatkan bawa mayoritas responden menggunakan Facebook dibanding sarana
lainnya, dengan fokus pembicaraan yang sangat bervariasi; namun isu sosial memiliki proporsi paling sering
diperbincangkan. Mayoritas responden juga tampak sering menggunakan ruang status untuk membagikan hal-
hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan pribadi (keluhan, kesuksesan, harapan), dan juga terbiasa
meng-upload foto pribadi dan foto keluarga ke dalam situs jejaring sosial.

Kata Kunci : Pemanfaatan; Media Komunikasi; Jejaring Sosial.

Abstract

In Indonesia, among other social networking sites, Facebook is the most dominating. According
checkfacebook.com, in Indonesia the number of Facebook users reached more than 42 million (August 6, 2012).
In this regard, this study is conducted to explore ‘how the use of media communication via social networking’
in the community. This research is using simple random sampling, with ‘raffle of place’ that will be the object of
this research. Jambi Province was elected, with focus on the location of Telanai Pura and Solok Sipin Area. The
results showed that majority of respondents is used Facebook, compared with the other networking sites, with
very varied focus of talk; but social issues have the most often discussed proportion. The majority of respondent
also appear frequently to using ‘the status space’ in networking sites, to share matters relating to personal life
issues (complaints, success, hope), and also used to upload personal and family photos into social networking
sites.

Keywords : Utilization; Media Communication; Social Networking

131
PENDAHULUAN Facebook4 didirikan oleh Mark Zuckerberg,
bersama dengan Eduardo Saverin, Dustin
Konsep jejaring sosial pertama kali Moskovitz dan Chris Hughes. Situs web ini
diungkapkan oleh Profesor J.A. Barnes1 di awalnya hanya terbatas bagi mahasiswa Harvard,
tahun 1954. dalam pemikirannya, konsep ini namun diperluas hingga ke Universitas Boston, Ivy
terdiri dari struktur sosial yang berisi elemen- League, serta Stanford. Menurut survei Consumer
elemen individual atau organisasi. Jejaring ini Reports5, Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah
menunjukan jalan dimana mereka berhubungan usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook
karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun. Studi
yang dikenal sehari-hari seperti keluarga, hingga Compete.com melalui jurnalnya pada Januari
sosok yang belum mereka kenal sebelumnya. 2009, menempatkan Facebook sebagai layanan
Bentuk ini kemudian diadopsi dengan adanya jejaring sosial yang paling banyak digunakan
internet melalui situs jejaring sosial. Berbagai menurut jumlah pengguna aktif bulanan di
bentuknya antara lain, chat, messaging, email, seluruh dunia6.
video, chat suara, share file, blog, diskusi grup,
dan lain-lain. Disebut jejaring sosial2 karena Di Indonesia, diantara situs jejaring sosial
kemampuannya untuk saling terhubung dengan lainnya, memang tampak Facebook yang paling
cepat, antara satu komunitas dengan komunitas mendominasi. Menurut Alexa.com, hampir 4
lainnya, sehingga fungsinya lebih praktis dengan % dari pengunjung harian Facebook berasal
ketiadakaan jarak diantara penggunanya untuk dari Indonesia, yang menjadikannya berada di
menyebarkan informasi. Dalam pemberitannya, tempat ke 5 setelah pengunjung dari Amerika,
situs eMarketer3, memprediksikan jumlah Inggris, Perancis dan Italia7. Bahkan menurut
pengguna jejaring sosial hingga tahun 2014 checkfacebook.com, jumlah pengguna Facebook
di Indonesia akan menempati urutan terbesar dari Indonesia untuk 6 Agustus 2012 yakni lebih
keempat di dunia, dengan jumlah mencapai 79,2 dari 42 juta pengguna. Terdiri dari pengunjung
juta pengguna pada tahun 2014. Setelah China pria 26 juta (59,1%), serta pengunjung wanita 18
(414,5 juta), AS (170,7 juta), dan India (129,3 juta (40.9%).
juta).
Merujuk pada uraian diatas, maka penelitian
Jejaring sosial pada awalnya bermula saat ini dibuat untuk mengeksplorasi bagaimana
dimunculkannya SixDegrees.com, yakni sebuh pemanfaatan media komunikasi melalui jejaring
layanan situs web jejaring sosial di tahun 1997. sosial di masyarakat. Dengan teknik simpel
Didalamnya terdapat beberapa konsep yang random sampling, diperoleh Kelurahan Telanai
memungkinkan pengguna untuk membuat Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi, Provinsi Jambi.
daftar teman, anggota keluarga, maupun kenalan
lainnya. Penggunanya juga dapat mengirimkan
pesan, mengirimkan buletin board untuk
orang lain dalam pertemananya, serta melihat
hubungan dengan pengguna lainnya dalam
situs tersebut. Saat ini, sudah banyak sekali situs
jejaring sosial yang serupa, diantaranya seperti
Friendster, MySpace, LinkedIn, XING maupun
Facebook. Dan hingga sejauh ini, tampak hanya
Facebook yang sukses membuat platform online
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

yang interaktif melalui aplikasi sharing media


seperti foto, konten, dan video. Dan dengan
mengakusisi Instagram, Facebook semakin 1 Barnett, George A. (2011). Encyclopedia of Social Networks. SAGE.
mentransformasikan platformnya menjadi 2 http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial

one stop shop bagi kolaborasi dan komunikasi 3 https://www.emarketer.com/Newsletter.aspx


4 http://www.guardian.co.uk/technology/2007/jul/25/media.newmedia
media sosial. Saat ini Facebook berada dalam 5 http://news.consumerreports.org/electronics/2011/05/five-million-
posisi yang kuat untuk memperluas jangkauan facebook-users-are-10-or-younger.html

globalnya sebagai situs jaringan sosial terbesar di 6 http://blog.compete.com/2009/02/09/facebook-myspace-twitter-


social-network/
dunia, dengan pengguna yang hampir mencapai 7 www.thejakartapost.com, 2010
1 miliar.

132
PERMASALAHAN terutama dalam meningkatkan sistem sarana dan
prasarana yang menunjang.
Dari uraian latar belakang tersebut, rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana Pemanfaatan Media Komunikasi
Melalui Jejaring Sosial di Masyarakat Kelurahan
Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi? DEFINISI KONSEPTUAL DAN
OPERASIONALISASI KONSEP
Monografi Provinsi Jambi
TUJUAN DAN KEGUNAAN Provinsi Jambi8 terbentuk pada tahun 1958
berdasarkan Undang-undang No. 61 tahun 1958
PENELITIAN tanggal 25 juni 1958 yang terletak pada Pantai
Penelitian ini memiliki tujuan untuk Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan
mendapatkan gambaran tentang pemanfaatan laut Cina Selatan dan Lautan Pasific, pada alur
media komunikasi melalui jejaring sosial di lalu lintas Internasional dan Regional. Secara
masyarakat kelurahan Telanai Pura dan Solok geografis Propinsi Jambi terletak antara 0º 45¹ 2º
Sipin, Kota Jambi. Selain itu, secara akademis 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah
diharapkan dapat melengkapi informasi ilmiah keseluruhan seluas 53.435.72 KM² dengan luas
sejenis yang telah ada sebelumnya, serta daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5 Km2 dan
memberikan pemahaman mengenai bagaimana panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah
pemanfaatan situs jejaring sosial di dalam Propinsi Jambi adalah: Sebelah Utara dengan
suatu masyarakat tertentu. Sedangkan secara Propinsi Riau, Sebelah Selatan dengan Propinsi
praktis, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Sumatera Selatan, Sebelah Barat dengan Propinsi
pengambil kebijakan dalam melindungi dari Sumatera Barat, Sebelah Timur dengan Laut Cina
sisi penggunaannya, dalam hal ini pemerintah, Selatan

Dengan adanya pemekaran Wilayah


Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun 2008 kini
Propinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan
8 http://www.jambiprov.go.id/?show=page&id=p_wilayah 2 Kota yaitu :

133
Tabel 1
Rekapitulasi dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Jambi

Definisi Konseptual sosial dengan menjalankan peran sosial terhadap


keluarga, teman dan masyarakat. Keempat, media
1. Pemanfaatan Media Komunikasi komunikasi sebagai sarana hiburan, melepaskan
Definisi ‘pemanfaatan’ menurut situs diri dari permasalahan. Jika diartika secara
artikata.com merupakan sebuah proses, cara, bebas, memang lebih sulit untuk mengaitkan
perbuatan untuk memanfaatkan. Sedangkan motif, harapan, dan pemakaian dengan tipe isi
media9, merupakan alat atau sarana untuk tertentu, karena pada umumnya pemanfaatan
menyebarluaskan informasi, seperti surat kabar, media dapat dikatakan adakalanya memberikan
radio, televisi, maupun digital. Onong Uchjana semua manfaat tertentu yang tidak disebutkan.
Effendy10, mengungkapkan bahwa komunikasi Dapat dikatakan bahwa motivasi dan tujuan yang
merupakan proses penyampaian pesan oleh disadari, sejumlah ide seringkali dapat dipahami
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, oleh pemakai media, tetapi tidak mampu
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik dinyatakannya secara mudah. Dengan demikian
secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung tampak peran yang dibawakan oleh media dalam
(melalui media). Webster’s New Collegiate menghubungkan anggota masyarakat dengan
Dictionary edisi tahun 1977 menjelaskan masyarakat lainnya.
bahwa komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi diantara individu melalui
sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau
2. Jejaring Sosial
tingkah laku. Dalam kerangka tipoligi McQuail,
memperlihatkan bagaimana pemanfaatan Boyd dan Ellison11 mendefinisikan Situs
media komunikasi, yakni pertama, informasi Jejaring Sosial sebagai layanan berbasis jaringan
mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang membuat seseorang dapat (1) membangun
yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, dan suatu profil publik/semi publik dalam sistem
masyarakat menyangkut berbagai masalah praktis, yang terbatas; (2) mengartikulasi suatu daftar
pendapat dan hal -hal yang berkaitan dengan pengguna lain yang berbagi jaringan dengannya;
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

penentuan pilihan. Kedua, memuaskan rasa ingin dan (3) melihat dan mentransfer daftar koneksi
tahu serta minat umum melalui penambahan mereka dan orang lain dalam sistem. Bentuk
pengetahuan, serta mengidentifikasi diri dengan dan nomenklatur koneksi-koneksi ini dapat saja
nilai-nilai lain (dalam media) untuk meningkatkan bervariasi pada setiap situs. Dengan adanya
pemahaman. Ketiga, dalam integrasi maupun jejaring sosial ini memberikan keleluasaan
interaksi sosial, berusaha untuk memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain. 9 http://id.wikipedia.org/wiki/Media
10 http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
Dalam hal ini empati sosial, mengidentifikasi 11 Boyd, D. M., & Ellison, N. B. 2007. Sosial network sites: Definition, history,
diri dengan orang lain dan melakukan interaksi and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1),
article 11. http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.htm

134
pada penggunanya untuk mengartikulasi dan keadaan normal. Dengan adanya Jejaring Sosial
memperlihatkan jejaring sosial mereka. Hal ini maka sebuah informasi bisa disampaikan dan
dapat berujung pada koneksi antara individu- tersebar dengan cepat.
individu yang mungkin tidak dapat terjadi dalam
3. Definisi Operasionalisasi Konsep

Tabel 2. Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Variabel 1. Pemanfaatan 1. jenis kelamin


2. Situs Jejaring Sosial 2. tahun kelahiran berdasarkan kategori
mdgs
3. pendidikan terakhir yang ditamatkan
4. penggunaan ragam sarana
berkomunikasi dan informasi dalam
situs jejaring sosial
5. tingkat keseringan dalam menggunakan
ragam sarana berkomunikasi dan
informasi dalam situs jejaring sosial
6. responden menurut ragam sarana
dalam situs jejaring sosial yang pernah
digunakan
7. seringnya menggunakan ragam sarana
dalam situs jejaring sosial
8. jumlah teman yang sudah terkoneksi
dalam akun situs jejaring sosial
miliknya
9. ragam persoalan yang pernah
dibicarakan melalui situs jejaring sosial
10. ragam persoalan yang pernah dibagikan
melalui fitur share kepada pihak-pihak
yang telah terkoneksi dengan akunnya
11. ragam persoalan yang pernah dibagikan
melalui fitur chatting kepada pihak-
pihak yang telah terkoneksi dengan
akunnya
12. ragam persoalan yang pernah dibagikan
melalui ruang status kepada pihak-pihak
yang telah terkoneksi dengan akunnya
13. ragam foto yang biasa di-upload dalam
akun situs jejaring sosial
14. ragam situs yang memiliki link dengan
akunnya
15. kebiasaannya dalam mengunggah
berbagai ragam video

135
METODOLOGI PENELITIAN ukuran sampel minimum 30 untuk tiap
kategori adalah tepat
Penelitian dilaksanakan berdasarkan 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk
paradigma positivistik dengan pendekatan analisis regresi berganda), ukuran sampel
kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah
adalah penelitian survey dengan mengambil variabel dalam penelitian
sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Jenis 4. Untuk penelitian eksperimental sederhana
penelitian survey yang degunakan adalah dengan kontrol eskperimen yang ketat,
melalui penelitian deskriptif, untuk melukiskan penelitian yang sukses adalah mungkin
secara sistematis fakta atau karakteristik populasi dengan ukuran sampel kecil antara 10
tertentu atau bidang tertentu secara faktual sampai dengan 20.
dan cermat. Dengan menggunakan metode
kuantitatif deskriptif akan diperoleh gambaran
mengenai situasi atau kejadian yang ada untuk Area Sampel Penelitian
memperoleh data yang sesuai dengan masalah Tabel 3
yang ada dengan tujuan penelitian, sehingga Area Sampel Penelitian
metode ini diadakan melalui akumulasi data. Provinsi Kota Kecamatan Kelurahan
Data tersebut diolah, dianalisis dan diproses lebih
lanjut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Jambi Jambi Telanaipura 1. Telanaipura
2. Solok Sipin

Teknik Penentuan Sampel


PEMBAHASAN
Populasi merujuk pada sekumpulan individu
dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian Tabel 4
dalam suatu penelitian. Populasi merupakan Persentase Jenis Kelamin Responden
obyek atau subyek yang berada pada suatu f %
wilayah yang memenuhi syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Penelitian Laki-laki 51 51.0
dilakukan dengan teknik simple random sampling, Perempuan 49 49.0
yakni dengan mengundi wilayah yang akan
dijadikan objek penelitian. Dari objek penelitian Dilihat dari jenis kelamin responden,
Provinsi Jambi, terpilihlah Kelurahan Telanai Pura menunjukkan responden laki-laki cenderung
dan Kelurahan solok Sipin, Kecamatan Telanai lebih banyak dibandingkan perempuan. Namun,
Pura, Kota Jambi. Sedangkan populasi yang akan Pertautan antara responden laki-laki dengan
diteliti adalah masyarakat berusia 17 tahun – 56 perempuan terlihat paling kecil, yaitu hanya 2%
tahun, aktif menggunakan internet dan tinggal saja.
di wilayah Kelurahan Telanai Pura, dan Kelurahan
Solok Sipin, Kecamatan Telanai Pura, Kota Jambi. Tabel 5
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan Persentase Tahun Kelahiran Berdasarkan Kategori
sebanyak 100 orang responden dari masing- MDGs
masing daerah sampel. f %
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Hal ini didasarkan acuan umum dari Roscoe Veteran (lahir <1946 8 8.0
(1975) yang dikutip Uma Sekaran (2010)12 dalam Baby Boomers 16 16.0
menentukan ukuran sampel, yakni : (lahir 1946 - 1964
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang Xers (lahir 1965 – 1982) 44 44.0
dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
Millenial (lahir > 1982 32 32.0
penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel 12 Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business
: a Skill Building Appoarch. 5th ed. John Wilwy & Sons Ltd : United
(pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), Kingdom.

136
Untuk proporsi responden terbesar terlihat Tabel 8
dalam generasi Xers (lahir 1965 – 1982), yakni Persentase Seringnya Menggunakan Ragam
44 responden. Sedangkan urutan kedua, Sarana dalam Situs Jejaring Sosial
merupakan responden dengan tahun kelahiran Pernah Tidak Pernah
> 1982, dengan proporsi 32% Dengan demikian,
maka dapat diasumsikan, bahwa proporsi f % f %
mayoritas responden yang terjaring dalam riset Facebook 64 95.5 3 4.5
ini merupakan generasi yang memang sangat
berdekatan dengan dunia teknologi informasi Twitter 26 76.5 8 23.5
dan komunikasi. Myspace 4 30.8 9 69.2
LinkedIn 3 37.5 5 62.5
Tabel 6
Persentas Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Hi5 1 11.1 8 88.9
f % Friendster 9 28.1 23 71.9
SD 7 7.0
Dan dari tabel diatas, terlihat bahwa 95,5%
SLTP 13 13.0
responden sering menggunakan Facebook
SLTA 52 52.0 dibanding sarana lainnya.
Diploma 15 15.0
Sarjana 12 12.0 Tabel 9
Persentase Jumlah Teman yang Sudah Terkoneksi
Pasca Sarjana 1 1.0 dalam Akun Situs Jejaring Sosial
f %
Berikutnya menyangkut temuan yang terkait
dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan < 10 orang 28 28.0
responden, menunjukkan adanya fenomena
10 - 25 orang 11 11.0
yakni responden berpendidikan SLTA sebagai
proporsi yang paling dominan yakni 52%. 26 - 50 orang 6 6.0
51 - 75 orang 11 11.0
Tabel 7
Persentase Ragam Sarana dalam Situs Jejaring
76 - 100 orang 10 10.0
Sosial Yang Pernah Digunakan > 100 orang 34 34.0
Pernah Tidak Pernah Total 100 100.0

f % f %
Luas jangkauan dan kemudahan menjalin
Facebook 67 67.0 33 33.0 pertemanan merupakan kelebihan yang
Twitter 34 34.0 66 66.0 ditawarkan situs jejaring sosial. Dari tabel diatas
dapat diketahui bahwa sebagian responden
Myspace 13 13.0 87 87.0 memiliki teman lebih dari 100 orang. Hal ini
LinkedIn 8 8.0 92 92.0 ditunjukkan dengan 34 % responden memiliki
lebih dari 100 orang teman yang sudah terhubung
Hi5 9 9.0 91 91.0
ke akun situs jejaring sosial.
Friendster 32 32.0 68 68.0

Mengenai ragam sarana dalam situs jejaring


sosial yang pernah digunakan, dapat diketahui
bahwa 67 % responden pernah menggunakan
Facebook. Dari hasil ini juga dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden pernah menggunakan
situs jejaring sosial Facebook dibanding situs
jejaring sosial lainnya.

137
Tabel 10
Persentase Tingkat Keseringan dalam Menggunakan Ragam Sarana dalam Situs Jejaring Sosial
Hampir Tidak Pernah/ Jarang Sering Sangat Sering
Tidak Pernah
f % f % f % f %

Ruang Status 34 34.0 11 11.0 34 34.0 21 21.0


Ruang Ngobrol 46 46.0 15 15.0 19 19.0 20 20.0
(Chatting)
Fitur Share 58 58.0 11 11.0 23 23.0 8 8.0
Photo 42 42.0 19 19.0 27 27.0 12 12.0
Link 67 67.0 12 12.0 12 12.0 9 9.0
Video 65 65.0 17 17.0 12 12.0 6 6.0
Diskusi Grup 81 81. 6 6.0 12 12.0 1 1.0

Menurut tingkat keseringan responden dalam ada persoalan yang dominan menjadi bahan
menggunakan ragam sarana berkomunikasi pembicaraan. Setiap isu yang menjadi pilihan
dan informasi dalam situs jejaring sosial, dapat memiliki proporsi yang hampir berimbang. Isu
diketahui bahwa ragam sarana ruang status yang paling banyak dibicarakan responden yaitu
menjadi sarana yang sangat sering digunakan isu sosial (44%) dan yang paling jarang dibicarakan
oleh responden (21%). yaitu isu caleg lokal (20%). Dari deskripsi tersebut
dapat disimpulkan bahwa isu yang berbau politik
Tabel 11 jarang dibicarakan melalui situs jejaring sosial
Persentase Ragam Persoalan yang Pernah oleh responden
Dibicarakan Melalui Situs Jejaring Sosial
Pernah Tidak Pernah Tabel 12
Persentase Ragam Persoalan Melalui Fitur Share
f % f % Kepada Pihak-pihak yang Telah Terkoneksi
Dengan Akun Responden
isu politik lokal 29 29.0 71 71.0
Pernah Tidak Pernah
isu ekonomi 29 29.0 71 71.0
f % f %
isu budaya 30 30.0 70 70.0
isu politik lokal 19 19.0% 81 81.0%
isu agama 25 25.0 75 75.0
isu ekonomi 28 28.0% 72 72.0%
isu sosial 44 44.0 56 56.0
isu budaya 24 24.0% 76 76.0%
isu korupsi 30 30.0 70 70.0
nasional isu agama 19 19.0% 81 81.0%
isu korupsi 24 24.0 76 76.0 isu sosial 28 28.0% 72 72.0%
lokal isu korupsi 19 19.0% 81 81.0%
isu pilkada 22 22.0 78 78.0 nasional
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

isu Caleg lokal 20 20.0 80 80.0 isu korupsi 18 18.0% 82 82.0%


lokal
isu tenaga kerja 35 35.0 65 65.0
isu pilkada 18 18.0% 82 82.0%
Isu politik 29 29.0 71 71.0
nasional isu Caleg lokal 11 11.0% 89 89.0%
isu tenaga kerja 24 24.0% 76 76.0%
Dilihat dari ragam persoalan yang pernah
dibicarakan oleh responden melalui situs jejaring Isu politik 22 22.0% 78 78.0%
sosial, tampak dari data di atas bahwa tidak nasional

138
Selanjutnya, di samping kesimpulan umum yaitu bahwa isu tentang caleg lokal tidak popular
yang didapat dari tabel sebelumnya, akan dilihat diperbincangkan oleh responden dibandingkan
lebih detail ragam persoalan yang dibicarakan isu-isu yang lain, dengan persentase berkisar
oleh responden pada tiap bentuk sarana antara 13-21%. Begitu pula dengan isu-isu politik
komunikasi di situs jejaring sosial. Dari data di atas lokal dan politik nasional, kedua isu ini tampaknya
terlihat bahwa melalui fitur share, tidak ada ragam juga kurang popular dibicarakan dalam fitur
persoalan yang dominan dibagikan responden chatting.. Hal ini terlihat dari proporsinya yang
kepada pihak-pihak yang telah terkoneksi mendekati nilai terendah.
dengan akunnya. Tiap isu memiliki proporsi yang
hampir berimbang, sehingga hanya akan dilihat Tabel 14
isu dengan persentase tertinggi dan terendah. Persentase Ragam Persoalan Melalui Ruang
Isu yang paling banyak dibicarakan melalui fitur Status Kepada Pihak-pihak yang Telah Terkoneksi
Dengan Akun Responden
share yaitu seputar masalah ekonomi lokal (28%),
Selain itu, diketahui pula bahwa isu dengan Pernah Tidak Pernah
persentase terendah, yaitu pada isu caleg lokal
f % f %
dengan persentase berkisar antara 11%.
Masalah 59 59.0% 41 41.0%
Tabel 13 kehidupan pribadi (keluhan, kesuksesan,
Persentase Ragam Persoalan Melalui Fitur harapan)
Chatting Kepada Pihak-pihak yang Telah
Terkoneksi Dengan Akunnya Keluhan 49 49.0% 51 51.0%
masalah sosial
Pernah Tidak Pernah
Keluhan 38 38.0% 62 62.0%
f % f % masalah pelayanan public aparatur negara
isu politik lokal 17 17.0% 83 83.0% Masalah 33 33.0% 67 67.0%
harga sembako
isu ekonomi 24 24.0% 76 76.0%
Isu politik 21 21.0% 79 79.0%
isu budaya 26 26.0% 74 74.0%
lokal terhangat (aktual)
isu agama 23 23.0% 77 77.0%
Isu ekonomi 23 23.0% 77 77.0%
isu sosial 39 39.0% 61 61.0% lokal terhangat (aktual)
isu korupsi 17 17.0% 83 83.0% Isu budaya 24 24.0% 76 76.0%
nasional lokal terhangat (aktual)
isu korupsi 17 17.0% 83 83.0% Isu agama 23 23.0% 77 77.0%
lokal terhangat (aktual)
isu pilkada 18 18.0% 82 82.0% Isu sosial 36 36.0% 64 64.0%
isu Caleg lokal 13 13.0% 87 87.0% terhangat (aktual)

isu tenaga kerja 32 32.0% 68 68.0% Isu korupsi 31 31.0% 69 69.0%


nasional
Isu politik 16 16.0% 84 84.0%
nasional Isu korupsi 17 17.0% 83 83.0%
lokal terhangat (aktual)

Melihat fitur komunikasi lain dalam situs Isu pilkada 22 22.0% 78 78.0%
jejaring sosial yang digunakan oleh responden, Isu Caleg 12 12.0% 88 88.0%
dalam hal ini melalui fitur chatting, isu yang lokal terhangat (aktual)
dibicarakan juga bervariasi, tidak ada isu yang
Isu tenaga kerja 25 25.0% 75 75.0%
dominan. Jika ditilik dari persentase tertinggi
dan terendah, maka kecenderungan yang terjadi Isu politik 24 24.0% 76 76.0%
adalah isu sosial memiliki proporsi paling sering nasional terhangat (aktual)
diperbincangkan, dengan persentase sebesar Isu lainnya 10 10.0% 90 90.0%
39%, Gejala lain yang ditunjukkan oleh data di atas

139
Dalam berbagai situs jejaring sosial, tersedia internasional, sangat sedikit (11 % - 21%)
fasilitas ruang status yang dapat dimanfaatkan diunggah responden di situs jejaring sosial.
oleh pengguna untuk membagikan informasi atau
mengkomunikasikan ragam isu kepada pihak- Tabel 16
pihak yang telah terkoneksi dengan akunnya. Ragam Situs Yang Memiliki Link Dengan Akunnya
Mayoritas responden menggunakan ruang status
untuk membagikan hal-hal yang berhubungan Link Tidak Link
dengan masalah kehidupan pribadi (keluhan, f % f %
kesuksesan, harapan), dengan persentase
berkisar antara 42-74%. Disusul dengan hal yang Musik 29 29.0% 71 71.0%
berhubungan dengan keluhan masalah sosial, (missal 4 share)
proporsi sebesar 39-82%. Sementara persoalan Musik dan 18 18.0% 82 82.0%
seputar politik, secara umum kurang menarik movie (missal Youtube)
minat responden untuk memasangnya di ruang
status. Sebagai contoh isu caleg local dan juga Komunitas 18 18.0% 82 82.0%
pilkada, hanya ada 12-31% responden yang tertentu
mengomentarinya melalui ruang status. Buku-buku 20 20.0% 80 80.0%
ilmiah

Tabel 15 Blog-blog 14 14.0% 86 86.0%


Persentase Ragam Foto yang Biasa Di-upload tertentu
dalam Akun Situs Jejaring Sosial
Lainnya 6 6.0% 94 94.0%
Biasa Tidak Biasa

f % f % Selanjutnya dilihat dari ragam situs yang


memiliki link dengan akunnya, sebagian besar
Foto pribadi 58 58.0% 42 42.0%
(berkisar antara 30% - 78%) responden memilih
Foto keluarga 40 40.0% 60 60.0% situs yang berhubungan dengan music dan video
Foto tokoh 18 18.0% 82 82.0% seperti Youtube dan 4shared. Sementara situs
nasional lainnya kurang popular dan tidak menunjukkan
tendensi tertentu.
Foto tokoh 11 11.0% 89 89.0%
internasional Tabel 17
Foto kondisi 19 19.0% 81 81.0% Persentase Kebiasaan dalam Mengunggah
kemasyarakatan Berbagai Ragam Video
Biasa Tidak Biasa
Foto obyek 36 36.0% 64 64.0%
pariwisata f % f %
Foto 18 18.0% 82 82.0% Video pribadi 31 31.0% 69 69.0%
merchandiser (barang-barang)
Video keluarga 28 28.0% 72 72.0%
Foto obyek seni 31 31.0% 69 69.0%
Video obyek 20 20.0% 80 80.0%
Foto obyek 19 19.0% 81 81.0% seni tradisional
bencana alam
Video agama/ 17 17.0% 83 83.0%
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Foto-foto 4 4.0% 96 96.0% spiritual


lainnya
Video 22 22.0% 78 78.0%
Dilihat dari ragam foto yang biasa di-upload, kemasyarakatan
mayoritas responden (40% - 94%) mengunggah Video lainnya 10 10.0% 90 90.0%
foto pribadi dan foto keluarga ke dalam akunnya,
disusul foto obyek pariwisata dengan persentase
sebesar 30% - 82%. Sementara foto-foto lainnya,
terutama foto tokoh, baik nasional maupun

140
Jika menilik kebiasaan responden dalam pula dengan isu-isu politik lokal dan politik
mengunggah ragam video, maka data di atas nasional, kedua isu ini tampaknya juga kurang
mengarah pada fakta bahwa mayoritas (52% - popular dibicarakan dalam fitur chatting.. Hal ini
89%) responden tidak biasa mengunggah video terlihat dari proporsinya yang mendekati nilai
di situs jejaring sosial. video yang dimaksud terendah.
berkaitan dengan video pribadi dan video
keluarga. Terlihat bahwa mayoritas responden
menggunakan ruang status untuk membagikan
Tabel 18
hal-hal yang berhubungan dengan masalah
Skor Total kehidupan pribadi (keluhan, kesuksesan,
harapan), sementara persoalan seputar politik,
Rendah (0 - 24,66) 65 65.0% secara umum kurang menarik minat responden
Sedang (24,67 - 49,32) 20 20.0% untuk memasangnya di ruang status. Mayoritas
responden juga tampak biasa di-upload foto
Tinggi (49,33 - 74,00) 15 15.0%
pribadi dan foto keluarga ke dalam akunnya,
Total 100 100.0% namun tidak biasa mengunggah video yang
berkaitan dengan pribadi dan keluarga di situs
Dari hasil skoring mengenai ragam konten jejaring sosial.
yang diakses dalam akun situs jejaring sosial
terhadap responden, diketahui bahwa sebagian Dari hasil skoring diperoleh informasi bahwa
besar (> 53%) responden masih berada pada di dua sampel area tersebut responden masih
kategori rendah. berada pada kategori rendah dalam melakukan
akses ragam konten dalam situs jejaring sosial

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian dapat terlihat bahwa
pertautan antara responden laki-laki dengan
Barnett, George A. (2011). Encyclopedia of Social
perempuan terlihat sangat kecil, yaitu hanya
Networks. SAGE.
2% saja. Dapat diartikan dalam penelitian ini
ada keseimbangan jumlah responden pria dan Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research
wanita, dengan proporsi mayoritas kelahiran Methods for Business : a Skill Building
antara tahun 1965 – 1982, serta berpendidikan Appoarch. 5th ed. John Wilwy & Sons Ltd :
SLTA sebagai proporsi yang paling dominan. United Kingdom.
Dalam penelitian ini terlihat bahwa mayoritas Boyd, D. M., & Ellison, N. B. 2007. Sosial
responden pernah menggunakan Facebook, dan network sites: Definition, history, and
sering menggunakan Facebook dibanding sarana scholarship. Journal of Computer-Mediated
lainnya. Dengan indeks perteman lebih dari 100 Communication, 13(1), article 11.
orang dalam akun situs jejaring sosial mereka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial
Dalam deskripsi secara keseluruhan https://www.emarketer.com/Newsletter.aspx
terlihat bahwa isu berbau politik, jarang sekali
dibicarakan melalui situs jejaring sosial. Namun www.thejakartapost.com, 2010
Isu yang paling banyak dibicarakan melalui http://www.jambiprov.go.id/?show=page&id=p_
fitur share adalah seputar masalah ekonomi wilayah
lokal. Sedangkan, dalam fitur chatting, isu yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Media
dibicarakan sangat bervariasi, namun isu sosial
memiliki proporsi paling sering diperbincangkan. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_
Gejala lain yang ditunjukkan bahwa isu tentang komunikasi
caleg lokal tidak popular diperbincangkan oleh http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.
responden dibandingkan isu-isu yang lain, begitu ellison.htm

141
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

142
ANALISIS PERBANDINGAN MODEL VOIP SECURITY
BERBASIS SIP (SESSION INITIATION PROTOCOL)

Wahyu Novian C.M.

TELKOM R&D Center, Bandung


wnovian@telkom.co.id

Abstrak

Pada penelitian ini dikembangkan dan dianalisis 4 model security VoIP berbasis SIP melalui setup
dan konfigurasi sebuah environment dalam skala laboratorium dan pungujian simulasi berbagai metode
penyerangan. Keempat model security VoIP tersebut yaitu: model dengan security SRTP, TLS, IPsec dan SSL.
Simulasi penyerangan dilakukan melalui tool-tool attack yang dilakukan baik pada saat sesi komunikasi
maupun saat sesi signalling dan registering. Dari keempat model tersebut akan dibandingkan kekurangan dan
kelebihan masing-masing khususnya dari aspek parameter security. Seperti diketahui, pada sistem jaringan
komunikasi berbasis Voice over IP (VoIP) terdapat dua jalur yang membentuk sebuah komunikasi yaitu
jalur signalling dan jalur media. Signalling berfungsi mengatur protokol komunikasi antar dua entitas yang
menjadi kunci bagi terciptanya komunikasi dan layanan yang bisa diberikan ke customer. Sedangkan media
merupakan jalur komunikasi voice. Pada penelitian sebelumnya umumnya masih bersifat study, pembahasan
di salah satu aspek yaitu SIP security (signalling) saja atau media saja dan masih jarang penelitian yang
menggabungkan kedua aspek yang dilakukan melalui model skala lab dan berbagai metode penyerangan
yang mungkin dilakukan. Penelitian ini mencoba melakukan sesuatu yang baru yaitu komparasi VoIP security
dengan membuat model skala lab dan membahas dua aspek komunikasi voice, dan simulasi serangan secara
riil. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa model security VoIP terbaik adalah dengan penggabungan
security aspek signalling dan security aspek media yaitu model VoIP SIP over IPsec dan VoIP SIP over SSL.

Kata kunci : VoIP, SIP, SRTP, TLS, IPsec, SSL

Abstract

In this research, it was developed and analyzed 4 models of SIP-based VoIP security through the setup
and configuration of laboratory scale environment and testing simulation of various attack methods. The four
models of VoIP security are: security model with SRTP, TLS, IPsec and SSL. Simulated attacks through attack
tools are performed both during the communication session and signaling and registering session. Of the
four models will compare advantages and disadvantages of each aspect especially of security parameters. As
it is known, the network communications system based Voice over IP (VoIP), there are two lines that form a
communication pathway, signaling and media paths. Signalling function is controlling the communication
protocol between the two entities, it is the key to the creation of communication and service that can be
provided to the customer. While the media is a voice communication path. In previous research is mostly about
study, discussion on one aspect of the SIP security (signaling) only or media only and still rarely research that
combines both aspects through lab-scale models and variety of possible methods of attack. This research is
trying to do something new that VoIP security comparisons with lab-scale models and discuss two aspects of
voice communication, and simulate real attacks. Based on the results of this research found that the best VoIP
security model is the incorporation of signaling and media security aspects, those are SIP VoIP over IPsec and
SIP VoIP over SSL models.

Key words : VoIP, SIP, SRTP, TLS, IPsec, SSL

143
PENDAHULUAN sehingga bisa dihasilkan rekomendasi yang lebih
baik untuk implementasinya di lapangan.
SIP merupakan protokol layer aplikasi yang
direkomendasikan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF) seperti tertuang pada Request For Teknologi SIP
Comment (RFC) 3261, selanjutnya berkembang
menjadi protokol kunci pada NGN. Badan SIP merupakan protokol layer aplikasi yang
standarisasi dunia yang mengembangkan direkomendasikan oleh IETF, awalnya didefinisikan
standarisasi NGN telah memilih SIP karena sifatnya pada RFC (Request For Comment) 2543 (obsolete)
yang sederhana, berbasis teks dan sangat fleksibel dan kemudian diperbaharui melalui RFC 3261.
terhadap pengembangan-pengembangan baru Pada telepon tradisional maupun telepon
serta dapat mendukung implementasi berbagai berbasis IP (Internet Protocol), selalu dibedakan
layanan multimedia masa depan [8]. dengan jelas dua tahap panggilan voice. Tahap
pertama adalah “call setup” yang mencakup
Pada dokumen RFC 3261 dijelaskan bahwa SIP semua detail keperluan agar dua perangkat
memiliki berbagai mekanisme security yang bisa telepon dapat berkomunikasi. Tahap selanjutnya
diimplementasikan baik yang embeded di standard adalah “transfer data” di mana call setup sudah
protokolnya maupun mekanisme lain yang bisa terbentuk. Di dalam VoIP, SIP adalah protokol
ditambahkan. Mekanisme yang embeded yaitu call setup yang beroperasi pada layer aplikasi.
penerapan digest authentication, sedangkan Protokol lain dengan fungsi yang sama adalah
mekanisme yang bisa diimplementasikan H.323 yang dikeluarkan oleh ITU (International
antara lain mekanisme di layer network melalui Telecommunication Union) [8].
protokol IP Security (IPsec), dan mekanisme
di layer transport melalui protokol Transport Badan standardisasi dunia yang
Layer Security (TLS) [16]. Selain itu juga terdapat mengembangkan standarisasi NGN telah memilih
mekanisme pengamanan media stream atau SIP karena sifatnya yang sederhana, berbasis teks
paket voice melalui penerapan Secure Realtime dan sangat fleksibel terhadap pengembangan
Transport Protocol (SRTP) [1]. baru, dapat mendukung implementasi berbagai
layanan multimedia masa depan serta didesain
Pada beberapa penelitian sebelumnya, secara general untuk set up real time multimedia
pembahasan masih berupa study [9], [6], [12], sessions antara group participants. Sebagai contoh,
atau penelitian pada salah satu aspek yaitu aspek selain untuk call telephony yang sederhana, SIP
media saja [7], aspek signalling saja [15], dan dapat juga digunakan untuk set up conference
masih jarang penelitian yang dilakukan melalui video dan audio atau instant messaging. SIP
setup jaringan secara riil dan menggabungkan tidak hanya meng-handle call setup, tetapi juga
kedua aspek komunikasi voice. Penelitian tentang memiliki kemampuan fungsi-fungsi lain untuk
komparasi model VoIP security ini termasuk mendukung layanan VoIP [8].
sesuatu yang baru yang hampir belum pernah
dilakukan oleh penelitian sebelumnya.

Karena itu, untuk melakukan penelitian Secure Real-Time Transport


yang lebih mendalam terhadap berbagai model Protocol (SRTP)
mekanisme security yang ada dan melakukan
SRTP adalah suatu media enkripsi yang
simulasi riil terhadap berbagai model ancaman
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

penggunaannya dikhususkan untuk komunikasi


dan serangan, maka diperlukan sebuah
VoIP. Protokol ini mampu memberikan enkripsi
environment untuk pengembangan dan uji coba
pada data yang dibawanya dan telah distandarkan
security VoIP SIP. Pengembangan dan setup
oleh IETF RFC 3711 [1].
environment [11] dilakukan di Lab. Security &
Reliability Telkom R&D Center Bandung [13]. Peranan SRTP dalam memberikan keamanan
Melalui pengembangan ini akan diketahui secara pengiriman paket VoIP adalah sebagai berikut:
lebih komprehensif implementasi dari model
security VoIP SIP yang ada dan dapat diketahui a. Mengenkripsi media stream yang dilakukan
kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk menanggulangi traffic capturing.

144
b. Autentikasi pengirim untuk mengatasi menandakan bahwa user akan meregistrasikan
pencurian identitas. dirinya dengan menggunakan protokol TLS.
Server akan membalas sinyal tersebut dengan
c. Validasi integrity yang dilakukan untuk
server hello yang disertai dengan mengirimkan
mengatasi modifikasi dari pesan yang
sinyal server certificate yang meminta client
dikirimkan.
untuk mengirimkan sertifikatnya kepada server.
Pada prinsipnya, SRTP mempunyai sistem Certificate client ini berisi ID client, kunci publik
kerja yang sama dengan RTP yaitu mendukung client dan digital signature dari server [3].
dan mengusahakan agar komunikasi VoIP dapat
berlangsung secara real-time. Hanya saja pada Setelah client mengirimkan certificatenya,
format protokol SRTP diberikan penambahan server akan mengecek certificate tersebut dan
SRTP message yang berguna untuk memberikan mencocokkan dengan Certificate Authority yang
fasilitas enkripsi. Proses pengiriman paket pada dimiliki oleh server. Jika certificate client tersebut
SRTP terdiri dari dua tahapan, yaitu enkripsi benar, maka server akan memberikan kunci sesi
dengan AES-128 dan autentikasi paket VoIP yang enkripsi kepada client yang dibungkus dengan
menggunakan HMAC-SHA1 [1]. kunci publik client [3].

Sebelum terjadi pengiriman komunikasi VoIP, Server juga mengirimkan pesan change
akan dilakukan pertukaran kunci master antara chiper spec yang berarti mulai saat ini komunikasi
dua client yang saling berkomunikasi. Kunci client-server akan berlangsung dengan data
master ini dapat dibangkitkan menjadi dua yang terenkripsi. Kemudian client akan membuka
kunci sesi, yaitu kunci sesi enkrip dan kunci sesi kunci sesi enkrip yang terbungkus dengan kunci
autentikasi. Kunci enkrip digunakan untuk untuk publik client tersebut menggunakan kunci privat
mengenkripsi data VoIP sehingga terhindar dari yang dimilikinya. Nantinya, proses TLS handshake
hal yang sifatnya pencurian maupun perusakan ini juga akan dilakukan oleh user-user lain yang
informasi. Sedangkan kunci autentikasi akan melakukan registrasi kepada server TLS [3].
digunakan sebagai validasi data dan memastikan
bahwa penerima adalah tujuan yang benar untuk
mencegah hal yang sifatnya pemalsuan identitas
IP security Protocol (IPsec)
[1].
IPsec merupakan salah satu metode media
Setelah terjadi pertukaran kunci, maka kunci- enkripsi untuk membentuk sesi komunikasi yang
kunci tersebut akan digunakan untuk mengenkrip terenkripsi. IPSec adalah satu set protokol yang
data sebelum data tersebut dikirimkan. Kunci sesi dikembangkan oleh IETF untuk mendukung
ini akan berubah-ubah pada suatu waktu tertentu keamanan pertukaran paket data pada layer IP.
secara random. Aplikasi IPSec telah digunakan secara luas untuk
membangun Virtual Private Networks (VPNs) [4].

Transport Layer Protocol (TLS) Standar IPSec sendiri dimulai dari tahun 1995
dimana generasi IPSec pertama muncul dengan
TLS yaitu enkripsi yang dilakukan secara hop keluarnya RFC 1825, 1826, 1827, 1828, 1829 dan
by hop yang bekerja diantara User Agent Server beberapa RFC yang mengikutinya. Generasi kedua
(UAS) dan proxy pada layer transport. Dengan muncul di tahun 1998 dengan standar RFC 2401,
adanya TLS maka seluruh isi informasi signalling 2402, 2406, dan beberapa RFC lain yang terkait.
akan berjalan dalam bentuk data enkripsi. Pada generasi kedua ini terdapat penambahan
Untuk membentuk komunikasi SIP dengan mekanisme baru yang dinamakan Internet Key
menggunakan TLS pada sesi signallingnya, Exchange (IKE) yang dikeluarkan dengan standar
dibutuhkan suatu proses pengiriman kunci RFC 2409. IKE berfungsi dalam mekanisme
enkripsi dari server kepada client yang biasa pertukaran kunci sebelum pengiriman data.
disebut dengan TLS handshake [3], [4]. Munculnya IKE ini tidak lepas dari berakhirnya
hak paten algoritma Diffie-Hellman pada bulan
TLS handshake terjadi pada saat sesi April 1997 [5].
registering user kepada server. Pada saat registrasi,
user akan mengirimkan sinyal client hello yang

145
Standar IPSec paling baru muncul di akhir METODOLOGI RISET
tahun 2005 dengan keluarnya RFC 4301, 4302,
4303 dan beberapa RFC lainnya. Beberapa Pada bagian ini diuraikan metodologi
perubahan yang signifikan diantaranya adalah riset yang dilakukan melalui pengembangan
dengan keluarnya IKEv2 dengan nomor RFC 4306. model environment skala laboratorium dan
IKEv2 tidak kompatibel dengan pendahulunya penggunaan tool-tool untuk membantu
(IKE), atau sering disebut IKEv1 [5]. Dalam simulasi-simulasi dan analisis.
implementasi ini, protokol IKE yang dipakai adalah
IKEv1 (RFC 2409) mengingat implementasi IKEv2 Model VoIP SIP security yang
yang sampai sekarang belum terlalu signifikan. dikembangkan pada riset ini adalah [11],
[14]:

Model 1 : VoIP SIP Over Secure Real-Time


Secure Socket Layer (SSL) Transport Protocol (SRTP)
SSL adalah salah satu protokol yang bekerja Model 2 : VoIP SIP Over Transport Layer Security
pada application layer dan umum digunakan (TLS)
pada komunikasi aman berbasis web pada
Model 3 : VoIP SIP Over IP Security (IPsec)
internet. SSL juga merupakan protokol keamanan
yang didesain untuk dijalankan pada TCP/IP Model 4 : VoIP SIP Over Socket Security Layer
yang dengan mudah dapat digantikan dengan (SSL)
API soket UNIX-style standar yang digunakan
oleh hampir semua perangkat lunak di jaringan.
Keamanan SSL ini dijamin dengan menggunakan Metode Perencanaan Sistem
kombinasi dari kriptografi kunci publik dan
a. Skenario Perencanaan
kriptografi kunci simetri secara bersamaan
dengan sebuah infrastruktur sertifikat. Sertifikat Flow chart perencanaan dari tahap
ini berisi kumpulan data identifikasi dalam perancangan yang dilakukan sampai pengujian
format yang telah distandardisasi. Nantinya, data sistem dapat digambarkan sebagai berikut:
tersebut akan digunakan dalam proses verifikasi
identitas dari sebuah entitas (contohnya sebuah Gambar 1. Tahap Perencanaan Sistem [10], [13]
web server) pada internet [2].

Sertifikat ini secara digital


ditandatangani oleh sebuah Certificate
Authority (CA), yaitu sebuah entitas yang
diberikan kekuasaan untuk melakukan
verfikasi sebuah perusahaan atau
individu yang ingin menyediakan aplikasi
menggunakan SSL. Client yang ingin
berkomunikasi secara aman dengan
entitas tersebut dapat melakukan verifikasi
identitasnya dengan menanyakannya
pada basis data CA. Sebuah sertifikat juga
mengandung kunci publik dari pemiliknya.
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Kunci ini berpasangan dengan kunci privat


yang hanya diketahui oleh pemiliknya.
Pasangan kunci ini digunakan untuk
verifikasi identitas dari pemilik sertifikat,
dan juga untuk membuat informasi
rahasia sehingga dapat dipertukarkan
antar pemilik sertifikat dan entitas lainnya
[2].

146
b. Skenario Realisasi Sistem 1. Pengujian komunikasi VoIP pada saat
terjadinya signalling dan registering.
Proses realisasi sistem pada riset VoIP security
ini meliputi: Yaitu melalui pengujian traffic sniffing
menggunakan tool Cain & Abel.
1. Pembangunan sistem komunikasi VoIP
2. Pengujian komunikasi SIP pada saat
beserta client.
terjadinya sesi komunikasi.
2. Pembangunan suatu sistem model security
Yaitu melalui pengujian session teardown
pada komunikasi VoIP.
menggunakan tool SipProtos dan Registration
3. Penggunaan tool-tool hacking untuk menguji Hijacking menggunakan tool RegHijack.
sistem secuirty VoIP yang dibangun.
3. Pengujian penggunaan firewall pada server
SIP.
c. Skenario Pengujian Sistem
Yaitu melalui serangan Denial of Service
Adapun skenario pengujian untuk analisis (DoS) menggunakan tool Ettercap.
dan evaluasi dari sistem yang telah dibuat antara
lain:

Metode Riset dan Perancangan Sistem


Gambar 2. Flow Chart Metode Riset dan Perancangan Sistem [10], [13]

147
d. Sistem Hardware f. Tool Hack
Perangkat-perangkat yang dibutuhkan dalam Tools hack merupakan tool-tool penguji yang
perancangan model VoIP Security ini meliputi: dikonfigurasikan ke dalam PC attacker. Macam-
SIP Server, PC attacker/penguji, PC client dan macam tool hack yang digunakan untuk menguji
hardphone. model VoIP Security yang telah dibangun antara
lain: Cain & Abel, SIP Protos, SIP, RegHijacker,
Ettercap.
e. Sistem Software dan Aplikasi
Adapun software/aplikasi yang diperlukan
untuk implementasi model VoIP security ini Konfigurasi Jaringan
adalah Asterik, aplikasi SRTP, aplikasi TLS, aplikasi
IPsec serta softphone. Berikut ini adalah gambaran mengenai
topologi jaringan yang diimplementasikan
pada skala laboratorium dalam riset model VoIP
security ini.

Gambar 3. Konfigurasi Jaringan Riset Model


Secuirty VoIP [12]
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

148
TEMUAN/HASIL RISET suatu proses autentikasi untuk mendapatkan
paket data tersebut.
Pada bagian ini akan diuraikan hasil temuan
berdasarkan pengujian menggunakan tool-tool
hack pada setiap model sistem VoIP secuirty yang Gambar 5. Hasil Capture Tool Cain & Abel Pada
dibangun Komunikasi TLS

Hasil Traffic Sniffing


Menggunakan Tool Cain & Abel
a. Sniffing Pada Model 1 - SRTP
c. Sniffing Pada Model 3 - IPsec
Pada komunikasi model ini penguji (tool
Pada model 3, digunakan VPN Over IPSec
Cain & Abel) berhasil menjadi man in the middle
sebagai media encryption dan SIP Over TLS sebagai
pada saat terjadinya komunikasi, dan melakukan
signalling security. Pengujian/penyerangan pada
proses ARP poissoning terhadap kedua client yang
model ini dilakukan ketika penguji berhasil
berkomunikasi. Akan tetapi, seperti yang terlihat
memasuki daerah private atau berhasil menjadi
pada gambar, paket yang tercapture menunjukan
salah satu user VPN.
angka nol atau berarti penguji tidak berhasil
mendapatkan paket SRTP. Hal ini dikarenakan
data komunikasi SRTP tidak hanya dikirim dengan Gambar 6. Hasil Capture Tool Cain & Abel Pada
menggunakan kunci enkripsi AES 128, tetapi juga Komunikasi IPsec
menggunakan kunci sesi autentikasi HMAC SHA1
yang digunakan untuk mengautentikasi data,
sehingga perlu suatu proses autentikasi untuk
menerima suatu data/paket SRTP.

Gambar 4. Hasil Capture Tool Cain & Abel Pada Pada gambar di atas, walaupun penguji (Cain
Komunikasi SRTP & Abel) berhasil memasuki jaringan privat, akan
tetapi penguji tidak dapat mengambil data antara
kedua client yang sedang berkomunikasi. Hal ini
disebabkan karena data komunikasi antara dua
client selalu melewati VPN server.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, data


b. Sniffing Pada Model 2 - TLS
dari VPN server yang menuju client merupakan
Pada prinsipnya, komunikasi SIP Over data yang terenkripsi. Dengan adanya hal
TLS mempunyai sifat yang sama dengan tersebut, data yang ingin diambil oleh penguji
pengiriman data menggunakan RTP biasa. merupakan suatu data acak dan membutuhkan
Data yang dikirimkan pada komunikasi ini juga autentikasi untuk mendapatkan data tersebut.
merupakan data komunikasi RTP. TLS digunakan
untuk memberikan solusi pengenkripsian data
signalling dengan sistem sertifikasi, sehingga d. Sniffing Pada Model 4 - SSL
seluruh proses signalling dilakukan dengan data Model ini menggunakan VPN Over SSL
yang terenkripsi. sebagai media encryption dan SIP Over TLS
sebagai signalling security. Hasil pengujian pada
Pada gambar di bawah ini, dapat dilihat model 4 ini mempunyai hasil yang sama dengan
bahwa penguji berhasil mendapatkan paket data model 3, karena pada prinsipnya menggunakan
yang dikirimkan oleh kedua client karena data sistem yang sama dengan model 3.
dalam komunikasi TLS juga tidak dienkrip dengan
algoritma AES 128 dan tidak diautentikasi dengan
algoritma HMAC SHA1, sehingga tidak perlu

149
Gambar 7. Hasil Capture Cain & Abel Pada Pada pengujian ini penguji tidak dapat berhasil
Komunikasi SSL melakukan flooding teardown kepada client. Hal
ini dikarenakan untuk komunikasi TLS, semua
sinyal yang dikirimkan harus menggunakan
TLS dan merupakan data yang terenkripsi.
Penguji (SipProtos) tidak mempunyai fasilitas
TLS sekaligus tidak mempunyai fasilitas untuk
mengenkrip signalling dengan kunci yang benar.
Gambar di atas menunjukkan bahwa Cain Dengan demikian, client akan langsung menolak
& Abel tidak berhasil mendapatkan paket-paket sinyal yang dikirimkan oleh penguji.
komunikasi antara kedua client walaupun telah
berhasil memasuki jaringan private VPN. Hal ini
disebabkan pada komunikasi VPN, kunci yang c. Session Tear Down Pada Model 3 -
diberikan oleh setiap client dari VPN server IPsec
selalu berbeda-beda. Oleh karena itu, walaupun Skenario pengujian pada model ini
penguji merupakan client VPN dan mempunyai dilakukan pada saat penguji berada pada
kunci client, penguji tersebut masih tidak dapat jaringan private. Penguji tidak berhasil
mendekrip komunikasi client yang lain. melakukan session teardown pada
komunikasi model 3. Hal ini disebabkan
karena digunakannya TLS sebagai signalling
Hasil Session Tear Down security, sehingga setiap data komunikasi
Menggunakan Tool SipProtos signalling merupakan data yang terenkripsi
dan terautentikasi. Dengan demikian untuk
Tool SipProtos bekerja dengan prinsip mengirimkan sinyal cancel teardown, penguji
mengirimkan sinyal cancel tear down secara harus melakukannya dengan protokol TLS
terus-menerus kepada client. Dengan demikian, sekaligus memberikan data enkripsi yang
setiap client yang ingin melakukan hubungan mampu didekrip dan diautentikasi oleh
komunikasi (mengirimkan invite) akan langsung client.
menerima sinyal cancel yang menyebabkan
dibatalkannya suatu komunikasi.
d. Session Tear Down Pada Model 4 -
SSL
a. Session Tear Down Pada Model 1 -
Seperti halnya pada model 3, komunikasi
SRTP
pada model ini juga menggunakan TLS
Penguji (SipProtos) tidak berhasil mendapatkan sebagai signalling security yang mengharuskan
feedback bahwa client telah menerima flooding pengiriman paket menggunakan protokol TLS
cancel teardown ini. Hal tersebut dikarenakan sehingga penguji tidak berhasil mengirimkan
komunikasi SRTP menggunakan SDES dan bukan sinyal teardown.
menggunakan SDP. Prinsip kerja SDES adalah
setiap pemanggil maupun yang dipanggil harus
mampu membangkitkan kunci sesi enkripsi
dan kunci sesi autentikasi di awal komunikasi.
Registration Hijacking
Karena penguji tidak mempunyai fasilitas untuk Menggunakan Tool RegHijacker
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

membangkitkan kunci pada awal pengujian/ Prinsip penggunaan tool RegHijacker ini
penyerangan, maka client menganggap adalah memanipulasi registrasi client. Tool ini akan
komunikasi ini tidak valid dan langsung menolak melakukan registrasi ulang pada server dengan
sinyal yang dikirimkan oleh penguji (SipProtos). menggunakan username dan password client
tersebut. Dengan demikian, database server akan
b. Session Tear Down Pada Model 2 - mengupdate bahwa username tersebut adalah
TLS milik penguji dan bukan milik client sehingga
semua panggilan pada client akan dibelokkan
Pada model ini, client menggunakan TLS menuju PC penguji.
sebagai protokol untuk sesi signallingnya.

150
a. Registration Hijacking Pada Model 1 Denial of Service (DoS)
- SRTP Menggunakan Tool Ettercap
Server SRTP hanya melindungi sistem
Sistem DoS attack ialah suatu serangan yang
komunikasi VoIP SIP pada stream data RTP, bukan
ditujukan kepada sebuah sistem atau server
pada signalling dan registering. Pada pengujian
untuk menghilangkan ketersedian server untuk
ini, penguji berhasil melakukan registering
melayani service komunikasi SIP. DoS attack
pada server. Hal ini dapat terjadi karena proses
biasanya dilakukan dengan cara membanjiri
registrasi client pada server RTP atau SRTP hanya
sistem atau server dengan suatu paket-paket
melibatkan proses autentikasi dengan password
yang sifatnya invalid-state.
tanpa melakukan autentikasi tanbahan dengan
sesuatu yang unik. Ettercap merupakan suatu tool yang dirancang
untuk membanjiri jaringan dengan paket-paket
b. Registration Hijacking Pada Model 2 yang dapat menyibukkan server. Bentuk paket-
- TLS paket tersebut dapat berupa ARP, TCP flags,
maupun paket-paket invalid-state lainnya.
Pada pengujian ini memperlihatkan adanya
pesan error yang menyatakan penguji (RegHijack)
tidak berhasil melakukan registrasi pada server. a. DoS Pada Model Server Tanpa
Hal ini dikarenakan proses registrasi pada server Firewall
TLS tidak hanya dilakukan dengan pengiriman Ettercap akan melakukan scanning port pada
username dan password sebagai proses sistem server sebelum melakukan flooding .
autentikasinya, akan tetapi juga harus melakukan Setelah mendapatkan port-port yang terbuka,
TLS handshake berupa proses sertifikasi antara penguji (Ettercap) akan mengirimkan paket
client dan server yang tidak dapat dilakukan oleh sebanyak-banyaknya pada port-port tesebut.
penguji.
Hasil pengujian memperlihatkan besar CPU
load server pada saat terjadi DoS attack dengan
c. Registration Hijacking Pada Model 3
ettercap dos melebihi nilai 83%. Kondisi ini
- IPsec
menyebabkan server menjadi sangat sibuk dan
Pada pengujian model ini penguji tidak dapat mengalami ketersediaan untuk melayani
berhasil melakukan pembajakan registrasi. Hal service komunikasi SIP. Hal tersebut dapat terjadi
ini disebabkan penguji tidak mampu melakukan karena pada server tidak terlindungi oleh firewall,
registrasi menggunakan protokol TLS, dan hanya sehingga ettercap akan mudah melakukan
mampu melakukannya dengan protokol UDP. scanning port dan mengirimkan paket-paket
flooding pada port tersebut.

d. Registration Hijacking Pada Model 4


- SSL Gambar 8. CPU Load Proses DoS Attack Pada
Server Tanpa Firewall
Seperti halnya pada model 3, penguji juga tidak
berhasil melakukan pembajakan registrasi pada
model 4. Alasannya sama dengan model 3 yaitu
penggunaan TLS sebagai protokol registering dan
signalling, serta VPN sebagai media encryption.
Pada proses registering SIP yang menggunakan
TLS mengharuskan client mengirimkan certificate
pada saat proses registrasi. Karena penguji
tidak mempunyai certificate client untuk dapat
melakukan proses registrasi pada server, maka
muncul pesan error binding yang menyatakan
registrasi ditolak oleh server.

151
b. DoS Pada Model Server Dengan a. Aspek Authentication
Firewall Aspek autentikasi adalah aspek untuk
Pada model server dengan firewall, server memastikan bahwa data yang diakses adalah
dapat menghindari serangan ettercap. Hal ini data yang asli. Pada model ini, aspek autentikasi
dapat terjadi karena firewall akan melindungi dapat dijamin pada saat proses pengiriman data.
server dari scanning port yang dilakukan oleh Hal ini disebabkan pada proses pengiriman
ettercap. data SRTP, data tersebut terautentikasi sehingga
hanya user yang mempunyai kunci autentikasilah
Scanning port biasanya dilakukan dengan yang dapat menerima data tersebut. Akan tetapi
mengirimkan paket-paket yang akan mendapat pada proses signallingnya, aspek ini tidak dapat
replay atau balasan dari server ke pada port-port terjamin sepenuhnya karena pada signalling
server. Firewall inilah yang memblok paket-paket model SRTP menggunakan protokol standar
tersebut, sehingga penguji/penyerang tidak UDP. Hal ini dapat dilihat dari lumpuhnya
mendapat informasi atau jawaban dari server. komunikasi SRTP ketika diserang dengan
Apabila scanning port tidak berhasil dilakukan, menggunakan RegHijack. Signalling dengan
maka ettercap juga gagal mengirimkan paket- protokol standar UDP tidak dilengkapi dengan
paket flooding. algoritma autentikasi, sehingga setiap user dapat
mengambil dan memanipulasi sinyal ini.

b. Aspek Confidentiality
ANALISIS MODEL VOIP SIP Aspek Privacy/Confidentiality merupakan
SECURITY aspek yang dapat memastikan bahwa data
informasi tidak dapat diakses oleh orang yang
Analisis model VoIP SIP security merupakan tidak berhak. Pada model SRTP, aspek ini dapat
bagian untuk menganalisis sampai sejauh terjamin sepenuhnya pada saat pengiriman
mana setiap model komunikasi dapat menahan datanya. Paket data yang dikirimkan hanya dapat
dari berbagai tool yang mempunyai variasi diterima atau diakses oleh orang yang berhak.
serangan/pengujian yang berbeda-beda. Pada Akan tetapi untuk proses signallingnya, aspek ini
analisis ini akan dilakukan terhadap 6 parameter tidak dapat dijamin. Seperti yang telah disebutkan
aspek security yang paling dominan yaitu : sebelumnya bahwa pada sesi signalling model ini
Authentication, Confidentiality/Privacy, Integrity, tidak terdapat suatu algoritma enkripsi maupun
Availability, Access control dan Non-repudiation autentikasi.
[15], [16].

c. Aspek Integrity

Analisis Model 1: SRTP Aspek ini menyatakan bahwa isi informasi


tidak boleh diambil maupun diubah oleh user
Model 1 mempunyai autentikasi dan enkripsi lain tanpa seijin pengirim. Seperti yang telah
pada pengiriman datanya. Enkripsi yang digunakan dijelaskan sebelumnya bahwa aspek ini dapat
adalah enkripsi AES 128. Algoritma enkripsi ini dijamin pada saat proses pengiriman data. Untuk
merupakan algoritma enkripsi simetris terkuat aspek integrity pada sesi signalling juga belum
yang ada saat ini. Enkripsi ini akan melindungi dapat dijamin sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

data komunikasi dari pembukaan isi informasi dari berhasilnya penguji/penyerang dalam
pada data tersebut. Sedangkan autentikasi mengambil dan mengubah isi informasi signalling
menggunakan algoritma HMAC-SHA-1. Dengan model 1.
adanya sistem autentikasi ini, maka data yang
dikirimkan akan terlindungi dari usaha-usaha
pencurian maupun pengaksesan dari orang yang d. Aspek Availability
tidak berhak. Aspek availability belum dapat dijamin
sepenuhnya. Walaupun sistem ini aman dari
serangan berupa flooding, akan tetapi untuk

152
serangan yang mengambil isi registering pada adalnya hal ini jelas aspek non-repudiation tidak
server, konsep ini belum mampu melindungi terjamin pada komunikasi model 1.
sepenuhnya seperti yang terjadi pada serangan
menggunakan RegHijack. Hal ini dikarenakan
pada proses registering, model ini tidak
Analisis Model 2: TLS
mengharuskan adanya suatu proses autentikasi
maupun pengecekan user, sehingga setiap user Pada model ini terdapat proteksi penuh
yang mempunyai username dan password dapat pada sesi signalling dan registering. Pada sesi
meregistrasikan dirinya pada SIP server. Ketika registering terdapat proses pengecekan user
penguji meakukan registrasi baru, maka SIP server yang menyatakan bahwa hanya user yang
akan menganggap penguji/penyerang adalah mempunyai certificate yang mampu melakukan
user dari SIP server, dan bukan user yang telah proses registering. Certificate ini juga dilindungi
teregistrasi sebelumnya. Oleh karena itu, ketika oleh digital signature server yang berarti hanya
ada panggilan yang menuju user sebenarnya, serverlah yang sanggup memberikan certificate
maka server menganggap bahwa penyerang ini terhadap user. Selain itu, data signalling juga
adalah user yang dipanggil. dikirimkan dalam bentuk data yang terenkripsi
dan terautentikasi. Sehingga isi informasi
signalling tidak dapat diambil maupun dibaca
e. Aspek Access control oleh penguji/penyerang.
Aspek ini berkaitan dengan pembagian suatu
kewenangan dalam mengakses suatu sistem. Pada
model 1 aspek ini terpenuhi pada saat terjadinya a. Aspek Authentication
sesi komunikasi data suara, hal ini dikarenakan Aspek authentication pada proses signalling
data tersebut hanya dapat diakses oleh pihak dan registering model 2 ini dapat dijamin
yang mempunyai kewenangan untuk mengakses sepenuhnya. Hal ini dikarenakan pada proses
yaitu pihak yang mempunyai kunci enkripsi dan registering hanya user yang mempunyai certificate
kunci autentikasi. Tidak ada pihak lain yang dapat yang disetujui oleh server untuk dapat melakukan
mengakses isi informasi pada komunikasi data proses registering. Hal ini menyatakan bahwa
selain kedua client tersebut. Akan tetapi pada sesi data user yang diambil oleh server merupakan
signalling penyerang dapat mengakses data sesi data yang asli sesuai dengan konsep aspek
signalling, seperti yang terjadi pada penyerangan authentication.
menggunakan RegHijack. Dengan tidak adanya
security pada signalling dapat dikatakan bahwa
aspek access control belum terjamin pada sesi b. Aspek Confidentiality
signalling. Semua pengujian/penyerangan pada
sesi signalling maupun sesi registering dapat
digagalkan dengan menggunakan proteksi
f. Aspek Non Repudiation sistem ini. Akan tetapi untuk sesi komunikasi
suara, penguji/penyerang dapat mengambil
Aspek ini untuk mengetahui siapa saja yang
informasi komunikasi suara tersebut. Hal ini
mengakses sistem sekaligus untuk menjaga
disebabkan pada komunikasi suara tidak terdapat
agar seseorang tidak dapat menyangkal bahwa
sistem autentikasi maupun enkripsi. Dengan
seseorang tersebut telah melakukan suatu
adanya data yang dapat diambil oleh orang yang
transaksi pada suatu sistem. Seperti halnya pada
tidak berhak menyebabkan aspek confidentiality/
model 1 pada penyerangan menggunakan tool
privacy tidak dapat dilindungi sepenuhnya
RegHijack, server tidak dapat diketahui siapa
dengan menggunakan SIP model 2.
yang telah melakukan manipulasi registering.
Penyerang dapat memindahkan registrasi user
yang telah ada kepada user lain maupun user c. Aspek Integrity
victim yang dibuat oleh penyerang. Hal ini
Dengan dapat diambilnya pesan oleh penguji/
menunjukkan tidak ada kejelasan mengenai
penyerang, maka aspek integrity juga tidak dapat
siapa yang telah melakukan registrasi karena
dijamin oleh sistem ini karena aspek integrity
pada registrasi telah berisi user victim. Dengan
juga mengharuskan semua data pada sesi SIP

153
tidak dapat diambil maupun diubah tanpa seijin Analisis Model 3 dan Model 4:
pemiliknya. IPsec dan SSL
Tujuan dari dibuatnya jaringan ini adalah
d. Aspek Availability untuk membentuk data yang terenkripsi dan
Aspek availability erat kaitannya dengan data yang terauthentikasi pada sesi komunikasi
penghabisan resource pada client maupun server. SIP. Dengan adanya VPN ini, komunikasi antar
Pada model 2, resource client maupun server client akan selalu dilewatkan pada VPN server
masih dapat dipenuhi walaupun aspek yang dan selalu berlangsung pada keadaan data
lain tidak dapat dipenuhi pada sesi komunikasi. yang terenkripsi. Dengan adanya hal tersebut,
Walaupun data yang dikirimkan oleh client masih keamanan sesi komunikasi dari penyerangan
dapat dicapture dan diputar ulang oleh penguji/ sistem SIP dapat diberikan.
penyerang, akan tetapi client dan server masih
mempunyai resource untuk melakukan hubungan Untuk sesi signalling dan registering telah
komunikasi. digunakan sistem TLS sehingga data yang
dikirimkan pada saat registering maupun
signalling merupakan data yang terenkripsi
e. Aspek Access control dan terautentikasi. Dengan demikian, maka
Pada model TLS aspek ini terpenuhi pada saat seluruh aspek kemanan komunikasi SIP pada sesi
terjadinya sesi signalling, hal ini dikarenakan data signalling registering maupun sesi komunikasi
tersebut hanya dapat diakses oleh client dan data suara dapat terpenuhi.
server yang sedang berkomunikasi dengan suatu
metoda enkripsi dan autentikasi pada setiap sesi a. Aspek Authentication
data signalling yang dikirimkan. Dengan adanya
hal ini tidak ada pihak lain yang dapat mengakses Sistem ini selalu menggunakan enkripsi dan
informasi sesi signalling selain client dan server autentikasi pada setiap pengiriman datanya,
yang sedang malakukan hubungan komunikasi. baik pada sisi signalling registering maupun
Akan tetapi pada sesi komunikasi data penyerang pada saat proses komunikasi data suaranya. Hal
dapat mengakses data komunikasi suara, seperti tersebut memberikan kejelasan bahwa aspek
yang terjadi pada penyerangan menggunakan authentication akan terpenuhi sepenuhnya. Hal
cain & abel. Dengan tidak adanya security pada ini juga dibuktikan dengan tidak berhasilnya tool-
sesi komunikasi data dapat dikatakan bahwa tool penguji/penyerang dalam merusak sistem
aspek access control belum terjamin pada sesi komunikasi walaupun penguji/penyerang telah
signalling. berada pada jaringan privat.

f. Aspek Non Repudiation b. Aspek Confidentiality


Pada penyerangan menggunakan tool cain Salah satu hal yang sangat berperan dalam
& abel tidak dapat terdeteksi siapa saja yang aspek confidentiality adalah terpenuhinya aspek
mengakses data komunikasi tersebut. Data yang authentication. Dengan terpenuhinya aspek
harusnya diberikan oleh client telah tercapture authentication maka aspek Confidentiality/
oleh penyerang tanpa dikutahui oleh sistem (baik Privacy juga akan terpenuhi. Hal ini juga terbukti
client maupun server). Hal ini menunjukkan tidak dari semua tool pengujian/penyerangan yang
tidak satupun berhasil memperoleh informasi
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

ada kejelasan mengenai siapa saja yang telah


mengakses data komunikasi tersebut. Dengan dari client yang sedang melakukan sesi registering
adalnya hal ini jelas aspek non-repudiation tidak signalling maupun sesi komunikasi data suara.
terjamin pada komunikasi model 2 TLS.
c. Aspek Integrity
Dengan adanya autentikasi pada setiap sesi,
maka data tersebut tidak dapat diambil maupun
dirubah oleh penyerang. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa keutuhan data juga terjamin jika

154
menggunakan model 3 dan 4 dalam komunikasi mendapatkan persetujuan dari server dan control
SIP. pada user tersebut terdapat pada server. Dengan
adanya hal ini maka akan jelas siapa saja user yang
boleh berada pada sistem. Dengan adanya hal ini
d. Aspek Availability maka pada model 3 dan 4 aspen non-repudiation
Ketersediaan resource juga dapat terpenuhi telah terpenuhi sepenuhnya.
oleh sistem ini. Hal ini disebabkan karena data
selain dari user yang valid tidak akan diterima oleh
client dan server. Keadaan ini mengakibatkan jika Resume Hasil Analisis
ada suatu serangan berupa flooding maka sistem
akan langsung menolak sinyal tersebut, dan akan Berikut resume hasil analisis model VoIP SIP
menangani sinyal dari user yang benar. Dengan Security dikaitkan dengan dimensi security.
demikian, kemungkinan sistem kehilangan
resource akan menjadi sangat kecil dan aspek
availability dapat dilindungi
Dimensi Security Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
dengan sistem ini.
SRTP TLS IPsec SSL

Authentication Exploited Secure Secure Secure


e. Aspek Access control
Confidentiality Exploited Exploited Secure Secure
Pada model 3 dan 4 aspek
ini terpenuhi sepenuhnya Integrity Exploited Exploited Secure Secure
pada sesi registering/signalling Availability Exploited Secure Secure Secure
maupun pada sesi komunikasi
data suara. Hal ini dikarenakan Access control Exploited Exploited Secure Secure
pada model 3 dan 4 digunakan Non Repudiation Exploited Exploited Secure Secure
VPN sebagai enkripsi dan
autentikasi untuk komunikasi
suara serta menggunakan TLS sebagai enkripsi
dan autentikasi untuk sesi registering/signalling.
Dengan demikian maka sistem hanya dapat diakses
oleh seseorang yang mempunyai kewenangan
didalam sistem tersebut. Hal ini dapat dilihat
bahwa informasi data suara hanya dapat diakses KESIMPULAN
oleh user yang sedang berkomunikasi serta data
signalling hanya dapat diakses oleh client dan Berdasarkan hasil perancangan,
server yang sedang melakukan transaksi sesi pengembangan dan pengujian sistem maka
signalling. Dengan demikian pada model 3 dan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek security
4 dapat dikatakan bahwa aspek access control VoIP SIP sebagai berikut:
terjamin sepenuhnya pada sesi signalling maupun
a. Komunikasi VoIP SIP sangat rentan terhadap
sesi komunikasi data.
adanya suatu penyerangan/pengujian
maupun manipulasi data. Pada proses
f. Aspek Non Repudiation pembentukan hubungan atau signalling/
registering terdapat tool-tool penguji VoIP
Aspek ini untuk mengetahui siapa saja yang
yang mampu mengganggu signalling
mengakses sytem sekaligus untuk menjaga
sehingga tujuan komunikasi VoIP SIP tidak
agar seseorang tidak dapat menyangkal bahwa
dapat terlaksana. Demikian juga pada saat
seseorang tersebut telah melakukan suatu
terjadinya komunikasi suara, data suara pada
transaksi pada suatu sistem. Pada model 3 dan 4
VoIP SIP dapat diputar ulang menggunakan
setiap sesi komunikasi SIP dialakukan suatu proses
tool-tool penguji.
enkripsi maupun autentikasi. Hal ini manandakan
bahwa komunikasi ini hanya dapat diakses oleh b. SRTP pada komunikasi VoIP berfungsi
user yang dapat melakukan proses enkripsi dan sebagai media enkripsi untuk komunikasi
autentikasi. User tersebut adalah user yang telah data VoIP, sedangkan sisi signalling tidak

155
bisa dilindungi. Pada model ini semua aspek Frankel, S., S. Krishnan, February 2011, IP Security
security dapat tereksploitasi. (IPsec) and Internet Key Exchange (IKE)
Document Roadmap, IETF, RFC 6071
c. TLS pada komunikasi VoIP berfungsi sebagai
pelindung proses signaling dan proses Ghafarian, Ahmad, Randolph Draughorne, Steven
registering. Dengan adanya TLS, semua Grainger, Shelly Hargraves, Stacy High
data komunikasi signaling telah terenkripsi and Crystal Jackson, 2007, Securing Voice
sedangkan sisi media tidak terlindungi. Pada over Internet Protocol, Proceedings of the
model ini hanya aspek authentication dan International Multiconference on Computer
availability yang bisa terpenuhi sedangkan Science and Information
aspek lainnya tereksploitasi.
Hallivuori, Ville, 2000, Real-time Transport
d. Penggabungan komunikasi SRTP dan TLS
Protocol (RTP) security, Helsinki University of
merupakan teknologi keamanan komunikasi
Technology
VoIP yang paling ideal dan dapat menangkal
serangan untuk semua dimensi security, Johnston, Alan B., 2004, SIP: Understanding the
namunbelum bisa dilakukan pada penelitian Session Initiation Protocol – Second Edition,
ini karena keterbatasan kapabilitas di sisi Artech House
open sorce dan user client.
Lawencki, Pawel, 2007, Master Thesis VoIP Security
e. Model VPN yang berbasis IPsec maupun in Public Network, Alcatel-Lucent
SSL dapat digunakan sebagai media enkripsi
menggantikan SRTP sehingga mendukung Malvalia Nurul Gamha, Milda, 2009, Implementasi
penggabungan media enkripsi dengan VoIP SIP Menggunakan Secure Real-Time
signalling/registering security TLS. Model Transport Protocol (SRTP) pada Asterisk
IPsec dan SSL inilah yang paling aman yang Server, Institut Teknologi Telkom
dapat melindungi semua dimensi security.
Mark, Spencer, January 2007, Home Page of
f. Penambahan suatu firewall pada server akan Asterisk Software - An Open Source, Freeware
memberikan perlindungan dari pengujian/ Implementation of IP PBX, Digium Inc, http://
penyerangan yang sifatnya mengurangi www.asterisk.org
ketersediaan dari suatu server. Perlindungan
dengan suatu firewall akan mengusahakan Naser Jaber, Aws, Chen-Wei Tan, Selvakumar
terjaminnya aspek availability pada Manickam and Ali Abdulrazzaq Khudher,
komunikasi VoIP SIP. 2012, Session Initiation Protocol Security: A
Brief Review, Journal of Computer Science 8
(3): 348-357

Pengembangan Model Security SIP, Agustus 2009,


DAFTAR PUSTAKA Telkom R&D Center

Porter, Thomas, Brian Baskin, Larry Chaffin,


Baugher, M., D. McGrew, M. Naslund, E. Carrara, K.
Michael Cross, Jan Kanclirz Jr., Antonio
Norrman, March 2004, The Secure Real-time
Rosela, Choon Shim, Andy Zmolek, 2004,
Transport Protocol (SRTP), IETF, RFC 3711
Practical VoIP Security, Syngress
Cimen, Caghan, Secure Sockets Layer (SSL)
Rantapuska, Olli, Mei 2003, SIP Call Security in
Technology, Institute of Naval Academy,
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

an Open IP Network, Helsinki University of


Istanbul-Turkey
Technology
Dierks, T., C. Allen, January 1999, The TLS Protocol
Rosenberg, J., H. Schulzrinne, G. Camarillo, A.
Version 1.0, IETF, RFC 2246
Johnston, J. Peterson, R. Sparks, M. Handley,
Endler, David, Collier Mark, 2007, Voice Over IP E. Schooler, June 2002, SIP: Session Initiation
Security Secrets and Solutions, McGraw-Hill Protocol, IETF, RFC 3261.

156
PEMANFAATAN TIK DAN PENDAPAT PELANGGAN: STUDI
TENTANG LAYANAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI) DALAM PENGELOLAAN ASURANSI KESEHATAN
DI SURABAYA, JAWA TIMUR
Heru Pudjo Buntoro
herubuntoro@yahoo.com
Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Badan Litbang SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Abstrak

Tulisan ini melaporkan temuan dari sebuah studi yang dilakukan terhadap para pelanggan dari PT. Askes
(Persero) di Surabaya, Jawa Timur. Beberapa kuesioner telah dibagikan diantara para pelanggan tersebut, dan
wawancara mendalam juga dilakukan pada para intelektual terkait dan para pejabat perusahaan. Penelitian
ini antara lain menemukan bahwa mayoritas pelanggan sebenarnya tidak mengetahui bahwa PT. Askes telah
menggunakan peralatan TIK untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat. Namun mereka berpendapat
bahwa perusahaan ini telah memberikan pelayanan yang lebih cepat dan labih baik dari pada masa lalu.
Dan untuk urusan keuangan, perawatan medis, dan obat-obatan ternyata lebih simpel dan mudah dari pada
sebelumnya. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat
bagi pelanggan.

Kata kunci: Pemanfaatan TIK, Pendapat Pelanggan, Asuransi Kesehatan.

Abstract

This Paper reports findings of a study conducted to the customers of PT. Askes (persero) (Health Insurance
Company) in Surabaya, East Java. Some questionairs were distributed among customers in addition to depth
interviews that were conducted to company officials and intellectuals as well. Finding shows that mayority of
customers do not know actually that the company had adopted information and communication technology to
support services. Nevertheless they agree that the company serve customers better even very fast presently. And
to arrange for the company’s financial, hospitalization, and pharmaceutical preparation business is easier than
before. Hence the implementation of ICT in this company is exceptionally beneficial to the people.

Key word: Use of Information and Communication Technology, Customers Opinion, Health
Insurance.

157
LATAR BELAKANG DAN Hubungan yang tadinya menjadikan konsumen
layaknya obyek, kini saatnya menjadikan
MASALAH konsumen sebagai subyek. Dan cara untuk dapat
meningkatkan kualitas layanan masyarakat
Lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun
tersebut antara lain adalah dengan meningkatkan
1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik
kualitas sumber daya manusia dan peralatan
Indonesia telah membuat Badan-badan Usaha
agar kinerja dapat lebih kompetitif di pasaran.
Milik Negara memikirkan upaya peningkatan
Oleh sebab itu banyak perusahaan termasuk
kualitas pelayanan pada masyarakat. Dalam
perusahaan di bidang layanan kesehatan
UU Nomor 8 Tahun 1999 tersebut antara lain
yang mulai menerapkan Sistem Informasi
menjelaskan tentang hak konsumen, yaitu; hak
Berbasis Komputer (TIK) dengan tujuan untuk
atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
memberikan layanan yang lebih berkualitas
dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa;
bagi pelanggan. Meskipun relatif tertinggal
hak untuk memilih barang dan atau jasa serta
dibandingkan organisasi lain, perlahan tapi pasti,
mendapatkan barang dan atau jasa tersebut
semakin banyak lembaga pelayanan kesehatan
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
(rumah sakit, puskesmas, maupun organisasi
jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan
lainnya) yang menerapkan sistem informasi
atau dilayani secara benar dan jujur serta
manajemen berbasis komputer. Di luar negeri,
tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan
seperti Amerika Serikat misalnya rumah sakit
kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian,
swasta, yang berukuran besar serta berafiliasi
apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak
kepada perhimpunan tertentu cenderung lebih
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
progresif dalam menerapkan sistem informasi
mestinya” (http://lpkjatim.blogspot.com/2009/).
berbasis komputer. (http://tik-jepara.blogspot.
Pasal-pasal dalam UU No. 8 tahun 1999 com/2010/03/metode-penelitian-kualitatif-
tersebut menyebutkan apa yang menjadi hak dan untuk.html).
kewajiban konsumen, serta apa yang menjadi
Demikian pula halnya dengan PT Askes
hak dan kewajiban pelaku usaha. Terkait dengan
(Persero) (Asuransi Kesehatan/Health Insurance
kualitas layanan pelaku usaha wajib menjamin
Specialist) yang berkepentingan dalam melayani
mutu barang atau jasa yang diproduksi atau
kesehatan khusus bagi para anggota Pegawai
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar
Negeri Sipil. Sejak awal berdirinya perusahaan
mutu barang atau jasa yang berlaku. Pelaku
ini mempunyai semboyan Melayani Pelanggan
usaha juga dilarang memperdagangkan barang
Melampaui Harapan. Sebagai Badan Usaha Milik
atau jasa yang tidak memenuhi atau sesuai
Negara, PT Askes (Persero) juga telah berusaha
dengan standar yang dipersyaratkan. Selain
untuk meningkatkan kualitas layanannya kepada
kualitas pelayanan UU Perlindungan Konsumen
pelanggan terutama dengan menerapkan
juga memberikan hak bagi konsumen untuk
Sistem Informasi Berbasis Komputer (Teknologi
mendapatkan informasi yang benar, jelas dan
Informasi dan Komunikasi/TIK) sebagai salah
jujur mengenai kondisi produk yang dijual.
satu langkah strategis untuk memenuhi harapan
Jadi pelaku usaha tidak lagi bisa seenaknya
pelanggannya. Saat ini PT Askes (Persero) yang
menawarkan barang atau jasa meskipun barang
berkantor pusat di Jakarta, juga memiliki kantor
atau jasa tersebut dibutuhkan oleh konsumen.
perwakilan di 12 Wilayah Regional termasuk
Hak konsumen tersebut menjadi kewajiban dan
Regional VII Surabaya. Selain Kantor Wilayah
harus diperhatikan oleh pelaku usaha. Dalam
Regional perusahaan ini juga memiliki Kantor
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

pelaksanaannya undang-undang tersebut telah


Cabang Utama dan Kantor Cabang sebanyak 95
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 58
buah, dan juga kantor di setiap Kabupaten/Kota
Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan
di seluruh Indonesia. Selain itu juga mempunyai
dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
unit ”Askes Center” yang kantornya melekat pada
(http://id.wikipedia.org).
sejumlah Rumah Sakit pemerintah di seluruh
Paradigma hubungan pelaku usaha dengan Indonesia.
konsumen saat ini telah berubah, dengan
Pelanggan perusahaan ini adalah semua
memanfaatkan teknologi informasi dan
Pegawai Negeri Sipil di seluruh Indonesia yang
komunikasi (TIK) melalui penyedia layanan.

158
saat ini jumlahnya mencapai 4,7 juta orang, peralatan TIKnya, maka data langsung dibackup
beserta keluarganya. BKN mencatat hingga 30 dari cabangnya di surabaya bukannya dari
juni 2010 total pegawai negeri sipil di pusat mau cabang lain. Direktur Utama PT. Askes (Persero)
pun di daerah mencapai 4.732.472 orang. Jumlah Dr. I Gede Subawa Mkes. menyebutkan Grand
itu sudah termasuk 920.702 tenaga honorer, dan Strategy Askes di tahun 2012 masih tetap ”Fokus
53.000 Sekretaris Desa. (http://cpnsindonesia. kepada pelanggan” yaitu ingin memberikan
com/). Besarnya jumlah pelanggan dengan layanan terbaik kepada peserta dan mitra kerja
keanekaragaman latar belakang yang dimiliki, Askes. Dengan sikap yang ramah, tanggap, serta
baik dari aspek penghasilan, suku, agama, dan informatif. (Info ASKES: edisi Januari 2012, hal.
lain sebagainya ditambah dengan sifat vokal dan 3). Dulu sebelum dimanfaatkannya TIK untuk
kritisnya menjadi tantangan bagi perusahaan mendukung tugas-tugas perusahaan ini banyak
untuk lebih berhati-hati dalam memberikan terdengar keluhan dari masyarakat terutama para
layanan kepada pelanggannya. Perusahaan pelanggan perihal pelayanan perusahaan yang
selalu memperbaiki kinerjanya dengan tujuan buruk, lamban, kurang ada artinya dan sebagainya.
untuk melindungi dan membantu meringankan Namun setelah perusahaan ini mulai melakukan
kebutuhan pelanggan. Apalagi para pelanggan perombakan dengan pengadaan sarana TIK pada
khususnya pegawai negeri sipil ini telah tahun 90an, dan menempatkan tenaga-tenaga
membayar iuran sebesar 2% dari gajih pokok. ahli dan terampil di bidang TI bahkan sekarang
Bisa dibayangkan berapa besar pendapatan PT. ini secara serentak telah memanfaatkan TIK dan
Askes (Persero) dari sektor ini tiap bulannya. telah online di seluruh Indonesia, maka sudah
saatnya perusahaan ini mendapatkan evaluasi
Dengan telah disahkannya UU Nomor 24 secara jujur dari masyarakat. Apakah perusahaan
tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara ini telah mencapai kemajuan terutama dalam
Jaminan Sosial (BPJS), PT. Askes (Persero) telah mengaplikasikan Sistem Informasi Berbasis
mendapat kehormatan untuk menjadi BPJS bidang Komputer (TIK) di bidang Kepesertaan dan
Kesehatan. Yaitu sebuah lembaga yang nantinya Pelayanan (Keuangan, Rumah Sakit, Apotik).
akan mengelola program jaminan pelayanan Ataukah masyarakat menilai masih seperti dulu
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Akan dalam arti kinerjanya masih buruk, lamban, dan
tetapi UU No. 24 Tahun 2011 tersebut baru mulai kurang ada artinya. Dr. Henri Subiyakto Staf Ahli
berlaku tahun 2014 yang akan datang. Pada saat Menteri Kominfo, antara lain menyatakan bahwa
penelitian ini dilakukan status perusahaan masih ”setiap kali TIK memasuki suatu organisasi maka
seperti yang ada pada saat ini. dia akan merusak cara kerja organisasi tersebut”.
(Henri Subiyakto: Seminar PLIK di Graha Cemara,
Tulisan ini juga tidak membahas tentang Februari 2012). Merusak disini dimaksudkan
program layanan kesehatan Askes lainnya seperti merombak cara kerja sebuah organisasi. Begitu
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat pula masuknya TIK pada perusahaan ini berarti
Miskin dan tidak mampu), Askes PJKMU (Program merombak cara kerja perusahaan tersebut kearah
Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum) yang lebih baik.
diberikan pada masyarakat umum di kabupaten/
kota di seluruh Indonesia, Askes Jamkesmen Masalah utama yang ingin mendapatkan
(Jaminan Kesehatan Bagi Menteri atau pejabat jawaban dalam tulisan ini ialah: Bagaimana
tertentu beserta keluarganya), dan Jamkestama pemanfaatan TIK pada PT. Askes (Persero) di
yaitu jaminan kesehatan untuk Ketua, Wakil Ketua, wilayah regional VII Surabaya dan apa pendapat
dan Anggota DPR, DPD, BPK, Komisi Yudisial, para pelanggan terhadap peningkatan layanan
Hakim Mahkamah Konstitusi dan Hakim Agung berbasis TIK tersebut di bidang Kepesertaan dan
Mahkamah Agung beserta keluarganya. layanan (keuangan, rumah sakit, dan apotik) ?
Adapun secara rinci juga akan dilihat bagaimana
PT. Askes (Persero) Wilayah Regional VII pemahaman masyarakat pelanggan, apa
Surabaya tampaknya mempunyai nilai strategis pendapat masyarakat tentang manfaat aplikasi
bagi PT. Askes (Persero) Pusat dibanding dengan TIK oleh perusahaan, dan bagaimana penilaian
kantor regional dan cabang lainnya di Indonesia. masyarakat/para pelanggan tersebut terhadap
Sebab apabila kantor pusat menemui hambatan layanan perusahaan yang berbasis TIK tersebut ?
atau sedang mangalami trouble dengan

159
TUJUAN DAN KEGUNAAN tersebarnya informasi dan pengetahuan dari
dan ke seluruh dunia menembus batas jarak,
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tempat, ruang, dan waktu. Pengaruhnya pun
pendapat pelanggan terhadap kualitas layanan meluas ke berbagai kehidupan termasuk bidang
TIK oleh PT. Askes (Persero) wilayah regional ekonomi. Ardianto Pamungkas menyatakan
VII Surabaya di bidang Kepesertaan dan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
layanan (keuangan, rumah sakit, dan apotik). telah berkembang sangat jauh saat ini dan telah
Adapun kegunaannya ialah terciptanya kondisi merevolusi cara hidup kita, baik terhadap cara
Sumberdaya Manusia yang dapat mendukung berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara
proses peningkatan kualitas layanan TIK di berbisnis, dan lain sebagainya. Era informasi
lingkungan PT. Askes (Persero). Dan terbangunnya memberikan ruang lingkup yang sangat besar
iklim yang lebih kondusif dalam peningkatan untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui
pelayanan berbasis TIK pada para pelanggan. cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat
waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang
lebih dalam mengelola dan menikmati kehidupan.
(http://ardiantopamungkas.blog.com).

METODE PENELITIAN Berbagai hasil studi tentang pemanfaatan


teknologi informasi dan komunikasi oleh
Studi ini dilakukan dengan pendekatan masyarakat menunjukkan temuan yang
kuantitatif dan termasuk dalam paradigma menggambarkan adanya manfaat yang dapat
klasik. Analisis data dilakukan secara deskriptif. mendukung perkembangan masyarakat dalam
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengikuti dinamika kehidupan. Teknologi
cara mempelajari berbagai dokumen dan Informasi dan Komunikasi telah memfasilitasi
pustaka baik secara langsung maupun melalui berbagai kegiatan dalam sektor kehidupan
internet dan sumber-sumber lainnya. Selain manusia seperti ekonomi, perbankan, pendidikan,
itu data juga diperoleh dari lapangan melalui kesehatan dan lain sebagainya. Mereka dapat
penyebaran kuesioner dan informasi yang menikmati hiburan dan menyerap berbagai
mempunyai keterkaitan baik langsung maupun informasi tanpa harus meninggalkan rumah atau
tidak langsung dengan topik kajian. Untuk wilayah tempat tinggalnya, serta dapat saling
melengkapi data ini dilakukan pula wawancara berhubungan/berinteraksi satu sama lain.
mendalam dengan beberapa pihak terutama
para pejabat di lingkungan PT. Askes (Persero) Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi
wilayah Regional VII Surabaya serta pejabat/ (TIK) telah banyak digunakan di lingkungan
pakar terkait lainnya. Data yang telah terkumpul perusahaan. Hal ini dikarenakan kebutuhan
ditabulasi serta diklasifikasi sesuai dengan jenis akan efisiensi, waktu dan biaya pelayanan serta
dan golongannya. Kemudian diolah secara ketepatan dan kecermatan membuat para pelaku
manual dan dianalisa secara seksama. usaha merasa perlu menerapkan teknologi
informasi dalam lingkungan kerja mereka.
Demikian pula di bidang kesehatan dan asuransi
kesehatan. Tehnologi informasi dan komunikasi
dalam berbagai wujudnya telah banyak
KERANGKA TEORITIS dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan
yang dinilai lebih baik dan bermanfaat. Sistem
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Di Indonesia saat ini komputer dan Internet berbasis kartu cerdas (smart card) misalnya
tidak hanya mempunyai peran yang semakin dapat digunakan para dokter untuk mengetahui
penting sebagai alat untuk berkomunikasi baik riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah
secara lokal, regional maupun global, namun sakit, karena dalam waktu yang relatif cepat para
ketika teknologi ini menyatu (konvergensi) dokter dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
dalam bentuk layanan Teknologi Informasi dan Meskipun perlahan tapi pasti, semakin banyak
Komunikasi (TIK), dapat menghasilkan kekuatan lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia
layanan yang hampir tiada batas. Perkembangan mulai menerapkan sistem informasi manajemen
ini memiliki dampak yang semakin terbuka dan berbasis komputer.

160
Reputasi PT. Askes sendiri akhir-akhir ini Dengan manggunakan Kartu Askes yang
secara nasional sebenarnya sudah cukup baik. baru dengan nomor yang bersifat unik, dan
Hasil survai Tingkat Kepuasan Peserta PT. Askes berbarcode seorang peserta Askes yang hendak
yang dilakukan oleh pihak independen antara berobat dapat dilayani baik di Puskesmas, Dokter
lain menunjukkan bahwa peningkatan Indeks Keluarga, maupun Klinik. Disebut unik karena
Kepuasan Peserta yang sangat bermakna dari kartu tersebut punya nomor yang berbeda bagi
indeks 85,7 pada tahun 2010 menjadi 87,2 pada setiap anggota, dan memuat kode-kode tertentu
tahun 2011. Angka ini berada diatas target yang menggambarkan jatidiri pasien serta riwayat
tahun 2011 yang ditargetkan pada indeks 87,0. kesehatannya. Apabila memerlukan penanganan
Indeks atau angka ini memberikan gambaran lebih lanjut maka dengan Surat Rujukan dan
bahwa peserta Askes merasakan sangat puas Kartu Anggota Askes dapat dilayani di Askes
dengan layanan yang diterimanya. Dan dengan Center. Dengan memasukkan Kartu Anggota
komitmen kerja keras yang semakin tinggi dalam ke Komputer, maka data riwayat kesehatan dari
mewujudkan sasaran utama perusahaan yaitu pasien dapat ditampilkan pada layar komputer.
mempertahankan tingkat kepuasan peserta Dengan demikian maka pasien dapat di berikan
minimal 87,2 atau meningkat menjadi 88,2 di perawatan dalam waktu yang relatif cepat. Dan
tahun 2012, kinerja perusahaan sehat kategori penyelesaian administrasi selanjutnya juga
AA, dengan opini eksternal auditor Wajar Tanpa dipermudah dan dipercepat dengan pemanfaatan
Pengecualian. (Info ASKES: Edisi Januari 2012, hal. TIK.
3).
Berdasarkan teori tradisi penelitian media
Disamping pemanfaatan Teknologi Informasi yang cukup populer hingga saat ini ialah
dan Komunikasi (TIK) PT. Askes (Persero) juga penggunaan model Uses and gratifications
telah bertekad untuk melakukan pengadaan dan approach (Pendekatan kegunaan dan kepuasan)
peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia yang pertamakali dicetuskan oleh Elihu Katz
(SDM) karena menyadari akan pentingnya peran (1959) dalam menanggapi pernyataan Bernard
SDM dalam menjalankan sistem komputerisasi Berelson pada tahun 1959 yang menyatakan
tersebut. Dan pengadaan Sumber Daya Manusia bahwa bidang penelitian komunikasi tampaknya
tersebut perlu disertai dengan pengenalan telah mati. Bereaksi terhadap pernyataan tersebut
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada Katz berpendapat bahwa bidang yang telah
pelanggan karena itu juga dirasa sangat penting. mati adalah studi tentang kommunikasi massa
Adapun alur layanan PT. Askes (Persero) tersebut sebagai persuasi. Dalam model ini penulis tidak
dapat digambarkan menurut diagram sebagai lagi menitik beratkan pada apa yang dilakukan
tersebut dalam Diagram: 1 berikut ini. media terhadap orang, akan tetapi lebih

Gambar 1.
Diagram Alur Layanan PT Askes (Persero)
Emergency

Gawat Darurat

UGD

Rujuk Balik

- Puskesmas Askes Center

Peserta - Dokter Keluarga Rumah Sakit

- Klinik 1. Surat Rujukan PPK Askes


2. Kartu Peserta

Apotek

Resep Resep

Sumber: Diolah dari data PT. Askes.

161
memberikan perhatian pada apa yang dilakukan Menurut data statistik yang bersumber
orang terhadap media sebagai bentuk perilaku dari data stasiun Meteorologi dan Geofisika
individu. (Lihat Severin, Werner J. and James W. Perak I, dan Juanda, kota Surabaya tahun 2010
Tankard, JR.,: 1982) mempunyai suhu udara rata-rata berkisar antara
28,60 C, dan 27,80C. Tempat-tempat yang letaknya
Pendekatan ini pada intinya mengemukakan berdekatan dengan pantai mempunyai suhu
bahwa pengguna media memainkan peran udara yang rata-rata relatif tinggi. Kelembaban
penting dalam pemilihan dan penggunaan udara rata-rata bervariasi dari 78%, 77%, dan
media tersebut. Pengguna media berusaha 79,3%. Curah hujan tertinggi di stasiun Perak I
mencari sumber media yang paling baik dalam biasanya pada bulan Februari sebesar 434 mm
upaya memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana dan hari hujan terbanyak biasanya pada bulan
halnya dengan paradigma pencarian informasi Desember sebesar 28 hari.
(Information Seeking Paradigm) dalam penelitian
ini si pengguna media mempunyai pilihan yang Kota Surabaya memiliki Luas wilayah 326,81
terbaik untuk memuaskan kebutuhannya. Disini km , yang terdiri atas 31 kecamatan dan 163
2

para pelanggan mencari informasi tentang Desa/Kelurahan. Menurut data statistik jumlah
pengobatan melalui penggunaan Kartu Askes penduduk kota Surabaya pada tahun 2010,
kepada Rumah Sakit atau bisa juga mengakses berjumlah 2.599.796 Jiwa, dengan tingkat
website Askes melalui internet. Mereka kepadatan penduduk 8.463 per km2. Dari jumlah
memberikan tanggapannya setelah berobat atau tersebut penduduk laki-laki berjumlah 1.288.118
pun setelah mengakses website melalui internet. jiwa dan penduduk perempuan berjumlah
Sebagai Sub-tradisi penelitian efek media, 1.311.678 Jiwa. Dengan rata-rata pertumbuhan
pendekatan Uses And Gratifications pada intinya penduduk sebesar 0,63% (2000-2010). Dengan
berasal dari sebuah paradigma fungsionalis demikian maka perbandingan jumlah penduduk
dalam ilmu-ilmu sosial. (Lihat Blumler & Katz: perempuan lebih besar dibanding dengan
1974). penduduk laki-laki. Pola pemukiman penduduk
di kota Surabaya begitu padat, sebagian besar
berkonsentrasi di pusat kota.

Hingga saat ini kehidupan beragama di kota


TEMUAN DAN ANALISIS Surabaya masih cukup harmonis. Menurut data
statistik mayoritas penduduknya beragama Islam
Geografi dan Demografi (2.373. 720), selain itu di sana terdapat pula
penganut Protestan (295.186), Katholik 145.240,
Kota Surabaya terletak di pantai utara provinsi Hindu (27.115), dan Budha (48.824). Tempat-
Jawa Timur, secara geografis berada di antara 07’ tempat ibadah mereka seringkali terletak dalam
210 lintang selatan dan antara 1120 36’ – 1120 54’ jarak yang tidak begitu jauh satu sama lain,
bujur timur. Berbatasan sebelah utara dan timur sekitar pemukiman warga. Namun demikian di
dengan selat Madura, sebelah selatan dengan kota ini belum pernah terjadi kerusuhan sosial
kabupaten Sidoarjo dan sebelah barat dengan berdasarkan perbedaan agama yang bersifat
kabupaten Gresik. Wilayah Kota Surabaya terdiri destruktif seperti di beberapa kota lainnya di
atas 80% dataran rendah dengan ketinggian rata- Indonesia. Jumlah tempat peribadatan di kota
rata antara 3 hingga 6 meter diatas permukaan Surabaya seluruhnya mencapai 3748 buah, terdiri
laut dan kemiringan < 3%, kecuali di selatan atas Masjid 1138, Langgar 1962, Gereja Katholik
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

terdapat 20% perbukitan dengan ketinggian 17, Gereja Kristen 569, Vihara 54, dan Pura 8.
antara 25 hingga 50 meter di atas permukaan (Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surabaya).
laut dan kemiringan antara 5 – 15%. Di tengah
kota Surabaya mengalir sungai Kalimas, cabang Perkembangan Kota Surabaya yang
dari sungai brantas. Struktur tanahnya terdiri diiringi oleh lajunya pertumbuhan penduduk
atas tanah aluvial, hasil endapan sungai dan menyebabkan semakin kompleksnya
pantai, di bagian barat terdapat perbukitan yang permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara
mengandung kapur tinggi. Pemerintah Kota. Masyarakat yang semakin maju
dan berpendidikan tinggi menuntut pelayanan

162
yang semakin bermutu sebagai imbalan atas Surabaya mempunyai 163 kelurahan, 231 Rukun
kontribusi yang telah mereka berikan bagi Warga dan 1.398 Rukun Tetangga.
kemajuan kota. Terkait dengan laju pertumbuhan
penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi
masyarakat, membuka peluang baru bagi
Kesehatan
pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan
intensitas pembangunan untuk kemaslahatan Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
umum. Maka salah satu strategi yang ditempuh merupakan salah satu tugas pokok yang harus
Pemerintah Kota Surabaya dalam upaya dipenuhi oleh pemerintah daerah dalam era
pendekatan pelayanan kepada masyarakat otonomi daerah. Hal ini sejalan dengan salah
adalah melalui pemberian asuransi kesehatan satu program prioritas pemerintah kota Surabaya
bagi warga masyarakatnya. Hal ini tercermin pada yang dijabarkan ke dalam salah satu program
tekad Gubernur Jawa Timur yang merencanakan kerjanya yaitu pelayanan kesehatan masyarakat.
untuk memberikan asuransi kesehatan kepada Pelaksanaan Jamkesmas quota di Surabaya
semua warga Jawa Timur. Melalui asuransi dari berdasar pada Keputusan Menteri Kesehatan
pemerintah ini warga yang sakit, baik itu kaya RI Nomor 316/Menkes/SK/V/2009 tanggal 1
maupun miskin, berhak mendapatkan pelayanan Mei 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit. Menurut Wakil Gubernur Program Jaminan Kesehatan Masyarakat tahun
Jatim (Gus Ipul), yang mendapatkan layanan 2009 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI
asuransi kesehatan adalah warga Jatim yang Nomor 686/Menkes/SK/VI/2010 tanggal 2 Juni
belum masuk dalam kuota jaminan kesehatan 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan
masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan Kesehatan Masyarakat 2010. Selain itu juga
daerah (Jamkesda). Dari seluruh penduduk Jatim Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun 2010 tanggal
yang masuk Jamkesmas saat ini 10,7 juta orang 5 Mei 2010 tentang Petunjuk Teknis Pemberian
dan jamkesda 1,4 juta orang. Sedangkan sisanya Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin Kota
25,3 juta orang masuk dalam asuransi kesehatan Surabaya Yang dibiayai Anggaran Pendapatan
baru. (Suratkabar Harian Pagi Surya: 3 April dan Belanja Daerah Kota Surabaya. Pemerintah
2012). kota Surabaya juga telah menyiapkan beberapa
Rumah Sakit untuk mendukung keperluan
tersebut. Beberapa Rumah Sakit tersebut adalah;
1) Rumah Sakit Umum, 2) Rumah Sakit Bersalin,
Wilayah Pemerintahan
3) Rumah Sakit Mata, 4) Rumah Sakit Jiwa, 5)
Sebagaimana kita ketahui bahwa kota Puskesmas, dan 6) BKIA Swasta. Rumah Sakit
Surabaya adalah ibu kota provinsi Jawa Timur tersebut dilayani oleh Dokter Umum (2,028),
yang terdiri atas 31 (Tiga puluh satu) Kecamatan, Dokter Gigi (876), Dokter Spesialis (1,476). Jumlah
yang ada dalam lima wilayah, yaitu Surabaya Pusat Dokter secara keseluruhan 4.380.
(Terdiri atas 4 Kecamatan yaitu; Kec. Bubutan, Kec.
Simokerto, Kec. Genteng, dan Kec. Tegalsari.), Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini
Surabaya Utara (Terdiri atas 5 kecamatan yaitu tengah menggodok skema pemberian asuransi
kecamatan P. Cantian, kecamatan Semampir, bagi semua warga Jatim. Asuransi rencananya
Kec. Krembangan, Kec. Kenjeran, dan kecamatan akan diberikan bagi warga yang berada di luar
Bulak.), Surabaya Timur (Terdiri atas 7 kecamatan Jamkesmas dan Jamkesda sebanyak 24 juta jiwa.
yaitu; Kec. Tambaksari, Kec. Gubeng, Kec. Rungkut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan
Kec. Sukolilo, Kec. Mulyorejo, Kec. T. Mejoyo, dan bahwa dari 37 juta jiwa penduduk Jatim,
Kec. Gununganyar), Surabaya Selatan (Terdiri baru 10,7 juta jiwa yang masuk dalam kuota
atas 8 Kecamatan yaitu; Kec. Sawahan, Kec. Jamkesmas, Jamkesda, maupun Asabri. Artinya,
Wonokromo, Kec. Wonocolo, Kec. Karangpilang, 54 persen di antaranya atau 24 juta orang belum
Kec. Jambangan, Kec. Gayungan, Kec. Wiyung, terjangkau asuransi sama sekali. Pemerintah
dan Kec. Pakis), dan Surabaya Barat (Terdiri atas pusat menargetkan pemberlakuan asuransi
7 Kecamatan yaitu; Kec. Benowo, Kec. Pakal, universal per 1 Januari 2014, namun kami ingin
Kec. Lakarsantri, Kec. Sambikerep, Kec. Tandes, mendahuluinya dengan mulai memberlakukannya
Kec. Asemrowo, dan Kec. Sukomanunggal). pada awal tahun 2013. (Sumber: http//www.
Di samping jumlah kecamatan tersebut kota kompas.com, Senin 23/4/2012). Program asuransi

163
ini menurut rencana membutuhkan anggaran Center yang memberikan pelayanan selama 24
hampir Rp 1 triliun, dengan asumsi setiap jiwa jam.
Rp 40.000. Konsep pemeliharaan kesehatannya
dalam bentuk paket sederhana asuransi, dengan Jumlah peserta Askes pada wilayah regional
premi lebih kecil dari Jamkesmas. VII yang berasal dari kalangan PNS kurang lebih
900 ribu jiwa. Jumlah tersebut jika ditambahkan
dengan anggota keluarga menjadi kurang lebih
2,2 juta jiwa. Sejak pemanfaatan TIK (Teknologi
Komunikasi dan Informatika Informasi dan Komunikasi), PT. Askes telah
Prasarana komunikasi di kota Surabaya cukup menggunakan teknologi VPN (Virtual Private
lengkap. Di kota ini siaran stasiun penyiaran televisi Network) yang memungkinkan kantor-kantor PT.
yang berkedudukan di Jakarta, seperti RCTI, SCTV, Askes yang tersebar di penjuru nusantara dapat
Indosiar, ANTV, dan lain-lainnya dapat diterima mengakses data secara langsung ke kantor pusat.
dengan baik. Di kota Surabaya juga terdapat Aplikasi yang digunakan dalam operasional
stasiun TVRI dan stasiun TV lokal. Selain stasiun layanan PT. Askes pun telah berkembang menjadi
televisi di kota ini juga cukup banyak terdapat berbasis Visual Basic (VB) dari sebelumnya
stasiun radio lokal. Disamping RRI terdapat Clipper.
Radio siaran swasta niaga yang jumlahnya cukup
Seluruh kantor PT Askes telah terkoneksi
banyak. Prasarana telekomunikasi juga sudah
(online) dengan kantor pusat. Saat ini, aplikasi yang
cukup memadai. Jaringan telepon seluler, dan
sudah online baru sebatas pada kepesertaan. Data
jaringan telepon di kota Surabaya juga sudah
riwayat kesehatan pasien pelanggan Askes belum
tersedia dan sudah mencakup ke semua wilayah.
dapat diakses secara online karena pengiriman
Di kota ini cukup banyak terdapat Wartel, Yantel,
data masih dilakukan secara manual ke sistem
dan Warnet.
penyimpanan data di kantor pusat. Kedepannya,
seluruh proses kegiatan Askes direncanakan
akan online. PT Askes juga mengembangkan
Pemanfaatan TIK pada PT. Askes Disaster Recovery Center (DRC) yang berlokasi
(Persero) Divisi Regional VII di Surabaya sebagai back up penyimpanan data
dan PT. Askes (Persero) Cabang Askes pusat yang berlokasi di Jakarta. Lokasi
PT. Askes Regional VII Surabaya dipilih karena
Utama.
memenuhi salah satu prinsip pembangunan DRC
a. PT Askes (Persero) Divisi Regional yaitu berjarak ± 500 km dari kantor pusat. DRC
VII. bekerja secara otomatis ketika sistem di kantor
pusat bermasalah, sehingga tidak mengganggu
Kantor PT Askes (Persero) Divisi Regional VII
kelancaran proses layanan terhadap pelanggan.
berlokasi di Jl. Raya Jemursari No. 234, Surabaya,
Jawa Timur. PT. Askes (Persero) Divisi Regional Kantor PT Askes Regional VII memiliki 30 orang
VII membawahi 9 (sembilan) kantor cabang yang pegawai, dengan 3 orang SDM yang berlatar
tersebar pada 5 (lima) wilayah Dati II. Sebagai belakang pendidikan Teknik Informatika, serta
sebuah Kantor Regional, perusahaan ini tidak 1 orang dari Teknik Industri sebagai pendukung
melakukan pelayanan secara langsung terhadap kegiatan TIK. SDM yang diperuntukkan pada
para pelanggan. Pelayanan PT Askes berlangsung bidang TIK membutuhkan keahlian khusus untuk
pada Kantor Cabang dan Askes Center. Askes mengelola aplikasi Askes. Calon pegawai tersebut
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Center merupakan perpanjangan tangan dari PT. dipersiapkan dengan mengikuti workshop di
Askes yang berbentuk loket atau counter khusus Jakarta serta magang kerja di Kantor Cabang PT.
yang berada satu atap dengan layanan Rumah Askes yang tersebar di Indonesia. Kemudian, para
Sakit (RS) mitra PT. Askes. Sebagian pegawai calon pegawai tersebut juga diikutkan pelatihan
yang ditugaskan pada Askes Center merupakan atau kursus yang menunjang.
pegawai dari PT. Askes, yang didukung oleh
pegawai Rumah Sakit, sehingga keakuratan Fasilitas TIK yang tersedia pada PT. Askes
informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan (Persero) Regional VII berupa, Personal Computer
lebih terjamin. Jam kerja Askes Center rata-rata (PC) yang berjumlah 25 unit, 4 diantaranya
mengikuti RS setempat, dan ada beberapa Askes digunakan untuk menunjang teknologi VPN

164
(sebagai server dan aplikasi Askes online), dan Kantor Cabang Utama Surabaya ini cenderung
sisanya untuk operasional harian yang terhubung mengalami penurunan. Salah satu yang menjadi
dalam jaringan internal kantor Askes Regional VII. penyebab terjadinya penurunan tersebut adalah
Dengan kondisi tersebut, fasilitas TIK di kantor cukup banyaknya peserta yang berpindah lokasi
Askes Regional VII dirasa sudah mencukupi tempat tinggal, namun tidak melaporkannya pada
walaupun dalam kesehariannya belum seluruh PT. Askes wilayahnya. Saat ini mulai dilakukan
pegawai menggunakan perangkat komputer penataan terhadap kasus-kasus seperti ini. Dalam
(penggunaan komputer bergantian). Kebutuhan upaya meng-Askes-kan PNS yang berada pada
akan perangkat TIK mungkin lebih dibutuhkan wilayah regional VII, PT Askes Divisi Regional VII
pada kantor-kantor cabang di wilayah regional berusaha melakukan kerjasama dengan Pemda
VII. Kota Surabaya, yaitu melalui Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) dalam mengumpulkan data PNS/
PT Askes (Persero) telah mengembangkan CPNS. Namun, pada pelaksanaan yang terdahulu
Sistem Antrian Terpadu dan Sistem Penagihan masih ditemui banyak kendala yang berasal dari
Klaim Terpadu (merupakan dua bagian utama dari pihak Pemkot Surabaya.
Bridging System – integrasi antara sistem informasi
manajemen PT Askes dengan SIM provider) yang
juga terus dikembangkan oleh masing-masing
regional PT. Askes, salah satunya Divisi Regional
Pendapat Pelanggan Tentang
VII Jawa Timur. Kedua sistem tersebut telah Peningkatan Layanan Berbasis
terpasang pada beberapa RS. di Surabaya serta TIK Di Bidang Kepesertaan Dan
kota Ngawi dan Madiun. Rencana pengembangan Layanan
pemanfaatan TIK dalam pelayanan pelanggan
ke depannya, salah satunya adalah registrasi via
SMS yang akan menghasilkan nomor antrian. a. Kartu peserta Askes yang baru yang
Ide tersebut berasal dari kondisi pasien yang dilengkapi dengan barcode dan nomor
bertempat tinggal jauh dari RS sehingga tidak peserta yang bersifat “unik”, sudah dimiliki
perlu mengantri lama untuk berobat. oleh sebagian besar responden (69%).
Namun masih ada sebanyak 31% responden
Kantor PT. Askes Divisi Regional VII memiliki yang belum memiliki kartu tersebut. Hal
1 (satu) server utama yang berisi 2 (dua) buah ini juga menunjukkan bahwa anggota
harddisk berkapasitas masing-masing 146 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sendiri baik
Gigabyte. Perlengkapan TIK lainnya adalah, yang masih aktif maupun yang telah purna
CCTV, VPN, modem dan router yang menunjang tugas ternyata masih ada yang memiliki
aktivitas harian. Kemudian, Askes Regional kartu model lama. Ini tentunya tergantung
VII juga menyiapkan sebuah mesin genset pada kesiapan masyarakat sendiri untuk
sebagai energi listrik cadangan ketika terjadi mengurus kartu peserta Askes yang baru
pemadaman listrik bergilir yang seringkali terjadi tersebut. Mengurusnya sangat mudah dan
di kota Surabaya. Untuk keperluan pameran atau cepat. PT. Askes bisa mendatangi beberapa
sosialisasi ke masyarakat, PT. Askes Regional VII Kementerian untuk mengupdate kartu
memiliki seperangkat komputer dengan layar tersebut selama beberapa hari seperti yang
touch screen, dan seperangkat mesin antrian telah dilakukan di Jakarta.
yang digunakan sebagai cadangan apabila mesin b. Sebagian besar pelanggan (48%) menyatakan
antrian yang dioperasikan pada kantor cabang tidak begitu paham akan penggunaan
mengalami kerusakan. kartu tersebut. Bahkan sebanyak 17% dari
mereka mengaku sama sekali tidak paham.
Ini merupakan salah satu indikasi bahwa
b. PT. Askes (Persero) Cabang Utama.
sebagian besar pelanggan belum tahu dan
PT. Askes (Persero) Cabang Utama paham akan aplikasi teknologi informasi dan
berlokasi di Jl. Raya Dharmahusada Indah No. komunikasi di perusahaan ini. Karenanya
2, Surabaya. Berdasarkan observasi di kantor PT. Askes masih perlu melakukan sosialisasi
PT. Askes Cabang Utama diperoleh informasi penggunaan kartu peserta yang baru
bahwa secara umum kunjungan peserta Askes ke tersebut berikut apa kelebihanya. Penjelasan

165
ini bersifat teknis dan perlu diberikan Gambar 4
kepada setiap pelanggan, sehingga mereka Persentase Sumber Pengetahuan Pelanggan yang
mempunyai persepsi yang sama dengan Mengetahui Penggunaan Peralatan TIK oleh PT
Askes
petugas mengenai manfaat kartu yang baru
tersebut. Internet

Informasi dari Rumah


Sakit
Media Massa

Teman/atasan di kantor

Istri/suami/anak/saudara
/tetangga
Jumlah

Ya, saya sangat paham

Ya, saya paham

Biasa saja Series2


e. Bagi mereka yang pernah membuka website
Saya tidak begitu paham
PT. Askes (43%) berikut ini pendapat atau
Saya sama sekali tidak paham penilaian mereka.
0 5 10 15 20 25 30 35
• Mayoritas pelanggan (60%) berpendapat
Websites PT. Askes bersifat informatif
c. Hal tersebut terkait erat dengan pengetahuan bahkan 10 % pelanggan menyatakan
pelanggan tentang pemanfaatan peralatan sangat informatif.
teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam penelitian ini mayoritas responden • Sebanyak 26% pelanggan berpendapat
(41 %) ternyata tidak tahu, bahkan 21 % biasa saja.
tidak tahu sama sekali bila PT. Askes telah • Hanya 4% pelanggan yang menyatakan
menggunakan peralatan teknologi informasi tidak informatif bahkan sangat tidak
dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas informatif.
layanannya (Lihat Gambar 3).
Saat mengakses Websites PT. Askes kegiatan
yang paling utama dilakukan oleh para
pelanggan ialah mencari layanan informasi
PT. Askes (67%).

Sangat tahu

Tahu Gambar 5
Netral Series2 Persentase Kegiatan yang Paling Utama
Kurang tahu
Dilakukan Pelanggan Saat Mengakses Website PT
Tidak tahu Askes
sama sekali

0 10 20 30 40 50 120

100
80
Series1
60

d. Bagi mereka yang mengetahui penggunaan


Series2
40

peralatan TIK oleh PT. Askes, sumber


20
0
informasi
Mengirim e-

Lainnya, baru

pengetahuannya berasal dari;


layanan
Mencari

Askes
mail

coba

a. Teman/atasan di kantor (27%).


b. Informasi dari Rumah Sakit (24 %).
f. Dari layanan informasi Askes tersebut
c. Media massa, seperti Surat kabar, Radio,
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

sebagian pelanggan ingin memperoleh


dan Televisi (21%).
informasi tentang layanan prosedur
d. Isteri/suami/saudara/tetangga (15%). pelayanan kesehatan (31%). Yang lainnya
e. Internet (13%). (17%) ingin informasi tentang provider
(Rumah Sakit, Dokter keluarga, Puskesmas).
Walaupun internet merupakan sumber
Dan 16% Pelanggan menyatakan ingin
pengetahuan yang persentasenya relatif kecil,
informasi tentang hak dan kewajiban
namun media ini cukup penting untuk di bahas
peserta. Sementara 14% pelanggan ingin
lebih lanjut.
memperoleh informasi tentang penyampaian
dan penanganan keluhan.

166
Gambar 6 pelanggan (58%) pengurusan kartu anggota
Grafik Informasi yang Ingin Diperoleh dari Askes menjadi lebih cepat bahkan sebanyak
Website PT Askes 7% pelanggan menyatakan sangat cepat
Hak dan kewajiban
peserta (Gambar: 11). Dan untuk mendapatkan
Prosedur pelayanan
kesehatan kartu anggota Askes yang baru masyarakat
Kartu peserta
Provider (Rumah Sakit,
bisa mengurusnya ke pusat layanan Askes
Dokter keluarga,
Puskesmas) Gambar: 10).
Program pengelolaan
penyakit kronis
(PROLANIS)

Program Dokter keluarga


Penyampaian dan
Penanganan Keluhan
Gambar 9
Persentase Pendapat Pelanggan terhadap
Pengimplementasian TIK oleh PT Askes
g. Setelah pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi oleh PT. Askes, ternyata
Sangat
bermanfaat

sebagian terbesar pelanggan (47%) Bermanfaat

menyatakan layanan yang diberikan oleh PT.


Series2
Biasa saja
Series1

Askes berlangsung cepat. Bahkan sebanyak


Tidak
bermanfaat

2% pelanggan menilai sangat cepat.


Sangat tidak
bermanfaat

(Gambar: 7). Selain itu mayoritas pelanggan


0 10 20 30 40 50 60

(52%) juga berpendapat bahwa pengurusan


layanan menjadi lebih mudah, bahkan Gambar 10
sebanyak 8 % menyatakan sangat mudah Persentase Pendapat Pelanggan tentang
Ketepatan Pemanfaatan TIK pada PT Askes
(Gambar: 8).
70

60

50

Gambar 7
40
Series1
30

Persentase Pendapat Pelanggan terhadap 20

Layanan PT Askes
10

0
Sangat Tidak tepat Biasa Saja Sangat Tepat
tidak tepat Tepat

Sangat Lambat
Gambar 11
Persentase Pendapat Pelanggan terhadap
Lambat
Biasa saja

Pengurusan Kartu Anggota Askes


Cepat
Sangat Cepat

70

60

50

40
Series1
30

Gambar 8
20

10

Persentase Pendapat Pelanggan terhadap 0


Sangat Lambat Biasa saja Cepat Sangat

Pengurusan Layanan PT Askes


lambat cepat

i. Tentang pelayanan PT Askes mayoritas


Jumlah

Sangat Mudah

Mudah pelanggan (52%) menganggap layanan


PT. Askes saat ini memuaskan. Bahkan 3%
Series2
Biasa Saja

Sulit
pelanggan beranggapan layanan tersebut
sangat memuaskan. (Gambar: 12.)
Sangat Sulit

0 20 40 60 80 100 120

h. Pengimplementasian TIK di lingkungan PT. Gambar 12


Askes dinilai mayoritas pelanggan (55%) dan Persentase Kepuasan Pelanggan terhadap
17% bermanfaat bahkan sangat bermanfaat Layanan PT Askes
(Gambar: 9). Selain itu sebagian besar
pelanggan (62%) juga memandang bahwa Sangat memuaskan

pemanfaatan TIK pada PT. Askes tersebut


Memuaskan

Biasa saja Series2

memang tepat bahkan sangat tepat (15%)


Series1
Tidak memuaskan

Sangat tidak memuaskan

(Gambar: 10). Di banding tahun-tahun 0 10 20 30 40 50 60

sebelumnya, saat ini menurut mayoritas

167
j. Sebagai pelanggan mayoritas (55%) website tersebut karena memang ingin
menginginkan agar Informasi lebih aktif mendapatkan Layanan informasi dari PT.
diberikan oleh PT. Askes pada mereka. Askes. Karenanya sebagian besar dari
Sejumlah 23% pelanggan menginginkan mereka berpendapat bahwa website PT.
agar seharusnya PT. Askes bertindak lebih Askes bersifat sangat informatif.
ramah dan terbuka pada pelanggan. Dan
d. Pemanfaatan TIK dinilai masyarakat dapat
sebanyak 14% pelanggan menginginkan
mempercepat layanan PT. Askes. Selain itu
agar pengurusan kartu peserta harusnya
pengurusan layanan menjadi lebih mudah.
lebih cepat (Gambar: 13).
Oleh karenanya pengimplementasian TIK
di lingkungan PT. Askes dinilai mayoritas
pelanggan sangat bermanfaat. Dan
pemanfaatan TIK pada PT. Askes tersebut
Gambar 13
Persentase Saran Pelanggan terhadap PT Askes dinilai sangat tepat. Pengurusan kartu
anggota Askes menjadi sangat cepat juga
layanan yang diberikan sangat memuaskan.

Saran
a. Pemanfaatan ICT pada BUMN misalnya;
PT. Askes (Persero) ternyata secara
signifikan cukup memuaskan masyarakat.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari
kementerian Kominfo (khususnya Dirjen
Aplikasi Informatika), untuk kiranya perlu
dipertimbangkan/disarankan pemanfaatan
ICT bagi seluruh BUMN yang memberikan
KESIMPULAN DAN SARAN pelayanan pada masyarakat. Selain sangat
memuaskan pemanfaatan ICT juga terbukti
Kesimpulan diapresiasi oleh para pelanggan.
a. Sebagian besar responden (69%) sudah b. Pemanfaatan TIK yang memungkinkan para
memiliki kartu peserta Askes yang baru peserta bisa mendaftar berobat via SMS
yang dilengkapi dengan barcode dan (Short Message Service) hendaknya segera
nomor peserta yang bersifat “unik”. Namun direalisasikan. Hal ini penting artinya bagi
masih ada sekitar 31% responden yang para peserta yang lanjut usia serta untuk
menyatakan belum memilikinya. Disamping menghemat waktu dan tenaga pasien.
itu ternyata sebagian besar dari mereka juga Dengan demikian maka penggunaan sarana
belum pernah menggunakan kartu peserta TIK dalam pelayanan pelanggan benar-
Askes tersebut (70%). benar bermanfaat bagi kurang lebih 900
b. Mayoritas pelanggan tidak tahu sama sekali ribu jiwa PNS yang berdomisili di Jawa Timur,
bila kini PT. Askes telah menggunakan ditambah dengan anggota keluarga mereka
peralatan teknologi informasi dan menjadi kurang lebih 2,2 juta jiwa.
komunikasi untuk meningkatkan kualitas c. Website PT. Askes hendaknya terus
layanannya. Hanya mereka yang peduli dikembangkan karena isinya dinilai sangat
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

terhadap PT. Askeslah yang telah mengetahui informatif. Terutama yang menyangkut
tentang penggunaan peralatan TIK tersebut. tentang prosedur pelayanan kesehatan,
Mereka ini pada umumnya tahu dari teman provider (Rumah Sakit, Dokter keluarga,
atau atasan di kantor, Rumah Sakit, media Puskesmas), hak dan kewajiban peserta, dan
massa, suami/isteri/saudara/tetangga, dan penyampaian dan penanganan keluhan.
Internet. Begitu pula datanya harus selalu diupdate.
c. Bagi mereka yang biasa menggunakan
internet, mayoritas pernah membuka
Website PT. Askes (88%). Mereka membuka

168
DAFTAR PUSTAKA Dalam Negeri No. 795 /DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan
Konsumen
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, 2011,
Surabaya Dalam Angka, Surabaya.
Majalah/Suratkabar
Elihu Katz, Jay G. Blumler and Michael Gurevitch.,
1974, Uses and Gratification Research, The InfoAskes, Edisi Januari 2012.
Public Opinion Quarterly, Vol. 37, No. 4, Suratkabar Harian Kompas, 24 Mei 2002.
Oxford University Press.
Suratkabar Media Indonesia, 28 Maret 2012.
Moenir, H.A.S., Drs., 1998, Manajemen Pelayanan
Umum Di Indonesia, Cetakan ke tiga, Bumi Suratkabar Harian Pagi Surya, 3 April 2012.
Aksara, Jakarta.
PT. Askes (Persero), 2011, Petunjuk Layanan Bagi Internet
Peserta Askes Sosial, PT. Askes (Persero),
http://www.depkominfo.go.id/
Jakarta.
http://lpkjatim.blogspot.com/2009/
PT. Askes (Persero), 2011, Sistem Rujukan Dalam
Pelayanan Askes, PT. Askes (Persero), http://id.wikipedia.org/
Jakarta.
http://cpnsindonesia.com/
PT. Askes (Persero), 2011, Pelayanan Dokter
http://www.bkn.go.id/
Keluarga Bagi Peserta Askes, PT. Askes
(Persero), Jakarta. http://www.ptaskes.com/

Severin, Werner J. and James W. Tankard, JR., 1982, http://www.detik.com/


Communication Theories; Oriogins, Methods, http://www.kompas.com/
Uses, Hasting House Publishers, New York.
http://ardiantopamungkas.blog.com/
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1988,
Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.
Tim Peneliti Pusat Kajian Media Dan Budaya
Populer, 2007, Modul Workshop Metodologi
Penelitian, Kerjasama Pusat Kajian Media
Dan Budaya Populer dengan Balai Pengkajian
Pengembangan Informasi Wilayah IV
Yogyakarta.

Dokumen :
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen Republik
Indonesia.
Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
Peraturan Pemerintah No. 58 Th. 2001
tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri
No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang Penangan
pengaduan konsumen yang ditujukan
kepada Seluruh dinas Indag Prop/Kab/Kota,
Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan

169
PEDOMAN / KETENTUAN PENULISAN
JURNAL PENELITIAN POS DAN INFORMATIKA

I. Pedoman Umum Penulisan

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika (Jurnal PPI) adalah jurnal yang diterbitkan secara periodik,
yaitu dua kali setahun, yakni bulan Juni dan Desember, mengutamakan memuat Tulisan Karya
Ilmiah (KTI) yang memenuhi standar (kaidah-kaidah ilmiah) atau minimal layaknya penulisan karya
ilmiah, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Ruang Lingkup Karya Ilmiah/Naskah


KTI yang dapat dimuat di Jurnal PPI adalah hasil penelitian, studi, analisis data sekunder, pemikiran,
resensi buku baru atau tinjauan kritis teori yang berkaitan dengan pos dan informatika. Naskah
juga dapat berupa resensi buku, bedah buku, dan sejenisnya di bidang komunikasi, informatika,
pos, atau telekomunikasi dengan mengikuti sistematika penulisan secara umum (universal).

2. Aktualitas (Actual)
Aktualitas sebuah tulisan merupakan prioritas utama, yakni memuat isu-isu yang aktual, terpercaya,
dan terkini atau yang sedang tren menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat. Karena itu, hindari
penulisan yang topiknya sudah usang atau kurang mendapat perhatian masyarakat atau publik.

3. Bahasa Yang Lugas


KTI harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai EYD) dan mudah dipahami,
jelas, serta tidak membingungkan pembacanya.

4. Memuat Hal Yang Baru (Inovatif)


KTI yang memuat hasil penelitian atau kajian atau analisis teori dan pengembangannya sehingga
menghasilkan temuan baru atau informasi lain atau inovasi (inovations) bagi masyarakat/publik
yang membacanya.

5. Keaslian atau Orisinil (Original)


KTI atau Naskah yang dikirim harus orisinil (asli), dan belum pernah dipublikasikan atau tidak
sedang dikirimkan ke Jurnal atau media lain. Hal ini untuk menghindari duplikasi atau penjiplakan
atau plagiator.

II. Pedoman Teknis Penulisan


Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

Format Penulisan, naskah diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 12, spasi 1.5, dan panjang
naskah 15-25 halaman kertas A4.
1. Sistematika penulisan terdiri dari :
a. Judul
Judul diketik dengan huruf kapital tebal (bold) pada halaman pertama maksimal 4 baris atau

170
sebelas kata. Judul harus mencerminkan isi tulisan (memiliki keterkaitan dengan masalah dan
sesuai dengan metodologi penelitian).
b. Nama dan Jenjang Jabatan Peneliti (optional)
Nama penulis diketik lengkap di bawah judul beserta jenjang jabatan peneliti. Jika penulis lebih
dari satu orang, kata penghubung digunakan kata “dan”.

c. Alamat lengkap penulis


Alamat lengkap diketik di bawah Jenjang Jabatan Peneliti disertai dengan nomor telepon, fax, dan
E-Mail. Contoh :
Atjih Ratnawati dan Diana Sari
Peneliti pada Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jln. Medan Merdeka barat nomor
9, Jakarta Pusat. Telp. Telp./Fax. (021) 384 6189, e-mail : atjihratnawati@yahoo.com

d. Abstrak
Abstrak ditulis sebanyak 120-200 kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak diketik
dengan huruf miring (italic) untuk bahasa Inggris berjarak satu spasi. Penulisan abstrak harus
ringkas dan jelas, serta mewakili isi naskah.

e. Kata kunci atau keywords


Kata kunci terdiri atas empat sampai enam kata ditulis di bawah abstrak. Kata kunci dalam bahasa
Inggris ditulis italic.

f. Pendahuluan
Bagian ini berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian.

g. Landasan Teori
Bagian ini dapat berupa paparan teori, kerangka teori, kajian literatur, kajian hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan, atau pengembangan hipotesis/proposisi, dan model penelitian.

h. Metodologi Penelitian
Bagian ini memuat paradigma penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan
data, sampel dan data, tempat dan waktu, teknik olah data, dan teknik analisis.

i. Temuan/Hasil
Hasil penelitian memuat temuan dan hasil analisis dalam berbagai bentuk dan berkaitan dengan
masalah.

j. Pembahasan/Analisis

k. Penutup
Bagian ini terdiri dari simpulan dan saran ( jika perlu). Simpulan ditarik dari hasil diskusi dan masalah
penelitian.

171
l. Referensi sumber dituliskan: nama pengarang, tahun pengarang dalam halaman sumber di
antara kurung.
Contoh penulisan referensi sumber:
Pada sektor bisnispun tidak terlepas dari penggunaan TIK, dengan penggunaan TIK dapat
memudahkan aktifitas industri dari proses produksi hingga pemasaran sehingga dapat memotong
biaya operasional khususnya dalam bidang logistik (Indikator TIK Indonesia, 2011: 17).
Atau dapat dituliskan seperti berikut:
Hasil penelitian Wahid dan Iswari (2007) mengenai adopsi TIK di kota Yogyakarta pada tahun 2007
menunjukkan........

m. Daftar Pustaka
Penulisan Daftar Pustaka atau rujukan di halaman terpisah dan disusun menurut abjad. Urutan
penulisan nama pengarang atau penyunting judul artikel ( jika bukan buku) dicetak biasa, judul
majalah atau buku dicetak tebal, kota dan nama penerbit biasa disertai tahun penerbitan diletakkan
di bawah nama pengarang/penyunting.
Contoh rujukan buku:
Rakhmat, Jalaluddin. (1991). Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja
Rosdakarya.
Neville, C. (2007) The Complete Guide to Referencing and Avoiding Plagiarism. Maidenhead:
Open University Press.
Contoh rujukan jurnal:
Maimon, D. and Browning, C.R. (2012) Adolescents Violent Victimization in the
Neighbourhood: Situational and Contextual Determinants. British Journal of Criminology, 52
(4), pp. 808-833.
Contoh rujukan proceedings seminar:
Harris, C. and Murton, J. B. (2005) Cryospheric Systems: Glaciers and Permafrost: Selected
Contributions to a Conference of the same name. Geological Society Special 12 Publication
242. The Geological Society of London. January 2003. London: The Geological Society.
Contoh rujukan online:
English Heritage. (2005) Wind Energy and the Historic Environment. [Online] October 2005.
Available from: http://www.englishheritage.org.uk/upload/pdf/ Wind_Energy_(final).pdf.
[Accessed: 20th May 2008]
Atau disesuaikan dengan format APA-Style, sebagaimana terlihat dalam :
http://owl.english.purdue.edu/owl/resource/560/01/
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika

III. Ketentuan lainnya


1. Apabila di kemudian hari ada pemuatan ganda atas naskah yang sama maka segala resiko menjadi
tanggung jawab penulis.
2. Apabila suatu saat ada pihak atau individu yang menuntut keaslian naskah merupakan tanggung
jawab penulis, bukan tanggung jawab Redaksi.

172
3. Naskah penelitian yang disponsori oleh pihak tertentu harus memuat pernyataan yang berisi
informasi sponsor yang mendanai.
4. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang
dimuat dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
5. Guna menentukan naskah yang sesuai dengan Jurnal PPI, naskah akan ditelaah dan disunting oleh
Dewan Redaksi sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
6. Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Naskah yag tidak dimuat
akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
7. Setiap naskah yang diterima akan melalui proses review tertutup oleh Mitra Bestari sesuai dengan
kepakarannya.
8. Setelah dalam bentuk proof, Penulis artikel diminta menandatangani lembar pernyataan persetujuan
untuk cetak menjadi Jurnal.
9. Kepada penulis yang tulisannya dimuat di Jurnal PPI akan diberikan 2 (dua) eksemplar Jurnal
sebagai tanda bukti pemuatan.
10. Pengiriman naskah disertai nama, jabatan, unit kerja, alamat, nomor telepon, fax dan E-Mail.
Dikirim via Redaksi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan
Informatika, Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Gedung Belakang, lantai 4 – Jln. Medan merdeka Barat No. 9 Jakarta Pusat.
Telp./Fax. (021) 384 6189
• Dikirim via email : jurnal.puslitbangppi@mail.kominfo.go.id

11. Contact Persons : Siti Wahyuningsih (Ayu) : 0856 931 263 09 (BB PIN. 32DD422B)
Tiari Pratiwi Hutami : 0856 205 7043

173

Anda mungkin juga menyukai