VIS
OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke dalam
timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber
lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, dan bila
kapasitasnya telah melampui kapasitas tekanan air dari sampah, maka cairan
tersebut akan keluar dan mengekstraksi bahan organik dan anorganik hasil proses
fisika, kimia dan biologis yang terjadi pada sampah. Umumnya, lindi
diklorinasi organik, yang merupakan ancaman besar bagi tanah disekitarnya, air
BOD, COD, nutrisi, dan logam berat. Pada saat diresirkulasi, komponen tersebut
tersebut akan tertahan dan terproses oleh mikroorganisme biologis dan berbagai
proses kimia maupun fisika. Sebagai contoh, asam organik sederhana yang
terkandung dalam lindi akan terproses menjadi metan dan karbondioksida. Lindi
semakin tinggi kadar zat organik) tinggi dibandingkan dengan lindi yang sudah
digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Penentuan kadar COD dapat
organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr 2O72-
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan
kadar COD dalam sampel air lindi dengan metode spektrofotometer UV-Vis?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk menegetahui
cara menentukan kadar COD dalam sampel air lindi dengan metode
spektrofotometer UV-Vis.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah dapat menegetahui cara
menentukan kadar cara menentukan kadar COD dalam sampel air lindi dengan
lurus dengan konsentrasi spesies yang menyerap dalam larutan dan panjang
lintasan. Dengan demikian, untuk panjang jalur tetap, spektroskopi UV / VIS
[1] Ultraviolet dan spektrometer terlihat telah digunakan secara umum selama 35
tahun terakhir dan selama periode ini telah menjadi alat analisis yang paling
pengukuran energi cahaya oleh suatu zat kimia pada panjang gelombang
200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750
nm. Pada metode ini ada suatu hukum yang menjadi acuan adalah penentuan suatu
zat secara kuantitatif. Hukum tersebut yaitu hukum Lambert-Beer. Hukum yang
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
raga dan sebagainya. Dewasa ini masalah utama sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun (Astuti dkk.,
2015).
Air lindi merupakan cairan yang melewati landfill dan bercampur serta
tersuspensi dengan zat-zat atau materi yang ada dalam tempat penimbunan. Lindi
tinggi, serta mengandung logam berat yang berbahaya. Debit lindi serta kualitas
yang keluar dari timbulan sampah sangat berfluktuasi karena bergantung pada
curah hujan serta karakteristik sampah yang ditimbun. Menurut Permen PU No. 3
Tahun 2013 suatu TPA memerlukan prasarana dan sarana fasilitas perlindungan
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah zat pereduksi yang perlu
dioksidasi oleh air metode kimia. Ini adalah salah satu indikator penting untuk
parameter yang diukur dengan cepat yang digunakan untuk menentukan kekuatan
polusi air limbah domestik dan industri. Penentuan ini dicapai dengan
mengoksidasi yang setara jumlah limbah menjadi karbon dioksida (CO2) dan yang
tidak digunakan ditentukan oleh titrasi dengan zat pereduksi yang diketahui
Percobaan penentuan nilai COD dari sampel air lindi dengan metode
Kendari.
1. Alat
UV-Vis, pipet tetes, batang pengaduk, timbangan analitik, labu takar 50 mL, rak
2. Bahan
sampel air lindi dengan metode spektrofotometri UV-Vis adalah amonia dikromat
((NH3)4Cr2O7), asam klorida (HCl), glukosa (C6H12O6), akuades (H2O) dan sampel
air lindi.
C. Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Larutan standar
b. Larutan Blanko
2. Ditambahkan ((NH3)4Cr2O7)
+ dikocok
3. Diukur absorbannya dalam
OA
spektrofotometer UV-Vis
reaksi
2. Ditambahkan ((NH3)4Cr2O7)
(HCl) + dikocok
Diketahui: y = 1,015
a = 0,0003
b = 0,5866
Ditanyakan: x ....?
Penyelesaian:
y = ax +b
y = 0,0003x + 0,5866
0,0003x = 0,42844
x = 0,4284 / 0,0003
x = 1428 ppm
B. Pembahasan
Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah
jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat
berasal dari kegiatan industri kertas, penyamakan kulit, gula, pemotongan daging,
adalah banyaknya biota air yang mati karena konsentrasi oksigen terlarut dalam
air terlalu sedikit dan semakin sulitnya mendapatkan air sungai yang memenuhi
Demand) dari sampel air lindi dengan metode spektrofotometri uv-vis. Prinsip
dipantulkan, dan dibiaskan. Pada saat memancarkan sinar tampak pada panjang
gelombang tertentu yang kemudian melewati suatu larutan dan diserap oleh
dianalisis bersifat stabil dan netral, dapat membentuk kompleks dan larutannya
berwarna.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan standar
dengan menggunakan beberapa konsentrasi glukosa yakni 1250, 1000, 500, 150
dan 100 ppm. Hal ini bertujuan agar mendapatkan konsentrasi yang berbeda dari
absorbannya dalam larutan setelah itu ditambahkan asam klorida (HCl), asam
klorida berfungsi sebagai katalis yang bertujuan mempercepat reaksi yang terjadi
akuades, hal ini karena akuades dapat menetralkan larutan yang akan diukur
kompleks yang akan memberikan warna yang mencolok seperti warna orange
setelah itu ditambahkan asam klorida (HCl), asam ini berfungsi sebagai katalis
yang dilakukan sampel air lindi ditambahkan amonia dikromat ((NH3)4Cr2O7) dan
asam klorida (HCl) menghasilkan warna dari wrana hitam menjadi orange yang
pengompleks dari sampel air lindi serta penambahan asam klorida (HCl) sebagai
yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai COD (Chemical Oxigen Demand)
dari sampel air lindi. Hasil yang diperoleh pada sampel air lindi adalah sebesar
1,015 A. Setelah dilakukan analisis data, diketahui nilai COD (Chemical Oxigen
keputusan Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah (air
lindi) sebesar 100 ppm. Berdasarkan nilai COD (Chemical Oxigen Demand) yang
ada dalam sampel air lindi memiliki kandungan COD (Chemical Oxigen Demand)
yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan standar baku mutu air lindi sehingga
oksigen yang ada dalam air tersebut menurun. Sehingga air tesebut berbahaya
Lindi yang semakin lama semakin banyak volumenya akan merembes masuk ke
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa penentuan nilai COD dari sampel air lindi dengan metode
sebesar 1728 ppm yang diperoleh dari kurva larutan standar. Jika dibandingkan
dengan keputusan Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
Limbah (air lindi) sebesar 150 ppm, maka hasil analisis tersebut mempunyai nilai
COD (Chemical Oxigen Demand ) diatas ambang batas baku mutu sehingga dapat
disimpulkan bahwa air lindi yang digunakan sangat berbahaya bagi lingkungan
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhaini R dan Arief A. 2016. Analisis Logam Besi (Fe) di Sungai Pasar Daerah
Belangwetan Kiaten dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.
Jurnal Ilmiah Menuntung. 2(1) :
Zhang, F., Huifeng X., Xuemei M dan Haining W., 2017, Grey Prediction Model
for the Chemical Oxygen Demand Emissions in Industrial Waste Water:
An Empirrical Analysis of China, Procedia Engineering, 174(1).