Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN SPEKTROSKOPI

PENENTUAN NILAI COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) DALAM

SAMPEL AIR LINDI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETER UV-

VIS

OLEH

NAMA : SITTI HADIJAH

STAMBUK : F1C1 16 040

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : HARBIN KIFLI HS.

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Air lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke dalam

timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber

lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, dan bila

kapasitasnya telah melampui kapasitas tekanan air dari sampah, maka cairan

tersebut akan keluar dan mengekstraksi bahan organik dan anorganik hasil proses

fisika, kimia dan biologis yang terjadi pada sampah. Umumnya, lindi

mengandung banyak bahan organik (biodegradable, tetapi juga tahan terhadap

biodegradasi), seperti amonia-nitrogen, logam berat, garam anorganik dan

diklorinasi organik, yang merupakan ancaman besar bagi tanah disekitarnya, air

tanah dan bahkan badan air.

Pengoperasian TPA, lindi akan mengandung sejumlah padatan terlarut,

BOD, COD, nutrisi, dan logam berat. Pada saat diresirkulasi, komponen tersebut

akan bertahan dan terproses oleh mikroorganisme diresirkulasi, komponen

tersebut akan tertahan dan terproses oleh mikroorganisme biologis dan berbagai

proses kimia maupun fisika. Sebagai contoh, asam organik sederhana yang

terkandung dalam lindi akan terproses menjadi metan dan karbondioksida. Lindi

yang masih segar memiliki kandungan pH (derajat keasaman) dan COD

(menunjukkan kadar zat organik, dimana semakin tinggi COD menunjukkan

semakin tinggi kadar zat organik) tinggi dibandingkan dengan lindi yang sudah

disimpan di bak penampung.

COD merupakan singkatan dari Chemical Oxygen Demand, COD

merupakan jumlah oksigen (MgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat


organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K 2Cr2O7

digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Penentuan kadar COD dapat

dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis. Cara uji

kebutuhan oksigen kimiawi (COD) menurut SNI 6989.2:2009 adalah senyawa

organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr 2O72-

dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan

dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mgL-1) diukur secara spektrofotometer

sinar tampak pada panjang gelombang tertentu. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka penting untuk dilakukan percobaan mengenai Penentuan Nilai

COD Dari Sampel Air Lindi Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan

kadar COD dalam sampel air lindi dengan metode spektrofotometer UV-Vis?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk menegetahui

cara menentukan kadar COD dalam sampel air lindi dengan metode

spektrofotometer UV-Vis.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah dapat menegetahui cara

menentukan kadar cara menentukan kadar COD dalam sampel air lindi dengan

metode spektrofotometer UV-Vis.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Spektroskopi UV adalah teknik fisik dari spektroskopi optik yang

menggunakan cahaya dalam rentang ultraviolet, terlihat, dan inframerah dekat.

Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi suatu larutan berbanding

lurus dengan konsentrasi spesies yang menyerap dalam larutan dan panjang
lintasan. Dengan demikian, untuk panjang jalur tetap, spektroskopi UV / VIS

dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi absorber dalam suatu larutan.

Penting untuk mengetahui seberapa cepat absorbansi berubah dengan konsentrasi.

[1] Ultraviolet dan spektrometer terlihat telah digunakan secara umum selama 35

tahun terakhir dan selama periode ini telah menjadi alat analisis yang paling

penting di laboratorium modern. Dalam banyak aplikasi teknik lain dapat

digunakan tetapi tidak ada saingan UV-Visible spectrometry untuk kesederhanaan,

fleksibilitas, kecepatan, akurasi dan efektivitas biaya (Shah dkk., 2015).

Spektrofotometri UV-Vis adalah metode yang ini didasarkan pada

pengukuran energi cahaya oleh suatu zat kimia pada panjang gelombang

maksimum tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara

200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750

nm. Pada metode ini ada suatu hukum yang menjadi acuan adalah penentuan suatu

zat secara kuantitatif. Hukum tersebut yaitu hukum Lambert-Beer. Hukum yang

menyatakan hubungan berbanding lurus antara absorbans dengan konsentrasi

larutan analit dab berbanding terbalik dengan transmitan (Iskandar, 2017).

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan

manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk

kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olah

raga dan sebagainya. Dewasa ini masalah utama sumber daya air meliputi

kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus

meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik terus menurun (Astuti dkk.,

2015).
Air lindi merupakan cairan yang melewati landfill dan bercampur serta

tersuspensi dengan zat-zat atau materi yang ada dalam tempat penimbunan. Lindi

pada umumnya bersifat toksik karena mengandung mikroorganisme dalam jumlah

tinggi, serta mengandung logam berat yang berbahaya. Debit lindi serta kualitas

yang keluar dari timbulan sampah sangat berfluktuasi karena bergantung pada

curah hujan serta karakteristik sampah yang ditimbun. Menurut Permen PU No. 3

Tahun 2013 suatu TPA memerlukan prasarana dan sarana fasilitas perlindungan

lingkungan dimana salah satunya yaitu saluran pengumpul dan instalasi

pengolahan lindi (Marchelino dkk., 2016).

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah zat pereduksi yang perlu

dioksidasi oleh air metode kimia. Ini adalah salah satu indikator penting untuk

mengevaluasi kondisi pembuangan air limbah industri. Pereduksi ini merupakan

parameter yang diukur dengan cepat yang digunakan untuk menentukan kekuatan

polusi air limbah domestik dan industri. Penentuan ini dicapai dengan

menggunakan agen pengoksidasi kuat di bawah asam kondisi. Jumlah berlebihan

dari agen pengoksidasi digunakan, oksigen dilepaskan, sebagian digunakan untuk

mengoksidasi yang setara jumlah limbah menjadi karbon dioksida (CO2) dan yang

tidak digunakan ditentukan oleh titrasi dengan zat pereduksi yang diketahui

konsentrasinya (Zhang dkk., 2016).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan penentuan nilai COD dari sampel air lindi dengan metode

spektrofotometri UV-Vis dilaksanakan pada hari Senin, 05 November 2018 pukul

14.45-17.00 WITA dan bertempat di laboratorium kimia Analitik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan penentuan nilai COD dari

sampel air lindi dengan metode spektrofotometri UV-Vis adalah spektrofotometer

UV-Vis, pipet tetes, batang pengaduk, timbangan analitik, labu takar 50 mL, rak

tabung dan gelas kimia.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan penentuan nilai COD dari

sampel air lindi dengan metode spektrofotometri UV-Vis adalah amonia dikromat

((NH3)4Cr2O7), asam klorida (HCl), glukosa (C6H12O6), akuades (H2O) dan sampel

air lindi.

C. Prosedur Kerja

a. Pembuatan Larutan Standar


Glukosa

1000 ppm 1250 ppm


100 ppm 150 ppm 500 ppm

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi


sebanyak 2,5 mL
- ditambahkan 1,5 mL ((NH3)4Cr2O7)
- ditambahkan 3,5 mL HCl
- dikocok
- diamati perubahan yang terjadi
- diukur absorbansnya pada panjang
gelombang 600 nm

Larutan glukosa 100 ppm = 0,554 A


Larutan glukosa 150 ppm = 0,649 A
Larutan glukosa 500 ppm = 0,785 A
Larutan glukosa 1000 ppm = 0,792 A
Larutan glukosa 1250 ppm = 0,920 A

b. Pembuatan Larutan Blanko


- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1,5 mL K2Cr2O7 1 N
2,5 mL Akuades
dan 3,5 mL H SO pekat
2 4
- di ukur serapan warnanya
menggunakan spektrofotometer UV-
Vis dengan panjang gelombang 600
nm
Larutan Blanko
c. Analisis Sampel

Sampel air lindi

- dimasukkan ke dalam tabung


sebanyak 2,5 mL
- ditambahkan 1,5 mL ((NH3)4Cr2O7)
- ditambahkan 3,5 mL HCl
- dikocok
- diamati perubahan warna

Sampel air lindi +((NH3)4Cr2O7)+ HCl


- diukur serapan warnanya
menggunakan spektrofotometer UV-
Vis
- digunakan panjang gelombang 600
nm.
- diekstrapolasi nilai serapannya
menggunakan persamaan regresi
linear menggunakan standar 0, 100,
150, 500, 1000 dan 1250 ppm

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Larutan standar

NO Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan


1. Larutan glukosa 1250, 1000,
Berwarna bening
500, 150 dan 100 ppm
dimasukkan kedalam tabung
reaksi
2. Ditambahkan amonia
Berwarna Orange
dikromat ((NH3)4Cr2O7) 1,5
mL + asam klorida (HCl) 3,5
mL + dikocok
3. Diukur adsorbannya :
- Larutan glukosa 1250
0,920
ppm 0,792
- Larutan glukosa 1000 0,785
ppm 0,649
- Larutan glukosa 500 ppm 0,554
- Larutan glukosa 150 ppm
- Larutan glukosa 100 ppm

b. Larutan Blanko

No Perlakuan Hasil Keterangan


1. Akuades (H2O) 2,5 mL

dipipet dan dimasukkan Berwarna bening

kedalam tabung reaksi

2. Ditambahkan ((NH3)4Cr2O7)

1,5 mL + asam klorida (HCl) Berwarna orange

+ dikocok
3. Diukur absorbannya dalam
OA
spektrofotometer UV-Vis

c. Sampel air lindi

No Perlakuan Hasil Pengamatan Keterangan


1. Air lindi 2,5 mL dipipet dan

dimasukkan kedalam tabung Berwarna hitam

reaksi

2. Ditambahkan ((NH3)4Cr2O7)

1,5 mL + asam klorida Berwarna orange

(HCl) + dikocok

3. Diukur absorbannya dalam

spektrofotometer UV-Vis 1,015 A

2. Kurva Hubungan Konsentrasu dan Adsorbansi


3. Analisis data

Berdasarkan Kurva Kalibrasi standar diperoleh persamaan linear (y=


0,0003x + 0,5866) dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi
sedangkan (x) menyatakan kadar COD dalam sampel.

Diketahui: y = 1,015

a = 0,0003

b = 0,5866

Ditanyakan: x ....?

Penyelesaian:

y = ax +b

y = 0,0003x + 0,5866

1,015 = 0,0003x + 0,5866

0,0003x = 1,015 – 0,5866

0,0003x = 0,42844

x = 0,4284 / 0,0003

x = 1428 ppm
B. Pembahasan
Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah

jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat

teroksidasi melalui reaksi kimia. Sumber COD(Chemical Oxigen Demand)

berasal dari kegiatan industri kertas, penyamakan kulit, gula, pemotongan daging,

pengalengan ikan,pembekuan udang, roti, susu, keju, dan mentega, limbah

domestik dan lain-lain. Keberadaan COD (Chemical Oxigen Demand) di

lingkungan akan memberikan dampak pada manusia dan lingkungan, diantaranya

adalah banyaknya biota air yang mati karena konsentrasi oksigen terlarut dalam

air terlalu sedikit dan semakin sulitnya mendapatkan air sungai yang memenuhi

kriteria sebagai bahan baku air minum


Percobaan kali ini dilakukan penentuan nilai COD (Chemical Oxigen

Demand) dari sampel air lindi dengan metode spektrofotometri uv-vis. Prinsip

kerja spektrofotometer berdasarkan hukum lambert beer adalah cahaya

monokromatis melewati media maka sebagian besar cahaya akan diserap,

dipantulkan, dan dibiaskan. Pada saat memancarkan sinar tampak pada panjang

gelombang tertentu yang kemudian melewati suatu larutan dan diserap oleh

larutan yang dilewati sehingga serapannya tersebut yang dikatakan sebagai

absorbans. Syarat analisis menggunakan UV visible adalah cuplikan yang

dianalisis bersifat stabil dan netral, dapat membentuk kompleks dan larutannya

berwarna.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan standar

dengan menggunakan beberapa konsentrasi glukosa yakni 1250, 1000, 500, 150

dan 100 ppm. Hal ini bertujuan agar mendapatkan konsentrasi yang berbeda dari

larutan stanndar sehingga menghasilkan hasil yang mendekati akurasi ataupun

presisi. Kemudian ditambahkan pelarut kompleks yaitu amonia dikromat

((NH3)4Cr2O7) yang bertujuan memberikan warna pada larutan standar sehingga

pada saat dimasukkan kedalam spektrofotometer UV-Vis akan terbaca

absorbannya dalam larutan setelah itu ditambahkan asam klorida (HCl), asam

klorida berfungsi sebagai katalis yang bertujuan mempercepat reaksi yang terjadi

antara larutan standar dengan pelarut pengompleks.


Perlakuan kedua adalah pembuatan larutan blanko dimana larutan blanko

berfungsi sebagai larutan pembanding, larutan blanko yang digunakan adalah

akuades, hal ini karena akuades dapat menetralkan larutan yang akan diukur

absorbansinnya sehingga mendapatkan hasil absorban, kemudian ditambahkan


amonia dikromat ((NH3)4Cr2O7) dimana pelarut inu berfungsi sebagai pelarut

kompleks yang akan memberikan warna yang mencolok seperti warna orange

setelah itu ditambahkan asam klorida (HCl), asam ini berfungsi sebagai katalis

dimana dapat mempercepat reaksi.


Perlakuan terkahir adalah pengukuran absorban sampel air lindi. Hal pertma

yang dilakukan sampel air lindi ditambahkan amonia dikromat ((NH3)4Cr2O7) dan

asam klorida (HCl) menghasilkan warna dari wrana hitam menjadi orange yang

mencolok. Larutan amonia dikromat ((NH3)4Cr2O7) memiliki fungsi sebagai

pengompleks dari sampel air lindi serta penambahan asam klorida (HCl) sebagai

katalis yang dapat mempercepat reaksi.


Perlakuan selanjutnya dibuat kurva standar untuk mendapatkan persamaan

regresi linear. Persamaan yang diperoleh adalah y = 0,0003x + 0,5866. Persamaan

yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai COD (Chemical Oxigen Demand)

dari sampel air lindi. Hasil yang diperoleh pada sampel air lindi adalah sebesar

1,015 A. Setelah dilakukan analisis data, diketahui nilai COD (Chemical Oxigen

Demand) yang diperoleh adalah 1428 ppm. Berdasarkan surat keputusan

keputusan Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah (air

lindi) sebesar 100 ppm. Berdasarkan nilai COD (Chemical Oxigen Demand) yang

ada dalam sampel air lindi memiliki kandungan COD (Chemical Oxigen Demand)

yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan standar baku mutu air lindi sehingga

oksigen yang ada dalam air tersebut menurun. Sehingga air tesebut berbahaya

bagi kesehatan masyarakat dan ekosistem di sekitar lokasi pembuangan sampah.

Lindi yang semakin lama semakin banyak volumenya akan merembes masuk ke

dalam tanah yang nantinya akan menyebabkan terkontaminasinya air bawah


permukaan yang pada akhirnya akan menyebabkan tercemarnya sumur-sumur

dangkal yang dimaanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber air minum.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat

disimpulkan bahwa penentuan nilai COD dari sampel air lindi dengan metode

spektrofotometri UV-Vis dimana diperoleh nilai COD (Chemical Oxigen Demand)

sebesar 1728 ppm yang diperoleh dari kurva larutan standar. Jika dibandingkan

dengan keputusan Kepmen LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air

Limbah (air lindi) sebesar 150 ppm, maka hasil analisis tersebut mempunyai nilai

COD (Chemical Oxigen Demand ) diatas ambang batas baku mutu sehingga dapat

disimpulkan bahwa air lindi yang digunakan sangat berbahaya bagi lingkungan

sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Andari., S, 2013, Perbandingan Penetapan Kadar Ketoprofen Tablet Secara


Alkalimetri Dengan Spektrofotometri-Uv, Jurnal Eduhealth, 3(2).

Marchelino, D., Wiharyanto O dan Adi Jatmiko., 2016, Perencanaan Detail


Engineering Design (Ded) Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) Peningkatan
Tempat Pemrosesan Akhir (Tpa) Jatibarang Kota Semarang, Jurnal Teknik
Lingkungan, 5(1).

Nurhaini R dan Arief A. 2016. Analisis Logam Besi (Fe) di Sungai Pasar Daerah
Belangwetan Kiaten dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.
Jurnal Ilmiah Menuntung. 2(1) :

Shah R S. Rajashri B P dan Pranit P G. 2015. UV-Visble Spectroscopy.


International Journal of Lastitutional Pharmacy and Life Sciences. 5(5) :
2249-6807.

Zhang, F., Huifeng X., Xuemei M dan Haining W., 2017, Grey Prediction Model
for the Chemical Oxygen Demand Emissions in Industrial Waste Water:
An Empirrical Analysis of China, Procedia Engineering, 174(1).

Anda mungkin juga menyukai