Anda di halaman 1dari 7
81142018 PENGERTIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN BATASAN NILAI PEKERJAAN PADA PERMEN PU 08/0RTIM/2011 | MADE HERIYANA BERBAGI ILMU ADALAH KEBAIKAN PENGERTIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN BATASAN NILAI PEKERJAAN PADA PERMEN PU 08/0RT/M/2011 DAN PERLPJK 10 TAHUN 2013 ON MAY 24, 2016MAY 24,2016 / BY HERIYANABLIE Masih banyak dipusingkan dengan pelelang pelelangan yang masih menggunakan subkualifikasi tertentu untuk membatasi penyedia pada pemilihan pelaksana pekerjaan kontruksi. Semisal pekerjaan kontruksi yang bernilai 2.5 M dipersyaratkan hanya untuk subkualifikasi K3. Dengan adanya persyaratan untuk K3 saja, maka sudah tentu badan usaha kecil yang memiliki Subkualifikasi K1 atau K2 tidak dapat mengikuti pemilihan tersebut. Alasan yang sering terjadi terhadap Penyedia K1 dan K2 yang menyanggah mengapa mereka digugurkan pada evaluasi kualifikasi, selalu dijawab berdasarkan Peraturan diatas, yaitu hanya K3 saja yang mampu melaksanakan pekerjaan kontruksi dengan nilai 2.5M serta juga disinggung batasan nilai yaitu untuk K3, bahwa batasan nilai satu paket pekerjaan adalah 2.5M. Berdasarkan hal tersebut tentunya yang menyanggah diam seribu bahasa dengan tetap tidak terima. Mereka tidak terima, karena begitu banyak aturan yang memperbolehkan atau memang di atur bhwa untuk usaha kecil dapat mengikuti pekerjaan dengan nilai_ sampai 2.5M. Memang dunia pengadaan begitu banyak aturan, sehingga pemahaman pemahaman orang juga terkadang tidak sama. kesalahan pemaahaman sering terjadi atau sering disebut gagal faham itu dikarenakan; hitoseriyanable wordpress, com/2016/05/24/pengertian-kemampuan-melaksanakan-pekerjaan-dan-batasan-la-pekeriaan-pada-permen-pU-080t. w 4511472018 PENGERTIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN BATASAN NILAI PEKERJAAN PADA PERMEN PU O8/ORTINU201% 1, Terlalu menempatkan aturan yang tidak semestinya 2. Mencampur adukan antara peraturan 3. Hanya membaca satu pasal tanpa mengaitkan dengan pasal pasal terkait. Baik untuk tidak berpanjang lebar, saya coba ulas berdasarkan aturan Permen PU 08/PRT/M/2011 dan PerLPJK Nomer 10 Tahun 2013. Hal yang pertama yang saya las adalah, apa benar pekerjaan kontruksi harus dibatasi dengan salah satu subkualifikasi? Apa benar kalau pekerjaan nila 2.5 M hanya diruntukan untuk K3? Sebelumnya yang kita harus tahu adalah apa itu pengertian kemampuan melaksanakan paket, jumlah paket sesaat dan batasan nilai yang tertuang dalam Permen PU 08/PRT/M/2011. 1.Pengertiaan kemampuan melaksanakan _pekerjaan/paket Kemampuan melaksanakan paket adalah jumlah seluruh nilai pekerjaan yang pada saat bersamaan mampu dikerjakan olch badan usaha jasa konstruksi. 2.Jumlah paket sesaat :Jumlah paket sesaat adalah jumlah paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh badan usaha pelaksana jasa konstruksi pada waktu yang bersamaan. 3. Batasan nilai satu pekerjaan :Batasan nilai satu pekerjaan adalah jumlah maksimal nilai satu paket pekerjaan yang =mampu dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelaksana Jasa Konstruksi. Penjelasan diatas adalah kemampuan melaksanakan pekerjaan adalah Kkemampuan badan usaha untuk menangani satu pekerjaan dalam kurun waktu bersamaan, dengan memperhitungkan Jumlah paket sesaat dan batasan nilai pekerjaan © Semisal contoh Subkualifikasi K3, maka hanya dapat melaksanakan 5 ( lima ) paket pekerjaan dalam waktu yang bersamaan dengan batasan nilai 0 M sid 2.5 M, © Subkualifikasi M1 maka hanya dapat melaksanakan 6 ( enam )/ 1/2 x N) paket pekerjaan dalam kurun waktu bersamaan dengan nilai 10 M. Berdasarkan penjelasan diatas, timbulah pemahaman pada beberapa Pokja/PPK yang menyatakan bahwa pelelangan/pemilihan Paket pekerjaan 2.5M adalah untuk subkualfikasi K3 dan 10 M hanya untuk M1, karena terlihat jelas adanya kalimat batasan nilai pekerjaan. Mari kita lihat dasar hukum lainnya yang masih menggunakan ketentuan 08/PRT/M/2011. Apakah benar ketentuan yang saya ulas dan jelaskan dalam penjelasannya sebagai dasar pembatasan nilai pada pemilihan pelaksana pekerjaan kontruksi, Mari kita lihat lingkup Peraturan Menteri diatas. 1. Pada pasal 3 menjelaskan Lingkup Peraturan Menteri ini: meliputi pengaturan mengenai pembagian —subklasifikasi_ dan tps heryanable wordpress. com/2016/05/24/pengertian-kemampuan-melaksanakar-pekerjaan-dan-batasan-la-pekerjaan-pada-permen-pu-O80r 2 4511472018 PENGERTIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN DAN BATASAN NILAI PEKERJAAN PADA PERMEN PU O8/ORTINU201% subkualifikasi di bidang jasa perencanaan, _pengawasan dan pelaksanaan konstruksi. 2. pasal 15 Pembagian Kualifikasi usaha Jasa Kontruksi 3.Pasal 17 : Kualifikasi badan usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 meliputi: Kualifikasi Besar, menengah dan Kecil 4,Pasal 18 ayat 2 : Badan usaha jasa pelaksanaan memiliki subkualifikasi: K1, K2 K3.M1 ,M2,B1 dan B2 Baik berdasarkan angka 1 s/d 4 diatas khususnya pembagian kualifikasi sampai subkualifikasi, kita melaju pada pasal 18 yaitu Pembagian subkualifikasi usaha pelaksana konstruksi ditentukan berdasarkan persyaratan dan kemampuan yang meliputi a. kekayaan bersih; b. pengalaman; c. penanggung jawab klasifikasi (PK); d. penanggung jawab teknik (PJT); e. penanggung jawab badan usaha (PBU); £, kemampuan melaksanakan pekerjaan; g. jumlah paket sesaat; h, batasan nilai satu pekerjaan; dan i. maksimum jumlah klasifikasi dan subklasi asi berdasarkan pasal 18 huruf £g dan h, maka sudah jelas sebenarnya ketentuan kemampuan melaksanakan pekerjaan dan batasan nilai satu pekerjaaan yg ada pada lampiran permen PU ataupun perLPJK, hanya merupakan dasar pembagian subkualifikasi berdasarkan kemampuan bukan merupakan dasar PPK/POKJA membatasi penyedia pelaksana kontruksi untuk ikut pada salah satu nilai pekerjaan. Kemampuan, jumlah paket dan nilai diataslah sebagai dasar pengalaman badan usaha untuk memenuhi peningkatan subkualifikasi Pertanyaannya? dari mana badan usaha mendapatkan pengalaman subkualifikasi? Jawabnya adalah, dari pengalaman pekerjaannya yang didapat dari pemilihan jasa kontruksi berdasarkan kualifikasi, karena subkualifikasi adalah penggolongan kualifikasi. Contoh, bila paket pekerjaan s/d 25 M, maka badan usaha ini dapat meningkatkan subkualifikasinya dari K3 menjadi M1 dan akan automatis sudah menjadi badan usaha kualifikasi Menengah dengan memiliki subkualifikasi M1. Begtu juga nantinya, bilamana badan usaha ini yang sudh memiliki subkualifikasi M1 memenangkan paket 50M, maka badan usaha ini dapat menjadikan pengalaman 50 M ini menjadi dasar regritasi untuk naik kesubkualifikasi B1 dan akan automatis kualifikasi badan usaha ini dari menengah akan menjadi Kualifikasi besar. tps heryanable wordpress. com/2016/05/24/pengertian-kemampuan-melaksanakar-pekerjaan-dan-batasan-la-pekerjaan-pada-permen-pu-O80r a7

Anda mungkin juga menyukai