Status Bayangan SNN
Status Bayangan SNN
Diajukan Oleh :
Dwinkha Agita Putri
17360099
Pembimbing :
dr. Silman Hadori , Sp.Rad , MH.Kes
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
No. RM 11.54.40
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Z Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 01-02-1984 (34 tahun) Bangsa : WNI
Agama : Islam Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Alamat : Pesawaran
I. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
2. Keluhan Tambahan
Batuk berdarah , berdahak , pusing , mual muntah , keringat malam , penurunan
nafsu makan , demam , nyeri dada , BB .
2
dirumahnya . sesak dirasa terus-terusan yang memberat saat malam hari , sesak
tidak dipengaruhi cuaca maupun aktivitas . Gejala lain yang dirasa OS selama 3
minggu terakhir adalah batuk berdahak , disertai demam naik turun terutama
malam hari disertai keringat malam . OS juga mengeluhkan mual , muntah dan
kepala pusing , nafsu makan OS menurun sehingga BB OS juga ikut turun
drastis. Kadang-kadang sesak juga disertai nyeri dada bagian kanan dan nyeri
saat BAK .
2 hari SMRS OS merasa sesak semakin hebat sehingga OS dibawa ke
IGD RS Pertamina Bintang Amin pada tanggal 28 September 2018 pukul 23.00
WIB .
A. STATUS UMUM
3
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68x/menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 38 C
KEPALA DAN WAJAH
o Bentuk dan ukuran
normocephali , massa (-) , rambut (+)
o Mata
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : putih , ikterik (-)
Pupil : isokhor , reflek pupil baik, diameter 3 mm
Eksoftalmus (-) , Strabismus (-) , Ptosis (-/+) , Nistagmus (-)
Nyeri tekan (-) , benjolan (-)
LEHER
o Kelenjar getah bening : pembesaran KGB (+) , nyeri tekan (-)
o Kelenjar thyroid : pembesaran kelenjar tiroid (-) , benjolan (-) ,
nyeri (-) , bising (-)
o JVP : tidak terlihat
o Trakea : tanda deviasi (+)
4
DADA (Thorax : Jantung dan paru)
Paru-Paru
o Inspeksi :
PD statis : simetris , tanda radang (-) , massa (-) ,
, gerak tertinggal (-) PD kanan = PD kiri
PD dinamis : simetris , PD kanan = PD kiri , penggunaan
otot bantu nafas (+)
o Palpasi : ketinggalan gerak lapang paru (-), nyeri
tekan sela iga (+) , fremitus meningkat (+)
o Perkusi : Redup di paru kanan atas sampai tengah lapang
paru
Redup di paru kiri tengah lapang paru
o Auskultasi : Tracheabronkial ditrakea (+) ,
Bronkhovesikuler didaerah bronkus (+) ,
Bronkial (+/+) , Ronkhi Basah (+) , wheezing (-)
Jantung
o Inspeksi : Jantung terkompensasi
gerakan tertinggal (-) , ictus cordis (tidak tampak)
o Palpasi : Pulsasi (-) , nyeri tekan (-) , letak IC (tidak
bergeser)
o Perkusi : Kesan tidak melebar
Batas jantung kiri :
o atas : ICS II parasternal sinistra
o bawah : ICS V medial linea midklavikula sinistra
Batas jantung kanan:
o atas : ICS II parasternal dextra
o bawah : ICS III-IV parasternal dextra
o Auskultasi : interval : normal , keteraturan : ritmis (+)
ABDOMEN
o Inspeksi : tanda radang (-) , Dinding dada//Dinding
perut , distensi (-) , asites (-),
mengempis saat ekspirasi dan
menggembung saat inspirasi .
umbilikus = normal .
o Auskultasi : peristaltik (+), bising usus (+) 14 x/mt ,
metallic sound (-)
o Palpasi : nyeri tekan (-), supel (+) , distensi (-),
opistotonus (-) , massa (-) , tidak teraba hati
dan lien . nyeri ketok CVA (-)
5
o Perkusi : timpani pada lapang perut
o GENITALIA
o Inspeksi : edema (-) , tanda radang (-) ,
o Palpasi : benjolan (-) , nyeri tekan (-) , hidrokel (-)
EKSTREMITAS
o Superior :
simetris, kekuatan otot 5/5, gerakan bebas . nyeri tekan (-) , tanda
radang (-) , benjolan/massa (-) , nyeri sendi (-) , oedem pitting (-) ,
ptekie (-) . Refleks biceps (+) , triceps (+) , contusio (-)
o Inferior :
kaki kanan dan kiri DBN, kekuatan otot 5/5 , benjolan/massa (-) ,
nyeri sendi (-) , oedem pitting (-) , ptekie (-) , contusio (-) , akral
angat (+) , CRT <2 detik
PERIANAL
Tidak dilakukan
MUSKULOSKELETAL
Deformitas (-) , nyeri tekan (-) , tulang belakang : DBN .
6
B. STATUS LOKALIS
Status Lokalis :
7
III. LABORATORIUM RUTIN
Darah rutin
Pemeriksaan Seroimunologi
Anti-HIV : non reaktif
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Rontgen Thorax PA : cor, pulmo, tulang . Hasil :
- Posisi trakea tertarik kekanan atas
- Mediastinum superior tidak melebar
- Jantung tidak membesar
- Aorta masih tampak normal
- Sinus costophrenicus normal bilateral
- Sinus cardiophrenicus normal bilateral
- Diafragma bilateral tenting
Pulmo :
- Hilus kanan tertarik ke atas , kiri normal
- Corakan bronkovaskular meningkat
- Tampak perbercakan lunak disertai garis garis keras dilapang apex
sampai tengah paru kanan yang menarik hilus dan trakea ke atas
- Tampak perbercakan lunak di lapang tengah paru kiri
- Tramline sign (+) , Tubular sign (+) , Cuffing sign (+)
- Kranialisasi (-)
8
Kesan :
- KP lama duplex aktif dengan gambaran bronkitis kronik
Pemeriksaan Sputum
BTA (+)
IV. RESUME
.
Pada pemeriksaan fisik , didapatkan tanda vital DBN , pada pemeriksaan
wajah ditemukan konjungtiva mata anemis +/+ , ptosis mata kiri . Pada
pemeriksaan fisik paru , ditemukan adaya penggunaan otot bantu nafas , disertai
9
nyeri tekan sela iga dengan vokal fremitus meningkat . Pada perkusi ditemukan
redup terutama pada lapang paru atas sampai tengah pada kanan dan lapang paru
tengan pada paru kiri disertai bunyi nafas bronkial dengan ronkhi basah (+)
V. DIAGNOSIS KERJA
IX. PROGNOSIS
X. FOLLOW UP
10
XI. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
menyerang penyakit parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang
berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun
tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara
paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru
1.2 Etiologi
Penyakit TB paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
1-4 nm dan tebal 0,3-0,6 nm dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Basil Tahan Asam (BTA). Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA
positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
1.3 Epidemiologi
A. Personal
1. Umur
12
Tb Paru menyerang siapa saja tua , muda bahkan anak-anak. Sebagian
2. Jenis Kelamin
Penyakit Tb Paru menyerang orang dewasa dan anak-anak, laki laki dan
3. Stasus gizi
disebabkan oleh `mikroorganisme . Bila daya tahan tubuh sedang rendah, kuman
Tb paru akan mudah masuk ke dalam tubuh. Kuman ini akan berkumpul dalam
paru paru kemudian berkembang biak .Tetapi, orang yang terinfeksi kuman TB
Paru belum tentu menderita Tb paru. Hal ini bergantung pada daya tahan tubuh
orang tersebut. Apabila, daya tahan tubuh kuat maka kuman akan terus tertidur
apabila daya tahan tubuh lemah makan kuman Tb akan berkembang menjadi
penyakit. Penyakit Tb paru lebih dominan terjadi pada masyarakat yang status
gizi rendah karena sistem imun yang lemah sehingga memudahkan kuman Tb
B. Tempat
1. Lingkungan
13
TB paru merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
kumuh , kotor , padat . Penderita Tb Paru lebih banyak terdapat pada masyarakat
Sebagai penderita Tb paru adalah dari kalangan miskin. Data WHO pada
tahun 2011 yang menyatakan bahwa angka kematian akibat Tb paru sebagian
1.4 Patogenesis
(percikan dahak)
Infeksi Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian
mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer
akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal).
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah
14
a. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
Sarang yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila
pada alat tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan
sebagainya.
15
Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah
tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis post
dengan sarang dini, yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior
maupun lobus inferior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang
pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai
berikut12:
(kaviti sklerotik).
16
- Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. Sarang
atas.
mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi.
- Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
1.5 Klasifikasi TB
- Tuberkulosis primer
- TB paru aktif
- Moderately advanced tuberculosis : ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari
4 cm . jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru.
17
- Far advanced tuberculosis : terdapat kavitas dan infiltrat melebihi moderately
advanced tuberculosis
Kategori 0 : tidak pernah terpajan , tidak terinfeksi , riwayat kontak negatif , tes
tuberkulin negatif .
radiologis , mikrobiologis :
- Tuberkulosis paru
lain positif
lain meragukan)
Kategori I :
18
- Kasus baru dengan bentuk TB berat
Kategori II :
- Kasus kambuh
Kategori III :
Katgeori IV :
- TB kronik
Demam
kemudian dapat timbul kembali . Sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas
dari serangan demam influenza . Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk
Batuk/Batuk darah
Gejala ini banyak ditemukan . Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama , mungkin saja
batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah
19
menjadi produktif (menghasilkan sputum) . Keadaan berlanjut adalah berupa
batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah . Kebanyakan batuk
darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas , tetapi dapat juga terjadi pada ulkus
dinding bronkus .
Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas .
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut , yang infiltrasinya
Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan . Nyeri dada timbul bila infiltrasi
Malaise
makan , badan semakin kurus (berat badan turun) , sakit kepala , meriang , nyeri
otot , keringat malam , dll . Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia , suhu demam , badan
kurus atau berat badan turun . Pada pemeriksaan fisik sering tidak menunjukkan
20
kelainan pun terutama pada kasus-kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara
asimtomatis . Tempat kelainan lesi paru yang paling dicurigai adalah bagian
apeks paru , bila dicurigai infiltrat yang agak luas , maka didapatkan perkusi
redup dan auskultasi suara napas bronkial . Akan didapatkan juga suara napas
tambahan berupa ronkhi basah , kasar dan nyaring . Tetapi bila infiltrat diliputi
oleh penebalan pleura suara napasnya menjadi vesikuler melemah . Bila terdapat
kavitas yang cukup besar , perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani
Pada tuberkulosis paru yang lanjut dengan fibrosa yang luas sering
lobus atas atau segmen apikal lobus bawah) tetapi dapat juga mengenai lobus
bawah atau didaerah hilus menyerupai tumor paru . Pada awal penyakit lesi
bercak seperti awan dengan batas tidak tegas . Bila lesi sudah diliputi jaringan
ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan berbatas tegas . lesi ini dikenal
sebagai tuberkuloma .
tipis , lama lama menjadi sklerotik dan menebal . Bila terjadi fibrosis terlihat
bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru
21
gambaran radiologis sehingga dikatakan tuberculosis is the greater imitator .
- Darah
- Sputum
sewaktu (SPS)
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot
2. P (pagi): Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
pagi hari.
- Tes Tuberkulin
22
1.10 Diagnosis
merupakan diagnosis utama . Pemeriksaan lain seperti radiologi, biakan dan uji
pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran
yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi over diagnosis. WHO
1.11 Penatalaksanaan
23
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori
yaitu :
1. Kategori I : 2HRZE/4H3R3
etambutol setiap hari (tahap intensif) , dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH
dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
2. Kategori II : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh
Diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif .
4. Kategori IV : RHZES
1.11 Komplikasi
Komplikasi dini
24
a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
hipovolemik.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
25