Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
1.4 Hipotesis
H0 : Ada pengaruh media tanam tehadap tanaman kacang hijau
H1 : Tidak ada pengaruh media tanam terhadap tanaman kacang hijau
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4. Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara
individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
Debu, berukuran 2-50 mikron
Liat, berukuran dibawah 2 mikron
Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan
kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau
tanahnya lebih cepat kering.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk
diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah
bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena
unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan
juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan
segera hilang terbawa air atau menguap.
5. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.
Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang
dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang
cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam
pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering
digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan
terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal
tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
4
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan
anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis
tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi
merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati
pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat
,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan
daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian
jaringan (nekrosis).
6. Kapas
Kandungan dominan kapas terdiri atas serat – serat tumbuhan (selulosa). Sedangkan
zat – zat hara lainnnya sangat sedikit. Alasan utama pemakaian kapas sebagai media tanam
adalah karena kapas dapat menjaga kelembapan yang lebih lama dan lebih baik daripada
media tanah, sehingga kacang hijau yang ditanam di media kapas dapat tumbuh lebih cepat
daripada di tanah. Selain itu terkstur kapas yang lembut sangat cocok untuk akar tanaman
kacang hijau yang masih muda dan lemah sehingga akar muda tersebut dapat berkembang
lebih baik untuk jangka waktu tertentu.
Kekurangannya adalah kapas tidak mengandung unsur – unsur hara yang dapat
mendukung kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika
tanaman kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman tersebut harus segera
dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Lain
halnya jika media kapas tersebut diberi unsur – unsur hara yang dapat menunjang kehidupan
tanaman kacang hijau tersebut maka tanaman kapas dapat tumbuh lebih lama tanpa harus
dilakukan pemindahan media tanam.
2.2 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini
bersifat kuantitatif/ terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Baik pertumbuhan atau perkembangan
bersifat irreversible.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium
zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot
menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
5
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk
organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan
membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan meliputi:
1. Faktor luar
a. Makanan: Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel.
b. Air: Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembaban,
dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu: Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh danberkembang.
d. Kelembaban: Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan.
e. Cahaya: Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak cahaya yang dibutuhkan berbeda di
setiap tumbuhan.
2. Faktor dalam:
a. Gen: Terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya,
berfungsi mengatur reaksi kimia di dalam sel(misal sintesa protein).
b. Hormon: Auksin, sitokinin, giberlin, asam traumalin, Kalin.
6
proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting seperti kalsium dan foepor
dan sangat diperlukan tubuh. Sementara itu kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak
jenuh sehingga aman dikonsumsi oleh orang-orang dengan masalah obesitas.
Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif muda termasuk tanaman yang
relatif mudah untuk ditanam tanaman tidak tergantung pada iklim tertentu dengan
memperhatikan kecukupan faktor-faktor ekternal seperti air dan mineral,kelembaban, suhu
serta cahaya kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Salah satu faktor pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau adalah air dan
kelembaban. Berdasarkan hal tersebut kelompok kami pun tertarik untuk meneliti
“Pengaruh Volume Air dan Kelembaban terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman Kacang Hijau.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3 Variabel
Variabel bebas : Jenis media tanam
Variabel Terikat : Kacang Hijau
8
BAB IV
ANALISA DATA
9
ke-6
Ada pertambahan tinggi pada
A
batang
Ada pertambahan tinggi pada
B
batang
Hari
ke-7
A Ada pertambahan tinggi batang
B Ada pertambahan tinggi batang
Ket:
A = Tanah Merah
B = Humus
1.3 Kesimpulan
Dengan demikian dapat kami simpulkan, dengan humus sebagai kontrol pada percobaan
yang telah kami lakukan bahwa hipotesis H0 diterima dan H1ditolak. Karena melihat
pertumbuhan pada humus tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan Tanah Merah dan Kapas
walaupun daun terlihat kurang membuka dengan baik.
10
BAB V
PENUTUP
Demikian atas karya ilmiah yang kami buat. Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Terimakasih sekali lagi kami ucapkan kepada guru pembimbing kami yang
telah membimbing kami dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Atas segala kekeliruan dalam perangkaian kata dan kata-kata yang kami tulis, kami
mohon maaf. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Saran dan Kritik kami nantikan.
11