Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REKAYASA TAMBAK

“HIDROLOGI PADA TAMBAK”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RANDY ALFATH


1507112756

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS RIAU

2018
TUGAS REKAYASA TAMBAK

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir
zaman amin ya robal alamin.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Mudjiatko, S.T., M.T


sebagai dosen pembimbing matakuliah Rekayasa Tambak serta semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan tugas ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini di masa yang akan datang.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.

Pekanbaru, Oktober 2018

Penulis

i
TUGAS REKAYASA TAMBAK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB II HIDROLOGI PADA TAMBAK .................................................................................. 1

2.1 Siklus Hidrologi .......................................................................................................... 1

2.1.1 Presipitasi ...................................................................................................................... 2

2.1.2 Evaporasi ....................................................................................................................... 2

2.1.3 Infiltrasi.......................................................................................................................... 3

2.2 Sumber Air .................................................................................................................. 4

2.3 Pasang Surut ................................................................................................................ 5

2.4 Sumber Air Bersih ....................................................................................................... 6

2.4.1 Sungai ............................................................................................................................ 6

2.4.2 Sumur ............................................................................................................................. 6

2.5 Estuaria ........................................................................................................................ 7

2.6 Hubungan Hidrologi dengan kualitas air .................................................................... 7

2.6.1 Salinitas.......................................................................................................................... 7

2.6.2 COD / BOD ................................................................................................................... 8

2.6.3 Suhu................................................................................................................................ 8

2.6.4 Tingkat Kekeruhan ....................................................................................................... 9

2.6.5 pH ................................................................................................................................. 10

ii
TUGAS REKAYASA TAMBAK

BAB II
HIDROLOGI PADA TAMBAK

2.1 Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah suatu rangkaian proses yang terjadi dengan air yang
terdiri dari penguapan, presipitasi, infiltrasi dan pengaliran keluar (out flow).
Penguapan terdiri dari evaporasi dan transpirasi. Uap yang dihasilkan mengalami
kondensasi dan dipadatkan membentuk awan yang nantinya kembali menjadi air
dan turun sebagai presipitasi. Sebelum tiba di permukaan bumi presipitasi tersebut
sebagian langsung menguap ke udara, sebagian tertahan oleh tumbuh-tumbuhan
(intersepsi) dan sebagian mencapai permukaan tanah.
Air yang sampai ke permukaan tanah sebagian akan berinfiltrasi dan sebagian
lagi mengisi cekungan-cekungan di permukaan tanah kemudian mengalir ke
tempat yang lebih rendah (runoff), masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut.
Dalam perjalanannya, sebagian air akan mengalami penguapan. Air yang masuk ke
dalam tanah sebagian akan keluar lagi menuju sungai yang disebut dengan aliran
antara (interflow), sebagian akan turun dan masuk ke dalam air tanah yang sedikit
demi sedikit dan masuk ke dalam sungai sebagai aliran bawah tanah (ground water
flow).
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah
wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

1
TUGAS REKAYASA TAMBAK

Gambar 1. Siklus Hidrologi


2.1.1 Presipitasi
Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi yang bisa
berupa hujan, hujan salju, kabut, embun, dan hujan es. Di daerah tropis hujan
memberikan sumbangan terbesar sehingga seringkali hujanlah yang dianggap
presipitasi (Triatmodjo, 2008). Sedangkan menurut Sosrodarsono (1976) presipitasi
adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam
rangkaian proses siklus hidrologi, biasanya jumlah selalu dinyatakan dengan
dalamnya presipitasi (mm). Jika uap air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan
(rainfall) dan jika berbentuk padat disebut salju (snow).
Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan
sumber utama air tawar di planet ini.Diperkirakan sekitar 505.000 km³ air jatuh
sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di lautan. Bila
didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar 1
m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1,1 m. Presipitasi perlu
diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna bagi pernecanaan
hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam, dan sebagainya.
2.1.2 Evaporasi
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan
cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini
adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya
cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

2
TUGAS REKAYASA TAMBAK
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan.
Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul
saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik
didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang
ke dalam gas dan "menguap".

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas
tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki
molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola
yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya
menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat

2.1.3 Infiltrasi
Menurut Asdak (1995), ketika air hujan jatuh ke permukaan tanah ata lapisan
permukaan, sebagian air tertahan di cekungan-cekungan, sebagian air mengalir sebagai
limpasan(run off) dan sebagian lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan mencapai
permukaan lahan maka akan terdapat bagian hujan yang mengisi ruang kosong (void)
dalam tanah yang terisi udara (soil moisture deficiency) sampai mencapai kapasitas
lapang (field capacity) dan berikutnya bergerak kebawah secara gravitasi akibat berat
sendiri dan bergerak terus kebawah (pekolasi) kedalam daerah jenuh (saturated zone)
yang terdapat di bawah permukaan air tanah (phreatik). Air yang berada pada lapisan
air tanah jenuh dapat pula bergerak ke segala arah (ke samping dan ke atas) dengan
gaya kapiler atau dengan bantuan penyerapan oleh tanaman melalui tudung akar.
Proses masuknya air dari atas (surface) kedalam tanah disebut infiltrasi.
Sedangkan laju infiltrasi (ft) adalah daya infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh
kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Perkolasi merupakan proses
kelanjutan perjalanan air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan kata lain,
infiltrasi adalah perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air
ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Setelah keadaan jenuh
pada lapisan tanah bagian atas terlampaui, sebagian dari air tersebut mengalir ke tanah
yang lebih dalam sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses

3
TUGAS REKAYASA TAMBAK
perkolasi. Besarnya laju infiltrasi atau perkolasi dinyatakan dalam mm/jam atau
mm/hari.
Dengan demikian, proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang saling tidak
tergantung:
1. Proses masukknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
2. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah
3. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas)

Laju infiltrasi/ perkolasi ditentukan oleh :


1. Jumlah air yang tersedia dipermukaan tanah
2. Sifat permukaan tanah
3. Kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah
Berkurangnya laju infiltrasi/ perkolasi dapat terjadi karena dua alasan. Pertama,
bertambahnya kelembaban tanah menyebabkan butiran tanah berkembang dan dengan
demikian akan menutup ruang pori-pori tanah. Kedua, aliran air ke bawah tertahan
oleh gaya tarik butir-butir tanah.

Gambar 2. Proses presipitasi, infiltrasi dan evaporasi

2.2 Sumber Air


Kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen penting untuk
penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air
bersih tidak akan berfungsi. Berikut ini adalah 5 macam sumber air minum yang dapat
digunakan :

4
TUGAS REKAYASA TAMBAK
a. Air Laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. kadal garam Nacl dalam
air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
b. Air Hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan
baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-baik
reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan
juga mempunyai sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun
c. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada umumnya
air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya. Untuk meminumnya harus
melewati proses pembersihan yang sempurna.
d. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana
tekanan hidrstatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suryono, 1993:1).
e. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tana
dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air
dalam.

2.3 Pasang Surut


Pasang surut laut adalah perubahan gerak relatif dari materi suatu planet,
bintang dan benda angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi benda-benda
angkasa. Berikut beberapa pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan pasang surut
laut :
1. Pasang surut laut terjadi karena massa bulan menghasilkan gaya tarik gravitasi
terhadap air laut tersebut ke arah kedudukan bulan yang diimbangi oleh gaya tarik
bumi terhadap air laut.
2. Pasang surut laut dihasilkan oleh rotasi bumi serta revolusinya mengelilingi matahari.
Gerakan tersebut kemudian menghasilkan gerakan air laut yang akan dimodifikasi
oleh air laut.

5
TUGAS REKAYASA TAMBAK
3. Pasang surut laut terjadi adanya medan gaya di permukaan bumi yang dibangkitkan
oleh bulan dan matahari. Arah dan bedanya gaya berubah-ubah secara periodik
tergantung pada posisi kedua benda langit tersebut terhadap bumi. Selanjutnya gaya-
gaya tersebut merupakan gaya yang membangkitkan pasut laut atau biasa disebut gaya
pembangkit pasut.
4. Pasang surut laut merupakan naik turunnya air laut secara periodik sebagai akibat
adanya gaya tarik menarik antara bumi, bulan dan matahari.

Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi
antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

2.4 Sumber Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air
minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung
logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat
risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-
zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C,
banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
2.4.1 Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-
sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk
setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi
setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat
yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun
ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk
mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
2.4.2 Sumur
Sumur atau perigi adalah sebuah sumber air yang digali. Namun selain sumber
air, sumur juga bisa merupakan sumber minyak atau gas.

6
TUGAS REKAYASA TAMBAK
Sebuah sumur tradisional biasanya berupa lubang yang agak besar dan diberi
tembok bulat pinggirnya. Biasanya lalu air ditimba dengan sebuah ember. Sumur-
sumur modern, terutama di Indonesia di daerah perkotaan, biasanya kecil dan hanya
sebesar pipa pralon saja. Airnya disedot dengan sebuah piranti listrik yang sering
disebut dengan nama "pompa air".

2.5 Estuaria
Estuari atau estuaria adalah badan air setengah tertutup di wilayah pesisir,
dengan satu sungai atau lebih yang mengalir masuk ke dalamnya, serta terhubung
bebas dengan laut terbuka.Kebanyakan muara sungai ke laut membentuk estuari;
namun tidak demikian jika bermuara ke danau, waduk, atau ke sungai yang lebih
besar.
Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara lingkungan
sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian, dipengaruhi baik oleh karakter
sungai yang membentuknya (misalnya banyaknya air tawar dan sedimentasi yang
dibawanya), maupun oleh karakter lautan di sisi yang lain (misalnya pasang surut,
pola gelombang, kadar garam, serta arus laut). Masuknya baik air tawar maupun air
laut ke estuari merupakan faktor yang meningkatkan kesuburan perairan, dan
menjadikan estuari sebagai salah satu habitat alami yang paling produktif di dunia.
2.6 Hubungan Hidrologi dengan kualitas air
Hubungan hidrologi dengan kulaitas air sangat erat. Dikarenakan untuk
menjadi sebuah hujan yang akan turun ke bumi, air mengalami proses siklus hidrologi
terlebih dahulu agar dapat melakukan penguapan dan membentuk awan.
Akibatnya bila air yang menguap memiliki kualitas yang buruk (limbah)
sehingga yang akan menguap adalah air yang berkualitas buruk juga, dan begitu juga
sebaliknya jika air yang mengalami penguapan merupakan air yang berkualitas baik,
maka air yang akan turun ke permukaan bumi merupakan air yang berkualitas baik
pula.
2.6.1 Salinitas
Salinitas adalah Banyaknya garam alam gram yang terdapat pada satu liter air
laut. Salinitas biasanya dinyatakan dengan per mil (‰) atau perseribu yang
menunjukkan berapa gram kandungan mineral dalam setiap 1.000 gram air laut.
Misalnya, salinitas Laut Jawa 32‰, hal ini berarti bahwa dalam setiap 1.000 gram air
Laut Jawa terlarut kadar garam sebanyak 32 gram. Salinitas disebut juga

7
TUGAS REKAYASA TAMBAK
Konsentrasi garam terlarut dalam volume tertentu air disebut salinitas.
Salinitas adalah baik dinyatakan dalam gram garam per kilogram air, atau dalam
bagian per seribu (ppt atau ‰). Sebagai contoh, jika Anda memiliki 1 gram garam,
dan 1.000 gram air, salinitas Anda adalah 1 g / kg, atau 1 ppt.

Departemen Pertanian mendefinisikan salinitas adalah tingkat keracunan tanah


yang disebabkan karena tingginya kadar garam terlarut dalam tanah yang dipengaruhi
oleh pasang surut dan intrusi air laut. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan
tanaman dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsung
terhadap petumbuhan tanaman diakibatkan oleh tingginya konsentrasi garam yang
terdapat pada tanah terutama garam NaCl dan karena tingginya potensial osmotik
larut tanah. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah karena pengaruh buruknya
terhadap sifat fisika dan kimia tanah.

2.6.2 COD / BOD


BOD (Biological Oxygen Demand) merupakan parameter pengukuran jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang
terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu
20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan
beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain
sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah
peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan
dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable
berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan
pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk.

Sedangkan COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair
dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah
dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya
oksigen terlarut dalam air.

2.6.3 Suhu
Suhu udara (temperatur) adalah keadaan udara ypada waktu dan tempat
tertentu. Suhu dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

8
TUGAS REKAYASA TAMBAK
a. Penyinaran matahari, meliputi jarak dan lamanya penyinaran, serta besar kecilnya
sudut datangmatahari. Semakin besar intensitas penyinaran matahari, semakin tinggi
temperatur udaranya.
b. Tinggi rendahnya permukaan daratan. Semakin tinggi suatu tempat di daratan dari
permukaan air laut, semakin rendah temperatur udaranya.
c. Sifat permukaan bumi. Permukaan daratan bersifat lebih cepat menyerap dan
melepaskan panas, dibandingkan dengan permukaan laut.

Suhu udara di suatu tempat dapat diketahui dengan menggunakan sebuah alat
ukur, yaitu termometer. Naik turunnya temperatur udara dapat dilihat pada angka
yang tertera pada tabung kaca termometer. Satuan derajat untuk temperatur udara
antara lain Celcius (C), Fahrenheit (F), dan Reamur (R). hasil pengukuran suhu udara
diberbagai tempat dapat dipetakan. Garais-garis pada peta yang menghubungkan
daerah yang memiliki suhu udara sama disebut isoterm.

2.6.4 Tingkat Kekeruhan


Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar
untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit)
atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit). Kekeruhan
dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter SiO2.
Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam
air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi kualitas air
itu sendiri (Hefni, 2003).
Air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal
kekeruhan air bersih menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 25
skala NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh
adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti
lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Dan akibatnya bagi
budidaya perairan adalah dapat mengganggu masuknya sinar matahari,
membahayakan bagi ikan maupun bagi organisme makanan ikan. Serta dapat
mempengaruhi corak dan sifat optis dari suatu perairan.
Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air.
Kekeruhan mengukur hasil penyebaran sinar dari butir-butir zat tergenang. Makin
tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar, makin tinggi kekeruhannya. Bahan yang

9
TUGAS REKAYASA TAMBAK
menyebabkan air menjadi keruh termasuk tanah liat, endapan (lumpur), zat organik
dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus, campuran warna organik
yang bisa dilarutkan, plankton, jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil)

2.6.5 pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder


Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan
"p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan
untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga
berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby
mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p
adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai
7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH
sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri
pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa
(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya
juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

10

Anda mungkin juga menyukai