Pengauditan 2
Pengauditan 2
KELOMPOK 4
NAMA :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengauditan II tentang
“Menentukan dan Menggunakan Materialitas” ini tepat waktu.
Adapun makalah ini kami telah usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan
saran dan kritik kepada penyusun sehingga dapat memperbaiki makalah iini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Performance Materiality
Performancemateriality (materialitas yang digunakan dalam pelaksanaan audit, atau
disingkat, “materialitas pelaksanaan”) digunakan auditor untuk menekan risiko sampai ke titik
rendah yang dapat diterima. Yang ditekan adalah risiko besarnya salah saji melampaui angka
materialitas.Dalam hal ini salah saji yang dimaksid adalah akumulasi ssalah saji yang tidak
dikoreksi entitas dan salah saji yang tidak teridentifikasi oleh auditor.
Performancemateriality sengaja diterapkan pada angka atau jumlah yang lebih rendah
dari overall atau specific materiality. Tujuannya adalah melaksanakan lebih banyak pekerjaan
audit untuk:
1. Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific
materiality dapat dideteksi; dan
2. Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang
tidak terdeteksi. Penyangga ini adalah selisih antara gabungan seluruh salah saji
yang terdeteksi tetapi tidak dikoreksi dan overall materiality atau specific
materiality.
BUTIR PERTIMBANGAN
Demi konsistensi, kantor-kantor akuntan public (KAP) menetapkan petunjuk bagi KAP
(firm-wide guidelines) tentang bagaimana materialitas ditentukan pada awalnya (misalnya
suatu persentase tertentu), termasuk acuannya untuk benchmarks (misalnya laba sebelum
pajak). Namun, acuan yang sebenarnya digunakan tergantung pada kearifan professional
dengan memperhatikan siklus khusus ([articular circumtances) yang tidak lain adalah alat
untuk menangani risiko salah saji yang material dengandenga “menangkap” salah saji yang
besarannya di bawah ambang batas tertentu.
Pertimbangan dalam Memilih Acuan yang Tepat
1. Pemakai: tentukan siapa yang kemungkinan besar pemakai laporan keuangan.ini dapat
terdiri atas pemilik entitas (bersama pemegang saham lainnya). TCWG, lembaga keuangan,
pemilik waralaba, penyandang dana utama, pegawai, pelanggan, kreditur, dan lembaga Negara.
2. Ekspektasi pemakai tertentu: tentukan ekspektasi pemakai tertentu, seperti:
a Pengukuran atau diclousure untuk hal hal seperti related-party transactions, renumerasi
manajemen, dan ketaatan terhadap ketentuan perundang-undangan yang sensitive.
b. Pengungkapan yang khas untuk industry tertentu (industry-spesific disclousures) seperti
beban eksplorasi dalam bidang pertambangan, dan beban penelitian danpengembangan sdalam
perusahaan informasi teknologi atau farmasi.
c. Peristiwa penting (seperti merger, akuisisi, restrukturasasi, tuntutan hukum terhadap
perusahaan, dan lain-lain) atau contingencies.
d. Adanya pelanggaran terhadap perjanjian, kontrak, dan perikatan hukum lainnya, jika
kesalahan yang kecil tidak dikoreksi bermakna adanyya pelanggaran semacam itu, dampak
terhadap laporan keuangan bias signifikan dan (yang terburuk) dapat berdampak pada ketidak
tepatan penggunaan going concern assumption dalam penyusunan laporan keuangan.
3. Unsur laporan keuangan yang relevan: apa unsur laporan keuangan yang terpenting atau
yang penting-penting dalam laporan keuangan, yang menjadi perhatian atau minat pemakai
laporan keuangan (asset, kewajiban, ekuitas, laba, dan beban)?
4. Sifat entitas:pertimbangan sifat entitas, misalnya dalam tahap life cyrcle, di mana entitas ini
berbeda (bertumbuh “senja” atau mature, atau menurun, atau “sekarat”). Bagaimana keadaan
industrinya di mana entitas ini berada. Bagaimana lingkungan ekonomi dimana entitas ini
beroperasi?
5. Apakah perlu adjustments?:apakah adjustmentsdiperlukan untuk “menormalkan” acuan
atau benchmarkbase? Misalnya, laba dari kegiatan yang masih berlanjut (income from continuing
operations) dapat di adjust untuk:
a. Pendapatan atau beban luar biasa atau yang tidak berulang (non-recurring); dan
b. Bonus kepada manajemen, yang didasarkan atas laba sebelum bons atau yang dibayarkan
sekadar untuk menurunkan laba yang ditahan perusahaan.
6. Fokus utama para pemakai: apa informasi dalam laporan keuangan yang menarik perhatian
utama pemakai? Contoh pemakai menaruh minat pada:
a. Mengevaluasi kinerja keuangan, maka focus mereka adalah pada laba, pendapatan, atau asset
neto; dan
b. Sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka focus mereka adalah
pada sifat dan luasnya/dalamnya pendapatan dan beban.
7. Pembelanjaan entitas: bagaimana entitas dibelanjai? Jika sekadar dari utang (dan bukan
modal ekuitas), pemakai akan menekankan pada asset yang dijadikan agunan dan klaim kreditur
terhadp laba entitas.
8. udah merubah-ubah (volatile):seberapa mudah berubahnya/tidak stabilnya acuan yang
diusulkan? Contoh, acuan berdasarkan angka lapa umumnya merupakan acuan yang tepat.
Namun, jika entitas beropesai mendekati break-even atau hasil usaha berfluktuasi dangan hebat,
angka laba mungkin bukan acuan yang tepat untuk menentukan materialitas.
9. Acuan alternatif: apakah ada alternatif untuk acuan yang diusulkan? Apakah alternatif ini
tepat untuk situasi yang dihadapi? Acuan alternative bias berupa current assets, net working
capital, total assets, total revenues, gross profit, total equity, dan cash flow from operations.
2. Performance Materiality
Overall materiality dan specific materiality diterapkan dalam hubungan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan.Performance materiality ditetapkan dalam jumlah yang
lebih rendah. Akibatnya, auditor melaksanakan lebih banyak pekerjaan audit (salah saji yang
lebih kecil akan teridentifikasi) dan risiko audit ditekan ke tingkat rendah yang dapat diterima.
Jika audit direncanakan hanya untuk mendeteksi salah saji material, yang atau berdiri sendiri,
tidak akan adda pelung membuat kesalahan (no margin of error). Padahal peluang ini diperlukan
untuk mengidentifikasi dan memperhitungkan salah saji yang immaterial yang mungkin ada.Dan
jika dijumlahkan, salah saji yang masing-masingnya immaterial secara tergabung dapat
menyebabkan laporan keuangan laporan keuangan disalahsajikan secara material.Performance
materialitydirancang untuk:
a. Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materialitydapat
dideteksi; dan
b. Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.
Penyangga ini adalah selisih antara gabungan seluruh salah saji yang terdeteksi tetapi tidak
dikoreksi dan overall materiality atauspecific materiality.
Penentuan performance materiality tidaklah merupakan hitungan mekanis yang
sederhana seperti “sekedar menyatakan” 80% dari overall materiality.Penyederhanaan seperti ini
mengabaikan factor risiko yang spesifik, yang bias relevan bagi entitas itu. Sebagai contoh,jika
ada risiko yang tinggi untuk membuat kesalahan dalam menghitung harga persediaan,
performancematerialitydapat diturunkan agar pekerjaan audit lebih banyak untuk menemukan
salah saji. Sebaliknya, jika risiko salah saji dalam piutang dagang itu kecil, performance
materiality dapat dinaikkan, dengan akibat pekerjaan audit substantive dapat
dikurangi.Performance materiality memerlukakn kearifan professional auditor.
Tingkat materialitas dan pengguaan performance materiality diringkas dalam table berikut:
Overall Materiality Specific Materiality Performance Materiality
Tujuan Sebagai ambang Sebagai ambang batas
batas untuk (lebih rendah dari overall
menentukan bahwa materiality) yang
laporan keuangan diteraokan pada jenis
bebas dari salah saji transaksi, saldo akun, atau
yang material, baik disclosures tertentu
karena error atau dimana salah saji yang
fraud. lebih kecil dari overall
materialiy dapat
memengaruhi keputusan
ekonomis pemakai
laporan.
Dasar Salah saji yang dapat Tingkat salah saji terkait Berapa banyak pekerjaan
perhitungan diterima (tolerable dengan jenis transaksi, audit agar: Salah saji di
oleh pemakai saldo akun, atau bawah over-all atau
laporan,,karena disclousure tertentu, yang specific materiality) dapat
tidakk memengaruhi secara wajarnya dapat ditemukan; dan ada
keputusan memengaruhi keputusan margin pengaman untuk
ekonomisnya. ekonomis pemakai. salah saji yang tidak
terdeteksi
Ancer-ancer Meterialitas Tentukan angka yang SA yang memberikan
sebagai titik berurusan dengan lebih rendah, berdasarkan petunjuk yang spesifik.
awal kearifan profrsional kearifan professional, Persentase bervariasi dari
dan bukan sekadar untuk area atau unsur 60%( dari overall atau
hitungan mekanis. laporan keuangan yang Ispesific materiality),
Oleh karena itu, ISA sensitive atau spesifik. dimana risiko salah saji
tidak memberikan yang material yang lebih
petunjuk yang besar, sampai 85% dimana
sepsifik. Dalam risiko salah saji yang
perktiknya, laba material lebih kecil.
darioperasi
perusahaan yang
berjalan normal
(3sampai 7%)
seriign digunakan
sebagai acuan yang
paling Signifinkan
bagi pemakai
laporan. Jika laba
bukan acuan yang
tepat (misalnya
untuk entitas
nirlaba) atau bukan
merupakan stable
base,, acuan lain
yang dapat
digunakan:
a. a. Revenues atau
expenditure: 1
sampai 3%;
b. b. asset 1 sampai 3%;
atau
c. c. equity3 sampai
5%.
Penggunaan Menentukan apakah Menentukan apakah salaha. a. Menilai risiko salah saji
dalam audit salah saji yang tidak saji yang tidak dikoreksi, yang material.
dikoreksi, terpisah terpisah atau tergabung, b. b. Rancang prosedur audit
atau tergabung, melampaui specific selanjutnya sebagai
melampaui overall materialiy. tanggapan atas assessed
materiality. risks.
BUKTI PERTIMBANGAN
Penentuan tingkat overall performance materiality dan specific performance materiality
memerlukan kearifan professional (professional judgment). Disarankan, tetapi tidak di
wajibkan, tim penugasan membahas kearifan professional yang diterapkan dalam
menetapkan tingkat-tingkat materialitas, dengan partner penugasan (engagement partner)
dan memperoleh persetujuan partner tersebut. Akhirnya, catatan atau rekam kearifan
professional yang digunakan untuk mentukan materialitas, secara cukup terinci, di dalam
kertas kerja audit.
BUTIR PERTIMBANGAN
Overall materiality sangat jarang kemungkinannya untuk diubah. Namun, materialitas
tersebut mungkin saja direvisi sewwaktu audit mengetahui adanya informasi baru atau ada
perubahan dalam pemahaman auditor mengenai entitas dan operasinya. Jika perubahan
diperlukan, pastikan bahwa tim audit diberi tahu dan nilai dampaknya terhadap rencana
audit.
Performance materiality dapat berubah berdasarkan faktor resiko baru atau temuan audit
baru yang mungkin tidak berdampak terhadap overall materiality. Perubahan dalam
performance materiality berakibat pada modifikassi terhadap sifat, waktu pelaksanaan,
dan luasnya prosedur audit. Tentunya jika overall materiality berubah, perunbahan terkait
juga diperlukan dalam performance materiality.
ISA 450. 12
Auditor wajib mengomunikasikan dengan TCWG mengenai salah saji yang tidak dikoresi
dan dampaknya, sendiri-sendiri atau jika digabungkan, terhadap pendapat auditor kecuali jika
dilarang oleh ketentuan perundang-undangan. Komunikasi auditor wajib mengidentifikasi
masing-masing salah saji material yang tidak dikoreksi. Auditor wajib meminta salah saji yang
belum dikoreksi, agar dikoreksi.
Sebelum menerbitkan opini auditor harus:
a. Menegaskan kembali materialitas yang ditetapkan untuk laporan keuangan secara keseluruhan;
b. Mengevaluasi sifat dan jumlah agregat salah saji yang tidak dikoreksi yang ditemukan
auditor; dan
c. Membuat penilaian menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan disalah sajikan secara
material.
Auditor menggunakan materialitas untuk:
a. Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan pada tingkat akun sampai ke tingkat laopran
keuangan;
b. Mengevaluasi gabungan seluruh kesalahan, termasuk dampak neto dari salah saji yang tidak
dikoreksi yang ada dalam saldo awal retained earnings;
c. Menetukan apakah prosedur audit tambahan harus dilaksanakan ketika gabungan salah saji
mendekati overall materiality atau specific materiality;
d. Meminta manajemen mengoreksi semua slaah saji yang ditemukan;
e. Mempertimbangkan untuk ,memeriksa kembali area dengan salah saji terbanyak;
f. Memberikan pandangan mengenai sifat dan sesifitas salah saji yang ditemukan, dan juga
besarannya;
g. Menentukan apakah laporan audoitor harus dimodifikasi (artinya apakah auditor harus
memberi opini ayang bukan WTP) karena salah saji yang tidak dikoreksidi mana jumlah atau
sifatnya material.
Salah saji gabungan atau agregat (aggregate of misstatements) terdiri atas :
a. Salah saji yang secara spesifik ditemukan auditor, yang merupakan hasil dari prosedur
pengujiannya; dan
b. Taksiran saji lainnya yang ditaksir atau diperkirakan.
3.1. Kesimpulan
Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko (risk assessments) dan penentu luasnya
proseedur audit.Menentukan materialitas merupakan latihan dalam kearifan
profesionalan.Materialitas didasarkan pada persepsi auditor mengenai kebutuahan iinformasi
keuangan secara menyeluruh dari pemakaian laporan keuangan sebagai satu kelompok. Istilah
materialitas secara menyeluruh (overall materiality) digunakan dalam buku ( Audit Berbasis
ISA) ini merujuk pada materialitas yang diterapkan dalam laporan keuangan secara keseluruhan.
Jika salah saji dalam laporan keuangan melebihi jumlah yang secara umum diperkirakan wajar
dan dapat memengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan , maka jumlah tersebut (secara
menyeluruh) adalah material.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk menyempurnakan makalah ini, pembaca juga bisa memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun serta pembaca juga bisa menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA