BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
1. Pengertian
Marah
Kemarahan adalah suatu perasaaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap
kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Perasaan marah yang
konstruktif dapat membuat perasaan lega.
Kemarahan adalah emosi yang normal pada manusia yakni respon emosional yang
kuat dan tidak menyenangkan terhadap suatu provokasi baik nyata maupun yang
dipersepsikan individu (Thomas, 1998). Kemarahan memberikan energi kepada tubuh
secara fisik untuk melakukan pertahanan diri, ketika dibutuhkan melalui pengaktifan
mekanisme respons “fight or flight” pada sistem saraf simpatis.
Walaupun kemarahan merupakan emosi yang normal pada manusia, kemarahan
seringkali dipersepsikan sebagai perasaan negatif. Banyak orang merasa tidak nyaman
mengungkapkan perasaan marahnya secara langsung. Akan tetapi, kemarahan merupakan
reaksi sehat dan normal yang dapat terjadi dalam merespon situasi atau keadaan yang tidak
adil, ketika hak seseorang tidak dihormati atau ketika harapan individu tidak terpenuhi.
Apabila individu dapat mengungkapkan kemarahannya dengan asertif, penyelesaian
masalah atau resolusi konflik dapat terjadi.
Kemarahan menjadi konsep negatif ketika individu menyangkal atau menekan
perasaan marah atau ketika ia mengungkapkan secara tidak tepat. Menyangkal atau
menekan perasaan marah dapat terjadi jika individu merasa tidak nyaman mengungkapkan
perasaan marahnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah fisik seperti migrein, sakit
kepala, ulkus atau penyakit arteri koroner atau masalah emosional seperti depresi dan
harga diri rendah.
1
Program Profesi Ners 2017
Perilaku asertif
Merupakan perilaku individu yang mampu atau mengungkapkan rasa marah atau tidak
setuju tanpa menyakiti atau menyalahkan orang lain. Dengan perilaku ini dapat
melegakan perasaan pada individu.
Frustasi
Merupakan respom perilaku individu akibat gagal mencapai tujuan.
Perilaku pasif
Merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan marah
yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu tuntutan nyata.
Agresif
Merupakan suatu perilaku yang menyertai marah, merupakan dorongan mental untuk
bertindak dan masih terkontrol. Individu yang agresif bertindak dengan tidak
memperdulikan hak orang lain. Bagi individu ini, hidup adalah mean peperangan.
Biasanya individu kurang oercaya diri. Harga dirinya ditingkatkan dengan cara
menguasai orang lain untuk membuktikan kemampuan yang dimilikinya.
Violent (amuk)
Adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan kontrol yang
dapat merusak diri dan lingkungan. Stres, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah
dapat menimbulkan kemarahan yang dapat mengarah kepada perilaku kekerasan.
Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara
eksternal dapat berupa perilaku kekerasan, sedangkan secara internal dapat berupa
depresi dan penyakit fisik.
Permusuhan
Merupakan emosi yang diungkapkan melalui kata – kata yang melecehkan, tidak
adanya kerjasama, pelanggaran aturan atau norma atau perilaku mengancam yang juga
disebut agresi verbal (Schultz & Videbeck,1998). Permusuhan dapat diperlihatkan oleh
individu yang merasa terancam atau tidak beradaya. Perilaku permusuhan dilakukan untuk
mengintimidasi atau menyakiti orang lain secara emosional dan dapat menimbulkan agresi
fisik.
Agresi fisik
Ialah perilaku menyerang atau melukai orang lain atau mencakup perusakan properti.
Perilaku agresif ditujukan untuk menyakiti atau menghukum orang lain atau memaksa
seseorang untuk patuh. Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan
menggunakan kata – kata yang mudah dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain
2
Program Profesi Ners 2017
akan memberikan perasaan puas, menurunkan ketegangan sehingga perasaan marah dapat
teratasi. Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya
dilakukan individu karena ia merasa kuat. Cara demikian tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah, bahkan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti
tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain maupun lingkungan.
Perilaku yang tidak asertif seperti menekan perasaan marah dilakukan individu karena
merasa tidak kuat. Individu akan berpura pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa
marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan
rasa bermusuhan yang lama dan pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif
yang ditujukan kepada diri sendiri.
Perasaan kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.
a. Kekerasan adalah kekuatan fisik yang digunakan untuk menyerang atau
merusak orang lain. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak adil dan sering
mengakibatkan cedera fisik
b. Penganiayaan adalah tindakan sengaja yang menyebabkan cedera fisik,
penderitaan jiwa atau keduanya
c. Kekerasan domestik (kekerasan dalam keluarga) adalah pola perilaku
mengancam atau memaksakan dari satu anggota keluarga (atau orang dekat) pada
anggota keluarga yang lain. Perilaku tersebut meliputi penganiayaan fisik,
pengabaian, penganiayaan psikologis, penganiayaan ekonomi dan penganiayaan
seksual
d. Penyiksa atau pelaku penyiksa adalah orang yang menciptakan kekerasan atau
menyiksa orang lain dan korban adalah orang yang menjadi kambing hitam, target
atau penerima penganiayaan atau kekerasan .
3
Program Profesi Ners 2017
4
Program Profesi Ners 2017
4) Cedera yang terjadi pada wanita lebih banyak terjadi akibat pemukulan
dibandingkan pemerkosaan, penyerangan dan kecelakaan mobil bila digabungkan
(Townsend, 1999)
5) Satu diantara tujuh wanita menikah melaporkan telah diperkosa oleh
suaminya.
c. Penganiayaan lansia
Adalah perlakuan semena – mena terhadap lansia oelh anggota keluarga atau
orang – orang yang merawat mereka. Penganiayaan tersebut meliputi penganiayaan
fisik dan seksual, penganiayaan psikologis, pengabaian, eksploitasi finansial, menolak
terapi medis yang adekuat. Individu yang menganiaya lansia hampir selalu merupakan
orang yang merawat lansia tersebut atau lansia bergantung pada mereka dalam
beberapa hal. Kebanyakan penganiayaan lansia terjadi ketika salah satu lansia merawat
pasangannya. Tipe penganiayaan pasangan ini biasanya terjadi selama bertahun – tahun
setelah disabilitas membuat pasangan yang dianiaya tidak mampu merawat dirinya
sendiri.
4. Tanda – Tanda Fisik Penganiayaan
5. ETIOLOGI
Tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas kekerasan domestik,
melainkan melibatkan berbagai faktor :
1. Teori genetik
Genetik kariotip XYX juga terlibat dalam perilaku agresif dan menyimpang.
2. Teori psikobiologi
a. Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi sistem limbik dapat menimbulkan
respons agresif dan kekerasan pada manusia.
b. Neurotransmiter, terutama noreprinefrin, dopamin dan serotonin berperean
penting dalam memperlancar dan menghambat agresi. Disregulasi zat – zat tersebut
dianggap berkaitan dnegan kekerasan.
c. Gangguan otak, terutama tumor dalam sistem limbik dan jobus temporalis
dapat menyebabkan seseorang melakukan kekerasan (Johnson, 1997).
3. Teori psikososial dan lingkungan
a. Teori keluarga.
Kekerasan terjadi pada keluarga yang mengalami disfungsional dengan
berbagai permasalahan seperti batasan yang tidak jelas, terperangkapnya individu
dan peran, koping yang buruk terhadap stres dan riwayat penganiayaan
multigenerasi.
b. Teori perilaku – kognitif.
Kekerasan dipelajari dari orang tua yang menggunakan penganiayaan sebagai
metode pendisiplinan. Pelaku penyiksaan mendapat pengetahuan bahwa kekerasan
6
Program Profesi Ners 2017
dan agresi merupakan respon yang dapat diterima dan efektif terhadap ancaman
nyata atau khayalan.
c. Teori sosial budaya.
Perilaku agresif merupakan hasil dari budaya dan struktur sosial seseorang.
4. Beberapa pasien menunjukkan peningkatan terhadap risiko timbulnya perilaku
kekerasan (David A. Tomb,2003) :
a. Sindrom otak organik
Khususnya dengan kebingungan atau berkurangnya pengendalian impuls (misal
demensia, penggunaan obat – obatan pada usia lanjut, hipoglikaemi, infeksi SSP,
anoksia, asidosis metabolik).
b. Penyalahgunaan alkohol dan obat – obatan terutama dengan intoksikasi.
c. Skizoprenia, tipe paranoid dan katatonik.
d. Keadaan psikotik.
e. Retardasi mental tertentu.
f. Gangguan pemusatan perhatian yang berat dan hyperaktivitas pada usia
dewasa.
6. PENATALAKSANAAN
Pengobatan korban penganiayaan bergantung pada faktor – faktor yang
mempengaruhi klien, seperti jenis penganiayaan yang diderita, adanya cedera fisik, usia
dan kondisi fisik korban, serta keunikan lingkungan keluarga korban itu sendiri. Petunjuk
yang bermanfaat untuk menangani klien yang mengalami penganiayaan atau trauma :
1. Klien memiliki banyak kekuatan yang mungkin tidak mereka sadarai. Perawat
dapat membantu mereka berubah dari sebagai korban menjadi individu yang bertahan
(survivor).
2. Perawat harus bertanya pada semua wanita tentang penganiayaan. Beberapa
wanita akan tidak senang dan marah, tetapi yang lebih penting adalah tidak melewatkan
kesempatan untuk membantu wanita yang menjawab, “ Ya, dapatkah anda menolong
saya?”.
3. Perawat harus meminta klien fokus pada keadaan saat ini, bukan terus
memikirkan hal – hal menakutkan yang terjadi di masa lalu.
4. Biasanya perawat paling baik menangani individu yang bertahan dari
penganiayaan atau penganiaya itu sendiri. Kebanyakan perawat merasa terlalu sulit
secara emosional untuk menangani kedua kelompok tersebut.
laku agresi yang mengarah pada amuk. Ahli teori sosial berpendapat bahwa
komponen biologi tingkah laku agresif berhubungan dengan aspek-aspek
psikososial.
2. Stressor Presipitasi
a. Ancaman terhadap fisik: pemukulan, penyakit fisik.
b. Ancaman terhadap konsep diri: frustasi, harga diri rendah.
c. Ancaman eksternal: serangan fisik,kehilangan orang/benda berarti.
d. Ancaman internal: kegagalan, kehilangan perhatian.
3. Mekanisme Koping
Denial, mekanisme pertahanaan ini cendrung meningkatkan marah seseorang
karena sering digunakan untuk mempertahankan harga diri akibat
ketidakmampuannya.
Sublimasi, adalah dengan mengalihkaan rasa marah pada aktifitas lainnya.
Proyeksi, juga cendrung meningkatkan ekspresi marah karena individu
berusaha mengekpresikan marahnya terhadap orang/benda tanpa dihalangi.
Formasi, adalah perilaku pasif-agresif karena perasaannya tidak dikeluarkan
akibat ketidakmampuannya mengekspresikan kemarahannya atau memodifikasi
perilakunya. Pada saat-saat tertentu individu dapat menjadi agresif secara tiba-
tiba.
Represi, merupakan mekanisme pertahanan yang dapat menimbulkan
permusuhan yang tidak disadari sehingga individu bersifat eksploaitatif,
manipulatif, dan ekspresi lainnya yang mudah berubah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan : terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain.
2. Ketidak efektifan koping individu.
10
Program Profesi Ners 2017
6. Tetap menjaga jarak terhadap tubuh klien atau teritorial klien. Rasional :
individu yang berpotensi melakukakn kekerasan memiliki zona jarak tubuh yang
jauh lebih besar daripada zona orang lain.
7. Bicara dengan klien dengan suara yang tenang dan pelan. Rasional :
menggunakan suara pelan dapat membantu menenangkan klien atau mencegah
peningkatan agitasi
8. Tetap sadari perasaan klien, martabat serta hak-haknya. Rasional : klien adalah
individu yang berharga tanpa memperhatikan perilakunya yang tidak dapat diterima
9. Observasi klien dengan cermat, lengkapi catatan dan laporan dengan cepat
sesuai kebijakan rumah sakit atau unit. Rasonal : pencatatan informasi yang akurat
adalah sangat penting.
DK Perencanaan
13
Program Profesi Ners 2017
16
Program Profesi Ners 2017
17