Anda di halaman 1dari 8

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 7.

April 2016, 73-80

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA EKSTRAK KULIT JERUK (CITRUS SP)


TERHADAP SIFAT FISIKA PLASTIK BIODEGRADABLE DARI UBI KAYU
DENGAN SENYAWA ADITIF GULA JAGUNG

Dona Intan Rezki1), Ratnawulan2) dan Yenni Darvina2)


1)
Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNP
2)
Staff Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP
dhona.intan@gmail.com

ABSTRACT
The materials used today to package food and drink one of which is plastic. Over time, the plastic needs
increasing in many areas of life. On the other hand, the use of plastics as packaging materials face many
environmental problems, which can not be decomposed by microbes in the soil. This resulted in the
accumulation of plastic waste that cause air pollution, environmental damage and also have a negative effect on
human life. Because of these problems, need to be overcome to make plastics that are environmentally friendly
and do not cause pollution, the biodegradable plastic. Biodegradable plastics in this study with the addition of
orange peel extract compounds of 0%, 10%, 15%, and 20%. Tests were performed to obtain the value of the
mechanical properties and degradation of plastics biodegrdable cassava with variation of orange peel extract
compounds are as follows: increased tensile strength values for the addition of orange extract compounds from
10% -15 and decreases in increments of 20%, as well as the flexural strength . While the ability of degradation
increases with increasing amount of orange peel extract compounds.

Keywords : Biodegradable Plastic, orange peel extract compounds, Mechanical Properties and Degradation

PENDAHULUAN
Bahan yang digunakan saat ini untuk mengemas
makanan dan minuman yang begitu luas
penggunaanya sekarang ini salah satunya adalah
plastik. Plastik terjadi karena reaksi kimia akibat
gabungan monomer-monomer dari polimer sintesis.
Selain monomer sebagai bahan dasar plastik, bahan Gambar 1. Struktur Polyethylene
aditif juga diperlukan untuk memperbaiki sifat Untuk mengurangi masalah tersebut, perlu di
fisikakimia plastik tersebut yang disebut komponen atasi dengan membuat plastik yang ramah
non plastik. Plastik dalam penggunaannya sebagai lingkungan, mudah terurai dan tidak menyebabkan
bahan pengemas makanan dan minuman memiliki polusi dalam kehidupan sehari- hari. Seiring
keunggulan, yaitu sifatnya tidak mudah karatan, persoalan tersebut, maka ditemukannya penelitian
inert, kuat tapi ringan, dan bersifat termoplastik serta terbaru, yaitu plastik biodegradable.
dapat diberi warna. Seiring perkembangan zaman, Plastik biodegradable adalah plastik yang sama
kebutuhan plastik semakin meningkat di berbagai seperti plastik konvensional, tetapi akan mudah
bidang kehidupan. Salah satu jenis plastik yang tidak hancur terurai oleh aktivitas bakteri di dalam tanah
bisa digunakan lagi adalah termoset. Molekul- yang hasil akhirnya air dan gas karbondioksida
molekul penyusun plastik akan rusak akibat pendaur setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan[1].
ulangan, seperti resin epoksi, bakelit, resin melamin Plastik biodegradable karena mudah terurai di dalam
dan urea formaldehida[3]. Disisi lain, plastik tanah maka plastik tersebut ramah lingkungan.
menghadapi berbagai persoalan dalam lingkungan Plastik yang terbuat dari material PHB atau
hidup manusia sebagai bahan pengemas, yaitu tidak polyhydroxybutyrate termasuk salah satu plastik
dapat terurai oleh mikroba di dalam tanah sehingga biodegradable yang ramah lingkungan karena plastik
menimbulkan polusi. Karena permasalahan tersebut, ini mudah melebur di tanah akibat kandungan
dapat menyebabkan efek negatif bagi manusia yang material PHB tersebut. Polyhydroxybutyrate (PHB)
memiliki struktur penyusun plastik yaitu ikatan memiliki sifat kuat, tahan panas dan merupakan
kovalen. Ikatan antar atom dengan cara membagi polimer yang fleksibel dapat terurai oleh
elektron diantara dua atom tersebutlah disebut ikatan mikroorganisme secara alami di lingkungan. Plastik
kovalen. Plastik merupakan molekul hidrokarbon zat jenis ini sudah digunakan dibidang medis, kemasan
yang penyusun dasarnya adalah karbon dan dan tekstil. Plastik biodegradable ini terbuat dari
hidrogen[5]. Struktur Polyethylene dapat dilihat pada bahan alam yang mempunyai sifat ramah lingkungan
Gambar 1[7]. dan mudah terurai oleh mikroba dalam tanah[6].

73
Struktur Polyhydroxybutyrate dapat dilihat pada penurunan dan kenaikan. Namun pada penelitian ini
Gambar 2[15]. pengaruh penambahan gula jagung mengakibatkan
degradasi menjadi lambat jadi perlu ditambahkan
variasi pemplastis lain agar hasil plastik lebih baik
lagi.
Disamping itu Kurniawan, dkk (2012) juga
melakukan penelitian ubi kayu tentang kondisi
optimum dalam memproduksi plastik biodegradable
Gambar 2. Struktur Polyhydroxybutyrate dengan senyawa limonen (aditif) dari ekstraksi kulit
Plastik biodegradable terbuat dari bahan-bahan jeruk. Hasil menunjukkan terjadi perpanjangan
yang dapat di perbarui, yaitu terbuat dari bahan alam. plastik yang plastis dan ketebalan plastik yang relatif
Ubi kayu memiliki kadar karbohidrat yang tinggi, lebih tipis. Namun penelitian ini tidak melakukan
yaitu 37% sehingga ubi kayu diolah dan penelitian dalam hal degradasi dan sifat mekanik,
dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Salah satu seperti kuat lentur dan kuat tarik.
bahan penyusun plastik biodegradable adalah ubi Untuk membuat plastik biodegradable
kayu. Ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 3. diperlukan senyawa aditif agar mendapatkan sifat
mekanis plastik yang lunak, ulet dan kuat. Untuk itu
perlu ditambahkan zat cair/padat agar mendapatkan
sifat plastisitas. zat yang ditambahkan disebut
pemplastis. Pemplastis adalah bahan non volatif
bertitik didih tinggi. Jika pemplastis ditambahkan
pada material lain dapat merubah sifat material
tersebut dan merupakan cairan aditif yang digunakan
untuk melembutkan polimer plastik sehingga dapat
Gambar 3. Ubi Kayu
merubah sifat kaku menjadi fleksibel.
Salah satu pemanfaatan ubi kayu saat ini adalah
Salah satu pemplastis alami yang dapat
sebagai bahan dasar pembuatan nata yang biasanya
digunakan sebagai pemplastis untuk sintesis plastik
disebut sebagai nata de manihot. Nata yaitu selulosa
biodegradabel adalah gula jagung. Gula jagung
bakterial yang konsistensinya kokoh dan teksturnya
(sorbitol) merupakan pemplastis yang efektif karena
agak kenyal. Pada proses pembuatan nata terjadi
mampu mengurangi ikatan hidrogen internal pada
reaksi polimerisasi glukosa menjadi selulosa melalui
ikatan intermolekul[7]. Gula jagung dengan rumus
proses bakteri Acetobacter xylinum. Dengan
kimia C6H12O6 mampu menghambat penguapan air
kandungan karbohidrat yang tinggi, ubi kayu
dari sampel dan dapat larut dalam tiap-tiap struktur
berpotensi untuk menghasilkan serat nata yang lebih
polimer sehingga mempermudah gerakan molekul
kuat karena karbohidrat sebagai salah satu nutrisi
primer, harganya murah dan bersifat non toksik [10].
yang dapat memacu pertumbuhan Acetobacter
Struktur Fruktosa dapat dilihat pada Gambar 4[2].
xylinum[10].
Nata yang diperoleh dari fermentasi glukosa
menjadi selulosa memiliki sifat-sifat fisik tertentu
yang berbeda dari selulosa tumbuhan akibat bakteri
Acetobacter xylinum. Sifat fisik selulosa yang berasal
dari hasil fermentasi glukosa oleh bakteri ini antara
lain mempunyai sifat mekanik, kristalinitas dan
memiliki kapasitas dalam menyerap air yang cukup
tinggi serta mudah terurai[7]. Hal tersebut yang Gambar 4. Struktur Fruktosa
membuat serat nata de manihot bisa dikembangkan Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh
lebih jauh lagi menjadi plastik biodegradable atau Jannah (2013) yaitu variasi penambahan gula jagung
plastik ramah lingkungan. sebagai pemplastis. Hasil penelitian menunjukkan
Berbagai penelitian tentang pembuatan plastik plastik yang tidak begitu elastis dan degradasinya
ramah lingkungan sudah banyak dan sudah pernah lambat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu
dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang dicari alternatif lain berupa penambahan pemplastis
dilakukan oleh Jannah (2013) tentang pembuatan dan bahan lain seperti kulit jeruk.
plastik berbahan dasar air pati ubi kayu dengan Ekstrak kulit jeruk mengandung 94% senyawa
mengamati pengaruh penambahan gula jagung limonen yang dapat meningkatkan elastisitas plastik.
terhadap sifat mekanik dan degradasi plastik. Hasil Senyawa limonen yang digunakan sebagai pemplastis
penelitian menunjukkan adanya pengaruh adalah senyawa kimia sejenis karbon yang terdapat
penambahan gula jagung terhadap kuat lentur, pada 300 jenis tanaman[4]. Lebih dari 94% minyak
dimana semakin banyak ditambahkan gula jagung yang mengandung senyawa limonen terdapat pada
maka kuat lentur semakin meningkat. Pada kuat tarik kulit jeruk[5]. Limonen adalah senyawa golongan
pengaruh penambahan gula jagung mengalami monoterpenoid. Monoterpenes merupakan komponen

74
makanan nonnutritif yang ditemukan dalam minyak pembuatan ekstrak kulit jeruk dan nata, yaitu sebagai
esensial buah jeruk dan tanaman lainnya. Senyawa berikut:
kimia limonen dapat dilihat pada Gambar 5[8]. 1. Tahapan pembuatan Starter / Bibit Nata
Tahapan pembuatan nata de manihot adalah
sebagai berikut :
a. Saring air kelapa dengan saring santan yang
dilapisi kain kaca.
b. Air kelapa yang sudah disaring diambil sebanyak
500 ml, kemudian dipanaskan sampai mendidih.
c. Buang busa dari air kelapa selama pemanasan.
Gambar 5. Senyawa Kimia Limonen
d. Tambahkan pupuk ZA sebanyak 5 gram, gula 5
Dengan penambahan ekstrak kulit jeruk yang
gram dan asam cuka sebanyak 10 ml kedalam air
mengandung senyawa limonen, kejernihan plastik
kelapa yang hmapir mendidih, setelah itu tunggu
jadi lebih tinggi karena spesifik senyawa limonen
sampai mendidih selama 5 menit.
yang jernih, ketebalan plastikpun menjadi relatif tipis
e. Tuangkan air kelapa tersebut kedalam botol atau
0,100 mm serta semakin kuat daya tariknya dengan
tempat yang terbentuk dari kaca yang telah
kisaran 7,50 kgfm-2, dan elastisitas menjadi lebih
disterilkan, kemudian tutup dengan kertas koran
panjang akibat penambahan aditif limonen 80,00%[4].
dan ikat dengan karet gelang.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk
f. Letakkan ditempat yang aman / tidak boleh
mengetahui tentang “Pengaruh Penambahan
tergoyang dan biarkan satu malam, setelah itu
Senyawa Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus sp) Terhadap
tambahkan stater sebanyak 50 ml dengan cara
Sifat Fisika Plastik Biodegradable Dari Ubi Kayu
membuka sedikit penutup loyang tersebut dan
Dengan Senyawa Aditif Gula Jagung”.
didiamkam selama 10 hari. Inokulum
METODE PENELITIAN Aceptobacter xylinum dapat dilihat pada Gambar
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. 6.
Penelitian ini dilakukan berupa pembuatan plastik
Biodegradable dari nata de manihot atau nata dari air
pati ubi kayu dengan variasi senyawa ekstrak kulit
jeruk yang dilaksanakan dilaboratorium. Selanjutnya
dilakukan uji karakterisasi, pengambilan data, analisa
data, penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan
hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari Gambar 6. Inokulum Aceptobacter Xylinum
bulan Juli sampai Desember 2014. Penelitian ini 2. Tahapan pembuatan ekstrak kulit jeruk
dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material dan a. Tahap awal
Biofisika, FMIPA, Universitas Negeri Padang. 1) Cucilah kulit jeruk sampai bersih, kemudian
Pempresan nata dilakukan di Fakultas Teknik rendam dengan larutan NaHCO3 5% selama
Universitas Negeri Padang. Pengujian sifat mekanik 10-14 jam. Perbandingannya setiap satu
dilakukan Institut Teknologi Padang. kilogram kulit jeruk direndam dengan larutan
Sebelum melakukan penelitian, persiapkan alat NaHCO3 sebanyak satu liter.
dan bahan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang 2) Setelah direndam, kulit jeruk diblender agar
digunakan dalam penelitian ini adalah lebih halus sehingga menghasilkan emulsi
1. Alat minyak yang lebih banyak.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini b. Tahap selanjutnya pemisahan emulsi minyak
adalah blender, seperangkat alat destilasi, corong dengan destilasi
pisah, nampan plastik, panci, kompor,kertas Koran, 1) Metode destilasi yang digunakan adalah
serbet, saringan, karet,pengaduk,gelas ukur, gelas destilasi uap-air. Kulit jeruk yang sudah
kimia, thermometer, neraca tekhnis, oven, Universal diblender dimasukkan ke dalam labu sampel.
Testing Machine, mikrometer sekrup. Kemudian kulit jeruk didestilasi dengan aliran
2. Bahan uap melewati kondensor sehingga mengembun
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dan hasilnya membentuk destilat.
adalah kulit jeruk, aquades, soda kue, air perasan ubi 2) Lalu destilat dipisahkan dengan corong pisah
kayu, inokulum acetobacter xylinum, gula jagung, atau labu pemisah, kemudian air akan memisah
pupuk ZA, asam cuka dan gula pasir. dari minyak dan membentuk lapisan pada
Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan permukaan. Air yang terletak pada bagian
sekarang persiapkan semua sampel yang akan bawah dibuang dengan cara membuka kran
digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable. corong pisah dan ditampung dalam botol yang
Pembuatan sampel dilakukan dengan proses gelap agar tidak teroksidasi. Proses destilasi
dapat dilihat pada Gambar 7.

75
mengetahui keelastisitasan suatu bahan[17].Dengan
rumus :[13]
................................................... (1)
p = beban patah maksimum (g)
l = jarak tumpuan (cm)
b = lebar rata-rata benda uji (cm)
Gambar 7. Proses Destilasi h = tebal rata-rata benda uji (cm)
3. Tahapan pembuatan Nata de Manihot fr = kuat lentur (g/cm2)
a. Kupas singkong sebanyak 1 kg dicuci, setelah itu 2. Kuat Tarik
diparut atau diblender dan diperas airnya. Kekuatan tarik (P) adalah suatu bahan
b. Diamkan hasil perasan sampai terpisah dengan ditetapkan dengan membagi gaya maksimum
patinya. Air perasan singkong disaring agar dengan luas penampang mula[16].
benar-benar bersih dari kotoran. F ............................................................... (2)
P
c. Masukkan ke dalam panci pemasak lalu A0
ditambahkan ekstrak kulit jeruk 0%, 10%, 15%, P = tegangan atau nilai kuat tarik (N/m2)
20% asam cuka sebanyak 20 mL, gula 5g, ZA = gaya yang bekerja (N)
sebanyak 10g dan gula jagung sebanyak 9g. = luas penampang (m2)
d. Campuran bahan-bahan tersebut direbus sampai 3. Degradasi
mendidih selama 5 menit. Degradasi didefinisikan sebagai kemampuan
e. Masukkan bahan yang sudah direbus tersebut ke menkomposisi bahan menjadi karbondioksida,
dalam nampan plastik steril yang berukuran 20 metana, air, komponen anorganik atau biomassa
cm x 15 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,0 cm, melalui makanisme enzimatis mikroorganisme,
kemudian tutup rapat nampan tersebut yang bisa diuji dalam periode tertentu[15]. Dengan
menggunakan kertas koran dan diamkan sampai rumus: [4]
dingin. a. Persentase perubahan massa ditentukan dengan
f. Masukkan bibit nata 100 ml untuk setiap l liter rumus berikut:
media ke dalam nampan plastik yang berisi
media air singkong. Lalu simpan di tempat yang % perubahan massa= x100% ................ (3)
sejuk dan aman selama 10 hari yang tidak akan Mi= massa sampel sesungguhya.
terganggu dan tergoyang dari apapun. Mf= massa sampel sesudah dibiodegradasi.
g. Media yang sudah membentuk serat hidrogel b. Penentuan perubahan massa dapat dihitung
nata de manihot dicuci beberapa kali dan dengan menggunakan persamaan:
direndam di dalam air selama 1-2 hari, setiap
V= .................................................(4)
hari air rendaman ditukar.
Setelah menjadi Nata selanjutnya dipress v = perubahan massa.
menggunakan alat kempa press lalu di keringkan t = waktu yang dibutuhkan untuk biodegradasi
dengan oven. Sampel pada penelitian ini adalah HASIL PENELITIAN
plastik biodegradable ubi kayu. Telah berhasil dibuat plastik biodegradable
Data diukur adalah sifat fisika plastik, yaitu berbahan dasar air pati ubi kayu dengan penambahan
sifat mekanik dan degradasi plastik. Sifat mekanik variasi senyawa ekstrak kulit jeruk sebanyak enam
yang diukur adalah kuat tarik dan kuat lentur. buah sampel. Adapun variasi penambahan senyawa
Teknik Pengumpulan Data ekstrak kulit jeruk tersebut adalah 0%, 10%, 15% dan
Dalam penelitian ini data dikumpulkan secara 20%. Sedangkan massa gula sebagai zat aditif adalah
langsung karena alat uji yang digunakan merupakan 9 gram, yaitu diambil dari konsentrasi yang
alat uji digital. Pengumpulan data langsung, yaitu mempunyai nilai mekanik terbaik plastik
tebal benda uji, lebar rata-rata benda uji, jarak biodegradable pada penelitian Jannah (2013).
tumpuan, beban patah maksimum dan jarak Dalam penelitian ini serat nata yang diharapkan
penyangga, sifat fisis yang diukur meliputi degradasi yaitu Serat nata yang memiliki ketebalan 1.4 cm
dan sifat mekanik plastik biodegradable yaitu kuat yang di ukur menggunakan alat mikrometer sekrup.
tarik dan kuat lentur. Adapun serat nata yang didapatkan dapat dilihat pada
Teknik Pengolahan Data Gambar 8.
Dari hasil pengukuran didapat data nilai
intensitas relatif maksimum.
1. Kuat Lentur
Pengujian kuat lentur dilakukan untuk
mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pada
titik lentur dan juga untuk mengetahui untuk Gambar 8. Serat Nata de Manihot

76
Hasil lembaran plastik dengan penambahan kuat tarik plastik biodegradable ubi kayu yang dapat
variasi senyawa ekstrak kulit jeruk dapat dilihat pada dilihat pada Gambar 11.
Gambar 9.

(a) (b)

Gambar 11. Pengaruh Penambahan Senyawa


(c) (d) Ekstrak Kulit Jeruk dengan Nilai
Gambar 9. Lembaran Plastik Nata dalam Berbagai Kuat Tarik Plastik Biodegradable
Penambahan Senyawa Ekstrak Kulit Ubi Kayu dengan Senyawa Aditif
Jeruk yaitu (A) 0%, (B)10%, (C) 15%, Gula Jagung.
(D) 20%. Pada Gambar 11 terlihat bahwa penambahan
ANALISIS DATA senyawa ekstrak kulit jeruk memberikan pengaruh
Pengukuran Kuat Lentur terhadap kuat tarik plastik biodegradable air pati ubi
Berdasarkan data hasil pengujian kuat lentur kayu. Pada penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk
yang diperoleh, didapatkan grafik hubungan antara 0% sampai 15% kuat tarik mengalami kenaikan
variasi penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk sedangkan pada penambahan 20% kuat tarik
dengan nilai kuat lentur plastik biodegradable ubi mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan
kayu yang dapat dilihat pada Gambar 10. karena air pati ubi kayu dan senyawa ekstrak kulit
jeruk tidak terdistribusi dengan sempurna.
Pengukuran Degradasi
Plastik biodegradable dari air pati ubi kayu
dengan penambahan senyawa ekstrak kult jeruk
direndam didalam tanah untuk proses biodegradasi.
Berdasarkan data hasil pengujian biodegradasi plastik
biodegradable ubi kayu yang diperoleh, didapatkan
grafik hubungan antara variasi penambahan senyawa
ekstrak kulit jeruk dengan nilai biodegradasi plastik
biodegradable ubi kayu yang dapat dilihat pada
Gambar 12.

Gambar 10. Pengaruh Penambahan Senyawa


Ekstrak Kulit dengan Nilai Kuat
Lentur Plastik Biodegradable Ubi
Kayu Dengan Senyawa Aditif Gula
Jagung.
Pada Gambar 10, terlihat bahwa penambahan
senyawa ekstrak kulit jeruk memberikan pengaruh
terhadap kuat lentur plastik biodegradable air pati
ubi kayu. Pada penambahan senyawa ekstrak kulit
jeruk 0% sampai 15% kuat lentur mengalami
kenaikan sedangkan pada penambahan 20% kuat
lentur mengalami penurunan.
Pengukuran Kuat Tarik
Berdasarkan data hasil pengujian kuat tarik yang Gambar 12. Pengaruh Penambahan Senyawa
diperoleh, didapatkan grafik hubungan antara variasi Ekstrak Kulit Jeruk dengan Nilai
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk dengan nilai Degradasi Plastik Biodegradable
Ubi Kayu Dengan Senyawa Aditif
Gula Jagung.

77
Dari Gambar 12, menunjukkan bahwa semakin Kurniawan,dkk adalah semakin tinggi konsentrasi
lama waktu penguburan didalam tanah maka plastik senyawa ekstrak kulit jeruk yang digunakan maka
akan terurai semakin cepat dan baik. Dapat dilihat semakin meningkatkan nilai perpanjangan plastis
bahwa plastik yang diuji didalam tanah mengalami plastik atau dapat mempengaruhi sifat mekanik
degradasi dalam waktu 7 hari yang ditunjukkan plastik.
dengan terkoyak dan habisnya permukaan plastik. Pada saat penambahan senyawa ekstrak kulit
Pada hari ke-3 plastik biodegradable sudah jeruk 20% kuat lentur plastik mengalami penurunan.
mengalami penurunan berat plastik dan mengalami Hal ini dimungkinkan terjadinya ikatan pada rantai
peningkatan persentase penurunan berat plastik dengan berat molekul rendah sehingga
biodegradable terbesar, yaitu pada hari ke-7. Dari mengakibatkan menurunnya kandungan rantai bebas.
hasil tersebutlah, plastik ubi kayu dapat dikatakan Penurunan ini disebabkan adanya pembentukan
sebagai plastik ramah lingkungan. Pada grafik juga interaksi baru pada rantai polimer dengan berat
dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan molekul yang rendah yang mempengaruhi jaringan
senyawa ekstrak kulit jeruk maka semakin cepat protein sehingga terjadi pengurangan kuat lentur
penguraiannya. intermolekuler diantara rantai polimer. Dan bisa juga
PEMBAHASAN disebabkan karena pada saat pengepresan sampel
Sesuai dengan pertanyaan dan tujuan dari tidak terlalu baik sehingga menghasilkan lembaran
penelitian ini, semua data yang diperoleh telah plastik yang tebal dan mengakibatkan kekakuan pada
dilakukan analisa data. Berdasarkan analisa data plastik tersebut.
diperoleh grafik sifat mekanik dan degradasi dengan Berdasarkan grafik yang terdapat pada Gambar
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk. Adapun 11, terlihat bahwa penambahan senyawa ekstrak kulit
pembahasan dari grafik tersebut adalah jeruk 0% sampai 15% kuat tarik plastik mengalami
Sifat Mekanik peningkatan. Hai ini disebabkan oleh penambahan
Kualitas suatu plastik sangat tergantung pada senyawa ekstrak kulit jeruk dan gula jagung sebagai
sifat mekanik plastik tersebut, yaitu kuat tarik dan aditif dapat memperkuat ikatan hidrogen dalam
kuat lentur. Sifat mekanik perlu dilihat karena molekul pati. Penambahan senyawa ekstrak kulit
pengujian sifat mekanis ini sebagai penentu kekuatan jeruk sebagai pemplastis mampu meningkatkan
atau ketahanan dari suatu bahan. Sifat mekanik yang elastisitas dengan mengurangi derajat ikatan hidrogen
dilihat disini adalah kuat lentur dan kuat tarik plastik dan meningkatkan jarak antar molekul dari polimer
biodegradable dengan penambahan senyawa ekstrak sehingga mampu mengikat partikel pada ruang
kulit jeruk. Data yang diperoleh untuk sifat mekanik kosong yang terdapat pada butir-butir plastik.
merupakan data diskrit. Dari data diketahui bahwa Menurut Fahruddin dan Indah (2010)[4] dengan
penambahan senyawa ekkstrak kulit jeruk sangat penambahan senyawa limonen yang terdapat pada
mempengaruhi sifat mekanik plastik. ekstrak kulit jeruk maka plastik lebih kuat, elastisitas
Plastik adalah polimer merupakan bagian dari lebih panjang dan semakin kuat daya tariknya. Jadi
molekul hidrokarbon, zat penyusun dasarnya adalah dengan sedikitnya penambahan senyawa ekstrak kulit
karbon dan hidrogen. Pada saat penambahan senyawa jeruk, senyawa kulit jeruk tidak mampu mengikat
ekstrak kulit jeruk, berarti molekul disusun oleh partikel begitu juga sebaliknya.
karbon dan hidrogen membentuk rantai yang panjang Sedangkan pada saat penambahan senyawa
yang mempunyai kemampuan untuk berikatan. Antar ekstrak kulit jeruk 20% kuat tarik mengalami
rantai yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh penurunan. Hal ini disebabkan senyawa ekstrak kulit
ikatan vander waals yang sifatnya jauh lebih lemah jeruk tidak mampu mengikat antar molekul. Adanya
sehingga memberikan efek plastis. Plastik yang pembentukan interaksi baru pada rantai polimer
memiliki struktur dan komposisi atom karbon dengan berat molekul rendah serta kerangka dasar
biasanya merupakan plastik yang lunak, fleksibel dan yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar
mempunyai kekuatan sobek yang baik. rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Sehingga
Berdasarkan grafik yang terdapat pada Gambar bahan yang dihasilkan bersifat kurang elastis. Jadi
10, terlihat bahwa penambahan senyawa ekstrak dengan banyaknya penambahan senyawa ekstrak
kulit jeruk dari 0% sampai 15% kuat lentur kulit jeruk maka senyawa ekstrak kulit jeruk tidak
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh mampu mengikat antar partikel dan begitu sebaliknya
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk sebagai karena penggunaan pemplastis yang melebihi
pemplastis mampu mengikat hidrogen pada lembaran optimalitasnya mengakibat sampel menjadi lebih
plastik nata dan akan terbentuk ikatan kovalen yang lembek dan higroskopis. Hal tersebut sesuai dengan
memperkuat ikatan hidrogen yang sudah ada. teori Anita,dkk (2013)[1] elastisitas akan semakin
Semakin rapat ikatan-ikatan antar partikel maka akan menurun jika seiring meningkatnya jumlah bahan
menghasilkan nilai sifat mekanik yang tinggi karena pemplastis dalam plastik.
tidak adanya butir-butir pada sampel. Hal ini juga Peningkatan elastisitas plastis, yaitu bergantung
sama seperti yang dilakukan oleh Kurniawan,dkk pada ketebalan plastik yang dihasilkan. Selain itu,
(2012)[11], dimana kesimpulan dari yang dilakukan nilai sifat mekanik juga dipengaruhi oleh fermentasi

78
glukosa menjadi selulosa oleh bakteri pada saat pengamatan menunjukkan bahwa plastik telah
pembentukan nata. Hal ini sesuai dengan teori terdegradasi secara alamiah didalam tanah walaupun
Menurut Krystinowicz (2001)[10] Sifat fisik selulosa masih ada tersisa sedikit hal tersebut disebabkan oleh
yang dihasilkan dari bakteri Acetobacter xylinum banyak faktor yang ditunjukkan dengan terkoyaknya
yang terbentuk memiliki keunggulan yaitu, permukaan plastik atau terbentuk humus. Karena
kemurnian tinggi, derajat kristalinitas tinggi, hasil tersebutlah, plastik biodegradable dari air pati
kekuatan tarik tinggi, elastis dan dapat terdegradasi. ubi kayu dengan penambahan senyawa ekstrak kulit
Nilai pH pun juga mempengaruhi tekstur nata jeruk dapat dikatakan sebagai plastik yang ramah
yang menunjukkan ketebalan suatu bahan. Karena lingkungan.
ketebalan nata akan meningkat seiring pertambahan Pada grafik tersebut juga terlihat bahwa semakin
pH. Menurut (Hernawati,1998 dikutip dalam banyak penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk
Mulyati, dkk.2010)[12], pH optimum untuk semakin cepat plastik terdegradasi didalam tanah
pertumbuhan Aceptobacter xylinum yang berkisar karena polimer yang dihasilkan dengan berat molekul
antara pH 5,6 – 6,3. Hal ini sesuai dengan teori yang rendah melalui proses oksidasi molekul
(Lapuz,dkk.1967 dikutip dalam Mulyati,dkk.2010)[12] sehingga plastik cepat terdegradasi. Hal ini sesuai
ketebalannya meningkat pada pH 3 sampai pH 5 lalu dengan teori Menurut Huda dan Firdaus (2007)[6]
menurun pada pH 7. Ini berarti dalam pembentukan bahwa plastik biodegradable didegradasi oleh bakteri
nata pH 5 merupakan pH optimum, sehingga nata dengan cara memutus rantai polimer menjadi
yang terbentuk kenyal dan bagus. Namun nata yang beberapa monomer. Senyawa- senyawa hasil
terbentuk sudah sedikit lunak pada pH 7 dan pada pH biodegradasi polimer menghasilkan senyawa-
3 nata tidak terbentuk karena pH tersebut membuat senyawa organik yang tidak berbahaya bagi
kondisi media terlalu asam. Teori menurut Lapuz ini lingkungan. Hasil degradasi plastik biodegradable
sesuai dengan hasil yang didapatkan bahwasannya dapat dilihat pada Gambar 13.
semakin banyak pemplastis (senyawa ekstrak kulit
jeruk) ditambahkan, maka mempunyai pengaruh
terhadap bentuk nata dan sifat mekanik yang
dihasilkan karena kandungan asam yang terdapat
pada senyawa ekstrak kulit jeruk sehingga
menghasilkan nata dengan ketebalan yang kurang
bagus.
Perbandingan data yang didapat pada penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Jannah (2013) dan (a) (b)
Kurniawan,dkk (2012) disimpulkan bahwa nilai sifat
mekanik plastik biodegradable dengan menggunakan
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk lebih bagus
dibanding dengan menggunakan variasi penambahan
gula jagung dan gliserol. Hal ini disebabkan oleh
jarak intermolekul rantai polimer yang terikat
bertambah sehingga elastisitas semakin meningkat.
Biodegradasi
Biodegradasi merupakan proses pengomposan. (c) (d)
Uji biodegradasi perlu dilakukan karena dengan Gambar 13. Hasil Degradasi Plastik
dilakukannya pengujian biodegradasi terhadap Biodegradable Dari Ubi Kayu
plastik kita dapat mengetahui seberapa besar dengan Variasi Penambahan
kemampuan plastik biodegradable dari nata untuk Senyawa Ekstrak Kulit Jeruk
dapat terurai sehingga dapat dilihat hubungan waktu 0%, 10%, 15% Dan 20%
dengan massa biodegradasinya. Dengan mengetahui Perbandingan data untuk pengujian degradasi
massa biodegradasi lembar plastik nata, dapat yang didapatkan dengan penelitian sebelumnya
dipelajari hubungan tingkat ketahanan lembaran dilakukan oleh Jannah (2013) disimpulkan bahwa
plastik nata dengan mikroorganisme yang berperan penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk dengan
dalam menguraikannya, serta faktor kimia dan aditif gula jagung lebih cepat terdagradasi atau lebih
fisikanya. baik dibandingkan dengan pemplastis gula jagung
Pada Gambar 12 terdapat grafik hubungan saja dan penambahan pemplastis lainnya, karena
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk terhadap senyawa ekstrak kulit jeruk mampu lebih kuat
nilai degradasi. Dari grafik tersebut, dapat ditarik mengikat hidrogen pada bakteri pembentuk nata yang
kesimpulan bahwa semakin lama waktu penguburan mempunyai ikatan rangkap pada hidrokarbonnya dan
maka plastik akan terurai dengan baik. Plastik menghasilkan berat molekul rendah karena proses
biodegradable air pati ubi kayu yang dikubur selama oksidasi yang terjadi didalam tanah. Senyawa ekstrak
7 hari pada hari ke 1, 3, 5, dan 7 dari hasil kulit jeruk lebih ekonomis sebab limbah kulit jeruk

79
tersedia melimpah dan proses untuk mendapatkan [5]Firdaus, Feris.,dan Anwar, Chairil. 2004. Potensi
minyak bisa dengan metode sederhana. Limbah Padat-cair Industri Tepung Tapioka
KESIMPULAN sebagai Bahan Baku Film Plastik
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Biodegradable, Logika.,Vol. 1, No. 2, Juli
dilakukan mengenai plastik biodegradable ubi kayu 2004
dengan variasi penambahan senyawa ekstrak kulit [6]Huda, Thorikul., dan Firdaus, Ferris. 2007.
jeruk yaitu 0%, 10%, 15% dan 20% maka dapat Karakteristik fisiko kimiawi film plastik
diambil kesimpulan sebagai berikut: biodegradabel dari pati singkong-ubi jalar,
1. Terdapat pengaruh penambahan senyawa ekstrak Logika.,Vol. 1, No. 2, Juli 2007
kulit jeruk terhadap kuat lentur dan kuat tarik [7]Hutagalung, Maria Elvi.2011. Pengaruh
plastik biodegradable ubi kayu dengan aditif gula Penambahan Gula Jagung Terhadap Sifat
jagung. Pada saat tanpa senyawa ekstrak kulit Mekanik dan Biodegradabilitas Plastik
jeruk dan ditambahkannya senyawa ekstrak kulit Campuran Polypropylene Bekas dan Pati
jeruk dari 10% samapai 15% kuat lentur dan kuat Sagu, Skripsi Universitas Andalas:Padang.
tarik plastik mengalami kenaikan. Sedangkan pada [8] Jidong sun,PhD.2007. D-Limonene: Safety and
penambahan 20% kuat lentur dan kuat tarik Clinical Applications.Alternative Medicine
plastik mengalami penurunan. Kondisi optimum Review Volume 12
kuat lentur dan kuat tarik terdapat pada [9]Juari, 2006, Pembuatan Dan Karakterisasi dari
penambahan senyawa ekstrak kulit jeruk 15% , Poly-3-Hidroksialkanoat (PHA) yang
yaitu 340.518 X 103 kg/m2 dan 9.4961 X 103 dihasilkan Ralstonia Eutropha Pada
kg/m2 hidrolisat Pati Sagu dengan penambahan
2. Terdapat pengaruh penambahan senyawa ekstrak Dimetil Ftalat (DMF). Skripsi Jurusan
kulit jeruk terhadap plastik biodegradable ubi Teknologi Industri Pertanian Fakultas
kayu dengan aditif gula jagung. Semakin lama Teknologi Pertanian Uni versitas Institut
lembaran plastik nata dikubur di dalam tanah, Pertanian Bogor,Bogor.
maka semakin besar daya degradasi plastik. Hal [10]Krystynowicz, 2001. Biosynthesis of Bacterial
ini menunjukkan bahwa lembaran plastik nata Cellulose and its Potential Application In
memiliki daya biodegradasi yang baik. Dan The Different Industries, Biotecnology
semakin banyak penambahan senyawa ekstrak [11]Kurniawan.Deddy, Arifan.F, Izzah.N.2012.
kulit jeruk maka semakin cepat terjadi Preparation Preliminary Study Of
biodegradasi plastik. Biodegradable Plastics Based Of Cassava
SARAN Compounds With Additives Limonene.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut plastik [12]Mulyati,Sri,dkk.2010. Pembuatan Film
biodegradable ini dengan pengaruh variasi suhu Selulosa Dari Nata De Pina. Jurusan Teknik
terhadap sifat fisika dan kimia plastik. Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah
2. Perlu diteliti lebih lanjut tentang morfologi plastik Kuala. Jurnal Rekayasa Kimia dan
biodegradable menggunakan SEM. Lingkungan.Vol. 7, No. 3, hal. 105-111,
3. Perlu adanya alat khusus pengeprasan Nata agar 2010.ISSN 1412-5064.
menghasilkan ketebalan plastik yang lebih baik [13]Munthoub et all, 2011. “ Tensile and Water
dan tidak mengalami kesulitan dalam Absorption Properties of Biodegradable
pengepresan. Composites Derived from Cassava
DAFTAR PUSTAKA Skin/Polyvinyl Alcohol with Glycerol as
[1] Anita.Z,Akbar.F dan Harahap.H.2013.Pengaruh Plasticizer”. Sains Malaisya. Vol. 40(2011)
Penambahan Gliserol Terhadap Sifat 713-718.
Mekanik Film Plastik Biodegradasi Dari [14] [7] Srimulyani, 2010. Pembuatan Film
Pati Kulit Singkong.Jurnal Teknik Kimia Selulosa dari Nata de Pina. Vol. 7, No 3
USU.Vol.2 No.2(2013).Hal 37-41. ISSN 1412-5064.
[2]Anonim. (2010). Polylactic Acid (PLA) [15]Syafarah, Nor,2010. Production of
Produksi, Aplikasi, dan Prospek polyhydroxybutyrate (phb) from bacillus
Pengembangannya di Indonesia. cereus by usi g rice straw as substrate.
[3]Anova, 2012. Penentuan Varietas Jagung. Universiti Malaysia Pahang. Malaysia.
Bogor: Institut Teknologi Bogor. [16]Vlack, Lawrence H. Van .1995. Ilmu dan
[4]Fahruddin, Sonai dan Indah, 2010. Optimasi Teknologi Bahan Edisi Kelima. Jakarta:
Plastik Biodegradable Berbasis Ubi Kayu Erlangga.
Dengan Aditif Senyawa Limonen Dari Kulit [17]Tamaela, Pieter., dan Lewerissa, Sherly.,
Jeruk Untuk Meningkatkan Elastisitas. Karakteristik Edibel Film dari
Program Kreativitas Mahasiswa Jurusan Karagen,Ichthyos Vol 7 no 1 Januari 2008
Kimia FMIPA Universitas (27 – 30)
NegeriMalang,Malang.

80

Anda mungkin juga menyukai