Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
A. PENGKAJIAN
1. Warna kulit
Pengkajian terdapat masalah kebersihan kulit meliputi penelitian tentang
keadaan kulit, misalnya untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit. Warna
kulit yang tidak normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit : warna
coklat dapat menunjukkan adanya penyakit Addison atau tumor hipofisis,
warna biru kemerahan dapat menunjukkan adanya polistemia, warna merah
menunjukkan adanya alergi dingin, hipertermia, psikiologis, alcohol, atau
inflamasi local, warna biru, ( sianosis ) pada kuku atau sianosis perifer akibat
kecemasan atau kedinginan, atau sentral karena penuirunan kapasitas darah
dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan. Selanjutnya,
warna kuning menunnjukkan ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis
sel darah merah, obstruksi saluran empedu, atau infeksi berat yang dapat
dilihat pada sclera, membrane mukosa dan abdomen; apabila terdapat pada
telapak tangan, kaki, dan muka menununjukkan dampak atas konsumsi wortel
atau kentang; apabila kulit terbuka ( bukan pada sclera dan membrane
mukosa ) menunjukkan adanya penyakit ginjal kronis. Warna kulit pucat (
kurang merah muda pada orang kulit putih ) atau warna abu-abu pada orng
kulit hitam menunjukkan adannya singkop, demam, syok, atau anemia.
Kekurangan warna secara umum dapat menunjukkan albinisme.
2. Kelembapan kulit
Dalam keadaan normal, kulit agak kering dan dalam keadaan patologis dapat
dijumpai kekeringan pada darah bibir. Kekringan pada bagian tangan dan
genital dapat menunjukkan adanya dermatitis kontak. Keadaan normal pada
membrane mukosa adalah lembap, dan bila menunnjukkan kekeringan adanya
dehidrasi.
3. Tes kulit
Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi.
Contoh tekstur abnormal adalah pengelupasan atau sisik pada jaringan tangan
dan kaki. Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti semula tanpa
meninggal tanda setelah dicubit dalam keadaan normal. Selain itu, perjatikan
ada atau tidaknya edema dan lesi ( macula, papula, nodul, tumor, vesikula,
bula, pustule ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
1. Perubahan sirkulasi
2. Imobilisasi lama
3. Edema
4. Inkontinesia urin
5. Malnutrisi
C. INTERVENSI
Tujuan :
1. Menghilangkan dan membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati
2. Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman.
Rencana tindakan :
Prosedur kerja:
A. Pengkajian
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah:
Penilaian tentang keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tubuh
dapat menunjukkan penyakit pernafasan kronis atau penyakit jantung dan bentuk
kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya cedera, difesiensi besi,
dan infeksi.
B. Diagniosa
1. Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses masuknya kuman
akibat garukan dari kuku.
C. Intervensi
Tujuan :
1. Memelihara kebersihan kukudan rasa nyaman pasien.
2. Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi.
Rencana tindakan
1. Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
D. Implementasi
Cara merawat kuku :
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan menjegah timbulnya
luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan :
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku
Prosedur kerja :
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan dipotong
5. Rendam kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat
dengan beri sabun bila kotor
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku
8. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai kemampuan untuk mempertahankan kebersihan
kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang pada
kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN RAMBUT
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut. Selain itu , kaji
jenis rambut, apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola pertumbuhan
rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga
aspek perkembangan dan factor yang mempengaruhi perawatan rambut, seperti
pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir, prekuensi cuci rambut, serta
pemakain sampo
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah kulit kepala.
2. Resiko gangguan konsep diri ( body image ) berhubungan dengan kehilangan
rambut ( misalnya akibat kemoterapi ).
C. INTERVENSI
Tujuan :
1. Menjegah infeksi daerah kepala.
2. Meningkatkan konsep diri.
Rencana tindakan :
1. Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti
mencuci, menyisisr, atau mencukur rambut.
2. Meningkatkan konsep diri ( body image ) dengan cara memberikan motivasi
terhadap kemampuan pertumbuhan rambut.
D. IMPLEMENTASI
1. Cara merawat rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisisr
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada npada kulit
kepala, menambah rasa nyaman, membasahi kutu atau ketombe yang melekat
pada kepala, serta memperlancar system peredaran darah dibawah kulit.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN MULUT DAN GIGI
A. PENGKAJIAN
Pengkajian mulut dan gigi yang perlu diperhatikan antara lain warna, keadaan
permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu adanya warna mukosa
serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta
kelembapan. Pada daaerah lidah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubugan dengan rdanag pada daerah gusi/gigi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake (
asupan ) yang tidak adekuat ( cukup ) akibat radang gigi/gusi.
C. INTERVENSI
1. Tujuan :
a. Mengurangi nyeri
b. Mempertahankan nutrisi yang adekuat
c. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut.
2. Rencana tindakan :
a. Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut
secara teratur
b. Mempertahankan nutrisi akibat radang gusi/gigi dapat dilakukan dengan
cara merawat gigi dan mulut secara benar.
D. IMPLEMENTASI
a. Cara merawat mulut dan gigi
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan serta
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya perawatan ini adalah
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,
membantu menambah nafsu makana, serta menjaga kebrishan mulut dan gigi.
b. Alat dan bahan
1) Handuk dan kain pengals
2) Gelas kumur bersih
NaCL
Obat kumur
Boraks gliserin
3) Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kassa
4) Kapas lidi
5) Bengkok
6) Kain kassa
7) Pisent atau arteri klem
8) Sikat gigi dan pasta gigi
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur kerja pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posis pasien
4) Pasang handuk dibawah dagu dan pipi pasien
5) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kassa yang berisi air dan
NaCL.
6) Anjurkan pasien untuk membuka mulut dengan sudip lidah bila pasien
tidak sadar
7) Pembersihan dimulai dari rongga dinding mulut, gusi, gigi lidah, bibir,
dan bila sudah kotor letakkan dibengkok
8) Lakukan hingga bersih, setelah itu oleskan boraks gliserin
9) Untuk perawatan gigi, lakukan dengan gerakan naik turun dan bilas
lalu keringkan
10) Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan gig serta mulut dan kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi.
Hal ini ditandai dengan keadaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda
radang, dan intake yang adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN ALAT KELAMIN
A. PENGKAJIAN
Yang perlu diperhatikan pada pengkaji alat kelamin ( vulva hygiene ), antara lain
adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mucus,
lokhea kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan klurangnya perawatan atau
kebersihan pada daerah vulva.
C. INTERVENSI
1. Tujuan :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempertahankan keberdihan daerah vulva
2. Rencana tindakan :
a. Mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah
vulva dengan cara melakukan perawatan vulva.
D. IMPLEMENTASI
1. Cara vulva hygiene
Merupakan tindakan keperawtan pada pasien yang tidak mampu
membersihkan vulva sendiri. Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi
pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
2. Alat dan bahan :
a. Kapas sublimat atau disinfekta
b. Pinset
c. Bengkok
d. Pispot
e. Tempat membersihkan ( cebok ) yang berisi larutan.
f. Disinfektan sesuai kebutuhan
g. Pengalas
h. Sarung tangan
3. Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur kepada pasien
b. Cuci tangan
c. Ataur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
d. Pasang penglas dan pispot diletakkan di bawah glutea pasien
e. Gunakan sarung tangan
f. Lakukan tindakan keperawatan kebersihan vulva dengan meletakkan
tangan kiri untuk membuka vulva dengan memakai kaps sublimat dan
tangan kanan menyiram vulva dengan cairan disinfekta.
g. Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, bersihkan vulva dari atas
ke bawah dan kapas kotor dibuang kebengkok. Lakukan hingga bersih.
h. Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
i. Tindakan selesai
j. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuam untuk mempertahankan
kebersihan daerah vulva. Hal ini ditandai dengan kebersihan pada daerah vulva,
tidak tampak iritasi, dan tidak ada tanda-tanda radang.