Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PADA KASUS “COB (CEDERA
OTAK BERAT)”

1. Konsep Dasar Personal Hygiene


1.1 Pengertian
Perawatan diri atau kebersihan (personal hygiene) merupakan perawatan
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis.
1.2 Anatomi dan Fisiologi
1. Kulit
Yaitu sebagai pelindung regulasi temperature dan kulit mempunyai 3
bagian lapisan, yaitu :
a. Epidermis : lapisan kulit luar.
b. Dermis : lapisan kulit yang paling tebal.
c. Subcutan : lapisan kulit yang terdiri dari pembuluh darah dan
jaringan ikat
2. Kaki, Tangan dan Kuku
Yaitu suatu bagian untuk member perhatian yang khusus untuk mencegah
infeksi. Kuku adalah jaringan yang tumbuh dari akar nail baal yang teletak
di kulit.
a. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan
dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir dan disekitar mulut yang
terbuka. Pipi berada disekitar rongga lidah dan ototnya.
Gigi adalah organ mengunyah untuk memotong, merobek, dan
mematahkan makanan sehingga dapat tercampur dengan saliva dan
ditelan.
b. Rambut
Pertumbuhan rambut distribusi dan pola dapat mengidentifikasi status
kesehatan orang seecara umum, perubahan hormon, emosional, stress
fisik, umur dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik
rambut.
c. Mata, Telinga dan Hidung
Mata merupakan indera pengelihatan yang berfungsi untuk melihat
secara jelas. Telinga merupakan indera pendengaran yang berfungsi
untuk mendengarkan apa saja yang dapat didengar.
Hidung merupakan indera pencium yang berfungsi untuk mencium bau
apapun yang dapat tertangkap oleh hidung.
1.3 Etiologi
1. Menurut Taronto dan Wartonah (2000) penyebab kurangnya perawatan
diri adalah sebagai berikut:
a. Kelainan fisik
Dimana seseorang memiliki keterbatasan fisik akibat suatu penyakit
kronis atau akut yang menyebabkan seseorang tersebut tidak mampu
melakukan tindakan personal hygiene.
b. Penurunan kesadaran
Dimana seseorang tidak bisa atau intoleransi aktivitas, berhubungan
dengan penurunan kesehatan tidak mampu dalam merawat diri.
2. Faktor posisi
a. Perkembangan
Keluarga pasien terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga
perkembangan psikisnya terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
1.4 Jenis-Jenis Personal Hygiene
1. Perawatan kulit, kepala dan rambut.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga.
5. Perawatan kuku, kaki dan tangan.
6. Perawatan diri pada alat kelamin.
7. Perawatan kulit seluruh tubuh.
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL
HYGIENE
1. Body image
Adalah gambaran individu terhadap dirinya yang sangat mempengaruhi
kebersihan-kebersihan dirinya. Misalnya da perubahan pola personal
hygiene.
2. Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan perubahan pola personal hygiene.
3. Status ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sampo, dan alat mandi yang semunya hanya untuk dirinya sendiri.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan.
5. Budaya
Disebagian budaya jika ada orang sakit tdiak boleh dimandikan, tentu ini
adalah persepsi yang salah dimana ketika orang sakit kalo tidak
dimandikan maka tubuhnya akan kelihatan tidak segar dan kotor.
6. Kebiasaan
Ada kebiasaan seseorang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sampo, sabun, pasta gigi, dan lain-lain.
1.6 TUJUAN PERSONAL HYGIENE
1. Meningkatkan derajat seseorang
2. Memelihara kebersihan diri
3. Mencegah penyakit
4. Menciptakan keindahan
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Menghilangkan bau yang berlebihan
7. Memelihara integritas dan permukaan kulit
8. Menstimulasi peredaran darah
9. Meningkatkan perasaan sembuh bagi pasien
10. Menghilangkan kulit berminyak khususnya di wajah.
1.7 TANDA DAN GEJALA
Menurut Depkes ( 200: 20 ) tanda dan gejala pasien dengan deficit perawatan
diri yaitu :
1. Fisik
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai dengan bau mulut
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikis
Malas, tidak ada inisiatif, marah pada dirinya sendiri, merasa tidak
berdaya, rendah diri dan merasa tidak karuan.
3. Social
Interaksi kurang, aktivitas kurang, tidak mampu berprilaku secara normal.
1.8 DAMPAK YANG SERING MUNCUL DALAM MASALAH
PERSONAL HYGIENE
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpenuhi personal hygiene. Gangguan yang sering terjadi adalah integritas
kulit, membran mukosa, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik
dan kuku.
2. Dampak psikis social
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri dan gangguan interaksi social.
1.9 PRINSIP-PRINSIP DALAM PERAWATAN PERSONAL HYGIENE
1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan personal hygiene
2. Selama dalam perawatan personal hygiene perawat juga dapat melakukan
tindakan keperawatan lainnya misalnya gerak dan lain sebagainya.
1.10 JENIS PERAWATN DIRI BERDASARKAN WAKTU
PELAKSANAAN
1. Perawatan dini hari
Perawatan dini hari merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu
bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti perapian dalam pengambilan
bahan pemeriksaan (urin atau feses ), memberikan pertolongan,
mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakukan
tindakan perawatn diri, seperti mencuci muka, tangan, dan menjaga kebersihan
mulut.
2. Perawatan pagi hari
Perawatan pagi hari adalah perawatan yang dilakukan setelah makan pagi
dengan melakuakan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi ( BAB dan BAK ), mandi atau mencuci
rambut, melakukan perawan kulit, serta merapikan tempat tidur pasien.
3. Perawatan siang hari
Adalah perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagi tindakan
perawatan diri yang dapat dilakuakan, antara lain mencuci muka dan tangan,
membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan
kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4. Perawatan menjelanmg tidur
Adalah perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien
dapat tidur atau beristirhat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi ( BAB dan BAK ),
mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah
punggung. Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan
perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih
hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyanan dan relaksasi dapat dilakuakan
untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan.

A. JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN TEMPAT

PERAWATAN DIRI PADA KULIT


1. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat ( cukup ) dalam mempertahankan fungsinya.
Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara anatomis terdiri atas dua
lapisan, yaitu lapisan epidermis atau dikenal drngan nama ketikula dan
lapisan dermis atau disebut deengan korium. Lapisan epidermis terdiri
atas bagian-bagian seprti suratum,korneum, stratrum lusidium, dan startum
granulosum. Lapisan kedua atau lapisan dermis yang terdiri atas ujung
syaraf sensorik, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
2. Fungsi kulit
Kulit secara umum memiliki berbagai fungsi, diantaranya :
a. Melindungi tubuh dari berbagai masuknya berbagai kuman atau
trauma jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.
b. Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat
serta penguapan.
c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan
dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
e. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
f. Memproduksi dan menyerap pitamin D sebagai penghubung atau
pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kulit


Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh faktor,
diantaranya :
a. Umur
Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang, hal ini dapat
terlihat pada bayi yang berumur relative masih muda, kondisi kulitnya
sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman.
Sebaiknya, pada orang dewasa, keutuhan kulit sudah memiliki
kematangan sehingga fungsinya sebagai penlindung sudah baik.
b. Jaringan kulit
Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan
kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada
struktur kulit.
c. Kondisi/keadaan lingkungan
Berapa keadaan lingkungan atau kondisi yang dapat mempengaruhi
keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri
akibat sentuhan dan tekanan, dan sebagainya.

PERAWATAN DIRI PADA KUKU DAN KAKI

1. Perawatan pada kuku dan kaki


Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
mempertahankan perawatan diri karena sabagai kuman dapat masuk ke
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan
sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan
kuku, dinding kuku, kuntung kuku, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan,
dasar kuku berwarna merah muda.
2. Masalah/ gangguan pada kulit
a. Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan dirasakan
sakit pada daerah tersebut.
b. Paronychia, radang disekitar jaringan kuku.
c. Ram’s horn nail, gangguan kuku yang ditandai pertumbuhan yang
lambat sisertai kerusakan dasar kuku atau infeksi.
d. Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme yang memnyebabkan bau
tidak sedap.

PERAWATAN DIRI PADA RAMBUT


1. Perawatan diri pada rambut
Pada serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
padat di indentifikasi. Secara anatomis, rambut terdiri atas bagian batang,
akar rambut, sarung akar, folikel rambut, serta kelenjar sbasea.
2. Masalah/ gangguan pada rambut
Berbagai masalah yang terjadi pada rambut, antara lain :
a. Kutu
b. Ketombe
c. Notak ( alopecia )
d. Radang pada kulit dirambut ( seborrheic dermatitis )

PERAWATAN DIRI PADA MULUT DAN GIGI

1. Perawatan diri pada mulut dan gigi


Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus diperhatikan
kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
Banyak organ yang berada pada mulut, seperti orofaring, kelenjar parotid,
tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelnajar submaksilaris, dan lidah.
2. Masalah/ gangguan pada mulut dan gigi
Masalah yag sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut, antara lain :
a. Halitosis, bau napas tidak sedap yang disebabkan oleh kuman atau
lainnya.
b. Ginggivitas, radang pada daerah gusi
c. Karies, radang pada gigi
d. Stomatisi, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut
e. Peridontal desease ( gusi yang mudah berdarah dan bvengkak )
f. Glostitis, radang pada lidah
g. Chilosis, bibir yang pecah-pecah

PERAWATAN DIRI PADA ALAT KELAMIN

1. Perawatan diri pada alat kelamin


Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah alat kelamin
perempuan, yaitu berawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas
mons veneris, terletak didepan simpisis pubis; labiya mayora, yang
merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora, yang
merupakan dua lapisan kecil diantara atas lapisan mayora; klitoris ( sebuah
jaringan erektil yang seperti uretra, vagina, perineum, dan anus.

KEBUTUHAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN


1. Kebutuhan kebersihan lingkungan
pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan pasien yangb dimaksud
disini adalah kebersihan pada tempat tidur. Melalui kebersihan tempat
tidur diharapkan pasien dapat tidur dengan nyaman tampa gangguan
selama tidur sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Pemenuhan
kebutuhan ini melalui prosedur penyiapan tempat tidur tertutup maupun
terbuka.
2. Cara menyiapkan tempat tidur
a. Alat dan bahan :
 Tempat tidur, kasur, bantal
 Sprei besar
 Sprei kecil
 Sarung bantal
 Perlak
 Selimut
b. Prosedur kerja :
 Cuci tangan
 Ataur tempat tidur, kasur, dan bantal
 Pasang sprei besar dengan garis tengah lipatan tepat ditengah
kasur/ tempat tidur
 Ataur kedua sisi samping sprei atau tempat tidur dengan sudut 90
derajat, lalu masukan kebawah kasur.
 Pasang perlak ditengah tempat tidur
 Lipat selimut menjadi 4 secara terbalik dan pasang bagian bawah.
Masukan ujung selimut kebawah kasur
 Pasang sarung bantal
 Cuci tangan
 Prosedur selesai.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA MASALAH PERAWATAN KULIT

A. PENGKAJIAN
1. Warna kulit
Pengkajian terdapat masalah kebersihan kulit meliputi penelitian tentang
keadaan kulit, misalnya untuk mengetahui adanya pigmentasi kulit. Warna
kulit yang tidak normal dapat disebabkan oleh melanin pada kulit : warna
coklat dapat menunjukkan adanya penyakit Addison atau tumor hipofisis,
warna biru kemerahan dapat menunjukkan adanya polistemia, warna merah
menunjukkan adanya alergi dingin, hipertermia, psikiologis, alcohol, atau
inflamasi local, warna biru, ( sianosis ) pada kuku atau sianosis perifer akibat
kecemasan atau kedinginan, atau sentral karena penuirunan kapasitas darah
dalam membawa oksigen yang meliputi bibir, mulut, dan badan. Selanjutnya,
warna kuning menunnjukkan ikterus yang menyertai penyakit hati, hemolisis
sel darah merah, obstruksi saluran empedu, atau infeksi berat yang dapat
dilihat pada sclera, membrane mukosa dan abdomen; apabila terdapat pada
telapak tangan, kaki, dan muka menununjukkan dampak atas konsumsi wortel
atau kentang; apabila kulit terbuka ( bukan pada sclera dan membrane
mukosa ) menunjukkan adanya penyakit ginjal kronis. Warna kulit pucat (
kurang merah muda pada orang kulit putih ) atau warna abu-abu pada orng
kulit hitam menunjukkan adannya singkop, demam, syok, atau anemia.
Kekurangan warna secara umum dapat menunjukkan albinisme.
2. Kelembapan kulit
Dalam keadaan normal, kulit agak kering dan dalam keadaan patologis dapat
dijumpai kekeringan pada darah bibir. Kekringan pada bagian tangan dan
genital dapat menunjukkan adanya dermatitis kontak. Keadaan normal pada
membrane mukosa adalah lembap, dan bila menunnjukkan kekeringan adanya
dehidrasi.
3. Tes kulit
Penilaian tekstur kulit dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi.
Contoh tekstur abnormal adalah pengelupasan atau sisik pada jaringan tangan
dan kaki. Perhatikan juga turgor, yaitu kembalinya kulit seperti semula tanpa
meninggal tanda setelah dicubit dalam keadaan normal. Selain itu, perjatikan
ada atau tidaknya edema dan lesi ( macula, papula, nodul, tumor, vesikula,
bula, pustule ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan :
1. Perubahan sirkulasi
2. Imobilisasi lama
3. Edema
4. Inkontinesia urin
5. Malnutrisi
C. INTERVENSI
Tujuan :
1. Menghilangkan dan membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati
2. Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman.

Rencana tindakan :

1. Menghilangkan atau membersihkan bau, mengurangi kekeringan atau sel


yang mati dengan cara perawatan kulit.
2. Merangsang sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat rasa nyaman
dengan cara memandikan pasien.
D. IMPLEMENTASI
1. Cara merawat kulit
Merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit
yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan lebih lanjut khusunya pada
daerah yang mengalami tekanan ( tonjolan ). Tujuannyha adalah mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Alat dan bahan :
a. Baskom cuci
b. Sabun
c. Air
d. Agen pembesih
e. Balutan
f. Pelindung kulit
g. Plester
h. Sarung tangan
Prosedur kerja :

a. Jelaskan prosedir kepada pasien.


b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
c. Tutup pintu ruangan / sampiran.
d. Atur posisi pasien.
e. Kaji luka kulit / kulit tertekan dengan memperhatikan warna, kelembapan,
penampilan sekitar luka, ukur diameter kulit, ukur kedalaman.
f. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun, cuci secara
menyeluruh dengan air.
g. Perlahan-lahan keringkan kulit secara menyeluruh dan disertai dengan
pijitan.
h. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan
permbersih, gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
i. Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
j. Catat hasil.
k. Cuci tangan.
2. Cara Memandikan Pasien ditempat Tidur
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara mandiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan tubuh,
mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar system peredaran darah,
dan menambah kenyaman pasien.
Alat dan bahan:
a. Baskom mandi 2 buah, masing-masing berisi air hangat dan air dingin.
b. Pakaian pengganti.
c. Kain penutup.
d. Handuk, sarung tangan pengusap badan.
e. Tempat untuk pakaian kotor.
f. Sampiran.
g. Sabun

Prosedur kerja:

a. Jelaskan prosedur kepada pasien.


b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien.
d. Lakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan
membentangkan handuk dibawah kepala, kemudian bersihkan muka,
telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap. Keringkan dengan
handuk.
e. Kain penutup diturunkan, kedua tangan pasien diangkat dan pindahkan
handuk diatas dada pasien, lalu bentangkan. Kemudian, kembalikan kedua
tangan keposisi awal diatas handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air
bersih. Keringkan dengan handuk.
f. Kedua tangan diangkat, handuk dipindahkan disisi pasien, bersihkan
daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
g. Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan dibawah punggung
sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea, lalu keringkan dengan
handuk. Selanjutnya miringkan pasien ke kanan dan lakukan hal yang
sama. Kemudian, kembalikan pasien pada posisi terlentang dan pasangkan
pakaian dengan rapi.
h. Letakkan handuk dibawah lutut lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling
jauh didahulukan dan keringkan dengan handuk.
i. Ambil handuk dan letakkan dibawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka,
lalu dibersihkan daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai,
pasangkan kembali pakaian dengan rapi.
j. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai kemampuan dalam :
1. Mempertahankan kebersihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersihan kulit
seperti adanya warna, kelembapan, turgor, tekstur, hilangnya lesi, dan lain-
lain.
2. Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat tubuh
terasa nyaman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dan terlihat segar.
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA MASALAH KEPERAWATAN KUKU

A. Pengkajian
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah:
Penilaian tentang keadaan warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tubuh
dapat menunjukkan penyakit pernafasan kronis atau penyakit jantung dan bentuk
kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya cedera, difesiensi besi,
dan infeksi.
B. Diagniosa
1. Resiko terjadi luka (infeksi) berhubungan dengan proses masuknya kuman
akibat garukan dari kuku.
C. Intervensi
Tujuan :
1. Memelihara kebersihan kukudan rasa nyaman pasien.
2. Mempertahankan integritas kuku dan mencegah infeksi.
Rencana tindakan
1. Lakukan pemeliharaan kebersihan kuku dengan cara perawatan kuku.
D. Implementasi
Cara merawat kuku :
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan menjegah timbulnya
luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
Alat dan bahan :
1. Alat pemotong kuku
2. Handuk
3. Baskom berisi air hangat
4. Bengkok
5. Sabun
6. Kapas
7. Sikat kuku

Prosedur kerja :
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk atau tidur
4. Tentukan kuku yang akan dipotong
5. Rendam kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit dan lakukan sikat
dengan beri sabun bila kotor
6. Keringkan dengan handuk
7. Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku
8. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai kemampuan untuk mempertahankan kebersihan
kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang pada
kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku pasien.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN RAMBUT
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada warna, ukuran, serta susunan rambut. Selain itu , kaji
jenis rambut, apakah berminyak atau kering. Kemudian, kaji pola pertumbuhan
rambut, apakah pola cepat atau lambat, sedikit, atau jumlah kerontokan. Kaji juga
aspek perkembangan dan factor yang mempengaruhi perawatan rambut, seperti
pemakaian minyak rambut, kemampuan menyisir, prekuensi cuci rambut, serta
pemakain sampo
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kutu pada daerah kulit kepala.
2. Resiko gangguan konsep diri ( body image ) berhubungan dengan kehilangan
rambut ( misalnya akibat kemoterapi ).
C. INTERVENSI
Tujuan :
1. Menjegah infeksi daerah kepala.
2. Meningkatkan konsep diri.

Rencana tindakan :
1. Mencegah infeksi daerah kepala dengan cara perawatan rambut seperti
mencuci, menyisisr, atau mencukur rambut.
2. Meningkatkan konsep diri ( body image ) dengan cara memberikan motivasi
terhadap kemampuan pertumbuhan rambut.
D. IMPLEMENTASI
1. Cara merawat rambut
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan cara mencuci dan menyisisr
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman-kuman yang ada npada kulit
kepala, menambah rasa nyaman, membasahi kutu atau ketombe yang melekat
pada kepala, serta memperlancar system peredaran darah dibawah kulit.

2. Alat dan bahan :


a. Handuk secukupnya
b. Perlak atau pengalas
c. Baskom berisi air hangat
d. Sampo atau sabun dalam tempatnya
e. Kasa atau kapas
f. Bengkok
g. Gayung
h. Ember kosong
3. Prosedur keja :
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Tutup sampiran
d. Kondisi pasien dalam keadaan tidur
e. Letakkan baskom dibawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien
f. Pasang pelak atau pengalas dibawah kepala dan sambung kearah bagian
baskom dengan pinggir digulung
g. Tutup dada dengan handuk sampai keleher
h. Kemudian, sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat,
selanjutnya gunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil dipijat
i. Setelah selse keringkan
j. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan rambut yang ditandai dengan keadaan rambut ( segar, tidak rontok ),
tidak ada tanda radang pada kepala, dan pertumbuhannya baik.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN MULUT DAN GIGI
A. PENGKAJIAN
Pengkajian mulut dan gigi yang perlu diperhatikan antara lain warna, keadaan
permukaan, serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu adanya warna mukosa
serta keadaan permukaan, pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, serta
kelembapan. Pada daaerah lidah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubugan dengan rdanag pada daerah gusi/gigi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake (
asupan ) yang tidak adekuat ( cukup ) akibat radang gigi/gusi.
C. INTERVENSI
1. Tujuan :
a. Mengurangi nyeri
b. Mempertahankan nutrisi yang adekuat
c. Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut.

2. Rencana tindakan :
a. Mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara merawat gigi dan mulut
secara teratur
b. Mempertahankan nutrisi akibat radang gusi/gigi dapat dilakukan dengan
cara merawat gigi dan mulut secara benar.
D. IMPLEMENTASI
a. Cara merawat mulut dan gigi
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan serta
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya perawatan ini adalah
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,
membantu menambah nafsu makana, serta menjaga kebrishan mulut dan gigi.
b. Alat dan bahan
1) Handuk dan kain pengals
2) Gelas kumur bersih
 NaCL
 Obat kumur
 Boraks gliserin
3) Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kassa
4) Kapas lidi
5) Bengkok
6) Kain kassa
7) Pisent atau arteri klem
8) Sikat gigi dan pasta gigi
c. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur kerja pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posis pasien
4) Pasang handuk dibawah dagu dan pipi pasien
5) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kassa yang berisi air dan
NaCL.
6) Anjurkan pasien untuk membuka mulut dengan sudip lidah bila pasien
tidak sadar
7) Pembersihan dimulai dari rongga dinding mulut, gusi, gigi lidah, bibir,
dan bila sudah kotor letakkan dibengkok
8) Lakukan hingga bersih, setelah itu oleskan boraks gliserin
9) Untuk perawatan gigi, lakukan dengan gerakan naik turun dan bilas
lalu keringkan
10) Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan
kebersihan gig serta mulut dan kemampuan untuk mempertahankan status nutrisi.
Hal ini ditandai dengan keadaan mulut dan gigi yang bersih, tidak ada tanda
radang, dan intake yang adekuat.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH PERAWATAN ALAT KELAMIN
A. PENGKAJIAN
Yang perlu diperhatikan pada pengkaji alat kelamin ( vulva hygiene ), antara lain
adalah ada atau tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mucus,
lokhea kateterisasi, luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan klurangnya perawatan atau
kebersihan pada daerah vulva.
C. INTERVENSI
1. Tujuan :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempertahankan keberdihan daerah vulva
2. Rencana tindakan :
a. Mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan kebersihan daerah
vulva dengan cara melakukan perawatan vulva.
D. IMPLEMENTASI
1. Cara vulva hygiene
Merupakan tindakan keperawtan pada pasien yang tidak mampu
membersihkan vulva sendiri. Tujuannya adalah mencegah terjadinya infeksi
pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.
2. Alat dan bahan :
a. Kapas sublimat atau disinfekta
b. Pinset
c. Bengkok
d. Pispot
e. Tempat membersihkan ( cebok ) yang berisi larutan.
f. Disinfektan sesuai kebutuhan
g. Pengalas
h. Sarung tangan

3. Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur kepada pasien
b. Cuci tangan
c. Ataur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
d. Pasang penglas dan pispot diletakkan di bawah glutea pasien
e. Gunakan sarung tangan
f. Lakukan tindakan keperawatan kebersihan vulva dengan meletakkan
tangan kiri untuk membuka vulva dengan memakai kaps sublimat dan
tangan kanan menyiram vulva dengan cairan disinfekta.
g. Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, bersihkan vulva dari atas
ke bawah dan kapas kotor dibuang kebengkok. Lakukan hingga bersih.
h. Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien.
i. Tindakan selesai
j. Cuci tangan.
E. EVALUASI
Evaluasi secara umum menilai adanya kemampuam untuk mempertahankan
kebersihan daerah vulva. Hal ini ditandai dengan kebersihan pada daerah vulva,
tidak tampak iritasi, dan tidak ada tanda-tanda radang.

Anda mungkin juga menyukai