Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya sel-sel dengan struktur khusus yang berfungsi sebagai jaringan
pelindung adalah sel-sel epidermis beserta derivatnya. jaringan pelindung berperan untuk
mencegah air, kerusakan mekanis, melindungi perubahan suhu yang ekstrim,dan menjaga
kehilangan zat-zat makanan dari tumbuhan (Anomim,2009).
Sel-sel epidermis beserta derivatnya terletak diseluruh bagian tubuh tumbuhan paling
luar,sehinggah membentuk suatu system yang dikenal sebagai jaringan kulit. jaringan kulit
terdiri dari epidermis, stomata, trikoma, litosis, sel-sel kipas, sel-sel silica, dan lain-lain
(Anomim,2000).
Epeidermis biasanya terdapat diseluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak
mengalami pembelahan sekunder.lamanya epidermis didalam organ tumbuhan dengan
pertumbuhan sekunder tidak sama. sel epidermis bentuk umum mempunyai bentuk, ukuran
serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang kompak
tanpa ruang intraselular (Buana,2011).
Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang penebalan pada dinding sel dan
epidermis dan derivatnya, sehingga mamti kita dapat mengetahui beberapa fungsi dari
epidermis dan sistem-sistem yang dikenal sebagai jaringan kulit yang terdiri dari epidermis,
stomata, litosis, sel-sel kipas, sel-sel silica dan lain-lain (Kimball,1994).
1.2 Maksud percobaan
1. mengamati bagaimana bentuk pembelahan pada dinding sel tumbuhan.
2.mengamati bagaimana jenis-jenis modifikasi epidermis pada tumbuhan.
1.3 Tujuan percobaan
Mengamati bentuk penebalan pada dinding sel tumbuhan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Epidermis


Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang terletak paling luar.
Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga
daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat.
Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai
tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan
permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali
pada bagian sel penutup stomata (Buana,2011).
Epidermis berfungsi sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena penguapan
(membatasi transpirasi), kerusakan mekanik (misal: diinjak-injak), perubahan
temperature dan hilangnya zat-zat makanan (angin, hujan, dan lain-lain). Epidermis
biasanya terdiri dari satu lapisan sel, tapi pada beberapa tumbuhan sel protoderm pada
daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan (periklinal), dan
turunanya membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (misalnya: velamen
pada akar anggrek). Sebagian besar terdiri dari sesl-sel yang tak terspesialisasi. Bentuk,
ukuran susunan sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis tumbuhan. Tapi
semuanya rapat satu sama lain. Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis ada
yang membentuk lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula misalnya daun keladi dan
daun pisang; ada yang berbulu halus misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun
merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi untuk pertukarangas. Jaringan
epidermis batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan kutikula) atau
membentuk rambut (trikoma) sebagai alat perlindungan. Jaringan epidermis akar ada
yang menjadi rambut akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Jaringan epidermis mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis,
misal stomata, trikomata (rambut rambut), spina (duri), vilamen , sel kipas, sel kersik
(sel silika) (Kimball,1994).

2
Derivat epidermis adalah suatu suatu bangunan atau alat tambahan pada epidermis yang
berasal dari epidermis, tapi memiliki struktur dan fungsi yang berlainan dengan epidermis
itu sendiri.
A. Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang
berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
-Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
-Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
-Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis
lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor,
sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap
sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan
pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat
dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1.Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2.Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan
dengan sel induk stomata.
3.Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang
satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya
tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel
penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
a.Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan
bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae,
Mavaceae.
b.Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya
pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang
sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.

3
d.Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu
panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
B. Trikomata
Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel banyak dibentuk dari sel epidermis,
struktur yang lebih besar dan padat seperti kutil dan duri, tersusun oleh jaringan
epidermis atau jaringan di bawah epidermis(emergens).
Trikoma dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Trikoma non glandular (tidak menghasilkan sekret)
Rambut uniselular sederhana atau multiselular uniseriat, yang tidak memipih, umum
dijumpai pada Lauraceae, Moraceae, Triticium, Hordeum, Pelargonium, dan
Gossypium. Rambut skuamiform (bentuk sisik) yang multiselular dan memipih nyata
sekali. Contohnya pada Olea dan Cruciferae. Rambut multiselular yang dapat
berbentuk bintang atau tempat lilin bercabang. Misalnya pada Styrak, Platanus, dan
Verbacum. Rambut kasar, trikoma kasar berserat, yang dipangkalnya terdiri atas
sedikitnya dua atau lebih deretan sel yang berdampingan.
2.Trikoma glandular (menghasilkan sekret)
Trikom ini dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.Trikom glandular terlibat
dalam sekresi berbagai bahan, contohnya: trikom sekresi garam, trikom sekresi nektar,
trikom sekresi getah, trikom sekresi terpentin, koleter, rambut sengat, rambut akar, dll.
Fungsi trikoma pada masing-masing organ:

-Pada daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan dan


manusia, meneruskan rangsang.
-Pada bunga (nektaria) mengeluarkan madu untuk menarik serangga
membantunpenyerbukan.
-Pada biji untuk mencegah gangguan serangga yang akan merusak biji, menyerap air
sehingga biji menjadi lekas berkecambah dan tumbuh.
-Pada batang untuk mjengurangi penguapan dan untuk memanjat (kaktus, rotan).
C. Litokis
Litokis terdapat pada epidermis Ficus dengan penebalan sentripetal yang tersusun oleh
tangkai selulosa dengan deposisi/ endapan Ca-carbonat yang membentuk bangunan
seperti sarang lebah dan disebut sistolit (Kimball,1994).

4
2.2 Uraian Tanaman

1. Kelapa (Cocos nucifera L.)


A. Klasifikasi(Fredikurniawan,2016)
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Lilliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nuciferaL.
B. Morfologi Tanaman
Pohon terdiri dari batang tunggal, akar berbentuk serabut, dengan struktur yang tebal dan
berkayu, berkerumum membentuk bongol. Batang pohon beruas dan bila pohon sudah tua,
ruas-ruas tersebut akan berkurang, batang kelapa merupakan jenis kayu yang cukup kuat,
tetapi sayangnya kurang baik untuk bangunan. Daun kelepa merupakan daun tunggal
dengan tulangmenyirip.Bunga mejemuk dan terletak pada rangkaian yabg dilindungi oleh
bractea, bunga terdiri dari bunga jantan dan betina.Bunga betina terletak di pangkal
karangan, sedangkan bunga jantan dibagian yang jauh dari pangkal.Buah kelapa umunya
besar, dengan diameter sekitar 10-20 cm bahkan bias lebih. Warna buah kelapa tergantung
dari jenis pohonnya (bias berwarna kuning atau hijau), untuk buah yang sedah tua akan
berubah warna menjadi coklat. (Anonim,2012)
C. Khasiat
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman serba guna dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Seluruh bagian pohon kelapa dapat memberikan manfaat bagi manusia mulai dari akar
hingga bagian daun dan buahnya.
1. Bagian akar : Bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bir dan zat
pewarna
2. Bagian Batang : Dimanfaatkan sebagai bahan baku perabotan rumah,
mebel, sebagai kayu, ataupun kayu bakar.

5
3. Bagian daun : Daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan pembungkus
ataupun dianyam untuk dijadikan atap rumah, sedangkan lidinya biasa
digunakan untuk membuat sapu.
4. Bagian bunga : menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama air nira
yang memiliki rasa manis, bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
gula nira ataupun sbg minuman.
Bagian buah : Bagian ini terdiri dari kulit ( sabut), batok, daging kelapa dan air
kelapa. Kulit buah ( sabut kelapa ) sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan
keset, Batok kelapa bisa dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah
untuk dijadikanminyak kelapa, terakhir air kelapa sebagai penghilang dahaga dan
juga bermanfaat sebagai tanaman obat untuk meningkatkan kesehatan tubuh
2. Asam jawa (Tamarindus indica L.)
A. Klasifikasi tanaman(Fredikurniawan,2016)
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indicaL.
B. Morfologi Tanaman
1. Memiliki batang pohon besar, ketinggian tumbuh bias mencapai 30 m,
dengan dimeter batang bagian pangkal hingga 2 m. kulit batang beralur-alur
searah vertical, warna batang coklat keabua-abuan, tekstur kasar dan
memecah.
2. Daun majemuk menyirip, genap, tumbuhan memenjang antar 5-13 cm,
posisi daun berselang-seling, daun menumpu menyerupai pita meeruncing,
anak daun lonjong menyempit dengan jumlah antara 8-16 pasang, ukuran
sekitar 0,5-1 × 1-3,5 cm, tepi daun rata dengan bagian pangkal miring dan
membudar.

6
3. Bunga tersusun dalam tandan renggang, tumbuh diantara ketiak daun dan
ujung rantinh, panjang bunga sekitar 16 cm. kelopak bunga terdiri dari 4
buah dan daun mahkota 5 buah. Bunga beraroma harum, mahkota bunga
berwarna kuning keputihan dan urat-urat merah coklat, tumbuh memenjang
hingga 1,5 cm.
4. Buah polong menggelembung, bentuk buah hamper silindir, bengkok,
ataupun lurus, dalam buah terdapat biji sampai 10 butir. Seiring adanya
penyempitan antara dua biji, kulit buah akan mengeras dan liat menyerupai
benang. Daging buah pada asem jawa muda berwarna putih kehijauan dan
akan berubah warna menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika
buah masak, rasanya pun berubah dari asem menjadi asem manis, biji buah
berubah menjadi coklat kehitaman, bentuk agak persegi dengan tekstur
keras dan mengkilap.
C. Khasiat tanaman
Dengan bentuk pohon yang tinggi, rindang, serta berakar kuat, ditanam untuk
memperindah lingkunagan dan pohon peneduh di jalan-jalan kota dan jalan raya.
Pohon asem jawa juga berperan sebagai pohon penghijauan dan untuk menahan angin,
bias juga digunakan untuk memperbaiki kawasan yang gersang dan tandus. Batang
pohon yang kuat juga bias dimanfaatkan untuk dibuat kayu sebagai bangunan. Dan
tentu saja bagian yang penting dari pohon ini yaitu buahnya yang digunakan sebagai
bahan rempah dapur dan jugakesehatan (Rukmana,2005).
3. Jagung (Zea mays L )
A. Klasifikasi(Rukmana,2005).
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea maysL.

7
B. Morfologi Tanaman
1. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut dapat tumbuh pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif .
2. Batang jagung
Batang jagung berbentuk tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Batang beruas-ruas.Ruas terbungkus
pelepah daun yang muncul dari buku.
3. Daun
Daun jagung berbentuknya memanjang. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun.Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun
jagung berbentuk halter,.Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk
kipas.
4. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah, dalam satu
tanaman, Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga yang disebut floret.
Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae, Bunga jantan tumbuh di
bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas.sedangkan Bunga betina tersusun dalam
tongkol.
5. Tongkol
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun, meskipun memiliki
sejumlah bunga betina, Pada umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif, Buah Jagung yang siap panen Beberapa varietas unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas
prolifik. Dan bunga jantan jagung memerlukan waktu 2-5 hari untuk penyerbukan
lebih cepat daripada bunga betinanya.

8
C. Khasiat
1. Melawan Kangker
Jagung kaya akan asam fenolik-senyawa ferulic- agen anti kanker yang telah
terbukti efektif memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker hati.
2. Sebagai Sumber Asam Linoleat
Asam linoleat adalah asam lemak esensial yang bersifat tidak jenuh dan sangat
baik untuk kesehatan. Asam linoleat diperlukan untuk asupan dan transportasi
vitamin D.
3. Mencegah Anemia Dan Sebagai Kekebalan Tubuh
Vitamin B12 pada jagung mampu mencegah anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin ini. Selain itu kandungan B2-nya berfungsi
mempertahankan keseimbangan sel tubuh.
4. Sumber Kalium
Kalium berperan penting sebagai elektrolit yang membantu mengatur tingkat
cairan dan menjaga keseimbangan air dalam tubuh sehingga organ tubuh dapat
berfungsi dengan tepat. Kalium bersifat diuretik yang bisa melancarkan
pembuangan air seni, sehingga bisa mengatasi infeksi saluran kemih,
menurunkan kadar asam urat dan mencegah batu ginjal.
5. Sumber Vitamin C
Konsumsi minyak kulit jagung dapat menurunkan kolesterol jahat dalam
tubuh. Vitamin C, karotenoid dan bioflavinoids yang terkandung dalam jagung
manis menjaga jantung tetap sehat dengan mengendalikan kadar kolesterol dan
meningkatkan aliran darah dalam tubuh.

4. Kumis kucing (Orthosipon stamineus)


A. Klasifikasi(Rukmana,2005).
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae

9
Genus : Orthosipon
Spesies : Orthosipon stamineus
B. Morfologi tanaman
Kumis kucing berbentuk semak, batangnya basah, tingginya bias
mencapai 1-5 meter, bias tumbuh ditempat yang kering maupun basah pada
ketinggian 700 meter diatas permukaan laut, tanaman ini memiliki daun
berbentuk telur taji, tepi daunya bergerigi kasar. Bunganya mengeluarkan
benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Khasiat kumis kucing sangat
banyak sekal. Tanaman erbal yang satu ini memeng mampu mengobati atau
sebagi pencegahan berbagai penyakit antara lain : infeksi ginjal, infeksi
kandungan kehamilan, kencing batu, encok, peluru air seni, menghilangkan
panas dan lembeb.
C. Khasiat
Kumis kucing (Orthosipon stamineus) adalah tumbuhan semak yang banyak
ditemukan di Asia tenggara, terutama Negara-negara beriklim tropis.
1. Bagian dari tanaman kumis kucing yang paling bermanfaat adalah
daunnya, yang mengandung kadar kalium yang paling tinggi,
glikosoda orthosiponin yang bagus untuk menurunkan kadar asam
urat, fosfat, dan oksalat dari dalam tubuh.
2. Kumis kucing juga sudah terbukti khasiatnya untuk menyembuhkan
infeksi kantung kemih, membersihkan empedu dan ginjal,
menyembuhkan rematik, menjada tekanan darah, diabetes dan
asam urat.
5.Alpukat (Persea American)
A.Klasifikasi tanaman(Rukmana,2005).
Regnum : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Leurales
Famili : Leuraceae

10
Genus : Persea
Spesies : Persea Americana

B. Morfologi tanaman
Pohon Alpukat bias tumbuh hingga ketinggian 20 m dan memiliki ukuran
antara 12-25 cm, bunga alpukat letaknya tersembunyi dan memiliki warna hijau
kekuningan, ukuran bunga 5-10 mm. buah alpukat memiliki tipe buni, kulit buah
berwarna hijau tua hingga ungu dengan tekstur kulit yang lembut. Pertumbuhan
buah tergantung dari masing-masing varietas alpukat itu sendiri, daging buah
umunya memiliki warna hijau muda dengan warna kuning pada bagian dekat
biji.Daging buah memiliki rasa gurih dan bertekstur lembut.
C. Khasiat tanaman
Manusia dapat memanfaatkan beberapa bagian dari pohon alpukat untuk
keperluan sehari-hari, mulai dari bagian batang terutama kulitnya, daun, buah,
dan juga biji yang terdapat dalam buah alpukat. Biji dari buah alpukat bias
menghasilkan zat warnadengan kualitas cukup baik sehingga bias digunakan
sebagai bahan pewarna tekstil. Kulit pohon lapukat juga bias digunakan untuk
bahan pewarna, kulit pohon ini menghasilkan warna coklat. Bagian batang bias
dgunakan sebagai kayu bakar, buah bermanfaat untuk konsumsi sehari-hari, juga
bias berperan sebagai bahan obat.
6.Tanaman Sukun(Artocarpus communis Forst)
A. Klasifikasi(Rukmana,2005).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus communis Forst

11
B. Morfologi
Pohon sukun (atau pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, dapat
mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter
tingginya.Hasil perbanyakan dengan klon umumnya pendek dan bercabang
rendah.Batang besar dan lurus, hingga 8 m, sering dengan akar papan (banir)
yang rendah dan memanjang. Bertajuk renggang, bercabang mendatar dan
berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60
cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di
sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup
oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut.Semua bagian pohon
mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.Pohon, daun dan bunga mirip
kluwih.Buah bundar atau agar bundar panjang, kulit mempunyai tonjolan seperti
duri lunak, daging kuning pucat atau keputihan, aroma sedap, tidak berbiji.
Setek,sambung. Sukun merupakan buah yang dihasilkan dari pohon
sukun.Banyak olahan makanan yang terbuat dari buah sukun ini.Gorengan
misalnya, gorengan dari buah sukun ini ternyata juga di gemari oleh
masyarakat.Sebab dengan cita rasa gurih dan lunak seperti roti ternyata di jual
belikan di pasaran.Tak hanya itu saja, bagian dari pohon sukun masih ada lagi
yaitu daunnya.Akan tetapi daun tersebut tidak digunakan sebagai makanan
ringan ya.Melainkan daun tersebut dapat di gunakan sebagai obat tradisional.
C. Khasiat
Dari daun yang lebar tersebut memiliki khasiat tersendiri bagi kesehatan kita.
Hanya dengan mengkonsumsinya sehari satu gelas maka penyakit seperti
gengguan ginjal, kolesterol tinggi, asam urat, dan lain sebagainya dapat diatasi
dengan ramuan ini. Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk
meredam laju kolesterol jahat dalam darah.Seperti yang dialami oleh Imron.
Menurutnya, setelah dua minggu, daun sukun mampu menurunkan kadar
kolesterol darahnya.

12
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Ada pun alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu: cover gelas, gelas kimia,
mikroskop, objek gelas, pipet tetes, silet/cater.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu : aquades, kelapa (Cocos nucifera), biji asam
jawa ( Tamarindus indica), daun jagung (Zea mays), kumis kucing (Orthosipon
stamineus), alpukat (Persea American), allamanda (Allamanda catartica).
3.3 Cara kerja
1.Siapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan
2.Iris masing-masing sampel yang akan digunakan
3.Letakan irisan-irisan tersebut diatas objek gelas dan tetesi 1-2 tetes air
4.Ditutup dengan dengan cover gelas
5.Amati dibawah mikroskop
6.Gambar penebalan yang terjadi dan modifikasi epidermis pada irisan.
3.4 Prosedur kerja
1.3.1 Kelapa (cocos nucifera )
1. Siapkan microskop sesuai prosedur dengan penggunaanya
2. Ambilkan endocarpium ( batok ) kelapa dan iris setipis mungkin lalu pindahkan
ke atas objek gelas dan beri air lalu tutup.
3. Amati di bawah microskop dengan pembesaran lemah dan kuat
4. Gambar bagian dinding sel dan penbalan yang terjadi serta tunjukan bagian yang
di sebut noktah.

13
2.3.2. Biji asam jawa ( Tamarindus indica )
1. Siapkan microskop sesuai prosedur dengan penggunaanya
2. Ambilkan endocarpium ( batok ) biji asam jawa dan iris setipis mungkin lalu
pindahkan ke atas objek gelas dan beri air lalu tutup.
3. Amati di bawah microskop dengan pembesaran lemah dan kuat
4. Gambar bagian dinding sel dan penbalan yang terjadi serta tunjukan bagian yang
di sebut noktah.
5. Apa kesimpulan dari hasil pengamatan pada preparat tersebut
2.3.3. Daun sukun ( Arthocarpus communis )
6. Siapkan microskop sesuai prosedur dengan penggunaanya
7. Buat preparat penampang daun sukun dengan cara mengiris setipis mungkin
searah permukaan daun.
3. Amati di bawah microskop dengan pembesaran lemah dan kuat
4. Gambar preparat dan tunjukan bagian yang mengalami penebalan kearah luar
tersebut.
3.3.4. Daun jagung ( folium Zea mays ), daun kumis kucing (foliumorthosipon
stamineus),daun alpukat (foliumPersea americana ) dan daun allamanda
(Allamanda catarica ).
1. Siapkan microskop sesuai prosedur dengan penggunaanya
2. Ambil preparat dan iris setipis mungkin lalu letakan di atas permukaan objek
gelas dan tutup.
3. Amati di bawah microskop dengan pembesaran lemah dan kuat
4. Gambar sel-sel epidermis lengkap dengan stomatanya.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama Sampel Gambar Keterangan
1 Kelapa(cocos Pada kelapa
Nucifera) mengalami
bagian dinding
sel dan
penebalan

2 Daun Jagung(zea Pada daun


mays) jagung yang
dilihat
stomatanya
karena dibentuk
dua sel penutup
dan beberapa sel
tetangga

15
3 Daun Alpukat Pada daun
(Persea jagung yang
Americana) dilihat
stomatanya
karena dibentuk
dua sel penutup
dan beberapa sel
tetangga

4 Asam Pada asam jawa


jawa(Tamarindus yang dilihat
indica) adalah noktah
bagian dinding
sel yang tidak
mengalami
penebalan

6 Daun kumis Pada daun kumis


kucing(Orthosipon kucing yang
stamineus) dilihat adalah
stomata dan sel-
sel epidermis

16
7 Daun Pada daun sukun
sukun(Arthocarpus yang dapat
communis) dilihat
trikomanya
karena trikoma
adalah rambut
dari tumbuhan

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang epidermis dan derivatnya. Sebelum kita
melakukan praktikum ini kita harus mengetahui alat dan bahan yang akan di gunakan,
bahan-bahan yang digunakan adalah Daun Jagung(zea mays), Kelapa(cocos
Nucifera), Daun alpukat(Persea mericana), Asam jawa(Tamarindus indica), Asam
jawa(Tamarindus indica), Daun kumis kucing(Orthosipon stamineus), Daun
sukun(Arthocarpus communis) dan Aquadest.
Aquades adalah air hasil destilasi / penyulingan sama dengan air murni atau H2O,
kerena H2O hampir tidak mengandung mineral. Aquades banyak digunakan untuk
pencampur atau pelarut bahan bahan kimia Pada praktikum kali ini kini
menggunakan Aqudest karena Menurut (Hedrisasrawan,2014) penamabahan aquadest
untuk mendapatkan hasil yang bersih tanpa ada bakteri yang menempel pada sampel
sehingga mempermudah pengamatan dari bawah mikroskop. Mikroskop merupakan
alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat
kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang ber
ukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga
dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop
dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. pada praktikum kali
ini kita menggunakan mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) saat melakukan
pengamatan pada mikroskop kita memakai pembesaran 40/10 karena menurut

17
(nadiana,2016) dengan menggunakan pembesaran 40/10 benda yang diamati akan
terlihat secara dua dimensi,karena ruang ketajaman lensa lebih tinggi sehingga
sampel dapat dilihat secara dua dimensi. Preparat adalah objek yang diamati dengan
mikroskop.preparat dapat berupa preparat kering atau basah yang berupa sayatan atau
tanpa sayatan. preparat awetan/kering merupakan objek yang sudah diawet
kan.preparat awetan dapat digunakan berkali-kali.menurut (Sandrawati,2008)
preparat melintang digunakan pada bagian batang atau pada bagian tumbuhan yang
tebal agar tidak merusak sel pada tumbuhan ketika akan mengamati dan preparat
membujur digunakan pada sampel yang tipis seperti daun agar tidak akan merusak
bagian atau sel pada objek yang akan diamati pada mikroskop. Pada percobaan kali
ini untuk sampel endocarpium batok kepala(Cocos nucifera),preparat endocarpium
diiris membujur kemudian dipindahkan keatas objek gelas dan ditetesi aquadest lalu
ditutupi,setelah sampel diletakan di bawah mikroskop dan diamati dengan
pembesaran 40/10, dari hasil pengamatan diperoleh hasil yang memperlihatkan letak
dinding sel primer dan sekunder. Pada daun jagung terdapat stomata yang berbentuk
diantgus-diasthik seperti bulat telur, pada stomata terdapat bagiam-bagian diantaranya
sel tetangga, sel penutup, inti sel, pada bagian dorsal terdapat jaringan epidermis.
Epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya (Hidayat, 1995). Hal
ini juga didukung oleh Sutrian (2004) bahwa stomata umumnya terdapat pada
permukaan bawah daun. Tetapi ada bebrapa spesies tumbuhan dimana stomata dapat
dijumpai pada kedua permukaan daunnya (ventral dan dorsal). Ada pula tumbuhan
yang hanya mempunyai stomata pada permukaan atas daunnya, misalnya pada bunga
lily air. Untuk tumbuhan dalam air tidak mempunya stomata sama sekali. Pada
stomata telah ditemukan sel tetangga dan sel penutup. Sel tetangga terletak di atas
stomata dan sel sel penutup terdapat dibawah inti sel. Sel penutup yang terdapat
stomata yang berbentuk seperti ginjal dan sel tetangga terletak berbatasan langsung
dengan sel penutup. Hal ini dipertegas oleh Savitri (2008) bahwa stomata merupakan
celah epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup. Sel penutup berbentuk seperti
ginjal atau halter, sedangkan sel yang berbatasan dengan sel penutup disebut sel
tetangga. Fungsi stomata sendiri sebagai alat respirasi, dimana terdapat pertukaran
gas oksigen dengan karbondioksida pada saat terjadi respirasi dan fotosintesis. Hal ini

18
disebabkan oleh adanya klorofil pada stomata (Fahn, 1991). sedangkan pada daun
sukun terlihat trikoma grandula Trikoma adalah rambut bersel satu atau bersel banyak
dibentuk dari sel epidermis. Trikomata merupakan rambut bersel satu atau bersel
banyak yang dibentuk dari sel epidermis. Struktur yang lebih besar dan padat seperti
kutil dan duri yang tersusun dari jaringan epidermis. Pada trikomata yang berbentuk
bintang merupakan trikomata yang tidak menghasilkan secret pada epidermis. Hal
terjadi pada daun waru (Hidayat, 1995). dan pada asam jawa setelah diiris setipis
mungkin dan diletakan diatas glass objek yang ditetesi aquadest dan diamati dibawah
mikroskop mendapatkan hasil dinding sel yang tidak mengalami penebalan menurut
(Nopita,2012) Pada waktu sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding
selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut
plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat
plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-
tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal
sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam
saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan penebalan dinding sel serta modifikasi dari epidermis pada
tumbuhan terdapat pada :
1. Trikoma pada sampel daun sukun(Arthocarpus communis)
2. Penebalan dinding sel kearah dalam dan luar terdapat pada batok kelapa(Cocos
nucifera).
5.2 Saran
1.Setiap mahasiswa farmasi lebih teliti dalam mengamati penebalan dinding sel pada sampel
diamati
2.Masih perlu bimbingan dari para asisten labolatorium,karena masih banyak yang belum
kita ketahui tentang pembuatan laporan hasil praktikum.

20
DAFTAR PUSTAKA
Adrijo ,2009.Ilmu Farmasi, Jakarta : Airlangga.
Buana,2011.laporan praktikum morfologi tumbuhan, Jakarta,Airlangga.
Kimball,1994.Bilogi, Stomata PadaTumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Team Teaching,2014.Penuntun Praktikum Botani Farmasi.

21

Anda mungkin juga menyukai