Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
Produksi VFA (Volatile Fatty Acid) akan meningkat seiring dengan
meningkatnya protein pakan. Semakin tinggi protein dalam ransum maka amonia dan
VFA yang dihasilkan akan semakin meningkat. Amonia akan digunakan oleh
mikroba rumen untuk membangun tubuhnya, sehingga aktivitas mikroba dalam
proses fermentasi ransum yang masuk diharapkan dapat menghasilkan peningkatan
VFA (Tillman dkk, 1991). Pemberian pakan berserat kasar rendah dan banyak
mengandung karbohidrat mudah tercerna akan cenderung menurunkan konsentrasi
VFA dan menurunkan pH cairan rumen, akibatnya aktivitas dari bakteri selulolitik
menjadi menurun (Asri, 2011).
Penambahan daun sengon diharapkan mampu memproteksi protein yang
terdapat dalam indigofera agar tidak terdegradasi di dalam rumen dan dapat diserap di
usus halus. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Peningkatan Produktivitas Kambing Peranakan Etawa pada Penambahan
Daun sengon sebagai protease inhibitor protein Indigofera
1.3 Hipotesis
2
2. Penambahan daun Sengon dalam konsentrat hijau Indigofera meningkatkan
kadar Ammonia rumen Kambing Peranakan Ettawa
3. Penambahan daun Sengon dalam konsentrat hijau Indigofera menurunkan
kadar gas Metan rumen Kambing Peranakan Ettawa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Indigofera sp
Tanaman Indigofera spp. adalah salah satu genus legum pohon terbesar
dengan perkiraan 700 spesies, 45 jenis tersebar diseluruh wilayah tropis (Schrire
2005). Spesies Indigofera kebanyakan berupa semak meskipun ada beberapa yang
herba, dan beberapa lainnya membentuk pohon kecil dengan tinggi mencapai 5
sampai 6 meter. Ciri tanaman Indigofera memiliki daun yang menyirip dengan
ukuran 3-25 cm, dengan bunga kecil berbentuk raceme dengan ukuran panjang 2-15
cm. Tanaman Indigofera sp. dapat beradaptasi tinggi pada kisaran lingkungan yang
4
luas, dan memiliki berbagai macam morfologi dan sifat agronomi yang sangat
penting terhadap penggunaannya sebagai hijauan dan tanaman penutup tanah (cover
crops) (Hassen et al. 2006).
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Materi penelitian adalah cairan rumen kambing PE yang telah diberikan pakan
perlakukan,indikator metil red, larutan Borat, cawan conway, tabung tempat cairan
rumen, buret, alat destilasi, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, plastik, dan glass
syringe.
Rancangan Penelitian
6
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dibagi selang waktu yaitu : adaptasi selama 7 hari dan pemeliharaan
selama 45 hari. Pengamatan dan koleksi data dilakukan terhadap kadar VFA,
ammonia, dan gas metan dalam rumen di Laboratorium.
Produksi asam lemak terbang (VFA) cairan rumen dapat diukur dengan
metode
destilasi uap (Muhtarudin dkk, 2002). Cairan rumen di centrifuge pada kecepatan
8000 rpm selama 10 menit pada suhu 40C, kemudian dipisahkan antara supernatan
dan endapan. Ambil supernatan cairan rumen sebanyak 5 ml menggunakan spet, lalu
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. kemudian tambahkan H2SO4 15% sebanyak 1
ml dan menutup labu erlenmeyer yang telah dirangkai dengan alat destilasi uap.
Larutan H2SO4 akan mendesak VFA, sehingga VFA akan menguap dibawa oleh uap
panas. Selanjutnya uap panas dan VFA setelah melewati tabung pendingin akan
terkondensasi dan ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 5 ml NaOH 0,5 N.
Hentikan proses destilasi jika labu erlenmeyer mencapai volume 150 ml. Selanjutnya
diteteskan 2-3 tetes indikator fenolptalein ke dalam labu erlenmeyer dan dititrasi
dengan larutan HCL 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu
menjadi tidak berwarna lagi. Selanjutnya Hitung kadar VFA cairan rumen dengan
rumus sebagai berikut :
VFA Total = (b-s) x N HCL x 1000/5 Mm
Keterangan =
b : volume titran blangko
s : volume titran sampel
N : normalitas larutan HCL
Analisis Amonia
7
tengah cawan dimasukkan 1 ml asam borat dan 1 tetes indikator campuran metil
merah dan bromkreso hijau. Sisi kiri cawan dimasukkan 1 ml supernatan dan 1 ml
larutan sodium karbonat (NaCO3) jenuh dimasukkan pada sisi kanan. Cawan ditutup
dan digoyang secara perlahan agar larutan supernatan dan sodium karbonat tercampur
secara homogen, kemudian didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24
jam cawan dibuka dan kemudian dilakukan titrasi dengan menggunakan H2SO4
0,0055 N sampai terjadi perubahan warna ungu menjadi merah muda.
Perhitungan produksi amonia:
NH3 = (ml H2SO4 titrasi x N H2SO4 x 1000) mM
Keterangan :
NH3 = Produksi NH3 yang diperoleh
N H2SO4 = Normalitas larutan H2SO4
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pola rancangan acak
kelompok, bila analisis sidik ragam nyata pada P<0,05 dilanjutkan dengan uji Duncan
(Steel & Torrie, 1993).