Anda di halaman 1dari 41

1

KeperawatanKardiovaskular

“Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi”

Oleh :

Kelompok 3

Mulyani 163110174

Nada Sari Dewi 153110175

Nursaidati 163110176

Puput Nikmat Lestari 163110177

Putri Septiani 163110178

Ranny Patria Yolandiani 163110179

Rifahatul Mahmudah 163110180

Shelvi Husna Sukrata 163110182

Silvi Marsya Yuyu 163110183

DosenPembimbing:

Metri Lidya,S.Kp.M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

D-III KEPERAWATAN PADANG

2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kurnianya kepada
kita. Tidak lupa kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doanya, sehingga
makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Hipertensi” telah dapat diselesaikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Ucapan terima kasih yang khusus ditujukan kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Adalah suatu keberuntungan bagi kami untuk
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 2 mei 2018

Kelompok 3
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1.................................................................................................................................Latar Belakang
.....................................................................................................................................1
I.2.................................................................................................................................Tujuan
Penulisan Makalah......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 HIPERTENSI..............................................................................................................2

A. Pengertian Hipertensi...................................................................................................3

B. Etiologi.........................................................................................................................4

C. Patofisiologi..................................................................................................................4

D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................6

E. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................11

2.2 Askep Teoritis.............................................................................................................. 14

BAB III PENUTUP


4

3.1................................................................................................................................Kesimpulan
.....................................................................................................................................35

3.2 Saran............................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam
dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga
penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo, 2013).
Masalah kesehatan yang sering muncul pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam
kehamilan (Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang
terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum.
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan
cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme
sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
5

B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui pengkajian pada ibu hamil dengan hipertensi
2. Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan pada ibu hamil dengan Hipertensi
3. Untuk mengetahui Intervesi keperawatan pada ibu hamil dengan Hipertensi
4. Untuk mengetahui implementasi Keperawatan pada ibu hamil dengan
Hipertensi
5. Untuk mengetahui Evaluasi Keperawatan pada Ibu hamil denga hipertensi

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. HIPERTENSI
A. DEFINISI HIPERTENSI

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan sisstolik
sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas
nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder
dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan
tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai
parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :

1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia


kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
6

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12


minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
3. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi
yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).
B. Etiologi

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum diketahui


secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan
dikelompokkan dalam faktor risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :

1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
6. Obesitas.

C. Patofisiologi

Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam sistem kardiovaskuler,


renal, dan endokrin perubahan ini akan berbeda dengan respon patologi yang timbul pada
HDK. Pada trimester kedua akan terjadl perubahan tekanan darah, yaitu penurunan sistolik
7

rata-rata 5 mmHG dan tekanan darah diastolic 10 mm HG, yang selanjutnya akan meningkat
kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan trimester ketiga. Pada
keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan, meningkat pada usia
kehamilan 2030 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamlian trimester pertama.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya sistem renninangiotensin aldosteron dan sistem saraf
simpatis. Penurunan tahanan perifer disebabkan oleh menurunnya tonus 0101 polos oleh
pembuluh darah.
Volume darah yang beredar dan juga peningkatannya mencapai 40%. Peningkatan ini
melebihi set jumlsh set darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.
Terjadi tekanan penurunan osmotic plasma darah yang menyebabkan peningkatan cairan
ekstraseluller sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan normal, dan
juga dapat terjadi peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan volume
sekuncup/curah jantung bermasalah lama, Peningkatan Tekanan Perifer (TPR) yang
berlangsung lama (Rukiyah dan Yulianti, 2010). c. Tanda dan gejala
Menurut Sarwono (2009) ,tanda dan gejala pada hipertensi dalam kehamilan:
1. Tekanan darah diastolic merupakan indikator dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolic mengukur tahanan perifer dan tidak
tergantung keadaan emosional pasien
2. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah ≥ 90 mmHg pada 2 pengukuran
berjarak 1 jam atau lebih.
3. Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
a. Hipertensi karena kehamilan, Jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan / atau dalam 48 jam pasca persalinan.
b. Hipertensi kronlk, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

Tabel 2.1 Klasifikast hipertensi dalam kehamilan

Diagnosis Tekanan Darah Tanda Lain

Hipertensi karena kehamilan


8

1. Hipertensi 1. Kenaikan tekanan 1. Preteinuria (-)


diastolic 15mmHg
atau >90 mmHg
dalam 2 pengukuran
berjarak 1 jam atau
tekanan diastolik

2. Preeklamsia ringan 2. Idem 2. Kehamilan >20


minggu

3. Preeklamsia berat 3. Tekanan diastolok 3. Proteinuria (+)


>110 mmHG

4. Eklamsia 4. Hipertensi 4. Proteinuria (++)

5. Oligaria

6. Hiperrefleksia

7. Gangguan penglihatan

8. Nyeri epigastrum

9. Kejang

Hipoertensi Kronik

1. Hipertensi kronik 1. Hipertensi 1. Kehamilan <20


minggu

2. Superimposed pre 2. Hipertensi kronik 2. Proteinuria Tanda-


eclamsia - tanda lain dia
preeklamsia

(Sumber : Sarwono, 2009)

D. Manifestasi Kiinis
9

Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan harus
diwaspadai jika ibu mengeluh nyeri kepala saat terasa, kadang-kadang disertai mual, muntah
akibat peningkatan intrakranium, penglihatan kabur, ayunan Iangkah yang tidak mantap,
nokturia, oedema dependen dan pembengkakan. (Rukiyah dan Yulianti, 2010)
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam kehamilan
adalah sebagai berikut :

Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.

1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.

3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.

4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia
mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.

6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.

7) meningkatnya enzim hati.

8) jumlah trombosit menurun.

Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia

a. Volume plasma

Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan bermakna guna memenuhi
kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume
plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia
diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.

b. Hipertensi

Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis hipertensi dalam


kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
10

menggambarkan besaran curah jantung. Peningkatan reaktivitas vaskuler pada


preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya
pada trimester II.

c. Fungsi ginjal

1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :

a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,

sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria

b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas


membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan terjadinya
proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian besar
kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang
bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasopasme pembuluh
darah.
2) Proteinuria

Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi proteinuria


umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia
tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat
dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa
dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan proteinuria dalam
24 jam. Dianggap patologis bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.

3) Asam urat serum

Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh hipovolemia yang


menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya
sekresi asam urat. Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
11

4) Kreatinin

Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini disebabkan oleh
hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi
glomerulus, sehingga menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.

5) Oliguria dan anuria

Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun
yang mengakibatkan produksi urin

menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.

d. Elektrolit

Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya dengan preeklampsia
kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak,
restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal,
yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.

e. Viskositas darah

Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro: fibrinogen dan
hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya
resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.

f. Hematokrit

Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena hipovolemia yang
menggambarkan beratnya preeklampsia.

g. Edema
12

Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler. Edema yang
patologik adalah edema yang nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista,
dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.

h. Neurologik

Perubahan dapat berupa :

1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik


edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan visus, dapat
berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya
kelainan dan ablasio
retina.

3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor


yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema serebri, vasopasme serebri, dan
iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.

(Prawirohardjo, 2013).

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan pemeriksaan


diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranyana :

a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria

b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.


c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine aminotransferase
atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal,
karena gangguan fungsi ginjal.
13

e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.

f.USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin

g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

F. PENATALAKSANAAN

Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien
dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

a. Hipertensi ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan
gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi
darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi
urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat
(edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.

a. Hipertensi Berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi
dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang),
antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

b. Hipertensi kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto
thorax, EKG, fungsi paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh


Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
14

a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.

c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah
lemak.
b. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4
kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester
ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama
trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir
kehamilan.
c. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
d. Pembatasan aktivitas fisik.

e. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,


karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta
dan memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-
obatan diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen
farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta
mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
Asuhan atau penanganan awal pada ibu hamil dengan hipertensi dilakukan pemeriksaan
fisik, Iaboratorium, pengobatan nonfarmakologi, mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu
banyak pikiran, mengurangi berat badan bila terdapat kelebihan (indeks masa tubuh >27),
mengatur diet atau pola makan seperti pengurangan asupan garam berlebih, mempertahankan
asupan kalsium dan magnesium adekuat, perbanyak unsur kalium (buah-buahan), lakukan
DASH (dietary approach to stop Hipertension), istirahat yang cukup (Rukiyah dan YuIianti,
2010). Adapun hadits bukhari yang menerangkan obat yang bisa digunakan untuk
menyembuhkan penyakit
15

Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut Manuaba (2008):
1) Berkurangnya aliran darah ke plasenta

Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah berkurangnya aliran
pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan
bayi tertambah dan dapat terjadinya bayi baru lahir rendah.

2) Penyakit kardiovaskuler dimasa depan

Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan tingginya tekanan darah dan
protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan beresiko mengalami peningkatan
penyakit kardlovaskuler dimasa yang akan datang, meskipun fakta menunjukan bahwa
tekanan darah akan kemball normal setelah melahirkan.

3) Plasenta Abrupsio (plasenta lepas sebelum waktunya)

Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat terlepas dan terpisah
dan rahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan
menyebabkan perdarahan yang berat. Resikonya adalah kematian pada janin.

4) Kelahiran bayi premature

Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin mengancam nyawa


bayi dan ibu. Tidak jarang masa kehamilan dipercepat sebelum waktunya sehingga bayi
beresiko lahir secara premature.

5) Kebutaan

Preeklamsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah dimata. Pernbuluh darah
mata diretina bisa pecah memicu kebutaan. Tapi Ianjutannya, pada kondisi yang akan
mengalami pembengkakan pada otak yang mengenai saraf mata. Hal ini hanya dapat
berdampak kebutaan sementara.

G. KOMPLIKASI

Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin.
16

Pada ibu :

a. Eklampsia

b. Pre eklampsia berat

c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal

e. Perdarahan subkapsula hepar

f. Kelainan pembekuan darah

g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low

platellet count).

h. Ablasio retina.

Pada janin :

a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus

b. Kelahiran premature

c. Asfiksia neonatorum

d. Kematian dalam uterus

e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS HIPERTENSI DALAM


KEHAMILAN
1.Pengkajian

a.Anamnesa

Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :

1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku


bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
17

2) Data Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang :

Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu
hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu
makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.

b) Riwayat kesehatan Dahulu:

Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi


pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia
dan eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan
obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.

3) Riwayat Perkawinan

Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

4) Riwayat Obstetri

Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

b.Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.

TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan


18

tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg.

Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan

ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang


mengalami eklampsia akan

ditemukan nadi yang semakin cepat.

Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan

ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.

Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam

kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada

suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia maka


akan terjadi peningkatan suhu.

BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat


badan lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu
hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatan BB lebih dari 1
kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala
yang berketombe dan kurang bersih dan pada
ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
19

Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa
juga ditemukan edema pada palvebra. Pada
ibu hamil yang mengalami preeklampsia
atau eklampsia biasanya akan terjadi
gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan
gangguan
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir
lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler
pada gusi, menyebabkan kondisi gusi
menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi
bisa mengalami pembengkakan dan
perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada

kelenjer tiroid
Thorax :
1)Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek
2)jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi

Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara


membesar, lebih padat dan lebih keras,
puting menonjol dan areola menghitam dan
membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6
cm, permukaan pembuluh
20

darah menjadi lebih terlihat.

Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus


menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra.
Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya
akan ditemukan nyeri pada daerah
epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual
dan muntah
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
terjadi bunnyi jantung janin yang tidak
teratur dan gerakan janin yang melemah
(Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki
dan

tangan juga pada jari-jari.


Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi

c.Pemeriksaan Penunjang

Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang


21

hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk wanita hamil
adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)

3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3

b) Urinalisis

Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut mengalami


proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein
dalam urin.

c) Pemeriksaan fungsi hati

1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2)LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat


3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.

4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-45


u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N: < 31
u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah

Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

2. Radiologi

a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus,


pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit
22

b) Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah

3. Data sosial ekonomi

Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan
golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang
mengandung protein dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.

4. Data Psikologis

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang
labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin
dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia,
sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

2.Kemungkinan Diagnosis Keperawatan

Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan beberapa kemungkinan
diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke


jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis

4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi sensori)


5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini

7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


23

3.Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
24

1. Ketidakefektifan NIC:
pola nafas
NOC: Setelah dilakukan a.monitor vital sign
berhubungan dengan
tindakan
sindrom Tindakan keperawatan:
keperawatan,
hipoventilasi diharapkan partisipan 1) Memonitor tekanan
menunjukkan keefektifan darah, nadi, suhu, dan
dalam bernafas dan status pernafasan,
dengan indikator : 2) Memonitor
denyut jantung
Defenisi :
3) Memonitor suara
Inspirasi dan / atau paruparu
ekspirasi yang tidak 4) Memonitor warna kulit
a.Satus Pernafasan
memberi ventilasi 5) Meniai CRT
adekuat.

Kriteria hasil: b.monitor pernafasan


Batasan 1) frekunsi pernapasan
Tindakan keperawatan:
normal
Karakteristik:
2) irama pernafasan 1) Memonitor tingkat,
normal irama, kedalaman, dan
3) tidak ada kesulitan bernafas
a) Dispnea
dispnea 2) Memonitor
b) Fase
pada saat istirahat gerakan dada
ekspirasi
4) tidak ada 3) Monitor bunyi
memanjang
suara mendengkur pernafasan
c) Penggunaan otot
bantu pernapasan 4) Auskultasi bunyi paru
d) Penurunan 5) Memonitor pola nafas
kapasitas vital 6) Monitor suara nafas
tambahan
e) Penurunan
25

tekanan ekspirasi c. Pengaturan posisi


f) Penurunan
1)Poposisikanpasien untuk
tekanan
mengurangi dispnea,
inspirasi
misalnya posisi semi
g) Penurunan
fowler
ventilasi semenit
h) Pola napas
abnormal
i) takipnea
26

2. Ketidakefektifan NOC: Setelah dilakukan NIC:


tindakan keperawatan,
perfusi jaringan a. Oxygen therapy (terapi
diharapkan partisipan
perifer berhubungan oksigen)
menunjukkan keefektifan 1)
dengan kurang suplai Monitor
perfusi jaringan
oksigen ke jaringan. kemampuan pasien
perifer dengan
dalam mentoleransi
indikator : 2)
kebutuhan oksigen saat
Defenisi : penurunan 3) makan Monitor perubahan
sirkulasi darah ke a.Perfusi jaringan warna kulit pasien
perifer yang dapat perifer Monitor posisi
4)
mengganggu pasien untuk membantu
Kriteria hasil :
kesehatan masuknya oksigen
1) Pengisian kapiler jari
normal
b. Memonitor penggunaan
2) Pengisian kapiler jari oksigen saat pasien
kakinormal beraktivitas
Batasan 3) Kekuatan denyut nadi
karotisnormal 1) Peripheral
Karakteristik:
4) Edema perifer tidak
sensationManagement
ada
(menajemen sensasi
2)
Edema
perifer)
Nyeri ekstermitas 3)

Penurunan nadi
Memonitor perbedaan
perifer 4) terhadap rasa
tajam,tumpul,panas atau
Perubahan
dingin
karakteristik kulit
Monitor adanya mati
(misalnya warna,
27

elastisitas, rambut, rasa,rasa geli.


kelembapan, kuku,
Diskusikan tentang
sensasi, dan suhu).
adanya kehilangan
Perubahan tekanan
sensasi atau perubahan
darah
sensasi
Waktu
pengisian Minta keluarga untuk

kapiler > 3 detik memantau perubahan

Warna tidak kembali warna kulit setap hari

ke tungkai 1 menit
setelah tungkai
diturunkan.
28

3. Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC :


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
agen cedera biologis diharapkan partisipan
mampu menangani Manajemen nyeri :
masalah nyeri dengan
Defenisi : indikator :
pengalaman sensori 1) Lakukan pengkajian
dan emosional yang nyeri secara
kontrol nyeri
tidak komprehensif yang
menyenangkan yang meliputi lokasi,
muncul akibat karakteristik, durasi,
1)mengenali kapan nyeri
kerusakan jaringan frekwensi, kualitas,
terjadi intensitas dan faktor
yang aktual atau
pencetus
potensial atau 2) menggunakan tindakan
digambarkan dalam pencegahan 2) Observasi adanya
hal kerusakan 3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal
sedemikian rupa terkait dengan nyeri mengenai
4) melaporan nyeri
(International ketidaknyamanan
terkontrol
Association for the 3) Gunakan strategi
Study of Pain ); awitan kepuasan klien komunikasi terapeutik
yang tiba-tiba atau untuk mengetahui
manajemen nyeri
lambat dari intensitas pengalaman nyeri
ringan hingga berat
4) Kaji pengetahuan pasien
dengan akhir yang
1) nyeri terkontrol megenai nyeri
dapat diantisipasi atau
2) mengambil tindakan 5) Tentukan akibat dari
diprediksi dan
untuk mengurangi pengalaman nyeri
berlangsung kurang
nyeri terhadap kualitas hidup
29

dari 6 bulan 3) mengambil tindakan seperti tidur, nafsu


untuk memberikan makan, perasaan, dll
kenyamanan 6) Gali bersama faktor yang
Batasan dapat menurunkan atau
4) informasi disediakan
memperberat nyeri
Karakteristik: untuk mengurangi
7) Berikan informasi
nyeri
a) Bukti nyeri dengan mengenai nyeri
menggunakan 8) Ajarkan prisip-prinsip
standar daftar manajemen nyeri
tanda-tanda vital
periksa nyeri untuk 9) Ajarkan teknik
pasien yang tidak nonfarmakologi seperti
dapat teknik relaksasi, terapi
1) tingkat
musik
mengungkapkanny pernapasannormal 2)
tekanan darah
a
sistoliknormal
b) Ekspresi wajah 3) tekanan darah
nyeri (mis: mata diastoliknormal
kurang bercahaya, 4) tekanan nadi normal
tampak kacau,
gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu
fokus, meringis)

c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
30

d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan
aktivitas (mis:
anggota keluarga,
pemberian asuhan)
e) Perubahan pola
tidur

f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian

numerik)
31

4. Resiko cedera dengan NOC :Setelah dilakukan NIC :


faktor resiko internal tindakan keperawatan,
( disfungsi integrasi diharapkan resiko cedera
teratasi dengan indikator : a.Manajemen lingkungan
sensori)

Kejadian jatuh
1) Ciptakan lingkungan
Defenisi : rentan
yang aman bagi pasien
mengalami cedera
2) Lindungi pasien dengan
fisik akibat kondisi Kriteria hasil :
pegangan pada sisi/
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh
bantalan pada sisi
berinteraksi dengan saat sendiri
ruangan yang sesuai
sumber-sumber 2) Tidak ada Jatuh
3) Letakkan benda yang
adaptif dan sumber saat berjalan
sering digunakan dalam
defenisi individu, 3) Tidak ada Jatuh
jangkauan pasien
yang dapat saat kekamar
4) Anjurkan keluarga atau
mengganggu mandi
orang terdekat tinggal
kesehatan.
dengan pasien

b. Perawatan
kehamilan resiko

tinggi

1) Kaji kondisi medis


aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
32

(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)

2) Kaji riwayat kehamilan


dan kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko
kehamilan(misalny
33

premature preeklampsia,
dll)

3) Kenali faktor resiko sosio


demografi yang
berhubungan dengan
kondisi

kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)

4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
faktor resiko
34

5. Ansietas NOC : Setelah dilakukan NIC :


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
ancaman pada diharapkan partisipan
status terkini menunjukkan tidak ada rasa a.Pengurangan kecemasan
ansietas dengan indikator :
1) gunakan pendekatan yang
menenangkan
Definisi :Perasaan
Tingkat kecemasan 2) nyatakan dengan jelas
tidak nyaman atau harapan terhadap
Kriteria hasil :
kekhawatiran yang prilaku pasien
1) Perasaan gelisah sedang
samar disertai respon
2) Tidak ada rasa cemas yang 3) berikan informsi faktual
autonom (sumber
disampaikan terkait diagnosis,
sering kai tidak
3) Tidak ada peningkatan perawatan dan
spesifik) perasaan takut
tekanan darah prognosis
yang disebabkan oleh
4) Tidak ada peningkatan
antisipasi terhadap 4) berikan aktivitas yang lain
frekuensi nadi Tidak ada
bahaya. Perasaan ini untuk mengurangi tekanan
gangguan pada
merupakan isyarat terapi relaksasi:
pola tidur
kewaspadaan yang
1) gambarkan rasionalisasi
memperingatkan
dan manfaat relaksasi serta

bahaya yang akan terjadi Kontrol kecemasan diri jenis relaksasi yang

dan tersedia (misalnya musik,


Kriteria hasil :
meditasi dan
memampukan individu
1) Dapat mengurangi bernafas dalam)
melakukan
penyebab kecemasan 2)
tindakan untuk 2) berikan deskripsi terkait
Dapat mencari informasi
intervensi yang dipilih
menghadapi ancaman untuk
3) ciptakan lingkungan yang
mengurangi kecemasan nyaman
dorong klien untuk
35

Batasan 3) Dapat menggunakan mengambil posisi yang


strategi koping yang nyaman
Karakteristik Perilaku
efektif 5) dapatkan prilaku yang
a) Penurunan
menunjukkan terjadinya
produktivitas 4) Menggunakan teknik
relaksasi
b) Mengekspresikan relaksasi mengurangi
kekhawatiran akibat kecemasan 6) dorong pengulangan teknik
perubahan dalam 5) Mengendalikan respon praktek tertentu secara
peristiwa hidup kecemasan berkala
c) Gerakan yang tidak 7) evaluasi dan dokumentasi
relevan Penerimaan status respon terhadap teknik
d) Gelisah kesehatan: relaksasi
e) Memandang
sekilas
perawatan kehamilan
Kriteria hasil :
f) Insomnia resiko tinggi:
g) Kontak mata buruk 1) Menyesuaikan
h) Resah perubahan dalam
i) Menyelidik dan status kesehatan 1) Kaji kondisi medis aktual
tidak waspada yang berhubungan
2) Mencari informasi
dengan kondisi kehamilan
Afektif tentang kesehatan
(misalnya diabetes,
3) Membuat keputusan
hipertensi, dll)
a) Gelisah tentang kesehatan
b) Kesedihan 2) Kaji riwayat kehamilan dan
yang mendalam kelahiran yang
c) Distress berhubungan dengan faktor
d) Ketakutan resiko
e) Perasaan tidak kehamilan(misalny
adekuat
premature preeklampsia,
36

f) Fokus pada diri dll)


sendiri
3) Kenali faktor resiko sosio
g) Peningkatan demografi yang
kekhawatiran berhubungan dengan
h) Gugup kondisi
i) Nyeri dan kehamilan(misalnya
peningkatan usia kehamilan,
ketidakberdayaan kemiskinan, ketiadaan
yang persisten pemeriksaan kehamilan, dll)
j) Perasaan takut

Fisiologis
4) Kaji pengetahuan klien

a) Wajah tegang dalam mengidentifikasi

b) Peningkatan keringat faktor resiko

c) Peningkatan
ketegangan
6) Berikan pendidikan
kesehatan yang membahas
faktor resiko, pemeriksaan
dan tindakan yang biasa
dilakukan
7) Ajarkan klien mengenai
penggunaan obat-obat
yang diresepkan

8) Monitor status fisik dan


psikologis selama
kehamilan.
37
38

6. NOC :Setelah dilakukan NIC :


Defisiensi pengetahuan
tindakan keperawatan,
berhubungan dengan 1) Pendidikan
diharapkan partisipan
kurang informasi menunjukkan peningkatan Kesehatan
pengetahuan dengan
indikator :
Defenisi : ketiadaan Tindakan keperawatan:

atau defisiensi informasi


kogniti yang berkaitan 1) Pengetahuan

dengan keselamatan diri 1) Identitafikasi faktor


Kriteria hasil: internal maupun eksternal
topik tertentu yang dapat meningkatkan
atau mengurangi motivasi
1) Menggambarkan untuk
untuk perilaku sehat
Batasan karakteristik : mengurangi risiko
2) Identifikasi (pribadi, ruang
cedera
dan uang) yang diperlukan
a) Ketidakakuratan
2) Menggambarkan perilaku untuk melaksanakan
melakukan tes
yang berisiko tinggi program
b) Ketidakakuratan
kesehatan
melakukan
perintah 2) Status nutrisi Kriteria 3) Prioritaskan kebutuhan
hasil: pasien
c) Kurang pengetahuan
1) Status nutrisi
d) Prilaku tidak
2) Asupan gizi
tepat 2) Fasilitasi
3) Asupan makanan
4) Asupan cairan pembelajaran
5) Energi
Tindakan keperawatan:
6) Berat badan
39

1) Mulai instruksi hanya


setelah pasien
menunjukkan kesiapan
untuk belajar

2) Sediakan lingkungan yang


kondusif untuk
belajar

3) Atur informasi dalam


urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai
40

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Obsteri Patologi, Univ.
Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara lainnya
sebagai berikut:
Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter,
faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil
adalah:Glomerulonefritis akut dan kronik, Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi,
1989)
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial.
Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
2. Pre-eklamsia.
3. Eklamsia.
B. SARAN
Diharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat
mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor- factor antara
lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami sadar Dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak kekuranganuntuk itu
saya mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.

Daftar Pustaka

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar


Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.
41

Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC


Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media
http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/
http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/#ixzz1qmZmI6xx

Anda mungkin juga menyukai