KeperawatanKardiovaskular
Oleh :
Kelompok 3
Mulyani 163110174
Nursaidati 163110176
DosenPembimbing:
Metri Lidya,S.Kp.M.Biomed
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kurnianya kepada
kita. Tidak lupa kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doanya, sehingga
makalah Keperawatan Medikal Bedah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Hipertensi” telah dapat diselesaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Ucapan terima kasih yang khusus ditujukan kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Adalah suatu keberuntungan bagi kami untuk
bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1.................................................................................................................................Latar Belakang
.....................................................................................................................................1
I.2.................................................................................................................................Tujuan
Penulisan Makalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 HIPERTENSI..............................................................................................................2
A. Pengertian Hipertensi...................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................................4
C. Patofisiologi..................................................................................................................4
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................6
E. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................11
3.1................................................................................................................................Kesimpulan
.....................................................................................................................................35
3.2 Saran............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam
dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga
penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo, 2013).
Masalah kesehatan yang sering muncul pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam
kehamilan (Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang
terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal pasca partum.
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan
cardiac preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme
sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin, 2011).
5
B. TUJUAN
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui pengkajian pada ibu hamil dengan hipertensi
2. Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan pada ibu hamil dengan Hipertensi
3. Untuk mengetahui Intervesi keperawatan pada ibu hamil dengan Hipertensi
4. Untuk mengetahui implementasi Keperawatan pada ibu hamil dengan
Hipertensi
5. Untuk mengetahui Evaluasi Keperawatan pada Ibu hamil denga hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. HIPERTENSI
A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol
diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya peningkatan tekanan sisstolik
sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas
nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder
dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan
tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai
parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
6. Obesitas.
C. Patofisiologi
rata-rata 5 mmHG dan tekanan darah diastolic 10 mm HG, yang selanjutnya akan meningkat
kembali dan mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan trimester ketiga. Pada
keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam kehamilan, meningkat pada usia
kehamilan 2030 minggu. Tahanan perifer menurun pada usia kehamlian trimester pertama.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya sistem renninangiotensin aldosteron dan sistem saraf
simpatis. Penurunan tahanan perifer disebabkan oleh menurunnya tonus 0101 polos oleh
pembuluh darah.
Volume darah yang beredar dan juga peningkatannya mencapai 40%. Peningkatan ini
melebihi set jumlsh set darah merah, sehingga hemoglobin dan viskositas darah menurun.
Terjadi tekanan penurunan osmotic plasma darah yang menyebabkan peningkatan cairan
ekstraseluller sehingga timbul edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan normal, dan
juga dapat terjadi peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan volume
sekuncup/curah jantung bermasalah lama, Peningkatan Tekanan Perifer (TPR) yang
berlangsung lama (Rukiyah dan Yulianti, 2010). c. Tanda dan gejala
Menurut Sarwono (2009) ,tanda dan gejala pada hipertensi dalam kehamilan:
1. Tekanan darah diastolic merupakan indikator dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolic mengukur tahanan perifer dan tidak
tergantung keadaan emosional pasien
2. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah ≥ 90 mmHg pada 2 pengukuran
berjarak 1 jam atau lebih.
3. Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
a. Hipertensi karena kehamilan, Jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan / atau dalam 48 jam pasca persalinan.
b. Hipertensi kronlk, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu
5. Oligaria
6. Hiperrefleksia
7. Gangguan penglihatan
8. Nyeri epigastrum
9. Kejang
Hipoertensi Kronik
D. Manifestasi Kiinis
9
Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan harus
diwaspadai jika ibu mengeluh nyeri kepala saat terasa, kadang-kadang disertai mual, muntah
akibat peningkatan intrakranium, penglihatan kabur, ayunan Iangkah yang tidak mantap,
nokturia, oedema dependen dan pembengkakan. (Rukiyah dan Yulianti, 2010)
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam kehamilan
adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia
mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan bermakna guna memenuhi
kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume
plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia
diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
c. Fungsi ginjal
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini disebabkan oleh
hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi
glomerulus, sehingga menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun
yang mengakibatkan produksi urin
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya dengan preeklampsia
kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak,
restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik.
Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal,
yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro: fibrinogen dan
hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya
resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena hipovolemia yang
menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
12
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler. Edema yang
patologik adalah edema yang nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista,
dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
(Prawirohardjo, 2013).
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
f.USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
F. PENATALAKSANAAN
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien
dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan
gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi
darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi
urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat
(edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
a. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi
dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang),
antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
b. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto
thorax, EKG, fungsi paru).
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah
lemak.
b. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4
kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester
ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama
trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir
kehamilan.
c. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
d. Pembatasan aktivitas fisik.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil menurut Manuaba (2008):
1) Berkurangnya aliran darah ke plasenta
Resiko yang mungkin dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah berkurangnya aliran
pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan
bayi tertambah dan dapat terjadinya bayi baru lahir rendah.
Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan tingginya tekanan darah dan
protein dalam urin setelah 20 minggu kehamilan beresiko mengalami peningkatan
penyakit kardlovaskuler dimasa yang akan datang, meskipun fakta menunjukan bahwa
tekanan darah akan kemball normal setelah melahirkan.
Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat terlepas dan terpisah
dan rahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan
menyebabkan perdarahan yang berat. Resikonya adalah kematian pada janin.
5) Kebutaan
Preeklamsia dapat memicu gangguan pada pembuluh darah dimata. Pernbuluh darah
mata diretina bisa pecah memicu kebutaan. Tapi Ianjutannya, pada kondisi yang akan
mengalami pembengkakan pada otak yang mengenai saraf mata. Hal ini hanya dapat
berdampak kebutaan sementara.
G. KOMPLIKASI
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin.
16
Pada ibu :
a. Eklampsia
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
b. Kelahiran premature
c. Asfiksia neonatorum
a.Anamnesa
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu
hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu
makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
b.Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg.
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
kelenjer tiroid
Thorax :
1)Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek
2)jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
c.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk wanita hamil
adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
b) Urinalisis
2. Radiologi
b) Kardiotografi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan
golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang
mengandung protein dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang
labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin
dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia,
sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan beberapa kemungkinan
diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
3.Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan NIC:
pola nafas
NOC: Setelah dilakukan a.monitor vital sign
berhubungan dengan
tindakan
sindrom Tindakan keperawatan:
keperawatan,
hipoventilasi diharapkan partisipan 1) Memonitor tekanan
menunjukkan keefektifan darah, nadi, suhu, dan
dalam bernafas dan status pernafasan,
dengan indikator : 2) Memonitor
denyut jantung
Defenisi :
3) Memonitor suara
Inspirasi dan / atau paruparu
ekspirasi yang tidak 4) Memonitor warna kulit
a.Satus Pernafasan
memberi ventilasi 5) Meniai CRT
adekuat.
Penurunan nadi
Memonitor perbedaan
perifer 4) terhadap rasa
tajam,tumpul,panas atau
Perubahan
dingin
karakteristik kulit
Monitor adanya mati
(misalnya warna,
27
ke tungkai 1 menit
setelah tungkai
diturunkan.
28
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
30
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan
aktivitas (mis:
anggota keluarga,
pemberian asuhan)
e) Perubahan pola
tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)
31
Kejadian jatuh
1) Ciptakan lingkungan
Defenisi : rentan
yang aman bagi pasien
mengalami cedera
2) Lindungi pasien dengan
fisik akibat kondisi Kriteria hasil :
pegangan pada sisi/
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh
bantalan pada sisi
berinteraksi dengan saat sendiri
ruangan yang sesuai
sumber-sumber 2) Tidak ada Jatuh
3) Letakkan benda yang
adaptif dan sumber saat berjalan
sering digunakan dalam
defenisi individu, 3) Tidak ada Jatuh
jangkauan pasien
yang dapat saat kekamar
4) Anjurkan keluarga atau
mengganggu mandi
orang terdekat tinggal
kesehatan.
dengan pasien
b. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
premature preeklampsia,
dll)
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)
bahaya yang akan terjadi Kontrol kecemasan diri jenis relaksasi yang
Fisiologis
4) Kaji pengetahuan klien
c) Peningkatan
ketegangan
6) Berikan pendidikan
kesehatan yang membahas
faktor resiko, pemeriksaan
dan tindakan yang biasa
dilakukan
7) Ajarkan klien mengenai
penggunaan obat-obat
yang diresepkan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Obsteri Patologi, Univ.
Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara lainnya
sebagai berikut:
Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter,
faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil
adalah:Glomerulonefritis akut dan kronik, Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi,
1989)
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial.
Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
2. Pre-eklamsia.
3. Eklamsia.
B. SARAN
Diharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat
mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor- factor antara
lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami sadar Dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak kekuranganuntuk itu
saya mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.
Daftar Pustaka