Disusun oleh :
SYAHRIR, SE
PT. SAPTA MANUNGGAL KARYA
Kota : Ambon
BAB 1 Penjelasan Umum
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko
yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak
mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai
ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan
kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan
kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku
pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan yang lebih parah dan untuk mempertahankan untuk kerja jaringan agar tetap
beroperasi dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi. Kegiatan pokok pemeliharaan
preventif ditentukan berdasarkan periode / waktu dan kondisi peralatan Kegiatan
pemeliharaan preventif bisa berupa pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan peralatan,
penggantian peralatan sampai pada perubahan atau penyempurnaan jaringan.
Lingkup kegiatan pemeliharaan preventif antara lain :
• Pemeriksaan rutin
• Pemeliharaan rutin
• Pemeriksaan prediktif
• Pemeliharaan khusus atau darurat
1. Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan secara visual (inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran / usulan dari hasil inspeksi antara lain
perbaikan, penggantian, pembersihan, peneraan atau pengetesan peralatan kubikel.
Contoh pemeriksaan rutin antara lain :
- Inspeksi gardu distribusi : memeriksa dan melaporkan keadaan sipil gardu, ruang
gardu dan kubikel kubikel.
- Memeriksa kondisi kerangkan dan badan kubikel dari kemungkinan adanya karat
- Memeriksa adanya suara yang aneh, suhu kubikel
- Pemeriksaan dilakukan secara periodik dengan menggunakan cek list
2. Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus untuk
mempertahankan kondisi peralatan kubikel agar tetap berada dalam kondisi baik dan
prima.
Contoh pemeliharaan rutin antara lain :
- Revisi instalasi 20 kv gardu induk, gardu hubung dan gardu distribusi
- Pemeriksaan kondisi isolasi dan peredam busur, tahanan kontak, serta keserempakan
alat hubung kubikel
- Pemeriksaan pembumian sebagai sistem pengamanan
- Pemeriksaan unjuk kerja instrumen ukur dan proteksi
- Pemeriksaan kondisi derajat perlidungan dan pengatur kelembaban
- Pemeriksaan kondisikontak dari sambungan-sambungan
3. Pemeriksaan prediktif
Sistem pemeliharaan yang berbasis kondisi (condition base maintenance) dengan cara
memonitor kondisi peralatan / jaringan secara on line maupun off line.
Contoh pemeriksaan prediktif antara lain :
- Pemeriksaan instalasi dengan alat infrared / termo vision
- Pemeriksaan partial discharge terminal indoor penyulang 20 kv gardu induk
- Pengukuran beban
- Test trip PMT penyulang 20 kv gardu induk dll
3. Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari mulai
persiapan pemeliharaan, saat pemeliharaan sampai pelaporan pekerjaan. Peralatan
yang
digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-talky ( HT )
dengan
menggunakan bahasa yang sudah distandarkan. Penyimpangan terhadap ketentuan
berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya gangguan operasi bahkan kecelakaan
kerja.
selesai.
BAB VI Kesimpulan
Prosedur Keselamatan Kerja merupakan cara sistematis dan jelas sehingga dipakai
sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Unsafe act dan unsafe condition dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang dapat
membahayakan nyawa pekerja.
2. Demi mewujudkan zero accident dan safety condition bagi manusia dan khususnya bagi
para pekerja maka diterapkanlah Prosedur K3 agar keamanan dan keselamatan pekerja
tetap terjamin.
Lampiran : Gambar / Tabel