Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “AMDAL”. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Risna, ST., M.Si selaku
Dosen mata kuliah Teknik Lingkungan yang telah memberikan tugas tersebut.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai AMDAL. Dalam makalah ini juga terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Akhir
kata sekian dan terima kasih.

Balikpapan, 16 Juni 2018

Penulis

1
Daftra Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1

Daftra Isi.................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

2.1. Sejarah dan Pengertian AMDAL .......................................................... 5

2.2. Prosedur AMDAL................................................................................. 6

2.3. Tujuan dan Manfaat AMDAL .............................................................. 8

2.4. Jenis-jenis AMDAL .............................................................................. 9

2.5. Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib AMDAL ........................................ 10

2.6. Dampak ............................................................................................... 11

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 12

3.2. Saran ................................................................................................ 12

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup adalah
terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak awal
perencana kegiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona lingkungan
akibat pembentukan suatu kondisi yang merugikan akibat
diselenggarakannya pembangunan.
Setiap kegiatan pembangunan, dimana pun dan kapan pun, pasti akan
menimbulkan dampak. Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi
sebagai akibat suatu aktivitas yang dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik
maupun biologi. Dampak tersebut dapat bernilai positif yang berarti
memberi manfaat bagi kehidupan manusia, dan dapat berarti negatif yaitu
timbulnya resiko yang merugikan masyarakat. Dampak positif
pembangunan sangatlah banyak, diantaranya adalah meningkatnya
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara merata; meningkatnya
pertumbuhan ekonomi secara bertahap; meningkatnya kemampuan dan
penguasaan teknologi; memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha; dan menunjang dan memperkuat stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional.
Dampak positif pembangunan lainnya terhadap lingkungan hidup, misalnya
terkendalinya hama dan penyakit; tersedianya air bersih; terkendalinya
banjir; dan lain-lain; sedangkan dampak negatif akibat pembangunan
terhadap lingkungan yang sangat menonjol adalah masalah pencemaran
lingkungan.

3
Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran agar
pelaksanaan pembangunan bidang lingkungan hidup dapat berhasil apabila
administrasi pemerintah berfungsi secara efektif dan terpadu. Sistem
perizinan adalah salah satu sarana yuridis administratif yang digunakan
untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa itu AMDAL?
 Bagaimana prosedur dari AMDAL?
 Apa saja tujuan dan manfaat AMDAL?
 Apa saja Jenis-jenis AMDAL?
 Apa saja jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL?
 Apa dampak yang di timbulkan jika tidak dilakukan AMDAL secara
baik dan benar?

1.3. Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu AMDAL
 Untuk mengetahui prosedur dari AMDAL
 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat AMDAL
 Untuk mengetahui jenis-jenis AMDAL
 Untuk mengetahui jenis atau kegiatan wajib AMDAL
 Untuk mengetahui dampak yang timbul jika tidak dilakukan AMDAL
secara baik dan benar

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sejarah dan Pengertian AMDAL
Secara formal Analisis Dampak Lingkungan (ADL) berasal dari
Undangundang National Environmenal Protection Act (NEPA) 1969 di
Amerika Serikat. Dalam Undang-undang ini ADL dimaksudkan sebagai
alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan
lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas
pembangunan yang sedang direncanakan. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) atau Environmental Impact Analysis (EIA) adalah
hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup. AMDAL muncul sebagai
jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia,
khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun
1960-an. Sejak itu, AMDAL telah menjadi alat utama untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat
pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Pada dasarnya AMDAL
adalah keseluruhan dokumen studi kelayakan lingkungan yang terdiri dari
Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL). Dari pengertian tersebut, Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL) hanya merupakan salah satu dokumen dari
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Perkembangan aspek
sosial dalam AMDAL lebih dinamis dari perkembangan AMDAL itu
sendiri. Dalam bab pembukaan dari Undang-undang No. 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

5
hidup lain. Dari rumusan ini jelas bahwa, Undang-undang tersebut secara
eksplisit memperhatikan lingkungan sosial. Lingkungan hidup, menurut
Undang-undang ini, merupakan sebuah sistem yang terdiri dari lingkungan
hayati, lingkungan non hayati dan lingkungan sosial.

2.2. Prosedur AMDAL

Prosedur AMDA terdiri dari:


 Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
 Proses pengumuman
 Proses pelingkupan (sopping)
 Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
 Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
 Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Proses Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL
adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan
dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana
kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada

6
Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
AMDAL.
Proses Pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan
oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara
dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan
tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000
tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses
AMDAL.
Proses Pelingkupan
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis)
yang terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk
menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting
terhadap Iingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan
lingkup studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana
kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dan proses pelingkupan adalah dokumen
KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi bahan
pertimbangan dalam proses pelingkupan.
Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan
dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di
luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada
KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL).

7
Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada
Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu
maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu
yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.

2.3. Tujuan dan Manfaat AMDAL


Dalam pelaksaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu:
1. Sebagai bahan perencanaan pembangunan suatu wilayah
2. Membantu suatu proses didalam pengambilan keputusan terhadap suatu
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha atau juga kegiatan
3. Memberikan suatu masukan didalam penyusunan rancangan rinci
teknis dari rencana usaha atau juga kegiatan
4. Awal dari rekomendasi mengenai izin usaha
5. Izin kelayakan lingkungan
6. Menunjukan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah
beserta pengaruhnya
7. Memberika informasi bagi masyarakat atas dampak ditimbulkan dari
suatu rencana usaha atau kegiatan
8. Sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi
perencanaan dan pengambilan keputusan sejak awal dan arahan atau
pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk
rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti prosedur
AMDAL yang benar. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari
adanya AMDAL:
Bagi pemerintah, AMDAL bermanfaat untuk:
a) Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
pemborosan sumber daya alam secara lebih luas.
b) Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di
sekitarnya.

8
c) Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
d) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
e) Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.
Bagi pemrakarsa, AMDAL bermanfaat untuk:
a) Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya
proporsi aspek ekonomis, teknis dan lingkungan.
b) Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku,
energi).
c) Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
d) Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan
dengan masyarakat sekitar sehingga terhindar dari konflik sosial yang
saling merugikan.
Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk:
a) Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu
kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif dan
dapat memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut.
b) Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan
upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan,
sehingga kepentingan kedua belah pihak saling dihormati dan
dilindungi.
c) Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana
pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap nasib dan
kepentingan mereka.

2.4. Jenis-jenis AMDAL


 AMDAL Proyek Tunggal adalah Studi kelayakan lingkungan untuk
usaha atau kegiatan yang diusulkan hanya satu jenis kegiatan.
Misalnya: Jalan Tol, PLTU, Lapangan Golf, Masjid Agung, Rumah
Sakit, dsb. Pengelola kegiatan pada umumnya satu institusi, fungsi

9
kegiatan bersifat terpisah dari kegiatan lain, umumnya berada pada satu
hamparan ekosistem, dengan penanggung jawab satu instansi.
 AMDAL Kawasan adalah Studi kelayakan lingkungan untuk usaha
kegiatan yang diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDALnya
menjadi kewenangan satu sektor yang membidangi. Contoh AMDAL
Kawasan Industri, AMDAL kawasan pariwisata, dll. Dikelola oleh satu
instansi yang membawahi beberapa kegiatan. Fungsi kegiatan
merupakan satu kesatuan kegiatan dan lokasi dengan satu kesatuan
sarana dan prasarana. Umumnya berada pada satu hamparan ekosistem,
dengan satu instansi penanggung jawab.
 AMDAL Terpadu Multi Sektor adalah Studi kelayakan lingkungan
untuk usaha yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan dengan
berbagai instansi teknis yang membidangi. Kegiatan tersebut memiliki
keterkaitan dalam perencanaan, pengelolaan, dan produksinya dikelola
oleh satu pemrakarsa atau lebih. Misalnya pembangunan HTI dan
Industri Pulp, permukiman terpadu, dsb.
 AMDAL Regional adalah studi kelayakan lingkungan untuk usaha
kegiatan yang diusulkan yang terkait satu sama lain. Masing-masing
menjadi kewenangan lebih dari satu instansi, terletak lebih dari satu
kewenangan administratif dan lebih dari satu hamparan ekosistem..

2.5. Jenis Usaha atau Kegiatan Wajib AMDAL


Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL:
a) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam,
b) Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun tidak,
c) Proses dan kegiatan yang secara potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan LH serta kemerosotan pemanfaatan SDA,
d) Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi
lingkungan alam, buatan dan sosial-budaya,
e) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian
konservasi SDA dan/atau perlindungan cagar budaya,

10
f) Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik,
g) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati,
h) Penerapan teknologi yang diperkirakan punya potensi besar untuk
mempengaruhi LH,
i) Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara.

2.6. Dampak
Berikut ini dampak negatif yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan
AMDAL secara baik dan benar adalah sebagai berikut:

1. Terhadap tanah
a) Tanah menjadi tidak subur atau tandus.
b) Terjadi erosi atau bahkan banjir.
2. Terhadap air
a) Mengubah warna sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk
keperluan sehari-hari.
b) Berubah rasa sehingga berbahaya untuk diminum karena mungkin
mengandung zat-zat yang berbahaya.
c) Berbau busuk atau menyengat.
d) Matinya binatang air dan tanaman disekitar lokasi akibat dari air
yang berubah warna dan rasa.
e) Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air
bila dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari.
3. Terhadap udara
a) Udara disekitar lokasi menjadi berdebu
b) Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh
mata seperti proyek bahan kimia..
c) Menimbulkan aroma tidak sedap apabila ada usaha peternakan
atau industri makanan.
d) Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada
keluaran industri tertentu.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Amdal merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat
aktivitas manusia yang semakin meningkat. Amdal dilakukan untuk
menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

Kita sebagai manusia hidup dan tumbuh di lingkungan alam.


Pentingnya menjaga lingkungan dapat berdampak baik bagi kita seluruh
umat manusia. AMDAL dalam peraturan pemerintah tidak boleh diabaikan.
Jika ingin memperoleh sumber daya dari alam juga harus melihat kembali
peraturan yang berlaku di Indonesia, tiddak boleh mengabaikan kepentingan
satu pihak tapi juga melihat dampak yang akan terjadi kelak.

3.2. Saran
AMDAL sangat penting dan harus diperhatikan karena mempengaruhi
kenyamanan hidup masyarakat sekita. Siapapun yang hendak melakukan
pembangunan harus menerapkan prinsip AMDAL agar tidak ada pihak yang
dirugikan serta memperhatikan dampak dari pembangunan bagi lingkungan
sekitar.

12
Daftar Pustaka

Kasmir, D., & Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis (2 ed.). Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GROUP.

Samin. (2006). Analisis Dampak Lingkungan. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang.

SIAHAAN, N. H. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan (2 ed.).


Jakarta: Erlangga.

Sumampouw, O. J., & Roebijoso, J. (2017). Pembangunan Wilayah Berwawasan


Kesehatan. Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Yakin, S. K. (2017). ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


(AMDAL) SEBAGAI INSTRUMEN PENCEGAHAN PENCEMARAN
DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN. Badamai Law Jurnal, 2(1), 113.

13

Anda mungkin juga menyukai