Disusun Oleh:
ANNISA PRISCASARI DWIYANTI BAHRUDIN
N 111 17 068
Pembimbing Klinik:
dr. Muhammad Nahir, Sp.An
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
b. Face Mask
Penggunaan face mask dapat memfasilitasi pengaliran oksigen atau
gas anestesi dari sistem pernapasan ke pasien dengan pemasangan face
mask yang rapat. Lingkaran dari face mask disesuaikan dengan bentuk
muka pasien.6
Kebanyakan jalan napas pasien dapat dipertahankan dengan face
mask dan oral atau nasal airway. Ventilasi dengan face mask dalam jangka
lama dapat menimbulkan cedera akibat tekanan pada cabang saraf
trigeminal atau fasial. Bila face mask dan ikatan masker digunakan dalam
jangka lama maka posisi harus sering dirubah untuk menghindari cedera.
Hindari tekanan pada mata, dan mata harus diplester untuk menghindari
resiko aberasi kornea.6
c. Intubasi Endotrakeal
Tujuan dilakukannya tindakan intubasi endotrakeal adalah untuk
membersihkan saluran tracheobronchial, mempertahankan jalan napas
agar tetap paten, mencegah aspirasi, serta mempermudah pemberian
ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi. Intubasi endotrakeal
diindikasikan pada berbagai keadaan saat sakit ataupun pada prosedur
medis untuk mempertahankan jalan napas seseorang, pernapasan, dan
oksigenasi darah. Pada cakupan tersebut, tambahan oksigen yang
menggunakan face mask sederhana masih belum adekuat. 7
LMA terdiri dari pipa dengan lubang yang besar, yang di akhir bagian
proksimal dihubungkan dengan sirkuit napas dengan konektor berukuran 15
mm, dan dibagian distal terdapat balon berbentuk elips yang dapat
dikembangkan lewat pipa. Balon dikempiskan dulu, kemudian diberi pelumas
dan masukan secara membuta ke hipofaring, sekali telah dikembangkan, balon
dengan tekanan rendah ada di muara laring. Pemasangannya memerlukan
anestesi yang lebih dalam dibandingkan untuk memasukan oral airway.6
c. LMA Proseal
LMA Proseal mempunyai 2 gambaran design yang menawarkan
keuntungan lebih dibandingkan LMA standar selama melakukan
ventilasi tekanan positif. Pertama, tekanan seal jalan nafas
yang lebih baik yang berhubungan dengan rendahnya tekanan pada
mukosa. Kedua, LMA Proseal terdapat pemisahan antara saluran
pernapasan dengan saluran gastrointestinal, dengan penyatuan drainage
tube yang dapat mengalirkan gas-gas esofagus atau memfasilitasi suatu
jalur tubeorogastric untuk dekompresi lambung.10
Terdapat suatu teori yang baik dan bukti perfoma untuk
mendukung gambaran perbandingan antara cLMA dengan PLMA,
berkurangnya kebocoran gas, berkurangnya inflasi lambung, dan
meningkatnya proteksi dari regurgitasi isi lambung. Akan tetapi, semua
ini sepenuhnya tergantung pada ketepatan posisi alat tersebut.9
d. Flexible LMA
Kontraindikasi 10
a. Pasien - pasien dengan resiko aspirasi isi lambung (penggunaan pada
emergency adalah pengecualian).
b. Pasien-pasien dengan penurunan compliance sistem pernafasan,
karena seal yang bertekanan rendah pada cuff LMA akan mengalami
kebocoran pada tekanan inspirasi tinggi dan akan terjadi
pengembangan lambung. Tekanan inspirasi puncak harus dijaga
kurang dari 20 cm H2O untuk meminimalisir kebocoron cuff
dan pengembangan lambung.
c. Pasien-pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanik jangka
waktu lama.
d. Pasien-pasien dengan refleks jalan nafas atas yang intack karena
insersi dapat memicu terjadinya laryngospasm.
Efek Samping 10
Efek samping yang paling sering ditemukan adalah nyeri
tenggorok, dengan insidensi 10 % dan sering berhubungan dengan over
inflasi cuff LMA. Efek sampingyang utama adalah aspirasi.
1. Identitas Penderita
Nama : Nn. N
Umur : 21 thn
Alamat : Mamboro
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2018
2. Anamnesis
Keluhan Utama : pelepasan implant
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik ortopedi RSU Anutapura dengan
riwayat fraktur radius ulna pada lengan kanan dan rencana untuk
pelepasan implant. Keluhan fraktur radius ulna menimpa pasien tahun
2016 yang lalu, dan pasien sudah pernah dioperasi untuk pemasangan
plate. Keluhan mual dan muntah disangkal. Buang air kecil dan besar
pasien lancar. Demam (-), sesak (-), muntah (-), nyeri menelan (-) dan
gangguan menelan (-).
o Riwayat alergi (-)
o Riwayat asma (-)
o Riwayat penyakit jantung (-)
o Riwayat penyakit berat lainnya (-)
o Riwayat anestesi (+) sebanyak satu kali, tidak terdapat
komplikasi.
Riwayat penyakit keluarga:
o Riwayat penyakit paru (-)
o Riwayat penyakit jantung (-)
o Riwayat penyakit diabetes melitus (-)
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis (GCS E4 V5 M6)
Berat Badan : 56 kg
Status Gizi : Gizi Baik
Airway : Paten
Pernafasan : Respirasi 18 kali/menit
Nadi : 81 kali/menit, regular, kuat angkat
TD :110/70mmHg
Suhu : 36,7o C
a. B1 (Breath) :
Airway : bebas, gurgling/snoring/crowing : (-/-/-), buka mulut 5 cm, gerak
leher bebas, tonsil (T1-T1), faring hiperemis (-), frekuensi pernapasan : 18
kali/menit, suara pernapasan : bronkovesikular (+/+), suara pernapasan
tambahan ronchi (-/-), wheezing (-/-), skor Mallampati : 1, massa (-), gigi
ompong (-), gigi palsu (-).
b. B2 (Blood) :
Akral hangat : ekstremitas atas (+/+) dan ekstremitas bawah (+/+), tekanan
darah : 110/70 mmHg, denyut nadi : 81 kali/menit, reguler, kuat angkat,
bunyi jantung S1/S2 murni regular.
c. B3 (Brain) :
Kesadaran : Compos mentis, pupil: isokor 2mm/2mm, defisit neurologi (-).
d. B4 (Bladder) :
Buang air kecil spontan dengan frekuensi 3-4 kali sehari berwarna
kekuningan.
e. B5 (Bowel) :
Abdomen : tampak datar, peristaltik (+) kesan normal, mual (-), muntah (-)
massa (-), jejas (-), nyeri tekan (-).
f. B6 Back & Bone :
Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas atas (-/-), edema
ekstremitas bawah (-/-).
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 22-09-2018
Tabel 3. Hematologi Rutin
Parameter Hasil Satuan Range Normal
RBC 4,53 106/mm3 3,8-5,2
Hemoglobin (Hb) 12,7 gr/dl 11,7-15,5
Hematokrit 39,8 % 35,0-47,0
PLT 354 103/mm3 150-440
WBC 6,06 103/mm3 3,6-11,0
BT 2’ 00” menit 1-5
CT 6’ 00” menit 4-10
Tabel 5. Imunoserologi
Parameter Hasil
HbsAg Negatif
5. Diagnosis Kerja : Union fraktur radius ulna (D) pro remove implant
7. Kesan Anestesi
Wanita 21 tahun dengan diagnosis union fraktur radius ulna (D) pro remove
implant dan PS ASA I.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yaitu :
Rencana operasi : Remove implant
Di Ruangan :
Surat persetujuan tindakan operasi (+), surat persetujuan tindakan anestesi
(+), site mark (+).
9. Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka:
Diagnosis Pre Operatif : Union fraktur radius ulna (D) pro remove implant
Status Operatif : ASA I, Mallampati I
Jenis Anastesi : General Anestesi
11. Preinduksi
Pemeriksaan fisik preoperative
B1 (Breath) :
Airway : bebas, gurgling/snoring/crowing : (-/-/-), potrusi mandibular
(-), buka mulut 5 cm, jarak mentohyoid 5 cm, jarak hyothyoid 6 cm,
leher pendek (-), gerak leher bebas, tonsil (T1-T1), faring hiperemis (-),
frekuensi pernapasan: 18 kali/menit, suara pernapasan :
bronkovesikular (+/+), suara pernapasan tambahan ronchi (-/-),
wheezing (-/-), skor Mallampati : 1, massa (-), gigi ompong (-), gigi
palsu (-).
B2 (Blood) :
Akral hangat : ekstremitas atas (+/+) dan ekstremitas bawah (+/+),
tekanan darah : 110/70 mmHg, denyut nadi : 81 kali/menit, reguler,
kuat angkat, bunyi jantung S1/S2 murni regular.
B3 (Brain) :
Kesadaran : Compos mentis, pupil : isokor 2mm/2mm, defisit
neurologi (-).
B4 (Bladder) :
Buang air kecil spontan dengan frekuensi 3-4 kali sehari berwarna
kekuningan.
B5 (Bowel) :
Abdomen : tampak datar, peristaltik (+) kesan normal, mual (-),
muntah (-) massa (-), jejas (-), nyeri tekan (-).
B6 Back & Bone :
Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), edema ekstremitas atas (-/-),
edema ekstremitas bawah (-/-).
Fentanyl 70 µg
09.30 112/74 89 99%
Propofol 100 mg
Sevoflurane 3%
Anbacim 1 gr
10.15 100/64 88 99% Ketorolac 30 mg
Pemberian Cairan
Cairan masuk :
- Pre operatif : Kristaloid RL 100 ml
- Durante operatif:
o Kristaloid RL 400 ml
Total input cairan : 500 ml
Cairan keluar :
Durante operatif
- Perdarahan ± 100 ml
- Urin (-)
Total output cairan : ± 100 ml
Perhitungan Cairan
a. Input yang diperlukan selama operasi :
1. Cairan maintanance (M) : 2 ml x 56 kg = 112 ml/jam
2. Cairan defisit pengganti puasa (P) : lama puasa x maintenance = 8
x 112 = 896 ml – 100 ml (cairan yang masuk saat puasa) = 796 ml
3. Stress Operasi Besar : 8 ml x 56 kg = 448 ml
4. Cairan defisit darah selama oprasi = 100 ml x 3 = 300 ml
Untuk mengganti kehilangan darah 100 ml diperlukan 300 ml
cairan kristaloid.
Total kebutuhan cairan selama 1 jam operasi = 112 + 796 + 448 + 300
= 1656 ml
b. Cairan masuk :
Kristaloid : 100 ml + 400 ml = 500 ml
Koloid : -
Whole blood : -
Total cairan masuk : 500 ml
c. Keseimbangan kebutuhan:
Cairan masuk – cairan dibutuhkan = 400 ml – 1656 ml = - 1256 ml
Perintah di ruangan :
a. Awasi tanda vital (tensi, nadi, pernapasan tiap ½ jam)
b. Bila kesakitan beri analgetik.
c. Bila mual atau muntah, beri injeksi Ondansetron 4 mg iv
d. Program cairan : infus RL 20 tetes/menit
e. Program analgetik : injeksi Ketorolac 30 mg iv tiap 8 jam, mulai
pukul 20.00 WITA
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Nn. N umur 21 tahun dengan diagnosis union fraktur radius ulna
(D) pro remove implant menjalani tindakan remove implant dengan status fisik
ASA 1 dan skor mallampati 1. Teknik anestesi yang dipilih adalah anestesi
general (umum) dengan LMA, respirasi spontan.
Anestesi general tindakan anestesi yang dilakukan dengan cara
menghilangkan nyeri secara sentral, disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
pulih kembali atau reversibel. Laryngeal Mask Airway (LMA) atau sungkup
laring adalah alat bantu pernapasan (penanganan jalan nafas) yang dimasukkan
kedalam laring.
Selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang berarti baik dari segi
anestesi maupun dari tindakan operasinya. Selama di ruang pemulihan juga tidak
terjadi hal yang memerlukan penanganan serius. Secara umum pelaksanaan
operasi dan penanganan anestesi berlangsung dengan baik.
Daftar Pustaka