Anda di halaman 1dari 10

GEOGRAFI HIDROLOGI

MERANGKUM BUKU
TEORI DARCY

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Depri Prasetyo


NIM : 160722614648
Off/Thn : G/2016

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
TOOD, DK, 1980, Groundwater Hidrology,
Krusseman, GP, and De Ridder, 1970, Analysis and Evaluating of Pumping Test Data
Fetter, CW, 2001, Apllied Hydrogeology

Henry Darcy adalah seorang pakar hidrolik yang berasal dari Perancis. Beliau melakukan
percobaan mengenai aliran air melalui hamparan pasir horizontal. Percobaan tersebut dilakukan
menggunakan aliran air pada media silinder dengan penampang yang menggunakan pasir dan
memiliki piezometer. Percobaan tersebut mendapat hasil dan diberi nama Hukum Darcy. Hukum
Darcy menjelaskan bahwa laju aliran melalui media berpori sebanding dengan hilangnya tekanan
dan berbanding terbalik dengan panjang jalur aliran. Hukum Darcy dapat digunakan untuk
analisis air tanah.

Kecepatan Darcy mengasumsikan aliran yang terjadi melalui penampang tanpa


memperhatikan padatan dan pori-pori. Kecepatan aliran yang sebenarnya dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan mikro material yang terdapat pada batuan. Kecepatan aliran yang
terjadi pada media pasir memiliki ruang pori yang bervariasi. Hal tersebut menunjukan bahwa
kecepatan sebenarnya tidak seragam, melibatkan percepatan tanpa akhir, perlambatan dan
perubahan arah. Mikro material tersebut tidak dapat ditentukan secara tiga dimensi dan hanya
bisa dikuantifikasikan secara statistic. Reynolds Number menyatakan rasio dimensi dari lamban
menuju cepat yang berfungsi sebagai kriteria pembeda antara aliran laminar dan turbulen.
Analogi Reynolds digunakan untuk menetapkan batas arus pada Hukum Darcy dengan
persamaan sebagai berikut:

Ket:

ρ: densitas fluida

D: Diameter pipa

μ: Viskositas (dinamis)
Hukum Darcy menjelaskan bahwa kekentalan suatu cairan mempengaruhi gerakan suatu
aliran. Molekul air pada aliran laminar mengikuti stramlines sebagai peningkatan kecepatan
aliran dan bergerak mengikuti energi kinetic. Terdapat juga gaya inersia menyebabkan gerakan
tersebut lebih berpengaruh dari pada kekentalan, dan partikel cair mulai melewati antara lain.
Akhirnya terjadi aliran turbulen yang dapat digambarkan seperti gambar B dibawah.

Reynold mengemukakan 4 faktor penentu aliran dikategorikan lamnar atau turbulen sebagai
berikut:

Ket:

R: Bilangan Reynold tak berdimensi

d: diameter pipa

μ: viskositas absolut fluida dinamis,

ν – viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

ρ – kerapatan (densitas) fluida.


Pada saluran terbuka, d hanya jari-jari hirolik saluran sehingga transisi dari lamiar ke aliran
turben terjadi ketika kecepatan rata-rata sedemikian rupa sehingga nilai R melebihi 2000. Pada
media berpori, tidak mudah menentukan nilai d.

HUKUM DARCY

A. PENGERTIAN
Hukum Darcy menyatakan bahwa kecepatan aliran melalui media berpori
berbanding lurus dengan menurunnya muka airtanah dan berbanding terbalik dengan
panjang jalur aliran. Hukum ini sama sejalan dengan hasil eksperimen yang dilakukan
Todd, bahwa aliran air melalui suatu filter menunjukkan bahwa volume air yang melalui
suatu lapisan batuan berpasir berbanding lurus dengan tekanan dan berbanding terbalik
dengan ketebalan lapisan batuan yang dilalui.
Rumus Hukum Darcy:

Hukum Darcy memiliki rumus kecepatan Darcy yang dinyatakan:

atau

Dimana:
v= Debit/ kecepatan Darcy/ fluk Darcy (m/s)

Q = Volume aliran (m3/s)

A = Luas penampang aliran (m2)

= h1 – h0 (m) Penurunan muka airtanah

= jarak antara titik 1 dan titik 2 (m)

= gradien hidraulik

K = Konduktivitas hidraulik (m/s)

B. KEUNGGULAN HUKUM DARCY


Keunggulan hukum Darcy adalah debit dapat dengan mudah diukur. Karena, dapat
diketahui kecepatan mikroskopis yang merupakan kecepatan sebenarnya. Untuk
mengetahui kecepatan aliran yang sebenarnya dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan porositas media yang dilalui aliran airtanah.
Rumus:

atau

Dimana:

Va = kecepatan nyata aliran

V = kecepatan aliran
n = porositas media yang dilalui air

Untuk menentukan kecepatan aliran yang sebenarnya, kita harus


mempertimbangkan struktur mikro dari material batuan. air yang mengalir melalui pasir,
misalnya, ruang pori terus bervariasi dengan lokasi dalam medium. Ini berarti bahwa
kecepatan sebenarnya tidak seragam, karena memertimbangkan percepatan, pelemahan,
dan perubahan arah.
Dari hasil perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran
pencemaran airtanah dan transportasi zat terlarut.

C. UJI VALIDASI

Dalam menggunakan Hukum Darcy, perlu diketahui kisaran validitasnya. Hukum


Darcy berlaku untuk aliran laminar, tidak untuk aliran turbulen (missal pada batu kapur
atau retakan batuan basalt). Reynolds number dapat digunakan untuk membedakan antara
laminar dan aliran turbulen. Ketika kecepatan aliran meningkat, gerakan cairan akan
menambah energi kinetic. Kemudian, gaya inersia yang ditimbulkan akan lebih
berpengaruh daripada kekentalan. Lalu, partikel cairan mulai melewati satu sama lain
dengan tidak menentu. Maka, aliran yang dihasilkan adalah aliran turbulen, di mana
molekul air tidak lagi bergerak sepanjang garis arus paralel

Rumus Reynolds number:

Dimana

ρ = densitas fluida (tekanan aliran)

v = debit

μ = viskositas fluida (kecepatan aliran)

d = panjang dimensi media berpori (diameter butiranh/ diameter pori rata-rata)


Hukum Darcy berlaku untuk NR < 1 dan tidak ada error sampai NR = 10, yang
merupakan batas validitas hukum Darcy. Tetapi, pada umumnya, sebagian besar aliran air
tanah terjadi dengan NR< 1 sehingga hukum Darcy berlaku.

Hukum Darcy juga tidak dapat digunakan pada gradien hidrolik rendah, seperti
pada tanah liat yang kompak. Karena, pada gradien hidrolik rendah, hubungan v dan i
tidak linier. Nilai i bervariasi bergantung dengan jenis dan struktur dari tanah liat,
sementara kandungan mineral dari air juga berperan.

Penyimpangan dari hukum Darcy dapat terjadi di mana gradien hidrolik curam,
seperti di dekat sumur pompa; juga, aliran turbulen dapat ditemukan di batu seperti basalt
dan batu kapur yang mengandung bukaan bawah tanah yang besar

D. SOAL

9. Diketahui :

K = 251 ft/d dl = 685 ft

b =8 lebar = 10 ft

dh = 1.33 ft ne = 0,27

Jawab :

a. Q =Kxbx x lebar

= 251 x 8 x x 10

= 1008 x 0,0002 x 10

Q = 38,99 ft3/hari = 39 ft3/hari

b. Vx = =-

Vx = =
= 1,805 ft/d
= 2 ft/hari

10. dikethaui :

K = 4,35 m/d dh = 1,99 m

b = 18,5 m dl = 823 m

Jawab :

q’ =Kxbx x lebar

= 4,35 x 18,5 x x1

= 0,19 m3/hari = 0,2 m3/hari

11. Diketahui :

K = 8,7 x 10-2 cm/detik = 246,61 ft/hari

L = 597 ft

h1 = 28,9 ft

h2 = 26,2 ft

Lebar = 100 ft

Jawba:

a. q’ = K . h12 – h22
2L
= 246,61 . (28,9)2 – (26,2)2
2 . 597

= 246,61 . 835,21 – 686,44

1194
= 246,61 . (0,12)

= 30,73 ft3/d x 100

= 3037 ft3/hari.

b. h =

= = 27,6 ft

12. Diketahui :

K = 3,3 x 10-4 m/d

L = 348 m

h1 = 9,88 m

h2 = 8,12 m

lebar = 100 m

jawaban :

a. q’ =K.

= 3,3 x 10-4 x
= 0,00033 x

= 0,00033 x

= 0,00033 x (0,05)

= 0,00001502 m3/d x 100 m

= 0,001502 m3/d

=0,053 ft3/hari

b. h =

=
=

= 9,04 m

Anda mungkin juga menyukai