Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengancam hidup
manusia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. Epidemi
HIV pertama sekali diidentifikasi pada tahun 1983. Derajat kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh HIV dan dampak global dari infeksi HIV
terhadap sumber daya penyedia kesehatan dan ekonomi sudah meluas dan
terus berkembang. HIV telah menginfeksi 50–60 juta orang dan
menyebabkan kematian pada orang dewasa dan anak – anak lebih dari 22 juta
orang. (Abbas, 2007).
Pada tahun 2005, secara global terdapat 700.000 penderita terinfeksi
HIV setiap hari dan 200.000 di antaranya adalah anak yang berusia usia
kurang dari 15 tahun dengan angka kematian terbanyak adalah mereka yang
berusia usia kurang dari 1 tahun. Kebanyakan anak-anak ini mendapat infeksi
pada saat perinatal. (Ginsburg, 2006). Di ASIA diperkirakan jumlah anak
yang terinfeksi HIV pada kelompok umur di bawah 15 tahun meningkat dari
140.000 pada tahun 2005 menjadi 160.000 pada tahun 2009. (UNAIDS,
2010). Sedangkan di Indonesia sendiri tercatat sebanyak 15.589 laporan kasus
HIV pada tahun 2011. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kehamilan
dapat memperberat kondisi klinik wanita dengan infeksi HIV. Penelitian di
Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan bahwa risiko transmisi perinatal
pada ibu hamil adalah 20 – 40%. Transmisi dapat terjadi melalui plasenta,
perlukaan dalam proses persalinan atau melalui ASI (Wiknjosastro, 2006).
Anaka-anak tersebut biasanya tertular karena telah terjadinya
transmisi jumlah virus, kadar CD4, adanya infeksi lain (hepatitis,
sitomegalovirus), ketuban pecah dini, kelahiran spontan/melalui vagina,
prematuritas, dan pemberian ASI atau mixed feeding (pemberian ASI dan
susu formula bersama-sama) (IDAI, 2010). Maka dari itu, dengan semakin
meningkatnya pengidap HIV/AIDS, maka strategi penanggulangan HIV dan
AIDS dilaksanakan dengan memadukan upaya pencegahan dan upaya
perawatan, dukungan serta pengobatan. Demi tercapainya target MDGs tahun
2015 dengan target menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran
HIV/AIDS.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut, dalam makalah ini
akan dibahas terkait dengan konsep dasar penyakit HIV/AIDS yang terjadi
pada anak, agar semakin bertambahnya bahan bacaan baik bagi mahasiswa
ataupun masyarakat, sehingga dapat menambah pengetahuan dan dapat
meminimalkan terjangkitnya anak-anak dari penyakit HIV.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian HIV/AIDS pada anak?
2. Bagaimama etiologi HIV/AIDS pada anak?
3. Bagaimana patofisiologi HIV/AIDS pada anak?
4. Bagaimana WOC HIV/AIDS pada anak?
5. Bagaimana manifestasi klinisi HIV/AIDS pada anak?
6. Bagaimana komplikasi HIV/AIDS pada anak?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic HIV/AIDS pada anak?
8. Bagaimana penatalaksanaan HIV/AIDS pada anak?
9. Bagaimana pencegahan yang dilakukan terhadap HIV/AIDS pada anak?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS pada anak.
2. Mengetahui etiologi HIV/AIDS pada anak.
3. Mengetahui patofisiologi HIV/AIDS pada anak.
4. Mengetahui WOC HIV/AIDS pada anak.
5. Mengetahui manifestasi klinisi HIV/AIDS pada anak.
6. Mengetahui komplikasi HIV/AIDS pada anak.
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostic HIV/AIDS pada anak.
8. Mengetahui penatalaksanaan HIV/AIDS pada anak.
9. Mengetahui pencegahan yang dilakukan terhadap HIV/AIDS pada anak.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara bertahap yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency virus (HIV). AIDS adalah
penyakit yang berat yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler yang
disebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara keseluruhan
dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan medis dan keperawatan
canggih selama perjalanan penyakit. Dengan sedikit pengecualian, anak
dengan infeksi HIV perinatal secara klinis dan imunologis normal saat lahir.
Kelainan fungsi imun yang secara klinis tidak tampak sering mendahului
gejala-gejala terkait HIV, meskipun penilaian imunologik anak beresiko
dipersulit oleh beberapa factor unik. Pertama, parameter spesifik usia
untuk hitung limfosit CD4 dan resiko CD4/CD8 memperlihatkan jumlah CD4
absolut yang lebih tinggi dan kisaran yang lebih lebar pada awal masa anak
anak, diikuti penurunan terhadap pada beberapa tahun pertama. Gejala terkait
HIV yang paling dini dan paling sering pada masa anak jarang diagnostic.
Gejala HIV tidak spesifik didaftar oleh The Centers For Diseasen Control
sebagai bagian definisi mencakup demam, kegagalan berkembang,
hepatomegali dansplenomegali, limfadenopati generalisata (didefinisikan
sebagai nodul yang >0,5 cmterdapat pada 2 atau lebih area tidak bilateral
selama >2 bulan), parotitis, dan diare.

5.2 Saran
Perawat diharapkan memahami betapa pentingnya mengetahui tentang
penyakit HIV/AIDS pada anak, karena perawat dituntut untuk bisa melayani
kebutuhan klien dengan berbagai macam penyakit. Kami sebagai penulis
makalah ini menyatakan siapapun yang membaca makalah ini dapat
memahami pengertian dan memahami tentang HIV/AIDS pada anak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan membuat pembaca nya mempunyai
wawasan yang luas.
Daftar Pustaka

Abbas, Abul K., Lichtman, Andrew H., and Pillai, Shiv, 2007. Cellular and
Molecular Immunology. 6th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai