Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Pada proses penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa, dan termasuk
sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya.
Model ideal dari destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum
dalton. Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
destilasi. Pada proses pemisahan secara destilasi, fasa uap akan segera terbentuk
setelah campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak
sedemikian hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat dalam
campuran akan terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan, Setelah
keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya, kemudian
dikondensasikan membentuk destilat (kondensasi uap menjadi cairan), dan residu.
Terdapat berbagai macam cara destilasi, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksi,
destilasi tekanan rendah, destilasi uap air, dan microscale destilasi. Dalam
prakteknya pemilihan prosedur destilasi tergantung pada sifat cairan yang akan
dimurnikan dan sifat pengotor yang ada di dalamnya. Sedangkan komponen dari
alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa penyalur, dan burner.
Secara teori, hasil destilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan
tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer, dapat pula dengan menggunakan destilasi

1
2

azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua destilasi


tambahandengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air
baik dalam bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak
ada destilasi yang mencapai 100%. Salah satu penerapan terpenting dari metode
destilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk
penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, dan pemanas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dan sejarah destilasi?
2. Bagaimana cara penetapan metode destilasi?
3. Bagaimana penjelasan prinsip kerja destilasi?
4. Bagaimana penjelasan mengenai komponen alat destilasi ?
5. Bagaimana penjelasan bebarapa macam pembagian destilasi?
6. Bagaimana bentuk pengaplikasian destilasi dalam lingkungan sekitar?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mendeskripsikan pengertian dan sejarah destilasi.
2. Mendeskripsikan tentang metode destilasi.
3. Mendeskripsikan prinsip kerja destilasi.
4. Mendeskripsikan komponen alat destilasi.
5. Mendeskripsikan beberapa macam destilasi.
6. Mendeskripsikan pengaplikasian destilasi dalam lingkungan sekitar.

1.4 Manfaat
Ada dua manfaat yang dikembangkan dalam makalah ini yaitu pertama
adalah yang berhubungan dengan pengembangan teoretis dan yang kedua hal-hal
yang bersifat praktis. Manfaat yang berhubungan dengan pengembangan teoretis
yaitu untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang
mudah menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut
dengan destilat. Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah
sebagai berikut :
Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua
atau lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.
Menurut GG.Brown (1987), destilasi adalah suatu metode operasi yang digunakan
pada proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan
panas sebagai tenaga pemisah berdasarkan perbedaa titik didih masing-masing
komponennya. Proses pemisahan secara distilasi terdiri dari tiga langkah dasar,
yaitu:
1. Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan
2. Proses pembentukan fase seimbang
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang
Menurut Herry Santoso (1997), proses pemisahan secara destilasi dapat
dilakukan terhadap campuran yang terdiri dari komponen sebagai berikut:
1. Mempunyai perbedaan titik didih yang cukup
2. Mempunyai sifat penguapan yang relatif tinggi
3. -Tidak membentuk campuran azeotrop

2.2 Sejarah Destilasi


Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaanakan spritus Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil

3
4

menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Raazi pada pemisahan alkohol
menjadi senyawa yang relative murni melalui alat alembik , bahkan desain ini
menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Destilasi


Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan
panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
Hukum raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu, tekanan
parsial uap komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali antara
tekanan uap komponen murni A (PAmurni) dan fraksi molnya XA
PA = PAmurni
Sedang tekanan uap totalnya adalah,
Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB
Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu
campuran cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi
molnya dalam campuran. Menurut hukum dalton adalah tekanan gas total suatu
campuran biner, atau tekanan uap suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial
dari masing-masing komponen A dan B (PA dan PB)
P = PA + PB (3)
Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis yang dapat
menggambarkan apa yang terjadi selama destilasi, yaitu menggambarkan
perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang mendidih selama proses
destilasi. Uap yang dihasilkan selama mendidih akan memiliki komposisi yang
berbeda dari komposisi cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan
uapnya lebih besar).
Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu
tertentu, komposisi campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan yang
memiliki titik didih lebih tinggi akan meningkat di dalam campuran. Karena

5
6

komposisi campuran cairan berubah, maka titik didih akan berubah,


biasanya yang diukur adalah suhu uap.

3.2 Prinsip kerja Destilasi


Destilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda, cairan yang
dikehendaki kita didihkan sampai menguap, lalu cairan itu dilewatkan melalui alat
pengembunan (kondensor). Air murni yang kita pakai di labolatorium diperoleh
dengan cara destilasi yang biasa disebut aquades atau air suling. Destilasi juga
dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu suatu
proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah
yang terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada
tekanan tertentu. Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial
dari suatu campuran cairan diikuti dengan penampungan material yang menguap
dengan cara pendinginan dan pengembunan. Destilasi merupakan suatu perubahan
cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit
operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran
dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan
fasa air. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara
destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan
terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup
dapat menguap.
Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif
di laboraturium dan industri. Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol,
pemisahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan
sebagainya. Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara
penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat
di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan
7

(volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama.


Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai
berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain
yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih
volatil.

3.3 Komponen Alat Destilasi Sederhana


Secara garis besar, komponen alat destilasi adalah sebagai berikut :
a. Tabung reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan
bahan baku (oli bekas). Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup
yang direkatkan dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
b. Kondensor (Pendingin)
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
c. Pipa penyalur
Pipa penyalur yang biasanya dibuat berbentuk spiral berfungsi untuk
menghubungkan dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke kondenser.
d. Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan
bahan baku didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor
minyak ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien
dan mudahmendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang
menggunakan bahan bakar LPG.
8

3.4 Macam- Macam Destilasi


Pada dasarnya distilasi menurut penggunaan uapnya dibagi menjadi dua
cara, yaitu:
1. Destilasi menggunakan uap
Destilasi uap meggunakan panas sebagai sumber energi untuk proses
distilasi dengan cara open steam, dimana uap tersebut mengadakan kontak
lansung di dalam sistem distilasi baik pada proses batch maupun kontinyu. Pada
umumnya distilasi dilakukan dengan penambahan komponen inert seperti
nitrogen, karbondioksida, flue, dan sebagainya. Destilasi uap inert digunakan
untuk proses-proses sebagai berikut:
a. Untuk memisahkan sejumlah kecil dari impuritas yang mudah menguap
dari sejumlah bahan masukan.
b. Untuk memisahkan dalam jumlah yang cukup besar pada bahan yang
mempunyai titik didih tinggi.
c. Untuk mendapatkan titik didih dari suatu bahan dari sejumlah kecil
impuritas yang mempunyai titik didih lebih tinggi.
d. Destilasi menggunakan reboiler
Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam,
dimana alat penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas
dan uap pada hasil bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara,
hal ini membuat luas permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya
harus menghentikan operasi distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam pemanas.
Selanjutnya, ada beberapa macam destilasi diantaranya yaitu :
a. Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana
juga merupakan Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
9

Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana


digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol. Pada prakteknya,
kebanyakan campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.
b. Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan
membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap
darimana dia berasal dan diperkaya dengan cairan dengan titik didih rendah.
Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara
pelahan-lahan. Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian
atas kolom.
Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan
terkondensasi dan mentransfer energi panasnya pada cairan. Energi panas ini
dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru. Uap yang baru
terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap
pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi.
Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap cairan
yang keluar pada bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan
titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap
ini berkondensasi dan ditampung.
10

c. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200oC atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100oC dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi
dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan
melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga
dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor
dan akhirnya masuk ke labu distilat.
d. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi
ini. Selain itu ada beberapa macam destilasi lainnya yaitu sebagai berikut :
1. Destilasi Normal
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui
kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak
benar-benar murni atau biasa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat
memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak.
11

2. Distilasi Bertingkat (Fraksionasi)


Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, karena melewati kondensor yang banyak.
3. Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam
prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut,
atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan
tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi-
reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan
tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun
hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan
jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap reaksinya dapat dilakukan secara
refluks.
5. Distilasi Kering
Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.

3.5 Aplikasi Metode Destilasi


Salah satu aplikasi destilasi adalah pada pembuatan minyak atsiri. Metode
destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :
1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)
Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan
baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel
penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel
dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan
12

campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung
dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan
separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa
digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati.
Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan
sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat
dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.
2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus,
cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air
tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini
adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan
dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan
oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan
proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat
panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam
Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan
uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation).
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api
namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.
Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler,
kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan
baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan
kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang
sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk
13

bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak
dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dan lain-lain.
Penerapan penggunaan ketiga metode tersebut didasarkan atas beberapa
pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses
difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi
produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi.
14
BAB IV
STUDI KASUS

Menara distilasi merupakan unit operasi yang sering dijumpai pada


industri kimia dan merupakan pengguna energi yang sangat besar. Sebaliknya,
distilasi juga dikenal sebagai proses dengan inefisiensi tinggi (highly inefficient
process) jika dikaji dari parameter unjuk kerja pemisahan terhadap panas yang
dibutuhkan (Mah et al, 1977). Oleh karena itu, berbagai usaha untuk menghemat
energi (energy saving improvement) terus dilakukan agar dapat mereduksi biaya
operasi secara keseluruhan (Dhole and Linhoff, 1993).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan heat
integrated distillation column (HIDIC), yang merupakan aplikasi dari heat pump.
Dari sisi analisis thermodinamika, telah dikembangkan metoda grafis berdasarkan
hukum thermodinamika satu dan dua dengan material-utilization diagram
(MUD). Metoda ini mempunyai peran penting untuk proses sintesa dan
pengembangan proses distilasi yang efisien. Dengan analisis ini akan diperoleh
informasi tentang thermodynamic efficiency, lokasi dengan efisiensi energi rendah
sehingga dapat dilakukan targeting untuk penghematan energi. Kelebihan dari
MUD adalah tersedianya informasi konsentrasi komponen ringan dan komponen
berat di setiap plate dan karakteristik exergi, yang berupa exergy loss yang
disebabkan oleh baik mixing pada fase cair dan fase gas, evaporation dari
komponen ringan maupun condensation dari komponen berat.
Heat integrated distillation column (HIDiC) merupakan aplikasi heat
pump yang dioperasikan pada internal menara distilasi. Pada menara distilasi
konvensional stripping section dan rectifying section beroperasi pada tekanan
yang sama, sedangkan pada HIDiC, kedua seksi tersebut dioperasikan pada
tekanan yang berbeda. Rectifying section beroperasi pada tekanan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan stripping section agar supaya panas yang diambil dari
kondenser mempunyai energy level lebih tinggi dari pada energy level pada
reboiler. Jika kondisi ini bisa dipenuhi maka panas yang diambil dari kondenser
akan dapat dipakai memanasi reboiler.

14
15

Gambar 1 menunjukkan skema HIDiC. Gas keluar dari stripping section


dilewatkan kompresor agar aliran gas yang masuk ke rectifying section
mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari pada stripping section. Sebaliknya
cairan keluar dari rectifying section dilewatkan expansion valve agar tekanan
aliran cairan yang masuk stripping section mempunyai tekanan yang lebih rendah
dari pada rectifying section.
Agar HIDiC dapat beroperasi dengan baik diperlukan analisis operability
yang mensyaratkan agar energy level kondenser lebih tinggi dari pada energy
level reboiler. Kondisi ini bisa dipenuhi dengan jalan mengoperasikan rectifying
section pada tekanan tinggi dengan mengatur kompresor. Untuk melakukan
analisis operability, didefinisikan β sebagai rasio energy level kondenser dengan
energy level reboiler dan ditulis:
16

dimana T0= suhu lingkungan =298,15 K.


Dari persamaan 1, dapat dikatakan bahwa menara distilasi konvensional selalu
mempunyai nilai β lebih kecil dari satu. Sedangkan untuk HIDiC bisa beroperasi
jika mempunyai nilai β lebih besar dari satu.
MUD merupakan metoda baru yang dikembangkan berdasarkan hukum
thermodinamika 1 dan 2 yang terkait dengan konsep exergy. Diagram ini
mempunyai sumbu x yang berupa kecepatan gas maupun cair (n, mol/s) dan fraksi
mol gas maupun cairan (ln x pada sisi kiri dan ln y pada sisi kanan). Gambar 2
menunjukkan MUD pada satu plate k. Gambar (a) merupakan MUD untuk
komponen ringan dan (b) merupakan MUD untuk komponen berat. Pada
komponen ringan di (a) kondenser (plate 1) terletak pada diagram bagian atas,
sementara itu komponen ringan di (b), reboiler (plate N) terletak pada diagram
bagian atas.

Gambar 2. MUD pada satu plate


17

Analisis pada menara distilasi dengan menggunakan metoda material-


utilization diagram (MUD) dapat memaparkan internal phenomena yang terkait
dengan karakteristik pemisahan dan karakteristik exergy pada tiap-tiap plate. Agar
HIDiC beroperasi dengan baik diperlukan analisis operability untuk memastikan
agar nilai β, rasio energy level kondenser dengan reboiler lebih besar dari satu.
Operasi HIDiC pada nilai β lebih besar dari satu akan menurunkan beban panas
reboiler dari luar sistem, akan tetapi diikuti dengan kenaikan nilai exergy loss.
Pada distilasi konvensional terjadiproses evaporasi komponen ringan dan
kondensasi komponen berat, sedangkan pada HIDiC terjadiproses evaporasi pada
kedua komponen ringan dan berat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan materi, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Destilasi adalah metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan,
disebut dengan destilat.
2. Metode destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan
panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal destilasi didasarkan pada hukum raoult dan hukum dalton.
3. komponen dari alat destilasi yaitu tabung reaktor, kondensor, pipa
penyalur, dan burner.
4. Macam- Macam Destilasi diantaranya yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksi, destilasi uap, dan destilasi vakum.
5. Pengaplikasian dari metode destilasi yang paling umum dijumpai adalah
pembuatan minyak atsiri.

5.2 Saran
Setelah mengetahui tentang proses destilasi dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan untuk diaplikasikan dikehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri
maupun untuk lingkungan masyarakat luas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. N. 2009. Laporan Destilasi. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan


Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung.
Chang. R. 2007. Distilation. Edisi ke-9. New York. Mc Graww- Hill.
Mahardikha. P.A.S. 2012. Laporan Destilasi. Laboratorium Kimia Dasar. Jurusan
Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung.
Syukri. S. 1999. Kimia Dasar jilid 1. Bandung. ITB.
Silberberg. MS. 2006. Chemistry the molecular nature of matter and
change. Jurnal. Edisi ke-4. New York. Mc Graww-Hill.
https://www.researchgate.net/publication/277747426_PENGHEMATAN_ENERG
I_PADA_MENARA_DISTILASI [accessed Oct 21 2018].

19

Anda mungkin juga menyukai