DIAGNOSTIK DASAR
DISUSUN OLEH:
LAPORAN PRAKTIKUM
DIAGNOSTIK DASAR
DISUSUN OLEH:
Muhamad Aji Faturahman
NIM. ETE10160042
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Ketua Prodi D3 Teknik Elektromedik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penyusunan laporan praktikum Diagnostik Dasar ini
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester.
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan demi tercapainya hasil yang lebih baik. Akhir kata, semoga laporan ini
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi........................................................................................................... iv
1.7 Kesimpulan..................................................................................... 18
2.7 Kesimpulan..................................................................................... 26
iv
Unit 3 SPHYGMOMANOMETER (TENSIMETER) DIGITAL……………27
3.1 Tujuan praktikum ........................................................................... 27
3.7 Kesimpulan..................................................................................... 32
v
UNIT 1
STETOSKOP DAN SPHYGMOMANOMETER AIR RAKSA
(TENSIMETER AIR RAKSA)
1
2
aliran darah dalam arteri dan "vein". Stetoskop terdiri dari resonator
yang berbentuk piringan kecil dan tabung yang menghubungkan nya
untuk memudahkan pendengaran ketelinga pendengar. Mesti bentuknya
sederhana, namun Stetoskop merupakan salah satu penemuan penting
dalam dunia medis yang paling berguna, dokter dan ahli profesional
kesehatan selalu bergantung pada alat ini untuk menegakkan diagnosa
medis seorang pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan tanda vital/ Vitalsign, yang bersifat auskultasi, selain
pemeriksaan fisik metode palpasi, inspeksi, dan perkusi.
“Alat bantu pendengaran” yang sederhana ini memungkinkan dokter
mendengar suara-suara yang berasal dari dalam tubuh, terutama jantung
dan paru selain persendian serta arteri yang tersumbat secara parsial.
Mendengarkan suara-suara ini dengan stetoskop disebut auskultasi
berjarak (mediate auscultation), atau biasanya hanya auskultasi.
Keuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan
para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
jantung, paru-paru dan usus.
Sejak stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang
terlalu keras berpotensi dapat merusak telinga pendengar. Stetoskop
juga harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk
menyebarkan kuman dan virus.
Dengan adanya stotoskop, hari ini dokter telah mampu mendengar
dan memonitoring berbagai jenis suara internal tubuh pasien baik yang
normal ataupun yang abnormal.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit
tertentu. Stetoskop dapat menyalurkan suara tertentu dan
menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop ditemukan, doktor
meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk
mendengarkan sesuatu. Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol
pekerjaan dokter, karena dokter sering dilihat atau digambarkan dengan
sebuah stetoskop yang tergantung di sekitar lehernya. Stetoskop juga
3
B. Jenis-jenis Stetoskop
Ada dua jenis stetoskop: akustik dan elektronik.
1. Akustik
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi
dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong
berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian "chestpiece" biasanya
terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk
memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau "bell"
(mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di pasien, suara
tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan gelombang
akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila
"bell" diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung
memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga
pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan
diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi.
Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada
awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik stetoskop adalah
tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.
2. Elektronik
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah
dengan cara memperkuat suara tubuh. Sekarang ini, telah ada
beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik, dan
mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan
menjadi lebih umum dari stetoskop akustik.
4
C. Fungsi Stetoskop
1. Memeriksa Tekanan Darah, yang dikombinasikan dengan
Sphygmomanometer (Tensimeter).
2. Paru-paru, Untuk mendengar suara paru-paru dan bunyi pernafasan
normal dan abnormal.
3. Jantung, Untuk mendengar dan mendiagnosisi berbagai suara dan
kelainan fungsi dan denyut jantung, murmur jantung, dan berbagai
jenis penyakit jantung dan kelainan lainnya.
4. Pemeriksaan prenatal, ada stetoskop khusus yang digunakan untuk
mendengar suara denyut jantung janin dan sangat berfungsi untuk
mengetahui kondisi kesehatan kehamilan.
5. Gangguan Perut, Untuk mendengar suara dan kelainan-kelainan
peristaltik usus dan saluran pencernaan.
D. Bagian-bagian Stetoskop
G. Perawatan Stetoskop
1. Perawatan Dasar
Saat stetoskop kotor akibat pemakaiannya sehari-hari,
dibutuhkan pembersihan stetoskop secara keseluruhan.
Membersihkan stetoskop dengan menggunakan air dengan sedikit
sabun sudah cukup. Meski begitu, alat ini tidak boleh terendam
seluruhnya ke dalam air. Jika stetoskop direndam, bagian-bagian
dari alat ini dapat rusak atau membuat adanya sisa air dalam selang,
dimana keduanya dapat mengurangi efektivitas alat ini.
Jika stetoskop sudah terkontaminasi, gunakan pembersih yang
lebih kuat. Desinfektan yang dapat digunakan yaitu dengan menyeka
stetoskop dengan alkohol 70%.
2. Ear Tips
Berhubung ear tips dimasukan ke dalam telinga, bagian ini tidak
butuh untuk terlalu sering dibersihkan dibanding bagian lain. Ear
Tips dapat dilepas sehingga bagian ini dapat dibersihkan lebih
mudah dan menyeluruh. Ear tips juga dibersihkan dengan
menggunakan air dengan sedikit sabun atau alkohol 70%. Jika ear
tips sudah bersih, pastikan ear tips masuk ke binaural stetoskop pada
posisi semula. Untuk perawatan dan pembersihan, yang harus
diperhatikan adalah melakukannya dengan rutin 1 bulan sekali, jika
memang dipakai setiap hari. Agar performa akustik tetap baik.
Untuk pembersihan, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah
pembersih untuk vinil, plastik dan karet, pembersih logam, pelumas,
tisu.
a. Usap seluruh permukaan diafragma dan bell dengan alcohol
isopropyl 70%. Hal ini bisa mengurangi jumlah bakteri hingga
94%.
9
b. Sterilisasi
Kadang-kadang stetoskop kontak dengan pasien dengan
penyakit yang sangat menular sehinggga alat ini butuh untuk
disterilisasi menggunakan sterilizer khusus stetoskop dengan
sinar ultraviolet. Dengan cara membersihkan yang biasa,
stetoskop tidak dapat direndam penuh. Sedangkan dengan
sterilisasi, tidak ada air yang tersisa dalam selang, dan stetoskop
bersih secara keseluruhan.
Untuk sterilisasi, sebaiknya digunakan suhu yang rendah.
Sebagian besar stetoskop memiliki aturan spesifik dalam
melakukan perawatan ini tanpa menyebabkan kerusakan alat.
c. Tubing/ Pipa karet
Bersihkan dengan pembersih vinil, plastic, dan karet.
d. Jangan pernah mencelupkan stetoskop ke dalam cairan apapun,
atau terkena proses sterilisasi, misalnya menggunakan alcohol.
Jika desinfektan diperluikan, pakailah larutan alcohol isopropil
70%.
e. Jauhkan dari panas dan dingin yang ekstrim, minyak, dan pelarut
lainnya.
f. Pipa stetoskop biasanya terbuat dari PVC (polyvinylchloride).
PVC ini lama-lama akan menjadi kaku bila bersentuhan dengan
kulit, karena ada minyak yang keluar dari sana. Jadi, apabila
ingin menggantungkannya di leher, jangan langsung kena kulit
leher, gantungkan di kerah baju atau jas. Hal ini memang tidak
mencegah kekakuan, tapi bisa memperlama terjadinya kekakuan
tersebut.
g. Hindarkan dari suhu ekstrim
h. Suhu yang ekstrim, baik dingin maupun panas, dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada stetoskop. Jangan
tinggalkan alat ini pada area dengan suhu yang berbeda jauh dari
suhu kamar. Misalnya, meninggalkan stetoskop di dalam mobil
10
2. Sphygmomanometer (Tensimeter)
A. Pengertian Sphygmomanometer (Tensimeter)
Sphygmomanometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur
tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun
mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non-invasive.
NO PEMERIKSAAN HASIL
1 JANTUNG TERDENGAR
2 PARU-PARU TERDENGAR
Tabel 1.1 Hasil Praktikum Menggunakan Stetoskop
NO PEMERIKSAAN HASIL
1 SISTOLIK ADA
2 DIASTOLIK ADA
17
1.6 Analisa
Pada praktikum kali ini mempraktikan stetoskop dan tensimeter, pada
penggunaan stetoskop eartips dimasukkan ke telinga pengguna lalu perhatikan
bagian dalam chest piece yang terdapat klep, lalu perhatikan dibawahnya
terdapat stem yang dapat, diputar untuk membuka atau menutup klep yang
terdapat pada bagian dalam chest piece, apabila bagian dalam chest piece
klepnya tertutup berarti itu untuk mode pendengaran jantung menggunakan
chest piece, sedangkan apabila klepnya terbuka berati itu untuk mode
pendengaran paru-paru, pada percobaan ini suara jantung dan paru-paru
terdengar.
Pada penggunaan tensimeter untuk mengecek tekanan darah seseorang
harus dikombinasikan dengan stetoskop, pastikan terlebih dahulu tensimeter
dalam keadaan baik, pasangkan manset (cuff) kepada dilipatan siku bagian
dalam tangan kiri pasien dengan posisi nyaman, pasang stetoskop dengan mode
chest piece lalu tempelkan pada lipatan siku bagian dalam pasien kompa bagian
bulb (kantong karet) tensimeter sampai tekanan yang diperlukan untuk
kepastian sampai 180 mmHg, sehingga manset membesar dan akan menekan
pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti
sementara, kemudian kunci bagian valve (cincin) sehingga udara tetap dalam
manset kemudian lepaskan kunci valve (cincin) secara perlahan sambil
mendengarkan sistolik dan diastolik dan melihat bagian tabung ukur tensimeter
sampai mendapatkan nilainya, pada percobaan kali ini sistolik dan diastolik
terdengar. Sedangkan cairan air raksa yang dikeluarkan seperti cairan timah/
besi yang masih panas, yang cara mengeluarkannya dengan membuka pengunci
pada bagian penyimpanan air raksanya apabila telah memasukkan kembali
jangan lupa untuk menguncinya kembali.
18
1.7 Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dalam praktikum peralatan diagnostik dasar kali ini adalah
penggunaan dari stetoskop perlu memperhatikan stem dan klep yang terdapat
pada bagian dalam chestpiece untuk pemakaiannya, sedangkan pemakaian
tensimeter harus dikombinasikan dengan stetoskop untuk mendengarkan
sistolik dan diastolik yang terdapat pada pembuluh darah lengan.
UNIT 2
SPHYGMOMANOMETER (TENSIMETER) ANEROID
19
20
4. Bladder, adalah kantong tiup yang, bila diisi, kompres lengan untuk menutup
arteri. Bladder harus mengikuti parameter ukuran yang sangat spesifik untuk
memastikan kompresi arterial penuh.
5. Valve/ katup, berfungsi menetup/ membuka pompa udara yang ada dalam
manset.
Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga pin
P bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi G bergerak. Gerakan gigi G
ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Di bawah
jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi mengembalikan posisi jarum
ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara dikeluarkan sedikit
demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah dicatat oleh
pengguna.
2.6 Analisa
Pada praktikum peralatan diagnostic dasar kali ini tentang
sphygmomanometer (tensimeter) aneroid yang menggunakan penunjukkan
manometer sebagai tolak ukur systolic dan diastolic sama halnya dengan
tensimeter air raksa yang harus juga dikombinasikan dengan stetoskop untuk
mendengarkan systolic dan diastolic pada arteri terperiksa, tensimeter aneroid
ini lebih aman dibandingkan dengan tensimeter air raksa karena tidak memakai
air raksa (mercury), bagian-bagiannya sama saja dengan tensimeter air raksa
yang hanya membedakan adalah pengukurnya saja, seperti bulb dan valve, cuff
(manset) dan alat ukurnya.
Pada penggunaan tensimeter aneroid untuk mengecek tekanan darah
seseorang harus dikombinasikan dengan stetoskop, pastikan terlebih dahulu
tensimeter dalam keadaan baik, pasangkan manset (cuff) kepada lipatan siku
terperiksa bagian dalam tangan kiri dengan posisi nyaman, pasang stetoskop
dengan mode chest piece lalu tempelkan pada lipatan siku bagian dalam pasien
kompa bagian bulb (kantong karet) tensimeter sampai tekanan yang diperlukan
untuk kepastian sampai 180, sehingga manset membesar dan akan menekan
pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti
sementara, kemudian kunci bagian valve (cincin) sehingga udara tetap dalam
manset kemudian lepaskan kunci valve (cincin) secara perlahan sambil
mendengarkan sistolik dan diastolik dan melihat bagian manometer (unit
26
2.7 Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dari praktikum peralatan diaknostik dasar kali ini adalah
penggunaan tensimeter aneroid sama dengan pemakaian tensimeter air raksa
yang dikombinasikan dengan stetoskop untuk mendengarkan systolic dan
diastolic dari terperiksa, tensimeter aneroid juga memiliki struktur yang sama
dengan tensimeter air raksa yang membedakannya hanya measure unit (unit
pengukurnya) dimana tensimeter aneroid menggunakan manometer sedangkan
tensimeter air raksa menggunakan tabug ukur.
UNIT 3
SPHYGMOMANOMETER (TENSIMETER) DIGITAL
27
28
3. Alat aktif tapi tidak bisa memompa cuff, terjadi kerusakan pada motor DC,
ganti motor DC
3.6 Analisa
Pada praktikum peralatan diagnostic dasar kali ini tentang
sphygmomanometer (Tensimeter) digital yang pengukurannya sudah dilakukan
oleh sensor untuk mengetahui systolic dan diastolicnya, jadi pemeriksa tidak
harus memiliki atau menggunakan stetoskop untuk penggunaan tensimeter ini
juga lebih akurat karena menggunakan sensor tetapi memiliki kekurangan
keakuratan apabila pasien pada saat diperiksa dalam keadaan berbicara, maka
32
3.7 Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dari praktikum peralatan diagnostic dasar kali ini adalah
penggunaan tensimeter digital lebih akurat, lebih aman, dan lebih mudah dalam
pemakaiannya dibandingkan tensimeter air raksa dan tensimeter aneroid, karena
menggunakan sensor, tidak menggunakan mercury (air raksa), dan tidak
memerlukan stetoskop dalam pemakaiannya, seta memiliki kelebihan lain yaitu
memiliki penyimpanan memori tekanan darah dari terperiksa sampai sebanyak
dua puluh tekanan darah terperiksa, tetapi memiliki kekurangan tensimeter ini
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Stetoskop. (https://id.wikipedia.org/wiki/Stetoskop,diakses tanggal 18
januari 2018)
2. Bidan Rina Widyawati., Stetoskop akustik dan
elektronik,(http://www.hargastetoskop.com/2015/09/jenis-stetoskop-
akustik-dan-elektronik.html diakses tanggal 18 januari 2018)
3. UkuranDanSatuan.Com.,2016, (http://ukurandansatuan.com/apa-itu-angka-
tekanan-darah-dan-berapa-angka-tekanan-darah-normal.html/ diakses
tanggal 18 januari 2018)
4. Elektromedik.,2016,(https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/sph
ygmomanometer-tensimeter/ diakes tanggal 18 januari 2018)
5. Fitri Suryani.,2016,Makalah Tensimeter
(http://bebyaliszahbanna.blogspot.co.id/2016/08/makalah-tensimeter-
kesehatan.html diakses pada tanggal 18 januari 2018)
6. Erni Titis Prahesti., 2013,Sphygnomanometer
(http://ernititisprahesti.blogspot.co.id/2013/10/apa-itu-
sphygnomanometer.html diakses pada tanggal 18 januari 2018)