Anda di halaman 1dari 10

INOVASI DAN MASUKAN UNTUK PERKERETAAPIAN

DI INDONESIA

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi

mata kuliah Rekayasa Jalan Rel

Dosen:

Dr. Herman

Disusun Oleh:
Delima
(22-2015-133)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang, mobilitas penduduk untuk berpindah dari satu tempat
ke tempat lain menjadi hal yang sangat penting. Sarana dan prasarana transportasi
menjadi faktor yang mempengaruhi kemudahan mobilitas penduduk. Negara
Indonesia sudah seharusnya memiliki fasilitas yang baik khususnya transportasi
umum. Cukup banyak masalah transportasi di Indonesia pada saat ini seperti macet,
banyak terjadi kecelakaan, kurangnya kenyamanan dan keamanan pengguna
transportasi, fasilitas transportasi umum yang kurang memadai, dan beberapa hal
lainnya. Hal-hal tersebut menyebabkan para pengguna transportasi enggan
menggunakan transportasi umum.

Salah satu transportasi umum di indonesia adalah kereta api. PT Kereta Api
Indonesia (KAI) adalah perusahan satu-satunya milik pemerintah yang
menyediakan jasa transportasi kereta api di Indonesia. Sebagai penyedia jasa
perkeretaapian Indonesia sudah seharusnya PT KAI menyediakan fasilitas-fasilitas
untuk mendukung kenyamanan dan keamanan para pengguna jasanya. Melihat dari
realita yang ada saat ini hal-hal tersebut belum dapat terealisasi. Masih banyak
fasilitas-fasilitas penunjang yang belum ada, ada pula fasilitas yang sudah ada tetapi
tidak dilakukan perawatan sehingga saat ini sudah tidak layak guna. Sistem
pembelian tiket, keamanan, kenyamanan kendaraan, kebersihan kereta dan stasiun
masih harus diperbaiki tiap tahunnya. Namun pemerintah seolah tidak berkaca dari
pengalaman yang sudah-sudah sehingga masalah seperti itu terus terjadi tiap
tahunnya.
Oleh karena itu, perkeretaapian di Indonesia membutuhkan banyak inovasi
dan masukan untuk memperbaiki sistem yang berjalan. Inovasi dan masukan dapat
diperoleh dengan cara berkaca dari perkeretaapian di luar negeri yang memang
sudah baik.

3
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberi inovasi bagi
perkeretaapian di Indonesia agar memiliki fasilitas yang lebih baik.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan perkeretaapian di Indonesia?
2. Apa saja inovasi dan masukan untuk perkeretaapian Indonesia agar
memiliki fasilitas yang lebih baik?

4
BAB II
ISI

2.1 Definisi Kereta Api


Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau
penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor
individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi,
bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif,
yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain
termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel
kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel.
Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta
api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong kereta
terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau kadang-kadang pelatih
bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil). Kereta
pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau ditarik
oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya didukung oleh lokomotif uap.
Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh kurang dan
bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal) lokomotif diesel dan lokomotif listrik,
sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri
baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan penumpang.

2.2 Sejarah Kereta Api di Indonesia


Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang
diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri
dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih
dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan
dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat
lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat
kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu

5
sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang
dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan
masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang
memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-
Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang.
Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif
uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan
peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian
digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api
listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang
lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring
dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju,
dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api
biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress
Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga
menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api
serupa dengan nama TGV.
Sedangkan sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika
pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden(Solo-Yogyakarta)
di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van
de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta
Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.
NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api
negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS
meliputi SurabayaPasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong
investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram
Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS),
Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij
(OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram
Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM),Modjokerto

6
Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS),
Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM),Deli Spoorweg Maatschappij
(DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876),
Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan
Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan
studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap
pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di
Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang
4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

2.3 Kereta Api di Indonesia


Kereta api merupakan salah satu transportasi massal , tujuan adanya kereta
api adalah untuk memperlancar perpindahan orang atau barang secara massal.
Dengan demikian, fungsi perkeretaapian untuk pelayanan umum kepada
masyarakat. Akan tetapi masih banyak permasalahan ataupun tantangan yang masih
dihadapi perkeretaapaian. Keseimbangan dalam kepentingan umum, berarti
pelayanan tidak hanya memperhatikan kepentingan komersial, ataupun hanya
melayani sebagian golongan masyarakat tertentu saja, tetapi juga bagi pelayanan
umum dan semua golongan masyarakat. Ada 4 pilar utama perkretaapian
yaitu keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
Terdapat beberapa produk dari perkeretaapian Indonesia seperti:
1. Kereta Api (KA) Penumpang, yang terbagi menjadi 3 kelas ( Eksekutif,
Bisnis dan Ekonomi).
2. Kereta Wisata, untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api
(Persero) memberikan pelayanan carter kereta khusus wisata juga
berbagai keperluan seperti : rapat, pesta pernikahan, ulang tahun, dsb di
atas Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
3. Kereta Barang, Kereta api khusus yang disesuaikan dengan spesifikasi
produk, yang mana PT. Kereta Api (Persero) memiliki gerbong yang
digunakan untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil, BBM, Peti Kemas, Parcel
BHP, Over Night Service, Semen.

7
4. Pengusahaan Aset , Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan
Barang, PT. Kereta Api (Persero) juga memberdayakan aset non
produksi untuk dikomersialkan ke pihak eksternal. Beberapa produk
persewaan aset non produksi.
Di Jawa terdapat tiga lintas pelayanan utama, yaitu: Jakarta-Bandung,
Jakarta-Semarang-Surabaya (disebut lintas utara), dan Jakarta-Yogyakarta-
Surabaya (disebut lintas selatan). Sementara di Sumatera terdapat tiga sub-jaringan
KA yang terpisah satu sama lain yakni: sub-jaringan Sumatera bagian Utara, sub-
jaringan Sumatera bagian Barat, dan sub-jaringan Sumatera bagian Selatan.
Kondisi Kereta Api Indonesia ini mengalami suatu siklus penurunan.
Walaupun beberapa lokomotif kereta sudah dikatakan modern, tapi sistem
manajerisasi kereta api masih kurang. Ini terlihat dari pengelolaan kereta api yang
tidak maksimal. Ada banyak lokomotiv yang tidak terawat, gerbong kereta yang
begitu kotor dan tidak layak pakai, hingga kondisi rel yang memprihatinkan
Seharusnya PT. KAI dapat menemukan solusi terhadap pembludakan penumpang
yang bisa berakibat kecelakaan atau kematian, jika muatan kereta api yang melebihi
batas normal hingga banyaknya penumpang yang naik di atap Kereta Api.
Bagaimanapun perkeretaapian di Indonesia masih harus dikembangkan di masa-
masa mendatang, baik untuk angkutan jarak jauh maupun di tingkat lokal. Namun
demikian yang menjadi permasalahan yang cukup mengganggu perkeretaapian saat
ini adalah tingginya tingkat kecelakaan.
Cukup tingginya korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi akibat
kecelakaan KA telah menyebabkan citra pelayanan dan manajemen perkeretaapian
menurun. Kinerja keselamatan semakin menjadi tuntutan dan perhatian sehingga
perlu segera ditingkatkan. Penyebab tingginya kecelakaan kereta api merupakan
akumulasi dari banyak faktor, diantaranya masalah regulasi, manajemen, kondisi
prasarana & sarana. Sarana kereta api meliputi lokomotif, kereta, gerbong, KRL,
dan KRD. Prasarana jalan rel yang ada saat ini pada umumnya masih jalur tunggal.
Jalur ganda baru tersedia di jalur Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor, Padalarang-
Bandung, dan Surabaya kota-Wonokromo. Jalur rel yang ada memiliki beban
gandar antara 9 s.d. 18 ton yang mampu mendukung kecepatan kereta api antara
60-110 km/jam. Panjang rel di Jawa yang masih dioperasikan sepanjang 3.216 km

8
dan di Sumatera sepanjang 1.348 km. Sebagian dari jalur tersebut kondisinya sudah
kurang layak operasi sehingga sangat rawan terhadap kecelakaan.

2.4 Inovasi untuk Perkretaapian di Indonesia


Dari penjelasan permasalahan perkretaapian di Indonesia seperti yang
dijelaskan pada sub bab 2.3, dapat disimpulkan beberapa masalah perkeretaapian
di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan yang kurang baik
2. Keamanan (kehilangan barang)
3. Pembludakan penumpang (para penumpang yang berada di atas kereta
api)
4. Fasilitas yang kurang baik (toilet yang kurang layak)
5. Ketepatan waktu berangkat
Oleh karena itu, diperlukan beberapa inovasi dan masukan untuk menjadi
solusi permasalahan tersebut. Adapun inovasi dan masukan untuk perkeretaapian
di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pemeliharaan yang rutin agar kualitas kereta api tetap
terjaga dan mencegah terjadinya kecelakaan. Pemeliharaan atau
perawatan kereta api merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang memang harus dijalankan secara ruti oleh PT. KAI. Diharapkan
PT. KAI dapat melakukan perawatan secara rutin sesuai SOP.
2. Meningkatkan tingkat keamanan. CCTV tidak hanya digunakan di
kereta api eksekutif, mungkin lebih baik dipasang juga di fasilitas
ekonomi. Walaupun tiket ekonomi lebih murah, namun keamanan tetap
harus penjadi prioritas penumpang.
3. Menambah armada gerbong kereta api agar dapat mengatasi
pembludakan penumpang sehingga tidak adanya penumpang yang
sampai rela berada di atas kereta api. Hal tersebut sangat
membahayakan penumpang.
4. Memperhatikan fasilitas-fasilitas untuk penumpang, salah satunya
adalah toilet yang bersih dan cukup besar. Selain itu kebersihan dalam

9
gerbong pun menjadi salah satu hal yang cukup penting untuk
kenyamanan para penumpang.
5. Lebih disiplin dalam waktu pemberangkatan. Harus lebih tegas dan
dapat memperkiraan waktu perjalanan dengan tepat. Sehingga
perkeretaapian di Indonesia tidak dinilai sering terlambat dalam
ketepatan waktu pemberangkatan.

10
BAB III
KESIMPULAN

Harapannya inovasi dan masukan terhadap perkeretaapian di Indonesia


dapat terealisasi. Meskipun kereta memiliki kelasnya masing-masing (ekonomi,
bisnis, eksekutif) namun ketiga kelas tersebut haruslah sama-sama memenuhi
standar kenyamanan dan kepuasan dari penumpang. PT. KAI harus memperbaiki
seluruh fasilitas yang kurang layak baik di dalam gerbong maupun fasilitas pada
stasiun, ticketing, dan kinerja para petugas.

11

Anda mungkin juga menyukai