Anda di halaman 1dari 13

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Berpikir

Saliva merupakan cairan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Saliva memiliki fungsi untuk menjaga kelembaban rongga mulut, membantu

dalam proses mastikasi dan menelan, sebagai anti bakteri dan menjaga gigi tetap

kuat sehingga terhindar dari proses demineralisasi. Kapasitas buffer yang dimiliki

saliva dapat menjaga keseimbangan pH rongga mulut, sehingga gigi terlindungi

dari proses demineralisasi enamel. Tingkat pH saliva dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti seperti sistem buffer saliva, irama sirkadian dan sirkanual, dan diet.

Susu merupakan minuman yang sering dikonsumsi masyarakat, karena

kandungannya yang baik untuk tubuh, namun kandungan laktosa dalam susu

dapat menyebabkan proses demineralisasi dalam rongga mulut meningkat. Hal ini

disebabkan karena laktosa yang merupakan karbohidrat akan dimetabolisme oleh

Streptococcus mutans sehingga menghasilkan asam laktat, hal ini akan

menyebabkan pH saliva menurun sehingga keadaan rongga mulut menjadi asam

yang akhirnya proses demineralisasi enamel akan meningkat.

Metabolisme karbohidrat yang dilakukan Streptococcus mutans

merupakan salah satu faktor menurunnya pH saliva, oleh karena itu penekanan

jumlah bakteri Streptococcus mutans dalam rongga mulut merupakan salah satu

cara menjaga pH saliva tetap normal. Minuman yang mengandung probiotik telah

banyak diteliti dan terbukti mampu menekan jumlah bakteri patogen dalam tubuh.
Salah satu minuman probiotik adalah yogurt, yogurt mengandung spesies Bakteri

Asam Laktat (BAL) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles

yang dalam rongga mulut probiotik mampu menekan jumlah Streptococcus

mutans dengan cara berkompetisi dalam mencari nutrisi lokal. Selain itu,

probiotik juga mampu meningkatkan pertahanan imun mukosa.

3.2 Kerangka Konsep

Kelompok Jenis Intervensi :

- Mengkonsumsi susu probiotik (Yogurt)


- Mengkonsumsi susu sapi

- Sistem buffer
- Irama sirkadian
- Irama sirkanual
- Diet

pH Saliva
Karies

Ket. :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesa dari penelitian ini adalah :


1. Adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah meminum susu probiotik.

2. Adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah meminum susu sapi.

3. Adanya perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah meminum susu

probiotik dan susu sapi.

BAB IV

METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorium dengan rancangan

penelitian yang digunakan yaitu Analytic Experimental Pretest and Posttest

Design.

4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa yang

menggunakan ortodonti cekat. Populasi terjangkau dari penelitian

ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

4.2.2 Sampel dan Besar Sampel

Sampel akan dipilih dengan metode random sampling.

Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan rumus penelitian yaitu:

(r – 1) (n – 1) ≥ 15

(3 – 1) (n – 1) ≥ 15 Ket. : n : Besar Sampel

n – 1 ≥ 7,5 r : Jumlah Perlakuan

n ≥ 8,5 ≈ 9

4.2.3 Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


b. Sampel bersedia untuk berpartisipasi

c. Menggunakan ortodonti cekat

d. Status kesehatan secara umum baik

e. Tidak memiliki alergi terhadap susu

4.2.4 Kriteria Eksklusi

a. Sampel menolak untuk berpartisipasi

b. Sampel dengan karies sedang atau tinggi

c. Memiliki alergi terhadap susu

Variabel Terkendali

1. Sample mahasiswa

2. Teknik pengumpulan saliva

3. Alat ukur pH meter Hanna


4.3 Variabel Penelitian
4. Keterampilan operator

5. Volume saliva

6. Volume susu yang dikonsumsi

7. Power baterai pHmeter Hanna

8. Status kesehatan
Variabel Bebas
Variabel Tergantung
1. Susu probiotik
1. pH Saliva
2. Susu sapi

4.3.1 Variabel Terkendali

1. Sample mahasiswa

2. Teknik pengumpulan saliva

3. Alat ukur pH meter Hanna

4. Keterampilan operator

5. Volume saliva

6. Volume susu yang dikonsumsi

7. Power baterai pHmeter Hanna


8. Status kesehatan

4.3.2 Variabel Bebas

1. Minuman susu probiotik

2. Minuman susu sapi

4.3.3 Variabel Tergantung

1. pH Saliva

4.4 Definisi Operasional

a. Saliva adalah cairan kompleks rongga mulut yang diproduksi oleh kelenjar

saliva dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga kesehatan rongga

mulut

b. pH adalah derajat keasaman atau log negatif konsentrasi ion hidrogen.

c. pH saliva adalah derajat keasaman saliva yang diukur dengan menggunakan pH

meter.

d. Susu probiotik adalah susu hasil fermentasi yang mengandung bakteri asam

laktat (BAL)

e. Susu sapi adalah susu sapi yang mengandung laktosa, protein dan lemak

f. Sampel saliva awal adalah cairan saliva yang dikumpulkan dengan metode

passive drool sebelum diberikan intervensi.


g. Sampel saliva akhir adalah cairan saliva yang dikumpulkan dengan metode

passive drool setelah mengkonsumsi baik susu probiotik, susu sapi, ataupun air

mineral

h. pH meter Hanna adalah salah satu instrumen yang mempunyai elektroda yang

digunakan untuk mengukur pH cairan saliva dan tersedia di pasaran.

k. pH saliva awal adalah nilai pH awal yang diperoleh dari hasil pengukuran

sampel saliva awal dengan menggunakan pH meter Hanna

l. pH saliva akhir adalah nilai pH akhir yang diperoleh dari hasil pengukuran

sampel saliva akhir dengan menggunakan pH meter Hanna

o. Kalibrasi pH meter adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan

nilai standard pH meter dengan cara meletakkan ujung elektroda pH meter ke

dalam aquadest sampai pH menunjukkan nilai 7.

4.5 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi:

4.5.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang dipakai pada penelitian ini adalah:

1. Susu probiotik (Cimory®)

2. Susu sapi (Frisian Flag®)

3. Aquadest
4.5.2 Alat penelitian

Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. pHmeter Hanna HI 96107

2. Beaker glass 100 ml (pyrex, Japan)

3. Sikat gigi Pepsodent®

4. Pasta gigi Pepsodent®

5. Kaca mulut dan sonde

6. Masker

7. Sarung tangan

8. Gelas plastik

9. Tissue

10. Alat tulis


4.6 Alur Penelitian dan Pengumpulan Data

Populasi

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Sampel

Penyikatan Gigi Sampel

Pengumpulan dan Pengukuran pH Saliva Awal

Intervensi Susu Probiotik Intervensi Susu Sapi

Pengumpulan dan Pengukuran pH Saliva Akhir

Analisis Data

Hasil

Tahap-tahap penenelitian dan pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :
4.6.1 Pemilihan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana. Jumlah sampel didapatkan dari hasil perhitungan

dengan menggunakan rumus penelitian, dimana sampel akan dipilih

dengan metode random sampling. Sampel diminta untuk mengisi

informed consent dan lembaran data penelitian.

4.6.2 Penyikatan Gigi Sampel

Sampel diinstruksikan untuk menyikat gigi untuk menghindari

terjadinya bias akibat konsumsi makanan atau minuman sebelum

penelitian dilakukan.

4.6.3 Pengambilan Sampel Saliva dan Pengukuran pH Saliva Awal

Dilakukan pengambilan sampel saliva awal dengan tahapan

sebagai berikut :

a) Setelah tiga puluh menit selesai sikat gigi, sampel diinstruksikan untuk

melakukan pengumpulan saliva awal.

b) Sampel diinstruksikan duduk dengan rileks, posisi kepala sedikit tunduk

dan miring dengan keadaan rongga mulut yang terbuka.

c) Setiap sampel diberikan beaker glass sebagai alat penampung saliva.

d) Sampel diinstruksikan untuk membiarkan saliva mengalir dengan

sendirinya kedalam beaker glass selama 3 menit.


e) Dilakukan pengukuran pH saliva awal dengan menggunakan pHmeter

Hanna (HI 96107) yang telah dikalibrasi.

f) Dilakukan pencatatan data kedalam lembar data penelitian.

4.6.4 Pemberian Intervensi Susu Probiotik dan Susu Sapi

Sampel diinstruksikan untuk meminum susu probiotik dan susu

sapi, kedua intervensi diberika pada individu yang berbeda.

4.6.5 Pengambilan Sampel Saliva dan Pengukuran pH Saliva Akhir

Dilakukan pengambilan sampel saliva akhir dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a) Setelah tiga puluh menit sesudah mengkonsumsi susu probiotik dan

susu sapi, sampel diinstruksikan untuk melakukan pengumpulan saliva

akhir.

b) Sampel diinstruksikan duduk didental unit dengan keadaan rileks

dimana posisi kepala sedikit tunduk dan miring dengan keadaan rongga

mulut yang terbuka.

c) Setiap sampel diberikan beaker glass sebagai alat penampung saliva.

d) Sampel diinstruksikan untuk membiarkan saliva mengalir dengan

sendirinya kedalam beaker glass selama 3 menit.

e) Dilakukan pengukuran pH saliva akhir dengan menggunakan pH meter

Hanna (HI 96107) yang telah dikalibrasi.

f) Dilakukan pencatatan data kedalam lembar data penelitian.


4.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Pengolahan dan analisa data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data diolah dengan sistem tabulasi manual.

2. Seluruh data ditest terlebih dahulu apakah terdistribusi dengan normal dengan

memakai Uji Statistik Kolmogorof-smirnov Test.

3. Dihitung nilai mean pH awal dan pH akhir sebelum dan sesudah meminum

susu probiotik dengan Uji Statistik Paired-samples t-Test.

4. Dihitung nilai mean pH awal dan pH akhir sebelum dan sesudah meminum

susu sapi dengan Uji Statistik Paired-samples t-Test.

5. Dihitung perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah meminum susu

probiotik dan susu sapi dengan memakai Uji Statistik Paired-samples t-Test.

Anda mungkin juga menyukai