Anda di halaman 1dari 15

Tugas

KOMUNIKASI POLITIK

Oleh:

WA ODE ASRI ADEN INDE

C1B1 17 255

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
A. Komunikator Politik

Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang


menyampaikan pesan poltik yang biasa nya berkaitan dengan kekuasaan
pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah
yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal.

Pelaku komunikasi politik disebut dengan istilah komunikator politik.


Laswell (1930), melakukan analisis dan membedakan komunikator politik
dengan:

a) Propagandis, adalah seorang spesialis dalam bidang yang menguasai atau


memiliki skill dalam teknik-teknik pengendalian terhadap masyarakat.
b) Pendukung utama (pricipal) adalah mereka yang membantu atau memberi
bantuan, dukungan keuangan kepada penampilan para propagandis
c) Rakyat biasa (orang awam) adalah merekayang menjadi sasaran dari pada
propagandis.

Komunikator politik dapat dikategorikan sebagai: 1. Politikus (politican),


2. Komunikator profesional, dan 3. Aktivis. Setiap kategori memiliki karakteristik
sendiri namun tetap bermuara kepada aspek politik yang melekat di dalamnya.

Pertama politikus. Terdapat dua aspek politikus menurut Elizu Katz


(1973) adalah: A. Para wakil rakyat atau yang sering disebut sebagai partisan
yaitu mereka yang mewakili suatu kelompok tertentu, biasanya dicirikan sebagai
kelompok yang mencari prestis serta kemudahan-kemudahan maupun kekuasaan
demi keberhasilan prinsip-prinsip yang diperjuangkan oleh kelompoknya. B. Para
ideolog atau mereka yang menyusun suatu kebijakan tertentu (policy formulator),
dengan karakteristik sebagai orang-orang yang lebih banyak memperjuangkan
nilai-nilai seseorang didalam menuntut suatu perubahan atau pembaharuan yang
dilakukan secara revolusioner. Partisan maupun ideolog harus mampu
berkomunikasi dengan baik dalam setiap penampilan agar mereka bisa terpilih
didalam suatu pemilu, atau paling sedikit dapat ditunjuk dalam karier legislatif
ataupun eksekutif.

Kedua, Komunikator Profesional. Sejalan dengan perkembangan


teknologi komunikasi, muncul komunikator profesional sebagai seorang jurnalis,
dengan tugas memberikan informasi, memberikan penjelasan atau memberikan
saran-saran tentang suatu kondisi politik tertentu. Studi-studi mengenai jurnalis
pilitik misalnya dilakukan oleh Rosten (1973), yang mengurangi peran club
Washington Press, dan Tunstall berurut-urut pada tahun 1970 dan 1971 telah
mengamati peranan politik dari para spesialisasi koresponden didalam kehidupan
politik di Inggris. (Harsono Suwadi, 1995).

Selain itu komunikator profesional juga dapat memposisikan sebagai


promotor yang bertindak sebagai konsulan dalam kampanye politik, atau sebagai
manager kampanye politik dari salah seorang kandidat untuk jabatan-jabatan
penting. Tugasnya antara lain menyusun ataupun membuat program kampanye,
ataupun kegiatan untuk mempengaruhi publik dari kelompok politik, partai politik
maupun entitas lainnya yang terkait dengan kegiatan atau gerakan sosial dan
politik. Study mengenai promotor telah pula dilakukan scara luas dan menyangkut
tentang kampanye pemilihan umum, peran para propagndis, yang
mempromosikan suatu kebijakan tertentu dalam suatu kampanye pemilu.

Kategori yang ketiga adalah Adalah orang-orang yang aktif dalam


kegiatan politik. Mereka yang termasuk dalam tipologi ini antara lain:

a) Juru bicara dari salah satu kelompok kepentingan (interest group) tertentu.
b) Pemuka pendapat (opinion leader) yaitu orang-orang yang dikategorikan
dapat dipercaya, karena memiliki kredibilitas tinggi, kepada setiap teman,
rekan kerja, atau kenalan tempt meminta pendapat dan saran-saran politik.

Dalam penelaahan tentang pemuka pendapat terdapat dua model


komunikasi (two step-flow of communication), yaitu intinya pemuka pendapat
dapat mempengaruhi pembentukan opini serta menentukan pilihan seseorang
didalam memberikan suaranya (voting).

Berpijak kepada uraian mengenai komunikator politik dengan bergagai


aspek yang melekat di dalamnya secara substansial komunikator politik
selayaknya memiliki kemampuan berkomunikasi dan mempunyai kesempatan
serta kapasitas sebagai pemimpin, sehingga peran yang dijalankan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya calon pemilih terhadap
komunikator politik, sebagai individu yang memiliki tujuan, misal sebagai
kandidat anggota legislatif, maupun sebagai organ dari sebuah lembaga politik
yang memperjuangkan kesejahteraan maupun keberadaan bernegara.

Satu hal yang menonjolkan seseorang sebagai “komunikator politik”,


apakah pemimpin itu politikus, profesional atau warga negara yang aktif (aktivis)
ialah ia berbicara politik. Kembali ke paradigma Harold Laswell, bagi
komunikator ini (who atau siapa) yang “mengatakan” (says what), maka
pembicaraan tentang komunikasi politik “mengatakan “ (says what) itu berisi
pembicaraan atau pesan-pesan politik.
Apa yang membuat sesuatu pembicaraan itu menjadi pembicaraan
politik?

Sebagaimana telah disinggung di muka bahwa salah satu definisi politik


adalah “kegiatan orang-orang dalam mengatur perbuatan mereka dalam kondisi
konflik sosial, yakni usaha untuk merundingkan penyelesaian perselisihan yang
dapat mereka terima.” Negosiasi politik bertujuan mencapai pengertian bersama
diantara pihak-pihak tentang apa makna syarat-syarat persetujuan yang diterima.

Menurut Davis V. J. Bell, ada tiga jenis kepentingan pembicaraan yang


mempunyai kepentingan politik yang pasti dan jelas sekali politis, yaitu:
pembicaraan kekuasaan, pembicaraan pengaruh, dan pembicaraan otoritas. (Dan
Nimmo, 1993: 75)

a. Pembicaraan kekuasaan mempengaruhi orang lain dengan ancaman atau


janji. Kunci pembicaraan kekuasaan ialah bahwa seseorang mempunyai
cukup kemampuan untuk mendukung janji maupun ancaman, dan orang
lain mengira bahwa pemilik kekuasaan itu akan melakukannya. Jadi, janji,
ancaman, penyuapan dan pemerasan adalah alat tukar pada komunikasi
kekuasaan berdasarkan pada kemampuan memanipulasi sanksi positif atau
negatif.
b. Pembicaraan pengaruh tanpa sanksi-sanksi seperti tersebut di atas.
Memberi pengaruh (karena prestise atau reputasinya) dengan berhasil
memanipulasikan persepsi atau pengharapan orang lain terhadap
kemungkinan mendapat untung atau rugi. Pada komunikasi pengaruh alat
tukar komunikasinya ialah nasihat, dorongan, permintaan dan peringatan.
c. Pembicaraan otoritas adalah pemberian perintah. Yang dianggap sebagai
penguasa yang sah adalah suara otoritas dan memiliki hak untuk
dipengaruhi. Sumber pengesahan sama dengan sumber otoritas, yaitu
antara lain : keyakinan religius, sifat-sifat supernatural, daya tarik pribadi,
adat , kebiasaan, kedudukan resmi, dll.

B. Definisi Politik Menurut Para Ahli

1. Aristoteles

Bahwa arti pengertian politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh
sesuatu yang dikehendaki.

2. Joice Mitchel
Pengertian politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan
kebijaksanaan umum masyarakat seluruhnya.

3. Prof. Miriam Budhiarjo

Pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem


politik (negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari
sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah
dipahami, dapat dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan negara maupun proses pengambilan keputusan ketatanegaraan.

4. Johan Kaspar Blunchli

Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan


memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya,
sifat-sifat dasarnya dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.
Menurutnya, politik juga membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state),
kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision marking), kebijaksanaan
(policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).

5. Roger F. Soltau

Definisi politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan


negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu.

6. W.A Robson

Politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu


sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil.

7. Robert

Politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia.


Pengertian politik.

8. Hans Kelsen

Ia menjelaskan bahwa politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut.

1) Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.
2) Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.

9. Paul Janet
Pengertian politik adalah Ilmu yang mengatur perkembangan negara
begitu juga prinsip-prinsip pemerintahan.

10. Ibnu Aqil

Politik adalah hal-hal praktis yang mendekati kemaslahatan bagi manusia


dan lebih jauh dari kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rasulullah SAW.

11. Andrew Heywood

Ia membagi pengertian politik menjadi asumsi yaitu :

1) Politik sebagai seni pemerintahan – Pengertian politik sebagai seni


pemerintahan penerapan kendali di dalam masyarakat lewat pembuatan
dan pemberdayaan keputusan kolektif. Asumsi ini adalah yang paling tua
dan berkembanga sejak masa Yunani Kuno.
2) Pengertian politik sebagai hubungan publik – Menurut Aristoteles dalam
bukunya Politics bahwa manusia adalah binatang politik. Maknanya secara
kodrati manusia hanya dapat memperoleh kehidupan yang baik lewat
suatu komunitas politik. Lalu, dilakukan pembedaan antara lingkup
‘publik’ dan ‘privat’. Kedua lingkup tersebut diperbesar menjadi state
terletak institusi seperti pengadilan, aparat pemerintah, polisi, tentara,
sistem kesejahteraan sosial, dan sejenisnya. Sementara dalam ‘civil
society’ terletak institusi seperti keluarga, kekerabatan, bisnis swasta,
serikat kerja, klub-klub, komunitas dan sejenisnya.
3) Pengertian Politik sebagai komponen kompromi dan konsensus –
Kompromi dan konsensus dilawankan dengan brutalitas, pertumpahan
darah dan kekerasan. Dalam politik, tidak ada pihak yang kepentingannya
terselenggarakan 100 %. Masing masing memoderasi tuntutan agar
tercapai persetujuan dengan pihak lain. Baiknya politik suatu negara
adalah ketika masalah pergesekan kepentingan diselesaikan lewat
kompromi dan konsensus di atas meja dan bukan dengan pertumpahan
darah.
4) Pengertian Politik sebagai kekuasaan – Politik dalam pengertiannya
sebagai kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok
untuk mempengaruhi orang atau kelompok lain guna menuruti
kehendaknya. Dalam konteks politik, distribusi dan penggunaan sumber
daya suatu masyarakat. Dalam asumsi ini, politik dilihat sebagai
penggunaan kapital (yaitu kekuasaan) dalam konteks produksi, distribusi,
dan penggunaan sumber daya tersebut.
12. Litre

Politik adalah ilmu memerintah dan mengatur negara.

13. Franz Magnis Suseno

Pengertian politik segala kegiatan manusia yang berorientasi kepada


masyarakat secara keseluruhan, atau yang berorientasi kepada negara. Sebuah
keputusan disebut keputusan politik apabila diambil dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan. Suatu tindakan harus disebut politis
apabila menyangkut masyarakat sebagai keseluruhan.

14. Sri Sumantri

Pengertian politik menurut Sri Sumantri adalah pelembagaan dari


hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam berbagai badan politik, baik
suprastruktur politik dan infrastruktur politik.

15. Hamid

Politik di masa modern mencakup pemerintah suatu negara dan pula


organisasi yang didirikan manusia lainnya, di mana “pemerintah” adalah otoritas
yang teroganisir dan menekankan pelembagaan kepemimpinan serta
pengalokasian nilai secara otoritatif.

16. Harold Laswell

Arti politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian


kekuasaan.

17. Ramlan Surbakti

Politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk


menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah
tertentu.

18. Isjwara

Politik adalah salah satu perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau


sebagai teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan.

19. Carl Schmidt

Pengertian politik menurut Carl Schmidt adalah suatu dunia yang


didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan-keputusan dari pada lembaga-
lembaga abstrak.
20. Maurice Duverger

Definisi politik menurut Maurice Duverger adalah kekuasaan, kekuatan


seluruh jaringan lembaga-lembaga (institusi) yang mempunyai kaitan dengan
otoritas, dalam hal ini suasana didominasi beberapa orang atas orang lain.

21. Wilbur White

Arti politik adalah ilmu yang mempelajari asal mula, bentuk-bentuk dan
proses-proses Negara dan pemerintah.

22. Ossip K. Flechteim

Politik adalah ilmu social yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari
Negara sejauh Negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan
gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi yang dapat mempengaruhi Negara.

23. Seely dan Stephen Leacock

Arti politik adalah ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan.

24. Adolf Grabowsky

Politik adalah menyelidiki Negara dalam keadaan bergerak.

25. Rod Hague

Definisi politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana


kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan
mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara
anggota-anggotanya.

26. Max Weber

Pengertian politik menurut Max Weber adalah sarana perjuangan untuk


sama-sama melaksanakan politik atau perjuangan untuk mempengaruhi
pendistribusian kekuasaan baik di antara Negara-negara maupun diantara hukum
dalam suatu Negara.

27. Cheppy H.Cahyono

Politik adalah macam-macam kegiatan dalam system politik atau Negara


yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan
sistem tersebut

28. Gabriel A. Almond


Bahwa politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali
pembuatan keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di
mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif (berwenang
secara sah) dan koersif (bersifat memaksa). Politik mengacu pada penggunaan
instrumn otoritatif dan koersif ini-siapa yang berhak menggunakannya dan dengan
tujuan apa.

29. Kartini Kartolo

Pengertian politik menurut Kartini Kartolo adalah aktivitas perilaku atau


proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.

C. Pesan Politik

Pesan adalah muatan atau content komunikasi yang dikemas atau


dikonstruksi sebagai informasi/berita/isu dll yang bermuatan politik dalam
beragam bentuk, dan ditransformasikan kepada khalayak dengan menggunakan
media, baik media tradisisonal maupun media massa, serta media jaringan sosial
(berbasis internet)

Pesan politik merupakan salah satu unsur penting dalam komunikasi


politik. Pada hakikatnya, pesan adalah suatu informasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mencari persamaan makna
atau persepsi. Karena pada dasarnya pula, pesan biasanya berisikan tentang
gagasan atau ide manusia untuk disampaikan bahkan untuk diperbincangkan
dengan manusia lain. Dan ragam pesan bisa berbentuk verbal dan non verbal.

Pada kenyataannya ada beberapa jenis pesan politik menurut Dan Nimmo
yaitu:

a) Retorika : menurut dan nimmo, retorika adalah penggunaan seni berbahasa


untuk berkomunikasi secara persuasive dan efektif. retorika juga dapat
diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi dua arah, bisa dalam bentuk
komunikasi antar personal atau dalam bentuk komunikasi kelompok
bahkan publik, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi lawan bicara
demi mempersamakan persepsi si komunikator.
b) Iklan Politik : pada dasarnya, iklan politik hamper sama tujuannya dengan
iklan komersial yaitu memperkenalkan sesuatu dengan tujuan si khalayak
mau mempercayai untuk mengkonsumsi/memilih produk tersebut (parpol).
Sehingga inti dari iklan politik adalah bagaimana caranya sebuah parpol
dapat merekrut suara terbanyak demi kepentingan kekuasaan golongan
parpol itu sendiri.
c) Propaganda : salah satu bentuk komunikasi yang paling ekstrim dalam
dunia politik adalah propaganda. Karena pesan yang disampaikan dalam
kegiatan ini bersifat terus menerus demi menciptakan sebuah opini public
yang baru dan diharapkan menjadi kuat, sehingga dalam hal ini khalayak
dapat disetir oleh pemberitaan yang disampaikan oleh komunikator pesan
tersebut.

D. Saluran Komunikasi Politik

Saluran komunikasi politik adalah alat serta sarana yang memudahkan


penyampaian pesan. Dilihat secara luas saluran komunikasi itu terdiri atas
lambang-lambang, kombinasinya, dan berbagai tekhnik serta media yang
digunakan untuk berbicara pada khalayak. Lambang itu yaitu seperti kata, gambar,
dan tindakan. Kombinasi lambang menghasilkan cerita, foto, dan drama.
Komunikator menyampaikan bentuk-bentuk simbolik dan kombinasinnya ini
dengan berbagai tekhnik dan media. Secara lisan melalui perbincangan personal,
melalui cetakan seperti koran, dan majalah, dan dengan tekhnik elektronik seperti
radio ataupun televisi.

Menurut pendapat Kenneth Burke, bahwa saluran adalah ciptaan makhluk


pemakai lambang untuk melancarkan saling tukar pesan. Akan tetapi saluran
tersebut sebenarnya mencakup lebih dari alat, sarana, dan mekanisme seperti
mesin cetak, radio, telephon, atau komputer. Yang harus lebih diutamakan adalah
dari semua saluran tersebut, saluran yang ditemukan ialah manusia sendiri.
Dengan mengingat bahwa manusia adalah saluran dan juga sumber serta penerima
dalam komunikasi, maka yang pertama-tama kita tekankan ialah saluran manusia
bagi komunikasi politik. Namun kita tidak akan mengabaikan media mekanis,
tekhnik, dan sarana yang meningkatkan konstruksi citra manusia melalui saling
tukar menukar lambang, yakni untuk memudahkan, tetapi bukan untuk menjamin
ketepatan. Sebaliknya bila dipikrkan bahwa pada dasarnya manusia,”maka saluran
komunikasi itu lebih daripada sekedar titik sambungan, tetapi terdiri atas
pengertian bersama tentang siapa dapat berbicara kepada siapa, mengenai apa,
dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapatnya dipercaya”.

Tipe saluran

1. Komunikasi massa

Ada dua bentuk saluran komunikasi massa, masing2 berdasarkan tingkat


langsungnya komunikasi satu-kepada banyak, yaitu :

a. Komunikasi tatap muka


Contonya seperti apabila seorang kandidat politik berbicara di depan rapat
umum atau ketika seorang presiden muncul didepan khalayak besar reperter
dalam konferensi pers.

b. Komunikasi dengan perantara

Bentuk yang kedua terjadi jika ada perantara ditempatkan diantara


komunikator dan khalayak. Contohnya adalah pidato presiden ke seluruh
negara(satu-kepada banyak) melalui televisi. Disini media, tekhnilogi, sarana, dan
alat komunikasi lainnnya ikut serta.

2. Komunikasi interpersonal

Yaitu merupakan bentukan dari hubungan satu-kepada satu. Saluran ini juga
mempunyai dua bentuk penyampaian

a. Saluran interpersonal tatap muka

Contohnya adalah seorang kandidat kepresidenan yang berjalan melalui


orang banyak sambil berjabat tangan atau seorang kandidat lokal yang melakukan
kunjungan dari rumah ke rumah di daerah pinggiran kota merupakan contoh
saluaran interpersonal tatap muka.

b. Saluran interpersonal tatap muka

Contonya adalah Gray Hayes, wanita pertama yang terpilih menjadi


walikota sebuah kota besar yang berpenduduk lebih dari setengah juta orang
melakukan kampanye pada tahun 1974, ia menggunakan sluran ini dengan
memasang ”Hayes Hotline”, yaitu sambungan telephon langsung ke kantor
kampanye nya yang memungkinkan orang berbicara secara pribadi kepadanya
tentang masalah-masalah yang mendapat perhatiannya.

3. Komunikasi organisasi

Menggabungkan penyampaiaan satu-kepada-satu dan satu-kepada banyak.


Di komunikasi organisasi ini juga dibagi menjadi dua dalam proses
penyampaiaanya, yaitu :

a. Komunikasi organisasi tatap muka

Seorang presiden misalnya melakukan diskusi tatap muka dengan


bawahannya yaitu anggota stafnya, atau kepala penasihatnya (sperti yang
dilakukan oleh Presiden Richard Nixon dengan pada anggota gedung putih
mengenai Peristiwa Watergate dari tahun 1972-1974). Akan tetapi, kebanyakan
organisasi politik begitu besar sehingga komunikasi satu-kepada-satu dengan
seluruh anggotanya mustahil bisa dilakukan.

b. Komunikasi organisasi berperantara

Solusi yang dapat diatasi pada kasus Komunikasi organisasi tatap muka
adalah melalui Komunikasi organisasi berperantara satu-kepada-banyak ini
didalam organisasi yaitu: pengedaran memorandum, sidang, konvensi(seperti
misalnya konvensi empat tahunan nominasi kepresidenan pada partai demokrat
dan partai republik), buletin dan laporan berkala intern, dan lokakarya

E. Khalayak Politik

1. Pengertian Khalayak
a. Menurut pengertian yang dipakai secara umum dalam komunikasi, maka
pihak yang menjadi tujuan disampaikannya sesuatu pesan disebut sebagai
penerima (receiver), atau khalayak (audience), atau komunikan.
b. Khalayak sebenarnya hanyalah suatu peran yang sementara
sifatnya.Penerima pesan akan memprakarsai penyampaian suatu pesan
berikutnya, maka pada saat itu sebenarnya pihak yang tadinya disebut
sebagai khalayak itu telah berubah peran menjadi komunikator.

2. Pengertian Khalayak Politik


a. Dalam komunikasi politik, khalayak yang menerima pesan-pesan politik
adalah khalayak politik.
b. Jadi khalayak atau masyarakat luas atau publik yang menerima, memaknai
dan terpengaruh dengan berita dan infoirmasi atau pesanyang mempunyai
muatan politik dalam bentuk apapun adalah khalayak politik.
c. Khalayak politik juga dapat berubah menjadi komunikator politik dalam
situasi dan kepentingan tertentu, juga sebaliknya.
3. Tipe Khalayak Politik

Hennesy (dalam Nasution 1990), membedakan publik sebagai berikut:

a. Publik umum (general public)


b. publik yang penuh perhatian (the attentive public)
c. elit opini dan kebijakan (the leadership public)

Di antara semuanya, elit opini dan kebijakan merupakan kalangan yang


paling aktif minatnya dalam masalah kepemerintahan dan seringkali sebagai
pelaku politik.
Sedangkan publik attentive merupakan khalayak yang menaruh perhatian
terhadap diskusi-diskusi antar elit politik dan seringkali termobilisasi untuk
bertindak dalam kaitan suatu permasalahan politik.

Publik umum terdiri dari hampir separuh penduduk, dalam kenyataannya


jarang berkomunikasi dengan para pembuat kebijakan.

Posisi Publik Attentive

Publik attentive menempati posisi penting dalam proses opini. Pentingnya


posisi tersebut menurut Nimmo (1978) didasarkan pada kenyataan:

a. Lapisan publik inilah yang berperan sebagai saluran komunikasi antar


pribadi dalam arus pesan timbal balik antara pemimpin politik dengan publik
umum. Publik attentive merupakan khalayak utama (key audience) dalam
komunikasi politik.
b. Publik attentive menyertai para pemimpin politik sebagai pembawa
konsensus politik. Yakni orang-orang yang digambarkan dalam bagian
terakhir yang besar kemungkinannya daripada orang lain menunjang aplikasi
spesifik aturan dan nilai-nilai umum demokrasi.
c. Publik attentive membentuk surrogate electorate atau pemilih bayangan
dalam periode antara masa pemilihan. Arus opini di kalangan publik
attentive menjadi pertimbangan bagi politisi sebagai representasi dari apa
yang diyakini, dinilai, dan diharapkan oleh publik umum

Khalayak politik adalah khalayak yang mempunyai perhatian terhadap


perkembangan keadaan politik, memiliki informasi mengenai perkembnangan
tersebut, dan mau aktif berpartisipasi, merupakan kebutuhan sistem politik.

Menurut pandangan aktifis-rasional, suatu demokrasi yang sukses


membutuhkan warga negara yang mau melibatkan diri dan aktif dalam politik,
mempunyai dan memperoleh informasi politik, dan mempunyai pengaruh.

Selanjutnya jika warga negara itu mengambil keputusan, khususnya


keputusan penting tentang bagaimana memberikan suara, mereka harus
mendasarkan pada penilaian yang cermat atas dasar bukti-bukti dan pertimbangan
yang diteliti mengenai alternatif-alternatif dari keputusan tersebut.

F. Efek Komunikasi Politik

1. Efek Komunikasi Politik Secara Langsung

Efek komunikasi politik secara langsung memiliki pengertian


bahwa strategi komunikasi politik bisa berpengaruh pada individu atau
komunikasi dengan cepat. Pengaruh tersebut akan membawa reaksi yang cepat
dari masyarakat untuk melakukan suatu aksi. Berikut ini adalah beberapa contoh
efeknya:

a. Demonstrasi

Demonstrasi atau unjuk rasa oleh masyarakat bisa langsung terjadi


manakala masyarakat mengetahui suatu informasi yang tidak sesuai dari sebuah
proses komunikasi politik. Demonstrasi akan dilakukan dengan sesegera mungkin
dan biasanya ini juga akan berpengaruh langsung pada politik pemerintahan.
Kebijakan politik yang sebelumnya dibuat, mungkin akan berpengaruh secara
langsung setelah adanya demonstrasi.

b. Aksi Long March

Sebenarnya hampir mirip dengan demonstrasi, long march merupakan


bentuk pengungkapan aspirasi oleh masyarakat tentang kebijakan politik tertentu.
Efeknya juga akan langsung dirasakan pada kebijakan politik yang sedang disorot.
Ini merupakan bentuk-bentuk dari komunikasi politik yang memang bisa
memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

c. Pencetusan Petisi

Petisi-petisi juga bisa muncul dari adanya komunikasi politik yang terjadi.
Biasanya, petisi dilakukan manakala ada ketidaksetujuan terhadap suatu
kebijakan. Petisi digunakan untuk mengumpulkan dukungan untuk kemudian
diajukan sebagai bentuk “protes” terhadap kebijakan. Umumnya, petisi bisa
dilakukan untuk membuat kebijakan politik bisa dievaluasi kembali dan menjadi
lebih baik. Petisi bisa menjadi bagian dari media komunikasi politik.

2. Efek Komunikasi Politik Secara Tidak Langsung

Efek komunikasi politik secara tidak langsung mengandung pengertian


bahwa komunikasi yang terjadi akan memiliki pengaruh-pengaruh tertentu yang
sebenarnya merupakan akibat dari komunikasi politik, namun tidak begitu
disadari. Kehidupan masyarakat mungkin akan terlihat biasa saja namun
sebenarnya ada perubahan yang tidak disadari terjadi akibat adanya perubahan
kebijakan politik. Berikut adalah beberapa contohnya:

a. Dukungan Calon Pimpinan

Seseorang memilih calon pimpinan bisa jadi karena adanya pengaruh-


pengaruh dalam komunikasi politik. Ia akan cenderung memilih seorang pimpinan
karena secara tidak sadar telah terpapar mengenai berbagai macam kampanye. Ini
merupakan efek dari komunikasi politik yang memang kadang kita juga
mengalami.

b. Dukungan Kebijakan Politik

Kebijakan politik bisa diterapkan dengan mudah manakala sudah sesuai


dengan nilai masyarakat. Masyarakat mungkin tidak akan menyadari bahwa pola
kehidupan bermasyarakat sudah berubah karena memang ada unsur komunikasi
politik yang dilakukan tanpa menimbulkan penolakan tertentu.

c. Penerapan Birokrasi

Kita mungkin pernah mengalami sebuah pengalaman, dimana kita


mengikuti aturan-aturan birokrasi tertentu. Secara tidak langsung, ini adalah
pengaruh dari komunikasi politik yang sudah kita terima. Kita bisa tahu aturan-
aturan birokrasi yang ada dalam suatu pemerintahan berkat peran media
komunikasi politik. Efek komunikasi politik ini memang seperti tidak dirasakan
tetapi memang ada.

Anda mungkin juga menyukai