Anda di halaman 1dari 3

MERINTIS GENERASI BERWAWASAN INOVATIF

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur." (Pembukaan UUD 1945 Alinea 2)

Saat ini kita sudah diantarkan ke pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia. Tugas generasi
kita adalah mempertahankan, meningkatkan kedaulatan dan kemakmuran tanah air khususnya
kita yang menyelami dunia sains dan engineering. Demi menunjang hal tersebut, sebagai warga
negara yang baik dan berbasis teknokrat, banyak dari kita yang menyukai hal-hal berbau inovasi,
ide baru, dan terobosan di berbagai bidang baik itu teknologi maupun non teknologi. Namun
banyak dari kita juga yang terkadang kesulitan dalam membangun ide baru yang pada akhirnya
semakin membuat kita enggan merintis inovasi khususnya inovasi keilmiahan. Dalam pembuatan
sebuah ide atau karya ilmiah, umumnya orang akan terpaku pada satu orientasi, yaitu unik.
Padahal perlu diingat bahwa sesuatu yang unik tidak selalu punya nilai manfaat yang tinggi.
Maka dari itu, orientasi kita sebagai scientist perlu diarahkan menuju pola dan cara pandang
berpikir yang tepat.

Ketika sebuah ide dirasa unik padahal sesungguhnya “worthless”, maka yang terjadi saat itu
ibarat kamu membangun sebuah rumah tanpa rancangan teknik yang tepat. Angin kecil sekalipun
akan meruntuhkan rumah indahmu, karena secara fisis tidak memiliki struktur sebagaimana
seharusnya sebuah rumah berdiri.

Get it? Lalu bagaimana solusinya. Berikut tersaji poin-poin penting yang perlu diperhatikan
dalam membangun sebuah ide, khususnya sebuah ide keilmiahan :

1. MOTIVATED
Dalam membangun sebuah ide, penemuan, ataupun rencana dalam bidang apapun, pondasi
berdirinya adalah motivasi atau alasan terbesitnya sebuah ide. Ide tanpa motivasi ibarat berjalan
tanpa tujuan. Motivasi atau alasan dapat kamu temukan mulai dari merinci hal-hal kecil,
menganalisis masalah di sekitar kita, hingga kamu bisa melanjutkannya menuju penemuan
sebuah solusi penyelesaian atas masalah tersebut.

2. REASONABLE
Suatu hari, kamu belajar bahwa protein pada putih telur akan memadat ketika terpanaskan,
fenomena ini disebut denaturasi protein. Lalu kamu punya ide untuk membuat wujud padat putih
telur yang matang kembali ke wujud semulanya, yaitu wujud cair. Timbul pertanyaan : Untuk
apa? Maka dari itu basic keilmuan pun sangat diperlukan guna mendukung idemu tetap melaju
pada rel scientific yang masuk akal untuk dicerna dan mempunyai nilai guna bagi sekelilingmu.

3. APPLICABLE
Ada contoh kasus sederhana sebagai pertimbangan. Misalkan kamu membuat sebuah ide
mengenai kendaraan yang bergerak dari hasil konversi reaksi kimia zat A+B menjadi tenaga
gerak. Tentu dalam skala laboratorium hal tersebut bisa saja dilakukan. Bagus sekali idemu !
Namun pada faktanya, dapatkah kamu membuat sebuah mesin kendaraan sungguhan dengan
kemampuan seperti kendaraan yang ada sekarang? Mampukah mengangkut penumpang dan
muatan dengan bobot hitungan ton, membuat kendaraanmu menjadi moda transportasi massal?
Bisa saja, tetapi efisiensi antara bahan baku, “rendemen” output dan manfaatnya sangat rendah.
Kamu harus menggantikan bahan kimia yang habis bereaksi untuk diubah menjadi energi gerak
yang tidak seberapa tenaganya. Rugi di kantong dan rugi di desain alat. Tetapi kembali lagi ke
konsep awal, kalau kamu memang bisa menerapkan teknologi itu menjadi bernilai guna tinggi
dengan efisiensi yang rasional, tentu dunia akan mendukung semangatmu itu. Di samping itu,
masih banyak contoh kasus ide unik, namun tidak applicable untuk diterapkan dan menjadi nilai
guna yang bisa dirasakan manfaatnya bagi semua orang. Berpikirlah sederhana, namun tetap
cemerlang !

4. ACCOUNTED
Kamu membuat sebuah penemuan energi terbarukan dari tanaman X untuk menjadi biodiesel,
namun ternyata tanaman X hanya tumbuh di Afrika. Sedangkan kamu tinggal di Indonesia.
Untuk mendayagunakan teknologimu itu, kamu perlu merogoh kantong kas perusahaanmu lebih
dalam hanya untuk shipping cost bahan bakumu. Sayang sekali bukan? Oleh karena itu, aspek
ekonomi dalam pengembangan sebuah ide wajib dipertimbangan. Maka dari itu hampir dalam
silabus setiap disiplin ilmu, selalu disisipkan materi tekno-ekonomi baik itu dalam manajemen
biaya raw material, biaya produksi, biaya distribusi, biaya pengaplikasian, biaya pemasaran yang
membentuk sebuah lingkaran akuntabilitas sebagai bentuk pertanggungjawabanmu. Sebab kita
dituntut untuk berpikir ekonomis dalam mengelola finansial yang tentunya ilmu ini akan sangat
bermanfaat untuk diterapkan pada bidang apapun, khususnya pengembangan industri teknologi.

Kalau kamu menjadi pemilik sebuah perusahaan, tentunya kamu tidak ingin mengalami beban
cost loss hanya untuk sesuatu yang sesungguhnya bisa kamu manage bukan?

5. SUSTAINABLE (Berkelanjutan)
Sekarang rencana inovasimu sudah siap. Tetapi belum matang untuk dikembangkan secara
berkelanjutan ke depannya. Lalu apa selanjutnya?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kebanyakan perusahaan manufaktur Indonesia umumnya


mempunyai kemampuan operasional yang cukup tinggi, artinya mampu menjalankan proses
produksi di pabrik secara lancar, namun kemampuan akuisitif, inovatif dan adaptif umumnya
dilakukan oleh mitra asing, sedangkan mitra dan tenaga ahli Indonesia umumnya kurang
berperan. Mengapa? Karena mitra asing selalu mengedepankan poin sustainability yang agar
senantiasa terus berkembang, tak hanya menjadi wujud pikiran yang terhenti dan merasa puas
dengan kondisi teknologi yang sudah ada.

Maka dari itu konsep sustainable harus terpatri dalam setiap ide yang akan kita rintis. Karena
sesungguhnya tantangan global tidak pernah berhenti menantang kita untuk memajukan diri dan
negeri kita.

SO, WHAT NEXT ?


Setelah kamu menemukan masalah yang harus diselesaikan, kamu pun sudah mempunyai
rencana solusi sebagai penyelesaian atas masalah tersebut. Langkah selanjutnya adalah
memikirkan bagaimana solusimu itu merupakan solusi yang inovatif. Namun kebanyakan orang
mendefinisikan inovasi sebagai sebuah cara berbeda yang lain daripada yang lain. Ada pepatah
mengatakan “Just because you’re unique, doesn’t mean you’re useful”. Tepat sekali ! Karena
makna sesungguhnya inovatif sendiri adalah berpikir dengan jalan yang berbeda, bukan dengan
bentuk yang berbeda atau dengan menggunakan bahan/alat aneh namun dianggap unik hanya
untuk memancing ketertarikan publik atas “keunikan” tersebut.

Untuk berpikir inovatif, kamu bisa memulai mencari pandangan baru dari sudut yang berbeda,
membuat sebuah cara atau metode baru, serta mencari hal-hal di sekitarmu yang sekiranya
menginspirasi dalam pengembangan ide yang kamu buat. Tidak perlu terlalu jauh untuk berpikir
inovatif, buatlah terobosan baru yang memungkinkan idemu terealisasi pada tempatnya, pada
kondisinya, dan sesuai wadahnya.

Baiklah, jika sekarang kamu sudah memiliki ide untuk membuat sebuah karya, hendaknya 5 poin
di atas dipertimbangkan demi pembangungan teknologi dan pikiran kita agar senantiasa
mengglobal dan berkembang. Sekali lagi, sebuah inovasi bukan hanya tentang “unik”. Kamu pun
perlu sadar bahwa sebuah karya inovasi tidak bisa dibangun sendirian, kamu perlu merekrut
orang lain sebagai partnermu yang bersama-sama membangun dengan satu visi yang sama.

Masyarakat di luar sana menantikan karya-karya hebat kita sebagai wujud berbakti pada negeri.
Cobalah berpikir analitis terhadap segala hal di sekitarmu, dan percayalah bahwa semua hal
tersebut bukanlah sesuatu yang sempurna dan dapat dikembangkan dengan kreativitas yang
kamu miliki. Everyone is born brilliant ! Trust it !

Anda mungkin juga menyukai