Trading Option Call and Put
Trading Option Call and Put
Secara singkat, trading option bisa diartikan sebagai suatu kontrak yang memberikan hak
namun bukan merupakan keharusan untuk membeli atau menjual suatu aset misalnya, stocks,
valuta asing, atau komoditi di harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Option banyak
diminati para investor karena memberi peluang keuntungan dari berbagai arah pergerakan
saham seperti bullish, sideways, ataupun bearish.
Di Indonesia, trading option disebut juga Kontrak Opsi Saham yang sebenarnya adalah otoritas
kita untuk memutuskan menjual (put option) atau membeli saham pada waktu dan harga
tertentu (call option). Secara awam kontrak opsi saham adalah kita tidak membeli saham
tersebut melainkan membeli hak untuk membeli dan menjual saham dengan harga tertentu.
Pada kontrak option harus disebutkan secara jelas harga kesepakatan untuk menjual atau
membeli saham yang disebut regardless market condition, jangka waktu berlaku option atau
expiry date-nya, misalnya pada akhir bulan tertentu dan tahun tertentu, sifat option tersebut
apakah pada posisi buy atau sell, dan stock yang ditetapkan. Karena ciri khas option yang
mempunyai batas kadaluarsa, maka investasi ini mempunyai value of money. Semakin dekat
dengan batas kadaluarsa maka harga option akan semakin murah.
Pengertian Merger - Sebuah perusahaan terdiri atas bermacam-macam bentuk, mulai dari
perusahaan yang diusahakan secara sendiri hingga perusahaan yang diusahakan secara
bersama-sama dengan orang lain. Yang namanya perusahaan itu ada yang berbadan hukum dan
ada juga yang tidak. Salah satu perusahaan yang berbadan hukum yaitu perseroan terbatas.
Untuk menjadikan perusahaan yang besar dan mampu bersaing, tentunya memerlukan salah
satu strategi yaitu melalui ekspansi baik dalam bentuk ekspansi internal ataupun eksternal.
Ekspansi internal dapat terjadi apabila divisi-divisi yang terdapat dalam perusahaan dapat
tumbuh secara normal, lewat kegiatan captial budgeting. Sedangkan untuk ekspansi eksternal
bisa dilakukan dengan cara penggabungan usaha. Dalam dunia ekonomi akutansi terdapat 3
bentuk penggabungan usaha yakni: merger, konsolidasi dan akuisi. Mungkin diantra kalian
ada yang masih belum tahu apa yang dimaksud dengan merger. Nah dalam kesempatan kali
inilah kami akan membahas tentang apa itu merger, untuk konsolidasi dan akuisisi bisa anda
baca dalam artikel yang berjudul pengertian konsolidasi dan pengertian akuisisi. Berikut ini
penjelasan yang dapat kami berikan tentang pengertian merger. Silahkan di baca definisi
merger ini sampai selesai.
Pengertian Merger
Merger adalah kerja sama antara dua perusahaan menjadi satu. Merger dapat juga
didefinisikan sebagai suatu proses penggabungan atau difusi dari 2 perseroan dengan salah satu
dari perseroan tersebut tetap berdiri dengan nama perseroannnya dan perseroan yang satunya
lenyap dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut dengan segala nama serta
kekayaannya.
Proses merger
Proses merger secara sederhananya bisa digambarkan sebagai berikut ini:
(Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan A)
Pengertian Merger Menurut Para ahli
Setelah sebelumnya kami menjelaskan tentang pengertian merger secara umum, maka kali ini
kami akan menjelaskan tentang pengertian merger menurut ahli. Berikut ini adalah beberapa
pengertian merger menurut para ahli.
Pengertian Merger Menurut Baridwan (1992) dalam Hamid (1998)
Merger bisa terjadi jika sebuah perusahaan mengeluarkan saham untuk ditukarkan dengan
semua saham biasa perusahaan yang lain. Pemegang saham dari perusahaan yang diambil alih
ini menjadi pemegang saham perusahaan yang mengambil alih, dan perusahaan yang
mengambil alih ini tidak lagi menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, namun sudah menjadi
bagian dari perusahaan yang telah mengambil alih.
Pengertian Merger menurut Beams dan Yusuf (2000)
Merger dapat terjadi pada saat suatu perusahaan mengambil alih seluruh operasi dari entitas
usaha lain dan entitas yang telah diambil alih dibubarkan. Jadi sesudah perusahaan yang
diambil alih dibubarkan, secara hukum perusahaan yang mengambil alih masih tetap beroperasi
sebagai satu badan usaha dan melanjutkan aktifitas perusahaan yang telah diambil alih olehnya.
Macam macam Merger
Berikut ini adalah macam macam merger dan contohnya:
1. Merger horizontal adalah merger antara dua perusahaan yang sama jenis usahanya.
Contoh merger horizontal yaitu merger antara perusahaan germen, merger antar
perusahaan sepatu, merger antar perusahaan roti.
2. Merger vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan. Contoh merger vertikal yaitu: perusahaan ban merger dengan perusahaan
mobil dan perusahaan benang merger dengan perusahaan kain.
3. Konglomerat adalah kerja sama antar berbagai perusahaan dengan produk-produk yang
berbeda dan tidak ada kaitannya. Contoh merger konglomerat yaitu perusahaan
elektronik merger dengan perusahaan televisi, perusahaan makanan merger dengan
perusahaan mobil. Tujuan dari konglomerat yaitu untuk menggapai pertumbuhan badan
usaha secara cepat serta memperoleh hasil yang lebih baik, dengan cara saling bertukar
saham antar dua persahaan yang bersatu.
4. Merger kon generik adalah kerjasama diantara 2 atau lebih perusahaan yang saling
berhubungan, namun bukan terhadap produk yang serupa. Sebagai contoh merger
kongenerik yaitu bank dengan perusahaan leasing.
Alasan melakukan Merger
Berikut ini adalah beberapa alasan perusahan melakukan merger:
2. Meningkatkan dana
Diantara beberapa prusahaan banyak yang tidak mendapatkan dana untuk melakukan ekspansi
internal, namun bisa mendapatkan dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Ekspansi
eksternal tersebut yaitu dengan menggabungkan diri dengan perusahaan yang mempunyai
likuiditas tinggi sehingga dapat meningkatkan daya pinjam perusahaan serta penurunan
kewajiban keuangan. Hal tersebut dapat memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya
yang rendah.
3. Sinergi
Sinergi bisa tercapai apabila merger menghasilkan suatu tingkat skala ekonomi. Tingkat skala
eklnomoi ini dapat terjadi karena adanya perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan
yang lebih besar dibanding jumlah pendapatan perusahaan pada saat tidak merger. Sinergi akan
terlihat jelas pada saat perusahaan yang melakukan merger berada pada bisnis yang serupa
karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan bisa dihilangkan.
4. Pertimbangan pajak
Perusahaan bisa membawa kerugian pajak hingga lebih dari 20 tahun ke depan atau hingga
kerugian pajak bisa tertutupi. Perusahaan yang mempunyai kerugian pajak bisa melakukan
akuisisi dengan perusahaan yang bisa menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak.
Dalam kasus ini perusahaan yang melakukan akuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
sesudah pajak dengan mengurangi pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang telah
diakuisisi. Bagaimanapun juga merger tidak hanya dikarenakan oleh keuntungan pajak, namun
berdasarkan tujuan mekanisme kesejahteraan pemiliknya.
5. Menambah ketrampilan manajemen dan teknologi
Beberapa perusahaan menjadi tidak bisa berkembang secara baik karena tiadanya efisiensi pada
menejemennya atau kurangnya suatu teknologi. Perusahaan yang tidak bisa mengefisiensikan
manajemennya dan tidak bisa membiayai untuk pengembangan teknologinya, bisa melakukan
penggabungan dengan perusahaan yang mempunyai menajemen dan teknologi yang handal.
Right issue merupakan hak pembeli saham tambahan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan cara memesan terlebih dahulu dengan harga yang telah
ditentukan sebelumnya untuk tanggal tertentu (www.e-bursa.com). Istilah right issue
di Indonesia dikenal pula dengan istilah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD), karena emiten mengeluarkan saham baru dalam rangka penambahan
modal perusahaan dengan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat
ini. Dengan demikian, pemegang saham memiliki preemptive right atau hak memesan
efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut.
Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi merupakan produk
turunan dari saham. Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah
saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab, dengan
pengeluaran saham baru tersebut, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk
membeli saham yang berasal dari right issue. Kemudian uang ini akan masuk ke
modal perusahaan.
Pada umumnya tujuan dilakukannya right issue adalah untuk menghimpun
dana segar yang akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman atau
untuk modal kerja. Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi
kepemilikan pemegang saham atau meningkatkan jumlah saham yang beredar. Jadi
dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar saham akan meningkat dalam jumlah
yang lebih kecil dari pada presentase jumlah lembar saham yang beredar. Umumnya
diharapkan penambahan jumlah lembar saham di pasar akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas
saham.
Bagi investor, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya
harga. Secara umum, dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right
issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh
emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya.
Investor boleh mengabaikan haknya dengan konsekuensi berkurangnya kepemilikan
saham atas emiten tersebut. Hal ini, karena pada dasarnya perusahaan menawarkan
right sama dengan mengeluarkan saham baru. Akibatnya akan mempengaruhi
presentase kepemilikan bila tidak membeli secara proporsional.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right, antara
lain : waktu, harga, dan rasio. Bagi investor informasi waktu penerbitan sangat penting
untuk mengambil keputusan. Apakah dia akan melaksanakan haknya membeli right
atau tidak, sebab right mempunyai masa berlaku yang sangat singkat.
Beberapa istilah yang terkait dengan right issue :
1. Cum Date, yaitu tanggal terakhir / batas akhir seorang investor mendapatkan haknya
untuk memesan efek terlebih dahulu.
2. Ex Date, yaitu batas dimana investor sudah tidak mempunyai hak lagi akan suatu
penawaran / corporate action (right issue).
3. Daftar Pemegang Saham (DPS), adalah daftar nama orang atau investor yang berhak
atas suatu corporate action, biasanya diumumkan dalam tanggal yang dikenal dengan
nama DPS Date.
4. Trading Period of Right Certificate, adalah periode pelaksanaan right tersebut
dicatatkan di bursa dan kapan berakhirnya.
5. Exercise Date, adalah tanggal jatuh tempo atas pelaksanaan right issue.
6. Allotment Date, adalah tanggal penentuan jatuh investor yang mendapatkan right dan
berapa besar tambahan saham baru akibat right issue.
7. Listing Date, adalah tanggal right itu pertama kalinya diperdagangkan di bursa atau
tanggal dimana penambahan saham akibat right tersebut diperdagangkan di Bursa
Efek.
Harga pelaksanaan right issue merupakan harga pelaksanaan yang harus
dibayar investor untuk mengkonversikan haknya tersebut ke dalam saham. Umumnya
harga pelaksanaan right issue di bawah harga saham yang berlaku. Hal ini,
dimungkinkan sebagai tarikan agar investor mau membelinya. Right itu sendiri
mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran yang terjadi.
Informasi penting lainnya adalah rasio dari pelaksanaan right issue, penentuan
rasio ini sangat ditentukan dari berapa besar dana yang dibutuhkan dan kemampuan
investor lama memenuhinya. Jadi, rasio ini merupakan komposisi berapa besar hak
pemegang saham lama mendapatkan kesempatan memesan efek terlebih dahulu.
Right ratio yang biasanya digunakan di Indonesia adalah 2 : 1 yang berarti bahwa dua
saham lama mendapatkan hak memesan satu saham baru.
Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right ini
mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama yang tidak melakukan konversi
rightnya. Penurunan nilai ini terjadi karena harga pasar biasanya terkoreksi dengan
adanya kebijakan ini. Untuk mengukur berapa besar koreksi yang timbul kita harus
memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio penerbitan right tersebut.