Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUN


MELALUI MEDIA KERETA ABJAD
DI TAMAN KANAK-KANAK BARUNAWATI
PONTIANAK
Nurul Apriyanti
Program Studi PG-PAUD, FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak

Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta yang terjadi di Taman Kanak-
kanak Barunawati Pontianak yaitu pada saat proses pembelajaran huruf abjad guru
sangat sering menggunakan media papan tulis (white board) dan spidol hitam,
karena seringnya guru menggunakan media tersebut, menyebabkan anak merasa
bosan sehingga tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan pemebelajaran
huruf abjad, masalah ini menyebabkan anak kurang baik dalam menyimak
pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan tentang 1) penggunaan media kereta abjad untuk meningkatkan
kemampuan menyimak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Barunawati
Pontianak, 2) Hasil penggunaan media kereta abjad dalam upaya meningkatkan
kemampuan menyimak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Barunawati
Pontianak. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan di kelas A Taman Kanak-kanak Barunawati Pontianak. Langkah-
langkahnya terdiri atas: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, 4)
refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang masing-masing terdiri atas dua
kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan
teknik persentase. Data pada penelitian tindakan kelas ini adalah data yang
diperoleh dari subjek penelitian yang terdiri atas 1 orang guru kelas A dan 14 anak
didik. Hasilnya adalah kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun setelah
diterapkan pembelajaran melalui media kereta abjad setiap siklus menunjukkan
adanya peningkatan aspek perkembangan bahasa khususnya menyimak yaitu 1)
menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lain) siklus I pertemuan
ke 1 (15,38%) dan pertemuan ke 2 (23,07%), Siklus II pertemuan ke 1 (50%) dan
pertemuan ke 2 (46,15%). Siklus III pertemuan ke 1 (57,14%) dan pertemuan ke 2
(95,85%). 2) Mengerti dua perintah yang diberikan secara bersamaan, siklus I
pertemuan ke 1 (15,38%) dan pertemuan ke 2 (23,07%). Siklus II pertemuan ke 1
(30%) dan pertemuan ke 2 (38,46%). Siklus III pertemuan ke 1 (64,28%) dan
pertemuan ke 2 (85,71%). 3) Meniru huruf siklus I pertemuan ke 1 (7,69%) dan
pertemuan ke 2 (15,38%). Siklus II pertemuan ke 1 (40%) dan pertemuan ke 2
(38,46%). Siklus III pertemuan ke 1 (57,14%) dan ke 2 (78,57%).
Kata Kunci: Media Kereta Abjad, Kemampuan Menyimak.

Anak adalah manusia kecil dimiliki anak harus dikembangkan


yang memiliki potensi atau secara optimal, agar dapat
kemampuan. Semua potensi yang berkembang dengan sebaik-baiknya.

15
Kemampuan tersebut dapat saat proses pembelajaran huruf
dikembangkan melalui pendidikan abjad sebagian besar anak-anak
yang dimulai dari pendidikan di tidak memperhatikan dan
lingkungan keluarga, sekolah hingga mendengarkan ketika guru
di masyarakat. menyebutkan dan menunjukkan
Dalam Undang-Undang huruf-huruf abjad tersebut, sehingga
Republik Indonesia, Nomor 20 pada saat anak ditanya kembali,
tahun 2003, tentang Sistem anak menunjukkan huruf tidak
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 sesuai dengan yang disebutkannya.
ayat 14 dinyatakan bahwa: Masalah yang terjadi di Taman
Pendidikan anak usia dini adalah Kanak-kanak Barunawati Pontianak
suatu upaya pembinaan yang yaitu pada saat proses pembelajaran
ditujukan kepada anak sejak lahir huruf abjad guru sangat sering
sampai dengan usia enam tahun menggunakan media papan tulis
yang dilakukan melalui pemberian (white board) dan spidol hitam,
rangsangan pendidikan untuk karena seringnya guru menggunakan
membantu pertumbuhan dan media tersebut, menyebabkan anak
perkembangan jasmani dan ruhani merasa bosan sehingga tidak
agar anak memiliki kesiapan dalam memperhatikan ketika guru
memasuki pendidikan lebih lanjut. menyampaikan pemebelajaran huruf
Menyimak merupakan suatu abjad, masalah ini menyebabkan
keterampilan berbahasa yang tidak anak kurang baik dalam menyimak
dapat dilepaskan dari kehidupan pembelajaran.
manusia sehari-hari, karena dengan Berdasarkan masalah yang
menyimak anak dapat memperoleh terjadi di Taman Kanak-kanak
pesan atau informasi dengan sebaik- Barunawati Pontianak peneliti
baiknya. Selain itu menyimak dapat tertarik mengadakan penelitian
meningkatkan konsentrasi karena, mengenai “Upaya Meningkatkan
memerlukan perhatian sehingga Kemampuan Menyimak Anak Usia
dalam menyampaikan pesan anak 4-5 Tahun Melalui Media Kereta
mendengarkan dengan penuh Abjad di Taman Kanak-kanak
perhatian agar dapat menyimak Barunawati Pontianak”.
dengan baik. Namun kenyataannya Permasalahan dalam penelitian
sekarang, keterampilan menyimak ini adalah: (1) Bagaimana
mulai terabaikan. Hal ini dapat pembelajaran dengan menggunakan
dibuktikan kurangnya respon anak, media kereta abjad untuk
ketika dipanggil guru dan temannya meningkatkan kemampuan
serta kemampuan menyimak menyimak anak usia 4-5 tahun di
pelajaran dengan baik. Taman Kanak-Kanak Barunawati
Berdasarkan hasil observasi Pontianak?
yang dilakukan, peneliti melihat (2) Bagaimana hasil penggunaan
kemampuan menyimak anak usia 4- media kereta abjad dalam upaya
5 tahun di Taman Kanak-kanak meningkatkan kemampuan
Barunawati Pontianak masih kurang menyimak anak usia 4-5 tahun di
baik khusunya pada saat Taman Kanak-kanak Barunawati
pembelajaraan huruf abjad. Pada Pontianak?

16
Perkembangan bahasa pada kata yang tercetak. Sistem bahasa
anak terdiri dari dua macam yaitu yang berpengaruh disini adalah
bahasa awal (pertama) dan bahasa kemampuan anak dalam hal
kedua. Bahasa awal adalah bahasa semantik, dan sintaksis serta
komunikasi antara anak dengan pragmatis bahasa. (4) Menulis
ibunya bisanya dalam bentuk menulis merupakan bagian yang
prilaku atau gerak dan suara maupun paling rumit dalam perolehan
tangisan sedangkan bahasa kedua bahasa anak. Hal tersebut karena
adalah bahasa yang diperoleh anak dalam menulis anak sudah mampu
dari lingkungnnya baik keluarga, membaca namun, walaupun
sekolah maupun masyarakat, demikian proses yang dialami
misalnya bahasa daerah dan bahasa tentunya bertahap. Kemampuan
sehari-hari. Perolehan bahasa pada anak menulis diawali dengan
anak-anak tidak dapat secara kemampuannya mencoret yang
langsung sempurna namun melalui abstrak bertahap menjadi jelas
proses perkembangannya yang bentuk hurufnya.
bertahap. Tahapan-tahapan tersebut Kegiatan menyimak untuk anak
dimulai dari: (1) Menyimak Anak- usia dini diperlukan cara bahkan
anak mengembangkan kemampuan media yang kreatif, sehingga pada
menyimak agar memahami saat seorang guru menyampaikan
lingkungan mereka. Supaya mereka pembelajaran, anak menjadi tertarik
belajar, mereka harus menerima dan proses menyimak akan tercapai.
masukan informasi dan Maka dari itu, seorang guru harus
mengolahnya. Menyimak bukan membuat pesan atau bahan yang
merupakan kemampuan alami, sejak akan disimak tersebut semenarik
lahir, untuk itu kemampuan ini mungkin.
dipelajari lewat bimbingan dan Bromley, Dhieni (diakses pada
pengajaran orang tua, guru, dan tanggal 29 Maret 2013 pada jam
orang lain di lingkungan anak-anak. 11.35) adapun jenis-jenis menyimak
(2) Berbicara pembelajaran bahasa yang dapat dikembangkan untuk
bagi anak-anak memerlukan anak di Taman Kanak-kanak adalah
kesempatan untuk bicara dan sebagai berikut: 1) Menyimak
didengarkan. Dialog efektif antara Informatif Menyimak atau
orang dewasa dan anak termasuk mendengarkan informasi untuk
orang dewasa yang mendengarkan mengidentifikasi dan mengingat
ketika anak itu berbicara, fakta-fakta, ide-ide dan hubungan-
mengajukan pertanyaan yang hubungan. 2) Menyimak Kritis
mendorong anak itu bicara lebih mendengarkan kritis lebih dari
banyak, dan memperluas serta sekedar mengidentifikasi dan
mengolah apa yang dikatakan anak mengingat fakta, ide dan hubungan-
itu. (3) Membaca membaca hubungan. Kemampuan ini
merupakan kemampuan individu membutuhkan kemampuan untuk
dalam mengolah kata-kata dan menganalisis apa yang di dengar dan
sistem bahasa pada huruf dan kata membuat sebuah keterangan tentang
tercetak. Kuncinya adalah hal tersebut dan membuat
memahami kombinasi huruf dan generalisasi berdasarkan apa yang

17
didengar. 3) Menyimak Apresiatif kereta api yang memiliki rangkaian
menyimak apresiatif adalah kereta atau gerbong, tiap-tiap
kemampuan untuk menikmati dan gerbong ditulis satu huruf abjad
merasakan apa yang di dengar. sebagai penyalur belajar untuk
Penyimak dalam jenis menyimak ini meningkatkan kemampuan
larut dalam bahan yang disimaknya. menyimak abjad
Anak akan menghayati dan .
menikmati dramatisasi atau puisi. METODE
Secara imajinatif, penyimak seolah- Metode penelitian yang
olah ikut mengalami, merasakan, digunakan dalam penelitian ini
melakukan karakter dari perilaku adalah metode deskriptif.
cerita yang dilisankan. Penggunaan metode ini
Syaiful bahri, Aswan Zain dimaksudkan untuk mengungkap
(2010: 120) kehadiran media dalam keadaan subjek penelitian yang
proses belajar mengajar mempunyai sesungguhnya tanpa memanipulasi
arti yang cukup penting, karena data yang sesungguhnya. Penelitian
dalam kegiatan tersebut ini menggunakan metode deskriftif
ketidakjelasan bahkan yang dengan pendekatan kualitatif. Hal
disampaikan dapat dibantu dengan ini dilakukan karena dalam
menghadirkan media sebagai mendeskripsikan objek penelitian
perantara. tidak menggunakan analisis data
Kereta adalah sarana melalui perhitungan angka-angka,
transportasi berupa kendaraan tetapi lebih mengutamakan
dengan tenaga gerak, baik berjalan kejelasan dalam penghayatan
sendiri maupun dirangkaikan interaksi antar konsep yang diteliti.
dengan kendaraan lainnya, yang Teknik dan alat pengumpulan data
akan ataupun sedang bergerak di rel dalam penelitian ini, yaitu observasi,
(diakses pada tanggal 3 April 2013 wawancara, dan dokumentasi.
pada jam 20.57). Teknik analsis data dalam Penelitian
Menurut Yulianti (2011: 8) Tindakan Kelas (PTK) data
abjad adalah sistem penulisan yang dianalisis sejak tindakan
menuliskan semua fonem. Hampir pembelajaran dilakukan dan
semua tulisan-tulisan semantik dikembangkan selama proses
tergolong abjad, satu di antaranya refleksi sampai proses penyusunan
abjad Fenisia. Bangsa Yunani yang laporan. Untuk kesinambungan dan
mengadopsi abjad Fenisia kedalaman dalam pengajaran data
menambahkan beberapa lambang dalam penelitian ini digunakan
vokal ke dalam sistem tulisan analisis interaktif. Analisis interaktif
mereka yang baru agar tidak terjadi tersebut terdiri dari tiga komponen
ambiguitas. Sistem tulisan itu kegiatan yang saling terkait satu
disebut alphabet dan menurunkan sama lain yaitu reduksi data,
alphabet latin. (display) data dan penarikan
Beberapa pengertian mengenai kesimpulan.
media, kereta dan abjad dapat Prosedur yang digunakan dalam
disimpulkan bahwa media kereta penelitian ini, mengembangkan
abjad adalah media yang berbentuk sebagaimana lazimnya dalam

18
penelitian tindakan kelas yang Pada langkah ini terdapat empat
berbentuk siklus. Secara operasional tahap yang dilakukan yaitu: a)
tahap-tahap kegiatan yang ditempuh perencanaan. Pada tahap ini yang
setiap siklus tindakan meliputi dilakukan adalah (1) Kolaborasi
empat tahapan sebagai berikut: (1) dengan guru menyusun rencana
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) tindakan (2) Membuat Rencana
pengamatan, (4) refleksi. Kegiatan Harian (RKH) (3)
Cara yang peneliti gunakan Mempersiapkan media dan alat
dalam pemeriksaan keabsahan data pembelajaran. Media yang
dalam penelitian ini diantaranya digunakan yaitu media kereta abjad.
adalah: (4) Mempersiapkan format
1) Triangulasi merupakan teknik yang observasi dan evaluasi yang akan
digunakan untuk menguji digunakan selama proses kegiatan
keterpecayaan data (memeriksa setiap akhir siklus. b) Pelaksanaan.
keabsahan data), atau dengan istilah Pada tahap ini penelitian dilakukan
lain dikenal dengan trustworthiness melalui tiga tahapan yaitu (a)
dengan memanfaatkan hal-hal lain kegiatan awal (b) kegiatan inti (c)
yang ada di luar data tersebut untuk kegiatan akhir. d) Pengamatan. Pada
keperluan mengadakan pengecekan tahap ini pengematan dilakukan
atau sebagai pembanding terhadap kepada guru dan kepada anak
data yang telah dikumpulkan. dengan menggunkan lembar
2) Member Check pedoman observasi. d) Refleksi.
Sugiono (2011: 276) member Tahapan ini dilakukan setelah
check adalah proses pengecekan pengamatan, pada tahap ini terdapat
data yang diperoleh peneliti kepada kelebihan dan kekurangan dari hasil
pemberi data. Tujuan member check pengamatan.
adalah untuk mengetahui seberapa Observasi penelitian dari siklus
jauh data yang diperoleh sesuai I sampai dengan tindakan siklus III
dengan apa yang diberikan oleh melalui media kereta abjad untuk
pemberi data. Apabila data yang meningkatkan kemampuan
ditemukan disepakati oleh pemberi menyimak anak usia 4-5 tahun,
data, berarti datanya valid, sehingga terjadi peningkatan dari masing-
semakin dipercaya, tetapi apabila masing siklus yang dapat dilihat dari
data yang ditemukan penulis dengan hasil setiap akhir kegiatan. Aspek
berbagai penafsirannya tidak yang ditingkatkan yaitu menyimak
disepakati oleh pemberi data maka perkataan orang lain (bahasa ibu
peneliti perlu melakukan diskusi atau bahasa lain) dalam kegiatan
dengan pemberi data. menyebut sambil menunjuk huruf
abjad, mengerti dua perintah yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diberikan secara bersamaan dalam
Hasil kegiatan memasangkan gerbong
Sesuai dengan metode kereta abjad, meniru huruf dalam
penelitian yang digunakan dalam kegiatan meniru huruf abjad dari
penelitian ini, yaitu metode dekriptif siklus I sampai siklus III terus
dengan bentuk Penelitian Tindakan mengalami peningkatan, pada siklus
Kelas melalui pendekatan Kualitatif. I kegiatan menunjuk sambil

19
menyebut huruf abjad dengan sambil menunjuk huruf abjad, anak
jumlah anak sebanyak 13 anak yang yang sudah berkembang sebanyak
sudah berkembang sebanyak 3 anak 13 anak atau 92,85%, anak yang
atau 23,07%, anak yang mualai mulai berkembang sebanyak 2 anak
berkembang sebanyak 3 anak atau atau 14,28%. Kegiatan
23,07% dan anak yang belum memasangkan gerbong kereta abjad,
berkembang sebanyak 7 anak atau anak yang sudah berkembang
53,84%. Kegiatan memasangkan sebanyak 12 anak atau 85,71%, anak
gerbong kereta pada siklus I, anak yang mulai berkembang sebanyak 2
yang sudah berkembang sebanyak 3 anak atau 14,28%. Kegiatan meniru
anak atau 23,07%, anak yang mulai huruf abjad, anak yang sudah
berkembang sebanyak 1 anak atau berkembang sebanyak 11 anak atau
7,69% dan anak yang belum 78,57%, anak yang mulai
berkembang sebanyak 9 anak atau berkembang sebanyak 3 anak atau
69,23%. Kegiatan meniru huruf 21,42%.
pada siklus I, anak yang sudah Tabel 1. Hasil Peningkatan
berkembang menirukan huruf abjad Kemampuan Menyimak Anak
sebanyak 2 anak atau 15,38%, anak
yang mulai berkembang sebanyak 3 Indikator Siklus I Siklus II Siklus
III
anak atau 23,07% dan anak yang Menyebut 23,07% 46,15% 92,54%
belum berkembang sebanyak 8 anak sambil
atau 61,53%. menunjuk
Siklus ke II dengan jumlah anak huruf
sebanyak 13 pada kegiatan abjad
Memasang 23,07% 38,46% 85,71%
menyebut sambil menunjuk huruf kan
abjad sebanyak 6 anak atau 46,15%, gerbong
anak yang mulai berkembang kereta
sebanyak 4 anak atau 30,76% dan abjad
anak yang belum berkembang Meniru 15,38% 38,46% 78,57%
huruf
sebanyak 3 anak atau 23,07%. abjad
Kegiatan memasangkan gerbong PEMBAHASAN
kereta abjad, anak yang sudah 1. Pembelajaran dengan menggunakan
berkembang sebanyak 5 anak atau media kereta abjad untuk
38,46%, anak yang mulai meningkatkan kemampuan
berkembang sebanyak 5 anak atau menyimak anak usia 4-5 tahun di
38,46% dan anak yang belum Taman Kanak-kanak Barunawati
berkembang sebanyak 3 anak atau Pontianak dikatakan berhasil yaitu
23,07%. Kegiatan meniru huruf pada saat pembelajaran huruf abjad,
abjad, anak yang sudah berkembang guru bisa menerapkan media kereta
sebanyak 5 anak atau 38,46%, anak abjad dengan cara yang bervariasi
yang mulai berkembang sebanyak 4 sehingga anak merasa tertarik untuk
anak atau 30,76% dan anak yang memperhatikan dan menyimak
belum berkembang sebanyak 4 anak penjelasan yang disampaikan oleh
atau 30,76%. guru dan anak dapat secara langsung
Siklus ke III dengan jumlah menggunakan media kereta abjad
anak 16 pada kegiatan menyebut untuk meningkatkan kemampuan

20
menyimak huruf abjad. Pada saat yang diberikan secara bersamaan
guru menyebutkan huruf-huruf sebanyak 2 orang anak (15,38%),
abjad, anak dapat menyimak dan 3 orang anak (23,07%), meniru
penjelasan guru dengan baik hal ini huruf sebanyak 1 orang anak
dilihat dari, anak memperhatikan, (7,69%), dan 2 orang anak
menangkap isi atau pesan yang (15,38%). Anak yang “Mulai
disampaikan oleh guru guru, saat Berkembang” kemampuan
mencontohkan kegiatan menyebut menyimak perkataan orang lain
sambil menunjukkan huruf abjad, (bahasa ibu atau bahasa lain )
anak memperhatikan dan menyimak sebanyak 2 orang anak (15,38%)
penjelasan guru sehingga anak dapat dan 3 orang anak (23,07%),
menyebut huruf sesuai dengan huruf mengerti dua perintah yang
yang ditunjuknya, anak dapat diberikan bersamaan sebanyak 1
memasangkan gerbong kereta sesuai orang anak (7,69%) dan 1 orang
perintah yang disampaikan oleh anak (7,69%), meniru huruf
guru, dan dapat meniru huruf sesuai sebanyak 1 orang anak (7,69%) dan
yang dicontohkan oleh guru. Hal ini 3 orang anak (23,07%). Anak yang
sesuai dengan yang diungkapkan “Belum Berkembang” kemampuan
oleh Henry Guntur Tarigan (2005 : menyimak perkataan orang lain
31) menyimak adalah “suatu proses (bahasa ibu atau bahasa lain)
kegiatan mendengarkan lambing- sebanyak 2 orang anak (15,38%)
lambang lisan dengan penuh dan 3 orang anak (23,07%), megerti
perhatian, pemahaman, apresiasi dua perintah yang diberikan
serta interpretasi untuk memperoleh bersamaan sebanyak 1 orang anak
informasi, menangkap isi atau (7,69%) dan 1 orang anak (7,69%),
pesan, serta memahami makna meniru huruf sebanyak 11 orang
komunikasi yang telah disampaikan anak (84,61%) dan 8 orang anak
sang pembicara melalui ujaran atau (61,53%). Siklus 2 pertemuan ke I
bahasa lisan”. dan II anak yang “Sudah
2. Hasil penggunaan media kereta Berkembang” kemampuan
abjad dalam upaya meningkatkan menyimak perkataan orang lain
kemampuan menyimak anak usia 4- (bahasa ibu atau bahasa lain)
5 tahun yaitu dapat dilihat pada sebanyak 5 orang anak (50%) dan 6
proses pembelajaran berlangsung orang anak (46,15%), mengerti dua
anak-anak masih belum perintah yang diberikan bersamaan
memperhatikan dan menyimak sebanyak 3 orang anak (30%) dan 5
penjelasan dari gurunya sehingga orang anak (38,46%), meniru huruf
hasil yang dicapai belum memenuhi sebanyak 4 orang anak (40%) dan 5
standar indikator pencapaian yaitu orang anak (38,46%).yang “Mulai
pada siklus 1 pertemuan ke I dan II Berkembang” kemampuan
anak yang “Sudah berkembang” menyimak perkataan orang lain
kemampuan menyimak perkataan (bahasa ibu atau bahasa lain)
orang lain (bahasa ibu atau bahasa sebanyak 3 orang anak (30%) dan 4
lain) hanya sebanyak 2 orang anak orang anak (30,76%), mengerti dua
(15,38%), dan 3 orang anak perintah yang diberikan bersamaan
(23,07%), mengerti dua perintah sebanyak 5 orang anak (50%) dan 5

21
orang anak (38,46%), meniru huruf selain membutuhkan perhatian juga
sebanyak 2 orang anak (20%) dan 4 membutuhkan konsentrasi seperti
orang anak (30,76%). Anak yang yang dinyatakan oleh Sardiman
“Belum Berkembang” kemampuan (2007 : 40) yaitu “konsentrasi
menyimak perkataan orang lain dimaksudkan untuk memusatkan
(bahasa ibu atau bahasa lain) segenap kekuatan perhatian pada
sebanyak 2 orang anak (20%) dan 3 situasi belajar”. Sedangkan hasil
orang anak (23,07%), mengerti dua yang dicapai ketika anak
perintah yang diberikan bersamaan memusatkan perhatiannya untuk
sebanyak 2 orang anak (20%) dan 3 memperhatikan dan menyimak
orang anak (23,07%), meniru huruf penjelasan guru menggunakan
sebanyak 4 orang anak (40%) dan 4 media kereta abjad melalui kegiatan
orang anak (30,76%). Siklus 3 menyebut sambil menunjukkan
pertemuan ke I dan II anak yang huruf abjad, memasangkan gebong
“Mulai Berkembang” kemampuan kereta dan meniru huruf dapat
menyimak perkataan orang lain dilihat dari siklus 1 Pertemuan ke I
(bahasa ibu atau bahasa lain) dan II anak yang “Sudah
sebanyak 5 orang anak (35,71%) Berkembang” kemampuan
dan 2 orang anak (14,28%), menyimak perkataan orang lain
mengerti dua perintah yang (bahasa ibu atau bahasa lain)
diberikan bersamaan sebanyak 4 sebanyak 2 orang anak (15,38%),
orang anak (28,75%) dan 2 orang dan 3 orang anak (23,07%),
anak (14,28%), meniru huruf 5 mengerti dua perintah yang
orang anak (35,71%) dan 3 orang diberikan secara bersamaan
anak (21,42%). Anak yang “Belum sebanyak 2 orang anak (15,38%),
Berkembang” kemampuan dan 3 orang anak (23,07%), meniru
menyimak perkataan orang lain huruf sebanyak 1 orang anak
(bahasa ibu atau bahasa lain) (7,69%), dan 2 orang anak
sebanyak 1 orang anak (7,14%) dan (15,38%). Siklus 2 pertemuan ke I
0 orang anak (0%), mengerti dua dan II anak yang “Sudah
perintah yang diberikan bersamaan Berkembang” kemampuan
sebanyak 1 orang anak (7,14%) dan menyimak perkataan orang lain
0 orang anak (0%), meniru huruf (bahasa ibu atau bahasa lain)
sebanyak 1 orang anak (7,14%) dan sebanyak 5 orang anak (50%) dan 6
0 orang anak (0%). Persentase orang anak (46,15%), mengerti dua
keberhasilan menyimak anak perintah yang diberikan bersamaan
tersebut, belum memenuhi standar sebanyak 3 orang anak (30%) dan 5
indikator yang ingin dicapai baik orang anak (38,46%), meniru huruf
secara klasikal maupun secara sebanyak 4 orang anak (40%) dan 5
individual karena pada proses orang anak (38,46%). Siklus 3
pembelajaran berlangsung anak pertemuan ke I dan II anak yang
belum sepenuhnya berkonsentrasi “Sudah Berkembang” kemampuan
untuk menyimak dan menyimak perkataan orang lain
memperhatikan penjelasan yang (bahasa ibu atau bahasa lain)
disampaikan oleh gurunya, sebanyak 8 orang anak (57,14%)
sedangkkan kegiatan menyimak dan 13 orang anak (92,85%),

22
mengerti dua perintah yang peningkatan aspek perkembangan
diberikan bersamaan sebanyak 9 bahasa menyimak perkataan orang
orang anak (64,28%) dan 2 orang lain, mengerti dua perintah yang
anak (14,28%), meniru huruf diberikan bersamaan dan meniru
sebanyak 8 orang anak (57,14%) huruf disetiap siklusnya yaitu
dan 11 orang anak (78,57%). Hal ini melalui kegiatan menyebut sambil
dapat dikatakan tingkat pencapaian menunjukkan huruf abjad sebanyak
perkembangan anak sudah mencapai 9 anak (64,28%) dan siklus III
standar indikator yang ditetapkan pertemuan ke 2 sebanyak 12 anak
yaitu 75% keberhasilan secara (85,71%). Meningkatnya aspek
klasikal seperti yang dinyatakan perkembangan bahasa yaitu
oleh Komaidi dalam Wahyu mengerti dua perintah yang
Maulidiantini (2011 : 35) yaitu diberikan secara bersamaan melalui
tindakan dikatakan berhasil secara kegiatan memasangkan gerbong
individual apabila setiap anak tidak kereta abjad. Siklus I pertemuan ke
memiliki nilai “Kurang” (K) sisetiap 1 sebanyak 2 anak (15,38%) dan
indikator. Sugiyono dalam Wahyu siklus I pertemuan ke 2 sebanyak 3
Maulidiantini (2011 : 35) “tindakan anak (23,07%). Siklus II pertemuan
dikatakan berhasil secara klasikal ke 1 sebanyak 3 (30%) dan siklus II
apabila kemampuan anak didik pertemuan ke 2 sebanyak 5 anak
mengalami peningkatan lebih dari (38,46%). Siklus III pertemuan ke 1
75%”. sebanyak 9 anak (64,28%) dan
siklus III pertemuan ke 2 sebanyak
KESIMPULAN DAN SARAN 12 anak (85,71%). Meningkatnya
aspek perkembangan bahasa yaitu
Kesimpulan meniru huruf melalui kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan meniru huruf abjad. Siklus I
pembahasan, maka secara umum pertemuan ke 1 sebanyak 1 (7,69%)
dapat disimpulkan bahwa : dan siklus I pertemuan ke 2
1. Pembelajaran dengan menggunakan sebanyak 1 anak (7,69%). Siklus II
media kereta abjad untuk pertemuan ke 1 sebanyak 4 (40%)
meningkatkan kemampuan dan siklus II pertemuan ke 2
menyimak usia 4-5 tahun di Taman sebanyak 5 anak (38,46%). Siklus
Kanak-Kanak Barunawati Pontianak III pertemuan ke 1 sebanyak 8 anak
telah mencapai standar indikator (57,14%) dan siklus III pertemuan
yang telah ditetapkan yaitu ke 2 sebanyak 11 anak (78,57%)
mencapai lebih dari 75%
keberhasilan secara klasikal melalui SARAN
kegiatan menyebut sambil menunjuk Berdasarkan hasil penelitian
huruf abjad, memasangkan gerbong yang telah dilakukan, maka
kereta dan meniru huruf abjad disarankan kepada:
2. Hasil penggunaan media kereta 1. Bagi guru
abjad dalam upaya meningkatkan Hasil penelitian ini diharapakan
kemampuan menyimak usia 4-5 dapat dijadikan tolak ukur akan
tahun di Taman Kanak-kanak pentingnya pemilihan media media
Barunawati Pontianak mengalami yang bervariasi pada saat

23
pembelajaran sehingga anak merasa DAFTAR PUSTAKA
tidak bosan dan anak bisa menyimak
penjelasan guru saat pembelajaran. Arsyad, Azhar. (2011). Media
Pembelajaran pun menjadi lebih Pembelajaran. Jakarta: PT
aktif dan menyenangkan sesuai Raja Grafindo Persada.
dengan prinsip pembelajaran di Sardiman. (2007). Interaksi dan
Taman Kanak-kanak. Motivasi Belajar Mengajar.
2. Bagi Kepala Taman Kanak-kanak Jakarta: PT Raja Grafindo
Kepala TK sebagai Persada.
penyelenggara program pendidikan Sugeng. (2012). Teori Konsentrasi
di Taman Kanak-kanak hendaknya Belajar. (online).
mendukung upaya guru dalam http://paudanakceria.wordpres
memilih dan menggunakan media s.com/2011/02/21/kurangnya-
pembelajaran yang tepat dengan daya konsentrasi-anak-
memfasilitasi guru mengikuti bagaimana-cara-mengatasinya.
berbagai pelatihan kreativitas diakses 12 April 2013.
dalam pembuatan media untuk Sugiyono. (2009). Metode
anak usia taman kanak-kanak. Penelitian Kuantitatif
Media yang bervariasi akan Kualitatif dan R & D.
merangsang anak untuk lebih ingin Bandung: CV Alfabeta.
tahu mengenai pembeljaran dari Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
media tersebut, sehingga anak dpat Zain. (2010). Strategi Belajar
meningkatkan kemampuan Mengajar. Jakarta: PT Asdi
menyimaknya. Mahasatya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Tarigan, Henry Guntur. (2008).
Adanya hasil penelitian yang Menyimak Sebagai Suatu
membuktikan bahwa melalui Keterampilan Berbahasa.
penerapan media kereta abjad, Bandung: Angkasa.
dapat meningkatkan kemampuan Yulianti. (2011). Pengaruh
menyimak anak usia 4-5 tahun, Pembelajaran Dengan
diharapkan bagi peneliti Metode Multisensory
selanjutnya dapat mengangkat Terhadap Kemampuan
kembali permasalahannya yang Memahami Konsep Abjad Di
ada tetapi dengan media yang lain, Paud Aisyiah Punggur Kecil
sehingga memberi masukan atau Kabupaten Kubu Raya.
temuan-temuan baru khususnya (Skripsi tidak diterbitkan)
dalam meningkatkan kemampuan Program Studi PG-PAUD
menyimak anak usia 4-5 tahun Universitas Muhammadiyah
sebagai tahap awal untuk Pontianak.
perkembangan bahasa anak yang
optimal.

24

Anda mungkin juga menyukai