Mengetahui, Menyetujui,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata tahun 2018 dengan
judul “Pengelolaan Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat” dapat terselesaikan dengan
baik. Praktik Pengelolaan Ekowisata tahun 2018 adalah syarat untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapang (PKL) pada semester 6 Program Keahlian Ekowisata Sekolah
Vokasi Institut Pertanian Bogor. Praktik Pengelolaan Ekowisata merupakan syarat
mahasiswa Ekowisata untuk dapat mengikuti Praktik Kerja Lapang atau PKL
sebagai syarat lulus dari Program Studi Ekowisata Program Diploma IPB.
Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, mahasiswa Ekowisata tahun 2018
melaksanakan Praktik Pengelolaan Ekowisata 2018 di kawasan Taman Wisata Alam
Gunung Papandayan Kabupaten Garut selama 18 hari. Adapun materi yang
dipraktikkan adalah materi selama semester 3 dan 4 yang meliputi pengelolaan
sumberdaya dan daya tarik wisata, pengelolaan fasilitas wisata, pengelolaan
pengunjung, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat sekitar, serta pengelolaan
kawasan wisata dan kegiatan wisata.
Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi pembaca, khususnya keluarga besar Ekowisata Diploma IPB. Selain
itu laporan ini juga menjadi arsip dan database baik bagi institusi (IPB) maupun
kawasan wisata yang digunakan sebagai pengamatan. Penyusun menyadari laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sumbangsih dan saran dari
pembaca diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Penyusun,
1
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMAKASIH ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Tujuan 10
C. Manfaat 10
II. KONDISI UMUM LOKASI 11
A. Letak dan Luas Kawasan 11
B. Sejarah Kawasan 12
C. Kondisi Fisik 12
1. Tanah dan Topografi 12
2. Iklim 12
3. Hidrologi 12
D. Kondisi Biotik 12
1. Flora 12
2. Fauna 13
E. Potensi Wisata 14
F. Kondisi Pengelola 14
G. Kondisi Masyarakat Sekitar 14
H. Aksesibilitas 15
III. METODE PRAKTIK 16
A. Waktu dan Tempat 16
B. Alat dan Bahan 16
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data 17
1. Studi literatur 17
2. Wawancara dan diskusi 17
3. Kuesioner 17
4. Observasi, pastisipasi, dan dokumentasi 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19
A. Pengelolan Sumberdaya Wisata 19
1. Sumberdaya Wisata 19
2. Planning 28
3. Organizing 29
4. Actuating 30
5. Controlling 30
6. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Sumbedaya Wisata
30
B. Pengelolaan Program Wisata 30
1. Planning 31
3
2. Organizing 31
3. Actuating 31
4. Controlling 31
5. Permasalahan dan Pemecahan masalah pengelolaan program wisata 31
6. Paket Wisata 32
C. Pengelolaan Fasilitas Wisata 33
1. Planning 34
2. Organization 34
3. Prosedur 34
4. Evaluasi Pengelolaan Fasilitas 35
5. Daftar Fasilitas 35
D. Pengelolaan Kebersihan dan MCK 39
1. Perencanaan Pengelolaan 39
2. Organisasi PT Asri Indah Lestari 40
3. Pelaksanaan Pengelolaan 41
4. Evaluasi Pengelolaan 41
E. Pengelolaan Parkir 42
1. Planning 42
2. Organizing 43
3. Actuating 44
4. Controlling 45
5. Permasalahan dan pemecahan masalah pengelolaan parkir 45
F. Pengelolaan Tiket 45
1. Dasar hukum 45
2. Planning 46
3. Organizing 46
4. Actuating 46
5. Controlling 47
6. Evaluasi 47
7. Daftar Harga Tiket 47
G. Pengelolaan Pengunjung 48
1. Pengelolaan Persebaran Pengunjung 48
2. Pelayanan Informasi 49
3. Pelayanan Interpretasi 49
4. Pengelolaan Keselamatan Pengunjung 49
6. Kepuasan Pengunjung 50
1. Motivasi 51
2. Persepsi 52
3. Fasilitas 55
4. Saran 60
H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia 61
1. Planning 61
2. Organizing 61
3. Actuating 66
4. Controlling 68
5. Evaluasi 69
6. Sistem Penggajian 69
I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 69
4
1. Promosi 69
2. Pemasaran 70
3. Pemecahan Permasalahan Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 71
J. Pengelolaan Masyarakat Sekitar Kawasan 71
1. Pengelolaan pedagang 71
2. Pengelolaan Tenaga Pemandu 72
3. Pengelolaan Homestay atau pondok wisata 72
4. Permasalahan Pengelolaan Masayarakat Sekitar 72
V. KESIMPULAN DAN SARAN 73
A. Simpulan 73
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN 75
5
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Jadwal harian Praktik Pengelolaan Ekowisata 16
2. Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan PPE. 16
3. Inventarisasi Sumberdaya wisata TWA Gunung Papandayan 19
4. Daftar Fasilitas di TWA Gunung Papandayan 35
5. Harga Tiket Masuk Kendaraan ke TWA Gunung Papandayan 44
6. Daftar Harga Tiket 48
7. Rekapitulasi Karakteristik Pengunjung 50
8. Aktivitas Pengunjung 53
6
DAFTAR GAMBAR
No halaman
1. Sketsa Peta Kawasan TWA Gunung Papandayan 11
2. Hutan Mati 20
3. Camping Ground Pondok Saladah 20
4. Camping Ground Ghober Hoet 21
5. Tebing Sunrise 22
6. Danau Kawah Baru 22
7. Pohon Cantigi 23
8. Edelweiss 24
9. Kolam Terapi Air Panas 26
10. Menara Pandang 28
11. Planning penambahan fasilitas toilet, dan tempat sampah 29
12. Paket Wisata Short trip 32
13. Paket Wisata Long Trip dengan mengunjungi sekian (dapat disebutkan berapa
obyek) obyek. 33
14. Tiket Jasa Parkir 42
15. Area Parkir 43
16. Bagan Organisasi Divisi Parkir 43
17. Bagan Organisais Divisi Ticketing 46
18. Grafik Motivasi Pengunjung 51
19. Persepsi mengenai profesionalitas SDM di TWA Gunung Papandayan 53
20. indikator penilaian sumberdaya manusia 54
21. persepsi pengunjung terhadap fasilitas infrastruktur 55
22. persepsi pengunjung terhadap fasilitas rekreasi di TWA Gunung Papandayan 56
23. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pengelolaan 57
24. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penelitian 58
25. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendukung 59
26. Saran pengunjung TWA Papandayan 60
27. Bagan Sumberdaya Manusia 61
28. Kolam terapi air panas 65
29. Dokumentasi Bersama Dosen Pembimbing 80
30. Hutan Mati (kiri), dan Sungai sulvur (kanan) 80
7
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner Pengunjung 76
2. Dokumentasi di TWA Gunung Papandayan 80
8
9
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
B. Sejarah Kawasan
C. Kondisi Fisik
D. Kondisi Biotik
merupakan hutan campuran. Terdapat dua tipe kelompok tipe vegetasi, yaitu vegetasi
hutan alam dan vegetasi hutan tanaman.Vegetasi Hutan Alam di kawasan ini relatif
masih utuh dengan didominasi oleh jenis-jenis antara lain Jamuju (Podocarpus
imbricatus), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanopsis tungurut), Pasang
(Querqus sp.), Kihujan (Eugelhardia rigida), dan Tebe (Slonea sp). Sebaran vegetasi
di kawasan TWAGP didominasi oleh jenis-jenis Cantigi (Vaninium varingifalium)
yang rata-rata tingginya tidak lebih dari 5 m. Adapun untuk formasi pepohonan,
didominasi oleh Puspa (Schima walichii), dan sebagian lainnya oleh Saninten
(Castanopsis argentea), Jamuju (Padocarpus Imbricatus), Pasang (Querqus sp),
Manglid (Mayhetia glenca), Kemang (Mangifera caesia) dan Lame (Alstonia
angustifolia).
Secara merata pada hampir keseluruhan area TWA Gunung Papandayan,
membentang formasi vegetasi hutan alam sekunder hutan hujan pegunungan dengan
tipe asosiasi Laura-Fagaceae yang didominasi oleh suku Lauraceae yang terstruktur
membangun naungan tajuk kanopi hutan yang saling menutupi. Stratum tumbuhan di
tingkat rendah dapat dijumpai hampir merata di seluruh kawasan TWA Gunung
Papandayan, namun khususnya pada bagian sekitar kawah utama yang memiliki
kandungan sulfur dan uap panas lebih tinggi dibanding area lainnya, banyak
dijumpai tumbuhan stratum tingkat rendah berupa jenis paku-pakuan, anggrek tanah,
herba, semak belukar. Di area Pondok Saladah yang merupakan area camping
ground favorit para pendaki Gunung papandayan, dapat dijumpai semak yang sangat
terkenal dikarenakan semak ini senantiasa berbunga sepanjang tahun dan tidak
pernah layu, yang dikenal sebagai bunga abadi bernama Edelweis (Anaphalis
javanica) dan dilindungi Undang-undang Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan
Tumbuhan dan Satwa Liar. Secara ekologis, Pondok Saladah merupakan bagian
hutan Papandayan yang memiliki kecocokan klimatis dan edafis sebagai habitat
pertumbuhan dan sebaran Edelweis.
2. Fauna
Jenis satwa liar yang terdapat di TWA Gunung Papandayan cukup bervariasi
dan banyak diantaranya merupakan satwa dilindungi. Satu diantara jenis primata
dilindungi yang hidup di TWA Gunung Papandayan adalah jenis Lutung (Presbytis
Pyrrus). Sementara untuk jenis mamalia, Musang (Paradoxurus hermaproditus),
Babi hutan (Sus sp.), Landak (Hystrix sp), dan pernah diinformasikan Kijang
(Muntiacus muncak) hidup di TWA dan CA Gunung Papandayan. Selain primata dan
mamalia, berbagai jenis burung pun hidup di TWA Gunung Papandayan. Khususnya
jenis-jenis burung raptor cukup banyak dijumpai di TWA Gunung Papandayan,
diantaranya yaitu Elang ular bido (Spilornis cheela), Elang hitam (Ictinaetus
Malayensis), Alap-alap capung (Microhierax fringilareus), Alap-alap sapi (Falco
molucensis), Alap-alap macan (Falco saverus), dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi).
Seluruh raptor yang hidup di TWA Gunung Papandayan berstatus dilindungi
Peraturan Perundangan. Khususnya Elang jawa, merupakan raptor yang terancam
punah sehingga upaya pengawetannya (konservasi) diperlakukan secara khusus agar
terjadi peningkatan populasi. Berdasarkan informasi yang disampaikan penduduk
dan polisi hutan, jenis-jenis burung lain yang hidup di TWA Gunung Papandayan,
diantaranya adalahPuyuh Gonggong Jawa (Arborophila javanica), Walet gunung
(Collocalia vulcanorum), Luntur gunung (Harpectes reinwardtií), Luntur harimau
(Harpectes oreskios), Tepus (Stachyris melanothorax), Wergan Jawa (Alcippe
14
E. Potensi Wisata
Taman Wisata Alam Gunung Papandayan memiliki potensi alam yang cukup
beragam. Potensi alam tersebut merupakan modal utama yang berpotensi untuk
diselenggarakannya kegiatan wisata alam. Objek Daya Tarik Wisata Alam jyang
menjadi daya tarik utama TWA Gunung Papandayan yang khas adalah panorama
kawah alam gunung berapi,Objek wisata alam yang menjadi primadona kedua TWA
Gunung Papandayan adalah kegiatan camping di beberapa area Camping Ground,
terdiri dari :
1. Camp David, Area camping Camp David berada di belakang area parkir dan
kios-kios pedagang di TWA Gunung Papandayan. Area ini memiliki luas ± 1
ha. Biasanya tempat ini digunakan untuk bermalam oleh pendaki yang akan
mendaki Gunung Papandayan.
2. Pondok Saladah, merupakan area padang rumput terbuka seluas ± 8 ha yang
menjadi pilihan utama para pendaki menginap di Gunung Papandayan
dikarenakan letaknya yang strategis dekat dengan puncak pendakian Gunung
Papandayan di ketinggian 2.300 mdpl. Area ini disebut Pondok Salada karena
di area ini mengalir Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun
dan pada tepian sungainya tumbuh Selada yang dapat dimakan sebagai lalapan.
Selain selada, area ini merupakan habitat alami Edelweiss (Anaphalis
javanica).
3. Ghober Hoet, merupakan area Padang rumput terbuka dengan luasan ± 2.500
m2 yang dimanfaatkan sebagai area singgah/istirahat pendaki menuju Pondok
Saladah.
F. Kondisi Pengelola
H. Aksesibilitas
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan satu hal yang penting dalam wawancara. Kuesioner
tersebut akan diberikan kepada pengunjung atau wisatawan untuk menggali data
primer. Hal tersebut dilakukan agar mengetahui informasi mengenai karakteristik
pengunjung, kualitas pelayanan pengunjung, evaluasi kondisi fasilitas, dan evaluasi
kepuasan pengunjung terhadap fasilitas. Selain itu, kuesioner disebarkan untuk
mengetahui saran dan tanggapan dari pengunjung terhadap semua pengelolaan yang
diberikan pengelola kepada pengunjung ataupun wisatawan. Kuesioner yang
disebarkan menggunakan metode random sampling dimana sasaran penyebaran nya
diacak sehingga hasil yang didapatkan akan jauh lebih baik karena sesuai dengan
metode yang telah ada.
Persepsi merupakan tanggapan dan pendapat yang berasal dari seseorang
manusia kepada suatu objek. Persepsi dikategorikan bisa menjadi penilaian bagi
suatu sumber daya wisata dalam kawasan wisata. Persepsi dari 30 orang yang telah
di observasi mempunyai nilai dan tanggapan yang berbeda-beda antara lain, persepsi
mengenai aktivitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung, profesionalitas SDM,
dan kinerja SDM di TWA Gunung Papandayan. Metode penilaian menggunakan
skala likert 1- 7 dengan 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5=
agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
18
1. Sumberdaya Wisata
Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan merupakan aset pariwisata
berbasis alam utama di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Sumberdaya wisata
yang terdapat di TWA Gunung Papandayan dapat diidentifikasikan menjadi
sumberdaya biotik dan abiotik. Adapun sumberdaya wisatanya yaitu.
Sumber daya wisata abiotik terjadi secara fisiologis contohnya seperti kawasan
kawah atau kolam terapi air panas, sedangkan sumberdaya wisata biotik berarti
makhluk hidup contohnya satwa ataupun tumbuhan yang ada di kawasan TWA
Gunung Papandayan. Akan tetapi belum semua sumberdaya wisata dikelola
sepenuhnya oleh pihak pengelola contohnya seperti danau papandayan, sungai tiga
warna, dan kawah pengantin dikarenakan belum diteliti lebih lanjut dampak dari
sumberdaya wisata tersebut kepada pengunnjung, dan juga jalur yang belum tersusun
treknya. Kawasan ini dihadapkan pada tantangan untuk menarik wisatawan agar
berkunjung, baik dari keindahan alam yang terjadi secara alami atau atraksi wisata
buatan yang disuguhkan. Berikut adalah sumberdaya wisata serta pengelolaan yang
ada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
a. Hutan Mati
Hutan Mati merupakan salah satu daya tarik utama yang dituju para
pengunjung dan wisatawan ketika berkunjung ke Gunung Papandayan. Area hutan
mati dikelola oleh dua pihak yaitu BBKSDA memilki ruang publik dan pihak PT.
AIL memiliki ruang pemanfaatan sebagai izin usaha pariwisata TWA Gunung
Papandayan. Sistim pengelolaan dari pihak BBKSDA yaitu dengan melakukan
pengecekan terhadap tanah disekitar area hutan mati karena rawan terhadapa bencana
longsor yang bisa berbahaya bagi pengunjung. Sedangkan sistim pengelolaan oleh
PT. AIL melibatkan divisi keamanan yang berjaga di pos hutan mati, bertujuan agar
20
pengunjung tidak tersesat ketika melalui jalur tracking di area hutan mati tersebut,
dan membuat jalan tangga agar memudahkan wisatawan , dan menghemat waktu
ketika akan menuju hutan mati dengan jalan yang lebih cepat sampai.
b. Pondok Saladah
Pondok Saladah merupakan area camping favorit bagi kalangan pendaki
Gunung Papandayan. Pondok saladah merupakan area camping paling luas
dibandingkan area camping lainnnya di TWA Gunung Papandayan dengan luas ±8 ha
dan berkapasitas 2000 tenda. Fasilitas yang terdapat di Pondok Saladah cukup
lengkap setelah diperbaharui oleh pihak pengelola PT. AIL seperti penambahan pos
pengamanan, warung, toilet yang diperbaharui yang tadinya dari bamboo kini
menjadi bangunan permanen, dan papan petunjuk arah yang diperbaharui menjadi
lebih baik. Pengelolaan secara keseluruhan di Pondok Saladah di atur oleh divisi
keamanan yang berada setiap waktu dilokasi untuk menyampaikan semua informasi
kepada wisatawan atau pengunjung.
c. Ghober Hoet
Ghober Hoet merupakan area camping yang cukup favorit bagi para pendaki
dan wisatawan untuk melihat sunrise pada saat pagi hari. Lokasi Ghober Hoet sendiri
cukup lumayan jauh yaitu ditempuh dengan waktu kurang lebih tiga jam pendakian
dari pos jaga, Area Ghober Hoet sendiri yaitu berada di pinggiran tebing sehingga
memanjakan penglihatan dalam memandang alam yang indah didekat tebing.
Pengelolaan yang dilakukan di Ghober Hoet yaitu dengan dibangunnya pos baru
yang bersebelahan dengan pos BBKSDA yaitu diberi nama pos 9, di dekat Ghober
Hoet sudah ditambahkan berbagai fasilitas tambahan seperti toilet umum, warung,
dan papan petunjuk arah yang sudah diperbaharui oleh pengelola PT. AIL.
d. Tebing Sunrise
Tebing Sunrise merupakan salah satu sumberdaya wisata yang terdapat di TWA
Gunung Papandayan, Tebing Sunrise terletak berbeda dengan jalur pendakian
gunung Papandayan, tebing ini di khususkan bagi wisatawan yang tidak berkemah
dengan perjalanan yang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam. Tebing ini
memiliki spot photo saat matahri terbit yang menjadi incaran wisatawan yang ingin
menuju lokasi ini. Pengelolaan yang dilakukan oleh BBKSDA terhadap sumberdaya
wisata ini dengan mengecek setiap flora dan fauna yang ada di lokasi, dan dari pihak
pengelola PT. AIL yaitu membuat jalan anak tangga untuk memudahkan wisatawan
untuk melewati jalur menuju tebing Sunrise yang awalnya terjal, dan kurang baik.
22
Bunga Eidelweiss tumbuh diatas ketinggian 2.000 mdpl sampai dengan ketinggian
3.000 mdpl dan dapat tumbuh hingga 8 m ketika mencapai ukuran dewasa.
Eidelweiss atau bunga abadi berwarna kuning sampai putih dan dikelilingi daun
hingga berbentuk seperti bintang. Daun dan bunganya ditutupi bulu-bulu putih
seperti wool. Bulu-bulu tebal yang muncul di seluruh permukaan tanaman
merupakan adaptasi dari ketinggian tempat, dan melindungi tumbuhan dari dingin,
kering, dan dari radiasi ultra violet.
Bunga eidelweiss biasanya mucul sekitar Bulan April sampai Agustus dimana
pada bulan Agustus adalah fase mekar terbaik. Bunga Eidelweiss menjadi simbol
keberanian dan kemuliaan. Bunga yang menjadi primadona tanaman khas
pegunungan ini selalu diburu para pendaki gunung. Tetapi untuk alasan konservasi
bunga tersebut tidak diperbolehkan untuk dipetik. Di Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan, bunga Eidelweiss dapat dijumpai di sekitar area perkemahan dari buper
Papandayan, Pondok Saladah, dan Tegal Alun. Wisatawan atau pengunjung dapat
menikmati pemandangan hamparan bukit bunga Eidelweiss sambil
mengabadikannya dengan mengambil beberapa foto. Pengelolaan pada sumberdaya
wisata tumbuhan Edelweis yaitu dengan cara membersihkan sampah dari dedaunan
kering yang berada disekitar tumbuhan Edelweis, dan tidak memperbolehkan
wisatawan melakukan camping disekitar bunga Edelweis.
Gambar 8 Edelweiss
kepada pengunjung mulai dari tahun 2016 karena alasan kemanan. Untuk dapat
menuju air terjun tersebut, pengunjung diharapkan untuk menggunakan jasa guide
yang disediakan oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) untuk menjaga keamanan dan
keselamatan dari pengunjung karena belum tersedia aksesibilitas memadai menuju
air terjun tersebut.
Wisatawan yang ingin mengunjungi air terjun papandayan ini harus didampingi
pemandu wisata dari TWA Gunung Papandayan, dan pengelola sendiri sudah
membuat paket program wisata yang didalamnya mengelilingi daerah sumberdaya
wisata yang tidak bisa diakses oleh sendiri atau umum. Air terjun ini dapat terlihat
dari kejauhan yakni dari Pos 7, serta tempat area camp yang lebih tinggi seperti
ghoeber hoet dan tebing Sunrise. Pengelolaan yang dilakukan terhadap sumberdaya
wisata ini yaitu dengan cara membersihkan sampah alami seperti ranting pohon
ataupun daun yang berjatuhan. Pengelolaan yang lebih terperinci yaitu dengan
dibuatkan nya paket program wisata fullday yaitu wisatawan yang akan diajak
mengelilingi area kawah, danau mati, dan air terjun.
i. Sungai Cibereum
Sungai Cibereum merupakan sungai terletak di jalur pendakian TWA Gunung
Papandayan yang mengalir dari Kawah Danau baru hingga kedataran rendah.
Wisatawan atau pengunjung dapat melihat sungai ini dengan jelas jika mereka
memasuki area pendakian yaitu tepatnya di jalur setelah melewati pos 3 (pos jaga)
dan memasuki area yang memperlihatkan pemandangan Gunung Papandayan.
Sungai Cibereum ini memiliki air yang cukup jernih badan sungai ini tidak terlalu
lebar, namun memiliki nilai keindahan dan fungsi sosial yang cukup tinggi. Batu-
batu kali yang tersusun di sepanjang aliran sungai dan disekitarnya terdapat
pemandangan pegunungan yang menakjubkan, sungai Cibeurem juga sering
dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan mandi dan cuci. Sungai Cibeureum
berasal dari Tegal Alun.
j. Sungai 3 Warna
Sungai tiga warna diidentifikasikan bisa menjadi potensi wisata yang bisa
menjadi salah satu sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan. Sungai ini
terbentuk secara alami setelah erupsi Gunung Papandayan tahun 2002. Keberadaan
sungai tersebut masih belum diketahui oleh pengunjung dikarenakan masih perlu
pengamatan lebih lanjut dari pihak pengelola agar bisa menjadi sumberdaya wisata
kedepannya yang dapat dinikmati oleh pengunjung, dan hanya bisa dikunjungi jika
didampingi oleh pemandu wisata dari TWA Gunung Papandayan. Keunikan dari
sungai tersebut yaitu memiliki tiga warna berbeda dari warna hitam, biru dan putih.
Air sungai ini bisa dilihat dengan jelas ketika musim hujan dan ketika musim
kemarau sungai tersebut kering sehingga tidak bisa dilihat dengan jelas perbedaan
warna dari sungai tiga warna dan dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.
k. Kolam Terapi Air Panas
Kolam terapi air panas merupakan salah satu sumberdaya wisata buatan yang
baru dibuat oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) pada tahun 2017. Sumber dari air
panas tersebut didapat dari pemanfaatan sulfur dari Gunung Papandayan yang
memiliki kasiat tertentu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung atau
wisatawan yang datang ke kolam terapi air panas tersebut.
Kolam terapi air panas ini terbagi dalam dua bagian kolam, kolam pertama
memiliki kedalaman dari 70-100 cm dengan suhu 37 0C yang bisa digunakan untuk
26
semua kalangan usia, dan kolam kedua memiliki kedalaman 100-150 cm dengan
suhu 36-380C yang hanya bisa digunakan oleh orang dewasa atau orang memiliki
usia lebih dari 17 tahun dengan alasan keamanan dari pihak pengelola. Pengelolaan
yang terdapat di objek wisata kolam terapi air panas ini dapat terlihat dari
pengelolaan infrastuktur, fasilitas dan pengelolaan sumberdaya manusia. Untuk
pengelolaan infrastruktur pihak pengelola membangun pagar pembatas yang
terpasang di sepanjang kolam seluas 1 hektare, hal ini bertujuan agar pengunjung
dapat merasa tenang dan nyaman selama berada di kolam. Dalam pengelolaan
infrastuktur pihak pengelola berencana akan menambah area kolam dan atraksi
permainan air, hal ini bertujuan agar dapat menarik pengunjung ke kolam terapi air
panas tersebut.
Pengelolaan kedua yang dilakukan pengelola berkaitan dengan sarana dan
prasarana, hal ini merupakan aspek penting dalam suatu objek wisata, sarana dan
prasarana yang dibangun oleh pihak pengelola sepeti ada lima buah gazebo, enam
belas kamar bilas yang dibagi dua untuk laki-laki dan perempuan, papan peringatan
dan memasang lampu pijar pada masing-masing sudut dari kolam. Penambahan
sarana dan prasarana tersebut bertujuan agar pengunjung merasa nyaman selama
berada dikolam.
Pengelolaan selanjutnya yaitu dengan memperbaharui semua fasilitas yang
berada di Kawasan kolam, dan memperbaharui tampilan kolam agar mempunya daya
lihat yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi seperti penambahan hiasan
ataupun penambahan warna-warna pada bangunan yang awalnya berwarna polos.
Pengelolaan ketiga meliputi sumberdaya manusia, dalam hal ini pihak
pengelola menempatkan karyawan dalam penataan dan kebersihan kolam, pegawai
yang terlibat seperti satu dibagian ticketing, dua dibagian kebersihan dan dua
dibagian keamanan. Bagian ticketing memiliki tugas untuk menjual ticket masuk
kolam terapi air panas kepada wisatawan yang datang. Bagian kebersihan bertugas
untuk pemeliharaan kebersihan kolam, dengan selalu menganti air kolam setiap 1
minggu sekali dan membersihkan permukaan kolam menggunakan vacum water
cleaner setiap harinya. Untuk bagian keamanan memiliki tugas dalam pengawasan,
petugas keamanan disini bertanggung jawab atas keselamatan pengunjung selama
berada di terapi air panas dan siap melakukan tindakan antisipasi yang cepat dalam
penanganan masalah yang tidak terduga.
27
l. Buper Papandayan
Buper papandayan merupakan area camping atau berkemah yang terletak di
TWA Gunung Papandayan yang berjarak 50 m dari lahan parkir mobil sebelum pintu
masuk jalur trecking Gunung Papandayan. Buper Papandayan dapat digunakan oleh
pengunjung yang ingin melakukan kegiatan camping atau berkemah dengan memilki
luas ± 2 ha. Harga berkemah satu malam Rp 35000 per orang. Perlengkapan
berkemah dapat disewa dari warung yang berada di TWA Gunung Papandayan.
Harga sewa perlengapan berkemah Rp 300.000 satu set tenda isi 4 orang, 4 buah
matras, 4 buah sleeping bag, 1 buah kompor kecil, dan 1 buah nesting. Tujuan
pengelolaan di area buper Papandayan ini untuk pengunjung yang ingin menikmati
suasana alam tetapi tidak tertarik untuk melakukan kegiatan hiking dan juga bisa
digunakan oleh pengunjung untuk berisitirahat, karena pengelola menyediakan
beberapa shelter atau gazebo yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung setelah atau
sebelum melakukan kegiatan di TWA Gunung Papandayan.
Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola untuk area camping buper
Papandayan ini melibatkan divisi KBR dan pengamanan. Divisi KBR bertanggung
jawab atas pengelolaan sampah yang ada di buper Papandayan dengan melakuakan
pembersihan sampah setiap harinya secara rutin. Untuk divisi keamanan bertanggung
jawab akan keamanan dan keselamatan pengunjung, divisi kemanan selalu
melakukan kegiatan pengecekan rutin di area buper Papandayan dan harus bisa
mengantisipasi pengunjung dari bahaya yang tidak terduga. Pengelolaan lainnya
yang dilakukan oleh pihak pengelola yaitu membuat Desain lanskap taman unik yang
menarik perhatian pengunjung, seperti koleksi tumbuhan Edeilwess yang sengaja di
tanam oleh pihak pengelola di buper Papandayan. Hal ini dapat menjadi nilai tambah
tersendiri di suatu kawasan dari pengunjung.
m. Menara Pandang
Menara pandang merupakan salah satu objek wisata buatan yang terdapat di
kawasan TWA Gunung Papandayan. Lokasi objek tersebut terletak 200 m dari pintu
masuk dan bersebelahan dengan lapangan parkir. Menara pandang tersebut memilki
tinggi 15 m dengan tiga lantai yang terbuat dari material pemanen semen, batu dan
besi. Menara pandang dibangun oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) sejak tahun 2016
dan merupakan sebuah perencanaan objek wisata berkelanjutan di kawasan TWA
Gunung Papandayan.
Menara pandang ini dibuat oleh pihak pengelola yang telah
mempertimbangkan aspek dan Desain lanskap wisata dengan banyak permintaan dari
pengunjung. Menara pandang ini bertujuan agar memudahkan pengunjung untuk
menikmati objek wisata di kawasan TWA Gunung Papandayan dengan lebih mudah
dan dapat digunakan oleh semua kalangan dalam melakukan kegiatan wisata.
Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap sumberdaya wisata ini
seperti pemeliharaan bangunan menara dengan menerapkan sistim kebersihan yang
merata dan penjagaan keamanan pengunjung. Sistim kebersihan merata tersebut
melibatkan divisi KBR sebagai penanggung jawab setiap sumberdaya wisata yang
ada di kawasan TWA Gunung Papandayan. Divisi KBR melakukan pengecekan rutin
setiap harinya terhadap kebersihan dan kelayakan bangunan menara pandang. Sistim
kedua yang diberlakukan oleh pihak pengelola adalah sistim penjagaan keamanan,
dimana dalam sistim tersebut melibatkan divisi keamanan dalam pengelolaannya.
28
orang yang tidak bertanggung jawab. Perawatan sumberdaya wisata tak lepas dari
perawatan penunjang sumberdaya, seperti perawatan toilet, gazebo, dan mushola,
karena setiap dilakukannya perawatan sumberdaya wisata maka akan sekaligus
dilakukan juga perawatan terhadap sarana penunjang wisata. Untuk Pondoh saladah,
ghoberhoet, Tebing Sunrise pengelola melakukan perawatan pembersihan setiap
harinya oleh divisi kebersihan, dan juga oleh pegawai yang menjaga di tiap pos yang
dekat dengan lokasi, pembersihannya meliputi pembersihan ranting daun, dan
sampah wisatawan yang berkemah maupun sampah alami seperti ranting pohon yang
dikumpulkan. Untuk kolam air panas yang dilakukan nya pembersihan setiap hari
tepatnya pada pagi hari pukul 07.00 untuk membersihkan area kolam, dan kolam air
panas, dan untuk perencanaan yang lainnya seperti penambahan kolam air panas di
cottage yang telah dibangun yang nantinya akan ditawarkan kepada wisatawan.
Untuk Buper Papandayan, dan Menara pandang hamper sama yaitu dilakukan nya
pengecekan, dan pembersihan setiap hari oleh divisi kebersihan, dan melakukan
pengecekan terhadap setiap fasilitas yang baik ataupun yang sudah harus
diperbaharui.
Perencanaan kedua yaitu perencanaan untuk penambahan sumberdaya wisata.
Pengelola sudah merencanakan untuk menambah beberapa sumberdaya yang sudah
dibuat dalam RKT (Rencana Kerja Tahunan) seperti ditambahkan nya cottage
sebagai sumberdaya wisata baru, penambahan jalur sebagai penghubung objek
wisata yang sudah ada agar dapat dinikmati oleh semua pengunjung. Pengelola PT
AIL sudah membuat rencana untuk membuat program wisata yang terbagi menjadi 3
yaitu program wisata untuk anak-anak, program wisata untuk orang tua, dan program
wisata untuk semua kalangan.
3. Organizing
Pengorganisasian pengelolaan sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan
terdiri dari pengelola kawasan, mitra kerja dan pegawai yang bekerja hanya sedang
ada pekerjaan saja atau bukan pegawai tetap TWA Gunung Papandayan. Setiap
sumberdaya manusia tersebut memiliki peran masing-masing dalam pengelolaan
sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan.
Tugas dari pengelola kawasan adalah merancang jadwal untuk pengelolaan
sumberdaya wisata, melakukan briefing untuk mitra, menghubungi pegawai untuk
datang dan menyelesaikan tugasnya dan melakukan pengecekan setiap pekerjaan
yang sedang berlangsung. Pengelola kawasan terdiri dari PT AIL sebagai pengelola
30
Kawasan dan dipantau oleh BBKSDA Seksi Garut. Tugas dari Pengelola PT AIL
yaitu untuk mengelola Kawasan TWA Gunung Papandayan dari semua aspek, dan
tugas dari BBKSDA untuk melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang
dilakukan di TWA Gunung Papandayan.
4. Actuating
Pelaksanan pengelolaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya wisata
di TWA Gunung Papandayan sebagian besar sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
Perencanaan untuk sumberdaya dibedakan menjadi 2, yaitu perencanaan untuk
penambahan sumberdaya wisata dan perencanaan untuk perawatan sumberdaya
wisata. Sebelum dilakukannya pelaksanaan pengelolaan maka terlebih dahulu dibuat
perencanaan yaitu RKT (Rencana Kerja Tahunan) yang nantinya diajukan oleh
pengelola kepada BBKSDA yang nantinya jika disetujui maka akan dilakukan
pelaksanaan dari perencanaan yang sudah ditetapkan. Pengelola akan melaksanakan
semua yang sudah tertulis di RKT (Rencana Kerja Tahunan) mulai dari penambahan
fasiltias, pembaruan, penambahan sumberdaya wisata, dan yang lainnya.
5. Controlling
Pengelolaan sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan selalu mendapat
kontrol dari pengelola kawasan, BBKSDA Seksi Garut, dan mahasiswa yang
melakukan PKL ataupun Praktik. Kontrol dari pengelola kawasan akan langsung
dilaksanakan saat sedang ada kegiatan perawatan sumberdaya wisata. Pengelola
kawasan juga selalu melakukan kontrol saat kegiatan wisata sedang berlangsung.
Pengawasan tersebut adalah pengecekan oleh petugas. Pengelola kawasan melakukan
evaluasi terhadap seluruh pekerja yang biasanya diadakan setiap satu semester atau
enak bulan sekali dengan control secara keseluruhan, namun secara harian pun
dilakukan pengontrolan disetiap bidang karena PT AIL pun terhubung di semua
bagian mulai dari bagian di pos keamananan diatas (Pos 10) sampai kantor yang
berlokasi cukup jauh dari TWA Gunung Papandayan sehingga semua kegiatan
berjalanan dengan lancar.
6. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Sumbedaya Wisata
Pengelolaan sumberdaya wisata memiliki permasalahan yaitu dari sumberdaya
wisata yang ada di TWA Gunung Papandayan, pengelolaan yang dilakukan oleh PT
AIL sendiri terbilang sudah baik, dimana setiap divisi sudah berperan dengan baik
dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Permasalahan yang timbul di TWA
Gunung Papandayan sendiri bukan masalah besar hanya masalah kecil seperti
pengunjung yang melakukan vandalisme, dan membuang sampah sembarangan yang
biasanya banyak sampah setelah dilakukan nya pendakian atau berkemah,
permasalahan tersebut pasti selalu ada disetiap Kawasan wisata, dan pemecahan
masalah dari permasalahan tersebut yaitu dengan cara dibuatkan pasal ataupun aturan
sanksi jika melanggar yang sudah tertera diaturan tersebut.
Oleh karena itu pihak pengelola dari TWA Gunung Papandayan membuat paket
wisata agar pengunjung dapat memilih serta pengunjung menjadi lebih mudah untuk
melihat atraksi yang ada di TWA Gunung Papandayan. Berikut adalah penjelasan
mengenai paket wisata yang berada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
1. Planning
Perencanaan merupakan suatu aktivitas menyusun tujuan perusahaan lalu
dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan
perusahaan yang sudah ditentukan. Taman Wisata Alam Gunung Papandayan telah
membuat perencanaan agar mendatangkan pendapatan dari suatu program wisata.
Pengelola kawasan merencanakan untuk menjual kembali program yang telah dibuat.
Pengelola kawasan telah membuat strategi untuk memasarkan program tersebut,
yaitu dengan potongan harga dari setiap item. Perencanaan lainnya yaitu,
memberikan informasi mengenai keuntungan menggunakan program wisata selama
melakukan kegiatan wisata di TWA Gunung Papandayan.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumberdaya manusia
dan sumberdaya fisik yang lainnya, yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa
melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama
perusahaan. Pengorganisasian yang terlibat dalam program wisata di TWA Gunung
Papandayan terdiri dari pegelola kawasan, dan BBKSDA Garut. Pengelola kawasan
bertugas untuk melayani pengunjung yang akan menggunakan program wisata, dan
melakukan pengecekan program wista yang telah dirancang, sedangkan BBKSDA
Garut sebagai pengontrol dan sebagai yang mengawasi semua aktifitas atau kegiatan
yang berlangsung di TWA Gunung Papandayan..
3. Actuating
Pelaksanaan program wisata yang telah dibuat oleh pihak PT AIL cukup
membuat wisatawan yang datang banyak menggunakan program tersebut karena
selain lebih memudahkan dalam melakukan kegaitan wisata, terdapat daerah-daerah
yang sebelumnya tidak bisa diakses oleh wisatawan yang melakukan kegiatan biasa
menjadi bisa karena membeli paket program wisata karena biasanya dipandu
langsung oleh pemandu wisata sehingga pelaksanaan dari programnya sukses dan
dapat diikuti oleh wisatawan..
4. Controlling
Controling (pengawasan) merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja
yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan
apabila dibutuhkan. Pihak pengelola Kawasan TWA Gunung Papandayan sendiri
selalu mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan maupun pekerja
yang melaksanakan tugasnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan terhadap
paket program wisata sudah dilakukan karena pengawasan intensif (setiap hari) yang
dilakukan oleh pihak PT AIL.
5. Permasalahan dan Pemecahan masalah pengelolaan program wisata
Pengelola Kawasan wisata TWA Gunung Papandayan dapat dikatakan sudah
cukup baik dalam membuat paketa program wisata dimana dalam perencanaannya
pun akan dibuatkan paket yang nantinya khusus untuk kalangan orang tua. Program
32
paket wisata yang ditawarkan terbilang sudah cukup baik, walaupun agak mahal
namun sebanding dengan fasilitas yang diberikan. Mungkin permasalahan yang
timbul dalam program wisata yaitu ketika wisatawan yang sudah berusia atau dapat
dikatakan orang tua mengikuti paket wisata namun dia tidak bisa mengikuti hingga
akhir, namun pihak pengelola sendiri nantinya akan membuatkan paket wisata
khusus anak-anak, orang tua, dan semua kalangan, sehingga masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Paket Wisata
Paket wisata yang terdapat di TWA Gunung Papandayan merupakan paket
wistawa yang dapat dinikmati oleh semua kalangan baik dari anak – anak, remaja,
dewasa, dan lansia. Paket yang ditawarkan oleh pengelola sudah termasuk pemandu
yang akan mendampingi perjalanan hingga kepulangan, fasilitas yang didapatkan
berupa peta, dan jalur objek wisata yang akan dilalui, dan jasa pemandu. Paket
wisata yang terdapat di TWA Gunung Papandayan dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Paket Wisata Short Trip
Paket wisata short trip yang ditawarkan oleh TWA Gunung Papandayan adalah
paket perjalanan yang berdurasi pendek dan berjarak sekitar 2-3 jam saja. Paket ini
menawarkan perjalanan berjalan mengitari danau dan kawah yang masih berada di
dalam satu Kawasan seperti kawah danau baru, dan kawah yang berdekatan dengan
jalur pendakian. penawaran paket ini sudah termasuk dengan pemandu. Mayoritas
pengujung yang membeli paket Short trip adalah keluarga atau umum. Paket wisata
short trip ditawarkan dengan harga Rp 200.000 dengan jumlah wisatawan maksmal 8
orang.
Gambar 13 Paket Wisata Long Trip dengan mengunjungi sekian (dapat disebutkan
berapa obyek) obyek.
3. Prosedur
Pengelolaan akan didasari dengan prosedur yang berlaku. Dalam kegiatan
pengelolaan fasilitas terdapat prosedur terkait kegiatan yang harus dilakukan. Dalam
prosedur pengelolaan fasilitas perlu adanya pengembangan dan perawatan serta
pengawasan untuk memperhatikan kondisi dari setiap fasilitas. Dalam perawatan
perusahaan melekakukan pengecekan seluruh fasilitas secara berkala. Pengecekan
keseluruhan secara rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pada saat pengecakan
terdapat fasilitas yang rusak ringan maka akan dilakukan perbaikan. Namun apabila
terdapat fasilitas yang rusak berat atau perlu adanya penambahan maka harus
menunggu akhir tahun untuk dilakukan pengajuan kembali. Setiap fasilitas juga
dilakukan pengelolaan untuk menjaga kebersihan, keamanan dan keindahan.
Kebersihan terhadap fasilitas dilakukan pengelolaan secara berkala. Setiap fasilitas
memiliki jadwal teretntu untuk dibersihkan.
4. Evaluasi Pengelolaan Fasilitas
Perawatan fasilitas dilakukan secara berkala. Kondisi fasilitas terus dipantau
untuk menawarkan pelayanan terbaik. Dalam pengelolaan perlu adanya evaluasi.
TWA Gunung Papandayan melakukan evaluasi setiap satu bulan sekali. Hal ini untuk
mengetahui hasil pengelolaan fasilitas selama satu tahun. Dalam evaluasi akan
diadakan pelaporan dari divisi yang terlibat. Hal ini untuk memberikan data konsis
fasilitas yang ada. Dalam evaluasi dilakukan analisis terkait fungsi dan kondisi
fasilitas. Evaluasi akan menampilkan data terkait fasilitas yang harus dipertahankan,
diperbaiki, dikembangkan ataupun dihilingkan.
5. Daftar Fasilitas
Fasilitas di TWA Gunung Papandayan cukup untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan wisatawan. Fasilitas dibagi menjadi fasilitas untuk pengelola, fasilitas
rekreasi. Daftar fasilitas dapat dilihat pada tabel :
indah menambah nilai keindahan gerbang. Pengelolaan yang dilakukan PT.AIL yaitu
mengawasi, memperbaiki serta mengembangkan fasilitas gerbang. PT. AIL
melakukan pengontrolan secara rutin terkait kelayakan, kebersihan serta
keselamatan. Kondisi gerbang baik. Hal ini dilihat dari bangunan yang kokoh,
Desain yang menarik dan kebersihan yang terjaga. Pengelolaan terkait kebersihan
gerbang utama dilakukan setiap hari. Gerbang utama juga dilengkapi dengan pos
jaga, pos tiket, pos pengawasan dan toilet.
f. Cottage
Cottage merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan. Cottage
dibangun di area ruang usaha. Bangunan ini merupakan penginapan yang memiliki
beberapa tipe. Terdapat 5 bangunan dengan 4 tipe. Setiap tipe memiliki fasilitas yang
berbeda-beda. Terdapat tipe Cantigi dengan harga Rp 4.000.000 pada hari kerja dan
Rp 4.500.000 pada hari libur. Fasilitas yang ditawarkan berupa bangunan 3 lantai, 6
kamar tidurkn7 kamar mandi, dapur, mini bar, dan private pool. Tipe Puspa memiliki
fasilitas berupa bangunan 2 lantai, 5 kamar tidur, 6 kamar mandi, dapur, mini bar,
dan private pool. Harga yang ditawarkan Rp 3.500.000 pada hari kerja dan Rp
4.000.000 pada hari libur. Puspa dan cantigi masing-masing berjumlah 1 unit. Tipe
edelweiss berjumlah 2 unit dengan bangunan 2 lantai. Fasilitas yang ditawarkan 1
kamar tidur dengan 2 extrabed 2 kamar mandi dan dapur. Harga yang ditawarkan
untuk tipe edelweiss Rp 1.000.000 untuk hari kerja dan Rp 1.500.000 untuk hari
libur. Tipe selanjutnya yaitu lemo dengan fasilitas 1 kamar tidur, 1 kamar mandi
denga harga Rp 500.000 pada hari kerja dan Rp 750.000 pada hari libur.
g. Pusat Informasi
Pusat informasi merupakan tempat bagi wisatawan untuk mendapat berbagai
informasi terkait kawasan, jasa tour guide, dan lain sebagianya. Terdapat tiga orang
yang mengelola pusat informasi. Bangunan pusat informasi memiliki kondisi baik.
Hal ini dilihat dari kelengkapan informasi kawasan, kelayakan bangunan dan
kelengkapan fasilitas lainnya. Pusat informasi memiliki papan nama yang jelas. Pusat
informasi juga dilengkapi dengan speaker untuk himbauan atau pemberitahuan
informasi. Pengelolaan yang dilakukan oleh PT. AIL yaitu adanya berbagai informasi
kawasan untuk mempermudah wisatawan. Selain itu divisi yang bertugas dalam
pengelolaan pusat informasi juga sering mengontrol berbagai kebutuhan yang
diperlukan. PT. AIL melakukan pembaharuan terkait informasi secara berkala.
Pembaharuan ruti dilakukan setiap 1 tahun sekali. Apabila terdapat informasi terbaru
pengelolaan langsung melakukan pembaharuan. Prosedur dalam pemberitahuan
informasi kepada seluruh pengunjung terkait kondisi terkini dilakukan setiap 5 menit
sekali.
h. Shelter
Shelter merupakan tempat bagi pengunjung untuk beristirahat dan menikamti
keindahan kawasan. Pengelola membangun shelter sesuai dengan kebutuhan
pengunjung. Shelter dibangun diberbagai lokasi. Penataan pembangunan shelter
untuk mempermudah pengunjung beristirahat dan menikmati keindahan alam.
Kondisi bangunan shelter baik. Hal ini karena memiliki bangunan yang kokoh dan
terus mengalami pembangunan. Desain dibuat dengan konsep alami dengan
menggunakan berbagai bahan alam. Pengelola menjaga kebersihan shelter setiap hari
yang dilakukan oleh divisi kebersihan.
39
i. Tempat duduk
Tempat duduk merupakan fasilitas untuk pengunjung beristirahat dan
menikmati berbagai atraksi wisata. Tempat duduk tersedia di berbagai lokasi. Tempat
duduk memiliki Desain yang berbeda-beda. Bahan tempat duduk dibuat dari bahan
alami seperti batu, kayu dan juga terdapat yang menggunakan semen. Kondisi tempat
duduk baik. Kondisi dilihat dari kelayakan dan kekuatan tempat duduk. Tempat
duduk tersedia sampai pos 10. Pengelolaan kebersihan terhadap tempat duduk
dilakukan setiap hari oleh divisi kebersihan.
j. Tempat Sampah
Tempat sampah disediakan cukup banyak. Tempat sampah terbuat dari bahan
alami seperti anyaman bambu. Selain itu juga terdapat tempat sampah yang terbuat
dari semen. Jumlah tempat sampah cukup banyak. Kondis tempat sampah cukup
baik. Hal ini karena terdapat tempat sampah yang berada dijalur pendakian yang
sudah mulai rusak. Kondisi tempat sampah yang berada di area bawah baik. Tempat
sampah dilengkapi dengan trush bag untuk mempermudah pengangukat sampah.
Pengelolaan terkait tempat sampah dibersihkan setiap hari oleh divisi kebersihan.
Pengecekan dilakukan secara rutin untuk melihat kelayakan.
k. Mesjid
Tempat beribadah menjadi fasilitas yang diinginkan bahakn sudah menjadi
kebutuhan bagi pengunjung. Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim
mengharuskan adanya fasilitas untuk beribadah bagi umat islam. Kondisi bangunan
mesjid baik. Pengelola menyediakan peratan ibadah yang memadai. Lokasi
beridabah antara wanita dan laki-laki terpisah dengan adanya sekat yang membatasi.
Mesjid memiliki bangunan yang kokoh dan Desain yang menarik. Desain yang
berpadu dengan alam memperindah bangunan. Pengelola melakukan pengontrolan
terkait bangunan setiap 1 bulan sekali. Sedangkan kebersihan selalu diperhatikan
setiap hari.
l. Toilet
Toilet merupakan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung. Toilet seringkali
menjadi pertimbangan wisatawan untuk datang ke suatu destinasi wisata. TWAGP
memiliki toilet yang memadai. Disepanjang perjalanan menuju tempat berkemah
dilengkapi dengan toilet. Toilet memiliki kondisi air yang baik. Terdapat 11 titik
toilet yang terdapat di TWAGP. Bangunan toilet cukup kokoh. Pengontrolan toilet
dilakukan secara berkala. Kebersihan toilet diarea bawah dilakukan pembersihan
setiap hari. Namun toilet yang terdapat dijalur pendakian memiliki kondisi
kebersihan kurang baik.
m. Papan Petunjuk
Pengunjung TWAGP melakukan kegiatan wisata dengan hiking atau camping.
Perjalan menuju area tersebut memiliki jalanan yang cukup terjal. Papan petunjuk
sangat diperlukan untuk menuju berbagai area yang terdapat di TWAGP. Papan
petunjuk cukup lengkap dna baik. Petunjuk arah di area bawah memiliki ukuran yang
besar dan dapat dibaca oleh pengujung. Sedangkan petunjuk diarea pendakian
berukuran cukup kecil dan seringkali tidak terlihat. Namun memiliki kondisi yang
baik. Pengelola melakukan pengontrolan secara runtin dan berkala. Pengelola juga
merencanakan penambahan papan petunjuk supaya lebih memudahkan pengunjung
menuju lokasi.
40
E. Pengelolaan Parkir
Lahan atau area parkir merupakan salah satu aspek penting dalam suatu
kawasan objek wisata. Lahan atau area parkir dinilai sebagai salah satu fasilitas
wajib bagi suatu kawasan wisata yang ingin mendatangi kawasan tersebut.
Ketersediaan lahan atau area parkir bisa menjadi motivasi tersendiri bagi pengunjung
yang mengunjungi suatu kawasan wisata, salah satunya ketersediaan lahan atau area
parkir yang terdapat di TWA Gunung Papandayan.
yang terdapat di TWA Gunung Papandayan. Ketersediaan dan kapasitas lahan parkir
tersebut bisa dilihat dari tabel dibawah ini.
Lahan parkir keseluruhan yang terdapat di TWA Gunung Papandayan
memiliki luas lebih dari 12000 m2 dengan membagi tiga lokasi parkir yang memilki
kapasititas yang berbeda-beda pada setiap lokasi parkir yaitu, lokasi pertama berada
didepan pos 2 keamanan yang berjarak 200 m2 dari gerbang utama, untuk kendaraan
roda dua memiliki luas 600 m2 dengan kapasitas 500 motor setiap hari, lokasi kedua
berada di bawah menara pandang bersebelahan dengan lokasi parkir pertama, lokasi
parkir kedua khusus untuk kendaraan roda enam seperti, bis atau elf memiliki luas
600 m2 dengan kapasitas 10 hingga 20 bis roda enam dan lokasi ketiga berada di
depan lokasi parkir kedua, lokasi parkir ini khusus untuk kendaraan roda empat
memilki luas 800 m2 dengan kapasitas 200 mobil roda empat. Jika ketiga lahan
perkir tersebut melebihi batas maksimal dari yang ditentukan oleh pengelola, parkir
bisa dialihkan ke lahan parkir ke empat atau lokasi parkir cadangan yang lokasinya
bersebelahan dengan lahan parkir roda empat, lokasi parkir ke empat ini memiliki
luas 1000 m2 yang bisa menampung semua kendaran dari roda dua sampai dengan
roda enam.
2. Organizing
Lahan atau area parkir yang terdapat di kawasan TWA Gunung Papandayan
dikelola oleh PT. AIL (Astri Indah Lestari) secara penuh yang melibatkan divisi
parkir sebagai penanggung jawab. Divisi parkir memilki satu orang sebagai
Koordinator parkir dan lima anggota yang berjaga di pos parkir dengan sistim
pergantian shift, dimana pada satu shift di jaga oleh tiga orang personel divisi parkir.
Untuk shift pertama dari pukul 07.00-19.00 WIB, dan shift kedua dari pukul 19.00-
07.00 WIB. Divisi parkir memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan
kendaraan pengunjung selama 24 jam. Kelembagaan dan tanggung jawab divisi
parkir padat dilihat dari tabel dibawah ini.
44
Operasional
Koordinator
parkir
Dari tabel diatas divisi parkir di atur oleh operasional perusahaan dari PT. AIL
(Astri Indah Lestari) yang mengatur pengelolaan dan penataan dari lahan parkir di
kawasan TWA Gunug Papandayan. Operasional perusahaan menunjuk satu orang
yang menjadi koordinator parkir yang bertanggung jawab dan memastikan semua
anggota divisi parkir melaksanakan tugas sesuai SOP yang telah dibuat oleh
perusahaan PT. AIL (Astri Indah Lestari)
3. Actuating
Pelaksanaan pengelolaan lahan atau area parkir di TWA Gunung Papandayan
meliputi proses dan prosedur yang diatur oleh kebijakan dari PT. AIL (Astri Indah
Lestari) seperti harga retribusi parkir dan SOP (standard operating procedur) yang
berlaku untuk divisi parkir. Untuk harga retribusi parkir perusahaan menetapkan
perbedaan harga retribursi parkir diluar tiket masuk kawasan TWA Gunung
Papandayan, harga parkir dibedakan menjadi beberapa bagian seperti tabel di bawah
ini.
Tabel 5 Harga Tiket Masuk Kendaraan ke TWA Gunung Papandayan
No Jenis Kendaraan Kegiatan Harga/ hari (Rp)
hiking / masuk Kawasan 5.000,-
1 Roda dua/ motor
Camping 15.000,-
hiking / masuk Kawasan 20.000,-
2 Roda empat, enam /minibus dan bus
Camping 25.000,-
Berdasarkan tabel diatas harga parkir dibedakan menjadi dua jenis sesuai
dengan kendaraan pengunjung, untuk kendaraan roda dua atau motor bagi
pengunjung yang melakukan kegiatan hiking dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- dan
untuk motor yang melakukan kegiatan camping dikenakan biaya sebesar Rp 15.000,-
per harinya. Bagi kendaraan roda empat atau lebih seperti minibus, elf dan bus yang
melakukan kegiatan hiking akan dikenakan biaya sebesar Rp 20.000,- dan untuk
kendaraan roda empat atau lebih yang melakukan kegiatan camping akan dikenakan
biaya sebesar Rp 25.000,- per harinya. Biaya tersebut akan ada penambahan jika
pengunjung yang menitipkan kendaraannya lebih dari satu hari sebesar Rp 15.000
untuk semua jenis kendaraan. Seluruh pendapatan dari retribusi parkir masuk
kedalam pemasukan perusahaan PT. AIL (Astri Indah Lestari) dan di luar dari PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak).
45
yaitu pembayaran jasa parkir, dan pengelola biasanya memberikan kemudahan bagi
warga local atau yang berdekatan dengan lokasi, seperti wilayah yang berdekatan
dengan TWA Gunung Papandayan dikenakan potongan harga ataupun gratis
memasuki TWA Gunung Papandayan hanya dengan memperlihatkan KTP.
F. Pengelolaan Tiket
1. Dasar hukum
Tiket merupakan pemasukan bagi pengelola. Tiket wisata berisi nominal uang
yang harus dibayar oleh wisatawan. Tiket diperlukan untuk biaya pengelolaan serta
profit yang didapatkan. Tiket memiliki dasar hukum yang berlaku. Ketentuan-
ketentuan harga diatur oleh peraturan yang berlaku. Dasar hukum tiket yang menjadi
acuan pengelola TWA Gunung Papandayan yaitu berdasarkan PP Ri No. 12 tahun
2014 terait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan jasa wisata sesuai
keputusan direksi No. 01/DIRUT/Kpts/AIL/VV2016.
2. Planning
Perencanaan dalam pembuatan tiket perlu dilakukan untuk menghasilkan harga
yang sesuai. Tiket masuk TWAGP terdiri dari PNBP (Penghasilan Negara Bukan
Pajak) dan harga tiket yang ditetapkan PT. AIL. Perencanaan tiket berdasarkan kajian
yang telah dilakukan. Kajian berupa analisis terkait berbagai biaya untuk pengelolaan
fasilitas, sarana, prasarana, sumberdaya wisata, sumberdaya manusia dan lain
sebagianya. Setelah dilakukan kajian PT. AIL mengajukan rancangan biaya kepada
BBKSDA untuk disetujui. Penerbitan tiket dilakukan satu tahun sekali. Perencanaan
tiket per tahun 50000 cetakan per karcis pengunjung nusantara, karcis berkemah
pengunjung nusantara, karcis kendaraan roda dua, karcis kendaraan roda empat,
karcis rombongan pelajar berkemah. Sedangkan pengadaan tiket untuk pengunjung
mancanegara 5000 karcis per karcis masuk pengunjung mancanegara dan karcis
berkemah pengunjung mancanegara.
Tiket masuk dibedakan menjadi beberapa kategori. Selain tiket masuk juga
terdapat tiket masuk Terapi Air Panas Papandayan. Tiket masuk menuju objek wisata
ini dibedakan bagi anak-anak dan dewasa. Tiket dibedakan saat weekday dan
weekend.
3. Organizing
Pengelolaan tiket dilapangan memiliki koordinator yang mengatur berjalannya
penjualan. Dibawah koordinator terdapat petugas yang berjumlah 8 perSunrisel yang
bertugas menjual tiket. Petugas tiket dibagi menjadi dua shift. Shift pertama dimulai
pukul 07.00-17.00 WIB. Sedangkan shift kedua dimulai pukul 17.00-07.00 WIB.
Pembagian petugas dibagi menjadi dua kelompok dengna jumlah 4 orang per
kelompok. Pergantian shift dilakukan secara berkala.
47
Manajer Operasional
Koordinator Ticketing
Admin Ticketing
seperti pemandu pada umumnya. Porter yang terdapat di TWA Gunumg Papandayan
memiliki fungsi untuk mengantarkan pengunjung dan mengantarkan barang bawaan
pengunjung bagi pengunjung yang ingin melakukan camping. Saat ini, pelayanan
interpretasi di TWA Gunumg Papandayan berupa papan interpretasi dan informasi
yang diberikan sudah cukup baik sehingga pengunjung mengetahui informasi dari
TWA Gunumg Papandayan.
4. Pengelolaan Keselamatan Pengunjung
Aspek keselamatan merupakan salah satu bentuk pengelolaan pengunjung di
suatu kawasan wisata. Keamanan pengunjung menjadi tanggung jawab pengelola
kawasan selama berada di destinasi wisata. Pentingnya keamanan pengunjung
menjadikan hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian pengelola. Bentuk
pengelolaan keselamatan tidak hanya mencakup pengunjung saja. Terlebih dari itu,
keselamatan sumberdaya dan aspek lain juga menjadi bentuk pengelolaan
keselamatan. Aspek keselamatan di kawasan wisata yaitu keselamatan antar
pengunjung, pengunjung dari sumberdaya, dan sumberdaya dari pengunjung.
Pengelola kawasan TWA Gunumg Papandayan harus memperhatikan ketiga aspek
tersebut untuk menjamin penyelenggaraan satu kegiatan wisata dapat berjalan lancar.
Image TWA Gunumg Papandayan sebagai destinasi wisata alam mengakibatkan
tingkat keselamatan dari setiap aspek menjadi signifikan. Pelayanan keselamatan di
kawasan wisata tersebut sebagian besar diselenggarakan dengan sistem manual.
Pengelola TWA Gunumg Papandayan memiliki bentuk pengelolaan dalam hal
penjaminan keselamatan pengunjung dari sumberdaya. TWA Gunumg Papandayan
memiliki beberapa bentuk atraksi atau sumberdaya wisata yang sewaktu-waktu dapat
mengancam keselamatan pengunjung. Contoh dari keselematan pengunjung yang
harus diperhatikan adalah aktivitas di sekitar kawah. Pengelolaan keselamatan
pengunjung di kawah dilakukan dengan membuat pagar pembatas dan papan
interpretasi.
6. Kepuasan Pengunjung
Pengunjung yang datang ke TWA Gunung Papandayan memiliki karakteristik
yang berbeda. Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner sebanyak 20
didapatkan hasil mengenai Karakteristik Pengunjung Wana Wisata TWA Gunung
Papandayan yang terdiri dari Jenis Kelamin, Umur, Status Pernikahan, Agama,
Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Pendapatan, Bentuk Kunjungan, Lama Kunjungan,
Kali Kunjungan serta Biaya Kunjungan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Rekapitulasi Karakteristik Pengunjung
Persentase(%
No Karakteristik responden Keterangan Jumlah )
1 Jenis kelamin Laki- laki 16 53
Perempuan 14 47
2 Status Pernikahan Single 22 73
Menikah 8 27
3 Umur 10-20 tahun 5 16
21-30 tahun 20 66
31-40 tahun 5 16
4 Asal kedatangan Garut dan sekitarnya 3 10
51
Persentase(%
No Karakteristik responden Keterangan Jumlah )
Bandung 6 20
Jakarta 15 50
Lainnya 6 20
5 Pendidikan terakhir SMU/SMA 15 50
Diploma 5 17
Sarjana (S1, S2, dan 10 33
S3)
6 Pekerjaan Pelajar 2 7
Mahasiswa 12 40
Polri/TNI 1 3
BUMN/BUMD 2 7
Guru/ Dosen 2 7
Pegawai Swasta 10 33
Wirausaha 1 3
7 Pendapatan (Rp) 500.000 - 1.000.000 5 17
1.000.000 - 3.000.000 18 60
3.000.000 - 5.000.000 2 6
> 5.000.000 5 17
8 Kunjungan Keluarga 5 17
Teman 15 50
Rombongan 10 33
9 Informasi Teman/keluarga/ 23 77
saudara
Internet 2 6
Iklan 2 7
Koran 1 3
Brosur 2 7
10 Waktu kunjungan 1-3 jam 7 23
1 hari 2 7
2 hari 1 malam 21 70
11 Frekuensi kunjungan Pertama kali 15 50
2 kali 10 23
3-5 kali 5 17
12 Biaya pengeluaran wisata < 100.000 3 12
(Rp) 100.000 - 300.000 6 24
300.000 - 500.000 15 60
> 500.000 1 4
yang tinggi sehingga lokasi TWA Papandayan banyak dikunjungi oleh wisatawan
remaja terutama pendaki.
1. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk melakukan kegiatan
salah satunya di kawasan wisata. Motivasi pengunjung yang datang ke TWA
Gunung Papandayan menunjukkan keinginan yang ditujukan saat mencapai tujuan.
Pengunjung memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mendatangi dan melakukan
kegiatan wisata di suatu destinasi wisata. Motivasi pengunjung yang datang ke TWA
Gunung Papandayan meliputi, rekreasi, piknik, foto-foto, kumpul-kumpul dan
melakukan kotak sosial.
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7 6.5
6
5.3 5.4
5 5
5
4
Skala Likert
0
Motivasi Pengunjung
Jenis aktivitas yang paling diminati oleh wisatawan adalah aktivitas menikmati
suasana alami dari Gunung Papandayan. Banyak dari wisatawan menyatakan bahwa
suasana alami dari Gunung Papandayan menjadi aktivitas utama yang diminati
setelah melakukan kegiatan lainnya. Keindahan panorama serta objek wisata yang
terdapat di Gunung Papandayan menjadi nilai tambah tersendiri bagi ketertarikan
wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.
Aktivitas atau kegiatan yang kurang diminati oleh wisatawan di TWA Gunung
Papandayan adalah berendam terapi air panas. Hal itu disebabkan kurangnya
pengetahuan wisatawan mengenai keberadaan terapi air panas yang baru dibuka pada
bulan juli 2017, selain itu aktivitas berendam air panas memiliki tiket yang tergolong
tinggi bagi wisatawan untuk masuk ke dalam objek tersebut yang menyebabkan
wisatawan kurang berminat menikmati objek terapi air panas.
b) Profesionalitas Sumberdaya Manusia
Persepsi penilaian terhadap pengelolaan dibagi kedalam dua indikator,
indikator pertama adalah penilaian terhadap profesionalitas SDM yang terdiri dari
keramahan dalam pelayanan, sikap tanggap dalam menanggapi masalah, ketepatan
54
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.3 Keramahan dalam pelayanan
6
6 sikap tanggap dalam
menanggapi masalah
5 4.9 4.9 ketepatan dalam mengambil
5 4.7
4.5 keputusan
Skala Likert
keterampilan dalam
4 melaksanakan tugas
kecakapan dalam memecahkan
dan menyelesaikan masalah
3
kemampuan berkomunikasi
dua arah
2 kemampuan inovatif
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penilaian setiap indikator tidak
berbeda dengan indikator lainnya dalam artian semua indikator sudah terbilang baik.
Indikator persepsi yang memilki nilai tertinggi yaitu tentang keramahan dalam
pelayanan profesionalitas SDM di TWA Gunung Papandayan. Hal ini merupakan
suatu bentuk pengelolaan yang baik dengan menerapkan sistem “5S” kepada setiap
karyawan yang bekerja di kawasan TWA Gunung Papandayan. Dengan sistem
tersebut pengunjung merasa nyaman selama dalam melakukan kegiatan di kawasan
TWA Gunung Papandayan.
Indikator persepsi yang memilki nilai terendah dibandingkan dari indikator
lainnya yaitu berkaitan dengan komunikasi dua arah antara pengunjung dan
karyawan di kawasan TWA Gunung Papandayan. Karyawan dinilai masih minim
dalam menggunakan komunikasi dua arah salah satunya dalam penguasaan bahasa.
Karyawan PT. AIL terlihat kesulitan ketika mengahadapi dan melayani tamu atau
pengunjung mancanegara yang melakukan kegiatan di TWA Gunung Papandayan
dengan bahasa yang berbeda. Hal ini membuat pengunjung mancanegara harus
membawa translator bahasa atau jasa guiding yang berasal dari luar kawasan TWA
Gunung Papandayan.
c) Kinerja Sumberdaya Manusia
Persepsi yang diberikan pengunjung tidak hanya mengenai profesionalitas
SDM di kawasan TWA Gunung Papandayan. Pengunjung juga memberikan persepsi
55
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6
5
4
3 5.6 6.4 6 5.7
5 4.3
2
1
0
Skala likert
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6
5
4
3 5.83 6 6.2
2 3.2
1
0
Skala likert
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.4
6
5.4
5
5
4.5
4.3
Skala likert
2
Pusat Informasi dan Pelayanan Jalan Setapak Sarana Pariwisata Taman
1Kolam Terapi Air Panas
c) Fasilitas pengelolaan
Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas peneglolaan terdiri dari
beberapa penilaian seperti, gerbang tiket, pos jaga, kantor pengelola, dan pondok
atau mess kerja. Persepsi penilaian terhadap fasilitas penglolaan dapat dilihat dari
grafik di bawah ini.
58
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6
6
5.2
5 4.5
4.2
Skala likert
2
Gerbang Tiket Pos Jaga Kantor Pengelola Pondok Kerja
1
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.2
6
5 4.5
4.3
Skala likert
3
Jalan Rintis Papan Interpretasi Peta Kawasan Wisata
2
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.2
6 5.8 5.6
5.4
5
5
4.3
4
Skala likert
4
Skala likert
3 6
5
2 4.2 4 4.3
1 2
0
Meningkatkan kebersihan objek Meningkatkan keamanan Memperbaiki sarana dan prasarana
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
Komisaris
Direktur
Direktur Keuangan
Operasional
b. Divisi Parkir
Divisi parkir meruapakn bagian yang bertugas untuk mengurus area parkir.
Divis ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerapihan dan
keamanan bagian parkir, memberikan arahan parkir kepada pengguna kendaraan,
mengecek nomor seri tiket parkir, memberikan tiket dan menerima uang parkir dari
pengunjung. Divisi parkir memiliki struktur organisasi yaitu koordinator dan petugas
parkir lainnya.
c. Divisi Keamanan
Divisi keamanan atau dikenal dengan security merupakan bagian yang menjaga
keamanan seluruh kawasan. Divisi ini memiliki banyak perSunrisel dibawha
korodiator. Divisi keamanan dibagi menjadi beberapa bagian serta tugas dan
wewenang yang berbeda-beda. Berikut merupakan tugas dan wewenang bagian
keamanan :
Pos 1
1) Mengawasi keluar masuknya pengunjung di area gerbang uama
2) Mengarahkan dan mengatur kendaraan yang datang
3) Membuka tutup portal gerbang
4) Melaporkan pengunjung masuk ke Pos 2
5) Menjaga dan mengamankan aset perusahaan di area gerbang utama
6) Menjaga kebersihan di area gerbang utama
7) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area gerbang utama ke pos 3
8) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos gerbang
utama
Pos 2
1) Menenma laporan jumlah pengunjung dan pos 1
2) Mengarahkan kendaraan yang akan parkir
3) Mengamankan kendaraan yang sedang di parkir
4) Menjaga kebersìhan di area pos 2
5) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area pos 2 ke pos 3
6) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area
Pos 3
1) Melakukan pendataan pengunjung ( cta kemping, hiking dan kendaraan ) dibuku
aporan security
2) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke cos 4 dan ke pos 8
3) Melaksanakan pendataan pulang pengunjung
4) Memberikan ínformasí kondisi dan sítuasi area kawah ke pengunjung
5) Mengingatkan pengunjung untuk tidak membawa senjata tajam
6) Mengawasi aset perusahaan di wilayah parkfr luar, parkir dalam dan bumi
perkemahan
7) Meporkanpendataan peng un) ung sebappagikepad a bagi anOperaona!
8) Menjaga kebersihan di area pos 3
9) Memantau clan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area
Pos 4
1) Menerima Iaporan jumlah pengunjung naik dari pos 3
2) Mengawasì pengunjung yang melewati track baru
3) Mengawasi jalur trobosan (jalur tikus)
64
Pos 8
1) Menerima iaooran pengunjung naík dan pos 4
2) Mengawasi pengunjung yang bnerada di hutan mati, tebing sunrise
3) Memberikan arahan ke pengunjung untuk jalur turun munuju pos 7
4) Melaporkan pengunjung yang akan turun ke pos 7
5) Menjaga kebersihan di area pos 8
6) Memberjkan iriformasi kondisi dan situasi di area pos 8 ke pos 3
Pos 9
1) Menerima taporan pengunjung naik dan pos 7
2) Menindak lanjuti pengunjung yang masuk / keluar dan arah pangalengan dan
lawang angina
3) Melakukan pendataan uang pengunjung yang kemping di area guberhut dan
memberikan mfo lokasi kemping / Ticlak
4) Melaksanakan pendataan kepada pengunjung yang mendaki / kemping ke pondok
saladah
5) Mengarnankan dan mengatur lokasi kemping di area guberhut
6) Melaksanakan patroli di area guberhut
7) Mengawast peclagang, porter dan guide
65
Pos 10
1) Menerima laporan perigunjung naik dan pos 9
2) Melakukan pendataan ulang pengunjung yang kemping di area pondok saladah
dan rnemberikan info lokasi kemping
3) Memberikan inforrnasi tentang kawasan Taman Wisata Aam dan Cagar Alam
4) Memberi himbauan kepada pengunjung agar tidak memasuki kawasan Cagar
Alam
5) Menindak lanjuti laporan pengunjung yang sakit cian kehilangan barang
bawaannya
6) Mengwasi pengunjung yang melewati jalur hutan mati
7) Mengawasi pedagang, porter dan quide
8) Melaksanakan patron di area pondok salada
9) Meiaporkan pengunjung yang turun / pulang ke pos 9 Mnjaga kebersihai di area
pos 10
10) Memberikan informasE kondisi dan situas di area pos 10 ke pos 3 Memantau dan
mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 10.
d. Divisi Informasi
Divisi informasi merupakan bagian yang bertugas untuk memberikan informasi
kepada karyawan terkait kawasan. Bagian ini menangani pelayanan kepada
pengunjung. Divisi ini juga bergerak untuk mengurus cottage. Divisi informasi
memiliki standa operasional prosedur sebagai berikut:
1) Setiap Karyawan wajib hadir di tempat kerja 10 menit sebelum jam
kerja/briefing pagi dimulai
2) Mulai jam kerja dari pukul 07.00 sd 17.00 WIB
3) Setiap karyawan wajib mengikuti briefing
4) Setiap karyawan wajib memakai id card selama bertugas
5) Menjaga 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) terhadap karyawan dan
pengunjung
6) Saling menghormati sesama karyawan
7) Jam istirahat selama 1 (satu) jam di atur dan dilakukan secara bergantian
8) Menjaga kebersihan ruangan kantor informasi secara rutin.
9) Berupa informasi mualai :
10) Ucapan selamat datang/ selamat jalan 1 x/ 30 menit disesuaikan dengan kondisi
pengunjung
11) Informasi kawasan 1 x/ jam disesuaikan dengan kondisi pengunjung
12) Menjalankan tugas kemitraan antara perusahaan dan guide. Porter berupa
13) Mengambil kontribusi untuk perusahaan sebesar Rp 50000 sesuai dengan
kesepakatan yang sudah dibuat
14) Menyetorkan uang kontribusi local guide/ porter (1 x/ minggu)
15) Mencatat dan membuat laporan guide dan porter
16) Menjaga asset perusahaan yang berhubungan dengan tourist information
17) Bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
66
18) Setiap karyawan yang tidak mentaati peraturan perusahaan akan dikenakan
sanksi teguran lisan, surat peringatan tertulis (SP), memutuskan hubungan kerja
sepihak (PHK)
e. Divisi Kolam
Divisi kolam merupakan divisi yang bertugan untuk menjaga objek wisata
Terapi Air Panas Papandayan. Divisi ini bertugas mengurusi berbagai hal yang
berhubngan dengan kolam pemadnian air panas. Divisi ini terdiri dari 3 (tiga)
perSunrisel. Divisi ini memiliki tugas untuk menjaga kemanan dan kenyamana
pengunjung, menjual tiket, menyetorkan tiket setiap hari, menjaga kebersihan kolam
serta mengawasi keselamatan pengunjung.
3. Actuating
Dalam pengorganisasian PT. AIL memiliki peraturan perusahaan. Setiap
karyawan wajib hadir di tempat kerja maksimal 15 meni sebelum jam kerja/ briefing
pagi dimulai.
67
b. Setiap karyawan wajib hadir selambat-lambatnya 10 menit dan jam masuk dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya sampai jam kerja berakhir.
c. Selama jam Kerja Karyawan diwajibkan berpakaian pakaian rapi, sopan, dan
menggunakan Id card serta perlengkapan yang sudah di berikan.
d. Karyawan Wajib Mengisi dan menandatangani Absensi kerja (Pencatatan
manual / Finger Print) yang sudah disediakan perusahaan, baik sebelum
maupun sesudah melakuan pekerjaan.
e. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, diwajibkan menunjukkan surat
keterangan dokter yang ditujukan kepada Managemen perusahaan atau Kabag
Personalia.
f. Perusahaan akan memberikan saksi apabila:
1) Karyawan tidak masuk kerja (mangkir) selama 2 hari dalam 1 (satu) bulan
akan dibenikan Surat Peringatan I (Pertama) oleh managemen perusahaan
2) Karyawan tidak masuk kerja (mangkir) selama 3 hari dalam 1 (satu) bulan
akan diberikan Surat Peringatan II (Kedua) oleh managemen perusahaan
3) Karyawan udak masuk kerja (mangkir) selama 4 han daam I (satu) bulan
akan dibenikan Surat Peringatn III (Ketiga) atau terakhir
4) Bahwa karyawan yang sudah diberikan teguran ketig 3tu terafr tidak hadir,
maka dianggap mengundurkan din dan perusahaan dan managemen
perusahaan memberhentikan karyawan tersehut dengan tidak hormat.
g. Melaksanakan semua tugas yang diberikan oleh perusahaan dan tugas tersebut
menjadi tanggung jawab karyawan.
h. Karyawan dilarang untuk:
1) Menjelekkan sesama karyawan baik dalarn perusahaan maupun oiluar
perusahaan, harus saling menghormati dan menghargai antar sesame
karyawan, apabila diketahui ada karyawan saling menjelekkan, maka
managemen perusahaan akan memberikan peringatan, apabila setelah
diperingati tidak ada perubahan, maka managemen akan melakukan
skorsing selama 1 minggu, Apabila rnasih herlanjut, maka perkembangan
seianutnya akan dimonitoring oleh pihak perusahaan.
2) Apabila diketahui memasukkan pihak ketiga ke dalam TWA Gunurig
Papandayan tanpa tket jasa wisata, tanpa seijin managemen Perusahaan
maka akan dilakukan teguran, setelah diberikan teguran masih
tetapmemasukkan orang pihak ketiga tanpa tiket jasa wisata, maka
mana.men perusahaan akan memberikan Skorsing.
i. Karyawan diwajibkan untuk:
1) Memegang teguh rahasia perusahaan, baik yang dipercayakan scara khusus,
maupun tugas sehart-hari, apaba hal tersebut dtbocnrkan kpad pihak ketiga,
maka managemen perusahaan memberikan Tegurari car asan, dan apabila
teguran tersebut tidak diindahkan, maka managernen perusahaan akan
memberikan Surat Peringatan 1, apabila SP-1 tešebui tidak diindahkan juga,
maka managemen perusahaan akan mengekierkan Surat Peringatan 2, dan
apabila hal tersebut masih dilakukan, maka karyawan tersebut dianggap
tidak taat terhadap peraturan perusahaan, dengan demikian perusahaan
dapat memberhentikan karyawan tersebut dan Perusahaan dengan tidak
hormat.
69
6. Sistem Penggajian
Setiap karyawan yang bekerja di TWA Gunung Papandayan diberikan
pembayaran gaji setiap akhir bulan. Penggajian karyawan pun ditentukan dari posisi
karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja di TWA Gunung Papandayan terdiri dari
dua, yaitu pekerja tetap dan pekerja harian. Nominal gaji yang dibayarkan untuk
setiap karyawan tetap, adalah sesuai dengan UMK (Upah Minimum Kabupaten)
Garut yaitu dengan kisaran rata-rata Rp 1.700.000,- setiap bulannya. Karyawan tetap
tersebut terdiri dari beberapa divisi, diantaranya divisi yang mengurus tiket masuk
kawasan, divisi keamanan pada parkir, divisi keamanan kawasan, divisi umum, divisi
administrasi dan divisi kebersihan kawasan. Adapun karyawan harian yang terdiri
dari tukang-tukang, supir pengangkut harian dan teknisi panggilan yang dibayar
dengan kisaran Rp 70.000,- sampai dengan Rp 100.000,- perharinya dan akan
dibayarkan setiap minggu dan atau setelah pekerjaannya selesai.
b. Media cetak
Media cetak merupakan salah satu media promosi yang sering digunakan oleh
suatu kawasan untuk memberi gambaran infiormasi maupun promosi. Promosi yang
terdapat di dalam brosur tersebut berupa foto-foto sumber daya wisata, peta kawasan,
penjelasan mengenai informasi kawasan wisata, tarif wisata di kawasan, serta kontak
kawasan TWA Gunung Papandayan. Tujuan dari pembuatan brosur dan banner
tersebut adalah mempermudah para wisatawan mengetahui kawasan TWA Gunung
Papandayan. Brosur tersebut biasanya terdapat didalam pusat informasi bertujuan
agar para wisatawan dapat dengan mudah mengambilnya. Berbeda dengan banner,
biasanya banner tersebut terdapat di pinggir jalan menuju kawasan TWA Gunung
Papandayan. Brosur tersebut dapat membantu para wisatawan yang berkunjung.
Percetakan brosur kawasan TWA Gunung Papandayan tersebut dilakukan oleh
divisi promosi dan pemasaran. Brosur tersebut dicetak sesuai dengan hasil keputusan
bersama pengelola kawasan TWA Gunung Papandayan. Percetakan brosur tersebut
dilakukan di kantor utama PT. AIL (Asri Indah Lestari), yaitu tepatnya di kawasan
Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Banner yang dimiliki oleh kawasan TWA Gunung Papandayan yaitu terdapat di
pinggir jalan menuju kawasan TWA Gunung Papandayan, yaitu salah satunya pada
pintu masuk kawasan. Didalam banner tersebut terdapat sejumlah informasi singkat
mengenai gambaran kawasan wisata TWA Gunung Papandayan. Dari mulut ke mulut
c. Event
Promosi selanjutnya yaitu dilakukan melalui event-event. Event biasanya
dilakukan di beberapa acara, yaitu pameran di Jakarta Convention Centre (JCC),
Ulang Tahun Garut, dan pameran-pameran pariwisata di Garut. Pada pameran
tersebut biasanya terdapat beberapa orang yang berasal dari pihak pengelola kawasan
TWA Gunung Papandayan untuk menjelaskan berbagai macam sumberdaya wisata,
aksesibiltas dan mengenai penjelasan kesuluruhan di kawasan TWA Gunung
Papandayan. Pada event-event terdapat brosur untuk dibagikan kepada para
pengunjung. Event tersebsut dilakukan agar kawasan TWA Gunung Papandayan
lebih diketahui oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat kota lain yang
sebelumnya tidak mengetahui mengenai kawasan tersebut. serta event juga berfungsi
sebagai peningkatan jumalh pengunjung untuk datang ke kawasan TWA Gunung
Papandayan.
d. Travel agent
Promosi yang dilakukan melalui travel agent yaitu pihak pengelola TWA
Gunung Papandayan meletakan beberapa brosurnya di salah satu travel agent. Hal
tersebut bertjuan agar para masyarakat yang mengunjungi travel agent dapat
mengetahui informasi kawasan.
2. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh pihak Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan hanya dilakukan secara langsung atau On The Spot dan bisa dengan
booking khusus tamu yang ingin menggunakan cottage. Pemasran tersebut dilakukan
di pintu gerbang utama kawasan. Para wisatawan yang berkunjung dapat membeli
tiket di pintu gerbang dan membayar tiket untuk parkir. Metode booking dapat
dipesann melalui sosial media dari TWA Gunung Papandayan dan Contact Person
72
V.
74
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Kehutanan.
Undang-Undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
Undang-Undang no 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
Yoeti, O.A. 1996. Anatomi Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung
Avenzora R.2008. Penilaian Potensi Obyek Wisata: Aspek Indikator Penilaian.
Ekoturisme Teori dan Praktek. Banda Aceh: BRR NAD-Nias.
76
LAMPIRAN
77
PRAKTIK PENGELOLAAN
PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA
SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KUEISIONER PENGUNJUNG/WISATAWAN
Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas rekreasi Pengunjung/Wisatawan
pada suatu kawasan atau objek alam dalam rangka kegiatan Praktik Pengelolaan Program Keahlian
Ekowisata- Program Diploma Institut Pertanian Bogor
A. Karakteristik Responden
Beri tanda silang (X) pada pilihan yang telah disediakan.
1. Nama : (boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki b. Perempuan
3. Umur :
a. 6 – 12 tahun d. > 45 tahun
b. 13 – 24 tahun
c. 25 – 45 tahun
4. Status Pernikahan :
a. Belum Menikah b. Menikah
5. Agama :
a. Islam d. Hindu
b. Katolik e. Budha
c. Protestan f. Konghucu
6. Pendidikan terakhir :
a. SD/MI d. Diploma (D1/D2/D3)
b. SMP/MTs e. Sarjana (S1/S2/S3)
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa d. Pegawai BUMN / BUMD
b. Pegawai Swasta e. Lainnya...............
c. PNS
8. Pendapatan per Bulan :
a. < Rp. 500.000 d. Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 e. >Rp. 5.000.0000
c. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000
9. Asal daerah:
a. Jabodetabek
b. Luar Jabodetabek
10. Kunjungan :
a. Sendiri d. Lainnya (sebutkan)
b. Keluarga
c. Teman
11. Lama Kunjungan:
a. ……. Jam
b. ……. Hari
B. Motivasi
C. Persepsi
1. Bagaimana persepsi Anda terhadap berbagai aktivitas wisata pada objek ini? Mohon berikan
Nilai Persepsi dengan memberi tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap paling sesuai.
No Jenis Aktivitas Nilai Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
1. Foto-foto
2. Menikmati suasana alami
3. Berendam
4. Beristirahat
5. Melihat pemandangan alam
Keterangan: 1; sangat tidak puas 2; tidak puas, 3; agak tidak puas, 4; biasa saja, 5; agak puas, 6;puas,
7; sangat puas
2. Mohon Nilai Persepsi dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap
paling sesuai.
79
3. Bagaimana persepsi Anda terhadap insfrastruktur dan fasilitas pada objek wisata ini? Mohon
Nilai Persepsi dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap paling
sesuai.
No. Fasilitas Penilaian
A. Rekreasi dan Wisata 1 2 3 4 5 6 7
1. Pos tiket
2. Pintu Gerbang
3. Tempat Parkir
4. Papan Petunjuk
5. MCK
6. Jalan Setapak
7. Tempat Duduk
8. Tempat Sampah
9. Shelter
10. Papan Interpretasi
11. Mushola
12. Loket
13. Papan Himbauan atau Larangan
14. Penyewaan Ban dan Baju Renang
B. Pengelolaan
1. Bangunan Kantor
2. Pondok Kerja
80
Keterangan: 1; sangat tidak puas 2; tidak puas, 3; agak tidak puas, 4; biasa saja, 5; agak puas, 6;puas, 7; sangat
puas
D. Persepsi
Mohon berikan Nilai Saran dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap
paling sesuai.
No Saran Nilai Saran
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatkan kebersihan objek wisata
2 Penataan kawasan
3 Meningkatkan keamanan dalam kawasan
objek wisata
4 Meningkatkan pelayanan terhadap
wisatawan atau pengunjung
5 Memperbaiki sarana, prasarana, serta
fasilitas
6 Mempermudah pengunjung yang ingin
melakukan penelitian
Keterangan: 1; sangat tidak penting, 2; tidak penting, 3; agak tidak penting, 4; biasa saja, 5; agak penting, 6;
penting, 7; sangat penting
81