Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN

PRAKTEK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN


WISATA ALAM GUNUNG PAPANDAYAN KABUPATEN
GARUT
PROVINSI JAWA BARAT

ANDIKA GUSTIANA SUMANTRI


FINNA FAZRIANI PURNAMA
GEVYN JOVIAL AGNATA

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
LAPORAN
PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN


WISATA ALAM GUNUNG PAPANDAYAN KABUPATEN
GARUT
PROVINSI JAWA BARAT

ANDIKA GUSTIANA SUMANTRI


FINNA FAZRIANI PURNAMA
GEVYN JOVIAL AGNATA

Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata


Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapang
pada Program Keahlian Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Pengelolaan Ekowisata di Kawasan Taman


Wisata Alam Gunung Papandayan Kabupaten
Garut Provinsi Jawa Barat
Nama Mahasiswa / NIM : Andika Gustiana Sumantri / J3B216173
Finna Fazriani Purnama / J3B116054
Gevyn Jovial Agnata / J3B11609
Program Studi : Ekowisata

Mengetahui, Menyetujui,

Program Keahlian Ekowisata Praktik Pengelolaan Ekowisata

Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MoT Yun Yudiarti, S.Hut., M.Si


Koordinator Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata tahun 2018 dengan
judul “Pengelolaan Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat” dapat terselesaikan dengan
baik. Praktik Pengelolaan Ekowisata tahun 2018 adalah syarat untuk mengikuti
Praktik Kerja Lapang (PKL) pada semester 6 Program Keahlian Ekowisata Sekolah
Vokasi Institut Pertanian Bogor. Praktik Pengelolaan Ekowisata merupakan syarat
mahasiswa Ekowisata untuk dapat mengikuti Praktik Kerja Lapang atau PKL
sebagai syarat lulus dari Program Studi Ekowisata Program Diploma IPB.
Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, mahasiswa Ekowisata tahun 2018
melaksanakan Praktik Pengelolaan Ekowisata 2018 di kawasan Taman Wisata Alam
Gunung Papandayan Kabupaten Garut selama 18 hari. Adapun materi yang
dipraktikkan adalah materi selama semester 3 dan 4 yang meliputi pengelolaan
sumberdaya dan daya tarik wisata, pengelolaan fasilitas wisata, pengelolaan
pengunjung, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat sekitar, serta pengelolaan
kawasan wisata dan kegiatan wisata.
Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata ini diharapkan dapat menambah
wawasan bagi pembaca, khususnya keluarga besar Ekowisata Diploma IPB. Selain
itu laporan ini juga menjadi arsip dan database baik bagi institusi (IPB) maupun
kawasan wisata yang digunakan sebagai pengamatan. Penyusun menyadari laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sumbangsih dan saran dari
pembaca diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bogor, Agustus 2018

Penyusun,

1
UCAPAN TERIMAKASIH

Penyusunan Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) 2018 dengan


judul “Pengelolaan Ekowisata di Kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ” melibatkan banyak pihak
yang membantu kelancaran, mulai dari pengambilan data hingga tersusunnya
laporan secara lengkap. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Yun Yudiarti, S.Hut., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing penyusun dalam melakukan kegiatan Praktik Pengelolaan
Ekowisata hingga penyusunan laporan selesai.
2. Bapak dan Ibu Dosen Ekowisata yang telah memberikan ilmu pada setiap
mata kuliah yang diajarkan sebagai bekal ilmu pelaksanaan PPE 2018.
3. Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor yang telah memfasilitasi alat yang
digunakan untuk kegiatan PPE 2018.
4. Pengelola Taman Wisata Gunung Papandayan yang telah memberikan
perizinan lokasi untuk melaksanakan kegiatan PPE 2018.
5. Bapak dan Ibu dari penyusun yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materiil, serta
6. Teman-teman Ekowisata angkatan 53 yang telah menemani baik suka
maupun duka selama melaksanakan kegiatan PPE 2018.
Penyusunan laporan ini juga melibatkan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Semoga Laporan PPE 2018 berguna bagi pembaca,
khususnya Keluarga Besar Program Ekowisata Program Diploma Institut Pertanian
Bogor, institusi, staff PT. Asri Indah Lestari dan khalayak umum.

Bogor, Agustus 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN 3
KATA PENGANTAR i
UCAPAN TERIMAKASIH ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Tujuan 10
C. Manfaat 10
II. KONDISI UMUM LOKASI 11
A. Letak dan Luas Kawasan 11
B. Sejarah Kawasan 12
C. Kondisi Fisik 12
1. Tanah dan Topografi 12
2. Iklim 12
3. Hidrologi 12
D. Kondisi Biotik 12
1. Flora 12
2. Fauna 13
E. Potensi Wisata 14
F. Kondisi Pengelola 14
G. Kondisi Masyarakat Sekitar 14
H. Aksesibilitas 15
III. METODE PRAKTIK 16
A. Waktu dan Tempat 16
B. Alat dan Bahan 16
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data 17
1. Studi literatur 17
2. Wawancara dan diskusi 17
3. Kuesioner 17
4. Observasi, pastisipasi, dan dokumentasi 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19
A. Pengelolan Sumberdaya Wisata 19
1. Sumberdaya Wisata 19
2. Planning 28
3. Organizing 29
4. Actuating 30
5. Controlling 30
6. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Sumbedaya Wisata
30
B. Pengelolaan Program Wisata 30
1. Planning 31

3
2. Organizing 31
3. Actuating 31
4. Controlling 31
5. Permasalahan dan Pemecahan masalah pengelolaan program wisata 31
6. Paket Wisata 32
C. Pengelolaan Fasilitas Wisata 33
1. Planning 34
2. Organization 34
3. Prosedur 34
4. Evaluasi Pengelolaan Fasilitas 35
5. Daftar Fasilitas 35
D. Pengelolaan Kebersihan dan MCK 39
1. Perencanaan Pengelolaan 39
2. Organisasi PT Asri Indah Lestari 40
3. Pelaksanaan Pengelolaan 41
4. Evaluasi Pengelolaan 41
E. Pengelolaan Parkir 42
1. Planning 42
2. Organizing 43
3. Actuating 44
4. Controlling 45
5. Permasalahan dan pemecahan masalah pengelolaan parkir 45
F. Pengelolaan Tiket 45
1. Dasar hukum 45
2. Planning 46
3. Organizing 46
4. Actuating 46
5. Controlling 47
6. Evaluasi 47
7. Daftar Harga Tiket 47
G. Pengelolaan Pengunjung 48
1. Pengelolaan Persebaran Pengunjung 48
2. Pelayanan Informasi 49
3. Pelayanan Interpretasi 49
4. Pengelolaan Keselamatan Pengunjung 49
6. Kepuasan Pengunjung 50
1. Motivasi 51
2. Persepsi 52
3. Fasilitas 55
4. Saran 60
H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia 61
1. Planning 61
2. Organizing 61
3. Actuating 66
4. Controlling 68
5. Evaluasi 69
6. Sistem Penggajian 69
I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 69

4
1. Promosi 69
2. Pemasaran 70
3. Pemecahan Permasalahan Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 71
J. Pengelolaan Masyarakat Sekitar Kawasan 71
1. Pengelolaan pedagang 71
2. Pengelolaan Tenaga Pemandu 72
3. Pengelolaan Homestay atau pondok wisata 72
4. Permasalahan Pengelolaan Masayarakat Sekitar 72
V. KESIMPULAN DAN SARAN 73
A. Simpulan 73
B. Saran 73
DAFTAR PUSTAKA 74
LAMPIRAN 75

5
DAFTAR TABEL

No
Halaman
1. Jadwal harian Praktik Pengelolaan Ekowisata 16
2. Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan PPE. 16
3. Inventarisasi Sumberdaya wisata TWA Gunung Papandayan 19
4. Daftar Fasilitas di TWA Gunung Papandayan 35
5. Harga Tiket Masuk Kendaraan ke TWA Gunung Papandayan 44
6. Daftar Harga Tiket 48
7. Rekapitulasi Karakteristik Pengunjung 50
8. Aktivitas Pengunjung 53

6
DAFTAR GAMBAR

No halaman
1. Sketsa Peta Kawasan TWA Gunung Papandayan 11
2. Hutan Mati 20
3. Camping Ground Pondok Saladah 20
4. Camping Ground Ghober Hoet 21
5. Tebing Sunrise 22
6. Danau Kawah Baru 22
7. Pohon Cantigi 23
8. Edelweiss 24
9. Kolam Terapi Air Panas 26
10. Menara Pandang 28
11. Planning penambahan fasilitas toilet, dan tempat sampah 29
12. Paket Wisata Short trip 32
13. Paket Wisata Long Trip dengan mengunjungi sekian (dapat disebutkan berapa
obyek) obyek. 33
14. Tiket Jasa Parkir 42
15. Area Parkir 43
16. Bagan Organisasi Divisi Parkir 43
17. Bagan Organisais Divisi Ticketing 46
18. Grafik Motivasi Pengunjung 51
19. Persepsi mengenai profesionalitas SDM di TWA Gunung Papandayan 53
20. indikator penilaian sumberdaya manusia 54
21. persepsi pengunjung terhadap fasilitas infrastruktur 55
22. persepsi pengunjung terhadap fasilitas rekreasi di TWA Gunung Papandayan 56
23. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pengelolaan 57
24. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penelitian 58
25. grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendukung 59
26. Saran pengunjung TWA Papandayan 60
27. Bagan Sumberdaya Manusia 61
28. Kolam terapi air panas 65
29. Dokumentasi Bersama Dosen Pembimbing 80
30. Hutan Mati (kiri), dan Sungai sulvur (kanan) 80

7
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Kuesioner Pengunjung 76
2. Dokumentasi di TWA Gunung Papandayan 80

8
9

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan mega industri yang terus berkembang. Pariwisata


memberikan perkembangan roda ekonomi yang terus meningkat. Adanya pariwsata
memberikan kemajuan destinasi wisata di setiap daerah. Laju pertumbuhan terus
berjalan dengan berbagai dampak yang dihasilkan. Pertumbuhan pariwisata bukan
hanya meningkatkan roda perekonomian namun juga berdampak bagi ekologi dan
sosial budaya. Kegiatan pariwisata memberikan dampak yang menjadi tanggung
jawab setiap elemen masyarakat. Mega industri ini juga memberikan kemajuan
dalam peningkatan kebutuhan dan keinginan. Pariwisata menciptakan sebuah wisata.
Wisata menjadi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang telah hilang. Menurut
teori Maslow setiap orang memiliki tingkatan kebutuhan. Begitupun dengan kegiatan
wisata memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Adanya kebutuhan akan tercipta
keinginan. Perubahan kebutuhan menjadi keinginan menjadi peluang untuk
menghadirkan destinasi wisata yang sesuai.
Terciptanya kegiatan wisata mengharuskan adanya pengelolaan yang baik.
Konsep pengelolaan atau manajamen dapat dipahami sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, dan penggunaan sumberdaya organisasi yang lain agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan
definsi yang dikemukaan, tetapi fungsi dan manfaat dari manajemennya adalah sama
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Konsep
manajemen yang banyak dipakai oleh perusahaan adalah POACE. Konsep tersebut
dirasa paling kompleks karena membahas mengenai menajamen dari awal sampai
akhir. Aspek yang dibahas dalam proses tersebut adalah planning, organizing,
actuating, controlling, dan evaluation. Konsep manajemen tersebut dapat
ditambahkan evaluating sebagai tahap akhir untuk menyesuaikan semua perencanan
yang telah dibuat. Suatu perencanaan yang baik dan benar harus mengacu pada
beberapa prinsip pengelolaan. Contoh dari prinsip tersebut seperti pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan kerja, prakarsa, sampai semangat
kesatuan. Pengelolaan tempat wisata dapat diterapkan pada beragam jenis dan tempat
wisata seperti kawasan pegunungan.
Taman Wisata Alam Gunung Papandayan atau dikenal dengan TWA Gunung
Papandayan merupakan destinasi wisata yang berada di Kabupaten Garut. TWA
Gunung Papandayan adalah destinasi yang menyuguhkan potensi alam. Destinasi ini
memiliki aktivitas wisata unggulan yaitu hiking dan camping. Potensi alam
pegunungan menjadi sebuah sumberdaya wisata. TWA Gunung Papandayan dikelola
oleh BBKSDA Jawa Barat. Namun saat ini BBKSA memonitoring kepada
perusahaan dalam melakukan tugasnya, dan menjadi bagian mitra kerjasama.
Pengelolaan merupakan aspek yang penting untuk keberlangsungan suatu destinasi
wisata. Dengan demikian perlu adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang
baik akan menghasilkan benefit yang baik. Dalam ekowisata terdapat pengelolaan
yang harus mengutamakan tiga pilar yaitu ekologi, ekonomi dan sosial budaya.
Dengan demikian diadakannya kegiatan praktikum pengelolaan ekowisata di TWA
Gunung Papandayan untuk mengetahui berbagai pengelolaan destinasi wisata.
10

B. Tujuan

Tujuan dari “Pengelolaan Ekowisata Di Kawasan Taman Wisata Alam


Gunung Papandayan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat” yaitu:
1. Mengidentifikasi pengelolaan ekowisata.
2. Mengidentifikasi konsep planning, organization, actuating, controlling, dan
evaluation (POACE) di destinasi wisata.
3. Mengidentifiaksi berbagai permasalahan pengelolaa destinasi wisata .
4. Mengidentifikasi pemecahan masalah di destinasi wisata.

C. Manfaat

Manfaat dari “Pengelolaan Ekowisata Di Kawasan Taman Wisata Alam


Gunung Papandayan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat” yaitu:
1. Mengetahui informasi terbaru terkait destinasi wisata .
2. Mengetahui informasi terkait pengelolaan .
3. Mengetahui dan memahami pengelolaan yang baik .
11

II. KONDISI UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas Kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Papandayan (TWA Gunung Papandayan)


merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Garut Provinsi
Jawa Barat. Secara administratif berada di tiga Desa yaitu, Desa Cisurupan, Desa
Kramat Wangi dan Desa Sirna jaya Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut.
Batas-batas kawasan TWA Gunung Papandayan adalah sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan hutan BKPH Simpang, BPKH Bayongbong
dan BPKH Bungbulang Utara.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan hutan KRPH Cikandang, BKPH Cikajang
3. Sebelah Timur dibatasi oleh hutan BKPH Cisurupan, BKPH Bayongbong.
4. Sebelah Barat dibatasi oleh hutan KRPH Cisurupan, BKPH Bayongbong.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 226/ Kpts-II/1990 dan Berita
Acara Tata Batas Hutan Cagar Alam Gunung Papandayan dan Taman Wisata Alam
Gunung Papandayan tanggal 7 Agustus 1982 dan Surat Direktur Jenderal
Inventarisasi dan Tata Guna hutan No. 326/I/II-4/1990 tanggal 23 Maret 1990, TWA
Gunung Papandayan ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam dengan luas 225 ha.
Secara geografis TWA Gunung Papandayan terletak diantara 107043’12,48” –
107044’26,54”BT dan 7019’6,63” – 7018’10,10” LS. Secara Administrasi kawasan
TWA Gunung Papandayan terletak di Desa Sirna Jaya dan Desa Kramat Wangi
Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut. Adapun batas langsung TWA Gunung
Papandayan, secara keseluruhan dikelilingi oleh Cagar Alam Gunung Papandayan
(CAGP). Kawasan TWA Gunung Papandayan berada di wilayah BBKSDA Jabar,
Bidang KSDA Wilayah III Ciamis, Seksi Konservasi V Garut, dan Resort konservasi
Gunung Papandayan. Berikut merupakan sketsa peta kawasan TWA Gunung
Papandayan yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Sketsa Peta Kawasan TWA Gunung Papandayan


12

B. Sejarah Kawasan

Kawasan Gunung Papandayan pertama kali meletus pada tahun 1800an,


melalui Surat Goverment Besluit Nomor 36 Statblad 43 tanggal 14 Februari 1924
menunju kawasan ini sebagai Cagar Alam seluas 885 ha, dan pada tahun 1978
sebagian kawasan ini berubah fungsi menjadi Taman Wisata Alam seluas 221 Ha
melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 610/Kpts/Um/10/1978 tanggal 5
Oktober 1978, pada tahun 1979 kawasan CA diperluas menjadi 6.000 ha melalui
keputusan Menteri Pertanian Nomor 68.Kpts/Um/1/1979 tanggal 22 Januari 1979,
Surat Penetapan Kawasan Taman Wisata Alam seluas 225 ha berdasar pada Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 226/KptsII/1990 tanggal 8 Mei 1990.
Berdasarkan SK. 25/Menlhk/Setjen/PLA.2/1/2018 tanggal 10 Januari 2018 telah
dilakukan perubahan fungsi dalam fungsi pokok kawasan hutan luas Taman Wisata
Alam Gunung Papandayan.

C. Kondisi Fisik

1. Tanah dan Topografi


Jenis tanah di kawasan TWA Gunung Papandayan adalah jenis tanah andosol
yang berasal dari bahan batuan induk, basis dan intermedia dengan fisiografi gunung
berapi . Adapun batuan beku di area ini berupa lava berkomposisi andesit dan
andesit-basaltik. Sementara jenis mineral bukan logam yang sangat umum tersebar di
sekitar kawah gunung berapi Papandayan adalah belerang (Sulfur). Selain itu terdapat
batuan beku dan kaolin.
2. Iklim
Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan TWA Gunung
Papandayan termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata per tahun 3.000
mm, kelembaban udara berkisar antara 70-80 % dengan temperatur rata-rata harian
10 °C.
3. Hidrologi
Secara hidrologi, kawasan TWA. Gunung Papandayan merupakan bagian
dari wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk – Citanduy. Di dalam perannya
sebagai bagian DAS Cimanuk – Citanduy, kawasan ini memiliki posisi strategis
sebagai wilayah tangkap air dan memberikan kontribusi jasa lingkungan air yang
sangat penting bagi wilayah bawahannya, baik berupa aliran beberapa sumber air
dingin maupun sumber air panas. Beberapa mata iar yang mengalir dari kawasan
ini antara lain Sungai Ciparugpug, Sungai Cibeureum Gede, Sungai Cigebog,
Sungai Cisaladah dan Sungai Cigeunah.

D. Kondisi Biotik

Kondisi biotik TWA Gunung Papandayan memiliki beragam spesies. Kondisi


biotik dibagi menjadi dua yaitu flora dan fauna.
1. Flora
Tipe ekosistem kawasan TWA Gunung Papandayan termasuk formasi hutan
hujan tropika (tropical rain forest), tipe hutan pegunungan (mountana forest) dan
13

merupakan hutan campuran. Terdapat dua tipe kelompok tipe vegetasi, yaitu vegetasi
hutan alam dan vegetasi hutan tanaman.Vegetasi Hutan Alam di kawasan ini relatif
masih utuh dengan didominasi oleh jenis-jenis antara lain Jamuju (Podocarpus
imbricatus), Puspa (Schima walichii), Saninten (Castanopsis tungurut), Pasang
(Querqus sp.), Kihujan (Eugelhardia rigida), dan Tebe (Slonea sp). Sebaran vegetasi
di kawasan TWAGP didominasi oleh jenis-jenis Cantigi (Vaninium varingifalium)
yang rata-rata tingginya tidak lebih dari 5 m. Adapun untuk formasi pepohonan,
didominasi oleh Puspa (Schima walichii), dan sebagian lainnya oleh Saninten
(Castanopsis argentea), Jamuju (Padocarpus Imbricatus), Pasang (Querqus sp),
Manglid (Mayhetia glenca), Kemang (Mangifera caesia) dan Lame (Alstonia
angustifolia).
Secara merata pada hampir keseluruhan area TWA Gunung Papandayan,
membentang formasi vegetasi hutan alam sekunder hutan hujan pegunungan dengan
tipe asosiasi Laura-Fagaceae yang didominasi oleh suku Lauraceae yang terstruktur
membangun naungan tajuk kanopi hutan yang saling menutupi. Stratum tumbuhan di
tingkat rendah dapat dijumpai hampir merata di seluruh kawasan TWA Gunung
Papandayan, namun khususnya pada bagian sekitar kawah utama yang memiliki
kandungan sulfur dan uap panas lebih tinggi dibanding area lainnya, banyak
dijumpai tumbuhan stratum tingkat rendah berupa jenis paku-pakuan, anggrek tanah,
herba, semak belukar. Di area Pondok Saladah yang merupakan area camping
ground favorit para pendaki Gunung papandayan, dapat dijumpai semak yang sangat
terkenal dikarenakan semak ini senantiasa berbunga sepanjang tahun dan tidak
pernah layu, yang dikenal sebagai bunga abadi bernama Edelweis (Anaphalis
javanica) dan dilindungi Undang-undang Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan
Tumbuhan dan Satwa Liar. Secara ekologis, Pondok Saladah merupakan bagian
hutan Papandayan yang memiliki kecocokan klimatis dan edafis sebagai habitat
pertumbuhan dan sebaran Edelweis.
2. Fauna
Jenis satwa liar yang terdapat di TWA Gunung Papandayan cukup bervariasi
dan banyak diantaranya merupakan satwa dilindungi. Satu diantara jenis primata
dilindungi yang hidup di TWA Gunung Papandayan adalah jenis Lutung (Presbytis
Pyrrus). Sementara untuk jenis mamalia, Musang (Paradoxurus hermaproditus),
Babi hutan (Sus sp.), Landak (Hystrix sp), dan pernah diinformasikan Kijang
(Muntiacus muncak) hidup di TWA dan CA Gunung Papandayan. Selain primata dan
mamalia, berbagai jenis burung pun hidup di TWA Gunung Papandayan. Khususnya
jenis-jenis burung raptor cukup banyak dijumpai di TWA Gunung Papandayan,
diantaranya yaitu Elang ular bido (Spilornis cheela), Elang hitam (Ictinaetus
Malayensis), Alap-alap capung (Microhierax fringilareus), Alap-alap sapi (Falco
molucensis), Alap-alap macan (Falco saverus), dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi).
Seluruh raptor yang hidup di TWA Gunung Papandayan berstatus dilindungi
Peraturan Perundangan. Khususnya Elang jawa, merupakan raptor yang terancam
punah sehingga upaya pengawetannya (konservasi) diperlakukan secara khusus agar
terjadi peningkatan populasi. Berdasarkan informasi yang disampaikan penduduk
dan polisi hutan, jenis-jenis burung lain yang hidup di TWA Gunung Papandayan,
diantaranya adalahPuyuh Gonggong Jawa (Arborophila javanica), Walet gunung
(Collocalia vulcanorum), Luntur gunung (Harpectes reinwardtií), Luntur harimau
(Harpectes oreskios), Tepus (Stachyris melanothorax), Wergan Jawa (Alcippe
14

pyrrhoptera), Cica Matahari (Crocias albonatus), Tesia (Tesia superciliaris), Cikrak


(Rhipidura phoenicura), Burung MaduGunung (Aethopyga eximia), Pijatung
(Arachnotera longiresta), Opior Jawa (Lophozosterops javanicus). Adapun jenis
unggas dilindungi yang hidup di TWA Gunung Papandayan dan masih sering
dijumpai adalah jenis Ayam Hutan Merah (Gallus gallus).

E. Potensi Wisata

Taman Wisata Alam Gunung Papandayan memiliki potensi alam yang cukup
beragam. Potensi alam tersebut merupakan modal utama yang berpotensi untuk
diselenggarakannya kegiatan wisata alam. Objek Daya Tarik Wisata Alam jyang
menjadi daya tarik utama TWA Gunung Papandayan yang khas adalah panorama
kawah alam gunung berapi,Objek wisata alam yang menjadi primadona kedua TWA
Gunung Papandayan adalah kegiatan camping di beberapa area Camping Ground,
terdiri dari :
1. Camp David, Area camping Camp David berada di belakang area parkir dan
kios-kios pedagang di TWA Gunung Papandayan. Area ini memiliki luas ± 1
ha. Biasanya tempat ini digunakan untuk bermalam oleh pendaki yang akan
mendaki Gunung Papandayan.
2. Pondok Saladah, merupakan area padang rumput terbuka seluas ± 8 ha yang
menjadi pilihan utama para pendaki menginap di Gunung Papandayan
dikarenakan letaknya yang strategis dekat dengan puncak pendakian Gunung
Papandayan di ketinggian 2.300 mdpl. Area ini disebut Pondok Salada karena
di area ini mengalir Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun
dan pada tepian sungainya tumbuh Selada yang dapat dimakan sebagai lalapan.
Selain selada, area ini merupakan habitat alami Edelweiss (Anaphalis
javanica).
3. Ghober Hoet, merupakan area Padang rumput terbuka dengan luasan ± 2.500
m2 yang dimanfaatkan sebagai area singgah/istirahat pendaki menuju Pondok
Saladah.

F. Kondisi Pengelola

Pengelola TWA Gunung Papandayan memiliki badan hukum perusahaan PT.


ASRI INDAH LESTARI berdasarkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan No. P.1/2015 yaitu memliki Izin IUPSWA (Izin Usaha Penyedia
Sarana Wisata Alam) dengan Luas 92,87 ha berdarkan BKPM No.
1/1/IUPSWA/PMDV/2016. Badan usaha yang dikembangkan adalah jenis usaha
pariwisata alam. Dalam pelakansanaan pengelolaan harus tetap menjaga kelestarian
lingkungan dengan prinsip konservasi serta membangun dan merawat sarana
prasarana untuk kepuasan pengunjung. Alamat PT AIL Jalan Keramat VI, No.45,
Jakarta Pusat, Telp: (021)39837951, Fax (021)39837953.

G. Kondisi Masyarakat Sekitar

Masyarakat di kawasan TWA Gunung Papandayan didominasi oleh petani.


Kondisi biotik dan abiotik yang mendukung masyarakat menjadi seorang petani.
Adanya destinasi wisata TWA Gunung Papandayan menjadikan sekitar 70 orang
menjadi pegawai swasta. Selain itu juga terdapat masyarakat yang bekerja sebagai
15

buruh, PNS dan lain sebagainya. Masyarakat sekitar memiliki perekonomian


menengah.

H. Aksesibilitas

1. Bandung - Garut - Cisurupan dengan jarak ± 89 Km, dari Cisurupan ke


kawasan sejauh ± 8 Km melalui tanjakan dengan kondisi jalan beraspal.
2. Bandung - Pangalengan - Malabar - Santosa - Talun, Sedep - Negla - Cibantar -
Cileuleuy dengan jarak ± 69 Km. Dari Cileuleuy ke kawasan yang merupakan
persimpangan jalan untuk menuju Garut berjarak ± 7 Km, kondisi jalan dari
bandung ke Cileuleuy cukup baik, sedangkan dari Cileuleuy sampai tepi kawah
kondisinya kurang baik.
16

III. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata ini dilaksanakan selama 16 hari, yaitu


mulai senin 16 Juli 2018 s/d 01 Agustus 2018 yang berlokasi di Kawasan Taman
Wisata Alam Papandayan, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Kegiatan Praktik
Pengelolaan Ekowisata ini dilakukan setiap hari Senin-Minggu yaitu mulai pukul
07.00-17.00 WIB. Adapun jadwal harian pelaksanaan Praktik Pengelolaan Ekowisata
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jadwal harian Praktik Pengelolaan Ekowisata
No Hari / Tanggal Waktu Kegiatan
1 Senin 16 Juli 2018 09.00 – 15.00 Observasi kawasan Kawah
2 Selasa 17 Juli 2018 09.00 – 15.00 Observasi kawasan Hutan Mati
3 Rabu 18 Juli 2018 09.00 – 15.00 Observasi kawasan Perkemahan
4 Kamis 19 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan Fasilitas
5 Jumat 20 Juli 2018 09.00 – 15.00 Diskusi dengan pengelola
6 Sabtu 21 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan pengunjung
7 Minggu 22 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan ticket dan pengunjung
8 Senin 23 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan kebersihan
9 Selasa 24 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan Keamanan dan parkir
10 Rabu 25 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pendakian ke Gunung Papandayan
11 Kamis 26 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengolaan di pos jaga, dan ticket
12 Jumat 27 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan pusat informasi, dan pos jaga
13 Sabtu 28 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan ticket, dan pusat infromasi
14 Minggu 29 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pengelolaan ticket, parker, pos jaga, dan
pusat informasi
15 Senin 30 Juli 2018 09.00 – 15.00 Pendakian ke Gunung Papandayan
16 Selasa 31 Juli 2018 09.00 – 15.00 Presentasi hasil laporan di PT. AIL
17 Rabu 01 Agustus 2018 08.00 – 13.00 Presentasi hasil laporan di Seksi wilayah 5
Garut

B. Alat dan Bahan

Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata tersebut membutuhkan


beberapa alat dan bahan, agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Terdapat beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan praktik.
Berikut daftar alat dan bahan yang terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2 Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan PPE.
No. Nama Alat Tujuan
1. Alat Tulis Mencatat data
2. Laptop Menginput data dan membuat laporan
Kamera Mirrorles M100
3. dan Sunrise A600 Mengambil gambar atau dokumentasi
4. Tally Sheet Mencatat data yang diperlukam
5. Buku Panduan Panduan untuk menyelesaikan laporan praktik
Mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan selama
6. Jurnal Harian praktikum dilaksanakan
Panduan wawancara baik terhadap pengunjung, pengelola
7. Kuesioner ataupun masyarakat sekitar
8. Handphone Untuk dokumentasi suara
9. Flashdisk Untuk menyimpan data
17

C. Jenis dan Metode Pengambilan Data

Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) yang berlokasi di Taman


Wisata Alam Gunung Papandayan, Desa Sirna Jaya, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Barat dilaksanakan secara observasi atau secara langsung. Hal tersebut dilakukan
dengan beberapa teknik untuk mengumpulkan data maupun informasi menegenai
pengelolaan TWA Gunung Papandayan, yaitu diantaranya: (1) studi literatur (2)
wawancara dan diskusi (3) kuisioner (4) obsevasi, partisipasi dan dokumentasi.
Berdasarkan teknik-teknik pengumpulan data dan informasi yang sudah tertera di
atas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur merupakan data yang dapat membantu menambah informasi lain
mengenai pengelolaan di TWA Gunung Papandayan. Data tersebut meliputi kondisi
umum kawasan secara spesifik dan jelas. Sehingga dapat mempermudah proses
pembuatan laporan. Data tersebut didapatkan melalui jurnal ataupun website resmi.
2. Wawancara dan diskusi

Wawancara dan diskusi dilakukan untuk mengambil data primer dengan


wawancara langsung kepada pengunjung maupun pihak pengelola mengenai
kawasan wisata tersebut terkait dengan fasilitas dan pelayanan dari pihak
pengelola.Wawancara tersebut dilakukan kepada Setiap karyawan dari tiap divisi di
PT AIL, dan Manajer Operasionalnya dengan total jumlah orang sebanyak 20 orang,
dilokasi BBKSD Jabar wawancara dilakukan kepada satu orang yaitu manajer nya
yang bernama bapak Yudha, dilokasi Seksi wilayah 5 Garut dilakukan kepada kurang
lebih 20 orang. Wawancara dan diskusi tersebut juga dapat memberikan ide dan
gagasan terhadap kawasan, selain itu pengunjung juga dapat memberikan penilaian
terhadap fasilitas maupun pelayanan dari kawasan tersebut.

3. Kuesioner
Kuesioner merupakan satu hal yang penting dalam wawancara. Kuesioner
tersebut akan diberikan kepada pengunjung atau wisatawan untuk menggali data
primer. Hal tersebut dilakukan agar mengetahui informasi mengenai karakteristik
pengunjung, kualitas pelayanan pengunjung, evaluasi kondisi fasilitas, dan evaluasi
kepuasan pengunjung terhadap fasilitas. Selain itu, kuesioner disebarkan untuk
mengetahui saran dan tanggapan dari pengunjung terhadap semua pengelolaan yang
diberikan pengelola kepada pengunjung ataupun wisatawan. Kuesioner yang
disebarkan menggunakan metode random sampling dimana sasaran penyebaran nya
diacak sehingga hasil yang didapatkan akan jauh lebih baik karena sesuai dengan
metode yang telah ada.
Persepsi merupakan tanggapan dan pendapat yang berasal dari seseorang
manusia kepada suatu objek. Persepsi dikategorikan bisa menjadi penilaian bagi
suatu sumber daya wisata dalam kawasan wisata. Persepsi dari 30 orang yang telah
di observasi mempunyai nilai dan tanggapan yang berbeda-beda antara lain, persepsi
mengenai aktivitas wisata yang dilakukan oleh pengunjung, profesionalitas SDM,
dan kinerja SDM di TWA Gunung Papandayan. Metode penilaian menggunakan
skala likert 1- 7 dengan 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5=
agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
18

4. Observasi, pastisipasi, dan dokumentasi


Kegiatan observasi dilakukan agar mendapatkan data yang lebih akurat.
Kegiatan observasi ini dilakukan dengan cara berkeliling kawasan Taman Wisata
Alam Gunung Papandayan untuk menyesuaikan data yang telah didapat dari
wawancara. Partisipasi dilakukan agar mendapat pemahaman dari suatu konsep yang
diterapkan dari pihak pengelola kawasan tersebut, seperti perhitungan keuangan dan
pengelolaan dari setiap divisi yang terdapat di kawasan TWA Gunung Papandayan.
Partisipasi yang dilakukan pada divisi ticketing yaitu bekerja pada bagian ticket
sesuai dengan SOP dari ticketing sehingga mengetahui prosedur tentang bagaimana
cara kerja dibagian ticketing, pada bagian divisi keamanan partisipasi yang dilakukan
yaitu mempraktikan menjadi bagian admin untuk mencatat informasi kendaraan dari
wisatawan, dan menjadi bagian pengarah kendaraan, pada bagian divisi pos jaga
partisipasi yang dilakukan adalah mencatat setiap kendaraan, dan jumlah wisatawan
yang akan memasuki kawasan wisata TWA Gunung Papandayan, dan melaporkan
hasilnya setiap hari kepada bagian admin kantor, pada divisi Keamanan partisipasi
yang dilakukan yaitu memberikan masukan – masukan terhadap pengelola agar
keamanan yang diberikan semakin baik, pada divisi informasi partisipasi yang
dilakukan yaitu memberikan informasi kepada wisatawan melalui pengeras suara,
dan memberikan informasi terkait dengan paket wisata yang terdapat di TWA
Gunung Papandayan, dan pada divisi kebersihan partisipasi yang dilakukan yaitu
memberikan masukan atua saran kepada pengelola agar pengelolaan sampah yang
terletak di tempat camp diperbaharui atau ditambahkan. Kegiatan dokumentasi
dilakukan untuk mengambil gambar atau photo, dan video sebagai bukti laporan
pelaksanaan kegiatan observasi lapangan.
19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolan Sumberdaya Wisata

1. Sumberdaya Wisata
Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan merupakan aset pariwisata
berbasis alam utama di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Sumberdaya wisata
yang terdapat di TWA Gunung Papandayan dapat diidentifikasikan menjadi
sumberdaya biotik dan abiotik. Adapun sumberdaya wisatanya yaitu.

Tabel 3 Inventarisasi Sumberdaya wisata TWA Gunung Papandayan

No Sumberdaya Wisata Jenis Sumberdaya Wisata


1 Hutan Mati Biotik
2 Pondok Saladah Biotik
3 Ghober Hoet Fisik
4 Tebing Sunrise Fisik
5 Tumbuhan Cantigi Biotik
6 Edelweis Biotik
7 Kawah Danau baru Fisik
8 Air Terjun Papandayan Abiotik
9 Sungai Cibeurem Abiotik
10 Sungai 3 Warna Abiotik
11 Kolam terapi air panas Abiotik
12 Kawah Gunung Papandayan Abiotik
13 Buper Papandayan Fisik
14 Camping Ground Biotik
15 Menara Pandang Fisik

Sumber daya wisata abiotik terjadi secara fisiologis contohnya seperti kawasan
kawah atau kolam terapi air panas, sedangkan sumberdaya wisata biotik berarti
makhluk hidup contohnya satwa ataupun tumbuhan yang ada di kawasan TWA
Gunung Papandayan. Akan tetapi belum semua sumberdaya wisata dikelola
sepenuhnya oleh pihak pengelola contohnya seperti danau papandayan, sungai tiga
warna, dan kawah pengantin dikarenakan belum diteliti lebih lanjut dampak dari
sumberdaya wisata tersebut kepada pengunnjung, dan juga jalur yang belum tersusun
treknya. Kawasan ini dihadapkan pada tantangan untuk menarik wisatawan agar
berkunjung, baik dari keindahan alam yang terjadi secara alami atau atraksi wisata
buatan yang disuguhkan. Berikut adalah sumberdaya wisata serta pengelolaan yang
ada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
a. Hutan Mati
Hutan Mati merupakan salah satu daya tarik utama yang dituju para
pengunjung dan wisatawan ketika berkunjung ke Gunung Papandayan. Area hutan
mati dikelola oleh dua pihak yaitu BBKSDA memilki ruang publik dan pihak PT.
AIL memiliki ruang pemanfaatan sebagai izin usaha pariwisata TWA Gunung
Papandayan. Sistim pengelolaan dari pihak BBKSDA yaitu dengan melakukan
pengecekan terhadap tanah disekitar area hutan mati karena rawan terhadapa bencana
longsor yang bisa berbahaya bagi pengunjung. Sedangkan sistim pengelolaan oleh
PT. AIL melibatkan divisi keamanan yang berjaga di pos hutan mati, bertujuan agar
20

pengunjung tidak tersesat ketika melalui jalur tracking di area hutan mati tersebut,
dan membuat jalan tangga agar memudahkan wisatawan , dan menghemat waktu
ketika akan menuju hutan mati dengan jalan yang lebih cepat sampai.

Gambar 2 Hutan Mati

b. Pondok Saladah
Pondok Saladah merupakan area camping favorit bagi kalangan pendaki
Gunung Papandayan. Pondok saladah merupakan area camping paling luas
dibandingkan area camping lainnnya di TWA Gunung Papandayan dengan luas ±8 ha
dan berkapasitas 2000 tenda. Fasilitas yang terdapat di Pondok Saladah cukup
lengkap setelah diperbaharui oleh pihak pengelola PT. AIL seperti penambahan pos
pengamanan, warung, toilet yang diperbaharui yang tadinya dari bamboo kini
menjadi bangunan permanen, dan papan petunjuk arah yang diperbaharui menjadi
lebih baik. Pengelolaan secara keseluruhan di Pondok Saladah di atur oleh divisi
keamanan yang berada setiap waktu dilokasi untuk menyampaikan semua informasi
kepada wisatawan atau pengunjung.

Gambar 3 Camping Ground Pondok Saladah


21

c. Ghober Hoet
Ghober Hoet merupakan area camping yang cukup favorit bagi para pendaki
dan wisatawan untuk melihat sunrise pada saat pagi hari. Lokasi Ghober Hoet sendiri
cukup lumayan jauh yaitu ditempuh dengan waktu kurang lebih tiga jam pendakian
dari pos jaga, Area Ghober Hoet sendiri yaitu berada di pinggiran tebing sehingga
memanjakan penglihatan dalam memandang alam yang indah didekat tebing.
Pengelolaan yang dilakukan di Ghober Hoet yaitu dengan dibangunnya pos baru
yang bersebelahan dengan pos BBKSDA yaitu diberi nama pos 9, di dekat Ghober
Hoet sudah ditambahkan berbagai fasilitas tambahan seperti toilet umum, warung,
dan papan petunjuk arah yang sudah diperbaharui oleh pengelola PT. AIL.

Gambar 4 Camping Ground Ghober Hoet

d. Tebing Sunrise
Tebing Sunrise merupakan salah satu sumberdaya wisata yang terdapat di TWA
Gunung Papandayan, Tebing Sunrise terletak berbeda dengan jalur pendakian
gunung Papandayan, tebing ini di khususkan bagi wisatawan yang tidak berkemah
dengan perjalanan yang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam. Tebing ini
memiliki spot photo saat matahri terbit yang menjadi incaran wisatawan yang ingin
menuju lokasi ini. Pengelolaan yang dilakukan oleh BBKSDA terhadap sumberdaya
wisata ini dengan mengecek setiap flora dan fauna yang ada di lokasi, dan dari pihak
pengelola PT. AIL yaitu membuat jalan anak tangga untuk memudahkan wisatawan
untuk melewati jalur menuju tebing Sunrise yang awalnya terjal, dan kurang baik.
22

Gambar 5 Tebing Sunrise

e. Danau Kawah Baru


Danau mati merupakan salah satu sumberdaya wisata yang berada di TWA
Gunung Papandayan yang cukup baik, dan unik karena berada dibawah kawah
pengantin (kawah yang paling besar di TWA Gunung Papandayan). Danau mati
terletak di bawah jurang dari hutan mati TWA Gunung Papandayan, dan hanya bisa
diakses jika didampingi menggunakan pemandu wisata TWA Gunung Papandayan
karena jalur nya yang belum sepenuhnya dibangun oleh PT. AIL, dan masih dikaji
dampaknya terhadap wisatawan jika melewati jalur berkawah sehingga sumberdaya
wisata ini masih belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh wisatawan umum.
Pengelolaan yang dilakukan oleh PT. AIL yaitu membuat jalur walaupun belum
sepenuhnya selesai, dan mengkaji dampak yang ditimbulkan.

Gambar 6 Danau Kawah Baru


23

f. Tumbuhan Cantigi (Vaccinium varingiaefolium)


Cantigi tumbuh di area pegunungan pada ketinggian 1.500 mdpl sampai
dengan ketinggian 3.300 Mdpl dan dominan dapat ditemui di daerah Jawa. Cantigi
(Vaccinium varingiaefolium) yang hidup di kawasan TWA Gunung Papandayan
berjenis Cantigi Ungu (Vaccinium varingiaefolium), banyak ditemui dari area Buper
Papandayan, jalan menuju kawah Papandayan serta jalan menanjak menuju area
berkemah ghoberhoet dan Pondok Saladah. Cantigi juga dapat ditemukan di area
menuju Tegal Alun dan Puncak Papandayan dengan berbeda penampakan yaitu di
area Hutan Mati. Sebelum menjadi Hutan Mati, itu merupakan hutan Cantigi, akibat
erupsi gunung Papandayan tahun 2002, lahar panas turun ke lereng gunung dan
menghabiskan seluruh hutan Cantigi yang berada dibawahnya Pohon Cantigi
merupakan salah satu sumberdaya wisata yang menjadi incaran di TWA Gunung
Papandayan khususnya bagi para pendaki yang ingin mengambil photo.
Pohon Cantigi sering dipakai sebagai salah satu bahan makanan jika terdesak
saat berada di hutan ataupun saat sedang melakukan pendakian. Cantigi yang hidup
di kawasan TWA Gunung Papandayan ini terlihat seperti semak belukar, namun
Cantigi ini dapat tumbuh hingga ketinggian 10 m. Bentuk daun Cantigi lonjong dan
daunnya sedikit tebal. Warna daunnya ketika muda berwarna ungu kemerahan,
kemudian berubah warna menjadi orange, kekuningan dan akhirnya menjadi hijau.
Cantigi mempunyai bunga berukuran kecil berwarna ungu gelap , berbentuk seperti
lonceng dan berbau seperti almond terletak di ujung pucuk daun. Buah Cantigi
berbentuk bulat, berwarna kehitaman dan memiliki rasa manis dan dapat dimakan.
Batang dan ranting Cantigi yang sudah kering biasa dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar untuk dijadikan sebagai kerajinan tangan khas sebagai rekoleksi pengunjung
atau wisatawan yang berkunjung ke kawasan TWA Gunung Papandayan.

Gambar 7 Pohon Cantigi

g. Tumbuhan Edelweis (Anaphalis javanica)


Eidelweiss (Anaphalis javanica) merupakan tumbuhan khas pegunungan yang
dikenal sebagai bunga abadi. Disebut bunga abadi karena bunga Eidelweiss akan
mengering dan terlihat tidak pernah layu tanpa berubah bentuk dan penampilannya.
24

Bunga Eidelweiss tumbuh diatas ketinggian 2.000 mdpl sampai dengan ketinggian
3.000 mdpl dan dapat tumbuh hingga 8 m ketika mencapai ukuran dewasa.
Eidelweiss atau bunga abadi berwarna kuning sampai putih dan dikelilingi daun
hingga berbentuk seperti bintang. Daun dan bunganya ditutupi bulu-bulu putih
seperti wool. Bulu-bulu tebal yang muncul di seluruh permukaan tanaman
merupakan adaptasi dari ketinggian tempat, dan melindungi tumbuhan dari dingin,
kering, dan dari radiasi ultra violet.
Bunga eidelweiss biasanya mucul sekitar Bulan April sampai Agustus dimana
pada bulan Agustus adalah fase mekar terbaik. Bunga Eidelweiss menjadi simbol
keberanian dan kemuliaan. Bunga yang menjadi primadona tanaman khas
pegunungan ini selalu diburu para pendaki gunung. Tetapi untuk alasan konservasi
bunga tersebut tidak diperbolehkan untuk dipetik. Di Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan, bunga Eidelweiss dapat dijumpai di sekitar area perkemahan dari buper
Papandayan, Pondok Saladah, dan Tegal Alun. Wisatawan atau pengunjung dapat
menikmati pemandangan hamparan bukit bunga Eidelweiss sambil
mengabadikannya dengan mengambil beberapa foto. Pengelolaan pada sumberdaya
wisata tumbuhan Edelweis yaitu dengan cara membersihkan sampah dari dedaunan
kering yang berada disekitar tumbuhan Edelweis, dan tidak memperbolehkan
wisatawan melakukan camping disekitar bunga Edelweis.

Gambar 8 Edelweiss

h. Air terjun Papandayan


Sumberdaya wisata lainnya yang terdapat dalam kawasan Taman Wisata Alam
Gunung Papandayan adalah air terjun atau curug (sebutan air terjun dari bahasa
sunda). Air terjun yang berada di kawasan TWA Gunung Papandayan terdapat di tiga
lokasi yaitu, lokasi air terjun pertama dekat dengan jalur motor khusus, bisa
ditempuh dengan berjalan 15 menit melewati saluran anak sungai kecil, dan lokasi
air terjun kedua berada di tengah jalur tracking menuju Ghoberhoet, bisa ditempuh
dengan jalan kaki selama 30 menit melewati anak sungai dan bebatuan licin. Air
terjun sudah terbentuk secara alami di Gunung Papandayan tapi baru di promosikan
25

kepada pengunjung mulai dari tahun 2016 karena alasan kemanan. Untuk dapat
menuju air terjun tersebut, pengunjung diharapkan untuk menggunakan jasa guide
yang disediakan oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) untuk menjaga keamanan dan
keselamatan dari pengunjung karena belum tersedia aksesibilitas memadai menuju
air terjun tersebut.
Wisatawan yang ingin mengunjungi air terjun papandayan ini harus didampingi
pemandu wisata dari TWA Gunung Papandayan, dan pengelola sendiri sudah
membuat paket program wisata yang didalamnya mengelilingi daerah sumberdaya
wisata yang tidak bisa diakses oleh sendiri atau umum. Air terjun ini dapat terlihat
dari kejauhan yakni dari Pos 7, serta tempat area camp yang lebih tinggi seperti
ghoeber hoet dan tebing Sunrise. Pengelolaan yang dilakukan terhadap sumberdaya
wisata ini yaitu dengan cara membersihkan sampah alami seperti ranting pohon
ataupun daun yang berjatuhan. Pengelolaan yang lebih terperinci yaitu dengan
dibuatkan nya paket program wisata fullday yaitu wisatawan yang akan diajak
mengelilingi area kawah, danau mati, dan air terjun.
i. Sungai Cibereum
Sungai Cibereum merupakan sungai terletak di jalur pendakian TWA Gunung
Papandayan yang mengalir dari Kawah Danau baru hingga kedataran rendah.
Wisatawan atau pengunjung dapat melihat sungai ini dengan jelas jika mereka
memasuki area pendakian yaitu tepatnya di jalur setelah melewati pos 3 (pos jaga)
dan memasuki area yang memperlihatkan pemandangan Gunung Papandayan.
Sungai Cibereum ini memiliki air yang cukup jernih badan sungai ini tidak terlalu
lebar, namun memiliki nilai keindahan dan fungsi sosial yang cukup tinggi. Batu-
batu kali yang tersusun di sepanjang aliran sungai dan disekitarnya terdapat
pemandangan pegunungan yang menakjubkan, sungai Cibeurem juga sering
dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan mandi dan cuci. Sungai Cibeureum
berasal dari Tegal Alun.
j. Sungai 3 Warna
Sungai tiga warna diidentifikasikan bisa menjadi potensi wisata yang bisa
menjadi salah satu sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan. Sungai ini
terbentuk secara alami setelah erupsi Gunung Papandayan tahun 2002. Keberadaan
sungai tersebut masih belum diketahui oleh pengunjung dikarenakan masih perlu
pengamatan lebih lanjut dari pihak pengelola agar bisa menjadi sumberdaya wisata
kedepannya yang dapat dinikmati oleh pengunjung, dan hanya bisa dikunjungi jika
didampingi oleh pemandu wisata dari TWA Gunung Papandayan. Keunikan dari
sungai tersebut yaitu memiliki tiga warna berbeda dari warna hitam, biru dan putih.
Air sungai ini bisa dilihat dengan jelas ketika musim hujan dan ketika musim
kemarau sungai tersebut kering sehingga tidak bisa dilihat dengan jelas perbedaan
warna dari sungai tiga warna dan dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.
k. Kolam Terapi Air Panas
Kolam terapi air panas merupakan salah satu sumberdaya wisata buatan yang
baru dibuat oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) pada tahun 2017. Sumber dari air
panas tersebut didapat dari pemanfaatan sulfur dari Gunung Papandayan yang
memiliki kasiat tertentu sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung atau
wisatawan yang datang ke kolam terapi air panas tersebut.
Kolam terapi air panas ini terbagi dalam dua bagian kolam, kolam pertama
memiliki kedalaman dari 70-100 cm dengan suhu 37 0C yang bisa digunakan untuk
26

semua kalangan usia, dan kolam kedua memiliki kedalaman 100-150 cm dengan
suhu 36-380C yang hanya bisa digunakan oleh orang dewasa atau orang memiliki
usia lebih dari 17 tahun dengan alasan keamanan dari pihak pengelola. Pengelolaan
yang terdapat di objek wisata kolam terapi air panas ini dapat terlihat dari
pengelolaan infrastuktur, fasilitas dan pengelolaan sumberdaya manusia. Untuk
pengelolaan infrastruktur pihak pengelola membangun pagar pembatas yang
terpasang di sepanjang kolam seluas 1 hektare, hal ini bertujuan agar pengunjung
dapat merasa tenang dan nyaman selama berada di kolam. Dalam pengelolaan
infrastuktur pihak pengelola berencana akan menambah area kolam dan atraksi
permainan air, hal ini bertujuan agar dapat menarik pengunjung ke kolam terapi air
panas tersebut.
Pengelolaan kedua yang dilakukan pengelola berkaitan dengan sarana dan
prasarana, hal ini merupakan aspek penting dalam suatu objek wisata, sarana dan
prasarana yang dibangun oleh pihak pengelola sepeti ada lima buah gazebo, enam
belas kamar bilas yang dibagi dua untuk laki-laki dan perempuan, papan peringatan
dan memasang lampu pijar pada masing-masing sudut dari kolam. Penambahan
sarana dan prasarana tersebut bertujuan agar pengunjung merasa nyaman selama
berada dikolam.
Pengelolaan selanjutnya yaitu dengan memperbaharui semua fasilitas yang
berada di Kawasan kolam, dan memperbaharui tampilan kolam agar mempunya daya
lihat yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi seperti penambahan hiasan
ataupun penambahan warna-warna pada bangunan yang awalnya berwarna polos.
Pengelolaan ketiga meliputi sumberdaya manusia, dalam hal ini pihak
pengelola menempatkan karyawan dalam penataan dan kebersihan kolam, pegawai
yang terlibat seperti satu dibagian ticketing, dua dibagian kebersihan dan dua
dibagian keamanan. Bagian ticketing memiliki tugas untuk menjual ticket masuk
kolam terapi air panas kepada wisatawan yang datang. Bagian kebersihan bertugas
untuk pemeliharaan kebersihan kolam, dengan selalu menganti air kolam setiap 1
minggu sekali dan membersihkan permukaan kolam menggunakan vacum water
cleaner setiap harinya. Untuk bagian keamanan memiliki tugas dalam pengawasan,
petugas keamanan disini bertanggung jawab atas keselamatan pengunjung selama
berada di terapi air panas dan siap melakukan tindakan antisipasi yang cepat dalam
penanganan masalah yang tidak terduga.
27

Gambar 9 Kolam Terapi Air Panas

l. Buper Papandayan
Buper papandayan merupakan area camping atau berkemah yang terletak di
TWA Gunung Papandayan yang berjarak 50 m dari lahan parkir mobil sebelum pintu
masuk jalur trecking Gunung Papandayan. Buper Papandayan dapat digunakan oleh
pengunjung yang ingin melakukan kegiatan camping atau berkemah dengan memilki
luas ± 2 ha. Harga berkemah satu malam Rp 35000 per orang. Perlengkapan
berkemah dapat disewa dari warung yang berada di TWA Gunung Papandayan.
Harga sewa perlengapan berkemah Rp 300.000 satu set tenda isi 4 orang, 4 buah
matras, 4 buah sleeping bag, 1 buah kompor kecil, dan 1 buah nesting. Tujuan
pengelolaan di area buper Papandayan ini untuk pengunjung yang ingin menikmati
suasana alam tetapi tidak tertarik untuk melakukan kegiatan hiking dan juga bisa
digunakan oleh pengunjung untuk berisitirahat, karena pengelola menyediakan
beberapa shelter atau gazebo yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung setelah atau
sebelum melakukan kegiatan di TWA Gunung Papandayan.
Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola untuk area camping buper
Papandayan ini melibatkan divisi KBR dan pengamanan. Divisi KBR bertanggung
jawab atas pengelolaan sampah yang ada di buper Papandayan dengan melakuakan
pembersihan sampah setiap harinya secara rutin. Untuk divisi keamanan bertanggung
jawab akan keamanan dan keselamatan pengunjung, divisi kemanan selalu
melakukan kegiatan pengecekan rutin di area buper Papandayan dan harus bisa
mengantisipasi pengunjung dari bahaya yang tidak terduga. Pengelolaan lainnya
yang dilakukan oleh pihak pengelola yaitu membuat Desain lanskap taman unik yang
menarik perhatian pengunjung, seperti koleksi tumbuhan Edeilwess yang sengaja di
tanam oleh pihak pengelola di buper Papandayan. Hal ini dapat menjadi nilai tambah
tersendiri di suatu kawasan dari pengunjung.
m. Menara Pandang
Menara pandang merupakan salah satu objek wisata buatan yang terdapat di
kawasan TWA Gunung Papandayan. Lokasi objek tersebut terletak 200 m dari pintu
masuk dan bersebelahan dengan lapangan parkir. Menara pandang tersebut memilki
tinggi 15 m dengan tiga lantai yang terbuat dari material pemanen semen, batu dan
besi. Menara pandang dibangun oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) sejak tahun 2016
dan merupakan sebuah perencanaan objek wisata berkelanjutan di kawasan TWA
Gunung Papandayan.
Menara pandang ini dibuat oleh pihak pengelola yang telah
mempertimbangkan aspek dan Desain lanskap wisata dengan banyak permintaan dari
pengunjung. Menara pandang ini bertujuan agar memudahkan pengunjung untuk
menikmati objek wisata di kawasan TWA Gunung Papandayan dengan lebih mudah
dan dapat digunakan oleh semua kalangan dalam melakukan kegiatan wisata.
Pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap sumberdaya wisata ini
seperti pemeliharaan bangunan menara dengan menerapkan sistim kebersihan yang
merata dan penjagaan keamanan pengunjung. Sistim kebersihan merata tersebut
melibatkan divisi KBR sebagai penanggung jawab setiap sumberdaya wisata yang
ada di kawasan TWA Gunung Papandayan. Divisi KBR melakukan pengecekan rutin
setiap harinya terhadap kebersihan dan kelayakan bangunan menara pandang. Sistim
kedua yang diberlakukan oleh pihak pengelola adalah sistim penjagaan keamanan,
dimana dalam sistim tersebut melibatkan divisi keamanan dalam pengelolaannya.
28

Divisi keamanan bertanggung jawab atas keselamatan pengunjung yang melakukan


aktivitas di menara pandang tersebut, jika ada pengunjung yang melanggar aturan
dan tata tertib seperti membuang sampah, vandalisme dan melewati batas menara,
divisi keamanan mempunyai kebijakan untuk menegur pengunjung atau wisatawan.
Kedua sistim yang dibuat oleh pihak pengelola ini bertujuan agar pengunjung dan
wisatawan bisa tertib dalam menggunakan fasilitas yang ada di kawasan TWA
Gunung Papandayan.

Gambar 10 Menara Pandang


Pengelolaan atau manajemen memiliki 4 fungsi yang utama yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. TWA Gunung
Papandayan merupakan destinasi wisata yang sedang melakukan perbaikan dalam
hal pengelolaan, tetapi tidak pada seluruh aspek pengelolaan. Pengelolaan
sumberdaya wisata sudah cukup baik dan sudah dibuat jadwal untuk pengelolaan
tersebut.
2. Planning
Perencanaan sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan dibagi menjadi
2, yaitu perencanaan untuk perawatan sumberdaya wisata dan perencanaan
penambahan sumberdaya wisata. Sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan
terdiri dari 17 sumberdaya wisata, yaitu Hutan mati, Pondok Saladah, Ghober Hoet,
Tebing Sunrise, Danau Mati, Tumbuhan Cantigi, Edelweis, Kawah Danau Baru, Air
terjun Papandayan, Sungai Ciparugpug, Sungai Cibeureum, Sungai 3 warna, Kolam
air panas, Kawah Gunung Papandayan, Buper Papandayan, Tegal alun, dan Menara
Pandang. Perencanaan untuk perawatan sumberdaya wisata tersebut ada yang sama
dan ada yang berbeda tergantung dari lokasi, dan jenis sumberdaya wisatanya..
Pertama, untuk hutan mati, danau mati, tumbuhan cantigi, tumbuhan Edelweis,
kawah danau baru, air terjun papandayan, sungai cibeurem, sungai 3 warna, kawah
gunung papandayan, dan tegal alun pengelola melakukan pengecekan, dan
pembersihan sampah ringan setiap hari oleh divisi kebersihan dan dikumpulkan di
tong sampah yang nantinya akan diangkut oleh divisi kebersihan tersebut setelah
beberapa hari atau pada saat tong sampahnya penuh. Perawatan untuk sumberdaya
wisata yang lainnya seperti pengecekan jalur, fasiltias seperti perawatan dan
pembaharuan papan petunjuk arah, dan pembersihan vandalisme yang dilakukan oleh
29

orang yang tidak bertanggung jawab. Perawatan sumberdaya wisata tak lepas dari
perawatan penunjang sumberdaya, seperti perawatan toilet, gazebo, dan mushola,
karena setiap dilakukannya perawatan sumberdaya wisata maka akan sekaligus
dilakukan juga perawatan terhadap sarana penunjang wisata. Untuk Pondoh saladah,
ghoberhoet, Tebing Sunrise pengelola melakukan perawatan pembersihan setiap
harinya oleh divisi kebersihan, dan juga oleh pegawai yang menjaga di tiap pos yang
dekat dengan lokasi, pembersihannya meliputi pembersihan ranting daun, dan
sampah wisatawan yang berkemah maupun sampah alami seperti ranting pohon yang
dikumpulkan. Untuk kolam air panas yang dilakukan nya pembersihan setiap hari
tepatnya pada pagi hari pukul 07.00 untuk membersihkan area kolam, dan kolam air
panas, dan untuk perencanaan yang lainnya seperti penambahan kolam air panas di
cottage yang telah dibangun yang nantinya akan ditawarkan kepada wisatawan.
Untuk Buper Papandayan, dan Menara pandang hamper sama yaitu dilakukan nya
pengecekan, dan pembersihan setiap hari oleh divisi kebersihan, dan melakukan
pengecekan terhadap setiap fasilitas yang baik ataupun yang sudah harus
diperbaharui.
Perencanaan kedua yaitu perencanaan untuk penambahan sumberdaya wisata.
Pengelola sudah merencanakan untuk menambah beberapa sumberdaya yang sudah
dibuat dalam RKT (Rencana Kerja Tahunan) seperti ditambahkan nya cottage
sebagai sumberdaya wisata baru, penambahan jalur sebagai penghubung objek
wisata yang sudah ada agar dapat dinikmati oleh semua pengunjung. Pengelola PT
AIL sudah membuat rencana untuk membuat program wisata yang terbagi menjadi 3
yaitu program wisata untuk anak-anak, program wisata untuk orang tua, dan program
wisata untuk semua kalangan.

Gambar 11 Planning penambahan fasilitas toilet, dan tempat sampah

3. Organizing
Pengorganisasian pengelolaan sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan
terdiri dari pengelola kawasan, mitra kerja dan pegawai yang bekerja hanya sedang
ada pekerjaan saja atau bukan pegawai tetap TWA Gunung Papandayan. Setiap
sumberdaya manusia tersebut memiliki peran masing-masing dalam pengelolaan
sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan.
Tugas dari pengelola kawasan adalah merancang jadwal untuk pengelolaan
sumberdaya wisata, melakukan briefing untuk mitra, menghubungi pegawai untuk
datang dan menyelesaikan tugasnya dan melakukan pengecekan setiap pekerjaan
yang sedang berlangsung. Pengelola kawasan terdiri dari PT AIL sebagai pengelola
30

Kawasan dan dipantau oleh BBKSDA Seksi Garut. Tugas dari Pengelola PT AIL
yaitu untuk mengelola Kawasan TWA Gunung Papandayan dari semua aspek, dan
tugas dari BBKSDA untuk melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang
dilakukan di TWA Gunung Papandayan.
4. Actuating
Pelaksanan pengelolaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya wisata
di TWA Gunung Papandayan sebagian besar sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
Perencanaan untuk sumberdaya dibedakan menjadi 2, yaitu perencanaan untuk
penambahan sumberdaya wisata dan perencanaan untuk perawatan sumberdaya
wisata. Sebelum dilakukannya pelaksanaan pengelolaan maka terlebih dahulu dibuat
perencanaan yaitu RKT (Rencana Kerja Tahunan) yang nantinya diajukan oleh
pengelola kepada BBKSDA yang nantinya jika disetujui maka akan dilakukan
pelaksanaan dari perencanaan yang sudah ditetapkan. Pengelola akan melaksanakan
semua yang sudah tertulis di RKT (Rencana Kerja Tahunan) mulai dari penambahan
fasiltias, pembaruan, penambahan sumberdaya wisata, dan yang lainnya.
5. Controlling
Pengelolaan sumberdaya wisata di TWA Gunung Papandayan selalu mendapat
kontrol dari pengelola kawasan, BBKSDA Seksi Garut, dan mahasiswa yang
melakukan PKL ataupun Praktik. Kontrol dari pengelola kawasan akan langsung
dilaksanakan saat sedang ada kegiatan perawatan sumberdaya wisata. Pengelola
kawasan juga selalu melakukan kontrol saat kegiatan wisata sedang berlangsung.
Pengawasan tersebut adalah pengecekan oleh petugas. Pengelola kawasan melakukan
evaluasi terhadap seluruh pekerja yang biasanya diadakan setiap satu semester atau
enak bulan sekali dengan control secara keseluruhan, namun secara harian pun
dilakukan pengontrolan disetiap bidang karena PT AIL pun terhubung di semua
bagian mulai dari bagian di pos keamananan diatas (Pos 10) sampai kantor yang
berlokasi cukup jauh dari TWA Gunung Papandayan sehingga semua kegiatan
berjalanan dengan lancar.
6. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pengelolaan Sumbedaya Wisata
Pengelolaan sumberdaya wisata memiliki permasalahan yaitu dari sumberdaya
wisata yang ada di TWA Gunung Papandayan, pengelolaan yang dilakukan oleh PT
AIL sendiri terbilang sudah baik, dimana setiap divisi sudah berperan dengan baik
dalam melakukan pekerjaannya masing-masing. Permasalahan yang timbul di TWA
Gunung Papandayan sendiri bukan masalah besar hanya masalah kecil seperti
pengunjung yang melakukan vandalisme, dan membuang sampah sembarangan yang
biasanya banyak sampah setelah dilakukan nya pendakian atau berkemah,
permasalahan tersebut pasti selalu ada disetiap Kawasan wisata, dan pemecahan
masalah dari permasalahan tersebut yaitu dengan cara dibuatkan pasal ataupun aturan
sanksi jika melanggar yang sudah tertera diaturan tersebut.

B. Pengelolaan Program Wisata

Taman Wisata Alam Papandayan adalah kawasan wisata yang menawarkan


berbagai macam atraksi dan fasilitas wisata. Diantaranya ada kawah-kawah, danau-
danau, sungai-sungai, air terjun, hutan mati, hamparan tumbuhan Edelweis di
Pondok Saladah, Kolam Terapi air Panas dan juga Bumi Perkemahan Papandayan.
31

Oleh karena itu pihak pengelola dari TWA Gunung Papandayan membuat paket
wisata agar pengunjung dapat memilih serta pengunjung menjadi lebih mudah untuk
melihat atraksi yang ada di TWA Gunung Papandayan. Berikut adalah penjelasan
mengenai paket wisata yang berada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
1. Planning
Perencanaan merupakan suatu aktivitas menyusun tujuan perusahaan lalu
dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan
perusahaan yang sudah ditentukan. Taman Wisata Alam Gunung Papandayan telah
membuat perencanaan agar mendatangkan pendapatan dari suatu program wisata.
Pengelola kawasan merencanakan untuk menjual kembali program yang telah dibuat.
Pengelola kawasan telah membuat strategi untuk memasarkan program tersebut,
yaitu dengan potongan harga dari setiap item. Perencanaan lainnya yaitu,
memberikan informasi mengenai keuntungan menggunakan program wisata selama
melakukan kegiatan wisata di TWA Gunung Papandayan.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumberdaya manusia
dan sumberdaya fisik yang lainnya, yang dimiliki oleh perusahaan untuk bisa
melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan utama
perusahaan. Pengorganisasian yang terlibat dalam program wisata di TWA Gunung
Papandayan terdiri dari pegelola kawasan, dan BBKSDA Garut. Pengelola kawasan
bertugas untuk melayani pengunjung yang akan menggunakan program wisata, dan
melakukan pengecekan program wista yang telah dirancang, sedangkan BBKSDA
Garut sebagai pengontrol dan sebagai yang mengawasi semua aktifitas atau kegiatan
yang berlangsung di TWA Gunung Papandayan..
3. Actuating
Pelaksanaan program wisata yang telah dibuat oleh pihak PT AIL cukup
membuat wisatawan yang datang banyak menggunakan program tersebut karena
selain lebih memudahkan dalam melakukan kegaitan wisata, terdapat daerah-daerah
yang sebelumnya tidak bisa diakses oleh wisatawan yang melakukan kegiatan biasa
menjadi bisa karena membeli paket program wisata karena biasanya dipandu
langsung oleh pemandu wisata sehingga pelaksanaan dari programnya sukses dan
dapat diikuti oleh wisatawan..
4. Controlling
Controling (pengawasan) merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja
yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu perbaikan
apabila dibutuhkan. Pihak pengelola Kawasan TWA Gunung Papandayan sendiri
selalu mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan maupun pekerja
yang melaksanakan tugasnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan terhadap
paket program wisata sudah dilakukan karena pengawasan intensif (setiap hari) yang
dilakukan oleh pihak PT AIL.
5. Permasalahan dan Pemecahan masalah pengelolaan program wisata
Pengelola Kawasan wisata TWA Gunung Papandayan dapat dikatakan sudah
cukup baik dalam membuat paketa program wisata dimana dalam perencanaannya
pun akan dibuatkan paket yang nantinya khusus untuk kalangan orang tua. Program
32

paket wisata yang ditawarkan terbilang sudah cukup baik, walaupun agak mahal
namun sebanding dengan fasilitas yang diberikan. Mungkin permasalahan yang
timbul dalam program wisata yaitu ketika wisatawan yang sudah berusia atau dapat
dikatakan orang tua mengikuti paket wisata namun dia tidak bisa mengikuti hingga
akhir, namun pihak pengelola sendiri nantinya akan membuatkan paket wisata
khusus anak-anak, orang tua, dan semua kalangan, sehingga masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Paket Wisata
Paket wisata yang terdapat di TWA Gunung Papandayan merupakan paket
wistawa yang dapat dinikmati oleh semua kalangan baik dari anak – anak, remaja,
dewasa, dan lansia. Paket yang ditawarkan oleh pengelola sudah termasuk pemandu
yang akan mendampingi perjalanan hingga kepulangan, fasilitas yang didapatkan
berupa peta, dan jalur objek wisata yang akan dilalui, dan jasa pemandu. Paket
wisata yang terdapat di TWA Gunung Papandayan dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Paket Wisata Short Trip
Paket wisata short trip yang ditawarkan oleh TWA Gunung Papandayan adalah
paket perjalanan yang berdurasi pendek dan berjarak sekitar 2-3 jam saja. Paket ini
menawarkan perjalanan berjalan mengitari danau dan kawah yang masih berada di
dalam satu Kawasan seperti kawah danau baru, dan kawah yang berdekatan dengan
jalur pendakian. penawaran paket ini sudah termasuk dengan pemandu. Mayoritas
pengujung yang membeli paket Short trip adalah keluarga atau umum. Paket wisata
short trip ditawarkan dengan harga Rp 200.000 dengan jumlah wisatawan maksmal 8
orang.

Gambar 12 Paket Wisata Short trip


33

b. Paket Wisata Long Trip


Paket wisata Long trip adalah perjalanan wisata di TWA Gunung Papandayan
yang biasanya dilakukan selama 4-5 jam. Harga paket sudah termasuk pemandu.
Untuk paket wisata long trip ini durasi berjalanannya lebih lama dibandingkan
dengan short trip, dan perjalanannya pun lebih jauh. Jangkauan untuk paket wisata
long trip ini adalah sampai ke lokasi bermalam yang bernama Pondok Saladah. Jalur
perjalanan atau sering disebut dengan Track yang digunakan untuk paket ini terdiri
dari track via Hutan Mati dan Track via Ghober Hoet. pengunjung juga dapat
meminta agar jalur berangkat dan jalur kepulangan berbeda yakni via hutan mati lalu
ghober hoet atau sebaliknya. Biasanya paket ini diminati oleh kalangan anak muda
dan wisatawan mancanegara yang ingin menegtahui wilayah dan kawasan TWA
Gunung Papandayan tanpa harus menginap. Paket wisata long trip ditawarkan
dengan harga Rp 300.000 dengan maksimal 8 jumlah wisatawan.

Gambar 13 Paket Wisata Long Trip dengan mengunjungi sekian (dapat disebutkan
berapa obyek) obyek.

c. Paket Wisata One Day Trip


Seperti arti namanya, paket wisata One Day Trip dilakukan pada standar wisata
untuk satu hari, yaitu 6-8 jam. Biasanya paket ini ditawarkan bagi pengunjung yang
ingin melihat sunrise tanpa harus menginap hanya saja pada kedatangannya
pengunjung diharuskan sudah berada di TWA Gunung Papandayan sekitar pukul
04.00 WIB. Paket ini berisi perjalanan melihat kawasan kawah, Pondok Saladah via
Hutan Mati dan Air terjun. Pengunjung juga dapat memilih dimana mereka ingin
melihat sunrise. Pengunjung dapat melihat sunrise di tebing Sunrise via jalur
pendakian baru atau melihat sunrise di Hutan Mati. Paket ini biasanya akan berakhir
pada pukul 14.00 WIB. Paket wisata one day trip ditawarkan dengan harga Rp
500.000.
34

C. Pengelolaan Fasilitas Wisata

Fasilitas merupakan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan


wisata. Fasilitas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan.
Setiap destinasi memiliki objek wisata yang memiliki daya tarik dan mampu
memikat wisawatan. Objek wisata yang disuguhkan akan menjadi tujuan wisata
untuk mengunjungi suatu destinasi. Selain objek wisata yang ditawarkan, wisatawan
juga akan mempertimbangkan terkait fasilitas yang terdapat di destinasi wisata
tersebut. Fasilitas yang baik akan menjadi salah satu aspek yang menjadi
pertimbangan wisatawan dan mempu mendorong motivasi dalam diri wisatawan.
TWA Gunung Papandayan merupakan destinasi wisata alam yang dikelola oleh
PT. AIL di bawah naungan BBKSDA. Destinasi wisata ini memiliki objek wisata
yang beragam. Daya tarik yang disajikan berupa keindahan alam dan berbagai atraksi
buatan lainnya. Adanya objek wisata menjadikan munculnya beragam kegiatan
wisata yang dilakukan. Adanya aktivitas yang beragam menjadikan adanya
permintaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung terkait dengan
fasilitas. Dengan demikian PT. AIL mengembangkan berbagai fasilitas untuk
menunjang kebutuhan wisatan.
1. Planning
Fasilitas yang tersedia di TWA Gunung Papandayan terus dilakukan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Hal ini
mengharuskan adanya pengelolaan yang baik untuk memberikan kepuasan yang
maksimal. PT. AIL merancang berbagai rencana untuk pembangunan fasilitas.
Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan melakukan inventarisasi terkait
kebutuhan dan keinginan wisatawan. Setelah didapatkan hasil terkait fasilitas yang
dibtuhkan oleh wisatwan PT. AIL melakukan perencanaan bersama-sama staff yang
terlibat. Dalam perencanaan fasilitas perusahaan juga memperimbangkan terkait
dampak terhadap lingkungan dari fasilitas yang dibangunan. Dalam perancangan
juga dilakukan perencanaan dalam pengelolaan yang akan dilakukan. Setelah
didapatkan hasil, perusahaan akan merekap dan menjadi RKL (Rencana Kerja Lima
Tahun) dan RKT (Rencana Kerja Tahunan). Perusahaan akan mengajukan rencana
kerja tersebut ke BBKSDA. Setelah mendapat persetujuan kedua belah pihak dan
disahkan perusahaan akan melakukan pembangunan sesuai dengan rencana yang
telah disahkan. Palnning terkait fasilitas yang akan dilakukan oleh PT. AIL berupa
pembangunan-pembangunan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung.
Rencana pembangunan seperti penambahan cottage, toilet, tempat duduk, shelter,
saluran air dan lain sebagianya. Pembangunan memiliki jumlah yang telah
ditentukan.
2. Organization
Pengelolaan fasilitas diatur oleh organisasi PT. AIL. Pengelolaan diberikan
tanggung jawab kepada koordinator. Koordinator mengatur dan mengawasi berbagai
perkembangan, perawatan dan pengontrolan. Pelaksana dalam pengawasan dan
pengembangan dilakukan oleh divisi atau pengelola yang bertugas dibawah
koordinator. Pengawasan pengelolaan fasilitas secara keseluruhan beada di bawah
naungan manajer operasional. Dalam pelaksanaan juga dimonitoring oleh pihak
BBKSDA yang bertugas di Papandayan.
35

3. Prosedur
Pengelolaan akan didasari dengan prosedur yang berlaku. Dalam kegiatan
pengelolaan fasilitas terdapat prosedur terkait kegiatan yang harus dilakukan. Dalam
prosedur pengelolaan fasilitas perlu adanya pengembangan dan perawatan serta
pengawasan untuk memperhatikan kondisi dari setiap fasilitas. Dalam perawatan
perusahaan melekakukan pengecekan seluruh fasilitas secara berkala. Pengecekan
keseluruhan secara rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pada saat pengecakan
terdapat fasilitas yang rusak ringan maka akan dilakukan perbaikan. Namun apabila
terdapat fasilitas yang rusak berat atau perlu adanya penambahan maka harus
menunggu akhir tahun untuk dilakukan pengajuan kembali. Setiap fasilitas juga
dilakukan pengelolaan untuk menjaga kebersihan, keamanan dan keindahan.
Kebersihan terhadap fasilitas dilakukan pengelolaan secara berkala. Setiap fasilitas
memiliki jadwal teretntu untuk dibersihkan.
4. Evaluasi Pengelolaan Fasilitas
Perawatan fasilitas dilakukan secara berkala. Kondisi fasilitas terus dipantau
untuk menawarkan pelayanan terbaik. Dalam pengelolaan perlu adanya evaluasi.
TWA Gunung Papandayan melakukan evaluasi setiap satu bulan sekali. Hal ini untuk
mengetahui hasil pengelolaan fasilitas selama satu tahun. Dalam evaluasi akan
diadakan pelaporan dari divisi yang terlibat. Hal ini untuk memberikan data konsis
fasilitas yang ada. Dalam evaluasi dilakukan analisis terkait fungsi dan kondisi
fasilitas. Evaluasi akan menampilkan data terkait fasilitas yang harus dipertahankan,
diperbaiki, dikembangkan ataupun dihilingkan.
5. Daftar Fasilitas
Fasilitas di TWA Gunung Papandayan cukup untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan wisatawan. Fasilitas dibagi menjadi fasilitas untuk pengelola, fasilitas
rekreasi. Daftar fasilitas dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4 Daftar Fasilitas di TWA Gunung Papandayan

No Jenis Fasilitas Kondisi Deskripsi


Pengelola
1. Pos Jaga Baik Pos jaga terbilang baik dikarenakan kebersihannya
terjaga, dan pengelolaannya sesuai prosedur yang
disepakati.
2. Kantor Baik Kantor PT AIL terbilang baik karena terdapat
security sebagai pengamanan, dan kebersihannya
terjaga
3. Pos Tiket Baik Kondisi nya baik karena pengelola selalu
melakukan perbaikan jika ada kerusakan baik
bangunan atau bagian disekitarnya.
4. Ruang Kebersihan Cukup Baik Ruang kebersihan terbilang cukup baik karena ada
beberapa bagian ruang kebersihan yang
pengelolaan sampah nya kurang tanggap sehingga
berdampak pada ruang disekitarnya
5. Pos Kebersihan Kurang Baik Kondisinya kurang baik karena terdapat beberapa
sampah disekitar pos akibat dari petugas yang
terlalu bertumbuk disatu titik.
Rekreasi dan Wisata
1. Pintu Gerbang Utama Baik Kondisinya baik karena setiap ada kerusakan
36

No Jenis Fasilitas Kondisi Deskripsi


pengelola cepat tanggap memperbaiki, terdapat
spanduk selamat datang, dan informasi seputar
kawasan.
2. Pusat Informasi Cukup Baik Dikatakan cukup baik karena informasi tentang
kawasan dan paket wisata sudah jelas, hanya
ukuran dari ruangan nya yang terbilang terlalu
kecil sehingga ketika wisatawan ramai terjadi
penumpukan.
3. Cottage Baik Kondisinya baik karena setiap hari dilakukan
perawatan terhadap semua fasilitas yang berada
didalam cottage maupun disekitarnya.
4. Shelter Baik Kondisinya baik dikarenakan terdapat disetiap titik
ramai pengunjung.
5. Tempat Duduk Baik Terdapat banyak tempat duduk hamper disetiap
titik objek wisata.
6. Tempat Sampah Cukup Baik Tempat sampah dikatakan cukup baik karena ada
beberapa tempat sampah yang agak rusak di
beberapa titik lokasi.
7. Toilet Baik Jumlah toilet yang banyak yang tersebar disetiap
titik lokasi ramai pengunjung dan kondisinya
bersih terawat.
8. Papan Interpretasi Cukup Baik Kondisinya cukup baik karena ada beberapa papan
interpretasi yang agak rusak dan kurang terawat.
9. Papan Petunjuk Baik Kondisinya terawat, dan terdapat diberbagai titik
lokasi.
10. Papan Nama Baik Kondisinya terawatt karena selalu ada pengecekan
terhadap papan nama yang rusak dan langsung
diganti dengan yang baru.
11. Papan Himbauan Cukup Baik Kondisinya cukup baik karena ada beberapa papan
himbauan yang rusak dan belum diganti.
12. Jalan Setapak Baik Jalan setapak baik karena pengelola membuat jalur
yang disusun dari bebatuan dan diperbaiki jika
rusak.
13. Tangga (Trekking) Baik Kondisinya baik karena selalu ada pengecekan
oleh petugas terhadap susunan batu yang sudah
mulai rusak untuk diperbaiki.
14. Tempat Wudhu Cukup Baik Kondisinya cukup baik karena terkadang tidak
adanya air.
15. Loker Baik Kondisinya baik karena selalu diperbaiki dan dicek
setiap hari.
16. Lampu Taman Cukup Baik Kondisinya cukup baik karena ada beberapa lampu
taman yang agak rusak.
17. Pengeras Suara Baik Kondisinya baik karena selalu dicek setiap hari,
dan diganti jika ada kerusakan.
18. Area Parkir Baik Kondisinya baik karena sudah di hotmik, dan
dimonitor selama 24 jam oleh petugas parker.
19. Pintu Gerbang Kolam Baik Kondisinya baik karena selalu dicek setiap hari
Terapi Air Panas dan diperbaiki jika rusak.
20. Pintu Gerbang Baik Kondisinya baik karena bangunannya selalu dicek,
Pendakian dan diperbaiki jika ada kerusakan walaupun
sedikit.
21. Pal Pembatas Kurang Baik Kondisinya kurang baik karena ada beberapa pal
Kawasan pembatasan yang sudah hancur, dan sudah tertutup
tanaman.
22. Pos Parkir Baik Kondisinya baik karena setiap hari selalu
dibersihkan, dicek, dan diperbaiki jika ada
kerusakan
37

No Jenis Fasilitas Kondisi Deskripsi


23. Warung Cukup Baik Kondisinya cukup baik karena ada beberapa
warung yang masing menggunakan terpal sebagai
atap bangunannya.
24. Jalur Evakuasi Baik Kondisinya baik karena jalur evakuasi sudah
terdapat papan penunjuk arah, jalurnya tidak licin,
dan jelas.
25. Mushola Baik Kondisinya baik karena kebersihannya terjaga, dan
dibersihkan setiap hari.
26. Mesjid Baik Kondisinya baik karena kebersihannya terjaga, dan
dibersihkan setiap hari.
a. Pos Jaga
Pos jaga merupakan fasilitas yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pengunjung. Pos jaga berjumlah 10. Pos jaga memiliki kondisi baik. Hal
ini dilihat dari kelayakan bangunan. Pos jaga merupakan fasilitas untuk memantau
kegiatan pengunjung dan pendataan camping. Pos 1 merupakan tempat pertama yang
dilalui pengunjung. Pos kedua meurpakan pos untuk pengaturan parkir. Pos 3 adalah
pos jaga untuk pendataan wisatawan yang akan berkemah. Pos 4 sampai 10
merupakan pos yang terlatak di perjalana menuju tempat berkemah. Pengelolaan
yang dilakukan oleh PT. AIL terhadap fasilitas pos jaga yaitu mengontrol kelayakan
dan keamanan dari pos tersebut. PT. AIL melakukan pengawasan secara rutin
terhadap fasilitas pos. Pengontrolan dilakukan setiap satu bulan sekali. Sedangkan
untuk kebersian selalu diperhatikan secara rutin.
b. Kantor Pengelola
Kantor pengelola merupakan fasilitas bagi pengelola. Kantor pengelola berada
di luar kawasan TWAGP. Kantor pengelola memiliki kondisi baik. Hal ini dilihat dari
kelayakan bangunan dan kepasitas. Kantor pengelola berupa bangunan yang cukup
luas. Kantor pengelola memiliki fasilitas yang baik. Fasilitas yang tersedia di antor
pengelola antara lain, security, mess, ruang kerja, alat kerja kantor dan lain
sebagainya.
c. Pos Tiket
Pos tiket merupakan ruangan bagi pengelola untuk mengelola tiket. Pos tiket
berupa bangunan untuk melayani pengunjung. Kondisi pos cukup baik. Hal ini
karena memiliki fasilitas yang memadai. Pos tiket dilengkapi dengan meja, alat bantu
hitung, toilet, dan lain sebagainya. Pos tiket dibagi menjadi dua yaitu pos tiket saat
masuk TWAGP dan pos tiket kolam renang.
d. Ruang Kebersihan
Ruang kebersihan merupakan fasilitas bagi pengelola. Ruang kebersihan
berada di belakang pusat informasi. Ruang kebersihan berisi alat-alat kebersihan.
Berbagai keperluan untuk kebersihan destinasi disimpan di ruang kebersihan. Ruang
kebersihan dipegang oleh koordinator kebersihan. Ruangan ini memiliki kondisi
yang baik. Hal ini dilihat dari kelayakan dan kondisi bangunan.
e. Gerbang Utama
Gerbang utama merupakan fasilitas yang pertama dilalui oleh pengunjung.
Gerbang utama seringkali dijadikan sebagai tempat berfoto. Pengelola dari PT. AIL
membuat perencanaan gerbang utama dengan Desain yang menarik. Gerbang utama
dilengkapi dengan tulisan yang menunjukan lokasi yaitu Papandayan. Gerbang
utama memiliki daya tarik yang tak lepas dari suasana alami. Pemandangan yang
38

indah menambah nilai keindahan gerbang. Pengelolaan yang dilakukan PT.AIL yaitu
mengawasi, memperbaiki serta mengembangkan fasilitas gerbang. PT. AIL
melakukan pengontrolan secara rutin terkait kelayakan, kebersihan serta
keselamatan. Kondisi gerbang baik. Hal ini dilihat dari bangunan yang kokoh,
Desain yang menarik dan kebersihan yang terjaga. Pengelolaan terkait kebersihan
gerbang utama dilakukan setiap hari. Gerbang utama juga dilengkapi dengan pos
jaga, pos tiket, pos pengawasan dan toilet.
f. Cottage
Cottage merupakan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan. Cottage
dibangun di area ruang usaha. Bangunan ini merupakan penginapan yang memiliki
beberapa tipe. Terdapat 5 bangunan dengan 4 tipe. Setiap tipe memiliki fasilitas yang
berbeda-beda. Terdapat tipe Cantigi dengan harga Rp 4.000.000 pada hari kerja dan
Rp 4.500.000 pada hari libur. Fasilitas yang ditawarkan berupa bangunan 3 lantai, 6
kamar tidurkn7 kamar mandi, dapur, mini bar, dan private pool. Tipe Puspa memiliki
fasilitas berupa bangunan 2 lantai, 5 kamar tidur, 6 kamar mandi, dapur, mini bar,
dan private pool. Harga yang ditawarkan Rp 3.500.000 pada hari kerja dan Rp
4.000.000 pada hari libur. Puspa dan cantigi masing-masing berjumlah 1 unit. Tipe
edelweiss berjumlah 2 unit dengan bangunan 2 lantai. Fasilitas yang ditawarkan 1
kamar tidur dengan 2 extrabed 2 kamar mandi dan dapur. Harga yang ditawarkan
untuk tipe edelweiss Rp 1.000.000 untuk hari kerja dan Rp 1.500.000 untuk hari
libur. Tipe selanjutnya yaitu lemo dengan fasilitas 1 kamar tidur, 1 kamar mandi
denga harga Rp 500.000 pada hari kerja dan Rp 750.000 pada hari libur.
g. Pusat Informasi
Pusat informasi merupakan tempat bagi wisatawan untuk mendapat berbagai
informasi terkait kawasan, jasa tour guide, dan lain sebagianya. Terdapat tiga orang
yang mengelola pusat informasi. Bangunan pusat informasi memiliki kondisi baik.
Hal ini dilihat dari kelengkapan informasi kawasan, kelayakan bangunan dan
kelengkapan fasilitas lainnya. Pusat informasi memiliki papan nama yang jelas. Pusat
informasi juga dilengkapi dengan speaker untuk himbauan atau pemberitahuan
informasi. Pengelolaan yang dilakukan oleh PT. AIL yaitu adanya berbagai informasi
kawasan untuk mempermudah wisatawan. Selain itu divisi yang bertugas dalam
pengelolaan pusat informasi juga sering mengontrol berbagai kebutuhan yang
diperlukan. PT. AIL melakukan pembaharuan terkait informasi secara berkala.
Pembaharuan ruti dilakukan setiap 1 tahun sekali. Apabila terdapat informasi terbaru
pengelolaan langsung melakukan pembaharuan. Prosedur dalam pemberitahuan
informasi kepada seluruh pengunjung terkait kondisi terkini dilakukan setiap 5 menit
sekali.
h. Shelter
Shelter merupakan tempat bagi pengunjung untuk beristirahat dan menikamti
keindahan kawasan. Pengelola membangun shelter sesuai dengan kebutuhan
pengunjung. Shelter dibangun diberbagai lokasi. Penataan pembangunan shelter
untuk mempermudah pengunjung beristirahat dan menikmati keindahan alam.
Kondisi bangunan shelter baik. Hal ini karena memiliki bangunan yang kokoh dan
terus mengalami pembangunan. Desain dibuat dengan konsep alami dengan
menggunakan berbagai bahan alam. Pengelola menjaga kebersihan shelter setiap hari
yang dilakukan oleh divisi kebersihan.
39

i. Tempat duduk
Tempat duduk merupakan fasilitas untuk pengunjung beristirahat dan
menikmati berbagai atraksi wisata. Tempat duduk tersedia di berbagai lokasi. Tempat
duduk memiliki Desain yang berbeda-beda. Bahan tempat duduk dibuat dari bahan
alami seperti batu, kayu dan juga terdapat yang menggunakan semen. Kondisi tempat
duduk baik. Kondisi dilihat dari kelayakan dan kekuatan tempat duduk. Tempat
duduk tersedia sampai pos 10. Pengelolaan kebersihan terhadap tempat duduk
dilakukan setiap hari oleh divisi kebersihan.
j. Tempat Sampah
Tempat sampah disediakan cukup banyak. Tempat sampah terbuat dari bahan
alami seperti anyaman bambu. Selain itu juga terdapat tempat sampah yang terbuat
dari semen. Jumlah tempat sampah cukup banyak. Kondis tempat sampah cukup
baik. Hal ini karena terdapat tempat sampah yang berada dijalur pendakian yang
sudah mulai rusak. Kondisi tempat sampah yang berada di area bawah baik. Tempat
sampah dilengkapi dengan trush bag untuk mempermudah pengangukat sampah.
Pengelolaan terkait tempat sampah dibersihkan setiap hari oleh divisi kebersihan.
Pengecekan dilakukan secara rutin untuk melihat kelayakan.
k. Mesjid
Tempat beribadah menjadi fasilitas yang diinginkan bahakn sudah menjadi
kebutuhan bagi pengunjung. Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim
mengharuskan adanya fasilitas untuk beribadah bagi umat islam. Kondisi bangunan
mesjid baik. Pengelola menyediakan peratan ibadah yang memadai. Lokasi
beridabah antara wanita dan laki-laki terpisah dengan adanya sekat yang membatasi.
Mesjid memiliki bangunan yang kokoh dan Desain yang menarik. Desain yang
berpadu dengan alam memperindah bangunan. Pengelola melakukan pengontrolan
terkait bangunan setiap 1 bulan sekali. Sedangkan kebersihan selalu diperhatikan
setiap hari.
l. Toilet
Toilet merupakan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung. Toilet seringkali
menjadi pertimbangan wisatawan untuk datang ke suatu destinasi wisata. TWAGP
memiliki toilet yang memadai. Disepanjang perjalanan menuju tempat berkemah
dilengkapi dengan toilet. Toilet memiliki kondisi air yang baik. Terdapat 11 titik
toilet yang terdapat di TWAGP. Bangunan toilet cukup kokoh. Pengontrolan toilet
dilakukan secara berkala. Kebersihan toilet diarea bawah dilakukan pembersihan
setiap hari. Namun toilet yang terdapat dijalur pendakian memiliki kondisi
kebersihan kurang baik.
m. Papan Petunjuk
Pengunjung TWAGP melakukan kegiatan wisata dengan hiking atau camping.
Perjalan menuju area tersebut memiliki jalanan yang cukup terjal. Papan petunjuk
sangat diperlukan untuk menuju berbagai area yang terdapat di TWAGP. Papan
petunjuk cukup lengkap dna baik. Petunjuk arah di area bawah memiliki ukuran yang
besar dan dapat dibaca oleh pengujung. Sedangkan petunjuk diarea pendakian
berukuran cukup kecil dan seringkali tidak terlihat. Namun memiliki kondisi yang
baik. Pengelola melakukan pengontrolan secara runtin dan berkala. Pengelola juga
merencanakan penambahan papan petunjuk supaya lebih memudahkan pengunjung
menuju lokasi.
40

D. Pengelolaan Kebersihan dan MCK

Pengelolaan kebersihan merupakan aspek yang sangat penting dari suatu


kawasan wisata. Pengelola kebersihan di TWA Gunung Papandayan menjadi
tanggung jawab dari divisi kebersihan di kawasan tersebut. Namun, pada dasarnya
kebersihan merupakan tanggung jawab bagi setiap orang dan timbul dari kesadaran
diri sendiri, baik itu pengelola, masyarakat sekitar kawasan maupun pengunjung
kawasan TWA Gunung Papandayan.
1. Perencanaan Pengelolaan
Dalam hal pengelolaan kebersihan dari pihak pengelola PT. Asri Indah
Lestari (AIL) telah membentuk suatu divisi kebersihan yang berjumlah enam orang
anggota dan satu koordinator. Di kawasan tersebut sudah tersedia tempat sampah dan
MCK di beberapa lokasi. Jadwal kebersihan juga sudah ditetapkan yaitu mulai pukul
07.00 -17.00 WIB.
Divisi kebersihan juga memiliki tugas dan tanggungjawabnya dalam bekerja
yaitu seperti tugas kerja perwilayah, sebagai berikut:
a. Gerbang Tiket
1) Kebersihan toilet terdiri dari lantai, closet, dan dinding.
2) Lantai atas penyapuan dan pengepelan, serta pembersihan kaca.
3) Halaman : Penyapuan mulai dari titik batas Cagar Alam dan Taman Wisata
Alam sampai titik pos Parker.
b. Parkir Luar
1) Kebersihan toilet dari lantai, closet, dan dinding.
2) Area parkir : Penyapuan sampah dan pemungutan punting rokok.
3) Shelter luar : Penyapuan dan pengepelan lantai, serta pembersihan
halaman shelter.
4) Tugu : Perawatan tanaman dan pencabutan rumput liar.
c. Parkir Dalam
1) Area toilet terdiri dari : Toilet pria dan wanita, serta tempat wudhu.
2) Area parkir : Penyapuan sampah dan pemungutan punting rokok.
3) Shelter dalam : Penyapuan dan pengepelan lantai, pembersihan halaman
shelter.
4) Masjid : Penyapuan dan pengepelan dalam atau luar masjid, dan pembersihan
karpet yang dilakukan setiap hari kamis.
5) Menara pandang : Penyapuan dari lantai atas sampai tangga bawah.
6) Pembersihan toilet pos 3, 4, dan 5 dilakukan 2 kali dalam seminggu.
7) Kebersihan jalan dari pos 2 sampai pos 6 dikerjakan rutin setiap hari senin
dengan personil gabungan.
d. Kebersihan Bumi Perkemahan
1) Membersihkan shelter dan merawat tanaman bunga.
2) Membersihkan areal bumi perkemahan dari sampah, rumput liar, dan daun
kering.
e. Area Kolam Terapi Air Panas dan Cottage
1) Membersihkan kolan setiap hari pada waktu pagi hari
2) Menguras kolan setiap satu minggu sekali
41

3) Membersihkan cottage setiap hari


4) Membukaan jendela di cottage untuk pergantian udara segar.
2. Organisasi PT Asri Indah Lestari
Pengelolaan kebersihan telah ditetapkan oleh pihak pengelola kawasan dan
berjumlah enam orang, yang beranggota lima orang dengan satu koordinator.
Koordinator bertugas untuk mengawasi setiap aktivitas maupun kegiatan yang
dilakukan oleh anggotanya. Setiap anggota sudah memiliki tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing, berdasarkan wawancara dengan koordinator
kebersihan, bahwa terbagi dua orang yang membersihkan toilet di setiap lokasi.
Khusus untuk toilet yang berada di atas yaitu pos 3, 4 dan 5, pos tersebut dibersihkan
setiap 2 kali dalam seminggu dan di rolling setiap minggunya.
3. Pelaksanaan Pengelolaan
Proses atau prosedur pengelolaan kebersihan meliputi SOP (Standard
Operating Procedur) yang telah diatur oleh perusahaan dan berlaku untuk semua
anggota divisi kebersihan. SOP (Standard Operating Procedur) tersebut seperti:
1) Setiap karyawan wajib hadir di tempat kerja 10 menit sebelum jam kerja atau
sebelum briefing pagi di mulai
2) Mulai jam kerja dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.
3) Setiap karyawan wajib mengikuti briefing
4) Setiap karyawan wajib memakai Id Card dan mengenakan rompi kebersihan
selama bertugas
5) Menjaga 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) terhadap karyawan dan
pengunjung.
6) Saling menghormati sesama karyawan
7) Jam istirahat selama 1 jam diatur dan dilakukan secara bergantian
8) Menjaga kebersihan lingkungan Taman Wisata Alam
9) Rolling kerja pembagian tugas perwilayah dilakukan setiap per satu bulan
sekali
10) Bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing
11) Setiap karyawan yang tidak mentaati peraturan perusahaan akan dikenakan
sanksi teguran lisan, Surat Peringatan tertulis (SP), Pemutusan Hubungan Kerja
sepihak (PHK)
4. Evaluasi Pengelolaan
Evaluasi merupakan hal yang penting pada setiap divisi termasuk juga pada
divisi kebersihan. Evaluasi penegelolaan biasanya dipimpin oleh koordinator
kebersihan, evaluasi tersebut bersifat memberikan arahan kepada anggota. Evaluasi
juga dilakukan setiap hari yaitu setiap sebelum melakukan pekerjaan maupun setelah
selesai bekerja.
a. Fasilitas Tempat Sampah dan MCK
Fasilitas tempat sampah di kawasan TWA Papandayan telah tersebar di
beberapa titik dan telah dibedakan berdasarkan dua jenis sampah yaitu sampah
organik dan non-organik. Tempat sampah yang berada di kawasan memiliki dua jenis
tempat sampah, yaitu terbuat dari rotan dan dari bahan plastik. Namun, tempat
sampah yang penyebarannya paling dominan yaitu yang terbuat dari rotan.
42

b. Fasilitas Penampungan Sementara dan Lokasi Pembuangan Sampah


Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan terdapat fasilitas
penampungan sementara yaitu sampah yang terdapat di atas atau di lokasi pendakian
biasanya di kumpulkan dahulu dan akan dibuang seminggu sekali. Tempat sampah
yang berada di lokasi camping biasanya dikumpul dalam satu karung dan akan
dibawa turun oleh petugas kebersihan. Sampah yang ingin dibuang, akan dibawa
turun dengan menggunakan kendaraan seperti sepeda motor. Setelah sampah yang
dari atas atau lokasi camping diturunkan maka akan disatukan dengan sampah yang
berada di kawasan bawah Taman Wisata Alam Gunung Papandayan. Sampah-sampah
tersebut akan dibawa ke tempat pembuangan akhir Pasir Bajing dengan
menggunakan mobil pick up.

E. Pengelolaan Parkir

Lahan atau area parkir merupakan salah satu aspek penting dalam suatu
kawasan objek wisata. Lahan atau area parkir dinilai sebagai salah satu fasilitas
wajib bagi suatu kawasan wisata yang ingin mendatangi kawasan tersebut.
Ketersediaan lahan atau area parkir bisa menjadi motivasi tersendiri bagi pengunjung
yang mengunjungi suatu kawasan wisata, salah satunya ketersediaan lahan atau area
parkir yang terdapat di TWA Gunung Papandayan.

Gambar 14 Tiket Jasa Parkir


Pengelolaan lahan parkir penting bagi pengelola suatu kawasan untuk
mengatur ketersediaan lahan atau area parkir dalam sautu kawasan wisata. Area atau
lahan parkir yang terdapat di TWA Gunung Papandayan dibedakan menjadi tiga
lokasi parkir yaitu, lokasi pertama untuk kendaraan roda dua, lokasi kedua untuk
kendaraan roda enam dan lokasi ketiga untuk kendaraan roda empat. Lokasi parkir
tersebut dapat dilihat dari fungsi pengelolaanya sebagai berikut.
1. Planning
Lahan parkir yang terdapat di TWA Gunung Papandayan pada awalnya di
bangun oleh pemerintah daerah dan dikelola oleh pihak Seksi wilayah 5 Garut
sampai pada akhir tahun 2015. Pada tahun 2016 lahan parkir diperbaharui kembali
oleh PT. AIL (Asri Indah Lestari) selaku pemegang surat izin usaha penyedia sarana
wisata alam (IUPSWA) untuk menambah luas dan kebijakan baru bagi lahan parkir
43

yang terdapat di TWA Gunung Papandayan. Ketersediaan dan kapasitas lahan parkir
tersebut bisa dilihat dari tabel dibawah ini.
Lahan parkir keseluruhan yang terdapat di TWA Gunung Papandayan
memiliki luas lebih dari 12000 m2 dengan membagi tiga lokasi parkir yang memilki
kapasititas yang berbeda-beda pada setiap lokasi parkir yaitu, lokasi pertama berada
didepan pos 2 keamanan yang berjarak 200 m2 dari gerbang utama, untuk kendaraan
roda dua memiliki luas 600 m2 dengan kapasitas 500 motor setiap hari, lokasi kedua
berada di bawah menara pandang bersebelahan dengan lokasi parkir pertama, lokasi
parkir kedua khusus untuk kendaraan roda enam seperti, bis atau elf memiliki luas
600 m2 dengan kapasitas 10 hingga 20 bis roda enam dan lokasi ketiga berada di
depan lokasi parkir kedua, lokasi parkir ini khusus untuk kendaraan roda empat
memilki luas 800 m2 dengan kapasitas 200 mobil roda empat. Jika ketiga lahan
perkir tersebut melebihi batas maksimal dari yang ditentukan oleh pengelola, parkir
bisa dialihkan ke lahan parkir ke empat atau lokasi parkir cadangan yang lokasinya
bersebelahan dengan lahan parkir roda empat, lokasi parkir ke empat ini memiliki
luas 1000 m2 yang bisa menampung semua kendaran dari roda dua sampai dengan
roda enam.

Gambar 15 Area Parkir

2. Organizing
Lahan atau area parkir yang terdapat di kawasan TWA Gunung Papandayan
dikelola oleh PT. AIL (Astri Indah Lestari) secara penuh yang melibatkan divisi
parkir sebagai penanggung jawab. Divisi parkir memilki satu orang sebagai
Koordinator parkir dan lima anggota yang berjaga di pos parkir dengan sistim
pergantian shift, dimana pada satu shift di jaga oleh tiga orang personel divisi parkir.
Untuk shift pertama dari pukul 07.00-19.00 WIB, dan shift kedua dari pukul 19.00-
07.00 WIB. Divisi parkir memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan
kendaraan pengunjung selama 24 jam. Kelembagaan dan tanggung jawab divisi
parkir padat dilihat dari tabel dibawah ini.
44

Operasional

Koordinator
parkir

Petugas Petugas Petugas Petugas Petugas


parkir 1 parkir 2 parkir 3 parikir 4 parkir 5

Gambar 16 Bagan Organisasi Divisi Parkir

Dari tabel diatas divisi parkir di atur oleh operasional perusahaan dari PT. AIL
(Astri Indah Lestari) yang mengatur pengelolaan dan penataan dari lahan parkir di
kawasan TWA Gunug Papandayan. Operasional perusahaan menunjuk satu orang
yang menjadi koordinator parkir yang bertanggung jawab dan memastikan semua
anggota divisi parkir melaksanakan tugas sesuai SOP yang telah dibuat oleh
perusahaan PT. AIL (Astri Indah Lestari)
3. Actuating
Pelaksanaan pengelolaan lahan atau area parkir di TWA Gunung Papandayan
meliputi proses dan prosedur yang diatur oleh kebijakan dari PT. AIL (Astri Indah
Lestari) seperti harga retribusi parkir dan SOP (standard operating procedur) yang
berlaku untuk divisi parkir. Untuk harga retribusi parkir perusahaan menetapkan
perbedaan harga retribursi parkir diluar tiket masuk kawasan TWA Gunung
Papandayan, harga parkir dibedakan menjadi beberapa bagian seperti tabel di bawah
ini.
Tabel 5 Harga Tiket Masuk Kendaraan ke TWA Gunung Papandayan
No Jenis Kendaraan Kegiatan Harga/ hari (Rp)
hiking / masuk Kawasan 5.000,-
1 Roda dua/ motor
Camping 15.000,-
hiking / masuk Kawasan 20.000,-
2 Roda empat, enam /minibus dan bus
Camping 25.000,-

Berdasarkan tabel diatas harga parkir dibedakan menjadi dua jenis sesuai
dengan kendaraan pengunjung, untuk kendaraan roda dua atau motor bagi
pengunjung yang melakukan kegiatan hiking dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- dan
untuk motor yang melakukan kegiatan camping dikenakan biaya sebesar Rp 15.000,-
per harinya. Bagi kendaraan roda empat atau lebih seperti minibus, elf dan bus yang
melakukan kegiatan hiking akan dikenakan biaya sebesar Rp 20.000,- dan untuk
kendaraan roda empat atau lebih yang melakukan kegiatan camping akan dikenakan
biaya sebesar Rp 25.000,- per harinya. Biaya tersebut akan ada penambahan jika
pengunjung yang menitipkan kendaraannya lebih dari satu hari sebesar Rp 15.000
untuk semua jenis kendaraan. Seluruh pendapatan dari retribusi parkir masuk
kedalam pemasukan perusahaan PT. AIL (Astri Indah Lestari) dan di luar dari PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak).
45

Proses atau prosedur pengelolaan parkir kedua meliputi SOP (standard


operating procedur) yang telah diatur oleh perusahaan berlaku untuk semua anggota
divisi parkir. SOP (standard operating procedur) tersebut seperti.
a. Setiap karyawan parkir wajib hadir di tempat kerja 10 menit sebelum jam kerja/
sebelum briefing pagi sebelum pergantian shift, shift pertama dari pukul 07.00-
19.00 WIB dan shift kedua dari pukul 19.00-07.00 WIB
b. Setiap karyawan wajib mengikuti briefing setiap hari.
c. Setiap karyawan wajib memakai id card dan menggunakan rompi parkir selama
bertugas.
d. Menjaga 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun) terhadap karyawan dan
pengunjung
e. Saling menghormati semua karyawan
f. Jam istirahat selama satu jam diatur dan dilakukan secara bergantian
g. Menjaga kebersihan dan kenyamanan pos parkir
h. Mendata kendaraan roda 2 dan roda 4
i. Memberikan formulir pengisian data kepada pengunjung
j. Mengambil jasa penitipan barang mobil, motor dan helm
k. Mengatur dan mengarahkan kendaraan ke lokasi parkir
l. Menjaga kendaraan pengunjung
m. Merekap semua data kendaraan yang masuk pershift
n. Menyetorkan uang jasa penitipan barang dan kendaraan pershift ke kantor
o. Berkerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
Setiap karyawan yang tidak menaati peraturan perusahaan akan dikenakan
sanksi teguran lisan, surat peringatan tertulis (SP), dan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
4. Controlling
Evaluasi dan pengawasan merupakan proses pengukuran akan efektifitas
strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Pada divisi parkir
dapat dilakukan setiap hari pada jam kerja. Evaluasi dilakukan dengan cara
controlling, dimana koordinator divisi parkir melakukan controlling secara langsung
terhadap karyawan yang ada di divisi parkir setiap 2 hingga 3 jam sekali setiap jam
kerja. Hal tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana kinerja dari
anggota karyawan dalam melaksanakan tugas dalam divisi parkir. Jika proses kinerja
dari karyawan tidak sesuai dengan SOP (standard operating procedur) yang tertulis
dari perusahaan, koordinator divisi parkir akan melakukan tindakan dengan
memberikan sanksi secara lisan, dan jika masih melanggar karyawan akan ditindak
dari operasional perusahaan dengan pemberian surat peringatan tertulis (SP), hingga
pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai dari pelanggaran yang dilakukan oleh
karyawan.
5. Permasalahan dan pemecahan masalah pengelolaan parkir
Area parkir yang berada di Kawasan TWA Gunung Papandayan cukup unik
karena memiliki pemabayaran retribusi yang berbeda dengan pembayaran karcis
masuk Kawasan, sehingga banyak wisatawan atau pengunjung yang menjadikan ini
sebagai masalah seperti bayar dua kali ataupun tiketnya kemahalan. Namun perlu
diketahui menurut pihak pengelola pembayaran tersebut berbeda karena untuk
pembayaran karcis masuk yaitu pembayaran parkirnya, dan perbayaran yang kedua
46

yaitu pembayaran jasa parkir, dan pengelola biasanya memberikan kemudahan bagi
warga local atau yang berdekatan dengan lokasi, seperti wilayah yang berdekatan
dengan TWA Gunung Papandayan dikenakan potongan harga ataupun gratis
memasuki TWA Gunung Papandayan hanya dengan memperlihatkan KTP.

F. Pengelolaan Tiket

1. Dasar hukum
Tiket merupakan pemasukan bagi pengelola. Tiket wisata berisi nominal uang
yang harus dibayar oleh wisatawan. Tiket diperlukan untuk biaya pengelolaan serta
profit yang didapatkan. Tiket memiliki dasar hukum yang berlaku. Ketentuan-
ketentuan harga diatur oleh peraturan yang berlaku. Dasar hukum tiket yang menjadi
acuan pengelola TWA Gunung Papandayan yaitu berdasarkan PP Ri No. 12 tahun
2014 terait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan jasa wisata sesuai
keputusan direksi No. 01/DIRUT/Kpts/AIL/VV2016.
2. Planning
Perencanaan dalam pembuatan tiket perlu dilakukan untuk menghasilkan harga
yang sesuai. Tiket masuk TWAGP terdiri dari PNBP (Penghasilan Negara Bukan
Pajak) dan harga tiket yang ditetapkan PT. AIL. Perencanaan tiket berdasarkan kajian
yang telah dilakukan. Kajian berupa analisis terkait berbagai biaya untuk pengelolaan
fasilitas, sarana, prasarana, sumberdaya wisata, sumberdaya manusia dan lain
sebagianya. Setelah dilakukan kajian PT. AIL mengajukan rancangan biaya kepada
BBKSDA untuk disetujui. Penerbitan tiket dilakukan satu tahun sekali. Perencanaan
tiket per tahun 50000 cetakan per karcis pengunjung nusantara, karcis berkemah
pengunjung nusantara, karcis kendaraan roda dua, karcis kendaraan roda empat,
karcis rombongan pelajar berkemah. Sedangkan pengadaan tiket untuk pengunjung
mancanegara 5000 karcis per karcis masuk pengunjung mancanegara dan karcis
berkemah pengunjung mancanegara.
Tiket masuk dibedakan menjadi beberapa kategori. Selain tiket masuk juga
terdapat tiket masuk Terapi Air Panas Papandayan. Tiket masuk menuju objek wisata
ini dibedakan bagi anak-anak dan dewasa. Tiket dibedakan saat weekday dan
weekend.
3. Organizing
Pengelolaan tiket dilapangan memiliki koordinator yang mengatur berjalannya
penjualan. Dibawah koordinator terdapat petugas yang berjumlah 8 perSunrisel yang
bertugas menjual tiket. Petugas tiket dibagi menjadi dua shift. Shift pertama dimulai
pukul 07.00-17.00 WIB. Sedangkan shift kedua dimulai pukul 17.00-07.00 WIB.
Pembagian petugas dibagi menjadi dua kelompok dengna jumlah 4 orang per
kelompok. Pergantian shift dilakukan secara berkala.
47

Manajer Operasional

Koordinator Ticketing

Admin Ticketing

Petugas Petugas Helper


Helper Helper Helper Helper Helper
Tiket I Tiket II

Gambar 17 Bagan Organisais Divisi Ticketing


4. Actuating
Pelaksanaan pengelolaan tiket dilakukan setiap hari. Tiket dijual setiap hari
selama 24 jam. Dalam pelaksanaan tiket dijual oleh petugas. Petugas bertanggung
jawab terhadap hasil penjualan tiket. Setiap jam 17.00 WIB hasil penjualan tiket shift
pagi disetorkan. Sedangkan penjualan tiket pada shift malam disetorkan setiap jam
07.00 WIB. Penyetoran dilakukan oleh koordinator ticketing. Pelaksanaan
pengelolaan tiket dimonitoring oleh pihak BBKSDA yang bertugas di TWAGP. PT.
AIL merupakan pelaksana dalam penjualan sedangkan BBKSDA merupakan
pengawas. Tiket yang masuk ke dalam kas negara disetorkan setiap hari oleh
koordinator ticketing kepada pihak BBKSDA. Sedangkan dari BBKSDA disetorkan
ke kas negara setiap satu minggu sekali. Pengambilan tiket untuk weekend dilakukan
pada hari Jumat sore. Hal ini karena harga tiket berbeda dengan tiket di hari kerja.
5. Controlling
Pengelelolaan memiliki aspek controlling. Hal ini bertujuan untuk mengontrol
berbagai kegiatan yang berjalan. Adanya pengawasan akan memberikan hasil yang
maksimal. Proses penjualan tiket, pemasukan akan berjalan dengan lancar.
Pengawasan perlu adanya untuk mengetahui berjalannya kegiatan dan berjalan
dengan baik. Pengawasan dilakukan oleh manajer operasional PT. AIL dan juga
dimonitoring oleh BBKSDA yang bertugas.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengukur keberhasilan suatu pengelolaan
atau kegiatan. Evaluasi dilakukan secara rutin oleh PT. AIL. Evaluasi mengukur
keberhasilan dan kelancaran penjualan tiket. Evluasi dilakukan secara berkala setiap
enam bulan sekali.
48

7. Daftar Harga Tiket


Pengelolaan tiket memberikan variasi harga yang ditawarkan. Perbedaan harga
tiket merupakan bagian dari pengelolaan untuk memberikan pilihan kepada
pengunjung. Harga tiket yang telah ditentukan dicetak menjaid lembaran yang sah.
Harga tiket TWAGP dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Daftar Harga Tiket
No. Jenis Tarif Tarif Masuk (Rp)
Hari Kerja
1. Pengunjung Nusantara 20.000
2. Pengunjung Mancanegara 200.000
3. Kendaraan Roda Dua 12.000
4. Kendaraan Roda Empat 25.000
5. Kendaraan Roda Enam 110.000
6. Sepeda 7.000
7. Rombongan Pelajar 18.000
Hari Libur
1. Pengunjung Nusantara 30.000
2. Pengunjung Mancanegara 300.000
3. Kendaraan Roda Dua 17.000
4. Kendaraan Roda Empat 35.000
5. Kendaraan Roda Enam 150.000
6. Sepeda 10.000
7. Rombongan Pelajar 20.000
Tarif Lain-lain
1. Camping 35.000
2. Camping Pelajar 23.000
3. Camping Mancanegara 105.000
4. Terapi Air Panas Dewasa (Weekday) 20.000
5. Terapi Air Panas Dewasa (Weekend) 25.000
6. Terapi Air Panas Anak-anak (Weekday) 10.000
7. Terapi Air Panas Anak-anak (Weekend) 15.000
8. Shooting individu/company 800.000
9. Shooting Komersil 2.000.000/hari atau
1.800.000 > 1 hari
10. Foto Prewedding 500.000
11. Umbul-umbul (Per Tiang) 30.000
12. Jasa Stand (Max 4 x 4 M) 500.000
Harga tiket berbeda-beda. Pengunjung nusantara dibedakan denganpengunjung
macanagera ataupun pelajar. Harga tiket di hari biasa pengunjung nusantara dapat
membayar Rp 20000. Harga untuk pengunjung nusanatara pada hari kerja sebesar Rp
200000. Untuk harga di hari libur berubah. Pengunjung nusantara pada hari libur
membayar Rp 30000 dan pengunjung mancanegara Rp 300000. Hal ini naik karena
adannya weekend, holiday merupakan high season. Selain itu juga PNBP menarif
harga yang meningkat dari hari biasa. Untuk kendaraan dibedakan sesuai dengan
jumalh roda. Selain itu untuk tiket menuju Terapi Air Panas Papandayan juga
berbeda antara hari kerja dan hari libur.
G. Pengelolaan Pengunjung
Pengelolaan pengunjung merupakan suatu bagian dalam pengelolaan yang
sangat penting. Pengelolaan pengunjung terdiri dari kegiatan pengelolaan persebaran
pengunjung, pelayanan informasi, pelayanan interpretasi, pengelolaan keselamatan
pengunjung dan pengelolaan kepuasan pengunjung. Kegiatan tersebut bertujuan
49

untuk lebih mengkondisikan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata dan


meningkatkan kepuasan pengunjung selama berada di TWA Gunung Papandayan.
1. Pengelolaan Persebaran Pengunjung
Pengelolaan penyebaran pengunjung yang terdapat di TWA Gunumg
Papandayan ini dilakukan dengan membuat daya tarik yang terdiri dari kolam air
panas, kebun edelweis, cottage, objek kawah, tebing Sunrise, hutan mati, guber hod,
tegal alun, tegal panjang, dan pondok salada. Pembuatan obyek tersebut dilakukan
agar penyebaran pengunjung yang datang ke kawasan ini berjalan secara merata.
Kawasan TWA Gunumg Papandayan ini menurut pihak pengelola belum pernah
terjadi penumpukan pengunjung. Penyebaran pengunjung secara umum sudah
terkendali di obyek wisata tersebut. Pengelolaan yang dilakukan oleh PT. AIL ada
beragam seperti apabila terjadi penumpukan disalah satu obyek yang ada di kawasan
tersebut, maka akan diarahkan untuk menuju obyek lain dengan menggunakan
pengeras suara dan pengarahan dari pos pengamanan.
Perencanaan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam penyebaran
pengunjung yaitu dengan membuat beberapa obyek atau daya tarik apa saja yang
terdapat di kawasan tersebut. Memilih beberapa obyek yang memiliki nilai daya tarik
lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan agar pengunjung yang datang tidak terpaku
hanya pada satu obyek saja. Pengelolaan untuk penyebaran pengunjung merupakan
tanggung jawab dari semua divisi terdapat pada obyek yang ada pada kawasan
tersebut. Salah satunya yaitu pada obyek taman edelweis saat terjadi suatu
penumpukan di tempat tersebut makan petugas akan mengarahkan pada obyek lain
yang ada, hal tersebut demi keamanan tumbuhan yang ada dikwasan tersebut.
Kegiatan penyebaran pengunjung pada saat di kawasan tidak sepenuhnya sesuai
dengan apa yang tertulis pada aturan. Pengunjung yang datang ke TWA Gunumg
Papandayan tidak melebihi dari kapasitas pada suatu obyek yang ada, karena
pengunjung yang datang didominasi oleh pengunjung yang akan melakukan kegiatan
tracking pada saat weekend. Kegiatan camping yang dilakukan sudah merata dalam
penyebaran pengunjungnya karena lahan atau tempat untuk melakukan keviatan
tersebut sangat luas dan memiliki banyak lokasoi sehingga pengunjung bebas
memilih tempat.
2. Pelayanan Informasi
Informasi merupakan data yang diberi makna melalui konteks. Informasi
wisata merupakan data mengenai suatu kawasan wisata yang dibutuhkan oleh calon
pengunjung sebelum melakukan kegiatan wisata. Informasi merupakan salah satu
aspek penting bagi calon pengunjung sebelum pengunjung menentukan keputusan
untuk melakukan kegiatan di lokasi tersebut atau tidak. TWA Gunung Papandayan
memfasilitasi pengunjung untuk mendapatkan informasi mengenai kawasan melalui
beberapa saluran, yang terdiri dari web, brosur dan langsung datang ke pusat
informasi di kawasan. Terdapat pusat informasi di kawasan, yaitu di bagian depan
dari parkiran mobil.
3. Pelayanan Interpretasi
TWA Gunung Papandayan saat ini sudah memiliki jasa tour guide dan jasa
pelayanan interpretasi. Manager operasional kawasan ini berpendapat bahwa TWA
Gunung Papandayan memiliki banyak guide mulai dari masyarakat sekitar dan
pegawai. TWA Gunumg Papandayan juga memiliki porter yang bertugas sama
50

seperti pemandu pada umumnya. Porter yang terdapat di TWA Gunumg Papandayan
memiliki fungsi untuk mengantarkan pengunjung dan mengantarkan barang bawaan
pengunjung bagi pengunjung yang ingin melakukan camping. Saat ini, pelayanan
interpretasi di TWA Gunumg Papandayan berupa papan interpretasi dan informasi
yang diberikan sudah cukup baik sehingga pengunjung mengetahui informasi dari
TWA Gunumg Papandayan.
4. Pengelolaan Keselamatan Pengunjung
Aspek keselamatan merupakan salah satu bentuk pengelolaan pengunjung di
suatu kawasan wisata. Keamanan pengunjung menjadi tanggung jawab pengelola
kawasan selama berada di destinasi wisata. Pentingnya keamanan pengunjung
menjadikan hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian pengelola. Bentuk
pengelolaan keselamatan tidak hanya mencakup pengunjung saja. Terlebih dari itu,
keselamatan sumberdaya dan aspek lain juga menjadi bentuk pengelolaan
keselamatan. Aspek keselamatan di kawasan wisata yaitu keselamatan antar
pengunjung, pengunjung dari sumberdaya, dan sumberdaya dari pengunjung.
Pengelola kawasan TWA Gunumg Papandayan harus memperhatikan ketiga aspek
tersebut untuk menjamin penyelenggaraan satu kegiatan wisata dapat berjalan lancar.
Image TWA Gunumg Papandayan sebagai destinasi wisata alam mengakibatkan
tingkat keselamatan dari setiap aspek menjadi signifikan. Pelayanan keselamatan di
kawasan wisata tersebut sebagian besar diselenggarakan dengan sistem manual.
Pengelola TWA Gunumg Papandayan memiliki bentuk pengelolaan dalam hal
penjaminan keselamatan pengunjung dari sumberdaya. TWA Gunumg Papandayan
memiliki beberapa bentuk atraksi atau sumberdaya wisata yang sewaktu-waktu dapat
mengancam keselamatan pengunjung. Contoh dari keselematan pengunjung yang
harus diperhatikan adalah aktivitas di sekitar kawah. Pengelolaan keselamatan
pengunjung di kawah dilakukan dengan membuat pagar pembatas dan papan
interpretasi.

6. Kepuasan Pengunjung
Pengunjung yang datang ke TWA Gunung Papandayan memiliki karakteristik
yang berbeda. Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner sebanyak 20
didapatkan hasil mengenai Karakteristik Pengunjung Wana Wisata TWA Gunung
Papandayan yang terdiri dari Jenis Kelamin, Umur, Status Pernikahan, Agama,
Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Pendapatan, Bentuk Kunjungan, Lama Kunjungan,
Kali Kunjungan serta Biaya Kunjungan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Rekapitulasi Karakteristik Pengunjung
Persentase(%
No Karakteristik responden Keterangan Jumlah )
1 Jenis kelamin Laki- laki 16 53
Perempuan 14 47
2 Status Pernikahan Single 22 73
Menikah 8 27
3 Umur 10-20 tahun 5 16
21-30 tahun 20 66
31-40 tahun 5 16
4 Asal kedatangan Garut dan sekitarnya 3 10
51

Persentase(%
No Karakteristik responden Keterangan Jumlah )
Bandung 6 20
Jakarta 15 50
Lainnya 6 20
5 Pendidikan terakhir SMU/SMA 15 50
Diploma 5 17
Sarjana (S1, S2, dan 10 33
S3)
6 Pekerjaan Pelajar 2 7
Mahasiswa 12 40
Polri/TNI 1 3
BUMN/BUMD 2 7
Guru/ Dosen 2 7
Pegawai Swasta 10 33
Wirausaha 1 3
7 Pendapatan (Rp) 500.000 - 1.000.000 5 17
1.000.000 - 3.000.000 18 60
3.000.000 - 5.000.000 2 6
> 5.000.000 5 17
8 Kunjungan Keluarga 5 17
Teman 15 50
Rombongan 10 33
9 Informasi Teman/keluarga/ 23 77
saudara
Internet 2 6
Iklan 2 7
Koran 1 3
Brosur 2 7
10 Waktu kunjungan 1-3 jam 7 23
1 hari 2 7
2 hari 1 malam 21 70
11 Frekuensi kunjungan Pertama kali 15 50
2 kali 10 23
3-5 kali 5 17
12 Biaya pengeluaran wisata < 100.000 3 12
(Rp) 100.000 - 300.000 6 24
300.000 - 500.000 15 60
> 500.000 1 4

Karakteristik pengunjung yang didapatkan didominasi oleh laki – laki yang


berasal dari Jakarta dengan kisaran umur 21 – 30 tahun, dan memiliki pekerjaan
mahasiswa, hal tersebut sangat berkaitan dengan lokasi TWA Gunung Papandayang
yang menyajikan keindahan alam yang dapat dinikmati oleh semua kalangan
terutama para pendaki remaja yang memiliki fisik yang kuat, dan rasa ingin tahu
52

yang tinggi sehingga lokasi TWA Papandayan banyak dikunjungi oleh wisatawan
remaja terutama pendaki.
1. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk melakukan kegiatan
salah satunya di kawasan wisata. Motivasi pengunjung yang datang ke TWA
Gunung Papandayan menunjukkan keinginan yang ditujukan saat mencapai tujuan.
Pengunjung memiliki motivasi yang berbeda-beda untuk mendatangi dan melakukan
kegiatan wisata di suatu destinasi wisata. Motivasi pengunjung yang datang ke TWA
Gunung Papandayan meliputi, rekreasi, piknik, foto-foto, kumpul-kumpul dan
melakukan kotak sosial.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.

7 6.5

6
5.3 5.4
5 5
5

4
Skala Likert

1 Rekreasi Piknik Berfoto Kumpul-kumpul Kontak Sosial

0
Motivasi Pengunjung

Gambar 18 Grafik Motivasi Pengunjung

Berdasarkan dari grafik di atas motivasi pengunjung didominasi dari tujuan


atau motivasi pengunjung yang melakukan kegiatan foto-foto. Kegiatan tersebut
menjadi tujuan paling utama bagi pengunjung yang datang ke TWA Gunung
Papandayan selain melakukan kegiatan lainnya. Keindahan panorama dan objek
wisata dari Gunung Papandayan membuat tujuan pengunjung untuk melakukan
kegiatan berfoto menjadi kegiatan paling utama sebagai bukti dan dokumentasi
bahwa telah melakukan kegiatan selama berada di TWA Gunung Papandayan.
Dari responden yang mengisi kuisoner yang diberikan, responden sedikit
termotivasi untuk melakukan kegiatan piknik. Hal ini dikarenakan jalan atau jalur
yang ada di area Gunung Papandayan tidak mudah untuk dilalui oleh semua
responden yang memilki motivasi berpiknik.
2. Persepsi
Persepsi yang didapatkan melalui wawancara kepada wisatawan yaitu bahwa
wisatawan banyak memberikan saran kepada pengelola agar ditambahkan gazebo,
dan tempat duduk yang memadai karena setiap weekend banyak sekali wisatawan
yang datang sehingga wisatawan yang lain ada yang tidak mendapatkan tempat
53

duduk, dan sebagian wisatawan yang mendaki Gunung Papandayan memberikan


saran agar pengelolaan sampah ditingkatkan, dan ditambahkan papan interpretasi dan
penunjuk arah supaya memudahkan wisatawan yang baru pertama kali mendaki
Gunung Papandayan.Tanggapan pengunjung terhadapa pengelolaan yang dilakukan
oleh pengelola sudah cukup baik karena menurut mereka fasilitas yang ditawarkan
sudah lumayan lengkap dan kondisinya baik.
a) Aktivitas wisata
Aktivitas wisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pengunjung dalam suatu destinasi wisata. Aktvitas pengunjung menunjukkan bahwa
kegiatan yang dilakukan bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk
mengunjungi suatu kawasan tersebut. Semakin banyak pengunjung yang melakukan
kegiatan dalam suatu destinasi wisata, menunjukkan bahwa lokasi atau destinasi
tersebut mempunyai sumber daya wisata baik secara alami maupun buatan.
Penilaian dari aktivitas yang dilakukan oleh pengujung berasal dari persepsi atau
keterangan dari pengunjung yang telah di wawancarai. Berikut adalah nilai persepsi
dari aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung di kawasan TWA Gunung
Papandayan.
Tabel 8 Aktivitas Pengunjung
No Jenis Aktivitas Rata-rata nilai persepsi
1 Melihat pemandangan alam 6
2 Menikmati suasana alami 6.7
3 Berendam di air panas 4.3
4 Foto-foto 5.4
5 Duduk-duduk 5.4
6 Melihat kawasan kawah 6.3
7 Makan 5.3
8 Hiking 6.4
9 Camping 6.5

Jenis aktivitas yang paling diminati oleh wisatawan adalah aktivitas menikmati
suasana alami dari Gunung Papandayan. Banyak dari wisatawan menyatakan bahwa
suasana alami dari Gunung Papandayan menjadi aktivitas utama yang diminati
setelah melakukan kegiatan lainnya. Keindahan panorama serta objek wisata yang
terdapat di Gunung Papandayan menjadi nilai tambah tersendiri bagi ketertarikan
wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.
Aktivitas atau kegiatan yang kurang diminati oleh wisatawan di TWA Gunung
Papandayan adalah berendam terapi air panas. Hal itu disebabkan kurangnya
pengetahuan wisatawan mengenai keberadaan terapi air panas yang baru dibuka pada
bulan juli 2017, selain itu aktivitas berendam air panas memiliki tiket yang tergolong
tinggi bagi wisatawan untuk masuk ke dalam objek tersebut yang menyebabkan
wisatawan kurang berminat menikmati objek terapi air panas.
b) Profesionalitas Sumberdaya Manusia
Persepsi penilaian terhadap pengelolaan dibagi kedalam dua indikator,
indikator pertama adalah penilaian terhadap profesionalitas SDM yang terdiri dari
keramahan dalam pelayanan, sikap tanggap dalam menanggapi masalah, ketepatan
54

dalam mengambil keputusan, keterampilan dalam melaksanakan tugas, kecakapan


dalam menyelesaikan masalah, kemampuan berkomunikasi dua arah, dan
kemampuan inovatif dari SDM di TWA Gunung Papandayan. Hasil dari persepsi
pengunjung mengenai profesionalitas SDM dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.

7
6.3 Keramahan dalam pelayanan
6
6 sikap tanggap dalam
menanggapi masalah
5 4.9 4.9 ketepatan dalam mengambil
5 4.7
4.5 keputusan
Skala Likert

keterampilan dalam
4 melaksanakan tugas
kecakapan dalam memecahkan
dan menyelesaikan masalah
3
kemampuan berkomunikasi
dua arah
2 kemampuan inovatif

Persepsi mengenai profesionalis SDM di TWA Gunung Papandayan

Gambar 19 Persepsi mengenai profesionalitas SDM di TWA Gunung Papandayan

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penilaian setiap indikator tidak
berbeda dengan indikator lainnya dalam artian semua indikator sudah terbilang baik.
Indikator persepsi yang memilki nilai tertinggi yaitu tentang keramahan dalam
pelayanan profesionalitas SDM di TWA Gunung Papandayan. Hal ini merupakan
suatu bentuk pengelolaan yang baik dengan menerapkan sistem “5S” kepada setiap
karyawan yang bekerja di kawasan TWA Gunung Papandayan. Dengan sistem
tersebut pengunjung merasa nyaman selama dalam melakukan kegiatan di kawasan
TWA Gunung Papandayan.
Indikator persepsi yang memilki nilai terendah dibandingkan dari indikator
lainnya yaitu berkaitan dengan komunikasi dua arah antara pengunjung dan
karyawan di kawasan TWA Gunung Papandayan. Karyawan dinilai masih minim
dalam menggunakan komunikasi dua arah salah satunya dalam penguasaan bahasa.
Karyawan PT. AIL terlihat kesulitan ketika mengahadapi dan melayani tamu atau
pengunjung mancanegara yang melakukan kegiatan di TWA Gunung Papandayan
dengan bahasa yang berbeda. Hal ini membuat pengunjung mancanegara harus
membawa translator bahasa atau jasa guiding yang berasal dari luar kawasan TWA
Gunung Papandayan.
c) Kinerja Sumberdaya Manusia
Persepsi yang diberikan pengunjung tidak hanya mengenai profesionalitas
SDM di kawasan TWA Gunung Papandayan. Pengunjung juga memberikan persepsi
55

terhadap indikator kinerja dari SDM di kawasan TWA Gunung Papandayan.


Indikator persepsi mengenai kinerja SDM meliputi ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tugas, kecermatan dalam pelaksanaan tugas, ketepatan kuantitas hasil
pekerjaan, ketepatan kualitas hasil pekerjaan, ketepatan waktu hasil pekerjaan, dan
jaminan jasa dalam pelayanan. Indikator persepsi tersebut dapat dilihat dalam grafik
dibawah ini.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6
5
4
3 5.6 6.4 6 5.7
5 4.3
2
1
0
Skala likert

Indikator penilaian SDM

Gambar 20 indikator penilaian sumberdaya manusia

Berdasarkan grafik di atas, indikator yang mendapatkan rata-rata nilai tertinggi


yaitu terhadap jaminan jasa dan pelayanan. PT. AIL (Asri Indah Lestari) sebagai
pengelola memberikan jaminan jasa berupa asuransi dan pelayanan informasi yang
tergolong baik terhadap pengunjung. Pengunjung yang mengalami kecelakaan di
kawasan TWA Gunung Papandayan akan ditanggung secara penuh oleh PT. AIL,
selain itu PT. AIL juga menyediakan pos pengamanan yang dapat memberikan
penolongan pertama bagi pengunjung yang mengalami kecelakaan. Hal ini bisa
menjadikan nilai tambah bagi suatu pengelolaan dalam kawasan TWA Gunung
Papandayan dan tingkat kepuasan pengunjung dalam memberikan persepsi tergolong
puas.
Penilaian persepsi terhadap indikator kinerja SDM di TWA Gunung
Papandayan memiliki nilai terendah yaitu berkaitan dengan kinerja ketepatan
kuantitas hasil pekerjaan dengan kategori biasa saja.
3. Fasilitas
Penilaian persepsi terhadap fasilitas di kawasan TWA Gunung Papandayan
terdiri dari lima indikator berbeda yaitu, persepsi mengenai infrastukur, fasilitas
rekreasi dan wisata, fasilitas pengelolaan, fasilitas pendidikan dan penelitian, dan
fasilitas pendukung lainnya yang ada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
a) Infrastuktur
56

Penilaan persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas infrastuktur terdiri dari,


penilaian aksesibilitas dalam obyek wisata, telekomunikasi, air bersih, dan listrik.
Nilai dari persepsi pengunjung tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6
5
4
3 5.83 6 6.2
2 3.2
1
0
Skala likert

Persepsi pengunjung terhadap fasilitas infrastruktur

Gambar 21 persepsi pengunjung terhadap fasilitas infrastruktur


Berdasarkan grafik di atas penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas
infrastuktur tertinggi yaitu terhadap pengelolaan air bersih. Pengelolaan air bersih di
kawasan TWA Gunung Papandayan tergolong sangat baik. Ketersediaan air ini bisa
dirasakan oleh pengunjung dari tempat parkir hingga tempat atau area camping
pondok saladah, dimana pihak pengelola membuat sistem pengaliran air dengan
sangat baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung.
Persepsi terhadap penilaian fasilitas infrastukur mendapatkan skala nilai
terendah yaitu listrik. Keterbatasan listrik yang ada di kawasan TWA Gunung
Papandayan ini membuat beberapa pengunjung merasa harus ada perbaikan maupun
pengaliran listrik untuk kawasan tersebut. Untuk pengaliran aliran listrik pengelola
masih menggunakan genset tenaga solar yang dihidupkan dari sore hari pukul 18.00
WIB hingga pagi pukul 06.00 WIB yang bertujuan untuk menghidupkan lampu di
kolam terapi air panas, pos pengamanan dan gerbang tiket. Sementara untuk warung
sekitar masih menggunakan aliran listrik menggunakan aki atau genset milik pribadi.
b) Fasilitas rekreasi dan wisata
Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas rekreasi terdiri dari
penilaian pusat informasi dan layanan, jalan setapak, sarana dan prasarana wisata,
taman, dan kolam terapi air panas. Penilaian terhadap persepsi tersebut dapat dilihat
dari grafik di bawah ini.
57

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.

7
6.4

6
5.4
5
5
4.5
4.3
Skala likert

2
Pusat Informasi dan Pelayanan Jalan Setapak Sarana Pariwisata Taman
1Kolam Terapi Air Panas

Persepsi pengunjung terhadap fasilitas rekreasi di


TWA Gunung Papandayan

Gambar 22 persepsi pengunjung terhadap fasilitas rekreasi di TWA Gunung


Papandayan

Berdasarkan grafik di atas penilaian persepsi terhadap fasilitas rekreasi dan


wisata mendapatkan nilai tertinggi yaitu fasilitas sarana dan prasarana pariwisata.
Pengunjung menilai kelengkapan dan pemeliharaan dari sarana dan prasarana
pariwisata di TWA Gunung Papandayan sangat baik. Adanya kelengkapan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana seperti, menara pandang dan gazebo yang ada di
TWA Gunung Papandayan membuat pengunjung merasa nyaman untuk melakukan
kegiatan pariwisata di kawasan tersebut.
Penilaian persepsi terhadap fasilitas rekreasi dan pariwisata memiliki nilai
terendah yaitu kolam terapi air panas. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola
dinilai tidak menarik minat dari pengunjung. Sebagian dari pengunjung kurang
mengetahui keberadaan dari kolam terapi air panas yang baru di buka pada bulan juli
2017, selain itu harga tiket masuk kolam terapi air panas yang tergolong tinggi bagi
sebagian pengunjung membuat peminat untuk menikmati fasilitas tersebut menjadi
kurang.

c) Fasilitas pengelolaan
Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas peneglolaan terdiri dari
beberapa penilaian seperti, gerbang tiket, pos jaga, kantor pengelola, dan pondok
atau mess kerja. Persepsi penilaian terhadap fasilitas penglolaan dapat dilihat dari
grafik di bawah ini.
58

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.

7
6
6
5.2
5 4.5
4.2
Skala likert

2
Gerbang Tiket Pos Jaga Kantor Pengelola Pondok Kerja
1

Grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pengelolaan

Gambar 23 grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pengelolaan

Berdasarkan grafik di atas penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas


pengelola mendapatkan nilai tertinggi yaitu fasilitas gerbang tiket masuk.
Keberadaan gerbang tiket masuk sendiri bisa dilihat pengunjung saat pertama
sebelum memasuki kawasan TWA Gunung Papandayan. Gerbang tiket masuk dinilai
memiliki desain yang menarik dan bagus bagi sebagian pengunjung, selain
membayar tiket untuk masuk ke kawasan, banyak pengunjung sengaja berhenti untuk
berfoto di gerbang tiket masuk tersebut.
Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas pengelolaan yang
mendapatkan nilai terendah yaitu kantor pengelola. Kantor pengelola berada di
kecamatan Cisurupan yang berjarak 9 km dari kawasan TWA Gunung Papandaya dan
keberadaan kantor pengelola yang cukup jauh menjadi salah satu faktor kurangnya
informasi bagi pengunjung mengenai kantor tersebut.
d) Fasilitas pendidikan dan penelitian
Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penilitian
mendapatkan nilai tertinggi yaitu fasilitas peta kawasan wisata. Pengunjung menilai
adanya peta kawasan wisata bisa membuat pengunjung lebih mudah untuk melihat
dan mengetahui aksesibilitas dan informasi di kawasan TWA Gunung Papandayan.
Peta kawasan wisata tersebut terdapat pada halaman brosur, leaflet, dan banner yang
ada di kawasan TWA Gunung Papandayan.
Penilaian persepsi terhadap fasilitas jalan rintis dinilai masih kurang baik dari
pengunjung. Jalan rintis yang terdapat di kawasan TWA Gunung Papandayan perlu
untuk dibenahi kembali. Pengunjung menilai jalan atau aksesibilitas untuk
melakukan kegiatan di kawasan Gunung Papandayan tidak ada penerangan kalau
menjelang malam hari, selain itu jalanan yang licin dan curam perlu dibenahi oleh
pihak pengelola sehingga bisa pengunjung merasa nyaman untuk melakukan
kegiatan di TWA Gunung Papandayan.
59

Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penelitian


terdiri dari penilaian jalan rintis, papan interpretasi, dan peta kawasan wisata yang
dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.2
6

5 4.5
4.3
Skala likert

3
Jalan Rintis Papan Interpretasi Peta Kawasan Wisata
2

Grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penelitian

Gambar 24 grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendidikan dan penelitian

e) Fasilitas pendukung lainnya


Fasilitas pendukung merupakan fasilitas yang penting bagi penunjang kegiatan
pariwisata. Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas lainnya terdiri dari
penilaian fasilitas masjid, mushola, toilet, MCK, gazebo dan tempat sampah yang
dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.
7
6.2
6 5.8 5.6
5.4
5
5
4.3
4
Skala likert

1 Mesjid Mushola Toilet Gazebo Tempat Sampah MCK

Grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendukung

Gambar 25 grafik persepsi pengunjung terhadap fasilitas pendukung


60

Penilaian persepsi dari pengunjung terhadap fasilitas pendukung lainnya


mendapatkan nilai tertinggi yaitu fasilitas toilet. Pengunjung menilai ketersediaan
dan pemeliharaan toilet di nilai sangat baik. Ketersediaan toilet yang ada di kawasan
TWA Gunung Papandayan dapat digunakan pengunjung dari gerbang pintu masuk
kawasan hingga tempat atau area camping di pondok saladah. Adanya divisi
kebersihan yang memiliki tugas untuk pemeliharaan dan kebersihan setiap toilet
dalam kawasan TWA Gunung Papandayan menjadi nilai tambah tersendiri bagi skala
kepuasan pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.
Penilaian persepsi mendapatkan nilai rendah yaitu terhadap penilaian fasilitas
mushola pondok saladah. Mushola yang berada di pondok saladah merupakan
fasilitas yang dulunya sudah ada di Gunung Papandayan yang dibuat oleh
masyarakat sekitar. Pengunjung menilai mushola yang ada di area pondok saladah
tersebut kurang adanya pemeliharaan dari pihak pengelola, hal itu terlihat dari
bangunan mushola yan masih menggunakan bangunan bambu dan tidak adanya
perlengkapan ibadah yang lengkap dalam mushola tersebut.
4. Saran
Saran merupakan pendapat yang dikemukakan untuk memperbaiki sesorang
atau objek dengan tujuanya agar menjadi lebih baik. Saran dalam suatu kawasan
wisata menjadi salah satu faktor penting dalam tahap evaluasi bagi kawasan wisata
agar lebih baik. Berikut merupakan beberapa saran dari persepsi pengunjung serta
tingkat kebutuhan dari indikator kebutuhan yang telah dibuat di kawasan TWA
Gunung Papandayan.

Saran Pengunjung TWA Gunung Papandayan


7

4
Skala likert

3 6
5
2 4.2 4 4.3

1 2

0
Meningkatkan kebersihan objek Meningkatkan keamanan Memperbaiki sarana dan prasarana
Keterangan skala : 1= Sangat buruk, 2= buruk, 3= agak buruk, 4= biasa saja, 5= agak baik, 6= baik, dan 7= sangat baik.

Gambar 26 Saran pengunjung TWA Papandayan


Berdasarkan grafik di atas, indikator saran dari persepsi pengunjung yang
tertinggi adalah dengan nilai 5. Saran yang banyak diberikan oleh pengunjung
terkait dalam proses pengelolaan untuk meningkatkan pelayanan dan mempermudah
pengunjung yang ingin melakukan kegiatan penelitian. Pengunjung menilai bahwa
pelayanan di kawasan TWA Gunung Papandayan perlu ditingkatkan, mulai dari
penjabaran informasi mengenai kawasan dan sikap keramah-tamahan karyawan bagi
61

pengunjung perlu di tingkatkan kembali. Pengunjung juga memberikan saran agar


menambah fasilitas yang dapat memudahkan pengunjung dalam melakukan kegiatan
penelitian, contohnya pemberian papan interpretasi mengenai objek-objek yang
terdapat di kawasan TWA Gunung Papandayan agar dapat dipelajari oleh pengunjung
yang melakukan aktivitas di kawasan maupun melakukan kegiatan penelitian.
Saran dengan indikator nilai paling sedikit adalah penataan kawasan. Penataan
kawasan di TWA Gunung Papandayan dinilai sangat baik oleh pengunjung berupa
pemanfaatan tata letak kawasan dengan penambahan fasilitas penunjang, seperti
fasilitas menara pandang, kolam terapi air panas, lahan parkir luas, gazebo dan taman
yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk melakukan aktivitas dan menjadi daya
tarik wisata di kawasan TWA Gunung Papandayan.
H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan elemen penting dalam pariwisata. SDM
merupakan pelaku utama dalam pengelolaan suatu destinasi wisata. Pengelolaan
sumberdaya manusia perlu dilakukan untuk menghasilkan tenaga ahli yang
profesional. Perekrutan tenaga ahli perlu dilakukan untuk kualifikasi kemampuan.
Pelatihan, pemberdayaan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia. Sumberdaya manusia disebut sebagai salah satu unsur masukan (input)
yang nantinya akan dibuah menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa untuk
mencapai tujuan perusahaan.
TWAGP memiliki pengelolaan yang dikelola oleh PT. AIL dan dimonitori oleh
BBKSDA Jawa Barat. PT. AIL merupakan perusahaan yang bertugas
mengembangkan TWAGP menjadi sebuah ruang usaha yang mampu meningkatkan
kualitas destinasi wisata tersebut. Perekrutan SDM dilakukan oleh PT. AIL.
Sumberdaya manusia sangat diperlukan untuk pengembangan TWAGP.
1. Planning
Tahap awal dalam perekrutan sumberdaya manusia melalui perencanaan
(planning). Perencanaan dilakukan untuk mendapatkan SDM yang memiliki kualitas
tinggi dan kompeten dalam bekerja. Perekrutan SDM berdasarkan keputusan dari
direksi. PT. AIL melakukan pemilihan SDM dengan kualitas yang baik untuk hasil
yang baik.
2. Organizing
Pengelolaan SDM (Sumberdaya Manusia) diselenggarakan melalui tahapan
organizing (fungsi pengorganisasian). Tahapan tersebut mengatur segala hal
mengenai pengelompokkan orang (SDM), alat, tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang dimiliki. Berbagai divisi memiliki tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang berbeda-beda. Pengelompokan divisi untuk mempermudah dan
memfokuskan terhadap suatu pekerjaan. Pengelompokan divisi akan menghasilkan
kinerja yang maksimal. PT. AIL memiliki stuktur organisasi yang dapat dilihat pada
Gambar 27.
62

Komisaris

Direktur Utama Penasihat Utama

Direktur
Direktur Keuangan
Operasional

Manajer SDM & HRD


Manajer SDM & HRD Manajer SDM & HRD

Bagian HRD & Bagian Bagian Teknik dan


ADM Pengelolaan Pengembangan

Gambar 27 Bagan Sumberdaya Manusia

Dalam pelaksanaan dilapangan terdapat beberapa divisi yang mengelola


berbagai fasilitas, sumberdaya wisata dan lain sebagianya. Bagian yang bertugas di
lapangan antara lain:
a. Divisi Ticketing
Divisi ticketing merupakan bagaian yang mengelola bagian tiket. Bagian ini
memiliki satu koordinator. Koordinator bertugas untuk mengatur dalam pengeluaran
tiket dan penyetoran hasil penjualan. Koordinator juga mengatur berjalannya
kegiatan pada divisi ticketing. Dibawah koordinator terdapat bagian ticketing dan
helper. Tanggung jawab divisi ticketing adalah mengurus dan memeriksa nomer seri
tiket awal dan akhir, memeriksa modal awal kepada shift berikutnya, mengisi form
rekapan, menyerahkan tiket sesuai dengan uang, apabila terjadi kesalahan
perhitungan akan menjadi tanggung jawab bagian tiketing, menyetorkan hasil
penjualan tiket ke kantor, dilarang meninggalkan ruangan tiket tanpa izin dari atasan.
Sedangkan tugas helper memeriksa kendaraan atau pengunjung yang datang,
melayani pengunjung untuk pembelian tiket, memastikan pengunjung lokal atau
mancanegara, menghitung tiket dan uang dengan teliti juga benar, memeriksa
kembali tiket dan uang kembalian dengan teliti sebelum diserahkan kembali kepada
pengunjung, apabila ada kesalahn perhitungan akan menjadi tanggungjawab
karyawan bagian helper, dilarang memasuki ruang tiket tanpa izin.
63

b. Divisi Parkir
Divisi parkir meruapakn bagian yang bertugas untuk mengurus area parkir.
Divis ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerapihan dan
keamanan bagian parkir, memberikan arahan parkir kepada pengguna kendaraan,
mengecek nomor seri tiket parkir, memberikan tiket dan menerima uang parkir dari
pengunjung. Divisi parkir memiliki struktur organisasi yaitu koordinator dan petugas
parkir lainnya.
c. Divisi Keamanan
Divisi keamanan atau dikenal dengan security merupakan bagian yang menjaga
keamanan seluruh kawasan. Divisi ini memiliki banyak perSunrisel dibawha
korodiator. Divisi keamanan dibagi menjadi beberapa bagian serta tugas dan
wewenang yang berbeda-beda. Berikut merupakan tugas dan wewenang bagian
keamanan :
Pos 1
1) Mengawasi keluar masuknya pengunjung di area gerbang uama
2) Mengarahkan dan mengatur kendaraan yang datang
3) Membuka tutup portal gerbang
4) Melaporkan pengunjung masuk ke Pos 2
5) Menjaga dan mengamankan aset perusahaan di area gerbang utama
6) Menjaga kebersihan di area gerbang utama
7) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area gerbang utama ke pos 3
8) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos gerbang
utama
Pos 2
1) Menenma laporan jumlah pengunjung dan pos 1
2) Mengarahkan kendaraan yang akan parkir
3) Mengamankan kendaraan yang sedang di parkir
4) Menjaga kebersìhan di area pos 2
5) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area pos 2 ke pos 3
6) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area
Pos 3
1) Melakukan pendataan pengunjung ( cta kemping, hiking dan kendaraan ) dibuku
aporan security
2) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke cos 4 dan ke pos 8
3) Melaksanakan pendataan pulang pengunjung
4) Memberikan ínformasí kondisi dan sítuasi area kawah ke pengunjung
5) Mengingatkan pengunjung untuk tidak membawa senjata tajam
6) Mengawasi aset perusahaan di wilayah parkfr luar, parkir dalam dan bumi
perkemahan
7) Meporkanpendataan peng un) ung sebappagikepad a bagi anOperaona!
8) Menjaga kebersihan di area pos 3
9) Memantau clan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area
Pos 4
1) Menerima Iaporan jumlah pengunjung naik dari pos 3
2) Mengawasì pengunjung yang melewati track baru
3) Mengawasi jalur trobosan (jalur tikus)
64

4) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke pos 8


5) Menjaga kebersihan di area pos 4
6) Memberikan informasE kondisi dan situasi di area pos 4 ke pos 3
7) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 4
Pos 5
1) Menerima laporan jumlah pengunjung naik dan pos 3
2) Mengawas, pengunjung yang naik dan turun
3) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke pos 6
4) Menjaoa kebersihan di area pos 5
5) Membenkan informasi kondisi dan situasi di area pos 5 ke pos 3
6) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 5
Pos 6
1) Menerima (aporan pengunjung naik dan pos 5
2) Mengawasi ialur area kawah yang di lewati pengunjung
3) Mengawasi pengunjung yang berada di jalur sungai
4) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke Pos 7
5) Menjaga kebersihan di area pos 6
6) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area pos 6 ke pos 3
7) Memant:au dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 6
Pos 7
1) Menerima laporan pengunjung naik dañ Pos 6
2) Memberikan arahan tentang jalur resmi kepada pengunjung
3) Mengawasi pengunjung di area kawah,hutan mati dan guberhut
4) Mengawasi pengunjung yang naik I turun, yang melewatj tackíng baru
5) Menjaga kebersihan di area pos 7
6) Memberikan informasi kondisi dan situasi di area ros 7 ke pos 3
7) Memantau dan mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 7

Pos 8
1) Menerima iaooran pengunjung naík dan pos 4
2) Mengawasi pengunjung yang bnerada di hutan mati, tebing sunrise
3) Memberikan arahan ke pengunjung untuk jalur turun munuju pos 7
4) Melaporkan pengunjung yang akan turun ke pos 7
5) Menjaga kebersihan di area pos 8
6) Memberjkan iriformasi kondisi dan situasi di area pos 8 ke pos 3
Pos 9
1) Menerima taporan pengunjung naik dan pos 7
2) Menindak lanjuti pengunjung yang masuk / keluar dan arah pangalengan dan
lawang angina
3) Melakukan pendataan uang pengunjung yang kemping di area guberhut dan
memberikan mfo lokasi kemping / Ticlak
4) Melaksanakan pendataan kepada pengunjung yang mendaki / kemping ke pondok
saladah
5) Mengarnankan dan mengatur lokasi kemping di area guberhut
6) Melaksanakan patroli di area guberhut
7) Mengawast peclagang, porter dan guide
65

8) Melaporkan pengunjung yang akan naik ke pos 10


9) Menjaga kebersihan di area pos 9
10) Memberikzm informsi kondisi dan situasi di area pos 9 ke pos 3
11) Memantau dan rnengontol pengunjung yang ada di sekitar area pos 9

Pos 10
1) Menerima laporan perigunjung naik dan pos 9
2) Melakukan pendataan ulang pengunjung yang kemping di area pondok saladah
dan rnemberikan info lokasi kemping
3) Memberikan inforrnasi tentang kawasan Taman Wisata Aam dan Cagar Alam
4) Memberi himbauan kepada pengunjung agar tidak memasuki kawasan Cagar
Alam
5) Menindak lanjuti laporan pengunjung yang sakit cian kehilangan barang
bawaannya
6) Mengwasi pengunjung yang melewati jalur hutan mati
7) Mengawasi pedagang, porter dan quide
8) Melaksanakan patron di area pondok salada
9) Meiaporkan pengunjung yang turun / pulang ke pos 9 Mnjaga kebersihai di area
pos 10
10) Memberikan informasE kondisi dan situas di area pos 10 ke pos 3 Memantau dan
mengontrol pengunjung yang ada di sekitar area pos 10.
d. Divisi Informasi
Divisi informasi merupakan bagian yang bertugas untuk memberikan informasi
kepada karyawan terkait kawasan. Bagian ini menangani pelayanan kepada
pengunjung. Divisi ini juga bergerak untuk mengurus cottage. Divisi informasi
memiliki standa operasional prosedur sebagai berikut:
1) Setiap Karyawan wajib hadir di tempat kerja 10 menit sebelum jam
kerja/briefing pagi dimulai
2) Mulai jam kerja dari pukul 07.00 sd 17.00 WIB
3) Setiap karyawan wajib mengikuti briefing
4) Setiap karyawan wajib memakai id card selama bertugas
5) Menjaga 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) terhadap karyawan dan
pengunjung
6) Saling menghormati sesama karyawan
7) Jam istirahat selama 1 (satu) jam di atur dan dilakukan secara bergantian
8) Menjaga kebersihan ruangan kantor informasi secara rutin.
9) Berupa informasi mualai :
10) Ucapan selamat datang/ selamat jalan 1 x/ 30 menit disesuaikan dengan kondisi
pengunjung
11) Informasi kawasan 1 x/ jam disesuaikan dengan kondisi pengunjung
12) Menjalankan tugas kemitraan antara perusahaan dan guide. Porter berupa
13) Mengambil kontribusi untuk perusahaan sebesar Rp 50000 sesuai dengan
kesepakatan yang sudah dibuat
14) Menyetorkan uang kontribusi local guide/ porter (1 x/ minggu)
15) Mencatat dan membuat laporan guide dan porter
16) Menjaga asset perusahaan yang berhubungan dengan tourist information
17) Bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
66

18) Setiap karyawan yang tidak mentaati peraturan perusahaan akan dikenakan
sanksi teguran lisan, surat peringatan tertulis (SP), memutuskan hubungan kerja
sepihak (PHK)
e. Divisi Kolam
Divisi kolam merupakan divisi yang bertugan untuk menjaga objek wisata
Terapi Air Panas Papandayan. Divisi ini bertugas mengurusi berbagai hal yang
berhubngan dengan kolam pemadnian air panas. Divisi ini terdiri dari 3 (tiga)
perSunrisel. Divisi ini memiliki tugas untuk menjaga kemanan dan kenyamana
pengunjung, menjual tiket, menyetorkan tiket setiap hari, menjaga kebersihan kolam
serta mengawasi keselamatan pengunjung.

Gambar 28 Kolam terapi air panas

3. Actuating
Dalam pengorganisasian PT. AIL memiliki peraturan perusahaan. Setiap
karyawan wajib hadir di tempat kerja maksimal 15 meni sebelum jam kerja/ briefing
pagi dimulai.
67

a. Setiap karyawan memakai seragam sesuai dengan yang ditetapkan oleh


perushaan dan jika tidak menepati aturan maka akan dipulangkan dan dianggap
tidak masuk kerja dan akan dilakukan pemotongan gaji.
b. Karyawan dilarang meninggalkan tempat kerja selama jam kerja atau pulang
cepat tanpa ada ijin dari atasan, apabila terjadi pelanggaran akan dilakukan
pemotongan gaji.
c. Dilarang membawa orang laiin masuk ke dalam lingkungan perusahaan tanpa
ijin dari pimpinan perusahaan.
d. Dilarang memakai kendaraan operasional diluar jam kerja
e. Bertanggung jawab atas semua barang atau aset milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya dan harus segera melaporkan kehilangan atau
kerusahan yang terjadi terhadap barang-barag atau aset milik perusahaan
kepada pihak perusahaan.
f. Karyawan dilarang meminum minuman keras di area tempat kerja
g. Dilarang melakukan perjudian di area tempat kerja
h. Dilarang membuat keributan di area tempat kerja
i. Sesama karyawan tidak dibenarkan menikah, jika terjadi pernikahan antara
karyawan maka salah satu karyawan harus mengundurkan diri.
j. Dilarang melakukan tindakan kejahatan manusia misalnya : mencuri,
menggelapkan, menipu.
k. Bagi karyawan wanita tidak menggunakan kerudung wajib mencepol rambut
l. Bagi laki-laki dilarang berambut panjang
m. Dilarang merokok, makan dan minum saat melayani pengunjung
n. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan perusahaan
akan dikenakan sanksi yakni :
1) Teguran lisan
a) Karyawan diberi pengarahan
b) Karyawan diberitahukan bahwa ia aakn dikenakan tindakan disiplin tingkat
selanjutnya

2) Surat peringatan tertulis I, II, III


3) Pemutusan hubungan kerja sepihak (PHK)
Peraturan ini berlaku sejak diterbitkannya surat peraturan perusahaan.
Selain peraturan perusahaan PT. AIL juga membuat tata tertib dan peraturan
kerja karyawan sebagai berikut :
a. Waktu Kerja Karyawan di PT. Ash Indah Lestan 2 (dua) Shift:
Shift 1 Jam 07.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB
Shift 2 Jam 19.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB
68

b. Setiap karyawan wajib hadir selambat-lambatnya 10 menit dan jam masuk dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya sampai jam kerja berakhir.
c. Selama jam Kerja Karyawan diwajibkan berpakaian pakaian rapi, sopan, dan
menggunakan Id card serta perlengkapan yang sudah di berikan.
d. Karyawan Wajib Mengisi dan menandatangani Absensi kerja (Pencatatan
manual / Finger Print) yang sudah disediakan perusahaan, baik sebelum
maupun sesudah melakuan pekerjaan.
e. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, diwajibkan menunjukkan surat
keterangan dokter yang ditujukan kepada Managemen perusahaan atau Kabag
Personalia.
f. Perusahaan akan memberikan saksi apabila:
1) Karyawan tidak masuk kerja (mangkir) selama 2 hari dalam 1 (satu) bulan
akan dibenikan Surat Peringatan I (Pertama) oleh managemen perusahaan
2) Karyawan tidak masuk kerja (mangkir) selama 3 hari dalam 1 (satu) bulan
akan diberikan Surat Peringatan II (Kedua) oleh managemen perusahaan
3) Karyawan udak masuk kerja (mangkir) selama 4 han daam I (satu) bulan
akan dibenikan Surat Peringatn III (Ketiga) atau terakhir
4) Bahwa karyawan yang sudah diberikan teguran ketig 3tu terafr tidak hadir,
maka dianggap mengundurkan din dan perusahaan dan managemen
perusahaan memberhentikan karyawan tersehut dengan tidak hormat.
g. Melaksanakan semua tugas yang diberikan oleh perusahaan dan tugas tersebut
menjadi tanggung jawab karyawan.
h. Karyawan dilarang untuk:
1) Menjelekkan sesama karyawan baik dalarn perusahaan maupun oiluar
perusahaan, harus saling menghormati dan menghargai antar sesame
karyawan, apabila diketahui ada karyawan saling menjelekkan, maka
managemen perusahaan akan memberikan peringatan, apabila setelah
diperingati tidak ada perubahan, maka managemen akan melakukan
skorsing selama 1 minggu, Apabila rnasih herlanjut, maka perkembangan
seianutnya akan dimonitoring oleh pihak perusahaan.
2) Apabila diketahui memasukkan pihak ketiga ke dalam TWA Gunurig
Papandayan tanpa tket jasa wisata, tanpa seijin managemen Perusahaan
maka akan dilakukan teguran, setelah diberikan teguran masih
tetapmemasukkan orang pihak ketiga tanpa tiket jasa wisata, maka
mana.men perusahaan akan memberikan Skorsing.
i. Karyawan diwajibkan untuk:
1) Memegang teguh rahasia perusahaan, baik yang dipercayakan scara khusus,
maupun tugas sehart-hari, apaba hal tersebut dtbocnrkan kpad pihak ketiga,
maka managemen perusahaan memberikan Tegurari car asan, dan apabila
teguran tersebut tidak diindahkan, maka managernen perusahaan akan
memberikan Surat Peringatan 1, apabila SP-1 tešebui tidak diindahkan juga,
maka managemen perusahaan akan mengekierkan Surat Peringatan 2, dan
apabila hal tersebut masih dilakukan, maka karyawan tersebut dianggap
tidak taat terhadap peraturan perusahaan, dengan demikian perusahaan
dapat memberhentikan karyawan tersebut dan Perusahaan dengan tidak
hormat.
69

2) Menjaga, memelihara dan meningkatkan nama balk perusahaan, balk d


dalam maupun di luar perusahaan, serta menjaga, menyimpan dan
memelihara barang-barang, termasuk surat-surat dan dokumen-dokumen
milik perusahaan atau yang berada dalam pengushaan perusahaan, yang
digunakan atau dipercayakan kepadanya sehingga selalu dalam keadaan
aman dan atau berfungsi baik.
3) Menolak setiap pemberian atau janji yang diberikan oleh siapapun yang
berakibat langsung atau tidak langsung merugikan perusahaan.
4) Saling menghormati, bersikap ramah tamah dan sopan santun satu sama
lain, tidak saja dam hubungan atasan-bawahan tetapi juga sebagai rekan
sesama karyawan.
5) Menghindari perbuatan tercela dan asusila, seperti membuat keributan,
keonaran, pertengkaran, perkelahian, perbuatan mesum, membawa
minuman kers, narkoba dan membawa senjata tajam yang berakibat
mengganggu ketertiban, kelancaran dan ketenangan bekerja dalam
perusahaan.
6) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pengunjung / wisatawan dan
apabila ada laporan dan pengenjung / Wisatawan tentang pelayanan kurang
baik, maka managemen perusahaan akan memberikan teguran dan jika
masih dilakukan maka karyawan tersebut akan diskorsing selama 1 minggu.
7) Menjaga kebersihan, ketertiban, kenyamanan bagi para pengunjung /
Wisatawan dan menjaga konservasi, serta tidak diperkenankan untuk
memotong apapun di kawasan hutan TWA Gunung Papandayan tanpa seizin
managemen perusahaan, dan tidak diperbolehkan berburu di sekitar hutan
TWA Gunung Papandayan.
j. Pedagang diwajibkan untuk:
1) Menjaga, memelihara Kebersihan di sekitar TWA Gunung Papadayan
khususnya di kios masing-masing.
2) Menggunakan lisensi yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan apabila tidak
menggunakan, maka Perusahaan
4. Controlling
Pengelolaan sumberdaya manusia penting dilakukan. Setelah adanya planning,
organizing, actuating perlu adanya controlling. Controlling dilakukan untuk
mengontrol pekerjaan yang berlangsung. Pengawasan dilakukan secara rutin dan
berkala. Pengawasan dilakukan langsung oleh manajer operasional. Selain itu
komisaris, direktur utama juga seringkali mengontrol berbagai aspek dalam
pengelolaan TWAGP.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakuakn untuk mengetahui kinerja karyawan. Evaluasi dilakukan
setiap 6 bulan sekali. Evaluasi juga dilakukan untuk memberikan penghargaan
kepada karyawan yang berprestasi atau rajin dan mentaati peraturan. Evaluasi juga
untuk mengukur keberhasilan pengelolaan yang dilakukan. Evaluasi perlu dilakukan
untuk menjadikan pengelolaan menjadi lebih baik.
70

6. Sistem Penggajian
Setiap karyawan yang bekerja di TWA Gunung Papandayan diberikan
pembayaran gaji setiap akhir bulan. Penggajian karyawan pun ditentukan dari posisi
karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja di TWA Gunung Papandayan terdiri dari
dua, yaitu pekerja tetap dan pekerja harian. Nominal gaji yang dibayarkan untuk
setiap karyawan tetap, adalah sesuai dengan UMK (Upah Minimum Kabupaten)
Garut yaitu dengan kisaran rata-rata Rp 1.700.000,- setiap bulannya. Karyawan tetap
tersebut terdiri dari beberapa divisi, diantaranya divisi yang mengurus tiket masuk
kawasan, divisi keamanan pada parkir, divisi keamanan kawasan, divisi umum, divisi
administrasi dan divisi kebersihan kawasan. Adapun karyawan harian yang terdiri
dari tukang-tukang, supir pengangkut harian dan teknisi panggilan yang dibayar
dengan kisaran Rp 70.000,- sampai dengan Rp 100.000,- perharinya dan akan
dibayarkan setiap minggu dan atau setelah pekerjaannya selesai.

I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran

Pengelolaan promosi dan pemasaran yang terdapat di kawasan Taman Wisata


Alam Gunung Papandayan dilakukan dengan melalui beberapa media yaitu sosial
media, media cetak, , dan melalui travel agent. Promosi dan pemasaran yang
dilakukan melalui sosial media yaitu menggunakan website resmi TWA Gunung
Papandayan, facebook TWA Gunung Papandayan, dan instagram. Sementara media
cetak yaitu berupa penyebaran brosur dan pemasangan pamflet. Selanjutnya TWA
Gunung Papandayan juga melakukan promosi dan pemasaran melalui travel agent,
event dan secara lisan. Promosi dan pemasaran tersebut dilakukan agar kawasan
TWA Gunung Papandayan lebih dikenal oleh masyarakat luas serta dapat
meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan TWA Gunung
Papandayan. Berikut dibawah ini penjelasan mengenai promosi dan pemasaran yang
dilakukan di kawasan TWA Gunung Papandayan.
1. Promosi
Promosi yang dilakukan oleh kawasan Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan yaitu melalui beberapa media, diantaranya melalui sosial media, media
cetak, dari mulut ke mulut, dan event-event. Cara-cara untuk promosi tersebut
dilakukan agar para wisatawan yang ingin datang ke kawasan TWA Gunung
Papandayan dapat mengetahui informasi kawasan terlebih dahulu. Berikut adalah
penjelasan mengenai promosi di TWA Gunung Papandayan.
a. Sosial media
TWA Gunung Papandayan memiliki website resmi berupa facebook dan
instagram. Dalam website tersebut berisikan informasi mengenai kawasan TWA
Gunung Papandayan mulai dari kondisi umum, objek wisata, dan harga tiket. Tujuan
dari pembuatan situs web tersebut agar para wisatawan dapat mengetahui terlebih
dahulu mengenai kawasan wisata TWA Gunung Papandayan. Media sosial
merupakan salah satu media yang sering digunakan untuk melakukan promosi.
Promosi yang dilakukan melalui media sosial biasanya berisikan mengenai informasi
singkat kawasan. Media sosial juga dapat lebih mudah dilihat oleh para masyarakat
luas.
71

b. Media cetak
Media cetak merupakan salah satu media promosi yang sering digunakan oleh
suatu kawasan untuk memberi gambaran infiormasi maupun promosi. Promosi yang
terdapat di dalam brosur tersebut berupa foto-foto sumber daya wisata, peta kawasan,
penjelasan mengenai informasi kawasan wisata, tarif wisata di kawasan, serta kontak
kawasan TWA Gunung Papandayan. Tujuan dari pembuatan brosur dan banner
tersebut adalah mempermudah para wisatawan mengetahui kawasan TWA Gunung
Papandayan. Brosur tersebut biasanya terdapat didalam pusat informasi bertujuan
agar para wisatawan dapat dengan mudah mengambilnya. Berbeda dengan banner,
biasanya banner tersebut terdapat di pinggir jalan menuju kawasan TWA Gunung
Papandayan. Brosur tersebut dapat membantu para wisatawan yang berkunjung.
Percetakan brosur kawasan TWA Gunung Papandayan tersebut dilakukan oleh
divisi promosi dan pemasaran. Brosur tersebut dicetak sesuai dengan hasil keputusan
bersama pengelola kawasan TWA Gunung Papandayan. Percetakan brosur tersebut
dilakukan di kantor utama PT. AIL (Asri Indah Lestari), yaitu tepatnya di kawasan
Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Banner yang dimiliki oleh kawasan TWA Gunung Papandayan yaitu terdapat di
pinggir jalan menuju kawasan TWA Gunung Papandayan, yaitu salah satunya pada
pintu masuk kawasan. Didalam banner tersebut terdapat sejumlah informasi singkat
mengenai gambaran kawasan wisata TWA Gunung Papandayan. Dari mulut ke mulut
c. Event
Promosi selanjutnya yaitu dilakukan melalui event-event. Event biasanya
dilakukan di beberapa acara, yaitu pameran di Jakarta Convention Centre (JCC),
Ulang Tahun Garut, dan pameran-pameran pariwisata di Garut. Pada pameran
tersebut biasanya terdapat beberapa orang yang berasal dari pihak pengelola kawasan
TWA Gunung Papandayan untuk menjelaskan berbagai macam sumberdaya wisata,
aksesibiltas dan mengenai penjelasan kesuluruhan di kawasan TWA Gunung
Papandayan. Pada event-event terdapat brosur untuk dibagikan kepada para
pengunjung. Event tersebsut dilakukan agar kawasan TWA Gunung Papandayan
lebih diketahui oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat kota lain yang
sebelumnya tidak mengetahui mengenai kawasan tersebut. serta event juga berfungsi
sebagai peningkatan jumalh pengunjung untuk datang ke kawasan TWA Gunung
Papandayan.
d. Travel agent
Promosi yang dilakukan melalui travel agent yaitu pihak pengelola TWA
Gunung Papandayan meletakan beberapa brosurnya di salah satu travel agent. Hal
tersebut bertjuan agar para masyarakat yang mengunjungi travel agent dapat
mengetahui informasi kawasan.

2. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh pihak Taman Wisata Alam Gunung
Papandayan hanya dilakukan secara langsung atau On The Spot dan bisa dengan
booking khusus tamu yang ingin menggunakan cottage. Pemasran tersebut dilakukan
di pintu gerbang utama kawasan. Para wisatawan yang berkunjung dapat membeli
tiket di pintu gerbang dan membayar tiket untuk parkir. Metode booking dapat
dipesann melalui sosial media dari TWA Gunung Papandayan dan Contact Person
72

yang tertera. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode


pemasaran dengan booking.
3. Pemecahan Permasalahan Pengelolaan Promosi dan Pemasaran
Permasalahan pada pemasaran dan promosi adalah perijinan untuk membuat
website pribadi. Saat ini, Taman Wisata Alam Gunung Papandayan hanya melakukan
promosi melalui sosial media instagram. Promosi melalui sosial media instagram
merupakan salah satu bentuk promosi yang efektif dan meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan. Permasalahan pada pengelolaan promosi yaitu pada promosi
website bersama. Jika hanya mengandalkan promosi pada website bersama, maka
calon wisatawan yang mengunjungi website tersebut tidak fokus pada mencari
informasi mengenai Taman Wisata Alam Gunung Papandayan saja sehingga
ketertarikan wisatawan untuk datang ke Taman Wisata Alam Gunung Papandayan
menjadi berkurang.
Pemecahan masalah pada pengelolaan promosi yaitu dengan dibuatnya website
pribadi untuk Taman Wisata Alam Gunung Papandayan. Jika tidak dengan website,
maka mencari cara promosi lain yang akan memberikan hasil yang sama dengan
promosi melalui website pribadi. Saat ini, Taman Wisata Alam Gunung Papandayan
sudah memiliki brosur untuk mempermudah wisatawan mengetahui apa saja produk
yang ditawarkan kepada wisatawan.
J. Pengelolaan Masyarakat Sekitar Kawasan
Pihak pengelola Taman Wisata Alam Papandayan banyak memberikan
keuntungan bagi masyarakat setempat disekitar kawasan Taman Wisata Alam seperti
perubahan infrastruktur yang dapat dinikmati secara umum oleh masyarakat sekitar
contohnya perbaikan aksesibilitas sepanjang 9km, adanya pelatihan dan
pemberdayaan sumberdaya manusia untuk dipekerjakan di Taman Wisata Alam
gunung Papandayan, dengan adanya pembangunan dan pembaharuan sarana dan
prasarana maka banyak pengunjung yang datang ke Taman Wisata Alam Papandayan
yang memubuat suatu peningkatan penghasilan dari masyarakat sekitar baik yang
secara langsung yang memiliki usaha ataupun yang hanya dalam bentuk investasi.
Pihak pengelola Taman Wisata Alam Papandayan bekerja sama dengan beberapa
pihak luar seperti agen wisata, usaha angkutan, dan usaha homestay. Pengelola
Papandayan juga memberikan tiket masuk gratis bagi warga yang tinggal di Desa
Cisurupan, Desa Karamat Wangi, Desa Sirna Jaya. Pihak pengelola juga membatasi
pedagang yang berjualan di dalam kawasan tanpa dikenakan biaya sewa.
1. Pengelolaan pedagang
TWA Gunung Papandayan terdapat banyak warung pada dalam kawasan yang
menyediakan makanan, minuman, perlengkapan kemah, souvenir, dan obat-obatan.
Pengelola warung makanan di TWA Gunung Papandayan sebagian besar merupakan
penduduk sekitar yang berasal dari Kecamatan Cikajang. Pengelola warung makanan
sudah ada sejak 15 tahun yang lalu. Kelompok Pengelola Warung Makanan yang
terdapat di TWA Gunung Papandayan sudah melalui kerjasama terhadap PT.AIL
sejak tahun 2016. Pihak pengelola kawasan TWA Gunung Papandayan membatasi
jumlah pedagang yang berjualan di dalam kawasan tanpa dikenakan biaya sewa.
73

2. Pengelolaan Tenaga Pemandu


Pemandu wisata adalah seseorang/sekelompok orang yang bertugas untuk
menemani, mengantar, memberikan informasi dan saran kepada
seseorang/sekelompok wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata. Tenaga
pemandu TWA Gunung Papandayan berasal dari beberapa masyarakat sekitar.
Pemandu di kawasan TWA Gunung Papandayan harus stand by di sekitar kawasan.
Pemandu akan dihubungi via telepon oleh staff bagian informasi apabila ada
wisatawan yang membutuhkan guide.
3. Pengelolaan Homestay atau pondok wisata
Pengelolaan Homestay yang dikelola oleh pihak PT. AIL yaitu pembuatan
cottage atau penginapan yang berada didalam lokasi TWA Gunung Papandayan,
cottage yang sudah ada cukup baik kondisinya dan banyak diminati ketika akhir
pekan, hari libur, dan akhir tahun dimana wisatawan yang memesan cottage tersebut
harus dari jauh – jauh hari. Pengelolaan cottage tersebut dikelola oleh pribadi dari PT
AIL sendiri, dan ada juga pengelolaan yang bekerja sama dengan pondok wisata
yang berada di sekitar lokasi TWA Gunung Papandayan dimana PT AIL bekerja sama
dengan pondok wisata tersebut jika cottage yang ditawarkan atau keinginan dari
wisatawan sendiri menginap diluar kawasan.
4. Permasalahan Pengelolaan Masayarakat Sekitar
Permasalahan dalam pengelolaan masyarakat sekitar yaitu muncul adanya
masing-masing kepentingan di antara pengelola dan masyarakat. Masyarakat sekitar
yang ikut dilibatkan dalam pengelolaan kawasan terkadang menyalahi beberapa
aturan yang sudah ditetapkan. Contoh permasalahan adalah aspirasi masyarakat
sekitar yang lambat ditanggapi oleh pengelola. Aspirasi tersebut berisi mengenai
kesepakatan dalam beberapa hal yang telah disepakati dalam bentuk surat keputusan.
Masyarakat sekitar seringkali merasakan adanya keuntungan terhadap salah satu
pihak saja.
Masalah lain yang dialami oleh pengelola dalam mengelola masyarakat sekitar
adalah munculnya kecemburuan sosial di antara masyarakat. Hal tersbeut muncul
sebagai akibat dari kurangnya perhatian pengelola ke masyarakat lain. Bentuk
pelibatan masyarakat skeitar dalam pengelolaan hanya dibatasi oleh hubungan
kekerabatan saja. Hubungan kekerabatan tersebut berlangsung lama dan turun
temurun yang mengibatkan munculnya konflik sosial.
Permasalahan yang muncul dalam pengelolaan masyarakat sekitar diatasi
dengan beberapa tindakan oleh pengelola inti. Pengelola inti menerapkan semacam
kebijakan untuk mengatur kesepakatan antara pengelola dengan masyarakat sekitar.
Selain itu, kuota untuk masayarakat sekitar dalam pengelolaan juga ditambah.
Pengelola juga memberikan kelonggaran terhadap masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan.

V.
74

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

TWA Gunung Papandayan merupakan destinasi wisata alam yang berada di


Kabupaten Garut. Destinasi wisata ini berada di bawah naungan BBKSDA Jawa
Barat. Pelaksanaan pengelolaan dilakukan oleh mitra PT. Asri Indah Lestati (AIL).
Dari kegiatan praktik dapat disimpulkan:
1. TWA Gunung Papandayan memiliki sumberdaya wisata yang cukup lengkap.
Sumberdaya wisata dimanfaatkan menjadi sebuah atraksi dan daya tarik wisata.
Pengembangan terus dilakukan untuk memberikan kemajuan TWA Gunung
Papandayan
2. Destinasi wsisata TWA Gunung Papandayan memiliki program wisata yang
mampu memberikan kepuasan terhadap pengunjung. Selain itu juga didukung
dnegana danya fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang. Pengelolaan
terus dilakukan dengan adanya SDM yang mengatur berbagai administrasi,
pelaksana dan pengembangan destinasi wisata
3. Karakteristik kunjungan wisata di TWA Gunung Papandayan cukup beragam.
Pengunjung atau wisatawan berasal dari daerah yang berbeda dan di dominasi
dari Jakarta.

B. Saran

1. Adanya penambahan fasilitas guna memenuhi kebutuhan dan keinginan


pengunjung.
2. Pembuatan jalur khusus bagi pengguna kendaraan bermotor
3. Adanya penanggulangan sampah. Hal ini dikarenakan beluma danya
pengelolaan sampah yang dilakukan. Banyak sampah yang dibakar hingga
mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Limbah yang dihasilkan juga belum
dikelola dengan baik.
75

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Jenis Dan
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Kehutanan.
Undang-Undang no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
Undang-Undang no 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
Yoeti, O.A. 1996. Anatomi Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung
Avenzora R.2008. Penilaian Potensi Obyek Wisata: Aspek Indikator Penilaian.
Ekoturisme Teori dan Praktek. Banda Aceh: BRR NAD-Nias.
76

LAMPIRAN
77

Lampiran 1 Kuesioner Pengunjung

PRAKTIK PENGELOLAAN
PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA
SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KUEISIONER PENGUNJUNG/WISATAWAN
Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data aktivitas rekreasi Pengunjung/Wisatawan
pada suatu kawasan atau objek alam dalam rangka kegiatan Praktik Pengelolaan Program Keahlian
Ekowisata- Program Diploma Institut Pertanian Bogor

Identitas Penyebar Kusioner


No Kuesioner : Kelompok : 14
Nama : Hari, Tanggal :
Lokasi : Taman Wisata Alam Gunung Papapndayan

A. Karakteristik Responden
Beri tanda silang (X) pada pilihan yang telah disediakan.
1. Nama : (boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki b. Perempuan
3. Umur :
a. 6 – 12 tahun d. > 45 tahun
b. 13 – 24 tahun
c. 25 – 45 tahun
4. Status Pernikahan :
a. Belum Menikah b. Menikah
5. Agama :
a. Islam d. Hindu
b. Katolik e. Budha
c. Protestan f. Konghucu
6. Pendidikan terakhir :
a. SD/MI d. Diploma (D1/D2/D3)
b. SMP/MTs e. Sarjana (S1/S2/S3)
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa d. Pegawai BUMN / BUMD
b. Pegawai Swasta e. Lainnya...............
c. PNS
8. Pendapatan per Bulan :
a. < Rp. 500.000 d. Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 e. >Rp. 5.000.0000
c. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000
9. Asal daerah:
a. Jabodetabek
b. Luar Jabodetabek
10. Kunjungan :
a. Sendiri d. Lainnya (sebutkan)
b. Keluarga
c. Teman
11. Lama Kunjungan:
a. ……. Jam
b. ……. Hari

12. Berapa kali kunjungan:


78

a. Pertama kali d. 5-10 kali


b. 2 kali e. lainnya (sebutkan)………..
c. 3-5 kali
13. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk kunjungan di TWA Cimanggu:
a. < Rp.100.000 d. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000
b. < Rp. 500.000 e. Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000
c. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
14. Darimana saja anda mengetahui informasi tentang objek wsiata ini? Mohon berikan nilai
keefektifan sumber informasi tersebut bagi anda dengan cara memberikan tanda checklist (v)
pada nilai yang anda anggap paling sesuai.

No Sumber Informasi Nilai Keefektifan


1 2 3 4 5 6 7
1. Teman/Keluarga/Saudara
2. Iklan di Televisi/Radio
3. Internet
4. Instansi tertentu
5. Koran/Majalan/Surat Kabar
6. Brosur/Leaflet/Booklet
7. Lainnya (sebutkan):
………………………………..
Keterangan: 1; sangat tidak efektif, 2; tidak efektif, 3; agak tidak efektif, 4; biasa saja, 5; agak efektif, 6;efektif, 7;
sangat efektif

B. Motivasi

Apa motivasi anda mengunjungi kawasan TWA Gunung Papandayan ?


No Bentuk-bentuk Motivasi Nilai Motivasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Rekreasi
2. Berendam
3. Menginap
4. Kesehatan
5. Berfoto
Keterangan: 1; sangat tidak termotivasi, 2; tidak termotivasi, 3; agak tidak termotivasi 4; biasa saja, 5; agak
termotivasi 6;termotivasi, 7; sangat termotivasi

C. Persepsi

1. Bagaimana persepsi Anda terhadap berbagai aktivitas wisata pada objek ini? Mohon berikan
Nilai Persepsi dengan memberi tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap paling sesuai.
No Jenis Aktivitas Nilai Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
1. Foto-foto
2. Menikmati suasana alami
3. Berendam
4. Beristirahat
5. Melihat pemandangan alam
Keterangan: 1; sangat tidak puas 2; tidak puas, 3; agak tidak puas, 4; biasa saja, 5; agak puas, 6;puas,
7; sangat puas
2. Mohon Nilai Persepsi dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap
paling sesuai.
79

No Kriteria dan Indikator Nilai Persepsi


1 2 3 4 5 6 7
A Profesional SDM
1 Keramahan dalam pelayanan
2 Sikap tanggap dalam menangani keluhan
3 Ketepatan dalam pengambilan keputusan
4 Keterampilan dalam melaksanakan tugas
5 Kecakapan dalam memecahkan dan
menyelesaikan masalah masalah.
6 Kemampuan berkomunikasi secara dua arah
7 Kemampuan inovatif
B Kinerja
1 Ketepatan waktu penyelesaian tugas
2 Kecermatan pelaksanaan tugas
3 Ketepatan kuantitas hasil pekerjaan
4 Ketepatan kualitas hasil pekerjaan
5 Kualitas pelayanan purna jual
6 Jaminan jasa pelayanan
7 Ketepatan waktu penyerahan hasil pekerjaan
C. Pengelolaan
1 Kualitas Pengelolaan SDW
2 Kualitas Pengelolaan Fasilitas
3 Kualitas Pengelolaan Program Wisata
4 Kualitas Pengelolaan Fasilitas
5 Kualitas Pengelolaan MCK dan Kebersihan
6 Kualitas Pengelolaan Parkir
7. Kualitas Pengelolaan Pengunjung
8 Kualitas Pengelolaan SDM
9 Kualitas Pengelolaan Promosi
10 Kualitas Pengelolaan Masyarakat Sekitar
Keterangan: 1; sangat tidak puas 2; tidak puas, 3; agak tidak puas, 4; biasa saja, 5; agak puas, 6;puas, 7; sangat
puas

3. Bagaimana persepsi Anda terhadap insfrastruktur dan fasilitas pada objek wisata ini? Mohon
Nilai Persepsi dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap paling
sesuai.
No. Fasilitas Penilaian
A. Rekreasi dan Wisata 1 2 3 4 5 6 7
1. Pos tiket
2. Pintu Gerbang
3. Tempat Parkir
4. Papan Petunjuk
5. MCK
6. Jalan Setapak
7. Tempat Duduk
8. Tempat Sampah
9. Shelter
10. Papan Interpretasi
11. Mushola
12. Loket
13. Papan Himbauan atau Larangan
14. Penyewaan Ban dan Baju Renang
B. Pengelolaan
1. Bangunan Kantor
2. Pondok Kerja
80

No. Fasilitas Penilaian


3. Mushola
4. MCK
C. Pendukung
1. Unit Care
2. Pos Pengawas Penjagaan P3K

Keterangan: 1; sangat tidak puas 2; tidak puas, 3; agak tidak puas, 4; biasa saja, 5; agak puas, 6;puas, 7; sangat
puas

D. Persepsi

Mohon berikan Nilai Saran dengan memberikan tanda checklist (v) pada nilai yang anda anggap
paling sesuai.
No Saran Nilai Saran
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatkan kebersihan objek wisata
2 Penataan kawasan
3 Meningkatkan keamanan dalam kawasan
objek wisata
4 Meningkatkan pelayanan terhadap
wisatawan atau pengunjung
5 Memperbaiki sarana, prasarana, serta
fasilitas
6 Mempermudah pengunjung yang ingin
melakukan penelitian
Keterangan: 1; sangat tidak penting, 2; tidak penting, 3; agak tidak penting, 4; biasa saja, 5; agak penting, 6;
penting, 7; sangat penting
81

Lampiran 2 Dokumentasi di TWA Gunung Papandayan

Gambar 29 Dokumentasi Bersama Dosen Pembimbing

Gambar 30 Hutan Mati (kiri), dan Sungai sulvur (kanan)

Anda mungkin juga menyukai