Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik.
Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana:
R = ρ L/A
Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya hantar listrik
dinyatakan : DHL = 1/R = k A/L
Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi
secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω-1 maka
satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak
dapat dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu
konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila
konsentrasi larutan sebesar satu molar, yang dirumuskan sebagai:
∆m = k/C
Dimana:
k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan adalah
∆m = 1000k
C
Dimana satuan-satuannya sama dengan diatas.
Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan mengukur
tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini biasanya dipakai jembatan
wheat stone.
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi
selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan
mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik
mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya
temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut
penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu
ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya
berkurang bila temperature naik.
Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia.
Pada pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa garam-garam
dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan selama titrasi dan
dengan menggunakan grafik dapt digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Derajat
ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti
diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.
Konsentrasi NaCl 0
0,1 106,7
0,01 118,5
0,001 123,7
126,4
Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion
negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan
dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.
Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion
tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari
larutan non elektrolit. Perhatikan reaksi berikut:
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non
elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam
sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula,
larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.
Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun
konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit
yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit
lemah.
Perhatikan hasil uji elektrolit yang ditunjukkan pada Gambar 8. Pada larutan
elektrolit lampu yang digunakan menyala dan timbul gas pada elektrodanya. Beberapa
larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik dengan baik sehingga lampu menyala terang
dan gas yang terbentuk relatif banyak (Gambar 8a). Larutan ini dinamakan elektrolit kuat,
beberapa elektrolit yang lain dapat menghantarkan listrik tetapi kurang baik, sehingga
lampu nyala, redup atau bahkan tidak menyala dan gas yang terbentuk relatif sedikit.
(Gambar 8b). Dari uraian di atas kita dapat golongkan larutan elektrolit menjadi dua
macam, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi ? = 1)
menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Sebagai
contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka NaCl akan terurai
empurna menjadi ion Na+ dan Cl-. Perhatikan reaksi berikut.
Dari reaksi diatas jika 100 mol NaCl dilarutkan dalam air akan terbentuk 100 mol
ion Na+ dan 100 mol ion Cl-. Jadi jika 100 mol NaCl dilarutkan akan terbentuk 200 mol ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi
? << 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Tabel
berikut menggambarkan larutan-larutan yang termasuk elektrolit kuat, elektrolit lemah dan
non elektrolit.
Pada percobaan akan ditentukan jumlah muatan larutan sampel dengan metode
pengukuran daya hantar listriknya kemudian dilakukan pendekatan antara larutan sampel
tehadap larutan standar elektrolit yang juga telah diketahui jumlah muatan ionnya. Daya
hantar listrik pada larutan diukur dengan menggunakan konduktivity meter menghasilkan
harga konduktivitas larutan dalam satuan µscm-1
Pengukuran konduktivitas larutan standar yang telah diketahui jumlah muatan ionnya
dilakukan pada beberapa jenis larutan baik elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu
larutan elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih tinggi dari pada larutan elektrolit
lemah. Karena dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi ion-
ionnya. Jumlah ion pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit.
Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai
konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai hantar molar
larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar
adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar, sehingga
secara matematis dirumuskan :
∆m = k/C
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang menjadi
∆m = 1000k
C
Dimana: k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)
Dalam percobaan digunakan larutan standar dan larutan sampel dengan konsentrasi
sama, sehingga C dianggap constant. Jika nilai C konstan, maka hantaran molar (∆M)
hanya diperbaharui oleh konduktivitas larutan (K), dimana ∆M sebanding dengan nilai K.
Nilai K didapat dari hasil percobaan. Jadi, semakain tinggi konduktivitas larutan maka
hantaran molar (∆M) larutan tsb akan meningkat. Jumlah muatan juga berpengaruh pada
hantaran molarnya. Pada kosentrasi yang sama, semakin besar jumlah muatan suatu larutan,
maka akan semakin besar pula hantaran molarnya (∆M).
Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi
tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif (katoda).
Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam molekul gas
adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Analisis kimia yang didasarkan
pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang
mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan KCl 0,01M sebagai
larutan yang mengkalibrasi alat konduktivitymeter. Konduktivitymeter dikalibrasi hingga
menunjukkan sekitar angka 1413 µs (bias kurang atau lebih/mendekati). Dalam hal ini
pelarut yang digunakan adalah aquadest. Pada percobaan ini juga menggunakan larutan
blanko yaitu larutan KCL 0,01 M , yang dalam teoritis memiliki konduktivitas 1413 µScm-
1
, sehingga sebelum digunakan alat harus kalibasi dengan larutan. KCL 0,01 M dan
diseting untuk menunjukan angka 1413 µScm-1 larutan alat digunakan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kesensitifan konduktivitymeter, apabila pengukuran larutan KCl
menunjukkan 1413 µs, maka alat tersebut sensitif/baik. Untuk membuat larutan KCl
0,01M, diambil 4ml KCl 0,25 lalu diencerkan dengan akuades hingga volume 100ml.
Larutan ini kemudian digunakan untuk kalibrasi alat. Dimana larutan blanko KCl
dimasukkan dalam gelas beker, lalu dimasukkan sebuah magnet dan diletakkan di atas
stirrer. Kemudian stirrer dihidupkan, fungsi dari stirrer dan memasukkan magnet adalah
agar larutan homogen. Kemudian elektroda di masukkan dalam larutan, lalu di ukur dengan
konduktymeter dan di setting hingga menunjukkan angka 1413 µScm-1. . Dalam hal ini,
diantara 2 elektroda terdapat 2 elektroda, yaitu katoda dan anoda, Antara kedua elektroda
tersebut terdapat beda potensial akibat dari desakan electron atau aktivitas elektron. Bila
kedua elektroda tersebut dihubungkan, maka akan terjadi ariran listrik dari kutub negatif ke
kutub positif melalui hubungan luar.
Setelah itu dibuat larutan standar. Larutan standar yang pertama, dibuat dengan
mengambil 2ml larutan KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2,
CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing mempunyai konsentrasi 0,25 gram yang
diencerkan dengan 100ml akuades untuk menjadika konsentrasi 5.10-3M. Semua larutan
dalam konsentrasi sama yaitu 5.10-3M, sehingga dalam percobaan ini konsentrasi dianggap
konstan.
Larutan standar yang kedua, dibuat dengan mengambil 2ml larutan KCl, NaCl,
KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2, CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing
mempyunyai konsentrasi 0,125 yang diencerkan dengan 50ml metanol untuk menjadika
konsentrasi 5.10-3M. Hal ini sesuai persaman
V1M1=V2M2
Dalam percobaan digunakan konsentrasi larutan sama yaitu 5.10-3M. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan. Dari harga
konduktivitas yang terukur dapat digunakan untuk mencari harga konduktivitas molarnya
sehingga dapat diketahui jumlah muatan yang terdapat dalam larutan standar.
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya
hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya
hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang mempengaruhi daya hantar listrik selain
konsentrasi adalah jenis larutan. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada
konsentrasi tertentu menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit lemah dan
elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan berkurang dengan
bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas molarnya normal pada
konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang rendah pada saat
konsentrasi bertambah. Larutan elektrolit kuat mempunyai konduktiviyaslebih tinggi
daripada elektrolit lemah, hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi secara sempurna didalam
larutan, berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan
baik. Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari pelarut yang
digunakan.
3 235-273
4 408-435
5 >560
Dalam pengukuran konduktivitas spesifik larutan dipilih harga yang paling konstan
karena harga konduktivitas cenderung berubah setiap saat sehingga harga yang paling
konstan merupakan harga yang mendekati harga sebenarnya. Setiap pergantian larutan, alat
cuci dengan akuades. Pengukuran disertai dengan pengukuran akuades (pelarut) karena
harga konduktivitas spesifik merupakan koreksi dari konduktivitas larutan dengan
konduktivitas pelarut
k= klarutan - kpelarut
Dari konduktivitas spesifik, dicari harga antara molarnya sehingga dapat ditentukan jumlah
ion yang ada dalam sampel.
Kalium asetat
(CH3COOK)
Elektrolit Lemah ØSenyawa kovalen Redup Asam cuka
polar yang (CH3COOK)
terhidrolisis sebagian
kecil
Amonia (NH3)
Asam karbonat
(H2CO3)
Nonelektrolit ØSenyawa kovalen polar Tidak Menyala Sukrosa (C12H22O11)
yang tidak
Etanol (C2H5OH)
terhidrolisis
Urea (CO(NH2)2)
Glukosa (C6H12O6)
Gliserin
(C3H5(OH)3)
Etilen glikol
(C2H4(OH)2)
Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik
jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Jenis Senyawa Padatan Lelehan Larutan (dalam
Pelarut Air)
Senyawa ion Tidak dapat Dapat Dapat
menghantarkan arus menghantarkan arus menghantarkan arus
listrik, karena dalam listrik, karena dalam listrik, karena dalam
bentuk padatan, ion- bentuk lelehan, ion- bentuk larutan, ion-
ionnya tidak dapat ionnya dapat ionnya dapat
bergerak bebas. bergerak jauh lebih bergerak bebas
bebas dibandingkan
ion-ion dalam zat
padat
Senyawa kovalen Tidak dapat Tidak dapat Dapat
polar menghantarkan arus menghantarkan arus menghantarkan arus
listrik, karena listrik, karena listrik, karena dalam
padatannya terdiri lelehannya terdiri larutan molekul-
dari molekul- dari molekul- molekulnya dapat
molekul netral molekul netral meski terhidrolisis menjadi
meskipun bersifat Dapat bergerak lebih ion-ion yang Dapat
polar bebas bergerak bebas
Peran larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari sangat
penting, contohnya :
1.Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. adanya larutan
elektrolit memungkinkan terjadinya reaki kimia yang menghasilkan arus listrik untuk
menghidupkan kendaraan.
2.Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Sifat
ini digunakan untuk menangkap ikan atau belut di sungai atau di persawahan dengan cara
setrum listrik.
3.Air suling
Merupakan larutan nonelektrolit, karena mengandung ion-ion dalam jumlah yang sangat
kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia nonelektrolit.
4.Cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit. Komponen larutan elektrolit
memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan untuk kerja impuls. Orang
yang kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) harus mengkonsumsi larutan elektrolit, seperti
larutan oralit.
IV. Alat Dan Bahan
Alat:
1. Multimeter / voltmeter
2. Elektroda platina
3. Baterai
4. Beaker glass 100 ml, 250 ml
5. Labu Takar 50 ml
6. Pipet volume 5ml
7. Botol Semprot
Bahan:
1. Aquadest
2. Minyak Tanah
3. Asam asetat
4. Kristal NaCl
5. Lautan NaCl
6. NH4OH
7. HCl
8. NaOH
9. NaBr
10. NH4Cl
11. NaI
V. Prosedur Kerja
A. Menentukan daya hangtar listrik berbagai senyawa
1. Sediakan lima buah beker glass ukuran 100ml, kemudian masing-masing diisi
50 ml minyak tanah,asam cuka, aquadest, larutan NaCl dan kristal NaCl.
2. Cucilah elektrode dengan HNO3 (1:1) kemudian bilas dengan aquadest danbilas
lagi dengan aseton, keringkan dengan kertass tissue atau alat pengering (hati-
hati permukaan elektrode sangat tipis dan mudah patah)
3. Celupkan elekttrode tersebut ke dalam larutan yang akan diamati gunakan klem
dan usahakan elektrode tidak menyentuh dasar beker glass/bejana
4. Sebelum pengamatan suhu catatlah percobaan dan jaga agar suhu percobaan
konstan.
5. Ukurlah daya listrik setiap larutan diatas
6. Setelah pengamatan daya hantar, elektrode dicuci kembali seperti langkah 2.
𝑛.∑𝑋𝑌−∑𝑋.∑𝑌
Slope (A) =
𝑛.∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(4.0,43016)− (0,066−10,92)
=
(4.0,00262)−(0,066)2
0,99992
=
0,006148
= 162,64
∑𝑋 2. .∑𝑌− ∑𝑋𝑌 .∑𝑋
Intersep (B) =
𝑛 .∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(0,00262 .10,92)− (0,43016 .0,066)
=
(4.0,00262)− (0,066)2
0,0002853
=
0,006148
= 0,046
B. Elektrolit Kelompok II
1. Larutan NaCl
Dimana : X= Konsentrasi
Y= Daya Hantar Listrik
No. X Y XY X2
1 0,001 0,46 0,00046 0,000001
2 0,005 0,23 0,00115 0,000025
3 0,01 0,30 0,003 0,0001
4 0,05 1,60 0,08 0,0025
∑ 0,066 2,59 0,08461 0,00262
𝑛.∑𝑋𝑌−∑𝑋.∑𝑌
Slope (A) =
𝑛.∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(4.0,08461)− (0,066 .2,59)
=
(4.0,002626)−(0,066)2
0,1675
=
0,006148
= 27,24
∑𝑋 2. .∑𝑌− ∑𝑋𝑌 .∑𝑋
Intersep (B) =
𝑛 .∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(0,002626 .2,5)− (0,066 .0,08461)
=
(4.0,002626)−(0,066)2
0,00121708
=
0,006148
= 0,198
Jadi, persamaannya adalah : Y= AX+B
Y= 27,24X+0,198
X 0 1 2 3 4 5
Y 0,198 27,438 54,678 81,918 109,158 136,398
2. Larutan NaBr
Dimana : X= Konsentrasi
Y= Daya Hantar Listrik
No. X Y XY X2
1 0,001 0,21 0,00021 0,000001
2 0,005 0,95 0,00475 0,000025
3 0,01 1,79 0,0179 0,0001
4 0,05 7,45 0,3725 0,0025
∑ 0,066 10,4 0,39536 0,00262
𝑛.∑𝑋𝑌−∑𝑋.∑𝑌
Slope (A) =
𝑛.∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(4 .0,39536)− (0,066 .10,4)
=
(4 .0,002626)− (0,066)2
0,89504
=
0,006148
= 145,58
∑𝑋 2. .∑𝑌− ∑𝑋𝑌 .∑𝑋
Intersep (B) =
𝑛 .∑𝑋 2 − (∑𝑋)2
(0,002626 .10,4)− (0,066 .0,39536)
=
(4.0,002626)−(0,066)2
0,0012166
=
0,006148
= 0,19
Jadi, persamaannya adalah : Y= AX+B
Y= 145,58X + 0,19
X 0 1 2 3 4 5
Y 0,19 145,77 291,35 436,93 582,51 728,09
VIII. Pembahasan
Pada percobaan yan terang telah dilakukan terlihat bahwa semakin besar konsentrasi
maka daya hantar listrik larutan akan bertambah besar. Hal ini terjadi pada tiap larutan yang
di uji yaitu NaOH, NaCl dan NaBr. Begitu juga pada larutan dengan konsentrasi kecil,
maka daya hantar listriknya akan semakin kecil.
Untuk melihat perbedaan tersebut, sebelumnya dilakukan dahulu pengenceran yang
tujuannya adalah untuk memperbesar derajat ionisasi dari elektrolit lemah dan memperkecil
daya tarik antar ion-ion pada elektrolit kuat. Oleh karena itu, daya hantar semakin besar
pada pengenceran dan akan mencapai harga yang tertinggi pada saat pengenceran tak
hingga.
Untuk elektrolit kuat, daya hantar listrik akan naik dengan cepat dengan naiknya
konsentrasi suatu zat. Sedangkan untuk elektrolit lemah,daya hantar naik secara perlahan-
lahan dengan naiknya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan karena elektrolit kuat akan
terurai secara sempurna, sedangkan elektrolit lemah tidak mengalami hal yang serupa.
Namun,baik pada elektrolit kuat maupun elektrolit lemah daya hantarnya akan semakin
naik pada saat pengenceran dan mencapai harga yang maksimal pada pengenceran tak
hingga.
Tetapi, pada percobaan kami hanya menguji pada tiga larutan yaiyu NaOH, NaCl,
dan NaBr. Hal ini, karena pada saat praktikum mengalami banyak sekali kendala yaitu
karena waktu untuk praktikum yang sedikit juga karena pada saat itu terjadi pemadaman
listriik. Sehingga, kami kekurangan waktu untuk menguji semeua larutan yang seharusnya
diuji pada praktikum kali ini.
Dari ketiga larutan tadi yaitu NaOH, NaCl dan NaBr telah kita ketahui bahwa ketiga
larutan tersebut jenis larutan elektrolit kuat. Sehingga pada hasil percobaan dapat kita lihat
bahwa daya hantar listriknya naik dengan cepat pada setiap kenaikan konsentrasi. Hal ini
terjadi karena larutan elektrolit tersebut terionisasi secara sempurna.
Karena,pada praktikum ini kami tidak menggunakan larutan elektrolit lemah karena
adanya kendala tadi, maka kami tidak dapat membedakan daya hantar listrik pada elektrolit
kuat dengan larutan elektrolit lemah secar praktik.
Pada percobaan ini kita menggunakan NaCl dalam bentuk larutan bukan berupa
padatan. Hal ini dilakukan karena NaCl dalam bentuk padatan tidak dapaat menghantarkan
arus listrik, karena dalam bentuk padatan ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas. Tetapi
pada larutan NaCl ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas karena pada saat NaCl
dilarutkan dalam air, ion-ionnya yang tersusun rapat akan tertarik oleh molekul-molekul air
dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut yang kemudian terlepas satu
sama lain dan bergerak bebas dalam larutan sehingga larutan NaCL dapat menghantarkan
listrik.
Pada larutan NaCl dapat kita lihat bahwa daya hantar listriknya naik secara
perlahan-lahan dengan naiknya konsentrasi. Hal ini berbeda pada larutan NaOH dan NaBr.
Pada NaOH dan NaBr daya hantar listriknya naik dengan cepat pada konsentrasi yang lebih
besar. Padahal ketiga larutan tersebut sama-sama merupakan larutan elektrolit kuat.
Terlihat pada larutan NaOH, nilai daya hantar listriknya berturut-turut 0,16 ; 1,04 ;
1,53 dan 8,19. Pada larutan NaBr daya hantar listrinya berturut-turut 0,21 ; 0,95 ; 1,79 dan
7,45. Dari hasil tersebut terlihat bahwa daya hantar listriknya naik dengan cepat. Sedangkan
pada larutan NaCl nilai daya hantar listriknya berturut-turut 0,46 ; 0,23 ; 0,30 ;1,60. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa daya hantar listriknya naik turun dan juga pada setiap kenaikan
konsentrasi daya hantar listriknya bergerak secara perlahan.
Pada penjabaran tersebut, dapat dinyatakan bahwa pada larutan NaCl tersebut
terdapat kesalahan atau kekeliruan, entah itu kesalahan pada saat melihat skala pada
konduktometer atau kesalahan praktikan saat melakukan pengenceran pada larutan tersebut.
Kesalahan ini mungkin saja terjadi karena praktikan melakukan praktikum dalam ruangan
yang gelap dan memungkinkan kesalahan dalam pembacaan skala dan juga waktu yang
sedikit sehingga praktikan terlaru terburu-buru sehingga kurang teliti saat praktikum.
Dari hasil grafik yang didapat pada ketiga larutan terlihat bahwa grafik
menunjukkan garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Hal ini menunjukkan hubungan
antara konsentrasi dengan nilai daya hantar listrik. Dimana semakin besar konsentrasi maka
akan semakin besar pula nilai daya hanta listriknya.
IX. Kesimpulan
1. Daya hantar pada elektrolit kuat lebih besar dibandingkan dengan elektrolit lemah.
Karena elektrolit kuat terionisasi secara sempurna.
2. Pengenceran dilakukan untuk memperbesar derajat ionisasi dari elektrolit lemah,
dan memperkecil gaya tarik antar ion pada elektrolit kuat.
3. Untuk larutan elektrolit kuat, daya hantar listriknya naik dengan cepat pada
konsentrasi yang lebih besar.
4. Untuk elektrolit lemah, daya hantarnya naik secara perlahan-lahan dengan naiknya
konsentrasi.
5. Jumlah muatan suatu larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya
(DHL) , semakin besar jumlah muatan maka daya hantar listriknya (DHL) juga
semakin besar.
NaOH
900
800
700
600
500
400 Y
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6
NaCl
160
140
120
100
80
Y
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
NaBr
800
700
600
500
400
Y
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6