GEOLOGI FISIK
Disusun oleh:
GENTA
NIM. 18080016
PADANG
OKTOBER 2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
BATUAN SEDIMEN
BAB III
HASIL DESKRIPSI
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang
merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan
sedimen
Secara umum maksud pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan apa itu deskripsi
batuan, disertai dengan deskripsi mineral menurut struktur dan tekstur batuan tersebut
berdasarkan jenis batuan sedimen
Penulisan laporan ini secara umum bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ciri-
ciri fisik pada batuan sedimen
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan sedimen
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat yang diperlukan
2. Melakukan identifikasi batuan sedimen secaraberdasarkan sifat-sifat fisiknya:
Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi mineral pembentuk batuan
3. Menentukan nama batuannya
4. Mengisi data pada table deskripsi
BAB II
DASAR TEORI
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal – kristal dari berbagai jenis
mineral, atau pecahan Kristal mineral – mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung
fragmen cangkang organmisme.
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan materi hasil
erosi atau pelarutan. Dengan kata lain, batuan sedimen merupakan batuan yang berasal dari
batuan yang sudah pernah ada sebelumnya. Entah itu batuan beku, batuan metamorf yang
mengalami pelapukan, terkikis maupun tersangkut, yang kemudian diendapkan di tempat lain.
Sedemikian sehingga mengalami proses bernama sementasi dan litifikasi menjadi sebuah batuan
sedimen yang keras.
Pada umumnya, batuan sedimen memiliki warna yang terang atau cerah, putih, kuning maupun
abu-abu terang. Namun sebenarnya ada juga batuan sedimen yang berwarna gelap, abu-abu
gelap, merah, cokelat, hingga hitam sekalipun. Sedemikian sehingga dapat disimpulkan bahwa
warna batuan sedimen sebenarnya bervariasi, di mana sangat tergantung dari komposisi bahan
yang membentuknya.
Selain itu, sekitar 80% permukaan benua memang tertutup oleh batuan sedimen. Yang mana,
materi yang merupakan hasil erosi tanah atau pelarutan terdiri dari berbagai jenis partikel, mulai
dari yang halus, kasar, berat, dan juga ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam,
mulai terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk
suspensi, da nada pula yang larut (salution).
Proses terbentuknya batuan sedimen melibatkan 3 proses pengerasan atau pembatuan, antara
lain:
1. Pemampatan (Compaction)
Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga mencapai 60-80%. Air
kemudian akan mengalir menuju kawasan yang berketelapan tinggi, seperti pasir. Inilah yang
kemudian akan memainkan peranan penting dalam pelarutan dan pengendapan kimia dalam
pasir. Barulah setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan akan menyebabkan butiran
bersentuhan satu sama lainnya. Sedemikian sehingga tempat sentuhan tersebut mengalami
tekanan yang tinggi dan perubahan fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan
atau pressure solution. Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran
dan mulai membentuk simen.
2. Penyemenan (Cementation)
Namun pada umumnya batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara lain:
1. Pertama batuan sedimen terbentuk dalam lembangan pengendapan. Dengan kata lain, proses
pembentukannya tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen jenis ini dikenal sebagai
sedimen autochthonous. Adapun jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini,
diantaranya evaporit, batu kapur, dan laterit.
2. Kedua batuan sedimen terbentuk tidak dalam lembengan pengendapan melainkan di luar
lembengan pengendapan. Dengan kata lain, proses pembentukannya mengalami proses
pengangkutan. Yang mana, angkutan tersebut membawa sedimen ke lembangan pengendapan
yang baru. Adapun jenis batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya
konglomerat dan volkanoklastik.
Selain berbagai penjelasan di atas, batuan sedimen juga dapat dikelompokkan berdasarkan proses
pembentukannya. Adapun pengelompokan jenis jenis batuan sedimen tersebut, antara lain:
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang berasal dari pecahan-pecahan
batuan yang pernah ada sebelumnya. Dengan kata lain, batuan sedimen klastik merupakan
batuan sedimen yang terbentuk dari proses pengendapan kembali pecahan-pecahan batuan asal
atau sebelumnya. Batuan asal tersebut dapat berupa batuan beku, batuan metamorf, dan sedimen
itu sendiri. Batuan sedimen pada golongan ini diendapkan secara mekanis, di mana terbagi
menjadi dua golongan besar dan pembagian berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya pun dapat berdasarkan proses pengendapan yang terbentuk di darat maupun di laut.
Konglomerat
Contoh batuan sedimen klastik yang pertama adalah batu konglomerat. Batu ini memiliki
struktur butiran yang kasar dengan ukuran fragmen berkisar antara 2 – 256 mm. Bantuk fragmen
konglomerat yaitu kebulat- bulatan. Bentuk tersebut merupakan akibat dari adanya proses
transport pada mineral- mineral penyususnnya. Konglomerat tersusun dari beberapa mineral
seperti granit, rijang, kuarsa dan lain- lain. Mineral- mineral penyusun konglomerat tersebut bisa
saja hanya sejenis, dan bisa juga campuran.
Breksi
Contoh batuan sedimen klastik yang kedua yaitu batu breksi. Butiran pada batu breksi bersifat
coarse. Hal tersebut karena mineral- mineral penyusunnya terdiri dari kuarsa, kuarsit, granit,
rijang dan batu gamping. Ukuran fragmen breksi hampir sama dengan ukuran fragmen
konglomerat, yakni dikelompokkan dalam ukuran batu kasar. Hanya saja, fragmen breksi
berbentuk runcing dan memiliki sudut, sedangkan konglomerat berbentuk bulat. Fragmen breksi
berasal dari akumulasi fragmen yang terkumpul dan mengendap pada dasar lereng. Fragmen
tersebut juga bisa diperoleh dari hasil material longsoran yang mengalami litifikasi.
Batu pasir
Contoh yang ketiga yakni batu pasir yang juga disebut dengan istilah standstone. Batu pasir
termasuk batu dengan ukuran butiran kecil, yakni ukuran matriksnya hanya berkisar antara 0,1 –
2 mm. Komposisi batu pasir bermacam- macam. Ada yang tersusun dari bijih besi, pecahan batu
sabak, klorit, riolit dan batu basal. Ada juga yang tersusun dari mineral kuarsa dan feldspar yang
keberadaannya mudah ditemui di lapisan kulit bumi.
Batu pasir didominasi oleh warna gelap seperti abu- abu, coklat dan merah. Tetapi ada juga yang
berwarna terang, misalnya batu pasir berwarna putih atau kuning. Batu pasir biasanya banyak
ditemukan di daerah ekosistem pantai. Batu- batu tersebut terbawa arus gelombang laut dan
hembusan angin laut.
Batu lempung
Contoh batu sedimen klastik yang terakhir dalam pembahasan ini adalah batu lempung. Batu ini
tersusun dari mineral silika, alumina, kaolin, vermikulit, haloisit dan lain- lain. Ukuran
mineralnya juga sangat kecil seperti batu serpih, yakni kurang dari 2 mm. Terdapat dua jenis
batu lempung yakni lempung residu dan lempung letakan. Batu lempung banyak dimanfaatkan
untuk pembuatan keramik, gerabah, genteng dan juga sebagai bahan baku pembuatan semen
portland.
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimia.
Dengan kata lain, batuan sedimen kimiawi merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai
hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan material di tempat itu juga. Proses pembentukan
batuan sedimen pada kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi (organik) maupun kombinasi
diantara keduanya (biokimia).
1. Oolit – Oolit adalah jenis batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran kecil yang
berdiameter antara 0,5-10 mm yang terjadi karena pengendapan, pengendapan seluruh inti
batuan. Oolit ini merupakan batuan sedimen kimiawi yang terjadi ketika air bergerak sangat
cepat. Beberapa jenis batuan yang masuk dalam jenis oolit ini antara lain adalah oolit gamping,
oolit besi dan oolit yang bersifat pesilit.
2. Limestone – Limestone atau batu gamping adalah jenis batuan kimiawi yang sering kita
temukan dalam kehidupan sehari hari yang dapat digunakan sebagai bahan mentah dalam
pembuatan semen. Limestone ini merupakan batu kapur yang terdiri atas kalsit ( CaCO3 ) yang
bentuknya kristal, yang menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari endapan kimia. Adapun
macam-macam dari limestone antara lain : Chalk atau batuan kapur merupakan batuan yang
terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan juga dari tumbuh-
tumbuhan, Mergel merupakan batuan kapur yang terdiri dari campuran CaCO3 dengan pasir dan
tanah liat ( baca : Tanah Mergel ), Dolomit adalah batuan kapur yang terbentuk dari batu kapur
yang lebih keras sehingga rumus kimianya adalah CaMg(CO3)2 dan Travertin adalah batuan
endapan yang berasal dari endapan batuan kapur di daratan yang terjadi karena mata air yang
mengandung banyak gamping.
3. Garam Dapur – Garam dapur atau NaCI adalah hasil dari pembekuan air laut yang sering kita
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membentuk endapan garam ini maka harus
dilakukan di daerah yang memiliki iklim kering dan memiliki cengkungan yang terpisah dari laut
bebas untuk menapatkan mineral garam yang akan dibentuk. ( baca : Tanah Kapur )
4. Batuan Anhidrit – Batuan anhidrit adalah batuan yang sering digunakan dalam pembuatan
semen ataupun sumber dari sulfat untuk asam belerang. Ahidrit ini terbentuk dari hasil
penguraian mineral pembentukan batu karang Gypsum. Hilangnya air dari batuan ini akan
menyebabkan pembentukan gua yang besar dalam tanah.
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
bahan organik. Dengan kata lain, batuan sedimen organik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk karena adanya aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan. Beberapa contohnya ialah
rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil) maupun terkuburnya
kayu-kayuan sebagai akibat dari penurunan daratan menjadi laut. Contoh batunya ialah batu
gamping, batu baru, dan lain-lain.
Batu karang
Batu karang terbentuk dari terumbu karang yang sudah mati. Terumbu karang sebenarnya
bukan organisme tunggal, tapi terdiri dari kumpulan organisme kecil yang disebut polip
(porifera). Dalam bentuk sederhananya, karang hanya terdiri dari satu polip berbentuk tabung,
dengan mulut di bagian atas dan dikelilingi tentakel. Namun seperti pada kebanyakan spesies
hewan tingkat rendah, polip akan berkembang menjadi banyak individu membentuk koloni.
Polifera memiliki bentuk unik dan menghasilkan karbonat (CaCO3). Karena itu batu karang
mengandung banyak senyawa karbonat.
Pada terumbu karang, terdapat berlapis-lapis batu karang ataupun koloni koral. Koloni yang
sudah mati akan mengendap dilapisan dasar dan melalui proses sedimentasi akan menjadi batu
karang. Sementara koloni yan masih hidup akan menempel pada batu karang. Begitu seterusnya.
Pada beberapa kondisi, koloni porifera pada terumbu karang ada yang tidak bertahan hidup
sehingga terumbu karang itu membatu seluruhnya. Terumbu karang baik yang masih memiliki
koloni hidup ataupun yang sudah mati seluruhnya menjadi habitat bagi beberapa spesies ikan.
Selain sebagai habitat bagi beberapa jenis mahluk hidup, terumbu karang juga memiliki manfaat
sebagai berikut :
Pelindung ekosistem pantai, batu karang yang terbawa ke permukaan berkumpul dan membentuk
perlindungan alami di bibir pantai. Batu-batu karang ini menahan energi dari gelombang yang
menghantam pantai, sehingga mencegah terjadinya abrasi pantai.
Sebagai obat-obatan. Selain senyawa karbonat yang dominan, batu karang juga mengandung
banyak unsur kimia lain yang dipercaya bisa mengobati penyakit tertentu. Penelitian tentang hal
ini masih terus dilakukan.
Sebagai objek wisata, terumbu karang memiliki bentuk yang sangat indah yang berpotensi
menjadi tempat wisata. Hal ini disebabkan karena koloni porifera yang menyusunnya tidak
hanya dari satu spesies. Selain itu terumbu karang juga menjadi habitat bagi sebagian besar biota
laut.
Batu Bara
Batu bara merupakan batuan sedimen organik yang mudah terbakar dan terbentuk dari
sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Proses pengendapan organisme ini menjadi batu bara
memakan waktu yang sangat lama.
Pembentukan batu bara hanya terjadi pada kurun-kurun tertentu dalam sejarah geologi. Pada
umumnya batu bara yang kita tambang sekarang berasal dari proses sedimentasi yang
berlangsung saat zaman karbon (340 juta tahun yang lalu) dan zaman permian (270 juta tahun
yang
Batu bara terbentuk dari pengendapan sisa-sisa tumbuhan. Pada dasarnya semua jenis tumbuhan
berpotensi mengalami sedimentasi menjadi batu bara. Diantaranya yang paling banyak ditemui
adalah tumbuhan alga, silofata, pteridofita, gimnospermae dan angimnospermae.
Proses pembentukan batu bara disebut coalification atau pembatubaraan. Secara ringkas
berlangsung dalam dua tahap, yaitu diagenetik dan malihan.
Proses diagenetik atau biokimia, dimulai saat tumbuhan mulai mengalami dekomposisi sampai
terbentuk lignit. Tahap ini dipengaruhi oleh kadar air, suhu dan tekanan yang menyebabkan
Proses Malihan atau Geokimia, tahap ini meliputi proses perubahan lignit menjadi bituminus dan
antrasit.
Sampai saat ini batu bara masih menjadi salah satu bahan bakar fosil yang banyak digunakan
dalam industri.
1. Batuan Sedimen Teritis – Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang proses
pengendapannya berlangsung di darat. Contohnya ialah batu pasir dan tanah loss.
2. Batuan Sedimen Marine – Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang proses
pengendapannya berlangsung di laut. Contohnya ialah batu karang dan batu garam.
3. Batuan Sedimen Fluvial – Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang proses
pengendapannya berlangsung di sungai. Contohnya ialah pasir dan tanah liat.
4. Batuan Sedimen Glasial – Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang proses
pengendapannya berlangsung di daerah es atau salju. Contohnya ialah batu morena.
1. Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Warna mineral pembentukkan batuan sedimen, Contoh : jika mineral pembentukkan batuan sedimen
didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih.
Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
Warna material yang menyelubungi (coating material), contoh : batupasir kwarsa yang diselubungi
oleh glaukonit akan berwarna hijau.
Derajat kehalusan butir penyusunnya.
Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya
cenderung akan lebih gelap. Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka warna batuan menjadi lebih gelap
dibandingkan pada lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak kandungan material
organic (organic matter) mempunyai warna yang lebih gelap.
2. Tekstur
Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tewkstur batuan sedimen mempunyai arti penting
karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut terutama proses transportasi
dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan
pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu
tekstur klastik dan non klastik.
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.
Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan, bersama - sama
dengan fragmen.
Semen: Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan matrik.
Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi
Besar butir dipengaruhi oleh :
Jenis Pelapukan
Jenis Transportasi
Waktu/jarak transport
Resistensi
Bentuk Butir
Tingkat kebundaran butir (roundness)
Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses
transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa
dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten
seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir.
Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir yang sama, makin
jauh jarak transport butiran akan makin bundar.
Pembagian kebundaran :
1. Well rounded (membundar baik), semua permukaan konveks, hamper equidimensional,
sferoidal.
2. Rounded (membundar), pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi
butiran bundar.
3. Subrounded (membundar tanggung), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang
membundar.
4. Subangular (menyudut tanggung), permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung tajam.
5. Angular (menyudut), permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.
Sortasi (Pemilahan)
Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun batuan sediment, artinya bila
semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.
Pemilahan yaitu kesergaman butir didalam batuan sedimen klastik.bebrapa istilah yang biasa
dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
Kemas (Fabric)
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
Kemas terbuka, bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).
Kemas tertutup, butiran saling bersentuhan satu sama lain
Beberapa mineral dari kelompok mineral berat (> 2.85 g/cc) sangat diagnostik untuk
beberapa provenance. Misalnya, hanya dengan mempelajari mineral turmalin di dalam batuan
sedimen, Krynine (1946 : The tourmaline group in sediments - Journal of Geology, 54, hal. 65-
87) bisa mengetahui apa sumber batuan sedimen tersebut. Lima tipe provenance berdasarkan
karakter turmalin di dalam batuan sedimen menurut Krynine adalah : granitic tourmaline,
pegmatite tourmaline, tourmaline from pegmatized injected metamorphic terranes, sedimentary
authigenic tourmaline, dan torumaline reworked from older sediments. Setiap tourmaline itu
punya ciri optik sendiri yang menentukan jenis provenance-nya.
Meskipun merupakan publikasi 60 tahun yang lalu tabel “detrital mineral suites vs source
rock types” dari Pettijohn (1948) tetap sangat berharga. Di tabel itu, Pettijohn menyebutkan
kelompok mineral (mineral suite) apa saja yang khas untuk setiap provenance.
Berikut ringkasannya (hanya disebutkan mineral yang muncul paling banyak) :
provenance : reworked sediments
mineral suite : kuarsa, chert, leuxoxene, turmalin (membulat), zirkon (membulat)
provenance : low-rank metamorphic
mineral suite : fragmen slate dan filit, kuarsa, fragmen kuarsit, turmalin (euhedral dengan inklusi
karbon)
provenance : high-rank meramorphic
mineral suite : garnet, hornblende, kianit, silimanit, staurolit, kuarsa, epidot, zoisit, magnetit
provenance : batuan beku asam
mineral suite : apatit, biotit, hornblende, zirkon (euhedral), kuarsa, mikroklin, magnetit
provenance : batuan beku basa
mineral suite : augit, hipersten, ilmenit, rutil
provenance : pegmatit
mineral suite : fluorit, turmalin, muskovit, albi
BAB III
HASIL DESKRIPSI
1 No urut SR 01
2 Warna Coklat tua
3 Jenis batuan Batuan sedimen klastik
4 struktur Laminasi
5 Tekstur
a. sortasi Verywell sorted
b. roundness Well rounded
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir <0,004
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen -
7 Lingkungan Dekat laut
pengendapan
8 Ganesa Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh
asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas
bumi.
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 02
2 Warna Abu abu kehijauan
3 Jenis batuan Batuan sedimen lastik
4 struktur Laminasi
5 Tekstur
a. sortasi Very well sorted
b. roundness Well rounded
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir Lower very fine sand
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Tidak ada
7 Lingkungan Dekat dengan laut
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan yang terbentuk dari butiran yang berukuran
pasir.kebanyakn terbentuk dari butiran yang tebawa oleh arus
ombak atau aliran sungai yang kemudian butiran tersebut di
semen oleh karikil atau kalsit untuk membentuk sebuah batuan
pasir.
9 Nama batuan Batuan pasir
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 03
2 Warna Abu abu
3 Jenis batuan Batuan sedimen klastik
4 struktur Laminasi
5 Tekstur
a. sortasi Very well sorted
b. roundness Very well rounded
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir Lower fine sand
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Tidak ada
7 Lingkungan Dekat dengan laut
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan hasil endapan butiran butiran yang berupa
pasir yang dibawa oleh arus air baik arus sungai maupun arus
air laut
9 Nama batuan Batuan pasir
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 04
2 Warna Coklat
3 Jenis batuan Batuan sedimen non klastik
4 struktur Bioherm
5 Tekstur
a. sortasi Kristalin
b. roundness -
c.kemas -
d. ukuran butir
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Tidak ada
7 Lingkungan Laut
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan yang terbentuk dari serpihan
cangkang,alga,dan pecahan pecahan sisa oranisme yang
terbentuk pengendapan oleh kalsium karbonat dari air laut
maupun danau
9 Nama batuan Gamping organic
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 05
2 Warna Putih kekuningan
3 Jenis batuan Non klastik
4 struktur Geode
5 Tekstur
a. sortasi Verywell sorted
b. roundness Well sorted
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir >0,0625-2mm
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Tidak ada
7 Lingkungan Dekat sungai
pengendapan
8 Ganesa Merupkan batuan yang terbentuk dari pecahan Kristal kuarsa
yang berukuran pasir yang mana prosesnya sering terjadi pada
abrasi di sungai
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 06
2 Warna Abu abu kecoklatan
3 Jenis batuan Batuan sedimen klastik
4 struktur Laminasi
5 Tekstur
a. sortasi Verywell sorted
b. roundness Well rounded
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir 0,004-0,062
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Tidak ada
7 Lingkungan Dekat dengan lautan
pengendapan
8 Ganesa Prosesnya terjadi jika batuan lempung bercampur dengan air
kemudian menjadi lumpur dan lumpur tersebut terbawa oleh
arus air ketika arus air berhrnti pada tempat cekung maka
lumpur tadi akan mengendap dan jadi batu lanau
9 Nama batuan Batu lanau
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 07
2 Warna Putih kemerahan
3 Jenis batuan Batuan sedimen klastik
4 struktur
5 Tekstur
a. sortasi
b. roundness
c.kemas
d. ukuran butir
6 Komposisi penyusun
Matriks
semen
fragmen
7 Lingkungan
pengendapan
8 Ganesa
9 Nama batuan
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 08
2 Warna Kuning muda
3 Jenis batuan Klastik
4 struktur Graded bedidng
5 Tekstur
a. sortasi Moderately sorted
b. roundness Sub rounded
c.kemas Terbuka
d. ukuran butir Pebbles 4-16mm
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen Ada
7 Lingkungan Sungai
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan yang terbentuk adri fragmen fragmen yang
cukup besar oleh karena itu batuan ini terbentuk di sungai
yang memiliki arus yang cukup kuat atau ombak yang
lumayan besar
9 Nama batuan Konglomerat (wenworth 1922)
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 09
2 Warna Putih
3 Jenis batuan Non klastik
4 struktur Oolitik
5 Tekstur
a. sortasi
b. roundness
c.kemas
d. ukuran butir
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen
7 Lingkungan Laut
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan yang terbentuk dari proses endapan
cangkang,karang,koral dan organisme lainnya
9 Nama batuan Batu gamping
10 Gambar
NO Deskripsi batuan sedimen
1 No urut SR 10
2 Warna Kemerahan
3 Jenis batuan Batuan sedimen klastik
4 struktur Laminasi
5 Tekstur
a. sortasi Verywell sorted
b. roundness Well rounded
c.kemas Tertutup
d. ukuran butir 0,088-0,125
6 Komposisi penyusun
Matriks Ada
semen Ada
fragmen -
7 Lingkungan Dekat lautan
pengendapan
8 Ganesa Merupakan batuan yang terbentuk dari endapan dari butiran
berupa pasir yang dibawa oleh arus air kemudian mengendap
pada suatu tempat
9 Nama batuan Batu pasir (wenworths 1922)
10 Gambar
BAB IV
PEMBAHASAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materihasil erosi.
sekitar 80% permukaan benua tertutup batuan sedimen, waluapunvolumnya hanya sekitar
5% dari volum kerak bumi.
1. BREKSI
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari
sementasifragmen – fragmenyang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter.
Fragmen – fragmenini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi
biasanyamerupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami
sedimentasi,selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami
litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
2. KONGLOMERAT
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256
milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain,
hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang
mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat
3. BATU PASIR
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya
bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya
basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan
menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.” alt=”” />
4. QUARTZ SANDSTONE
Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari
kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran
butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu
pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
5. ARKOSE
Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar.
Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit
perubahan secara kimia.Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang
bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.
6 GRAYWACKE
Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi
yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
7.SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran
butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari
mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan
menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau
memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu
lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
8.LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral
utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,
kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme
atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping
terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
9.CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari
50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas
fosil dan oolit.
10.CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih
kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.
11.GAMPING TERUMBU
Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal.
12.SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.
13.GIPSUM
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan
Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari
batuan ini juga berupa kristalin.
14.COAL
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf,
berlapis, dan tebal.Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin
lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur
oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian
mengalami kompaksi menjadi batu-bara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembentukan berbagai macam mineral di alamatkan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu.
Proses alamiah terusebutbisa berbeda – bedada nmembentuk jenis batuan yang berbeda pula. Batuan
sedimen bisaterbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi
batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi, dan organis serta proses penguapan/evaporasi.
Batuan endapan ataubatuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama
dengan batuan beku dan batuan metamorf) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain
(clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik, dan pengendapan (precipitation) dari
larutan. Jenis batuan umum seperti batukapur, batupasir, dan lempung, termasuk dalam batuan
endapan.Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
B. Saran
Diharapkan dengan terbentuknya makalah tentang batuan sedimen ini dapat disempurnakan menjadi
lebih lengkap dan di bahas lebih rinci tentang batuan batuan yang lain selain batuan sedimen.
DAFTAR PUSTAKA
Http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
Https://ilmugeografi.com/geologi/proses-terbentuknya-batuan-sedimen
Http://www.ilmudasar.com/2017/07/Pengertian-Ciri-Proses-Terbentuknya-Macam-Batuan-
Sedimen-adalah.htm
Https://windowsnesia.com/contoh-batuan-sedimen/
Https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/