ABSTRAK
Oleh:
Struktur modal adalah perbandingan antara proporsi hutang dan modal sebagai
sumber pendanaan perusahaan. Salah satu keputusan penting yang harus diambil
oleh manajer adalah menentukan proporsi struktur modal perusahaan yang
optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain free cash
flow, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh free
cash flow, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur modal.
Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 42
perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik, variabel profitabilitas
dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur
modal. Free cash flow, secara statistik tidak memiliki pengaruh terhadap struktur
modal.
ABSTRACT
By:
Capital structure is the ratio between the proportion of debt and equity as a source
of company funding. One of the most important decisions that must be made by
the manager is deciding the proportion of the optimal capital structure to the
company. Factors that affect the capital structure are including free cash flow,
profitability and company growth.
The objective of this study is to give empirical evidence of the effect of free cash
flow, profitability and company growth on capital structure. The population of this
research is manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange 2007-
2011 periods. This research used purposive sampling method and obtained a
sample of 42 companies. Hypothesis testing was done by using multiple
regression method.
The result shows that statistically, profitability and firm growth have significant
effect on capital structure. Free cash flow, statistically, has no significant effect on
capital structure.
Key words: capital structure, free cash flow, profitability, company growth.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang manajer harus menentukan dengan bijak sumber pendanaan manakah
yang akan dipilih perusahaan, apakah melalui hutang atau penerbitan saham. Dari
setiap keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang harus ditanggung
perusahaan. Apabila perusahaan memilih hutang sebagai sumber pendanaan, maka
konsekuensi yang harus dihadapi adalah perusahaan harus mampu membayar
pokok hutang ditambah beban bunga dengan jangka waktu tertentu. Sedangkan
penambahan kepemilikan baru akan menjadi konsekuensi dari penerbitan saham
sebagai sumber pendanaan perusahaan. Selain itu penerbitan saham baru akan
menimbulkan biaya yang cukup besar yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Sehingga manajer harus memikirkan secara bijak sumber dana eksternal yang
akan digunakan ketika sumber internal sudah tidak mencukupi.
Namun, terdapat kemungkinan tidak terjadi konflik keagenan seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Ketika pemegang saham menyetujui keputusan manajer
dalam penggunaan free cash flow oleh perusahaan. Sisa kelebihan dana tersebut
digunakan kembali untuk melakukan investasi pada aset tetap.
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Profitabilitas merefleksikan
laba untuk pendanaan investasi. Berdasarkan Pecking Order Theory, pilihan
pertama dalam keputusan pendanaan adalah dengan menggunakan laba ditahan,
baru kemudian menggunakan hutang dan ekuitas.
3. Pertumbuhan Perusahaan
Growth ratio atau rasio pertumbuhan adalah rasio yang mengukur seberapa baik
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun
dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston & Copeland, 1999). Untuk
mempertahankan posisi ekonominya, perusahaan harus terus bertumbuh dan
melakukan inovasi serta pengembangan usaha. Hal ini tentu saja membuat
perusahaan membutuhkan dana yang besar.
Pertumbuhan
Perusahaan
Hal yang berbeda diungkapan Vogt (1994) pada penelitiannya. Vogt menjelaskan
hubungan antara arus kas dan pengeluaran modal dengan menganalisis teori free
cash flow yang diungkapkan oleh Jensen (1986) dan menemukan bahwa arus kas
akan berpengaruh signifikan dalam pengeluaran untuk investasi. jika terdapat arus
kas bebas yang besar, perusahaan memilih sumber internal dalam memutuskan
sumber pendanaan perusahaan dan tidak menggunakan hutang. Free cash flow itu
sendiri dapat digunakan sebagai pengeluaran modal untuk membeli atau
memperbaiki aset tetap perusahaan. Sehingga dalam hal ini, nilai rasio struktur
modal perusahaan akan berkurang.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya pada penjelasan di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Free cash flow berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
2. Profitabilitas dan Struktur Modal
Profitabilitas mencerminkan besarnya tingkat pengembalian investasi yang
mampu dihasilkan perusahaan dalam bentuk laba. Perusahaan yang mempunyai
tingkat profitabilitas tinggi akan lebih mengutamakan penggunaan dana internal
untuk aktivitas operasi dan untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan dan
risiko finansial sehingga cenderung mengurangi hutang dalam pembiayaan.
Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Prabansari dan Kusuma (2005).
Dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang sedang tumbuh akan
membutuhkan banyak dana. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut adalah melalui hutang. Oleh karena itu, perusahaan yang sedang
melakukan penambahan aset untuk ekspansi usaha cenderung lebih banyak
menggunakan hutang.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha3: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
3. METODA PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2007 – 2011 untuk keperluan analisis data. Data diperoleh dari website
Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
Kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2007 hingga tahun 2011
dan tidak sedang berada pada proses delisting selama periode penelitian.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara lengkap tidak memiliki
saldo laba yang negatif selama periode pengamatan 2007-2011.
Total Debt
Total Equity
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang dapat dihasilkan
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Net Profit Margin.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar pendapatan bersih dari setiap penjualan
tertentu. Semakin besar nilai rasio ini, maka akan semakin baik bagi perusahaan
karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi. Peningkatan dalam profit margin menunjukkan peningkatan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan dana dari dalam.
Net Income
Net Profit Margin = x
100% Net Sales
(Harahap, 2009)
3. Pertumbuhan Perusahaan
Alat ukur pertumbuhan perusahaan yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah pertumbuhan aset. Asumsinya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sedang mengadakan pengembangan
usaha. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan aset perusahaan. Growth dapat
dihitung dengan menggunakan persentase kenaikan atau penurunan total aset
perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya (Harahap, 2009).
TotalAssetst – TotalAssetst-1
Assets Growth = x 100%
TotalAssetst-1
3.4 Alat Analisis
3.4.1 Uji Regresi Linear Berganda
Model regresi linear berganda untuk penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan:
a. Uji Normalitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Menurut Ghozali (2006),
terdapat beberapa cara untuk mendeteksi adanya multikolinieritas antar variabel
independen, yaitu menganalisis matriks kolerasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. Mengamati nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut-off yang umum dipakai
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF di atas 10. Bila hasil regresi
memiliki nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada
multikolineritas dalam model regresi.
a. Uji Heteroskedastisitas
b. Uji Autokerelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi,maka dinamakan ada masalah autokorelasi.
Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksiran masih tetap bias dan
masih tetap konsisten hanya saja masih tidak efisien (Ghozali, 2006).
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah model penelitian dengan variabel
independen yang digunakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:
Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha)
b. Uji-t statistik
Unstandardized
Residual
N 210
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .49262226
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .071
Negative -.043
Kolmogorov-Smirnov Z 1.031
Asymp. Sig. (2-tailed) .238
Dengan melihat tampilan grafik normal probability plot pada gambar 1 di atas,
dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal
yang mendekati normal. Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar
mendekati garis diagonal serta penyebarannya di sekitar garis diagonal. Sehingga
dapat disimpulkan berdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai
dalam penelitian ini karena telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak
mempunyai masalah multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 5. Interpretasi Hasil Durbin Watson
Berdasarkan klasifikasi hasil nilai interpretasi DW di atas, maka dapat dilihat hasil
uji autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2,010. Nilai d lebih dari
1,799 dan kurang dari 2,201. Hal ini berarti hasil pengujian tidak terjadi
autokorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Pada grafik scatterplot titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y serta tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.
4.2 Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test)
Model Summaryb
Nilai adjusted R2 yang diperoleh dari pengujian regresi adalah 0,261. Angka ini
berarti bahwa model penelitian ini dapat menjelaskan struktur modal sebesar
26,1%. Sedangkan sisanya sebesar 73,9% dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain di luar model. Standar Error of Estimates (SEE ) sebesar
0,49620. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat
dalam memprediksi variabel dependen.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.072 .058 18.469 .000
FCF -.005 .002 -.118 -1.810 .072
NPM -.038 .005 -.460 -7.707 .000
AssetsGrowth .005 .002 .161 2.475 .014
a. Dependent Variable: DER
b. Uji-F statistik
Hasil Uji-F disajikan pada tabel berikut ini:
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Berdasarkan hasil Uji-F statistik, didapat F hitung sebesar 25,650 dengan tingkat
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara statistik model
penelitian dengan variabel free cash flow, profitabilitas (NPM) dan pertumbuhan
perusahaan (AssetsGrowth) dapat mempengaruhi struktur modal (DER).
c. Uji-t statistik
Tabel 8. Hasil Uji-t Statistik
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.072 .058 18.469 .000
FCF -.005 .002 -.118 -1.810 .072
NPM -.038 .005 -.460 -7.707 .000
AssetsGrowth .005 .002 .161 2.475 .014
a. Dependent Variable: DER
Nilai
Hipotesis Uraian Arah Simpulan
Signifikansi
Free cash flow berpengaruh
Ha1 negatif terhadap struktur Negatif 0.072 Tolak Ha1
modal
Profitabilitas berpengaruh
Ha2 negatif terhadap struktur Positif 0.000 Terima Ha2
modal
Pertumbuhan perusahaan
Ha3 Positif 0.014 Terima Ha3
berpengaruh positif terhadap
Namun, hasil pengolahan data ini menunjukkan pengaruh free cash flow terhadap
struktur modal memiliki arah negatif, sesuai dengan arah yang ditetapkan pada
hipotesis. Hubungan negatif antara free cash flow dan struktur modal
mengindikasikan bahwa banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang
menggunakan kas bebas dalam perusahaan ini untuk membiayai aset tetap
perusahaan walaupun tidak begitu dominan. Berdasarkan hubungan ini maka
dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini mendukung Pecking Order Theory
yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mengutamakan sumber
pendanaan dari internal perusahaan terlebih dahulu untuk membiayai investasi.
Implikasinya adalah nilai rasio struktur modal perusahaan akan menurun.
Ha2: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal
Hasil pengujian hipotesis variabel profitabilitas (NPM) menunjukkan pengaruh
negatif signifikan terhadap struktur modal. Hal ini terlihat pada tabel 4.9. yang
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 (< 0.05), yang berarti bahwa secara
statistik Ha2 terdukung atau diterima. Justifikasinya karena perusahaan akan lebih
cenderung menggunakan dana internal perusahaan sebagai sumber pembiayaan
yang diperoleh dari aktivitas perusahaan daripada dana yang berasal dari pihak
ketiga. Sehingga dalam hubungannya dengan struktur modal, nilai rasio struktur
modal perusahaan akan menurun.
Hasil dari pengujian ini mendukung Pecking Order Theory sebagai dasar teori
untuk menguji pengaruh variabel profitabiltas terhadap struktur modal. Teori ini
mendukung perusahaan untuk melakukan pendanaan internal yaitu dari hasil
operasi yang berwujud laba ditahan (internal financing). Perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif
kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara
internal (Brigham dan Houston, 2006).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dan
Prabansari (2005), Tomasila (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan Wijaya dan Hadiyanto
(2008) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya menyalahi aturan Pecking Order Theory.
Dalam teori tersebut dikatakan bahwa apabila pendanaan internal tidak mencukupi
untuk pembiayaan aktivitas perusahaan sehingga memerlukan pendanaan dari luar
(external financing), maka perusahaan akan mencari pendanaan dalam bentuk
hutang terlebih dahulu.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam penelitian ini
hanya terbatas tiga variabel, yaitu free cash flow, profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi struktur modal.
2. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI karena penelitian tidak didasarkan pada
karakteristik industri tertentu yang mungkin berpengaruh pada hasil.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, maka penulis dapat memberikan
Saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan variabel lain atau menambah variabel lain sebagai variabel
independen. Mengingat masih terdapat banyak faktor lain yang dapat
mempengaruhi struktur modal.
2. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang fokus pada satu
sektor saja sehingga dapat diketahui lebih lanjut apakah terdapat
perbedaan hasil apabila dilakukan penelitian terhadap satu sektor dengan
karakteristik industri tertentu.
DAFTAR PUSTAKA