Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Yoeddhas, 2010)
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks, tuntutan peran kerja,
harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak percayaan orang tua
tekanan dari kelompok sebaya, perubahan dalam stuktural sosial.
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi
c. Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran dan kematian
d. Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, penampilan, fungsi tubuh,
perubahan fisik berhubungan dengan tumbang normal moral dan prosedur medis
keperawatan
C. Manifestasi Klinis
Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
1 Merasa dirinya lebih rendah dari orang lain
2 Mengkritik diri sendiri dan orang lain
3 Gangguan dalam berhubungan
4 Rasa diri penting yang berlebihan
5 Perasaan tidak mampu
6 Rasa bersalah
7 Pandangan hidup yang pesimis
8 Penolakan terhadap kemampuan personal
9 Menarik diri secara social
10 Khawatir dan menarik diri dari realitas

D. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu bergaul
dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial menarik diri
adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive,
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
E. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : HDR

Berduka disfungsional
F. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

1. Gangguan konsep diri : - Data Mayor :


HDR  DS :
Klien hidup tidak bermakna, tidak
memiliki kelebihan apapun,
merasa jelek
 DO :
Kontak mata kurang, tidak
berinisiatif untuk berinteraksi dengan
orang lain.
- Data Minor :
 DS :
Klien mengatakan malas, putus asa,
ingin mati
 DO :
Klien malas-malasan, Produktivitas
menurun

2. Isolasi Sosial : Menarik diri - Data Mayor :


 DS :
Klien mengatakan malas
berinteraksi, mengatakan orang lain
tidak mau menerima dirinya, merasa
orang lain tidak selevel.
 DO :
Menyendiri , mengurung diri, tidak
mau bercakap-cakap dengan orang
lain
- Data Minor :
 DS :
Curiga dengan orang lain,
mendengar suara/melihat bayangan,
merasa tidak berguna
 DO :
Mematung, mondar-mandir tanpa
arah, tidak berinisiatif berhubungan
dengan orang lain.

3. Berduka disfungsional - Data Mayor :


 DS :
Mengungkapkan tak berdaya dan tak
ingin hidup lagi
 DO :
Mengungkapkan sedih karena tidak
naik kelas/ kehilangan seseorang
- Data Minor :
 DS :
Ekspresi Wajah sedih
 DO :
Tidak ada kontak mata ketika diajak
bicara

G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : HDR
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Berduka disfungsional
H. Intervensi

Tujuan
Pasien mampu :
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
- Melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
- Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
Keluarga mampu :
- Merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang efektif bagi pasien

Kriteria Evaluasi Intervensi


Setelah ….x pertemuan SP I
klien mampu: - Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
- Mengidentifikasi - Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan aspek positif kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di
yang dimiliki rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
- Memiliki kemampuan yang - Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu
dapat digunakan dengan pasien penilaian yang negatif.
- Memilih kegiatan sesuai - Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
kemampuan - Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih digunakan
- Melakukan kegiatan yang saat ini
sudah dipilih - Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
- Merencanakan kegiatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
yang sudah dilatih - Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar
yang aktif
- Pilih kemampuan yang akan dilatih
- Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
- Bantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri.
- Aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
- Aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien.
- Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan
pasien
- Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari
pasien
- Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
- Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan
yang diperlihatkan pasien
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan.
- Beri pujian atas aktivitas / kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan
sikap
- Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien
dan keluarga.
- Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
- Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan pasien
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Setelah ….x pertemuan SP 1


keluarga mampu : - Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
- Mengidentifikasi - Jelaskan proses terjadinya HDR
kemampuan yang dimiliki - Jelaskan tentang cara merawat pasien
pasien - Main peran dalam merawat pasien HDR
- Menyediakan fasilitas - Susun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
untuk pasien melakukan SP 2
kegiatan - Evaluasi kemampuan SP 1
- Mendorong pasien - Latih keluarga langsung ke pasien
melakukan kegiatan - Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
- Memuji pasien saat pasien pasien
dapat melakukan kegiatan SP 3
- Membantu melatih pasien - Evaluasi kemampuan keluarga
- Membantu menyusun - Evaluasi kemampuan pasien
jadwal kegiatan pasien - RTL keluarga :
- Membantu perkembangan
- Follow Up
pasien - Rujukan

Daftar Pustaka
Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.
https://id.scribd.com/doc/214819614/Laporan-Pendahuluan-Harga-Diri-Rendah (Diakses 27 oktober
2018)

Anda mungkin juga menyukai