Anda di halaman 1dari 19

SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH

MAKALAH

Hermawan Septian Abadi, M.Pd


124083026

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015

1
SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh
Hermawan Septian Abadi, M.Pd.

Hermawan Septian Abadi, M.Pd


124083026

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015

2
DAFTAR ISI
(contoh)

HALAMAN JUDUL......................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................v
DAFTAR GRAFIK........................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................5
1.1Latar Belakang..............................................................5
1.2Rumusan Masalah..........................................................
1.3Tujuan............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Materi A
2.2 Materi B

BAB III KESIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR GRAFIK

1.1 Grafik……………………. 12

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata


kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti
penggunaan kata kontrol dalam teknik listrik adalah : Suatu peralatan atau
kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk
menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Sistem
yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang
diinginkan disebut " Sistem Kontrol ". Dan pada umumnya sebuah sistem kontrol
adalah merupakan suatu kumpulan peralatan electric / electronic, peralatan
mekanik, atau peralatan listrik lainnya yang digunakan untuk menjamin stabilitas,
transisi yang halus serta akurasi sebuah proses.

Setiap sistem kontrol memiliki tiga element pokok, yaitu : input, proses,
dan output. Pada umumnya input berasal dari transducer. Transducer ini adalah
suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik. Beberapa
contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa : tombol tekan, sakelar batas,
termostat, straingages, dsb. Tranducer ini mengirimkan informasi mengenai
kuantitas yang diukur. Proses didalam sistem kontrol ini dapat berupa rangkaian
kontrol dengan menggunakan peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik. Dan
ada pula yang menggunakan peralatan kontrol dengan sistem pemrograman yang
dapat diperbaharui atau lebih populer disebut dengan nama PLC ( Programmable
Logic Controller ).

Pada kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui,


program kontrol disimpan dalam sebuah unit memori dan memungkinkan atau
dapat merubah program yang telah ditulis sebelumnya, yaitu dengan cara
melakukan pemrograman ulang sesuai dengan yang diinginkan. Tugas dari bagian
proses adalah memproses data yang berasal dari input dan kemudian sebagai

5
hasilnya adalah berupa respon (output). Sinyal yang berasal dari bagian proses ini
berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk mengaktifkan peralatan output
seperti : motor, solenoid, lampu, katup, dsb. Dengan menggunakan peralatan output
ini kita dapat merubah besaran / kuantitas listrik ke dalam kuantitas fisik.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PLC (Programmable Logic Controller)

2.1.1 Pengertian PLC


Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang ada pada sistem
kontrol konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, berupa menghidupkan atau mematikan keluaran. Program yang
digunakan adalah berupa ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh
PLC. Dengan kata lain PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada
instrument keluaran yang berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang
diamati. Proses yang di kontrol ini dapat berupa regulasi variabel secara kontinyu
seperti pada sistem - sistem servo, atau hanya melibatkan kontrol dua keadaan
(on/off) saja, tetapi dilakukan secara berulang-ulang seperti umum dijumpai pada
mesin pengeboran, sistem konveyor dan lain sebagainya.
Pada dasarnya PLC mempunyai fungsi untuk menggantikan kerja relay -
relay mekanik dan timer, tetapi karena adanya keunggulan dari peralatan
mikroprosesor yang membangun perangkat keras dari PLC, maka PLC dapat
melakukan operasi-operasi aritmatik, mengkonversikan data analog ke digital atau
dari digital ke analog, membandingkan data dan dapat menyelesaikan masalah-
masalah control yang bersifat kompleks.
PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna
mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi
logika yang telah diprogram dalam memori. Antarmuka ( interface ) yang
terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator
atau transducer tanpa memerlukan relay.
Untuk menyesuaikan dengan keadaan kerjanya, maka PLC dirancang
untuk dapat beroperasi pada lingkungan industri yang berdebu dan tingkat polusi

7
yang tinggi, dengan perubahan suhu 0O C sampai 60O C dan kelembaban relative
antara 0% sampai 95%.2). Karena dengan menggunakan PLC banyak
keuntungan yang sangat mempengaruhi proses produksi di perusahaan.

2.1.2 Fungsi PLC


Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan
pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-on atau meng-off kan output-
output. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output
banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus . Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control.
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan ( sekuensial ),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke
CNC (Computerized Numerical Control).

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian PLC


a. Keuntungan PLC
Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan
dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan

8
sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin
tersebut dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.
2. Perubahan dan Pengkoreksian Kesalahan Sistem Lebih Mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya
hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu
yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak
menggunakan PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan
cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang
lama.
3. Jumlah Kontak yang Banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih
banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.
4. Harganya Lebih Murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan
sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan
dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan pengkabelan
dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay,
timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
5. Pilot Running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di
kantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan
dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila
dibandingkan dengan sistem relay konvensional yang diuji dengan hasil
terbaik di pabrik.
6. Observasi Visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar
CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.
7. Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan
PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.

9
8. Metode Pemrograman Ladder atau Boolean
Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi
teknisi, atau aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem
kontrol digital atau Boolean.

b. Kerugian PLC
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang
dimiliki oleh PLC, yaitu:
1. Buruk Untuk Aplikasi Program Yang Tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC
dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu
fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali,
sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan
memboroskan (biaya).
2. Pertimbangan Lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan
yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di
dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC
sehingga tidak berfungsi optimal.

A. BAGIAN AWAL
Bagian awal makalah meliputi halaman judul, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar grafik (jika ada),
daftar lampiran (jika ada).

1. Halaman Judul
Halaman judul mencakup halaman sampul luar dan halaman
sampul dalam. Pada sampul luar ditulis judul, MAKALAH, logo, nama
mahasiswa, NIM, nama lembaga, dan tahun penulisan. Pada sampul
dalam ditulis judul, “disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah…….yang diampu oleh….”(dicetak miring), nama mahasiswa, NIM,
nama lembaga dan tahun penulisan.

10
a. Judul diketik dengan huruf kapital semua, cetak tebal dan rataan
tengah (simetris). Judul hendaknya singkat (maksimal 15 kata) dan
menggambarkan dengan tepat masalah yang diteliti. (Lihat lampiran)
b. Logo disesuaikan letaknya dengan ukuran 5x5 cm.
c. Penulisan nama penyusun menggunakan huruf kecil, huruf pertama
menggunakan huruf capital. Di bawah nama dituliskan NIM. Untuk
kelompok NIM ditulis setelah nama.
d. Nama lembaga ditulis dengan huruf kapital semua, cetak tebal, dan
rataan tengah (simetris) dengan urutan PROGRAM STUDI,
FAKULTAS, UNIVERSITAS, tahun penulisan (tanpa ada kata tahun).
2. Kata Pengantar
Isi kata pengantar mencakup antara lain pernyataan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa bahwa proses penulisan makalah/skripsi telah
dapat diselesaikan tepat waktu dan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu kelancaran penulisan.
3. Daftar Isi
Bagian makalah yang ditulis di dalam daftar isi adalah judul bab
dan judul subbab. Jarak penulisan daftar isi antar bab adalah 2 spasi,
sedangkan jarak antar subbab dalam bab adalah 1 spasi.
4. Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Lampiran

B. BAGIAN INTI
Bagian inti merupakan bagian yang berisi bab-bab utama dari makalah
yang mencakup beberapa bab utama. Penulisan bagian inti mengikuti
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II KAJIAN PUSTAKA/ KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran

1. Bab Pendahuluan
a. Latar Belakang

11
Latar belakang menguraikan alasan-alasan mengapa masalah
menjadi fokus yang dibahas. Menguraikan tujuan penelitian yang
dibahas. Dalam latar belakang secara tersurat harus jelas
permasalahannya yang dibahas. Secara operasional permasalahan
penelitian yang dibahas relevan dengan rumusan masalah. Pokok isi
uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak
lain. Dengan kata lain unsure yang perlu dalam latar belakan
sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut ini:
1) Penjelasan atau alasan mengapa masalah yang dibahas itu penting
dan menarik.
2) Untuk skripsi, beberapa bukti bahwa maslah yang diajukan belum
ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan
bahwa maslah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh
siapapun, jika ini merupakan penelitian ulang harus dijelakan
alasan mengapa hal itu harus dilakukan penelitian ulang.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalam konteks permasalahan
yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang
yang dikaji.
b. Rumusan Masalah
Akhir dari latar belakang masalah dirumuskan maslah penelitian
diungkakan secara eksplisit, ringkas, dan jelas. Pada unumnya
rumusan maslah disajikan dalam bentuk kalimat Tanya.
c. Tujuan
Rumusan tujuan yang diajukan hendaknya mampu memberikan
gambaran tentang apa yang akan dicapai setelah penelitian itu selesai
dilakukan. Contoh rumusan tujuan: “tujuan disusunnya makalah ini
adalah agar pembaca dan khususnya penulis bisa mengetahui dan
menambah pengetahuan tentang……”

2. Bab Kajian Pustaka/Kajian Teori


Kajian Pustaka atau Kajian Teori berisi kajian/analisis teori untuk
menyusun kerangka pemikiran teoretis dalam upaya pemecahan masalah
dan menjawab pertanyaan/ rumusan masalah serta pencapaian tujuan yang

12
dibahas. Pada dasarnya kajian pustaka mencakup literatur yang relevan
atau berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Bahan yang dikaji/ditelaah antara lain bersumber dari buku,
majalah ilmiah dan jurnal, makalah seminar, kebijakan, hukum dan
perundang-undangan, hasil penelitian, serta informasi dari internet.

3. Bab Pembahasan
Pembahasan disajian dalam bentuk subbab-subbab dengan subjudul
sesuai dengan isi materi yang dihasilkan oleh penelitian tersebut.
Misalnya: (lihat dalam contoh makalah)

4. Kesimpulan
a. Kesimpulan
Disajikan kesimpulan dari bab pembahasan berfungsi sebagai
pelaporan.
b. Saran
Saran yang diajukan harus operasional dan relevan dengan kesimpulan
atau temuan penelitian

C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir dari makalah berisi daftar pustaka dan lampiran.
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar rujukan/sumber berupa buku atau
referensi yang dirujuk dalam menyajikan penulisan karya ilmiah yang
relevan dengan masalah yang dibahas. Seperti buku, majalah ilmiah,
jurnal ilmiah atau dokumen lain. Rujukan dari internet termasuk dalam
daftar pustaka dengan menyebutkan home page sumber internet yang
diacu serta waktu informasi itu diakses. Tata caranya bisa diliha di bab
teknik penulisan makalah.
2. Lampiran
Hal-hal yang dilampirkan dalam makalah antara lain:
a. Surat-surat yang berkaitan dengan penelitian, seperti surat ijin, surat
jawaban dari pimpinan instansi atau daerah yang diteliti.
b. Perhitungan statistik, baik untuk kepentingan uji coba maupun untuk
analisis data hasil penelitian.
c. Transkrip hasil wawancara yang relatif panjang

13
d. Gambar/foto penting yang berhubungan dengan yang dibahas (tidak
disajikan dalam naskah isi).
e. Dokumentasi proses dan hasil penelitian.

BAB II
TEKNIK PENULISAN MAKALAH

14
A. BAHAN
Bahan kertas dan tinta yang digunakan untuk makalah diatur sebagai berikut:\
1. Kertas yang digunakan adalah kertas HVS A4 70/80gram, berwarna putih.
Tinta yang dugunakan adalah berwarna hitam.
2. Kertas yang digunakan untuk tabel, gambar/foto adalah sama untuk
naskah.

B. FORMAT
1. Spasi dan Jenis Huruf
Jarak pengetikan (spasi) dan ukuran huruf untuk penulisan makalah
adalah sebagai berikut:
a. Makalah diketik dengan jarak 2 spasi dan dicetak tidak bolak-balik.
b. Huruf yang digunakan berukuran 12 pt dan jenis huruf Times New
Roman.
c. Paragraf diketik masuk ke dalam 5 ketukan.
2. Pias (margin) Pengetikan
Format kertas yang diketik menggunakan margin sebagai berikut:
Margin kiri : 4 cm
Margin atas : 4 cm
Margin kanan : 3 cm
Margin bawah: 3 cm

C. TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Halaman
Penomoran halaman mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Nomor halaman naskah diketik dengan angka arab di sudut kanan atas
3 cm dari kanan dan 2,5 cm dari atas.
b. Setiap bab dimulai dengan halaman baru, nomor halamannya diketik
di tengah-tengah bagian bawah halaman.
c. Bagian awal naskah diberi halaman dengan angka romawi kecil, di
tengah-tengah bagian bawah. Halam judul tidak perlu diberi halaman,
tetapi nomor urutannya diperhitungkan.
2. Penulisan Tabel, Gambar, Grafik dll
Penulisan tabel, gambar, grafik dll mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Label tabel, gambar harus sama dengan lebar halaman sesuai dengan
format ketikan.

15
b. Judul tabel diketik di atas tabel, untuk menandai tabel diberi nomor
tabel dan digunakan angka arab. Penomoran tabel dibuat sesuai
dengan setiap bab, misalnya pada Bab I diberi nomor Tabel 1.1, Tabel
1.2. dan tabel pada Bab II diberi nomor Tabel 2.1, Tabel 2.2 dst.
c. Judul gambar, grafik dan nomornya diketik di bawah gambar/grafik.
Penomorannya sama dengan tabel. Bila gambar merupakan gambar
yang dikutip perlu dicantumkan sumbernya pada judul gambar.
3. Sistematika Penomoran Bab dan Subbab
Sistematika pembagian bab sesuai dengan tingkatan bab, subbab, sub-
subbab dst digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Menggunakan angka dan huruf
(Lihat lampiran)
b. Menggunakan angka
(LihatLampiran)
4. Penggunaan Huruf
Penggunaan huruf dalam makalah diatur sebagai berikut:
a. Judul bab ditulis secara simetris dengan huruf kapital semua dan cetak
tebal.
b. Judul subbab diketik mulai dari margin kiri, sub-subbab
menyesuaikan, karena setiap pemecahan isi subbab ke sub-subbab
tidak sama. Judul subbab ditulis tebal dengan huruf kapital hanya
bagian awal tiap kata kecuali kata penghubung ditulis huruf kecil
seperti dan, untuk, bagi.
5. Penulisan Daftar Pustaka
Tata cara penulisan daftar pustaka ditulis dengan baris pertama lurus
dengan margin, baris ke-2 dst menjorok ke dalam sejumlah 5 ketukan.
Jarak spasi adalah 1 spasi. Untuk lebih lanjut mengikuti aturan sebagai
berikut.
a. Rujukan berbentuk buku disajikan dalam urutan penulisan: Nama
belakang, nama depan. Tahun penerbitan. Judul buku (dicetak miring).
Kota penerbit: nama penerbit. Gelar kesarjanaan penulis buku tidak
disertakan.
Contoh buku satu pengarang:
Abadi, Hermawan Septian. 2015. Teknik Penulisan Karya Ilmiah untuk
Perguruan Tinggi. Jember: Pustaka Abadi.

16
b. Buku dengan dua orang penulis atau lebih. Penulisannya nama
pertama, yang dibalik (lihat poin a), nama kedua dan ketiga tau
seterusnya tetap.
c. Dua buku atau lebih dengan terbitan yang sama dan penulis yang
sama penulisannya diurutkan sesuai dengan tahun penerbitan.
d. Buku tanpa pengarang
Contoh:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud. 2015. Kurikulim KKNI
program Strata 1. Jakarta: Depdikbud.

e. Jurnal atau makalah ilmiah ditulis dengan urutan: nama penulis (nama
terakhir di depan), tahun penerbitan jurnal, judul artikel, nama
jurnal/makalah lengkap dengan edisi ternitan, tahun terbitan, nomor
halam dimuat.
f. Bersumber dari Internet ditulis dengan urutan nama penulis (lihat poin
a), Judul (cetak miring),ditulis (Online), edisi, (alamat website, waktu
diakses).
6. Rujukan atau Kutipan
Kutipan dari suatu naskah harus sesuai dengan aslinya. Untuk kutipan
langsung yang kurang dari 4 baris diketik langsung dalam naskah diantara
dua tanda petik, sedangkan kutipan lebih dari 5 baris diketik diketik
sendiri dengan spasi tunggal, masuk sejajar dengan paragraf, sedangkan
margin kanan lurus dengan naskah.

17
CONTOH PENOMORAN SUBBAB

JENIS 1:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Materi……….
1. Subbab…..
a. Sub-subbab….
1) Sub-sub-subabb….
a) Sub-sub-subbab……
(1) Sub-sub-subab….
(a) Sub-sub-subbab…..
(b) Sub-sub-subab…..
(2) Sub-sub-subab….
b) Sub-sub-subab……
2) Sub-sub-subbab…
b. Sub-subbab….
2. Subbab…..
3. Subab….

B. Materi……….
C. Materi……….
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
JENIS 2:

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

18
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Subbab….
2.1.1 Sub-subbab…
2.1.1.1 Sub-sub-subbab…
2.1.1.1.1
2.1.1.1.1.1 dst
2.1.1.2 Sub-sub-subbab…
2.1.2 Sub-subbab…
2.1.2.1
2.1.2.2
2.1.3 Sub-subbab…

2.2 Subbab….
2.2.1
2.2.1.1
2.2.1.1.1
2.3 Subbab….

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

19

Anda mungkin juga menyukai