Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Struktur Program Bimbingan Konseling Dan Implementasinya

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan
Konseling.

Dosen Pengampu : Nurjaman, M.Pd .

Disusun Oleh :

Kelompok 12

1. Nurleli ( 140641130 )
2. Tasrini ( 140641143 )

Kelas : SD14 - A4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyaji panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah memberi
karunia kepada penyaji dan atas perlindungan-Nya penyaji dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Struktur Program Bimbingan Konselingdan
Implementasinya ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bimbingan Konseling.

Penyaji mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Bimbingan


Konseling, Bpk. Nurjaman, M.Pd dan semua pihak yang telah membantu serta
membimbing penyaji demi terselesaikannya makalah ini.

Penyaji menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Namun, penyaji berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran sangat diharapkan dalam penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Cirebon, Januari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….i

Daftar isi…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang…………………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
2

C. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ………………3


B. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah …………………. 3
C. Struktur Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah …………………4

D. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah …………...9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………...14

B. Saran………………………………………………………….…………14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003)


setiap satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu
pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga
memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan
aspek kognitif) merupakan wilayah garapan guru bidang studi. Sedangkan
upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah
garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan
berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang
mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan
bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan
pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta
didik dan pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan


dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling
yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang
tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada
di sekolah secara khusus. Penyusunan program bimbingan dan konseling
hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi
objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan
dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang
dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk di
implementasikan dan dapat mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal di sekolah-sekolah. Muro dan Kottman (Syamsu dan Juntika, 2010:
26) mengemukakan bahwa struktur bimbingan dan konseling komprehensif
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan
sistem. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai struktur-struktur
bimbingan dan konseling komprehensif tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat diambil beberapa pokok


permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud program bimbingan dan konseling ?
2. Apa tujuan program bimbingan dan konseling disekolah ?
3. Bagaimana struktur program bimbingan dan konseling disekolah ?
4. Bagaimana implementasi Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah ?

C. Tujuan Penulisan

Dari beberapa uraian rumusan masalah diatas dapat dikatakan bahwa


tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian program bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui tujuan program bimbingan dan konseling disekolah.
3. Mengetahui struktur program bimbingan dan konseling disekolah.
4. Mengetahui implementasi Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan
bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18). Menurut penyaji, program
bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan dan
konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi
selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk
mencapai tujuan.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di
sekolah, menurut H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah
sebagai berikut :
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan
anak-anak
3. Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan
sebagainya.
Menurut penyaji, fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai
fasilitator dan motivator seseorang dalam upaya mengatasi dan memecahkan
problem dalam kehidupan orang tersebut dengan kemampuan yang ada pada
dirinya.
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya
dilakukan guru terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan
mencakup semua teknik penasihatan (conseling) dan semua informasi yang
dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri.

B. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi
dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling
disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus.
1. Tujuan umum program bimbingan
a. Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri
dalam kemajuannya disekolah
b. Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja,
kesempatan kerja serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu
kesempatan kerja tertentu
c. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan
mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi
tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab
d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan
dan harga diri orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan
a. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
memahami dirinya sendiri
b. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam
memahami lingkungannya
c. Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya
d. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan
menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan
lapangan kerja secara tepat

C. Struktur Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah
diklasifikasikan ke dalam empat komponen layanan, ialah sebagai berikut :
1. Pelayanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik
melalui kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para
peserta didik mencapai kompetensi dan keterampilan dasar yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan secara efektif dan sehat.
Layanan ini dilaksanakan melalui kegiatan di dalam kelas (klasikal),
kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara konselor dan guru dalam
pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik
dalam kehidupannya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di
sekolah atau madrasah meliputi:
a. Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor dan
peserta didik di kelas, yang disajikan secara klasikal dan terjadwal.
b. Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memberi pemahaman baru kepada para peserta didik tentang
lingkungan, kurikulum dan program sekolah atau madrasah, teman di
kelas atau di luar kelas sekolah/madrasah, guru dan sarana atau
fasilitas sekolah/madrasah, peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah,
program ekstra kurikuler dan lain-lain guna memperlancar
penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.
c. Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan kepada
para peserta didik tentang hal-hal yang dipandang perlu dan
bermanfaat bagi mereka, seperti informasi tentang perguruan tinggi,
pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan
lain-lain.
d. Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang diberikan
kepada peserta didik melalui kegiatan kelompok untuk merespon
kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang bersifat umum dan
tidak rahasia.
e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi): yaitu
kegiatan penjaringan data atau informasi tentang data pribadi dan
lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.

Tujuan pelayanan dasar bimbingan ini bertujuan untuk


membantu semua peserta didik agar memperoleh perkembangan yang
normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh dasar keterampilan
hidupnya; atau dengan kata lain membantu peserta didik agar mereka
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.

2. Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif adalah layanan bimbingan dan konseling
bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan dan menghadapi masalah
yang memerlukan penanganan dengan segera, sebab jika tidak segera
dibantu dapat menilmbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-
tugas perkembangannya. Dalam hal ini konseling mungkin berinisiatif
mendatangi konselor untuk memanfaatkan bantuan profesional yang
diperlukannya dari konselor karena mengalami masalah atau kesulitan
tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain.
Strategi layanan ini dilaksanakan melalui:
a. Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk membantu
peserta didik yang mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang
penanganan masalah yang dihadapi konseli kepada orang atau lembaga
yang lebih berwenang.
c. Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh
konselor dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah seperti
orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang berkaitan dengan
kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara
langsung maupun tidak langsung.
d. Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan
sekolah/madrasah, yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di sekolah/madrasah.
e. Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta
didik yang dianggap mampu membimbing teman-temannya. Peserta
didik yang menjadi pembimbing akan berperan sebagai tutor sebaya
yang membantu teman-temannya dalam memahami persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan akademik maupun non akademik.
f. Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas
permasalahan peserta didik yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan pemecahan masalah.
g. Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik
untuk memperoleh informasi dan data utuh tentang peserta didik dan
lingkungannya untuk membantu mengentaskan masalah peserta didik.
Pelayanan renponsif bertujuan untuk membantu peserta didik agar
dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang
dialaminya, atau membantu peserta didik yangmengalamihambatan dan
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan
pelayanan ini dapat juga sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-
masalah atau kepedulian pribadi peserta didik yang muncul segera dan
dirasakan pada saat itu. Hal tersebut berkenaan dengan masalah-masalah
sosial-pribadi, karir, dan atau masalah pengembangan belajar-pendidikan.

3. Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada
peserta didik sebagai upaya merencanakan, memonitor dan mengelola
aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan dan kesuksesan masa depannya
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Strategi implementasi dari perencanaan individual adalah dengan
cara:
a. Individual appraisal yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk
menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan
prestasi mereka
b. Individual advisement yaitu konselor sekolah membantu siswa untuk
menggunakan informasi pribadi/sosial, akademik, karir, dan informasi
pasar tenaga kerja untuk membantu mereka merencanakan dan
menyadarkan mereka tentang pribadi, sosial, akademik, dan tujuan
karirnya
c. Transition planning yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan
lainnya membantu siswa untuk melakukan transisi dari sekolah ke
kerja atau untuk pelajaran tambahan dan pelatihan
d. Follow-up yaitu konselor sekolah dan tenaga pendidikan lainnya
memberikan bantuan tindak lanjut untuk siswa serta tindak lanjut
mengumpulkan data untuk evaluasi dan perbaikan program.
Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat juga
dirumuskan sebagai upaya untuk memfasilitasi peserta didik untuk
merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir,
dan pengembangan pribadi-sosial oleh dirinya sendiri. Isi layanan
perencanaan individual ini adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan
peserta didik untuk memahami secara khusus tentang perkembangan
dirinya sendiri. Dengan demikian, meskipun perencanaan individual
ditujukan untuk memandu seluruh peserta didik, namun pelayanan yang
diberikan lebih bersifat individual karena didasarka atas perencanaan,
tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik.

4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang
bertujuan untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan program
bimbingan secara menyeluruh. Layanan dukungan sistem sangat banyak
dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan
profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan
guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; peningkatan mutu
manajemen program; peningkatan anggaran dan fasilitas, pelatihan BK
bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan
profesi, konselor dituntut untuk terus memperkaya diri dengan
pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dengan kegiatan-
kegiatan: (a) in-service training, (b) aktif dalam kegiatan organisasi
profesi, (c) aktif dalam kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan
seminar, workshop (lokakarya), (e) melanjutkan studi ke program
yang lebih tinggi.
b. Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai
upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu
program Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a)
pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan
sumber daya dan (d) pengembangan penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh
konselor misalnya penelitian, membuat karya tulis, mengikuti
kegiatan peningkatan profesi atau organisasi profesi.

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang


bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional;
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas; manajmen program; penelitian dan
pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

D. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ( TK, SD,


SMP, SMA dan Perguruan Tinggi )
Setiap lembaga pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA, sampai
dengan PT) mempunyai tujuan pendidikan yang disebut dengan tujuan
institusional. Tujuan sekolah merupakan tujuan intermedier bagi tercapainya
tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, maka setiap
sekolah (SD sampai PT) haruslah menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Selain kegiatan, masih ada aspek lain yaiatu bimbingan sikap dan
kesejahteraan yang belum dapat tercapai secara maksimal. Untuk
memberikan perhatian terhadap aspek ini maka salah satu caranya adalah
memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan layanan ini diharapkan
kesulitan siswa, baik kesulitan belajar, kesulitan emosional, maupun
kesulitan yang lain dapat teratasi dengan baik.
Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat
dirumuskan sesuai dengan karakteristiknya, yaitu:
1. Program Bimbingan di TK (Taman Kanak-kanak)
Layanan bimbingan dan konselingnya ditekankan pada:
a. Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan hubungan
sosial dengan teman-teman sebayanya
b. Bimbingan pribadi seperti pemupukan disiplin
Pada Taman Kanak-kanak guru kelaslah yang bertindak sebagai
konselor dikelas dan biasanya terdapat dua guru kelas pada masing-masing
kelas. Terdapat pada dua hal yang dibahas didalam program Bimbingan dan
Konseling, yaitu:
1) Uraian program pengembangan pembentukan perilaku meliputi moral
pancasila, agama, disiplin, perasaan atau emosi dan kemampuan
bermasyarakat.
2) Uraian program pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan
berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani. Biasanya
guru menjabarkan macam-macam hal yang perlu diperhatikan secara
satu persatu, antara lain:
a) Kemampuan berbahasa
b) Daya pikir
c) Daya cipta
d) Keterampilan dan
e) Jasmani

2. Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar)


Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa
sekolah dasar lebih menekankan pada usaha pencapaian tugas-tugas
perkembangan mereka antara lain mengatur kegiatan belajarnya dengan
bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat diterima
oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya, mengembangkan
kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk
kata hati (Winkel, 1991). Layanan BK ditekankan pada:
a. Mengatur kegiatan-kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab
b. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
Pada tahap ini Bimbingan dan Konseling berperan dalam
membimbing siswa untuk mengenal diri dan lingkungan agar siswa
menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan produktif. Di sekolah dasar,
sekolah tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling secara khusus
yang ada hanyalah wali kelas yang juga berperan sebagai guru
Bimbingan dan Konseling dan sistem yang digunakan wali kelas akan
mengomentari perilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya
pada buku rapot yang biasanya berupa bagaimana prilaku, sikap dan
cara berpakaian.

3. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)


Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya
berorientasi kepada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Layanan
bimbingan dan konseling ditekankan pada:
a. Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di
SD)
b. Bimbingan tentang hubungan muda-mudi dan hubungan sosial,
karena pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya
dan mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981)
c. Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak
usia 12-15 tahun
d. Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia
pendidikan ataupun pekerjaan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi
bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya
sendiri mengenai bakat (attitude), minat (interest) dan kemampuan
(ability)nya.
Bimbingan dan Konseling pada tingkat Sekolah Menengah
Pertama memiliki dua guru Bimbingan Konseling yang khusus
mengajar pelajaran BK. Dan Bimbingan Konseling pada Sekolah
Menengah Pertama memiliki ruangan BK tesendiri agar murid secara
mudah bisa menceritakan masalah yang terjadi pada keluarganya.
Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Pertama juga
memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali, jadi sudah
menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap murid di wajibkan memiliki
buku latihan Bimbingan dan Konseling yang akan dijadikan latihan
pada setiap pelajaran usai.
Berikut adalah bagaimana sistematika Bimbingan dan
Konseling yang dimiliki sekolah saya:
1) Evaluasi: Siswa diberi pertanyaan atau tugas untuk
mengidentifikasi tentang bakat dan minat serta mengidentifikasi
bakat dan minat yang dimiliki
2) Tindak Lanjut: upaya lebih lanjut menangani siswa yang belum
memahami materi diberi layanan bimbingan kelompok kecil, siswa
yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam layanan di kelas
akan diberi layanan konseling dan siswa yang memiliki masalah
setelah layanan materi di kelas akan diberi layanan konseling.

4. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas)


Program bimbingan dan konseling di SMA hendaknya dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa sehingga mereka dapat
mencapai tugas-tugas perkembangan seperti kemtangan emosional,
sosial, intelektual, kematangan dalam mengidentifikasi diri,
kematangan dalam memilih pekerjaan, dll. Oleh sebab itu, program
bimbingan di SMA hendaknya berorientasi kepada:
a. Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial
b. Pemberian informasi pendidikan dan jabatan
c. Bimbingan cara belajar
Rentang umur antar 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar
dari masa remaja, merupakan masa yang sangat berati bagi
perkembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, pelayanan
bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, dibandingkan dengan
pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya.
Di Sekolah Menengah Atas terdapat dua guru Bimbingan dan
Konseling yang selalu ada di ruang khusus Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan secara seimbang,
supaya pelayanan bimbingan sampai kepada semua siswa.

5. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT)


Arah program bimbingan di perguruan tinggi agak berbeda
dengan program yang ada di lembaga pendidikan yang lebih rendah.
Hal ini disebabkan karena adanya hal-hal yang lebih spesifik dalam
perkembangan diri mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa juga dituntut
untuk menyesuaikan diri dengan pola kehidupan kampus dan di luar
kampus. Program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya
berorientasi kepada:
a. Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang
bersifat akademik.
b. Hubungan social dan hubungan muda-mudi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah
sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang
direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Sedangkan tujuan program
bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari: tujuan umum
dan tujuan khusus.
Struktur program bimbingan dan konseling di sekolah
diklasifikasikan ke dalam empat komponen layanan, yaitu:
Pelayanan Dasar, Pelayanan Responsif, Perencanaan
Individual dan Dukungan Sistem.
Implementasi program bimbingan dan konseling untuk masing-masing
jenjang pendidikan dapat dirumuskan sesuai dengan karakteristiknya, yaitu:
1. Program Bimbingan di TK (Taman Kanak-kanak)
2. Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar)
3. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)
4. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas) dan
5. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT)

B. Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan


tentang struktur bimbingan dan konseling serta implementasinya di sekolah.
Kami mengharapkan kritik yang membangun untuk menyempurnakan
pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
id=B8cfnF69lOEC&pg=PA89&dq=struktur+program+bimbingan+konseling&hl=
en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=struktur%20program%20bimbingan
%20konseling&f=false

Dudung Abdul Rohman. (2015). “ Program Bimbingan dan Konseling ” [Online]


Tersedia http://semangatsukses94.blogspot.co.id/2015/11/makalah-
program-bimbingan-konseling.html

Ketut Devi Jayanti. (2014). “ Layanan Bimbingan Konseling ” [Online] Tersedia


http://ketutdepi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-layanan-bimbingan-
konseling.html

http://ente-go.blogspot.co.id/2013/07/manajemen-bimbingan-dan-konseling
di_3.html

http://benczad94.weebly.com/komponen-struktur-program-bimbingan-dan-
konseling-di-sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai