Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PERKEMBANGAN PARIWISATA DESA SANUR DAN KARAKTERISTIK


SAMPEL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang perkembangan pariwisata Desa Sanur dan

karakteristik sampel penelitian yang terbagi atas 2 sub bab, yaitu : (1) perkembangan

pariwisata Desa Sanur; dan (2) karakteristik sampel penelitian. Uraian selengkapnya

sebagai berikut :

4.1 Perkembangan Pariwisata Desa Sanur

Desa Sanur berada dalam Kawasan Pariwisata Provinsi Bali yang ditetapkan

sejak tahun 1990 oleh Pemerintah Provinsi Bali. Desa Sanur memiliki pantai berpasir

putih yang diminati oleh para wisatawan. Baik wisatawan asing dan wisatawan

domestik. Selain itu, Desa Sanur juga merupakan salah satu destinasi wisata tertua di

Bali yang pertama kali memiliki resort. Terhitung sejak tahun 1930-an.

Aktivitas masyarakat di Desa Sanur banyak diwarnai dengan aktivitas

kelompok atau sekeha. Aktivitas tersebut tidak hanya memiliki lingkup pada

kehidupan sosial, tetapi sudah jauh merambah ke usaha – usaha di sektor industri

pariwisata. Kondisi ini juga didukung dengan ramainya kunjungan dan minat

wisatawan untuk berkunjung dan menetap di Desa Sanur.

Desa Sanur terbagi atas tiga wilayah yakni Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja

dan Desa Sanur Kauh. Secara administratif Desa Sanur memiliki batas wilayah

sebagai berikut : Utara berbatasan dengan Kelurahan Kesiman; Selatan berbatasan

44
45

dengan Samudera Hindia; Timur berbatasan dengan Selat Badung dan sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Sidakarya dan Kelurahan Renon.

Perkembangan pariwisata di Desa Sanur pada tahun 1950-an tidak terlepas

dari tangan dingin sosok Ida Bagus Kompiang (Alm). Beliau banyak memberikan

inspirasi kepada generasi muda pada saat itu. Mulai dari pelestarian lingkungan dan

budaya hingga kiat – kiat dalam pembangunan pariwisata. Masyarakat Desa Sanur

wajib mengantisipasi perkembangan pariwisata.

Pembukaan Bali Beach Hotel pada tahun 1966 seakan menjadi titik tolak

perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Hotel ini seakan menjawab kebutuhan

pelayanan pariwisata yang berkelas pada saat itu. Berdirinya hotel ini bukan hanya

mendulang pujian, namun juga menimbulkan polemik karena memiliki bangunan 10

tingkat. Seiring larangan ketinggian bangunan yang dikeluarkan pemerintah Provinsi

Bali saat itu, juga memicu munculnya tren bungalow di Desa Sanur.

Pada tahun yang sama dengan berdirinya Bali Beach Hotel, didirikanlah

Yayasan Pembangunan Sanur. Pendirian yayasan ini bertujuan untuk meningkatkan

persatuan masyarakat Desa Sanur, sehingga bisa mengembangkan pembangunan

pariwisata dan sosial budaya dengan baik. Yayasan Pembangunan Sanur memiliki

peran penting dalam mempertahankan kestablilan kondisi sosial budaya dan sekaligus

pelestarian lingkungan hidup di wilayah Desa Sanur.

Konferensi PATA yang dikenal sebagai Year of Tourism pada tahun 1974

semakin memacu pertumbuhan bangunan – bangunan di sepanjang jalur pantai.

Kurang lebih sekitar 30 hotel dibangun dalam rentang waktu tahun 1966 hingga tahun
46

1974. Kapasitas kamar pun menjadi meningkat. Tercatat jumlah awal sekitar 400

kamar menjadi 1800 kamar. Perkembangan fasilitas pendukung pariwisata yang

relatif cepat.

Sebelumnya pada tahun 1971 muncul gagasan dari aparat Desa Sanur untuk

menyusun rencana pembangunan Sanur. Penyusunan ini bertujuan untuk menangkal

serbuan investor luar yang saat itu tergolong masiv. Salah satu realisasi dari rencana

tersebut adalah terbangunnya ‘Beach Market’ yang bertempat di pinggir pantai dan

memiliki akses yang memadai dari hotel – hotel besar sekitarnya.

Perkembangan pariwisata dirasa semakin melambat pada era tahun 1981-an.

Hal ini disebabkan oleh munculnya Kuta dan Nusa Dua sebagai kawasan resort baru

pada saat itu. Sanur hanya memiliki 2100 kamar pada era ini. Jumlah ini kemudian

bertambah perlahan menjadi 3200 kamar pada tahun 1994. Kondisi ini mewakili 10

persen dari kapasitas perhotelan di Bali. Selanjutnya pada tahun 2000, Desa Sanur

direncanakan memiliki 5000 kamar. Rencana ini disusun oleh Bali Tourism

Development Board guna mengontrol menjamurnya pembangunan sarana pariwisata

di Desa Sanur (Picard, 1992).

Pantai Sanur menjadi ikon yang terkenal dengan potensi andalannya berupa

terumbu karang. Seiring berjalannya waktu, penataan pohon perindang sepanjang

pantai membuat suasana teduh dan nyaman. Berdekatan dengan pantai, Museum Le

Mayeur juga menjadi daya tarik tersendiri oleh para wisatawan. Catatan sejarah yang

ditampilkan museum tersebut dewasa ini sangat bernilai.


47

Saat ini sepanjang Pantai Sanur terdapat banyak toko – toko kecil atau kios

yang menjual barang – barang kesenian. Selain itu, restoran juga berkembang seiring

dengan tingginya permintaan wisatawan. Pantai Sanur saat ini dijadikan titik

penyeberangan ke Pulau Nusa Penida. Banyak penyewaan perahu bermesin

bermunculan seiring berjalannya waktu.

Renovasi kawasan Pantai Mertasari pada tahun 2004 merupakan suatu upaya

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Kawasan ini menyediakan tempat

wisatawan berjemur (sun bathing), menikmati panorama matahari terbit, berenang,

serta bermain kano. Renovasi ini juga terkait dengan projek pengamanan pesisir

Pantai Sanur dan sekitarnya.

Sejak tahun 2004 semua aktvitas yang berhubungan dengan industri

pariwisata di sepanjang Pantai Sanur membaik. Hal ini didukung oleh adanya portal

pemecah gelombang. Media pengaman pesisir pantai ini merupakan bantuan dari

pihak Jepang. Pesisir pantai yang aman dan semakin lebar terbukti menyelamatkan

usaha – usaha yang tumbuh di sepanjang pantai.

Sanur Village Festival yang diselenggarakan untuk pertama kalinya pada

tahun 2005 seakan menjadi titik tolak perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Ajang

ini juga menunjukkan semangat masyarakat Desa Sanur dalam ikut berpartisipasi

dalam perkembangan pariwisata. Bukan hanya itu, Sanur Village Festival juga

memposisikan Desa Sanur dalam kalender tahunan pariwisata kelas dunia.

Pada tahun – tahun berikutnya banyak bermunculan miniatur ‘Beach Market’

yang dikemas ulang oleh beberapa restoran di sepanjang pantai Sanur. Sekelas pasar
48

pagi yang diselenggarakan persis di halaman – halaman restoran bersangkutan.

Barang- barang yang dijual juga disesuaikan dengan kebutuhan para wisatawan,

sehingga memberikan kesan tersendiri saat pagi hari.

Perkembangan pariwisata di Desa Sanur mendorong komersialisasi perahu

layar tradisional (Jukung) yang pada awalnya berfungsi mencari ikan. Saat ini

beberapa kelompok Jukung tersebut sudah melayani pelayaran wisatawan. Terhitung

terdapat 5 kelompok Jukung yang tersebar di sekitar pantai Bali Beach, Pantai

Segara, Pantai Cemara Beneh dan sekitaran panta ex Hotel Hyatt. Semua kelompok

nelayan ini tergabung dalam satu wadah yang bernama Dewi Satayo Jana Gandhi

Sanur.

Renovasi Hotel Werdha Pura yang merupakan hotel milik Pemerintah

Provinsi Bali seakan menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung

perkembangan pariwisata. Penyediaan fasilitas yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan wisatawan telah melengkapi sarana pariwisata yang ada di Desa Sanur.

Tersedianya beberapa Halte Bus Sarbagita di beberapa sudut Desa Sanur

merupakan wujud perkembangan moda transportasi. Mengingat letak Desa Sanur

yang strategis, seakan – akan membelah jalur Gianyar menuju Nusa Dua. Selain itu,

perkembangan moda transportasi sepeda sangat mendukung pariwisata Desa Sanur.

Penggunaan sepeda di wilayah Desa Sanur diperkuat dengan Peraturan Wali Kota

Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar.

Parade ogoh – ogoh yang diselenggarakan oleh Himpunan Pemuda Sanur

Bersatu menunjukkan upaya pelestarian budaya setempat. Parade ini adalah parade
49

pertama yang diselenggarakan oleh komunitas di Desa Sanur. Sebelumnya parade

ogoh – ogoh diselenggarakan oleh pihak desa. Acara ini sama – sama memiliki tujuan

untuk menarik wisatawan asing maupun domestik.

Maraknya baliho penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa di beberapa sudut

Desa Sanur menunjukkan bahwa masyarakat waspada terhadap dampak yang

mungkin timbul. Gerakan ini seakan menangkal trauma kerusakan lingkungan pesisir

sekitar Pantai Blanjong akibat reklamasi Pulau Serangan beberapa tahun silam. Pura

Blanjong disadari oleh masyarakat memiliki posisi penting dalam kaitannya dengan

wisata arkeologi.

Saat ini Desa Sanur juga terkenal akan keragaman wisata bahari. Wisatawan

yang datang ke Pantai Sanur akan disuguhkan berbagai fasilitas wisata bahari.

Kegiatan wisata rekreasi air meliputi Banana Boat, Jet Ski dan Parasut Layang.

Selanjutnya untuk wisata selam terbagi atas free dive dan sea walker. Aktivitas yang

paling digemari wisatawan adalah Surfing dan berlayar menggunakan Jukung.

Peresmian mesin daur ulang sampah plastik oleh Wali Kota Denpasar pada 23

April 2016 di salah satu sudut Desa Sanur menunjukkan keseriusan dalam upaya

pelestarian lingkungan. Aktivitas ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal Desa

Sanur memiliki komitmen dalam menjaga lingkungan dari pencemaran sampah

plastik. Dengan lingkungan Desa Sanur yang bersih diharapkan dapat meningkatkan

kunjungan wisatawan untuk masa yang akan datang.


50

4.2 Karakteristik Sampel Penelitian


Uraian tentang karakteristik sampel dalam penelitian ini mencakup tiga aspek

meliputi wilayah domisili, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan atau bidang usaha

yang digeluti. Wilayah domisili sampel dalam penelitian adalah untuk mengetahui

wilayah sampel berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan. Untuk lebih jelas

akan di uraikan dalam Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Wilayah Domisili (KK)

No Wilayah Domisili Jumlah


1 Kelurahan Sanur 34
2 Sanur Kaja 30
3 Sanur Kauh 36
Jumlah 100
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa Sanur Kauh adalah wilayah

domilisi dengan sampel penelitian terbanyak, yaitu 36 sampel. Selanjutnya wilayah

domisili dengan sampel terbanyak adalah Kelurahan Sanur yaitu sebanyak 34 sampel.

Sanur Kaja merupakan wilayah domisili dengan sampel penelitian paling sedikit yaitu

sebanyak 30 sampel. Hal ini terjadi dikarenakan jumlah Kepala Keluarga di masing –

masing wilayah domisili berbeda – beda. Keseluruhan sampel penelitian di Desa

Sanur berjumlah 100 sampel dan merupakan kategori sampel besar.


51

Selanjutnya akan diuraikan karakteristik sampel menurut jenis kelamin yang

akan disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2
Jenis Kelamin Sampel Penelitian (KK)

No Wilayah Domisili Jenis Kelamin Jumlah


1 Kelurahan Sanur Laki - laki 34
2 Sanur Kaja Laki - laki 30
3 Sanur Kauh Laki - laki 36
Jumlah 100
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015

Dari Tabel 4.2 secara jelas terlihat bahwa keseluruhan sampel penelitian atau

100 % sampel adalah laki – laki. Hal ini bukan berarti terjadi ketidaksetaraan gender

dalam perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Sampel yang memenuhi syarat dan

ditemui pada saat penelitian kebetulan Kepala Keluarga berjenis kelamin laki – laki

dan merupakan masyarakat lokal Desa Sanur. Tingkat pendidikan sampel penelitian

juga beragam. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan Sampel Penelitian (KK)

No Wilayah SMP SMA PT


1 Kelurahan Sanur 1 15 18
2 Sanur Kaja - 11 19
3 Sanur Kauh 1 25 10
Jumlah 2 51 47
Sumber : Data Hasil Penelitian, 2015
52

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

sampel penelitian adalah SMA. Sampel pada wilayah Kelurahan Sanur terdiri 1

sampel berpendidikan SMP, 15 sampel berpendidikan SMA dan 18 sampel

berpendidikan Sarjana (S1). Tingkat pendidikan sampel untuk wilayah Sanur Kaja

tercatat sebanyak 11 sampel berpendidikan SMA dan 19 orang menamatkan

pendidikan di jenjang perguruan tinggi (D1, D2 dan D3). Selanjutnya tingkat

pendidikan sampel pada wilayah Sanur Kauh meliputi 1 sampel berpendidikan SMP,

25 sampel berpendidikan SMA dan 10 sampel berpendidikan Sarjana (S1).

Sampel penelitian masih didominasi oleh pendidikan pada jenjang SMA.

Industri pariwisata di Desa Sanur lebih mudah menyerap lulusan SMA, terutama

untuk yang bekerja di perhotelan. Pada tingkat middle management banyak terserap

tenaga kerja dengan pendidikan Sarjana. Misalnya sebagai seorang akuntan di

industri perhotelan yang ada di Desa Sanur.

Anda mungkin juga menyukai