karakteristik sampel penelitian yang terbagi atas 2 sub bab, yaitu : (1) perkembangan
pariwisata Desa Sanur; dan (2) karakteristik sampel penelitian. Uraian selengkapnya
sebagai berikut :
Desa Sanur berada dalam Kawasan Pariwisata Provinsi Bali yang ditetapkan
sejak tahun 1990 oleh Pemerintah Provinsi Bali. Desa Sanur memiliki pantai berpasir
putih yang diminati oleh para wisatawan. Baik wisatawan asing dan wisatawan
domestik. Selain itu, Desa Sanur juga merupakan salah satu destinasi wisata tertua di
Bali yang pertama kali memiliki resort. Terhitung sejak tahun 1930-an.
kelompok atau sekeha. Aktivitas tersebut tidak hanya memiliki lingkup pada
kehidupan sosial, tetapi sudah jauh merambah ke usaha – usaha di sektor industri
pariwisata. Kondisi ini juga didukung dengan ramainya kunjungan dan minat
Desa Sanur terbagi atas tiga wilayah yakni Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kaja
dan Desa Sanur Kauh. Secara administratif Desa Sanur memiliki batas wilayah
44
45
dengan Samudera Hindia; Timur berbatasan dengan Selat Badung dan sebelah Barat
dari tangan dingin sosok Ida Bagus Kompiang (Alm). Beliau banyak memberikan
inspirasi kepada generasi muda pada saat itu. Mulai dari pelestarian lingkungan dan
budaya hingga kiat – kiat dalam pembangunan pariwisata. Masyarakat Desa Sanur
Pembukaan Bali Beach Hotel pada tahun 1966 seakan menjadi titik tolak
pelayanan pariwisata yang berkelas pada saat itu. Berdirinya hotel ini bukan hanya
Bali saat itu, juga memicu munculnya tren bungalow di Desa Sanur.
Pada tahun yang sama dengan berdirinya Bali Beach Hotel, didirikanlah
pariwisata dan sosial budaya dengan baik. Yayasan Pembangunan Sanur memiliki
peran penting dalam mempertahankan kestablilan kondisi sosial budaya dan sekaligus
Konferensi PATA yang dikenal sebagai Year of Tourism pada tahun 1974
Kurang lebih sekitar 30 hotel dibangun dalam rentang waktu tahun 1966 hingga tahun
46
1974. Kapasitas kamar pun menjadi meningkat. Tercatat jumlah awal sekitar 400
relatif cepat.
Sebelumnya pada tahun 1971 muncul gagasan dari aparat Desa Sanur untuk
serbuan investor luar yang saat itu tergolong masiv. Salah satu realisasi dari rencana
tersebut adalah terbangunnya ‘Beach Market’ yang bertempat di pinggir pantai dan
Hal ini disebabkan oleh munculnya Kuta dan Nusa Dua sebagai kawasan resort baru
pada saat itu. Sanur hanya memiliki 2100 kamar pada era ini. Jumlah ini kemudian
bertambah perlahan menjadi 3200 kamar pada tahun 1994. Kondisi ini mewakili 10
persen dari kapasitas perhotelan di Bali. Selanjutnya pada tahun 2000, Desa Sanur
direncanakan memiliki 5000 kamar. Rencana ini disusun oleh Bali Tourism
Pantai Sanur menjadi ikon yang terkenal dengan potensi andalannya berupa
pantai membuat suasana teduh dan nyaman. Berdekatan dengan pantai, Museum Le
Mayeur juga menjadi daya tarik tersendiri oleh para wisatawan. Catatan sejarah yang
Saat ini sepanjang Pantai Sanur terdapat banyak toko – toko kecil atau kios
yang menjual barang – barang kesenian. Selain itu, restoran juga berkembang seiring
dengan tingginya permintaan wisatawan. Pantai Sanur saat ini dijadikan titik
Renovasi kawasan Pantai Mertasari pada tahun 2004 merupakan suatu upaya
serta bermain kano. Renovasi ini juga terkait dengan projek pengamanan pesisir
pariwisata di sepanjang Pantai Sanur membaik. Hal ini didukung oleh adanya portal
pemecah gelombang. Media pengaman pesisir pantai ini merupakan bantuan dari
pihak Jepang. Pesisir pantai yang aman dan semakin lebar terbukti menyelamatkan
tahun 2005 seakan menjadi titik tolak perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Ajang
ini juga menunjukkan semangat masyarakat Desa Sanur dalam ikut berpartisipasi
dalam perkembangan pariwisata. Bukan hanya itu, Sanur Village Festival juga
yang dikemas ulang oleh beberapa restoran di sepanjang pantai Sanur. Sekelas pasar
48
Barang- barang yang dijual juga disesuaikan dengan kebutuhan para wisatawan,
layar tradisional (Jukung) yang pada awalnya berfungsi mencari ikan. Saat ini
terdapat 5 kelompok Jukung yang tersebar di sekitar pantai Bali Beach, Pantai
Segara, Pantai Cemara Beneh dan sekitaran panta ex Hotel Hyatt. Semua kelompok
nelayan ini tergabung dalam satu wadah yang bernama Dewi Satayo Jana Gandhi
Sanur.
kebutuhan wisatawan telah melengkapi sarana pariwisata yang ada di Desa Sanur.
yang strategis, seakan – akan membelah jalur Gianyar menuju Nusa Dua. Selain itu,
Penggunaan sepeda di wilayah Desa Sanur diperkuat dengan Peraturan Wali Kota
Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar.
Bersatu menunjukkan upaya pelestarian budaya setempat. Parade ini adalah parade
49
ogoh – ogoh diselenggarakan oleh pihak desa. Acara ini sama – sama memiliki tujuan
mungkin timbul. Gerakan ini seakan menangkal trauma kerusakan lingkungan pesisir
sekitar Pantai Blanjong akibat reklamasi Pulau Serangan beberapa tahun silam. Pura
Blanjong disadari oleh masyarakat memiliki posisi penting dalam kaitannya dengan
wisata arkeologi.
Saat ini Desa Sanur juga terkenal akan keragaman wisata bahari. Wisatawan
yang datang ke Pantai Sanur akan disuguhkan berbagai fasilitas wisata bahari.
Kegiatan wisata rekreasi air meliputi Banana Boat, Jet Ski dan Parasut Layang.
Selanjutnya untuk wisata selam terbagi atas free dive dan sea walker. Aktivitas yang
Peresmian mesin daur ulang sampah plastik oleh Wali Kota Denpasar pada 23
April 2016 di salah satu sudut Desa Sanur menunjukkan keseriusan dalam upaya
pelestarian lingkungan. Aktivitas ini juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal Desa
plastik. Dengan lingkungan Desa Sanur yang bersih diharapkan dapat meningkatkan
meliputi wilayah domisili, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan atau bidang usaha
yang digeluti. Wilayah domisili sampel dalam penelitian adalah untuk mengetahui
wilayah sampel berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan. Untuk lebih jelas
Tabel 4.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Wilayah Domisili (KK)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa Sanur Kauh adalah wilayah
domisili dengan sampel terbanyak adalah Kelurahan Sanur yaitu sebanyak 34 sampel.
Sanur Kaja merupakan wilayah domisili dengan sampel penelitian paling sedikit yaitu
sebanyak 30 sampel. Hal ini terjadi dikarenakan jumlah Kepala Keluarga di masing –
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Sampel Penelitian (KK)
Dari Tabel 4.2 secara jelas terlihat bahwa keseluruhan sampel penelitian atau
100 % sampel adalah laki – laki. Hal ini bukan berarti terjadi ketidaksetaraan gender
dalam perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Sampel yang memenuhi syarat dan
ditemui pada saat penelitian kebetulan Kepala Keluarga berjenis kelamin laki – laki
dan merupakan masyarakat lokal Desa Sanur. Tingkat pendidikan sampel penelitian
juga beragam. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan Sampel Penelitian (KK)
sampel penelitian adalah SMA. Sampel pada wilayah Kelurahan Sanur terdiri 1
berpendidikan Sarjana (S1). Tingkat pendidikan sampel untuk wilayah Sanur Kaja
pendidikan sampel pada wilayah Sanur Kauh meliputi 1 sampel berpendidikan SMP,
Industri pariwisata di Desa Sanur lebih mudah menyerap lulusan SMA, terutama
untuk yang bekerja di perhotelan. Pada tingkat middle management banyak terserap