Anda di halaman 1dari 4

UJI KARAKTERISTIK KUAT ARUS DAN

TEGANGAN SEL FOTOVOLTAIK

Abstrak
Telah dilakukan percobaan uji karakteristik arus dan tegangan sel fotovoltaik.
Percobaan bertujuan untuk mendiskripsikan bahwa karakteristik sel surya
ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan sel, dapat
melakukan pengukuran karakteristik sel surya terhadap variabel intensitas
cahaya, dapat menggambarkan grafik arus keluaran (I) terhadap tegangan (V)
untuk berbagai intensitas cahaya. Metode yang digunakan berdasarkan hukum
E ss  V
Ohm dengan persamaan I  dengan cara memvariasikan intensitas
r
cahaya.

PENDAHULUAN

Semikonduktor ekstrinsik jenis-p dan jenis-n dapat digabung membentuk


Sambungan pn. Dari sambungan pn ini dapat dibuat piranti Semikonduktor seperti
dioda sambungan pn (atau dioda Kristal), dioda zener, dan transistor[2]. Prinsip
dasar sel surya serupa dengan sebuah dioda, yaitu persambungan dua jenis
semikonduktor. Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah
secara langsung cahaya (energi foton) menjadi energi listrik. Proses pengubahan
energi ini terjadi melalui efek kuantum (efek fotovoltaik) sehingga sel surya
dikenal pula sel fotovoltaik (sel surya). Kalau ada persambungan antara bahan
konduktor dan bahan semi konduktor, ataupun antara dua bahan semikonduktor
yang jenisnya berbeda, dikenakan sinar cahaya, maka akan timbul suatu e.m.f. di
antara kedua bahan yang dipersambungkan itu. Gejala demikian yaitu timbulnya
tegangan volta yang diakibatkan oleh foton ini disebut efek fotovoltaik[1].

Pada umumnya bahan semikonduktor yang digunakan untuk pembuatan


sel surya berasal dari golongan IV A pada susunan tabel periodik kimia, seperti
silikon (Si) dan germanium (Ge) atau paduan golongan IIIA dengan VA seperti
Galium-Arsenid (GaAs). Salah satu contoh bahan sel surya adalah kristal silikon
(c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron valensi 4) yang diberi
pengotoran (impuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak murni
(kekurangan sebuh elektron ). Silikon ini diberi nama silikon tipe-p. Sebuah
silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuh elektron) juga
menghasilkan silikon tak muni tipe-n. Sambungan kedua jenis silikon ini akan
membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas sambungan akan timbul
celah energi atau energy gap (Eg). Yang membatasi pita valensi dengan pita
konduksi. Besarnya tegangan fotovolataik sebanding dengan intensias cahaya
yang mengenai persambungan. Maka efek fotovoltaik dapat dipakai sebagai dasar
pembuatan alat pengukur intensitas cahaya.

Sedangkan Max Planck (1858-1947 ) mengemukakan bahwa energi yang


didistribusikan di antara molekul-molekul yang berosilasi tidaklah kontinu,
melainkan terdiri dari sejumlah bilangan kecil diskrit tertentu yang masing-
masing berhubungan dengan frekuensi osilasi, v (nhu)

E= h.v

Disini h adalah sebuah tetapan yang disebut tatapan Planck, yang nilainya 6,36 .
10-34J. S. Planck mengasumsikan bahwa energi dari sembarang molekul yang
bergetar hanya berupa bilangan bulat dengan kelipatan hv,

E= nhv, n= 1, 2, 3,..........................

Gagasan inilah yang kemudian dikenal sebagai hipotesa kuantum Planck.


Kuantum berarti jumlah yang tetap. Jumlah terkecil dari energi yang mungkin
(hv) dimiliki oleh molekul disebut dengan energi kuantum. Lima tahun setelah
gagasan kuntum Planck, Einstein mengajukan gagasan yang sama; bahwa saat
cahaya dipancarkan oleh sebuah molekul yang bergetar, energi nhvnya akan
menurun sejumlah hv sampai (n-1)hv. Agar tercapai kekelan energi, cahaya dapat
dipancarkan dalam bentuk paket-paket atau kuanta-kuanta, masing- masing
dengan sebuah energi, E= hv

Dengan h dan v masing-masing adalah konstanta Planck dan frekuensi cahaya


yang jatuh pada permukaan sel surya. Frekuensi ini dapat dinyatakan sebagai
c
hubungan v  . Untuk c dan  adalah masing- masing menyatakan laju dan

panjang gelombang cahaya.

Arus keluaran (I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika selmemperoleh
penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu
disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian menunjukan
bahwa karakteristik sel surya oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel.
Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan untukmembuktikan ketergantungan
karakteristik sel surya c-Si pada suhu kamar terhadap variasi intensitas cahaya.

Bila dirunut secara matematis berdasar konsep hukum Ohm, maka dapat
ditentukan besarnya kuat arus I yang mengalir, yaitu :

E ss  V
I
r
Dengan Ess adalah ggl suryaketika dikenai cahaya. R adalah hambatan dalam sel
surya. V adalah bead tegangan yang besarnya diatur oleh hambatan geser (Rs) dan
I adalah arus keluaran sel surya.

METODE PRAKTIKUM

Percobaan dilakukan di laboratorium eksperimen fakultas Sains dan


Teknik Universitas Jendral Soedirman. Langkah awal sebelum melakukan
percobaan adalah mempersiapkan alat dan bahan diantaranya, 1 Unit Sel
Photovoltaik (Sel Matahari FCA 15 Pudak Scientific), 1 Buah Voltmeter (Metra
Max 2), 1 buah Amperemeter (EXTECH Instruments), 1 buah Rheostat
(Hocustbelastung 4200 ohm, 0,3 A), 1 resistor (10 K ohm) dan beberapa kabel
penghubung. Selanjutnya mengukur GGL sel surya ketika dikenai cahaya tanpa
dihubungkan ke hambatan geser. Lalu mengeset peralatan seperti Gambar 2.1,
kemudian mengatur tahanan geser hingga diperoleh arus dan tegangan sel surya.
Setelah itu mencatat nilai tegangan yang terbaca pada voltmeter dengan selisih 0.5
volt dan mencatat nilai arus yang terbaca pada amperemeter. Kemudian
Menggambarkan kurva V terhadap I dan membandingkan dengan Gambar 2.2.

Rs
V
Ess

Gambar 2.1. Skema susunan Peralatan uji arus dan tegangan sel surya
HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 2.2. Hubungan antara tegangan (V) dengan arus (I).

Dalam percobaan uji karakteristik tegangan dan arus sel fotovoltaik menggunakan
satuan arus yang berbeda. Pada percobaan pertama terlihat pada grafik bahwa arus
keluaran (I) sebanding lurus dengan intensitas cahaya, sedang tegangan (V)
berubah secara logaritma.

Dari perobaan yang telah dilakukan ternyata besarnya tegangan fotovoltaik


sebanding dengan intensitas cahaya. Arus dan tegangan maksimum terjadi pada
saat sel surya menghasilkan daya (jumlah watt) maksimum yaitu pada tegangan 1
volt. Percobaan ini membuktikan bahwa ketergantungan karakteristik Sel surya
pada suhu kamar terhadap variasi intensitas cahaya. Selain itu juga dapat
disimpulkan bahwa Karakteristik Sel surya ditentukan oleh intensitas Cahaya
yang jatuh pada permukaan sel.

REFERENSI :

[1] Beiser, Athur.1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta:Penerbit Erlangga.

[2] Sutrisno.1987. ELEKTRONIKA Teori dan Penerapannya Jilid1.Bandung:

Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai