Anda di halaman 1dari 23

Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah

yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang.

Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:

 Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien,


keluarga, dan komunitas.

 Bersifat teratur dan sistematis.

 Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain

 Memberikan asuhan keperawatan secara individual

 klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien

 Dapat digunakan dalam keadaan apapun

Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:

•1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.
Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:

1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa
mempengaruhi status kesehatannya.

2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan
bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu
database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama
berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)

3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.

4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan
catatan kesehatan klien.

Metode pengumpulan data meliputi :

 Melakukan interview/wawancara.

 Riwayat kesehatan/keperawatan
 Pemeriksaan fisik

 Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan
kesehatan (rekam medik).

•2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat
diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain.

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa
keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon
komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses
kehidupan.

 Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik,


mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan
keperawatan.

 Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin


keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan
diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang
dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa
keperawatan.

•3. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien
dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu
pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti
bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang
direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan
oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.

•4. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.
(Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat
diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.

Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau
menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.

Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara
perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)

Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi
memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan.,
termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal
terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
Ciri-Ciri Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah sistem yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mengeksplorasi
data, menghasilkan dan menguji hipotesis, mengembangkan teori-teori baru dan
mengkonfirmasi atau menolak hasil sebelumnya.

Meskipun metode yang tepat digunakan dalam ilmu-ilmu yang berbeda bervariasi
(misalnya, fisikawan dan psikolog bekerja dengan cara yang sangat berbeda), mereka
berbagi beberapa atribut fundamental yang dapat disebut karakteristik metode ilmiah.

Empiris

Metode ilmiahadalah empiris. Artinya, hal itu bergantung pada pengamatan langsung
dari dunia, dan meremehkan hipotesis yang bertentangan dengan fakta yang dapat
diamati. Ini berbeda dengan metode yang mengandalkan akal murni (termasuk yang
diusulkan oleh Plato) dan dengan metode yang mengandalkan faktor subjektif emosional
atau lainnya.

Direplikasi

Percobaan ilmiah dapat direplikasi. Artinya, jika orang lain menduplikat percobaan, ia
akan mendapatkan hasil yang sama. Para ilmuwan seharusnya mempublikasikan cukup
metode mereka sehingga orang lain, dengan pelatihan yang tepat, bisa meniru hasil. Ini
berbeda dengan metode yang mengandalkan pengalaman yang unik untuk individu
tertentu atau sekelompok kecil orang.

Provisional

Hasil yang diperoleh melalui metode ilmiah bersifat sementara; mereka (atau seharusnya)
terbuka untuk pertanyaan dan perdebatan. Jika data baru muncul yang bertentangan
teori, teori yang harus diubah. Misalnya, teori phlogiston api dan pembakaran ditolak
ketika bukti terhadap itu muncul.

Tujuan
Metode ilmiah adalah tujuan. Hal ini bergantung pada fakta dan dunia seperti itu, bukan
pada keyakinan, keinginan atau keinginan. Para ilmuwan berusaha (dengan berbagai
tingkat keberhasilan) untuk menghapus bias mereka ketika melakukan pengamatan.

Sistematis

Sebenarnya, metode ilmiah adalah sistematis; yaitu, hal itu bergantung pada studi yang
direncanakan dengan hati-hati bukan pada pengamatan acak atau sembarangan. Namun
demikian, ilmu pengetahuan dapat dimulai dari beberapa pengamatan acak. Isaac Asimov
mengatakan bahwa kalimat yang paling menarik untuk mendengar dalam ilmu
pengetahuan tidak “Eureka!” tapi “Itu lucu.” Setelah pemberitahuan ilmuwan sesuatu yang
lucu, ia melanjutkan untuk menyelidiki secara sistematis.

Ciri-ciri lainnya adalah

1. Bersifat ilmiah artinya penelitian bersifat rasional, di lakukan melalui prosedur yang
sistematis dengan menggunakan fakta yang di peroleh secara valid dan kebenarannya
bersifat objektif.
2. Memberikan kontribusi artinya bahwa penelitian harus mengandung konstribusi atau nilai
tambah teknologi yang ada.
3. Analitis artinya bahwa suatu penelitian harus dapat di uraikan atau di buktikan dengan
hubungan sebab dan akibat antarvariabelnya dengan menggunakan metode ilmiah.
4. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus karena suatu hasil penelitian
selalu dapat di sempurnakan lagi dan hasil dari suatu penelitian dapat di lanjutkan oleh
penelitian lain.

Berikut unsur-unsur penelitian yang harus di perhatikan pada saat melakukan penelitian.

1. Unsur ilmiah yaitu penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah penelitian


sebagai metode berfikir. Langkah yang di maksud adalah mulai dari pernyataan masalah,
penggunaan hipotesis, pengumpulan data, sampai dengan penarikan kesimpulan.
2. Unsur penemuan artinya berusaha mendapatkan sesuatu untuk menigisi kekosongan
atau kekurangan.
3. Unsur pengembangan yaitu memperluas dan mengabalisis lebih dalam apa yang sudah
ada.
4. Unsur pengujian kebenaran yaitu mengetes hal-hal yang masih di ragukan kebenarannya.
5. Unsur pemecahan masalah yaitu upaya untuk membuat solusi terhadap masalah yang
sedang di jadikan sebagai bahan penelitian.
Adapun fungsi penelitian adalah menjajaki, menguji, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.

Menjajaki

Penelitian yang berfungsi menjajaki disebut juga fungsi eksploratif. Penelitian ini
berfungsi untuk menemukan sesuatu yang belum ada pada sebuah ilmu pengetahuan.

Menguji

Penelitian yang berfungsi menguji di sebut juga fungsi verifikasi. Penelitian ini berfungsi
untuk menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada.

Pengembangan

Penelitian yang berfungsi mengembangkan di sebut juga fungsi developmental.


Penelitian ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

Daftar Isi Artikel


1. Empiris
2. Direplikasi
3. Provisional
4. Tujuan
5. Sistematis

Artikel Terkait Lainnya


Contoh hipotesis karya ilmiah

Pertanyaan: Apakan Contoh Hipotesis? Hipotesis adalah penjelasan untuk serangkaian


pengamatan. Berikut ini contoh hipotesis ilmiah. Jawaban:...

Contoh Hipotesis dalam biologi metode ilmiah

Sebuah penjelasan yang lebih baik tentang tujuan hipotesis adalah bahwa hipotesis
merupakan solusi yang diusulkan untuk...

Pemecahan Masalah dengan Metode Ilmiah

Bagaimana kita bisa menggunakan pemecahan masalah dalam rutinitas kita sehari-hari?
Suatu hari Anda bangun dan menyadari...
Cara Berfikir Ilmiah

Pernahkan Anda mendengar suara yang menyeramkan? Jika Anda membiarkan emosi
mengatur pemikiran Anda, Anda mungkin berpikir...

Tahap Langkah Metode Ilmiah

Biologi merupakan salah satu ilmu yang besar. Para ilmuwan telah memperoleh
pengetahuan biologi melalui proses yang...

Model Sistem Klasifikasi Ilmiah Modern

Selama bertahun-tahun, banyak model untuk mengklasifikasi organisme telah disebut-


sebut sebagai yang terbaik berikutnya. Skema Linnaeus mengklasifikasikan...
Keperawatan dan Ruang Lingkup Keperawatan

Profesi keperawatan sangat dibutuhkan karena profesi ini sangat berhubungan dengan
manusia. Ketika manuia mengalami gangguan fisik Maupun psikisnya dia tidak bisa melakukan
kegiatan rutinitas seperti biasa. Oleh karena itu, dia harus membutuhkan pertolongan seorang
perawat. Seorang perawat yang professional yang ditutut zaman sekarang yaitu dia harus memiliki
ilmu keperawatan juga memiliki pengalaman kerja.
Dalam keperawatan terdapat ruang lingkup keperawatan yang menjelaskan tentang bidang-
bidang yang ada di ruang lingkup keperawatan tersebut. Ruang lingkup adalah suatu batasan yang
memudahkan dilaksanakannya penelitian agar efektif dan efesien untuk memisahkan aspek
tertentu sebuah objek.
1. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesiaonal yang merupakan bagian intergral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditunjukkan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan
bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan nasional, 1983)

Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan
(UU kesehatan No 23 tahun 1992)

Jadi perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki
kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan berdasarkan bidang keilmuan
yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara holistic dan professional untuk individu
sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio
dan spiritual, di dalam materi ini terdapat ruang lingkup keperawatan yang terdiri dari keperawatan
keluarga, anak, gawat darurat, komunitas, gerontik dan maternitas.

2. Ruang Lingkup Keperawatan


Ruang lingkup keperawatan adalah suatu batasan yang memudahkan dilaksanakannya
pelayanan kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat yang sehat maupun sakit serta
memudahakan aspek tertentu dalam suatu objek yang ada pada ruang lingkup bidang
keperawatan.Ruang lingkup keperawatan terdiri dari keperawatan anak, komunitas, medical bedah,
anestesi, jiwa,keperawatan keluarga dan sebagainya. Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan
beberapa ruang lingkup bidang keperawatan.

1. Keperawatan anak
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang berfokus pada keluarga. Keperawatan anak
merupakan disiplin ilmu keperawatan yang terdiri atas dua bidang ilmu keperawatan yaitu
keperawatan anak dan maternitas. Ilmu keperawatan anak merupakan dasar dalam mengantarkan
perserta didik agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif bagi anak (Infant,
toddler, prasekolah, sekolah dan remaja). Prinsip keperawatan anak, perawat harus mengetahui
bahwa prinsip keperawatan anak adalah :
a. Anak sebagai individu dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangan
b. Anak bukan minuatur orang dewasa
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan dan peningkatan derajat kesh.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak
sebagai perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan askep anak.
Peran perawat dalam keperawatan anak
 Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
 Pendidik
 Pengelola dalam bidang pelayanan
 Perawat dan institusi pendidikan keperawatan
2. Keperawatan Maternitas
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan professional keperawatan yang
ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi,
kehamilan, melahirkan, bifas, antaradua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari,
berserta keluarganya,berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik
dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Paradigma keperawatan maternitas
a. Manusia
b. Lingkungan
c. Sehat
d. Keperawatan ibu

3. Keperawatan Komunitas
a. Upaya Promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan :
 Penyuluhan kesehatan masyarakat
 Peningkatan gizi
 Pemeliharaan kesehatan perorangan
 Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
 Rekreaksi
b. upaya preventif
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat melalui kegiatan :
 Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunujungan rumah
 Pemberian vit A
c. Upaya kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota, keluarga yang menderita penyakit ataupun
masalah kesehatan.
d. Upaya rehabilitative
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
4. Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan professional keperawatan yang diberikan pada
pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan
pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang dialami pasien tetapi juga memberikan
asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan keluarga. Prinsip penatalaksana
keperawatan darurat
 Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi, melakukang resusitasi pada saat dibutuhkan.
Kaji cedera dan obstriksi jalan nafas.
 Kontrol pendarahan dan konsekuensinya
 Evaluasi dan pemulihan curah jantung

5.Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan, 1988).
a. Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran yang terdapat
dalam kelurga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah : Sebagai suami dan istri dan ayah dari anak-anaknya. Nerperan mencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok
masyarakat dari lindungannya.
b. Peran ibu : Sebagai isti dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya.
c. Peran anak-anak : Melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
mental , sosial, dan spiritual.
6. Keperawatan Gerontik
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan terhadap usia
lanjut di berbagai tatanan dan membantu usia lanjut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi
yang optimal. Lingkup praktek keperawatan gerontik meliputi pemberian asuhan keperawatan,
melaksanakan advokasi dan berkerja untuk meningkatkan kemampuan kemandirian usia lanjut,
mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermatabat.
Lingkup pelayanan pada usia lanjut meliputi :
1. Pelayanan kesehatan lansia berbasis institusi
2. Pelayanan kesehatan berbasis komunitas
BAB II
KONSEP DAN PENGERTIAN BERPIKIR LOGIS DAN METODE ILMIA
1.1. Berpikir Logis
Berpikir logis merupakan proses yang konsisten terhadap keyakinan – keyakinan yang
didukung oleh argumen yang valid. Pengertian lain dari berpikir logis adalah berpikir lurus,tepat,
dan teratur apabilah pemikiran itu sesuai dengan hukum, aturan da kaidah yang suda ditetapkan
dalam logika mematuhi hukum, antara dan kaidah logika bergguna untuk menghindari pelbagai
kesalahan dan enyimpangan (bias) dalam mencari kebenaran ilmiah. Pada hakikatya, pikiran
manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu :
a. Pengertian ( informasi tengtang fakta )
b. Keputusan ( pernyataan benar tidak benar )
c. Kesimpulan ( pembuktian silogisme ). (Nursalam2008)
Dalam logika ilmiah, tga unsur pikiran manusia tersebut haus dinyatakan dalam kata ( kalimat
tulisan)
Tiga pokok kegiatan akal budi manusia, yaitu :
a. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya, yang berarti menangakap sesuatu tanpa mengakui atau
memungkiri (pengertian atau pangkal pikir, disebut juga premis ).
b. Memberikan keputusan, yang berarti menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian
yang lain atau memmugkiri pikira tersebut.
c. Merundingkan, yang berarti mengbungkan keputusan satu dengan keputan yang lain sehingga
sampai pada satu kesimpulan ( pernyaan baru yang diturunkan berdasarkan premis
).(Nursalam2008)

1.1 Kajian Tentang Ilmu Dan Metode Ilmiah


Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Makna ilmu
menunjukan sekurang – kurangnya tiga hal
a. Kumpulan pengetahuan ( produk )
b. Aktifias ilmiah dan proses berpikir ilmiah (proses )
c. Metode ilmiah (metode )
proses

ILMU
Produk metode

a. Ilmu Sebagai Produk

Ilmu sebagai produk, merupakan kumpulan informasi yang telah teruji kebenarannya dan
dikembangkan berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis (kemeny,1961).
Struktur ilmu adalah sebagai berikut:
1. Paradigma
2. Teori
3. Konsep dan asumsi
4. Variabel dan parameter (Nursalam2008)

b. Ilmu Sebagai Proses


Ilmu sebagai proses, merupakan cara mempelajari suatu realitas (kejadian) dan upaya memberi
penjelasan tentang suatu mekanisme (jawaban terhadap pertanyaan mengapa dan bagaimana)
(singer, 1954). (Nursalam2008)
Karakteristik ilmu (singer, 1954):
1. Logica – emperical – verifikatif
2. Generalized understanding
3. Theoritical construction
4. Menjawab pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how) (Nursalam2008)

c. Ilmu Sebagai Metode


Ilmu sebagai metode , meruakan metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif
dan dapat diuji kebenarannyah(Titus, 1964). Metode adalah rangkaiyan cara dan langkah yang
tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, sering kali disebut metode ilmiah. Metode
ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode pengambilan sampel, pengukuran,
analisis, penulisan hasil, dan kesimpulan. Pendekatan adalah pemilihan area
kajian.( Nursalam2008)

Apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah


Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan – pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi
yang sistemis dari fakta – fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban fakta
– fakta maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta – fakta dengan
menggunakan pendekatan kesangsian sistemis karena itu, penelitian dan metode ilmiah,
pertanyaan - pertanyaan dalam mencari dalil umum akan muda terjawab, seperti menjawab
seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya . (Moh. Nazir,Ph.D 2010)
Penggolongan Ilmu
Pendapat mengenal pengelompokan ilmu sangat banyak, bergantung pada kriteria
penggolongannya. Secara umum , ilmu hampir selalu dikelompokkan menjadi dua kategori,
yaitu:(a) ilmu nomotetik dan (b) ilmu idiografik. ((Nursalam2008)
a. Ilmu Nomotetik (Deduktif)Ilmu Nomotetik merupakan suatu ilmu yang didasarkan pada kajian
– kajian makro (kasus - kasus ) yang luas dan banyak terjadi , kemudian di jabarkan pada hal -
hal yang khusus. pendekatan penelitian dapat digolongkan pada metode kuantitatif. misalnya,
semua klien yang masuk rumah sakit akan mengfalami stres hospitalisasi. Klien anak, klien
remaja, dan klien dewasa yang masuk rumah sakit akan mengalami stres.
b. Ilmu Idiografik (Induktif)Ilmu idiografik merupakan suatu kajian ilmu yang didasarkan pada hal-
hal yang mikro, unik, khusus, dan bersifat individual, kemudian ditarik suatu kesimpulan secara
umum. Pendekatan penelitian digolongkan pada metode kualitatif.contoh, penyanyi A berambut
keriting, penyanyi b rambutnya keriting, penyanyi c dan penyanyi lainnya juga berambut keriting,
semuanya pandal bernyanyi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki rambut
keriting pandai bernyanyi.((Nursalam2008)

Syarat Ilmu
Terdapat beberapa persyaratan bahwa suatu pengetahuan dianggap sebagai ilmu:
a. Memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan ilmiah

1. Logis: dapat dinalar dan masuk akal


d. Misalnya, pada ilmu keperawatan. Klien yang masuk rumah sakit mengalami stres, di samping
keadaan sakitnya, klien harus beradaptasiterhadap lingkungan baru (orang/perawat, peraturan -
peraturan dan lain- lain). ((Nursalam2008)

2. Empiris: data dapat diamati dan diukur


e. Misalnya, data tentang respons klien yang mengalami stres, dapat di amati dan diukur dari
ketidakmampuan klien untuk beradaptasi terhadap stresnya. Secara psikologis(kognator), klien
stres mengalami gangguan afek dan emosi (cemas marah-marah, depresi, dan menolak peraturan
baru). Hal ini karena klien tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru. Secara fisik
(regulator), kondisi klien dapat diukur denga terjadinya peningkatan tanda- tanda vital klien dan
peningkatan hormon-hormon stres (kortisol dan katekolami). ((Nursalam2008)
3. Di peroleh melalui metode ilmiah
f. Pendekatan yang digunakan berdasarkan langkah-langkah dalam metode ilmiah (penjelasan lebi
lanjut dapat dilihat dalam pembahasan tentang metode sains). ((Nursalam2008)
Memenuhi Komponen Ilmu (Sclence Bullding Blocks):

TEORI ADAPTASI
Konsep:stres konsep: manuala proposis
Prosisi koonsep:sakit

Konsep:koping konsep:lingkungan kosep :keperawatan


(regulator & kognator) rumah sakit)

HIPOTESIS
FAKTA EMPIRIS

 Belum diterapkanya model asuhan keperawatan di rumah sakit


 Perawatan belum enunjukan kenerja yang optimal
 Klien sering mengalami stres hospitalisasi
HUKUM,PRINSIP :
HUMANISTIK HOLISTIK CARE

Keterangan:
teori adaptasi terdiri atas komponen- komponen ilmu, yaitu terbentuk dari beberapa konsep:
1) Konsep stres akibat masuk rumah sakit (stres hospitalisasi)
2) Konsep koping (regulator dan kognator)
3) Konsep manusia
4) Konsep keperawatan
5) Konsep sakit
6) Konsep lingkungan

adanya sekelompok pengetahuan yang dirangkai dengan penambahan pernyataan lain sehingga
terbentuk suatu informasi tentang hubungan antarpengetahuan. Minimal pada penelitian ini akan
menghasilkan suatu proposisi – propesisi.

b. Memenuhi Metode Ilmiah: Mekanisme Stimulus-Respons

stmulasi

Logika respons

Gambar : mekanisme stimulus-respons pada kajian ilmu

1. Stimulus
(a). Masalah:
Fakta/empiris yang dapat diamati dan diukur berdasarkan hasil suatu pengamatan yang cermat
danteliti.
(b). Perumusan masalah penelitian :
Masaalah yang sudah ditemukankemudian dirumuskan dalam suatu masalah penelitian,
perumusan masalah. Di dalam penelitian di tuliskan sebagai pertanyaan penelitian.
2. Logika

(a). Kajian teoretis/ konseptual


Misalnya dalam ilmu keperawatan , sakit pada manusia disebapkan oleh
ketidakmampuan manusia untuk beradaptasi yang melibatkan unsur fisik, psikis, dan sosial
yang merupakan perwujudan terimplikasi adanya integrasi satu dengan yang lain. Objek utama
dalam ilmu keperawatan, yaitu:
(1). Manusia (indufidu yang mendapatkan asuhan keperawatan),
(2). Konsep linkungan,
(3). Konsep sehat, dan
(4). Keperawatan. ((Nursalam2008)

(1). Stimulasi / intervensi keperawatan


Stimulasi yang diberikan perawat berupa intervensi / asuhan keperawatan dalam meningkatkan
respons adaptasi berhubungan dengan empat mode respons adaptasi.
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
1. Membantu memenuhi kebutuhan klien dengan gangguan dalam pemenuhan kebuthan fisiologi
dan ketergantungan.
2. Memperlakukan klien secara manusiawi.
3. Melaksanakan komonikasi terapeutik.
4. Mengembangkan hubungan terapeutik. ((Nursalam2008)

(2). Konsep lingkungan


a. Lingkungan merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang memengaruhi dan berakibat
terhadap perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok. Lingkungan internal adalah
keadaan proses mental dalam tubuh individu untuk ( berupa pengalaman, kemampuan
emosional,dan kepribadian ) serta proses pemicu biologis ( sel maupun molekul) yang berasal dari
dalam tubuh individu. Lingkungan eksternal dapat berupa keadaan / faktor fisik, kimiawi, atau
fisikologi yang diterima individu dan dipersiapkan sebagai suatu ancaman.

(3). Konsep sehat


Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi
secara keseluruhan, fisik, mental, dan sosial. Integrasi adaptasi individu dimanifestasikan oleh
kemampuan individu memenuhi tujuan dalam mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.
Sakit adalah satu keadaan ketidakmampuan individu untuk berdaptasi terhadap rangsangan yang
berasal dari dalam maupun luar individu.
Kondisi sehat dan sakit dipresepsikan secara berbeda – beda oleh individu. Kemampuan
seseorang dalam beradaptasi ( koping) bergantung dari latar belakang individu tersebut dalam
mengartikan dan mempresepsikan sehat/sakit, misalnyatingkat pendidikan, pekerjaan,usia, budaya
dan lain – Lain.

(4) keperawatan
Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik,psikis sosial
agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentukan pemenuhan kebutuhan dasar dapat
berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah memperbaiki, dan
melakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipresepsikan sakt oleh individu
(b). Perumusan hipotesis
Hipotess adalah dengan adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu pernyataan atau
tujuan penilitian. Syarat hipotesis yang berikut adalah :
(1). Berupa pernyataan.
(2). Layak uji.
(3). Berdasarkan teori / konsep.
(4). Adanya hubungan antara variabel ( proposisi antara konsep adaptasi dan kinerja ).

(c). Identifikasi dan operasionalisasi variabel


a. Berikut ini merupakan contoh dalam penjelasan variabel dan devernisi
operasional ilmu keperawatan (adaptasi). ((Nursalam2008)

Variabel Dimensi Indikator/definisi operasional


Tingkat adaptasi Regulator Suatu proses fisiologi :
(proses)  Peningkatan hormon-hormon stres: kortisol dan
atekolamin.
 Peningkatyan tanda-tanda fital: denyut jantung dan
laju pernafasan.
Kognator Tingkat koping fisikologis klien yang kontruktif:
 Leaming ( iminitas, reinforcement dan pemahaman
diri ).
 Judgement ( penyelesayan masalah dan pengambilan
keputusan) terhadap lingkungan baru.
 Emotion : suatu tindakan klien dalam
merespon keputu san yang telah dibuat. Klien
diharapkan dapat menggunakan koping yang
konstruktif :
1. Menerimah kenyataan sakitnya.
2. Berhubungan dengan dengan orang lain.
3. Kooperatif terhadap tindakan yang diberikan
Tungkat efektor Fisiologis  tingkat fisiologis :
tingkat kebutuhan oksigen,nutrisi, cairan serta
 Fisikologis istirahat dan tidu.
 Tingkat fisiologis
1. Pandangan terhadap fisik
i. Pengurus konsep seksual
ii. Agresi; kehilangan
 Pandagan terhadap personal
i. Cemas
 Tingkat pera ii. Tidak berdaya
iii. Merasa bersalah
iv. Harga diri rendah
 Tingkat peran  Tingkat peran
Transisi peran ; peran berbeda; konflik peran:
kegagalan peran
 Tingkat ketergantungan
Kecemasan berpisa ; merasa ditinggalkan / terisolasi

Tingkat ouput Adaptif  Adaptif: koping konstruktif ( menerima,
 Maladaptif ( berhubungan dengan orang lain, melakuka aktifitas
koping tidak sehari-hari; an terpenuhi kebutuhan fisik)koping
efektif)  tidak efektif: marah-marah, menyendiri, merasa
tidak berguna,sedih dan peningkatan hormon-
hormon stres ( kortison,katokolamin)

Tingkat stimulasi Memebantu Terpenuhinya keutuhan fisiologi :


: kinnerja memenuh  Makan dan minum
ta
perawat( pemenuhan  Oksigenasi
berdasarkan  Cairan
kebutuhan fisiologi
paradigma dan  Istirahadan tidur
keperawatan: ketergantungan  Nutisi
humanistik,  Perawatan diri
holistih, dab care)
 Memperalukan Meperlakukan klien sebagai mitra/manusiawi:
klien  Sopan
secara
kimiawi  Tidak diskrminasi
 Melibatkan klien dan keluarga secara aktif
 Sabar
 Tanggap dan cepat dalm bertindak
 Melaksanakan Komonikasi terapeutik :
komonikasi  Memaggil nam klien
terapeutik  Menggunakan bahasa yang dimengeri
 Komonikasi secara tepat dan benar ( sesuai
kontrak)
 Mendengarkan dan menampung
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan
dan pandanganya
 Meluangkan waktu untuk bicara, setiap ada
kesempatan
 Mengembangkan Hubungan terapeutik dengan klien :
hubugan terapeutik Menciptakan hubungan timbal balik
dengan klien  Memelihara hubungan yang harmonis
 Mencega konflik dengan klien
 Mencegah sikap pilih kasih
 Menilai dampak dari tindakan
 Berpenampilan rapi dan tenang
 Menempati janji
 Jujur dan terbuka

(d). penyusunan penelitian


Noneksperimental ( bersifat observasi) dan eksperimental : true-eksperimental; quasy-
ksperimental; pre-eksperimental. Contoh rancangan quasy-eksperimental; peran teori adaptasi
terhadap perbaikan kenerja kerja
Perilaku kontrol
Pengukuran variabel dependen: indikator kinerja (pra)
Pengukuran variabel dependen: indikator kinerja (pra)

Dibandikan :
apakah
sama?
Fafa
Penerapan
Teori adaptasi variabel independen
Pengukura ulang variabel dependen: indikator kinerja ( pasca)
Pengukura ulang variabel dependen: indikator kinerja ( pasca)

Dibandingkan
Apakah beda ?

gambar: diagram Quasy-eksperimen


2. Respon

Respo dalam kajian ilmiah dapat digologkan sebagai berikut :


a. Peyusunan instrumen penilitian ( validasi dan rehabilitasi).
b. Melakukan sapling ( randomisasi) dan estimasi ukuran sampel.
c. Analisis data dan pengujian hipotesis ( regrasi).
d. Mengambil kesimpulan dan menberika saran ((Nursalam2008)
3. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis,logis,dan ilmiah. Cara ini di sebut metode penilitian ilmiah,atau lebih populer di sebut
metodologi penilitian (research methodology).Cara ini mula-mula di kembangkan oleh Francis
Bacon (1561-1626) ia adalah seorang toko yang mengembangkan metode berpikir
induktif.Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau
kemasyarakatan.Kemudian hasil pengamatannya tersebut di kumpulkan dan di klasifikasikan,dan
akhirnya di ambil kesimpulan umum.Kemudian metode berfikir induktif yang di kembangkan oleh
Bacon ini di lanjutkan oleh Deobold van Dallen,ia mengatakan buahwa dalam melakukan
kesimpulan di lakukan dengan melakukan kerangka observasi langsung dan membuat pencatata-
pencatatan terhadap semua fakta sehubung dengan objek yang di amatinya pencatatan ini
mencakup tiga hal pokok yakni: (Soekidjo notoatmodjo 2010)
a. Segala sesuatu yang positf yakni gejala tertentu yang muncul pada saat di lakukan pengmatan.
b. segala sesuatu yang negatif,yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat di lakuka
pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi,yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah Pada kondisi-
kondisi tertentu. (Soekidjo notoatmodjo 2010)

BAB III
METODE PENILITIAN

Metode ilmiah yang pertama kali yang di kenalkan oleh John Dewey adalah perpaduan
proses berpikir deduktif ,induktif guna pemecahan suatu masaalah.John dewey di dalam bukunya
How We Think (1910) mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan suatu masalah adalah
sebagai berikut (Soekidjo notoatmodjo 2010)
a. Merasakan ada suatu masalah atau kesulitan ini perlunya pemecahan.

b. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut.Dalam hal ini di perlukan observasi
untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.

c. Mencoba mengjukan pemecahan masalah/kesulitan tersebut dakam betuk hbipotesis-


hipotesis.hipotesis-hipotesis ini merupakan pernytaan yang di dasarkan pada suatu pemikiran atau
generalisasi untuk mejelaskan fakta tentang pe nyebab masalah tersebut.

d. Merumuskan alasan dan akibat dari hipotesis yang di rumuskan rumuskan secara deduktif

e. Menguji hipotesis-hipotesis yang di ajukan,dengan berdasar fakta-fakta yang di kumpulkan


dengan penyelidikan atau penilitian hasil pembuktian hipotesis ini bisa menguatkan hipotesis
dalam arti hipotesis di terima,dan dapat pula memperlemah hipotesis,dari langkahj terakhir ini
selanjutnya dapat di rumuskan pemecahan masalah yangtelahdirumuskantersebut. (Soekidjo
notoatmodjo 2010)

Amack(1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan demikian makna
penilitian pada dasarnya adalah proses penerapan metopde ilmiah tersebut yang hasilnya
adalah ilmu(kebenaran). Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya dua hal yakni menyangkut
masalah kriteria dan langkah-langkah (Soekidjo notoatmodjo 2010).
Sedangkan menurut ostle ( 1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengajaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh sesuai interelansi. ( Moh. Nazir,Ph.D 2010)

KRITERIA DAN LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

Metode ilmiah
Langkah-Langkah
Kriteria
1.Memilih masalah
2.Mencari data yang terkait masalah
1.Berdasarkan fakta hipotesis
3.Memformulasikan
2. Bebas dar prasangka
4.Membangun kerangka analisis serta metode
3.Menggunakan
Menguji hipotesisprinsip
analisis
5.Mengumpulkan data
4.
6. Menggunakan
Mengolah dan hhipotesis
menganalisis
5.
7. Menggunakan ukuran dan kesimpulan
Membuat generalisasi
Objektif
8. M embuat laporan penilitian
6.Menggunakan teknik 1.Kriteria Metode Ilmiah.
kuantifikasi
a.Berdasarkan fakta.

Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan di peroleh peniltian,baik yang akan


di kumpul maupun di analisis hendaknya fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan,bukan
berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri atau dugaan.

b.Bebas dari prasangka

Penggunaan fakta atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti yang dan objektif,bebas
dari pertimbangan-pertimbangan prasangka-prasangka atau dugaan-dugaan.

d. Meggunakan prinsip analisis.

Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya.Fakta
serta kejadian-kejadian tersebut harus di cari sebab akibatnya atau alasan-alasannya dengan
menggunakan prinsip analisis.

e. Menggunakan hipotesis

hipotesis atau dugaan (bukti) sementara di perlukan untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan
yang ingin di capai. Dengan hipotesis peniliti akan di pandu jalan pikirannya ke arah mana hasil
penilitiannya akan dianalisis.

f. Menggunakan ukuran Objektif


pelaksanaan penilitianatau pengumpulan data harus menggunakan ukuran –ukuran tyang objektif.
Ukuran-ukuran tidak boleh di nyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subjektif
(pribadi).. (Soekidjo notoatmodjo 2010)

3. Langkah –langkah Metode Ilmiah.

Langkah umum metode ilmiah menurut almack tersebut di atas dapat di sederhanakan sebagai
berikut:

a. Memilih dan/atau mengidentifikasi Masalah


Memilih masalah penilitian memang tidak mudah, oleh sebab itu di perlukan pemikiran-pemikiran
yang cermat. Untuk mempermudah pemilihan masalah,kta harus membaca buku,baik yang
mencakup teori maupun hasil-hasilpenilitian lain. Pengalaman-pengalaman lapangan pun sangat
membantu dalam pemilihan masalah penilitian.

b. Menetapkan tujuan penilitian


Setelah masalah di pilih (ditetapkan),selanjutnya tujuan penilitian di rumuskan.Tujuan penelitian
pada hakikatnya adalah suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan di gali melalui
penilitian tersebut.

c.Study literatur
Untuk memperoleh dukungan teoretis terhadap masalah penilitian yang di pilih maka peniliti
perlu banyak membaca buku literatur, baik berupa buku teks (teori) maupun hasil penilitian orang
lain,majalah,jurnal,dan sebagainya.Dari study literatur atau sering juga orang menyebut tinjauan
teoritis, akan mempermudah dalam merumuskan kerangka konsep penilitian. (Soekidjo
notoatmodjo 2010)

g. Merumuskan Kerangka Konsep Penilitian

Agar memperoleh gambaran secara jelas ke arah mana penilitian berjalan, atau data apa yang di
kumpulkan,perlu di rumuskan kerangka konsep penilitian.kerangka konsep penilitian pada
hakikatnya adalahsuatu uraian dari visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan di
teliti
h. Merumuskan Hipotesis

Agar analisis penilitian itu terarah,maka perlu di rumuskan hipotesis terlebih dahulu. Hipotesis
pada hakikatnya adalah dugaan sementara terhadap terjadinya hubugan variabel yang akan di teliti.
i. Merumuskan Metode Penilitan

Dalam merumuskan metode penilitian ini mencakup jens dan metode penilitian yang akan di
gunakan,populasi,dan sampel penilitian, cara (metode) dan alat ukur (pengumpul data), serta
rencana pengolahan dan analisa data.

j. Pengumpulan Data

Pengumpulan data di lakasnakan cara dan alat pengumpul data seperti di uraikan dalam buku ini
juga.

k. Mengolah Dan Menganalisis Data

Setelah data terkumpul maka tahap selanjutya adalah mengolah dan menganalisi data. Pengolahan
dan analisis data dapat di laksaanakan secara manual atau dengan bantuan komputer.

l. Membuat Laporan

Laporan penilitian pada dasarnya adalah penyajian data.Artinya dalam laporan hasil penilitian
akan di sajikan data hasil penilitian tersebut.
Dari langkah-langkah atau proses atau penilitrian dapat di ilustrikan sebagai berikut: (Soekidjo
notoatmodjo 2010)

Anda mungkin juga menyukai