Nerosensory System
(Malaria).
Guyss, jd pd materi kali ini tentang parasite yang menginfeksi manusia dan menimbulkan gejala
neurosensory, ingat yaa kalo penyakit malaria itu disebabkan oleh plasmodium yang termasuk
salah satu parasite. Parasite itu ada protozoa dan cacing. Kita langsung ke materi ajaa yaa ini
sebagai pembuka aja biar yang penasaran, bisa tau, kenapa judul lecture ini seperti itu.
EPIDEMIOLOGY
Malaria banyak terjadi di negara tropis dan negara berkembang. Di Indonesia sendiri,
malaria udah ada sejak lama dan menjadi salah satu sejarah bangsa Indonesia, ketika
membacakan proklamasi kemerdekaan, presiden pertama kita, Soekarno, dikabarkan
tengah sakit malaria. Hingga saat ini malaria masih tersebar di seluruh daerah di
Indonesia dan paling parah di daerah timur seperti Papua
Etiologi
Agen etiologi malaria ialah protozoa kelas sporozoa(tidak punya alat gerak)
dengan genus Plasmodium. Dari 120 species Plasmodium yang ada,
hanya 4 yang menginfeksi manusia yaitu Plasmodium falciparum, P. ovale, P. vivax,
dan P. malariae.
Ada 1 spesies lagi yang dapat di temukan di Kalimantan, yaitu P. knowlessi yang sangat jarang
ditemukan menginfeksi manusia, biasanya hostnya adalah primata, seperti kera ekor panjang dan
makaka. Masing masing species plasmodium ini mempunyai perbedaan dalam distribusi
geografis(P. VivaxAmerika tengah; P. ovale dan P.malaria Afrika sub sahara; P.
Falciparumnegara non afrika), karakteristik klinis, pola resistensi obat, epidemiology
Siklus Hidup
Plasmodium memiliki 2 host, yaitu:
1. Host definitive/ invertebrae (pada nyamuk anopheles betina yang sedang mengandung,
krn ia membutuhkan nutrisi sehingga ia akan menghisap darah manusia) untuk
reproduksi seksual atau pembentukan zigot
2. Host intermediate/ vertebrae (pada manusia dan beberapa primate) untuk reproduksi
aseksual.
Karena nyamuk menyebarkan malaria ke manusia, nyamuk juga berperan sebagai vector.
Siklus hidup parasite malaria
1. Fase invasive
Fase ketika plasmodium dalam bentuk sporozoit, Saat nyamuk menghisap darah
manusia, maka nyamuk akan menginjeksikan sporozoit tersebut, salivanya akan
mencegah pembekuan darah (mengandung senyawa anti koagulasi) dan sporozoite
akan menyebar melalui darah (belum berada di dalam eritrosit) dan limfa. Fyi,
Sporozoit ini bentuknya sama untuk ke- 4 jenis plasmodium, panjang 10-15
mikrometer, punya 1 nukleus sentral dan bentuknya memanjang. Kemudian,
sporozoit akan sampai di hati menginvasi sel parenkim hati (hepatosit). Mengapa
sporozoit dapat menargetkan hepatosit? Mekanisme ini sebenernya tidak diketahui
secara pasti bagaimana sporozoit bisa melewati hingga sinusoid hati. Namun, sel
kupffer(sel makrofag yang menetap di hati) diduga memiliki peran hingga sporozoit
dapat masuk ke hepatosit. Invasi sporozoit pada hepatosit melibatkan interaksi
antara protein permukaan yang ada pada parasite dan molekul permukaan
hepatosit (Heparan Sulfat Proteoglikan/ HSPGs). fase intra-hepatic / pre-eritrosit
schizogony, fase dimana sporozoit berkembang didalam hepatosit, sporozoit
trophozoitschizont hepatosit rupture melepaskan merozoit.
Pada P.ovale dan P.vivax terjadi fase tambahan didalam hati. Sporozoit species ini
akan memasuki hepatosit lalu menjadi hypnozoit (bentuk tropozoit yang dorman.
Ukurannya kecil 3-5 mikrometer, memiliki 1 nukleus dengan batas sitoplasma
sempit, dan muncul di hepatosit 48 jam setelah infeksi). Saat hypnozoit ini
diaktifkan, mereka akan menjadi late tropozoit. Late tropozoit kemudian akan
menjadi schizont, lalu menjadi merozoit dan menyebabkan malaria bisa kambuh lagi
(recrudescence)
Erythtocytic trophozoit
Tiap merozoit berkembang menjadi trophozoit dalam 10-20 menit setelah
invasi RBC.
Pada fase ini, trophozoit muda (ring shaped krn bentuk sitoplasmanya
berbentuk sprti cincin dan terdapat inti) dlm RBC sama seperti trophozoit yg
berada pada fase intra-hepatic / pre-eritrosit schizogony, sama-sama dalam
keadaan makan kemudian terjadi pertumbuhan yang cepat.
Manifestasi Klinis
Terjadinya rupture RBC yang mengakibatkan pelepasan antigen parasite, toxin, dan
produk parasite lainnya sehingga mengakibatkan terpacunya
respon imun, yang berupa demam, triad malaria yg tdd fase
kedinginan/ chill stage pasien menggigil menggunakan
banyak selimut terjadi dalam 15 hingga 60 menit, kemudian hot
stage suhu tubuh akan meningkat dalam 1-12 jam lalu terjadi
sweating stage tubuh berkeringat selama 15 hingga 60 menit
akibat suhu tubuh yg meningkat td, selanjutnya suhu akan
menurun akibat keringat biasanya pasien akan tidur.
Faktor penentu keparahan klinis malaria
Masih tidak jelas, namun dapat ditentukan oleh: banyaknya sporozoit yg diinokulasi,
species parasite, respon tubuh innate dan acquired, resistensi parasite pada obat
Proses Patologis
Pada infeksi P. falciparum, mekanisme
rosetting- cytoadheren- sequestrationanoxia jaringan
RBC yg mengalami sequestrasi dpt ditemukan didlmnya terdpt bentuk matur
dari parasite(trophozoit dan schizont).
jika terjadi pada pembuluh darah otak cerebral malaria
Tidak hanya pada pembuluh darah yang mengarah ke cerebri, tapi dapat juga
terjadi di pembuluh darah lain, Misalnya di hati juga bisa terjadi rosetting-
cytoadheren- sequestrationanoxia jaringan.
Karena mekanisme ini juga, P. falciparum trophozoit nya tidak dapat
diamati pada darah tepi. Karena perkembangan trophozoit jd schizont terjadi
di pembuluh darah tempat terjadinya rosetting- cytoadheren- sequestration,
seperti seolah-olah RBC terfiksasi di pembuluh darah ini. Sehingga bentuk
tropozoit dengan cincin mudasaja yang dapat diamati
Cerebral malaria memiliki tampakan
histopatologis sebagai berikut:
1. Pembesaran Kapiler dan venula
cerebral
2. Otak bengkak pada pemeriksaan
postmortem. Selain itu juga
warnanya abu-abu dan ada
petechial.
3. Di endothelium tidak terlihat
adanya kerusakan, Tapi pada
pewarnaan IHC terlihat aktivasi
endothelial dan disrupsi Blood
brain Barrier
Terapi
Anti malaria: Quinine/ Quinidine. Contoh: Chloroquine. Karena heme bersifat toxic pada
plasmodium, terdapat mekanisme plasmodium bertahan hidup, yaitu mula-mula heme
akan didetoksifikasi dalam vakuola makanan kemudian terjadi konversi heme
hemozoin menggunakan enzim heme polymerase. Obat ini fungsinya untuk
cegah enzim heme polymerase
Artemisin
Sekarang malaria resisten terhadap cloroquine, sehingga butuh obat anti malaria baru. Tapi sayangnya
artemisin half life nya pendek sehingga banyak parasite yang belum terbunuh.
Contoh kombinasi:
i. Untuk P. falciparum:
1. Dihydromartemisinin +
Piperaquin (DHP) dan
primakuin
2. Artesunat (derivate
artemisin) dan
amodiakuin
ii. Untuk P. vivax:
1. DHP dan primakuin
2. Artesunat + amodiakuin
dan primakuin
Untuk P. vivax,
pengobatan dilakukan
secara teratur selama 14
hari untuk membunuh
hypnozoit sehingga
mencegah terjadinya
relapse/ kambuh.
Vektor
Ciri ciri telur anopheles:
a. Di permukaan air, 70-200 buah. Warnanya putih pada saat baru diletakkan.
Nanti 1-2 jam berubah warnanya jadi hitam/ cokelat.
b. Panjangnya 0.5-1 mm, bentuknya seperti perahu(boat shaped). Di
sampingnya terdapat sepasang pelampung sehingga dapat mengapung
c. Menetas dalam 2-3 hari pada iklim tropis. Tidak tahan panas
Spesies nyamuk anopheles yang sering ditemui di Indonesia adalah An. Aconitus (di
sawah), An. Punctulatus( genangan air di tanah berlumpur), An. Sundaicus (air asin),
dan An. Stephensi(tempat tampungan air)
.
Kemampuan nyamuk untuk menyebarkan malaria bergantung kepada
kerentanan terinfeksi parasite dan factor biologis lainnya. Tidak semua spesies
Anopheles berperan dalam penularan malaria, ada syarat syarat tertentu
untuk menjadi vector biologis malaria, antara lain:
1. Menggigit/ menghisap darah manusia
2. Dapat terinfeksi oleh spesies Plasmodium
3. Tubuhnya mendukung perkembangan parasit
4. Dapat menularkan parasit
5. Sebanding dengan penyebaran parasite