MAKALAH
Oleh
Adie Prayoega 160533611511
Aimmatul Azizah 160533611463
Ainal Mardiyya 160533611497
Septian Victor K 170533628598
elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan pendidikan dituntut untuk lebih
kreatif dan profesional untuk mengembangkan pendidikan. Selain itu, para pelaku pendidikan
juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama sesuai dengan
Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk menjawab tantangan – tantangan yang
muncul seiring dengan berkembangnya waktu, maka muncul-lah cara atau metode yang disebut
perencanaan dan desain pembelajaran yang diharapkan akan lebih memudahkan proses belajar
mengajar.
2. PEMBAHASAN
Pada dasarnya kegiatan Instruksional dilakukan dalam tiga tahap yakni tahap 1
dalam tahap ini antara lain 1) merumuskan tujuan instruksional itu sendiri seperti apa, 2)
menulis tujuan instruksional khusus 6) menulis tes acuan patokan 7) menyusun strategi
instruksional
Tahap kedua yaitu tahap implementasi, di mana pada tahap ini hasil rancangan
sehingga dalam kegiatan pembelajaran terdapat panduan atau petunjuk untuk membantu
kegiatan instruksional, tujuan-nya untuk menilai apakah Desain Intruksional yang sudah
kita rancang sudah berhasil atau tidak dalam menunjang proses belajar mengajar. Dari
penilaian ini dapat di-deskripsikan hal-hal apa saja yang harus direvisi pada desain
sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
1. Tujuan pembelajaran.
2. Bahan ajar.
4. Guru
6. Situasi
Agar tujuan itu dapat tercapai semua komponen yang ada harus diorganisasikan
dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak boleh
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu
wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:
Asynchronous Learning adalah teknik mengajar yang berpusat pada siswa di mana
sumber daya online pembelajaran yang digunakan untuk mengaktifkan berbagi informasi
Asynchronous learning difasilitasi oleh media, seperti email, forum diskusi online,
Asynchronous Learning memfasilitasi hubungan kerja antara guru dan peserta didik,
bahkan jika peserta didik tidak online pada saat yang sama, membawa tingkat fleksibilitas
yang tinggi untuk e-learning. Sifat berpartisipasi dalam asynchronous adalah kunci dalam
kursus online. Hal ini memungkinkan peserta untuk bisa menggabungkan waktu pendidikan
Peserta dapat dengan mudah masuk ke platform e-learning dari setiap lokasi virtual
dalam kondisi yang nyaman dan kemudian men-download / berbagi dokumen dan mengirim
email ke rekan-rekan mereka dan / atau guru. Siswa juga memiliki kemampuan untuk
mendapatkan pelatihan yang mereka butuhkan setiap saat. Hal ini dapat mencakup
melakukan tugas. Kursus belajar mandiri dibuat dengan alat e-learning authoring.
Kursus belajar mandiri dapat disampaikan dengan berbagai cara termasuk:
- Internet
- Multimedia : campuran dari teks, grafik , animasi , audio dan video untuk
nyata
- Online Experts: Menyediakan akses kepada ahlinya melalui chat atau diskusi online
- Multiple Bookmarks: Mentukan satu atau lebih halaman program untuk diakses
Agar kursus belajar mandiri ini sukses, anda harus bisa menyelesaikan beberapa
tantangan. Banyak peserta memerlukan dukungan dari luar agar dapat memilih dan
menyelesaikan suatu kursus pembelajaran. Karena metode belajar mandiri ini dapat
dilakukan tanpa memerlukan pengajar, dan tanpa ada jangka waktu tertentu yang harus
dipenuhi, banyak peserta yang mungkin tidak sanggup atau tidak mampu menyelesaikan
kursus ini. Tapi, harus Anda pahami, bahwa ada beberapa peserta yang memiliki tujuan
yang disajikan. Karena kursus belajar mandiri yang tanpa pengajar, peserta tersebut
mungkin saja gagal/tidak lulus. Beberapa tenaga ahli harus ada/tersedia, untuk
D. Synchronous e-Learning
Synchronous Learning merupakan salah satu dari tiga kategori interaksi antara sistem
dengan manusia. Synchronous learning ini juga merupakan metode penyampaian bahan ajar
perasaan seorang peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran dengan sistem e-
learning.
Synchronous berarti "waktu yang sama". Pembelajaran ini adalah tipe dimana
pembelajaran eletronik dilakukan atau dilaksanakan pada saat yang sama dimana pengajar
sedang mengajar, dan siswa sedang belajar. Hal tersebut memungkinkan interaksi langsung
antara guru dan siswa, baik itu melalui internet, maupun melalui intranet. Penggunaan E-
Learning tipe ini biasanya digunakan pada konferensi yang pesertanya berasal dari beberapa
daerah. Aktivitas tersebut dikenal juga dengan istilah 'web conference' atau 'webinar'. Selain
digunakan pada aktivitas tersebut, synchronous learningjuga sering digunakan pada kelas
Learning secara bersamaan. Singkatnya, e-learning tipe ini hampir sama dengan
Learning hal ini tidak ditandai dengan kehadiran secara fisik. Namun kelasnya
bersifat virtual dan menggunakan media komputer yang terkoneksi dengan internet.
- Terjadwal
- Kolaboratif
E. Perencanaan Pembelajaran Asynchronous dan Synchronous E-learning
1. Pemilihan Media
Pemilihan Media pada proses pembelajaran Asynchronous dan synchronous harus
sesuai dengan konten yang akan diajarkan misalnya pada suatu pembelajaran
asynchronous harus mengunakan media yang efektif misalanya penggunaan gogle
dengan akses internet atau menggunakan media email, begitupun dengan pembelajran
dengan synchronous harus sesuai dan konsisten dalam sebuah pembelajaran misalnya
dengan menggunakan edmodo dalam 1 forum dan harus semua pengguna aktif dalam
satu waktu tersebut.
- Faktor Logis
Faktor logis yakni dalam sebuah perancangan harus sudah sesuai dengan akl sehat
atau logis dimana harus menggunakan media yang logis di gunakan dengan
mempertimbangkan segala kondisi yang digunakan khususnya pada synchronous
yakni harus mempertimbangkan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran
elektronik dengan cara tatap muka.
- Faktor Edukatif
Pembuatan media harus dengan mempertimbangkan faktor edukatif atau faktor
ketergunaaannya atau faktor yang dapat digunakan dalam sebuah pembelajaran
dengan kesesuain konten bahasan dimana dalam faktor edukatif, media harus
memiliki sebuah pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Faktor
edukatif juga harus mempertimbangkan hal hal berikut :
a. Sosial Presence
b. Congnitive load
c. Visualisasi
d. Tipe Interaksi
2. Interaksi
Dalam pembuatan atau perancangan synchronous atau asynchronous harus dapat
membedakan interaksi yang digunakan. Sebagai pembelajaran e-learning interaksi
merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah pembelajaran. Namun yang
dimaksud dengan interaksi di sini bukanlah interaksi antar orang melainkan interaksi
antara pembelajar dengan materi (content) (Hyder, 2007). Pada synchronous pengajar
mengendalikan dan mengontrol secara penuh proses pemberian materi dan langsung
melakukan feedback dalam waktu itu juga, dan pada pembelajaran asynchronous maka
peserta didik harus melakukan pembelajaran secara mandiri. Interaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yakni :
a. Frekuensi Partisipasi
b. Kolaborasi
c. Partisipasi individu
d. Feedback dan penugasan
3. Visualisasi
Pada setiap pembelajaran visualisasi menjadi hal yang sangat penting agar materi
dapat tertangkap dengan celas dan dimengerti oleh orang lain. Visualisasi juga dapat
mengugah minat seseorang agar mempelajari suatu materi tersebut Oleh karena itu,
ketika mengimplementasikan sebuah pembelajaran synchron dan asynchron, instruktur
harus mampu mengembangkan literatur visual baik melalui gambar, skema, grafik,
diagram, dan sebagainya. Visualisasi sangat penting untuk menjaga motivasi
pembelajar dalam membaca dan memahami materi yang disampaikan oleh instruktur
atau pengajar. Salah satu contoh visualisasi yang bisa dilakukan adalah
mengembangkan materi pembelajaran yang didesain seperti halaman komik sehingga
menarik bagi pembelajar. Minat dan ketertarikan pembelajar terhadap materi adalah
salah satu faktor penting bagi kesuksesan proses pembelajaran. Jika pembelajar sudah
tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan, tentunya proses pembelajaran tidak
akan berhasil karena pembelajar sudah tidak termotivasi untuk berinteraksi dengan
materi. Pemilihan teknik dan bentuk visualisasi materi menjadi sangat penting untuk
menjamin kelangsungan sebuah pembelajaran e-learning yang efektif.
Tipe visualisasi
Seperti halnya bidang studi lain, teknologi pembelajaran juga berkembang sesuai
komputer dan komunikasi (internet), mau tak mau perlu pula diikuti di bidang pendidikan.
Salah satu aspek yang menonjol di bidang pendidikan ialah perkembangan media instruksional.
Kalau pada awalnya pembelajaran di kelas hanya menggunakan papan tulis dan kapur (black /
green board), selanjutnya diganti dengan white board dan spidol. Belakangan ini muncul
Overhead Projector dan Overhead Transparencies, yang kemudian disusul oleh LCD Projector
atau Infocus. Di samping itu, penggunaan Komputer dalam pembelajaran juga semakin populer,
Assisted Learning. Perkembangan di bidang komunikasi akhir-akhir ini malahan telah ikut
instruksional ini memang sangat membantu dalam pembelajaran, namun konsekuensinya ialah
meningkatnya biaya pendidikan karena memerlukan peralatan (multi) media yang sangat
mahal.
DAFTAR RUJUKAN
https://www.academia.edu/35321323/ORIENTASI_DALAM_DESAIN_INSTRUKSIO
Admin, http://blog.efrontlearning.net/2013/08/synchronous-vs-asynchronous-elearning.html.