Anda di halaman 1dari 2

Pada dasarnya tugas orangtualah untuk mendidik anaknya cinta Al-qur’an, bukan tugas

pesantren, bukan tugas sekolah. Sebagai contoh, Musa peserta program hafidz dibimbing oleh
ayahnya sendiri dalam menghafal Al-qur’an. Keajaiban datang dari Allah, yaitu dengan
diberangkatkannya Ayah, Paman, dan Neneknya naik haji gratis dan rumah yang mereka tempati
diperbaiki agar layak dihuni.

Tanya Jawab
1. Beberapa tetangga di rumah merasa terganggu mendengar anak saya dan teman-temanya
membaca Al-qur’an. Bagaimanakah cara menangapi hal ini dengan baik dan tidak
menyinggung orang tersebut?
**penghafal Al-qur’an diharapkan juga memiliki akhlaq Al-qur’an, sehingga kita juga harus
memperhatikan kondisi di sekitar kita. Kita harus pandai menyikapi kondisi, walaupun yang
kita lakukan adalah hal baik, tetapi kita tidak pernah mengerti apa yang ada di pikiran orang
lain. Maka dari itu lebih baik kita mensiasati bagaimana agar suara bacaan Al-qur’an hanya
terdengar oleh yang di dalam rumah saja. Selain itu, memberikan hadiah dan senyuman pada
mereka yang merasa terganggu juga patut dicoba untuk mendinginkan suasana.

2. a. Menurut ustadzah mana yang lebih baik, ditalqin dulu atau belajar membaca Al-qur’an
dulu?
b. Menurut pengalaman ustadzah, apa saja kendala yang biasa terjadi pada anak usia 2-3 tahun
dalam proses menghafal Al-qur’an, misalnya tentang pembagian waktu atau kecepatan
anak menghafal?
**anak kecil itu kecil casingnya saja, tapi kemampuannya luar biasa. Orangtua harus bisa
melihat kemampuan, apakah ada sumber daya yang mampu menghafalkan anak dengan Al-
qur’an, misalnya mentalqin Al-kahfi setiap hari Jum’at, mentalqin 1 juz sebanyak 17 kali, dll.
Seperti Ibunda Sayyid Qutb yang selalu membacakan Al-qur’an sebelum Sayyid Qutb tidur
dan sebelum beliau bangun tidur. Dan pada akhirnya beliau juga menjadi penghafal Al-
qur’an. Sebenarnya mentalqin dan belajar membaca Alqur’an dapat dilakukan bersama-sama,
seperti anak Ustadzah Sarmini yang paling kecil. Putri Ustadzah Sarmini yang pertama juga
mulai ditalqin sejak pertama mampu menirukan dan memahami.
3. Bagaimana membagi waktu antara sekolah formal anak dan muroja’ah? Bagaimana mengatasi
mood anak? Kalau sudah memiliki hafalan yang cukup banyak, idealnya berapa lembar
muroja’ah dalam satu hari?
**Al-qur’an itu cemburu apabila diduakan, dan akan cukup berat bagi anak-anak apabila
sekolahnya harus bagus, hafalannya juga harus meningkat cepat. Untuk anak yang sekolah
formal, lebih baik memaksimalkan waktu pagi hari dan libur sekolah untuk muroja’ah. Anak
kecil pada dasarnya dapat bangun pukul 04.00 pagi asalkan waktu istirahat cukup. Tipsnya
adalah anak harus sudah masuk kamar setelah sholat maghrib. Kemudian lampu kamar segera
dimatikan dan diperdengarkan murotal. Jika hafalnnya sudah banyak, mungkin dalam satu
hari bisa muroja’ah 10-20% halaman dari hafalannya.

Anda mungkin juga menyukai