Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap NAPZA yang

melanda dunia berimbas juga ke tanah air, perkembangannya begitu pesat

sehingga sangat mengkhawatirkan. NAPZA juga sudah menyebar sampai ke pelosok

pedesaan dan telah mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa anak bangsa akibat

terjerat narkoba. Berdasarkan data yang ada di BNN, tidak satu Kabupaten/Kota di

Indonesia yang terbebas dari masalah narkoba. (BNN, 2015) NAPZA sudah merambah ke

segala lapisan masyarakat Indonesia. Yang menjadi sasaran bukan hanya

tempat-tempat hiburan malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman,

kampus, ke sekolah-sekolah, rumah kost, dan bahkan di lingkungan rumah tangga.

Korban penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin bertambah dan tidak

terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu, mengingat harga NAPZA

yang tinggi, tetapi juga sudah merambah kekalangan masyarakat ekonomi

rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi narkoba memiliki banyak jenis, dari yang

harganya paling mahal hingga paling murah. Mencermati perkembangan penyalahgunaan

dan peredaran gelap NAPZA akhir-akhir ini, telah mencapai situasi yang

mengkhawatirkan, sehingga menjadi persoalan kenegaraan yang mendesak. Karena

penyalahgunaan NAPZA bukan hanya orang dewasa, mahasiswa tetapi juga

pelajar SMU sampai pelajar setingkat SD. Dikatakan, remaja merupakan

golongan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba karena selain memiliki

sifat dinamis, energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah tergoda dan putus

asa sehingga mudah jatuh pada masalah penyalahgunaan narkoba.


Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya atau

istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan

Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan

upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama

multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan
secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
Menurut laporan United Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009

menyatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun yang

menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir.


Dari semua jenis obat terlarang ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan di

seluruh dunia yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan prevalensi

2,8%-4,5%. (UNODC, 2011)


Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan

Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) memperkirakan prevalensi

penyalahgunaan NAPZA pada tahun 2009 adalah 1,99% dari penduduk

Indonesia berumur 10-59 tahun. Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan

NAPZA meningkat menjadi 2,21%. Jika tidak dilakukan upaya

penanggulangan diproyeksikan kenaikan penyalahgunaan NAPZA dengan prevalensi

2,8% pada tahun 2015(BNN, 2011).


Berdasarkan data Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang

DKI Jaya dari sekitar 2 juta orang pengguna NAPZA di Indonesia, mayoritas pengguna

berumur 20-25 tahun dan pengguna adalah pria dengan proporsi 90%. Usia pertama kali

menggunakan NAPZA rata-rata 19 tahun. Kota-kota besar seperti Medan,

Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar menjadi daerah tujuan pasar narkotika

Internasional. Target utama pasar narkotika adalah remaja (BKKBN, 2002).


BRumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan NAPZA?
2. Apa saja golongan NAPZA?
3. Apa saja dampak dari penggunaan NAPZA?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan penyalahgunaan NAPZA?
5. Apa saja upaya pecegahan penyalahgunaan NAPZA?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1. pengertian NAPZA;
2. golongan NAPZA;
3. dampak penggunaan NAPZA;
4. faktor-faktor dan penyalahgunaan NAPZA;
5. pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap bahaya NAPZA;
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoretis, makalah ini berguna untuk menambah wawasan, terutama
tentang hal yang berkaitan dengan NAPZA. Secara praktis makalah ini diharapkan memberikan
manfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
definisi,faktor yang menimbulkan penyalahagunaan NAPZA serta upaya yang harus dilakukan
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya NAPZA.
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang NAPZA secara teoretis maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan
yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisisis malalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam
konteks tema makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Teoritis
1. Pengertian NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan serta ketergantungan terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010).
Menurut WHO(1982) “Narkoba adalah semua zat padat, cair maupun gas yang
dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun
psikis” (WHO, 1982)
a. Narkotika
Menurut Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 1 Narkotika adalah Obat atau zat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis Maupun bukan sintetis yang
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakanya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 6 Narkotika digolongkan kedalam:
1) Golongan I
2) Golongan II
3) Golongan III
Penandaan obat narkotika yaitu Palang medali merah. Seperti berikut :

(Gambar 1.1.Logo Narkotika)


b. Psikotropika
Pengertian Psikotropika Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 Psikotropika
adalah Obat atau zat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat
dan menimbulkan kelainan perilaku , disertai dengan halusinasi serta dapat meyebabkan
ketergantungan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 pasal 2 ayat 1 psikotropika digolongkan
menjadi:
1) Psikotropika golongan I
2) Psikotropika golongan II
3) Psikotropika golongan III
4) Psikotropika golongan IV
Penandaan obat psikotropika yaitu lingkaran berwarna merah, dengan huruf K berwarna hitam
menyentuh garis tepi berwarna hitam.Sebagai berikut :

(Gambar 1.2 Logo Psikotropika)


c. Zat adiktif lainya
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan
ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika.
2. Golongan napza berdasarkan sifat pengaruhnya terhadap pemakai
a. Stimulan
Stimulan adalah golongan NAPZA yang bekerja merangsang sistem saraf pusat.
Menimbulkan perasaan segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar, rasa nikmat, bahagia, rasa
cemas tinggi, mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa haus terus menerus. Yang
termasuk golongan ini yaitu shabu, XTC–Ecstasy, Kokain, Kafein, Alkohol, marijuana
b. Depresan
Depersan bekerja menekan sistem saraf pusat. Efeknya mengantuk sampai tidur,
menimbulkan perasaan nyaman dan tenang, mempengaruhi koordinasi gerakan. Contohnya yaitu
heroin, sedative, Marijuana – Ganja, alcohol.
c. Halusinogen
Halusinogen bekerja mengacaukan sistem saraf pusat.Menyebabkan halusinasi,
sangat dipengaruhi oleh perasaan saat itu, dapat menyebabkan perilaku yang memalukan atau
membahayakan. Contohnya yaitu Jamur kotoran sapi, Bunga kaktus, Lem (Aica, Aibon)
3. Dampak Pengunaan NAPZA
a. Fisik dan kesehatan
Dampak yang ditimbulkan napza terhadap fisik dan kesehatan diantaranya yaitu gangguan
pada sistem syaraf seperti kejang-kejang, gangguan pada kulit, gangguan pada jantung dan
pembuluh darah, sering sakit kepala, gangguan terhadap kesehatan reproduksi, dapat tertularnya
hiv, hepatitis, kematian
b. Psikologi
Penggunaan napza secara salah juga akan menimbulkan gangguan pada psikologi manusia
diantaranya kerja menjadi lamban, sulit berkonsentrasi, dan cenderung menyakiti diri, perasaan
tidak aman bahkan bunuh diri
c. Sosial
Selain akan berdampak terhadap kesehatan fisik dan psikologi, penggunaan napza yang
salah juga akan berdampak pada kehidupan sosial penggunanya. Dampak yang ditimbulkan
diantaranya dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan menjadi beban keluarga, pendidikan
menjadi terganggu dan masa depan suram
4. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA
Upaya pencegahan meliputi 3 hal:
a. Pencegahan primer
Mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya
pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
b. Pencegahan sekunder
Mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dilakukan dengan cara merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

B. Pembahasan
NAPZA Terdiri dari Narkotika, psikotropika dan zat adkitif. Menurut saya NAPZA itu
tidak semuanya merugikan dan tidak ada manfaatnya, sebenarnya apabila diteliliti lebih dalam
terselip manfaat mulai dari narkotika yang digunakan sebagai obat bius agar pasien yang akan di
operasi tidak sadarkan diri dan tidak merasakan sakit.
Psikotropika yang digunakan sebagai obat penenang bagi pasien yang sedang depresi.
Mungkin apabila tidak mengkonsumsi obat golongan psikotropika pasien tersebut akan melukai
dirinya sendiri.
Terakhir zat adkitif yang terdiri dari alkohol di gunakan sebagai penghangat badan bagi
pelaut dan masyarakat di negeri yang beriklim dingin. Namun disamping manfaatnya yang
tersembunyi banyak sekelompok masyarakat yang tidak bertanggung jawab mengkonsumsi
NAPZA tidak sesuai dengan aturanya dan disalahgunakan sehingga dapat merusak fisik, mental,
spiritual dan sosial para penggunanya.
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua
yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain
adalah : Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif, hubungan dalam keluarga kurang
harmonis/disfungsi dalam keluarga, Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi, Orang tua
terlalu sibuk atau tidak acuh, Orang tua otoriter atau serba melarang, Orang tua yang serba
membolehkan (permisif), Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan, Orang tua
kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA, Tata tertib atau disiplin keluarga yang
selalu berubah (kurang konsisten), Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah
dalam keluarga.
Dalam lingkungan sekolah diantaranya Sekolah yang kurang disiplin, Sekolah yang
terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA, sekolah yang kurang memberi kesempatan
pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, adanya murid pengguna
NAPZA. Lingkungan teman sebaya diantaranya berteman dengan penyalahguna dan Tekanan atau
ancaman teman kelompok atau pengedar. Lingkungan masyarakat/social diantaranya Lemahnya
penegakan hokum dan situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung. Dan Faktor
Napza itu sendiri yaitu mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”.
Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah pegguna napza lebih banyak lagi yang
pertama harus mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat
proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
Yang kedua yaitu Mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA. Dan
yang terakhir yaitu Pencegahan ini dilakukan dengan cara merehabilitasi penyalahgunaan
NAPZA.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Masalah pencegahan penyalahgunaan napza ialah mejadi tanggung jawab kita semua.
Napza merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh
terutama pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif).
Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan,
masuk ke dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam
pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah.
Darah membawa zat itu ke dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah,
seluruh organ tubuh pun ikut berpengaruh
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai manusia sosial yang
berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan begitupula sebaliknya. Kita semua
mengakui bahwa setiap orang tidak ada yang mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan
sikap kepedulian itu akan membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama
lain
Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan remaja, keamanan,
kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka motto
bahwa, ”Pencegahan lebih baik dari mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus
pemakaian obat-obat terlarang.
Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh karena itu,
orang tua merupakan orang penting (significant other) dalam sosialisasi. Guna mencegah
terjerumusnya para penerus bangsa tersebut ke dunia Napza, maka campur tangan dan tanggung
jawab orang tua memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak
sangat bergantung bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya.
B. Saran
Di masyarakat ada 2 tipe dalam mengasingkan pecandu, pertama orang yang tidak tahu
dan orang yang tidak tahu serta tidak mau peduli. Maka dari itu janganlah kita menjauhi para
pecandu napza karena itu akan membuat pecandu terjerumus lebih dalam karena merasa kurang
perhatian. Bagi para masyarakat jangan berfikir negatif tentang pecandu napza, tetapi kita harus
memberikan perhatian lebih sehingga para pecandu tidak merasa diasingkan dan terbuang. Bagi
para pecandu coba bersikap terbuka terhadap orang yang dia percaya (tepat) untuk mendapatkan
respons yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

WatiWahyuningsih.2015.Laporan Praktek Kerja Industri;Pangandaran


QurrotulAyun.(2013).Teknik Penulisan Makalah;Bogor.[Online]
Tersedia:http://belajarbersamabisa.blogspot.com/2013/07/teknik-penulisan-makalah.html [25
September 2016]
EkskulJurnalistikSMANEGERI1SINJAUUTARA.2012.TabelUrutamPenomoran.[Online]
Tersedia:http://ekskuljurnalistik.blogspot.com/2012/11/tabel-urutan
penomoran.html [24 September 2016]
M.Arief Hakim,2004.Bahaya Narkoba Alkohol. [Online]
Tersedia:https://www.google.co.id/url?q=https://anikplano.files.wordpress.com/2012/06/makalah-
bahaya-narkoba2.doc [27 September]
Rafi.2016.Makalah Tentang NAPZA dan Narkoba. [Online]
Tersedia: https://contohmakalahterlengkap.blogspot.in/2016/03/makalah-tentang-napza-dan-
narkoba.html [25 September 2016]
FauzyAhmad.2014.Narkoba.[Online]k,
Tersedia:http://www.ibosial.com/fauzyahmad/pressrelease.aspx?prid=342310
[27 September 2016]

Anda mungkin juga menyukai