Napza
Napza
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap NAPZA yang
pedesaan dan telah mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa anak bangsa akibat
terjerat narkoba. Berdasarkan data yang ada di BNN, tidak satu Kabupaten/Kota di
Indonesia yang terbebas dari masalah narkoba. (BNN, 2015) NAPZA sudah merambah ke
terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu, mengingat harga NAPZA
rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi narkoba memiliki banyak jenis, dari yang
dan peredaran gelap NAPZA akhir-akhir ini, telah mencapai situasi yang
sifat dinamis, energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah tergoda dan putus
Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan
multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan
secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.
Menurut laporan United Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009
menyatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun yang
seluruh dunia yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan prevalensi
DKI Jaya dari sekitar 2 juta orang pengguna NAPZA di Indonesia, mayoritas pengguna
berumur 20-25 tahun dan pengguna adalah pria dengan proporsi 90%. Usia pertama kali
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan NAPZA?
2. Apa saja golongan NAPZA?
3. Apa saja dampak dari penggunaan NAPZA?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan penyalahgunaan NAPZA?
5. Apa saja upaya pecegahan penyalahgunaan NAPZA?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1. pengertian NAPZA;
2. golongan NAPZA;
3. dampak penggunaan NAPZA;
4. faktor-faktor dan penyalahgunaan NAPZA;
5. pencegahan dan upaya penanggulangan terhadap bahaya NAPZA;
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoretis, makalah ini berguna untuk menambah wawasan, terutama
tentang hal yang berkaitan dengan NAPZA. Secara praktis makalah ini diharapkan memberikan
manfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
definisi,faktor yang menimbulkan penyalahagunaan NAPZA serta upaya yang harus dilakukan
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya NAPZA.
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang NAPZA secara teoretis maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan
yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisisis malalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam
konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan serta ketergantungan terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010).
Menurut WHO(1982) “Narkoba adalah semua zat padat, cair maupun gas yang
dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun
psikis” (WHO, 1982)
a. Narkotika
Menurut Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 1 Narkotika adalah Obat atau zat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis Maupun bukan sintetis yang
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakanya.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 6 Narkotika digolongkan kedalam:
1) Golongan I
2) Golongan II
3) Golongan III
Penandaan obat narkotika yaitu Palang medali merah. Seperti berikut :
B. Pembahasan
NAPZA Terdiri dari Narkotika, psikotropika dan zat adkitif. Menurut saya NAPZA itu
tidak semuanya merugikan dan tidak ada manfaatnya, sebenarnya apabila diteliliti lebih dalam
terselip manfaat mulai dari narkotika yang digunakan sebagai obat bius agar pasien yang akan di
operasi tidak sadarkan diri dan tidak merasakan sakit.
Psikotropika yang digunakan sebagai obat penenang bagi pasien yang sedang depresi.
Mungkin apabila tidak mengkonsumsi obat golongan psikotropika pasien tersebut akan melukai
dirinya sendiri.
Terakhir zat adkitif yang terdiri dari alkohol di gunakan sebagai penghangat badan bagi
pelaut dan masyarakat di negeri yang beriklim dingin. Namun disamping manfaatnya yang
tersembunyi banyak sekelompok masyarakat yang tidak bertanggung jawab mengkonsumsi
NAPZA tidak sesuai dengan aturanya dan disalahgunakan sehingga dapat merusak fisik, mental,
spiritual dan sosial para penggunanya.
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu
mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua
yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain
adalah : Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif, hubungan dalam keluarga kurang
harmonis/disfungsi dalam keluarga, Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi, Orang tua
terlalu sibuk atau tidak acuh, Orang tua otoriter atau serba melarang, Orang tua yang serba
membolehkan (permisif), Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan, Orang tua
kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA, Tata tertib atau disiplin keluarga yang
selalu berubah (kurang konsisten), Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah
dalam keluarga.
Dalam lingkungan sekolah diantaranya Sekolah yang kurang disiplin, Sekolah yang
terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA, sekolah yang kurang memberi kesempatan
pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, adanya murid pengguna
NAPZA. Lingkungan teman sebaya diantaranya berteman dengan penyalahguna dan Tekanan atau
ancaman teman kelompok atau pengedar. Lingkungan masyarakat/social diantaranya Lemahnya
penegakan hokum dan situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung. Dan Faktor
Napza itu sendiri yaitu mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”.
Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah pegguna napza lebih banyak lagi yang
pertama harus mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat
proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
Yang kedua yaitu Mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA. Dan
yang terakhir yaitu Pencegahan ini dilakukan dengan cara merehabilitasi penyalahgunaan
NAPZA.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Masalah pencegahan penyalahgunaan napza ialah mejadi tanggung jawab kita semua.
Napza merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh
terutama pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif).
Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan,
masuk ke dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam
pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah.
Darah membawa zat itu ke dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah,
seluruh organ tubuh pun ikut berpengaruh
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai manusia sosial yang
berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan begitupula sebaliknya. Kita semua
mengakui bahwa setiap orang tidak ada yang mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan
sikap kepedulian itu akan membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama
lain
Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan remaja, keamanan,
kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka motto
bahwa, ”Pencegahan lebih baik dari mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus
pemakaian obat-obat terlarang.
Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh karena itu,
orang tua merupakan orang penting (significant other) dalam sosialisasi. Guna mencegah
terjerumusnya para penerus bangsa tersebut ke dunia Napza, maka campur tangan dan tanggung
jawab orang tua memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak
sangat bergantung bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya.
B. Saran
Di masyarakat ada 2 tipe dalam mengasingkan pecandu, pertama orang yang tidak tahu
dan orang yang tidak tahu serta tidak mau peduli. Maka dari itu janganlah kita menjauhi para
pecandu napza karena itu akan membuat pecandu terjerumus lebih dalam karena merasa kurang
perhatian. Bagi para masyarakat jangan berfikir negatif tentang pecandu napza, tetapi kita harus
memberikan perhatian lebih sehingga para pecandu tidak merasa diasingkan dan terbuang. Bagi
para pecandu coba bersikap terbuka terhadap orang yang dia percaya (tepat) untuk mendapatkan
respons yang baik.
DAFTAR PUSTAKA