Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH ADANYA PABRIK INDUSTRI PT. PROCELLA


FURNITURE TERHADAP PERALIHAN MATA PENCAHARIAN
MASYARAKAT KECAMATAN MUARA BELITI

Disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal 2016/2017 mata kuliah

Pengantar Geografi

Yang dibina oleh Bapak Drs. Mustofa, M.Pd

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENGARUH ADANYA PABRIK INDUSTRI PT. PROCELLA FURNITURE
TERHADAP PERALIHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT
KECAMATAN MUARA BELITI

Abstrak : Pabrik Industri PT. Procella Furniture merupakan salah satu industri
yang terletak di Desa Pedang, Kecamatan Muara Beliti dan cukup berperan dalam
perkembangan ekonomi di Kecamatan Muara Beliti. Sehingga, sejak adanya Pabrik
Industri PT. Procella Furniture ini sangat memberikan pengaruh besar terhadap
peralihan mata pencaharian masyarakat Kecamatan Muara Beliti, khususnya Desa
Pedang. Karena mata pencaharian sebagian masyarakat Desa Pedang yang awalnya
menjadi petani karet beralih menjadi buruh pabrik.

Kata Kunci : Pengaruh Industri Pabrik Procella Furniture, Desa Pedang, mata
pencaharian masyarakat Desa Pedang

PENDAHULUAN

Kecamatan Muara Beliti merupakan Kecamatan yang ada di Kabupaten


memiliki luas 17.567,65 Ha. Hampir tiga perempat wilayah Kecamatan Muara
Beliti ditanami pohon karet yang mana menjadi sumber utama pencahariaan
masyarakat sekitar. Pohon karet tersebut juga ditanami dengan sengaja oleh
masyarakat karena kepemilikan sendiri.

Selain bermatapencahariaan sebagai petani, sebagian masyarakat


Kecamatan Muara Beliti telah beralih mata pencaharian menjadi buruh pabrik.
Masyarakat yang beralih pekerjaan ini, bekerja di sebuah pabrik perabotan berupa
spring bed yang berada di Desa Pedang yakni Pabrik PT. Procella Furniture.
Pabrik PT. Procella Furniture merupakan salah satu cabang perusahaan perabotan
rumah tangga yang telah resmi berproduksi sejak 5 tahun lalu tepatnya pada tahun
2011 dan berada di Desa Pedang, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi
Rawas, Sumatera Selatan.

Masyarakat yang pekerjaan awalnya menjadi petani kemudian beralih


menjadi buruh pabrik tentu saja memiliki alasan. Selain karena masalah ekonomi,
masalah utamanya adalah cuaca yang tidak stabil. Sehingga, getah karet yang di
produksi oleh pohon karet tidak maksimal.

ISI

Kecamatan Muara Beliti termasuk wilayah tersubur di Kabupaten Musi


Rawas untuk menghasilkan hasil getah dari pohon karet yang secara turun temurun
menjadi sumber utama pencaharian masyarakat sekitar. Pohon karet yang ada di
Kecamatan Muara Beliti merupakan potensi utama bagi masyarakat sekitar.
Namun, masalah yang biasanya timbul sebagai petani karet adalah ketika cuaca
tidak mendukung. Sehingga, peran masyarakat sebagai petani sangat tidak
menguntungkan karena getah karet hanya bisa di produksi pada kondisi cuaca yang
stabil. Dapat dilihat dari penjelasan proses penyadapan getah, sebagai berikut:

A. Penentuan Matang Sadap


Matang sadapanaman karet akan siap apabila sudah matang sadap pohon,
artinya tanaman karet telah sanggup disadap untuk dapat diambil lateksnya tanpa
menyebabkan gangguan yang berarti terhadap pertumbuhan dan kesehatannya.
Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan lilit batang pada
umur tanaman .

1. Umur Tanaman.
Dalam keadaan pertumbuhan normal, tanaman karet akan siap disadap pada
umur 5 – 6 tahun. Namun demikian seringkali dijumpai tanaman belum siap disadap
walau umurnya sudah lebih dari 6 tahun. Artinya umur tanaman karet tidak dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan matang sadap dan hanya dapat
digunakan sebagai pedoman untuk pengukuran lilit batang .

2. Pengukuran lilit batang


Lilit batang telah disepakati sebagai pedoman untuk mengetahui pertumbuhan
tanaman karet, karena hasil tanaman karet berupa lateks diperoleh dari batangnya
(kulit batang).
3. Matang Sadap Kebun
Penyadapan dapat dimulai setelah kebun karet memenuhi kriteria matang sadap
kebun. Kebun dikatakan matang sadap kebun apabila jumlah tanaman yang sudah
matang sadap pohon sudah mencapi 60% atau lebih.

B. Persiapan Pembukaan Bidang Sadap


Sebelum melakukan pembukaan bidang sadap dilakukan Penggambaran
bidang sadap pada kebun yang sudah mencapai matang sadap. Kriteria yang
ditetapkan dalam penggambaran bidang sadap terdiri dari tinggi bukaan sadap, arah
dan sudut kemiringan irisan sadap, panjang irisan sadap, dan letak bidang sadap.
Pemasangan mangkuk sadap pada pohon karet dilakukan pada jarak 15 cm – 20 cm
dibawah talang sadap hal ini dilakukan agar lateks dapat mengalir sampai ke
mangkuk dengan baik, mangkuk pada umumnya terbuat dari tanah liat, plastik,
alumunium, atau batok kelapa yang diikat dengan menggunakan kawat.

C. Pelaksanaan Penyadapan
1. Kedalaman Irisan Sadap
Pembuluh lateks dalam kulit batang tersusun berupa barisan dan terdapat
pada bagian luar sampai bagian dalam kulit, semakin kedalam jumlah pembuluh
kateks semakin banyak.
2. Ketebalan irisan sadap
Lateks akan mengalir dengan cepat pada awalnya, dan semakin lama
akhirnya akan semakin lambat hingga akhirnya terhenti sama sekali. Hal ini
disebabkan tersumbatnya ujung pembuluh lateks dengan gumpalan lateks.
Sumbatan berupa lapisan yang sangat tipis. Lateks akan mengalir bila sumbatan
dibuang dengan cara mengiris kulit pada hari sadap berikutnya dengan ketebalan
1,5 mm – 2 mm setiap penyadapan. Oleh karena itu, penyadapan sebaiknya
dilakukan sepagi mungkin setelah penyadap dapat melihat tanaman dengan jelas,
yaitu jam 05.00 – 07.00 WIB.
D. Sistem Eksploitasi
Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah yang dipengaruhi
oleh umur tanaman. Oleh karena itu aturan penyadapannya juga harus disesuaikan
dalam suatu sistem sadap yakni aturan-aturan yang dilakukan pada suatu periode.
Beberapa sistem sadap yang dirangkai dan dilakukan secara berurutan sepanjang
siklus produksi tanaman dinamakan sistem eksploitasi. Sistem ekploitasi yang
dianjurkan untuk karet rakyat adalah sistem eksploitasi konvensional.

Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa sebagai petani karet sangat
diperlukan kehati-hatian. Serta kondisi cuaca yang harus mendukung, karena jika
terjadi hujan. Getah karet yang telah disadap oleh petani bisa terbuang sia-sia,
karena wadah penampung yang terbuat batok kelapa yang fungsinya untuk
menampung getah karet akan bercampur dengan air hujan. Hal itu membuat setiap
petani kewalahan jika daerah Kecamatan Muara Beliti saat terjadi musim hujan.
Karena jika itu terjadi, penghasilan mereka pun menjadi tidak menentu bahkan
sebagian dari petani karet berganti profesi sebagai pengangguran. Maka dari itu,
untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut. Para petani yang berprofesi sebagai
petani beralih pekerjaan menjadi buruh pabrik.
Sehingga, Pabrik industri PT. Procella Furniture sangat menguntungkan
bagi para petani yang kesulitan mencari pendapatan dengan penghasilan tetap.
Ketika mereka menjadi petani, penghasilan mereka bergantung pada harga karet
dipasaran. Jika harga dipasaran tinggi, penghasilan mereka pun meningkat,
begitupun sebaliknya. Dibandingkan bekerja sebagai petani dengan penghasilan
tidak menentu, para petani pun lebih memilih bekerja menjadi buruh pabrik PT.
Procella Furniture.
Pabrik industri PT. Procella Furniture menghasilkan produk utama berupa
perabotan rumah tangga seperti spring bed. Spring bed dengan kualitas terbaik,
sehingga dibutuhkan pula bahan baku. Bahan baku merupakan semua bahan yang
digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan
produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan.
Adapun bahan yang di perlukan dalam proses pembuatan spring bed: papan
tripleks, rangka kayu, per spiral, kain quilting, benang nylon, peluru, HR-22, lateks,
hard pad, kain blacu, per bulat, per pinggir, kawat ulir, lis kawat, busa A II, busa S
II, plastik non woven, mur.
Sebagai bahan pelengkap dalam memudahkan proses dan meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan yang disebut dengan bahan tambahan. Bahan
tambahan yang ditambahkan pada produk sehingga menghasilkan suatu produk
akhir yang siap dipasarkan dapat berupa aksesoris atau kemasan. Bahan tambahan
yang digunakan dalam proses pembuatan spring bed adalah: Label, karton sudut,
sticker, isolatip, plastik mika, plastik PE, kartu garansi, lubang angin emas

Uraian Proses Produksi


Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Procella Furniture
diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu:
 Sandaran spring bed, terdiri dari beberapa stasiun yaitu:
Pemotongan → Perekatan → Pembungkusan
 Matras spring bed, terdiri dari beberapa stasiun yaitu:
Perkitan per → Pemotongan → Penjahitan → Perekatan → Penjahitan → lis
Pembungkusan
 Dipan spring bed, terdiri dari beberapa stasiun yaitu:
Perakitan per → Pemotongan → Penjahitan kain quilting → Panjahitan lis →
Perekatan → Pembungkusan

Pembuatan Sandaran Spring bed


1. Pemotongan
Tripleks dipotong secara manual dengan menggunakan gergaji tangan sesuai
dengan pola yang diinginkan. Tripleks lalu dilubangi untuk tempat meletakkan
kancing dengan mesin bor. Busa dipotong mengikuti pola rangka tripleks
dengan menggunakan pisau. Pada sisi-sisi busa dibuat goresan-goresan yang
digunakan sebagai pola didalam pemotongan kain oscar. Setelah itu, kain
oscar dipotong sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
2. Perekatan
Busa yang telah dipola direkatkan pada rangka sandaran menggunakan lateks.
3. Pembungkusan
Langkah terakhir adalah perekatan plastik mika dan pemasangan plastik produk
non woven pada sisi belakang sandaran sambil meletakkan kaki sandaran dengan
mur. Kemudian dilanjutkan dengan merekatkan plastik PE pada sisi depan sandaran
dengan isolatip.

Pembuatan Matras Spring bed


1. Perakitan per
Per bulat dirakit dengan kawat lilitan membentuk balok dengan menggunakan
per bulat dan kawat lilitan. Kemudian rakitan per tersebut diberi kawat lis dengan.
Per pinggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per.
2. Penjahitan kain quilting
Kain polos yang telah melalui proses quilting dijahit di mesin dan dipotong
sesuai spesifikasi matras spring bed. Kemudian pemotongan kain blacu yang akan
dijahitkan pada ujung-ujung kain quilting untuk quilting atas dan bawah. Penjahitan
Kain blacu dijahitkan disekeliling kain quilting.
3. Perekatan
Setelah rakitan per selesai selanjutnya melekatkan hard pad yang telah dipotong
pada sisi atas. Setelah itu busa dan kain quilting direkatkan dengan menggunakan
lateks.
4. Penjahitan lis
Lis yang dimaksud disini adalah kain lis panah emas yang akan merekatkan
matras atas dan bawah dengan tabung.
5. Pembungkusan
Langkah terakhir adalah meletakkan label, kartu garansi dan kartun sudut.
Kartun sudut berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat distribusi
karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan menggunakan
plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatip.
Pembuatan Dipan Spring bed
1. Perakitan per
Per bulat dirakit dengan kawat lilitan dengan menggunakan per bulat yang dan
kawat lilitan. Kemudian rakitan per tersebut ditambah dengan per pinggir dan diberi
kawat lis. Per pinggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per. Fungsi
dari penambahan ini adalah untuk menguatkan konstruksi per dan menambah
kekuatan tekan.
2. Pemotongan
Pemotongan kain polos, kemudian kain polos yang telah melalui proses quilting
dipotong sesuai spesifikasi untuk matras atas dan untuk tabung.
3. Penjahitan kain quilting
Kain quilting tabung dijahitkan ke kain quilting bagian atas dengan
menggunakan mesin jahit biasa.
4. Perekatan
Pada rangka dipan atas direkatkan kain polos selanjutnya per yang telah dirakit
direkatkan. Kemudian hard pad dengan menggunakan gun HR-22. Setelah itu
direkatkan busa dan kain quilting dengan menggunakan lateks.
5. Penjahitan lis
Lis yang dimaksud disini adalah kain lis panah emas yang akan merekatkan
matras atas dan bawah dengan tabung.
6. Pembungkusan
Langkah terakhir adalah meletakkan label, kartu garansi dan kartun sudut.

Dari data diatas dapat dilihat proses pembuatan spring bed PT. Procella
Furniture melibatkan banyak sekali komponen-komponen seperti, bahan baku
untuk memproduksi spring bed. Mesin yang digunakan serta tenaga manusia yang
menjadi operator mesin dalam menjalankan tugasnya. Dapat disimpulkan bahwa
proses industri PT. Procella Furniture sangat berpengaruh terdahap lingkungan
sekitar pabrik.

Apabila dibandingkan dengan pekerjaan sebagai petani, masyarakat Desa


Pedang lebih memilih menjadi buruh pabrik. Jika dihubungkan oleh pekerjaan awal
masyarakat sekitar sebagai petani, produksi getah oleh pohon karet ditentukan oleh
cuaca. karena terjadinya hal tersebut, kita dapat membagi masalah ini menjadi 2
golongan. Yakni pengaruh positif dan negatif :

Pengaruh positif

Adapun pengaruh positif industri Pabrik PT. Procella Furniture terhadap


mata pencahariaan masyarakat Desa Pedang Kecamatan Muara Beliti :
a. Terciptanya lapangan kerja masyarakat sekitar Pabrik, dengan demikian
dapat mengurangi angka pengangguran di Kecamatan Muara Beliti.
b. Penghasilan para petani yang beralih pekerjaan menjadi tetap dan
meningkat.
c. Pabrik ini menjadi sumber utama mata pencaharian bagi masyarakat
yang belum memiliki pekerjaan.
d. Terciptanya skill baru bagi masyarakat sekitar untuk memulai menjahit,
memotong dan menata hasil produksi sesuai intruksi management
pabrik. PT. Procella Furniture.

Pengaruh Negatif
Adapun pengaruh negatif industri Pabrik PT. Procella Furniture terhadap
mata pencahariaan Desa Pedang Kecamatan Muara Beliti :
a. Berkurangnya kearifan lokal sebagai petani penyadap getah karet
menjadi buruh pabrik.
b. Para petani yang tidak terbiasa dengan penghasilan bulanan, kini harus
belajar menerima jangka waktu penghasilan mereka.
c. Kebun pohon karet yang biasanya mereka rawat setiap hari, kini tidak
diperhatikan seperti biasanya. Sehingga, tumbuh tanaman liar yang
memenuhi perkebunan masyarakat.
d. Stok yang dihasilkan oleh para petani di Desa Pedang menjadi
berkurang. Karena, sebagian para petani beralih pekerjaan menjadi
buruh pabrik.
SARAN
Bagi masyarakat yang telah beralih pekerjaan menjadi buruh, sebaiknya
lebih menjaga dan merawat perkebunan. Karena, untuk tetap menjaga kearifan
lokal dan menjaga kualitas getah pohon karet yang telah dibiarkan untuk dapat
dimanfaatkan kembali di kemudian waktu. Disamping itu pula, dengan beralih
perkerjaan tersebut. Jumlah petani yang menyadap getah pohon karet menjadi
berkurang dan hal tersebut juga berpengaruh pada stok yang biasanya dihasilkan
oleh Desa Pedang yang terkenal dengan penghasilan getah karet terbanyak di
Kecamatan Muara Beliti.

KESIMPULAN
Dari paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa banyak pengaruh dari
adanya pabrik industri PT. Procella Furniture yang ada di Desa Pedang Kecamatan
Muara Beliti yang mempengaruhi mata pencahariaan, baik pengaruh positif
maupun negatif. Pengaruh positif yang ditimbulkan diharapkan bisa memberikan
dampak yang bisa bisa dinikmati oleh semua Kecaamtan Muara Beliti khusunya
Desa Pedang, sedangkan untuk pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh industri
sebaiknya lebih dipikirkan lebih matang oleh masyarakat sekitar karena dapat
mempengaruhi kearifan lokal sebagai petani.

PENUTUP
Demikian yang dapat disampaikan dalam artikel yang berjudul
“PENGARUH ADANYA PABRIK INDUSTRI PT. PROCELLA FURNITURE
TERHADAP PERALIHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT
KECAMATAN MUARA BELITI” tentu masih banyak kekurangan dan
kelemahan.

Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk memperbaiki


artikel ini, guna memperbaiki dan menyempurnakan artikel yang belum sempurna.
Diharap artikel ini bisa berguna bagi para pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40038/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai