BAB II
PERENCANAAN MERCU BENDUNG
(Bentuk Mercu Bendung)
n
Y 1 X
Hd K H d
Perlu diperhatikan bahwa bentuk mercu Ogee ini tergantung pada kemiringan permukaan
hulunya, sehingga pada kondisi sungai yang banyak membawa endapan bentuk ini tidak dapat
digunakan karena bentuk permukaan hulunya akan selalu berubah tergantung pada banyaknya
endapan dibagian hulunya. Kalau duhulu bendung dipenuhi oleh nedapan, maka kemiringan
permukaan hulunya adalah horisontal, dan kondisi ini tidak tercakup dalam daftar diatas.
Karenanya sebaiknya bentuk mercu ini hanya digunakan pada waduk atau sungai yang tidak
mengandung endapan.
1,5
QC d .2/3. 2/3.g .b.H1
dimana :
Q = Debit, m3/detik. H1 = Tinggi energi diatas ambang, m.
Besarnya C0 menurut Direktorat Irigasi adalah konstan yaitu 1,50. Sedangkan nilai C1
merupakan faktor koreksi yang besarnya tergantung dari besarnya p/Hd dan H1/Hd . Besarnya
nilai C1 dapat diambil dari grafik berikut ini.
Besarnya koeffisien C2 dapat diambil dari grafik 4.8 yang telah dsampaikan dalam
pembahasan mengenai mercu bulat terdahulu.
Untuk aliran yang tenggelam, maka besarnya debit yang dihitung berdasar rumus diatas harus
dikalikan dengan faktor f yang besarnya tergantung pada besarnya H2 /H1 dan p2 /H1.
Besarnya faktor f pada berbagai nilai H2 /H1 dan p2 /H1 adalah seperti pada grafik 4.19 berikut
ini.
8
Ketinggian muka air banjir ini harus dibandingkan dengan situasi dihulu bendung, Jangan
sampai terjadi penggenangan permukiman misalnya. Kalau ketinggian muka air terlalu tinggi,
maka lebar total bendung harus diperlebar. Kalau tidak mungkin diperlebar, maka
kemungkinannya adalah menggunakan bendung gerak. Tapi kalau muka air banjir masih
terlalu rendah, lebar total bendung dapat diperkecil untuk menghemat biaya pembangunan
bendung. Namun kesulitannya dalam menentukan besarnya koeffisen debit, yang baik pada
mercu bulat maupun pada mercu Ogee, besarnya koeffisien debit tergantung dari besarnya
ketinggian muka air hulu.
Karena itu sebaiknya digunakan cara kedua dengan menentukan terlebih dahulu adalah
ketinggian muka air banjir, dengan memperhitungkan ketinggian permukiman, sawah dihulu
bendung dsb, maka yang didapat pada akhir perhitungan adalah lebar total bendung yang
diperlukan. Lebar total ini dibandingkan dengan lebar sungai yang ada. Kalau lebar total ini
lebih besar dari 1,2 lebar sungai, maka lebar total bendung harus dikurangi, dengan
menaikkan muka air banjir. Kalau kenaikan ini tidak mungkin, maka pemecahannya adalah
dengan bendung gerak. Tapi kalau lebar bendung total bendung yang diperlukan terlalu kecil,
maka muka air banjir diturunkan agar didapat lebar total bendung yang lebih lebar.
Q 20661
V1 = { B .( p + Hd ) }= = 0,232 m/dt
{ 10 .(6,61 + 2 )}
V12 0,232²
Sehingga Ha = 2 .g = = 0,003 meter.
2 .9,8
Lebar efektif
2 2
Q = Cd . 3 √3 . 𝑔 . 𝑏 . 𝐻11,5
2 2
Q = 1,47 . 3 √3 . 9,8 . 𝑏 . 2,0031,5
20
b = 1,47 . 2 2
√ .9,8 .𝑏 .2,0171,5
3 3
= 2,83 m
Beff = B - 2 ( n Kp + Ka ) H1 - b - 0,2 pb
B = Beff + 2 ( n Kp + Ka ) H1 + b + 0,2 pb
= 2,83 + 2 ( 1 . 0,01 + 0,1 ) 3,50 + 2,017 + 1 + 0,2 . 1
= 6,261 meter = 6 meter.
8
Untuk bentuk mercu ogee, karena menggunakan permukaan hulu bendung 1 : 1maka
persamaannya adalah sebagai berikut :
X 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2
Y 0.005 0.017 0.036 0.061 0.091 0.125 0.165 0.209 0.258 0.312 0.369 0.431
X 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2 2.1 2.2 2.3 2.4
Y 0.497 0.567 0.641 0.718 0.800 0.886 0.886 1.068 1.165 1.265 1.369 1.477