Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang
kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam
jawa, asam belimbing, serta asam lambung. Salah satu sifat asam adalah
rasanya yang masam. Kita juga mengenal zat yang kita golongkan
sebagai basa, misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun dan air abu.
Salah satu sifat basa adalah dapat melarutkan lemak, itulah sebabnya
abu (abu gosok) digunakan untuk mencuci piring.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar I
2. Untuk mengulas materi asam-basa
3. Untuk memberikan informasi kegunaan asam-basa dalam kehidupan
sehari-hari
Manfaat :
1. Pembaca dapat mengetahui tentang teori asam-basa
2. Pembaca dapat mengetahui kegunaan asam-basa dalam kehidupa
sehari-hari

1.1 Pembatasan Masalah


Pembahasan masalah pada makalah ini dibatasi tentang teori asam-
basa, sifat-sifat dan jenis-jenis asam-basa, konsep perhitungan asam-
basa, dan kurva pH.

1.2 Metode Penelitian


Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka yang
datanya diambil dari buku dan internet.

1.3 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Pembuatan Makalah
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penyusunan Makalah
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Asam dan Basa
2.2 Hubungan Antara Teori Bronsted-Lowry dan Teori Arrhenius
2.3 Hubungan Antara Teori Lewis dan Teori Bronsted-Lowry
2.4 Sifat-sifat Asam dan Basa
2.5 Jenis-Jenis dan Perhitungan Konsentrasi Asam-Basa
2.6 Kurva pH (Titrasi)
BAB III : APLIKASI ASAM-BASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.1 Aplikasi Asam-basa Pada Bidang Pertanian
1.2 Aplikasi Asam-basa Pada Bidang Industri
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Asam dan Basa


Istilah asam merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan
untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang
secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah
asam memiliki arti yang lebih khusus.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam,
yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7.
Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan
kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH).
Terdapat tiga definisi asam-basa yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.

Tabel 2.1
Pengertian Asam-Basa
TEORI ASAM BASA
Arhenius Senyawa yang jika Senyawa yang jika
dilarutkan dalam air dilarutkan dalam air
menghasilakn ion H+ menghasilkan ion OH-
Bronsted- Zat yang memberi proton. Zat yang menerima proton.
Lowry
Lewis Ion/molekul yang bertindak Ion/molekul yang bertindak
sebagai penerima sebagai pemberi pasangan
pasangan elektron. elektron

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara


umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam

3
baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun
demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya
dan tidak dianjurkan.
Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugasi. Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi
ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada
definisi Arrhenius).
Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup
asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi(III) klorida.
Asam dapat dibagi menjadi asam kuat dan asam lemah. Basa juga dapat
dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Dimana:
• Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan.
• Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya
ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air.
• Basa kuat adalah sesuatu seperti natrium hidroksida atau kalium
hidroksida yang bersifat ionik. Kamu dapat memperkirakan senyawa
tersebut terpisah 100% menjadi ion logam dan ion hidroksida dalam
larutan.
• Basa lemah adalah salah satu yang tidak berubah seluruhnya
menjadi ion hidroksida dalam larutan.

Tabel 2.2 Contoh Asam Kuat


dan Asam Lemah
Tabel 2.3 Contoh Basa Kuat
dan Basa Lemah Basa Kuat Basa Lemah

KOH NH3

Asam Kuat Asam Lemah CaCOH2

HCl CH3COOH NaOH

H2SO4 H2S

HNO3 HF

HCN

H2CO3 \

2.2 Hubungan Antara Teori Bronsted-Lowry dan Teori Arrhenius

4
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius -
Teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius.
Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida
menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air.
Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi
dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan
asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton
(sebuah ion hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ)
terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari
HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.

Gambar 2.1

Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang
berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai
contoh, proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida
untuk mendapatkan air.

Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian yang


lebih dalam:

Gambar 2.2

5
Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun
anda berbicara tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq),
sebenarnya anda sedang membicarakan ion hidroksonium.

Permasalahan hidrogen klorida / amonia


Hal ini bukanlah suatu masalah yang berlarut-larut dengan
menggunakan teori Bronsted-Lowry. Apakah anda sedang
membicarakan mengenai reaksi pada keadaan larutan ataupun pada
keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia menerima sebuah
proton (sebuah ion hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke pasangan
mandiri pada nitrogen yang terdapat pada amonia melalui sebuah ikatan
koordinasi.

Gambar 2.3
Jika amonia berada dalam larutan, amonia menerima sebuah proton dari
ion hidroksonium:

Jika reaksi terjadi pada keadaan gas, amonia menerima sebuah proton
secara langsung dari hidrogen klorida:

Cara yang lain, amonia berlaku sebagai basa melalui penerimaan sebuah
ion hidrogen dari asam.
Pasangan konjugasi
Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen
klorida bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion
klorida. Hidrogen klorida adalah asam kuat, dan kita cenderung
menuliskannya dalam reaksi satu arah:

Pada faktanya, reaksi antara HCl dan air adalah reversibel, tetapi hanya
sampai pada tingkatan yang sangat kecil. Supaya menjadi bentuk yang

6
lebih umum, asam dituliskan dengan HA, dan reaksi berlangsung
reversibel.

Perhatikan reaksi ke arah depan:


• HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion
hidrogen) ke air.
• Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion
A-:
• H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion
hidrogen) ke ion A-.
• Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari
H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat
menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.

Gambar 2.4
Ketika asam, HA, kehilangan sebuah proton asam tersebut membentuk
sebuah basa A-. Ketika sebuah basa, A-, menerima kembali sebuah
proton, basa tersebut kembali berubah bentuk menjadi asam, HA.
Keduanya adalah pasangan konjugasi.
Anggota pasangan konjugasi berbeda antara satu dengan yang lain
melalui kehadiran atau ketidakhadiran ion hidrogen yang dapat
ditransferkan.
Jika anda berfikir mengenai HA sebagai asam, maka A- adalah sebagai
basa konjugasinya.
Jika anda memperlakukan A- sebagai basa, maka HA adalah sebagai
asam konjugasinya.
Air dan ion hidroksonium juga merupakan pasangan konjugasi.
Memperlakukan air sebagai basa, ion hidroksonium adalah asam
konjugasinya karena ion hidroksonium memiliki kelebihan ion hidrogen
yang dapat diberikan lagi.

7
Memperlakukan ion hidroksonium sebagai asam, maka air adalah
sebagai basa konjugasinya. Air dapat menerima kembali ion hidrogen
untuk membentuk kembali ion hidroksonium.
Contoh yang kedua mengenai pasangan konjugasi
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat
sebelumnya:

Gambar 2.5
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah forward reaction terlebih
dahulu. Amonia adalah basa karena amonia menerima ion hidrogen dari
air. Ion amonium adalah asam konjugasinya - ion amonium dapat
melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk membentuk kembali
amonia.
Air berlaku sebagai asam, dan basa konjugasinya adalah ion hidroksida.
Ion hidroksida dapat menerima ion hidrogen untuk membentuk air
kembali.
Perhatikanlah hal ini pada tinjauan yang lain, ion amonium adalah asam,
dan amonia adalah basa konjugasinya. Ion hidroksida adalah basa dan
air adalah asam konjugasinya.
2.3 Hubungan Antara Teori Lewis dan Teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan
meninjau dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa
Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat
kita lihat pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.

8
Gambar 2.6
Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai
basa karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan
ketiganya bergabung dengan ion hidrigen adalah karena ketiganya
memiliki pasangan elektron mandiri - seperti yang dikatakan oleh Teori
Lewis. Keduanya konsisten.
Jadi bagaimana Teori Lewis merupakan suatu tambahan pada konsep
basa? Saat ini belum - hal ini akan terlihat ketika kita meninjaunya dalam
sudut pandang yang berbeda.
Tetapi bagaimana dengan reaksi yang sama mengenai amonia dan air,
sebagai contohnya? Pada teori Lewis, tiap reaksi yang menggunakan
amonia dan air menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk
membentuk ikatan koordinasi yang akan terhitung selama keduanya
berperilaku sebagai basa.
Berikut ini reaksi yang akan anda temukan pada halaman yang
berhubungan dengan ikatan koordinasi. Amonia bereaksi dengan BF3
melalui penggunaan pasangan elektron mandiri yang dimilikinya untuk
membentuk ikatan koordinasi dengan orbital kosong pada boron.

9
Gambar 2.7
Sepanjang menyangkut amonia, amonia menjadi sama persis seperti
ketika amonia bereaksi dengan sebuah ion hidrogen - amonia
menggunakan pasangan elektron mandiri-nya untuk membentuk ikatan
koordinasi. Jika anda memperlakukannya sebagai basa pada suatu
kasus, hal ini akan berlaku juga pada kasus yang lain.
Asam Lewis
Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh
sebelumnya, BF3 berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan
pasangan elektron mandiri milik nitrogen. Pada teori Bronsted-Lowry, BF 3
tidak sedikitpun disinggung menganai keasamannya.
Inilah tambahan mengenai istilah asam dari pengertian yang sudah biasa
digunakan.
Bagaimana dengan reaksi asam basa yang lebih pasti - seperti, sebagai
contoh, reaksi antara amonia dan gas hidrogen klorida?

Pastinya adalah penerimaan pasangan elektron mandiri pada nitrogen.


Buku teks sering kali menuliskan hal ini seperti jika amonia
mendonasikan pasangan elektron mandiri yang dimilikinya pada ion
hidrogen - proton sederhana dengan tidak adanya elektron
disekelilingnya.
Ini adalah sesuatu hal yang menyesatkan! anda tidak selalu memperoleh
ion hidrogen yang bebas pada sistem kimia. Ion hidogen sangat reaktif
dan selalu tertarik pada yang lain. Tidak terdapat ion hidrogen yang tidak
bergabung dalam HCl.
Tidak terdapat orbital kosong pada HCl yang dapat menerima pasangan
elektron. Mengapa, kemudian, HCl adalah suatu asam Lewis?

10
Klor lebih elektronegatif dibandingkan dengan hidrogen, dan hal ini
berarti bahwa hidrogen klorida akan menjadi molekul polar. Elektron pada
ikatan hidrogen-klor akan tertarik ke sisi klor, menghasilkan hidrogen
yang bersifat sedikit positif dan klor sedikit negatif.

Gambar 2.8
Pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang terdapat pada molekul
amonia tertarik ke arah atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl.
Setelah pasangan elektron mandiri milik nitrogen mendekat pada atom
hidrogen, elektron pada ikatan hidrogen-klor tetap akan menolak ke arah
klor.
Akhirnya, ikatan koordinasi terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, dan
klor terputus keluar sebagai ion klorida.
Hal ini sangat baik ditunjukkan dengan notasi "panah melengkung"
seperti yang sering digunakan dalam mekanisme reaksi organik.

Gambar 2.9
2.4 Sifat-sifat Asam dan Basa
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
• Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
• Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.
• Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.
• Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
elektrolit.

Sifat kimia
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA)
dan air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+

11
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan
air:
• Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan
reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh
asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.
• Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup
banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah
kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian). Misalnya,
nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.
Sifat-sifat Basa
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari sabun
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
2.5 Jenis-Jenis dan Perhitungan Konsentrasi Asam-Basa
Jenis-jenis asam
• Asam monokromatik : melepas satu ion H+
Contoh : HCl, Hbr, CH3COOH, HNO3, HF
• Asam diprotik :melepas dua ion H+
Contoh : H2SO4, H2CO3
• Asam Tripotik : melepas tiga ion H+
Contoh : H3PO4
Jenis-jenis Basa
• Basa monohidroksi : memiliki satu gugus OH-
Contoh : NaOH, KOH, NH4OH
• Basa dihidroksi : memiliki dua gugus OH-
Contoh : Ca(OH)2, Ba(OH)2
Perhitungan konsentrasi
• Asam Kuat :
[ H+ ] = a . Ma
a = Banyaknya atom H+ / valensi H+
Ma = Molaritas asam
• Asam Lemah :
α<1

12
[ H+ ] = Ka . Ma
α=[H+]M
α=KaM
Ka = M.α2
Ka = Ketetapan asam
Ma = Molaritas asam
α = derajat ionisasi
• Basa Kuat :
[ OH- ] = b . Mb
b = Banyaknya atom OH- / valensi OH-
Mb = Molaritas basa
• Basa Lemah :
α<1
[OH- ] = Kb . Mb
α=[OH-]M
α=KbM
Kb = M.α2

Kb = Ketetapan basa
Mb = Molaritas basa
α = Derajat ionisasi
pOH = - log OH-
pH = - log H+
Konsentrasi Asam-Basa
• pKw = pOH + pH ( pKw = 14 )
• pOH = 14 – log pOH
• pH = 14 – log pH

Contoh Soal
1. Suatu Asam dengan lambang X 0,1 M, mempunyai pH = 3. Tentukanlah
nilai Ka asam tersebut.
Diket : pH = 3
Ma = 0,1 M
Dit : Ka ?
Jawab : pH = - log [ H+ ]

13
3 = - log [ H+ ]
1 x 10-3 = [ H+ ]

[ H+ ] = Ka .Ma
1 x 10-3 = Ka .0,1
(1 x 10-3)2 = Ka . 0,1
1 x 10-6 = 0,1 Ka
1 x 10-60,1 = Ka
1 x 10-5 = Ka

2. Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan NH3 0,01 M,jika Kb NH3 = 1 x


10-5
Diket : Mb = 0,01 M
Kb = 1 x 10-5
Dit: H+ ?
Jawab: [ OH- ] = Kb .Mb
[ OH- ] = 1 x 10-5 . 1 x 10-2
[ OH- ] = 1 x 10-7
[ OH- ] = 1 x 10-3,5
pOH = - log [ OH- ]
= - log [ 1 x 10-3,5]
= 3,5 – log 1
= 3,5 – 0
pOH = 3,5
pH = 14 – 3,5
[ H ] = 1 x 10-10,5
+

Tabel menunjukkan beberapa harga Ka untuk beberapa asam yang


sederhana:
Tabel 2.4 Daftar Harga Ka

asam Ka (mol dm-3) pKa


asam hidrofluorida 5.6 x 10-4 3.3
asam metanoat 1.6 x 10-4 3.8
asam etanoat 1.7 x 10-5 4.8
hidrogen sulfida 8.9 x 10-8 7.1

14
Tabel menunjukkan beberapa harga Kb dan pKb untuk beberapa basa lemah.
Tabel 2.5 Daftar Harga Kb

basa Kb (mol dm-3) pKb


C6H5NH2 4.17 x 10-10 9.38
NH3 1.78 x 10-5 4.75
CH3NH2 4.37 x 10-4 3.36
CH3CH2NH2 5.37 x 10-4 3.27

• Harga pKa lebih rendah, asam lebih kuat


• Harga pKa lebih tinggi, asam lebih lemah
• Harga pKb lebih rendah, basa lebih kuat
• Harga pKb lebih tinggi, basa lebih lemah
Skema metode penentuan pH basa kuat
• Tentukan konsentrasi ion hidroksida.
• Gunakan Kw untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen
• Ubahlah konsentrasi ion hidrogen ke bentuk pH.

2.6 Kurva pH (Titrasi)


Halaman ini menggambarkan bagaimana perubahan pH selama
berlangsungnya berbagai titrasi asam-basa.
Titik ekivalen suatu titrasi
Ketika kamu menyelesaikan sebuah titrasi asam-basa yang sederhana,
kamu menggunakan suatu indikator untuk memberitahukanmu ketika
kamu memiliki perbandingan yang tepat dari asam dan basa yang
dicampurkan untuk saling "menetralkan" satu sama lain. Ketika terjadi
perubahan warna indikator, keadaan ini sering digambarkan sebagai titik
akhir titrasi.
Pada dunia nyata, perubahan warna terjadi ketika kamu mencampurkan
dua larutan secara bersamaan pada perbandingan persamaan yang
tepat. Pencampuran tersebut dikenal dengan titik ekivalen.
Sebagai contoh, jika anda mentitrasi larutan natrium hidroksida dengan
asam hidroklorida, antara konsentrasi 1 mol dm-3, 25 cm3 larutan natrium
hidroksida akan tepat sama dengan volume dari asam - karena keduanya
bereaksi 1 : 1 sesuai dengan persamaan.

15
Ini adalah pemisalan yang khas, hal ini juga dapat disebut dengan titik
netral titrasi, karena larutan natrium klorida memiliki pH 7.
Tetapi hal ini tidak perlu benar untuk semua garam yang mungkin anda
dapatkan.
Sebagai contoh, jika anda mentitrasi larutan amonia dengan asam
hidroklorida, anda akan memperoleh amonium klorida yang terbentuk. Ion
amonium sedikit bersifat asam, dan karena itu amonium klorida murni
memiliki pH sedikit asam.
Hal itu berarti bahwa pada titik ekivalen (titik dimana anda memiliki
campuran larutan dengan perbandingan yang benar berdasarkan pada
persamaan), larutan tidak benar-benar netral. Penggunaan istilah "titik
netral" pada konteks ini akan sedikit membingungkan.
Demikian pula halnya, jika anda mentitrasi larutan natrium hidroksida
dengan asam etanoat, pada titik ekivalen natrium etanoat murni yang
terbentuk memiliki pH sedikit basa karena ion etanoat bersifat sedikit
basa.
Ringkasan:
• Istilah "titik netral" sebaiknya dihindari.
• Istilah "titik ekivalen" berarti bahwa larutan telah tercampur dengan
perbandingan yang tepat sesuai dengan persamaan.
• The term "titik akhir" adalah ketika indikator berubah warna. Seperti
yang akan anda lihat pada bagian indikator, istilah ini tidak persis sama
dengan titik ekivalen.
Kurva pH sederhana
Semua kurva titrasi berikut berdasarkan pada asam dan basa yang
memiliki konsentrasi 1 mol dm-3. Pada tiap kasus, anda memulainya
dengan 25 cm3 dengan salah satu larutan pada labu, dan larutan yang
lainnya pada buret.
Meskipun biasanya anda mengalirkan asam dari buret pada basa yang
ada dalam labu, anda mungkin perlu mengetahui tentang kurva titirasi
untuk penambahan tersebut dalam cara yang lain sepanjang hal itu
memungkinkan. Kurva versi alternatif telah digambarkan pada sebagian
besar kasus.
Kurva titrasi untuk asam kuat vs basa kuat

16
Kita akan menganmbil asam hidroklorida dan natrium hidroksida sebagai
asam kuat dan basa kuat.

Mengalirkan asam pada basa

Gambar 2.10
anda dapat melihat bahwa pH hanya menurun dalam jumlah yang sangat
sedikit sekali sampai mendekati titik ekivalen. Kemudian kurva tersebu
melonjak turun dengan sangat curam. Jika anda menghitung harganya,
penurunan pH terjadi dari 11.3 ketika anda menambahkan 24.9 cm3
sampai 2.7 ketika anda menambahkan 25.1 cm3.
Mengalirkan basa pada asam
Kurva ini sama dengan kurva sebelumnya terkecuali, tentunya, dimulai
dengan pH rendah dan meningkat seiring dengan penambahan larutan
natriun hidroksida yang anda lakukan.

17
Gambar 2.11
Sekali lagi, pH tidak berubah drastis sampai anda mendekati titik ekivalen.
Kemudian kurva tersebut meningkat dengan sangat tajam.
Kurva titrasi untuk asam kuat vs basa lemah
Kali ini kita akan menggunakan asam hidroklorida sebagai asam kuat dan
larutan amonia sebagai basa lemah.

Mengalirkan asam pada basa

Gambar 2.12
Karena anda memiliki basa lemah, permulaan kurva sangat jelas berbeda.
Bagaimanapun, sekali anda mendapatkan kelebihan asam, kurva pada
dasarnya sama seperti sebelumnya.
Pada bagian permulaan kurva, pH menurun dengan cepat seiring dengan
penambahan asam, tetapi kemudian kurva segera berubah dengan
tingkat kecuraman yang berkurang. Hal ini karena terbentuk larutan
penyangga - sebagai akibat dari kelebihan amonia dan pembentukan
amonium klorida.
Harus diperhatikan bahwa titik ekivalen sekarang sedikit bersifat asam
(sedikit lebih kecil daripada pH 5), karena amonium klorida murni tidak
netral. Karena itu, titik ekivalen tetap turun sedikit curam pada kurva. Hal
itu akan menjadi sangat penting dalam pemilihan indikator yang tepat.
Mengalirkan basa pada asam
Pada bagian permulaan titrasi ini, anda memiliki kelebihan asam
hidroklorida. Bentuk kurva akan sama dengan ketika anda memiliki

18
kelebihan asam pada permulaan titrasi yang menggunakan larutan
natrium hidroksida pada asam.
Ini hanya terjadi setelah titik ekivalen yang mana menjadi sesuatu yang
berbeda.
Larutan penyangga yang terbentuk mengandung kelebihan amonia dan
amonium klorida. Larutan penyangga ini menahan kenaikan pH yang
sangat besar - tidak akan terjadi kenaikan yang sangat besar lagi. Karena
amonia hanya basa lemah.

Gambar 2.13

Kurva titirasi untuk asam lemah vs basa kuat


Kita akan mengambil asam etanoat dan natrium hidroksida sebagai asam
lemah dan basa kuat.

Mengalirkan asam pada basa


Untuk bagian pertama dari gambar, anda memiliki kelebihan natrium
hidroksida. Kurva akan tepat sama dengan ketika anda menambahkan
asam hidroklorida pada natrium hidroksida. Sekali saja ada kelebihan
asam, maka akan terjadi suatu hal yang berbeda.

19
Gambar 2.14
Setelah titik ekivalen anda memiliki larutan penyangga yang mengandung
natrium etanoat dan asam etanoat. Larutan penyangga ini menahan
penurunan pH yang drastis.
Mengalirkan alkali pada asam

Gambar 2.15
Permulaan gambar menunjukkan kenaikan pH yang relatif cepat tetapi
mereda seiring dengan pembentukan larutan penyangga yang
mengandung asam etanoat dan natrium etanoat. Setelah melewati titik
ekivalen (ketika terjadi kelebihan natrium hidroksida) kurva sama seperti
pada bagian akhir gambar HCl-NaOH.
Kurva titrasi untuk asam lemah vs basa lemah
Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah
asam etanoat dan amonia.

20
Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah - pada kasus tersebut,
titik ekivalen kira-kira terletak pada pH 7.
Mengalirkan asam pada basa
Gambar ini hanyalah penggabungan gambar yang telah anda lihat.
Sebelum titik ekivalen sama seperti kasus amonia - HCl. Setelah titik
ekivalen seperti bagian akhir kurva asam etanoat - NaOH.

Gambar 2.16
Perhatian bahwa kurva tersebut sedikit tidak curam pada gambar ini.
Malahan, terdapat sesuatu yang dikenal dengan "titik infleksi". Kecuraman
yang berkurang berarti bahwa sulit melakukan titrasi antara asam lemah
vs basa lemah.

21
BAB III

APLIKASI ASAM-BASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

3.1. Aplikasi Asam-basa Pada Bidang Pertanian


1. Penyuburan tanah gambut
Tanah gambut adalah tanah yang memiliki Ph sekitar 4-5 pada Ph
meter yang terbentuk pada delta sungai, dengan kondisi tersebut tidak
mungkin dapat dijadikan tempat bercocok tanam karena tumbuhan
memerlukan setidaknya tanah dengan Ph 6,5-8, akan tetapi kita dapat
mengurangi kadar keasaman tanah tersebut dengan cara mencampur
tanah tersebut dengan kapur sehingga kadar asam pada tanah tersebut

22
dapat berkurang, selain kita menyuburkan tanah itu sendiri, proses diatas
dapat juga diterapkan pada tanah yang memiliki kadar basa tinggi.
H3PO4 + Ca (OH)2  Ca2PO4 +H2O

3.2. Aplikasi Asam-basa Pada Bidang Industri


1. Esterification
Asam dapat juga dinetralkan dengan senyawa selain basa untuk
menghasilkan produk, senyawa tersebut adalah alkohol sehingga
menghasilkan sintetik Ester (Aromatic, Flavor, Explosive) dialam kita
jumpai Ester sebagai hasil sintesa dari tumbuhan seperti aroma melati
pada bunga melati, rasa buah, dll. Pada kimia organic Ester dapat di
sintesa dengan mereaksikan asam pada alkohol berikut beberapa contoh
Ester sintesa:

ALKOHOL ASAM ESTER WATER

Amyl Asetat Minyak pisang Air

Methil Salisilat Wintergreen Air

Ethil Butirat Rasa nanas Air

Gliserine Nitrat Nitrogliserine Air

2. Saponification
Pada contoh awal di sebutkan bahwa sabun terbentuk karena
senyawa basa mengikat lemak, tentu anda tidak akan mencobanya
sebab kita tidak mengetahui dengan jelas berapa banyak kadar lemak di

23
kulit, akan tetapi proses pembuatan sabun tidak berbeda jauh ketika kita
reaksikan lemak dengan basa maka sabun akan terbentuk selain gliserin
sebagai hasil sampingan berikut persamaannya.
C3H5 (C18H35O2)3 + 3NaOH 3NaC18H35O2 + C3H5 (OH) 3

Sabun yang terbentuk adalah sabun keras, sedangkan untuk sabun


lembut kita dapat mengganti natrium hidroksida dengan kalium
hidroksida, prosesnya adalah pencampuran senyawa basa dengan
lemak kemudian di panaskan dalam bejana setelah sabun terbentuk
natrium klorida ditambahkan sebagai katalis untuk memisahkan sabun
dari larutannya, setelah itu proses penambahan pewangi, pembentukan
dilakukan.

3. Industri pupuk
Telah kita ketahui bahwa asam jika direaksikan dengan basa akan
menghasilkan garam, beberapa pupuk yang digunakan dalam pertanian
berasal dari proses subtitusi asam-basa guna mendapatkannya dengan
memakai kaidah Browsted Lowry dimana asam bertindak sebagai donor
sedangkan basa sebagai akseptor sehingga dapat di gambarkan seperti
berikut
HX adalah asam dengan H+ adalah ion hidrogen dan X- adalah
radikalnya, YOH adalah basa dengan Y+ adalah radikal dari basa YOH
dan OH- adalah ion hidroksi, XY adalah garam yang terbentuk dan HOH
adalah air

Berikut adalah beberapa pupuk yang dapat di hasilkan melalui proses


tersebut, proses ini merupakan proses exothermal jangan mencoba
kecuali di dampingi oleh pengawas:
NH 4 (OH)s + HCl l NH4Cl s + H2O l
KOH s + HCl l KCl s + H2O l
KOH s + HNO3 l KNO3 s + H2O l
NH 4 (OH) s + H3PO4 l NH3 (PO) 4 s + H2O l

24
Akan tetapi biaya produksi yang di keluarkan untuk memproses pupuk
ini jauh lebih mahal di bandingkan dengan pendapatan yang di dapatkan
dari pupuk tersebut sehingga proses ini hanya dilakukan pada percobaan
laboratorium

4. Industri asam
Muriatique acid adalah Nama dagang dari asam klorida yang sangat
penting untuk industri adalah persenyawaan antara gas hidrogen dengan
klorida yang selanjutnya terlarut dalam air, ada dua cara untuk
mendapatkannya
1. Dengan poses subtitusi
Dimulai dengan memanaskan garam untuk asam itu sendiri dalam
hal ini garam klorida dengan vitriol oil. Asam ini dipakai karena
memiliki keunggulan di banding yang lain yaitu: mendonorkan atom
hidrogen guna pembentukan asam, memiliki titik didih yang tinggi
sehingga tidak menguap sebelum membentuk asam yang diinginkan,
harganya murah
Produk yang dihasilkan adalah gas HCl yang tidak berwarna tanpa
sifat asam namun akan segera berubah bila terlarut dalam air, catatan
gas maupun asam ini tetap dinamakan asam klorida
2NaCl + 2H2SO4 + Mn O4 Na2SO4 + MnSO4 + H2O + Cl2
2Cl2 + 2H2O 4HCl + O2
untuk membuktikan bahwa produk tersebut adalah asam klorida kita
dapat melakukan serangkaian test antara lain: oksidasi menggunakan
mangan dioksida sehingga terbentuk garam mangan klorida serta gas
cloida
Mn O2 + 4HCl MnCl2 + Cl2 + 2H2O
2. Proses kontak
Proses kontak dilakukan dengan menggabungkan hidrogen panas
pada gas klorida pada bereaksi merupakan reaksi eksotermal, gas
klorida sendiri didapat dibuat melalui elektrolisis leburan natrium
klorida merupakan gas berwarna kuning kehijauan yang menyesakan
nafas serta beracun, 2,5 kali lebih ringan dari udara namun dapat di
cairkan pada suhu ruangan dengan tekanan 6 atmosfir

5. Asam Sulfat (H2SO4)

25
Asam sulfat adalah salah satu bahan kimia terpenting yang
banyak digunakan dalam industri kimia. Kegunaannya sebagai reagen
untuk analisa di laboratorium, regenerasi kation resin, pembuatan
pupuk super pospat, pembuatan bahan peledak dan digunakan pula
dalam pemrosesan logam (pickling)

6. Kalium Hidroksida (KOH)


Dalam bidang pertanian kalium hidroksida digunakan untuk
membetulkan pH tanah berasid. Senyawa ini juga boleh digunakan
sebagai fungisida atau juga herbisida. Kalium hidroksida adalah salah
satu bahan kimia perindustrian utama yang digunakan sebagai besi
dalam berbagai proses kimia, termasuk :
1. Penyalutan kopolimer ester akrilat
2. Agen penyahbusaan yang digunakan untuk penggilingan kertas
3. Minyak penyabunan untuk sabun cecair
4. Bahan bantu perumusan untuk makanan
5. Agen pengawal pH
6. Damar-damar polietilena
7. Pemrosesan tekstil
8. Untuk pengeluaran biodesel
Bagi orang-orang biasa kegunanaan KOH yang amat penting untuk
bakteri alkali yang menggunakan larutan KOH sebagai elektrolit. Oleh
itu, kalium hidroksida membantu membekalkan kuasa untuk lampu
suluh.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
• Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif terhadap
logam,sedangkan basa mempunyai rasa sedikit pahit dan bersifat
kaustik.larutan basa bersifat korosif terhadap kulit
• Larutan asam dan basa dapat di tunjukan dengan indikator asam-basa
atau dengan indikator pH-nya.larutan asam mempunyai pH < 7
sedangkan larutan basa mempunyai pH > 7
• Tetapan ionisasi asam Ka merupakan ukuran kekuatan asam,semakin
besar nilai Ka semakin kuat sifat keasamannya.demikian juga dengan
nilai Kb,yang merupakan ukuran kekuatan basa
• Larutan asam basa mempunyai peranan dalam kehidupan sehari-hari
terutama di bidang industri
4.2 Saran
• Sebaiknya jangan menaruh larutan asam pada wadah-wadah atau
tempat yang terbuat dari logam
• Untuk membuat subur lahan gambut maka sebaiknya tambahkan
larutan basa pada tanah tersebut

A. MENURUTARRHENIUS

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan


ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat
menghasilkan ion OH-.
Contoh:
1. HCl(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)
2. NaOH(aq)  Na+(aq) + OH-(aq)

27
B.MENURUTBRONSTED-LOWRY

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton


akseptor.
Contoh:

1. HAc(aq) + H2O(l)  H3O+(aq) + Ac-(aq)


asam-1 basa-2 asam-2 basa-
1
HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa
konyugasi. H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-
basa konyugasi.
2. H2O(l) + NH3(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa
konyugasi. NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-
basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai


asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion
atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

28
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
www.aidianet.co.cc
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0192%20Kim%202-3a.htm
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11140-keseimbangan-asam-basa/
www.chem-is-try.org

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0192%20Kim%202-3a.htm
http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/asam-basa/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700544/
http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-kimia/pengertian-
asam-basa-dan-garam/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam

29
30

Anda mungkin juga menyukai