PENDAHULUAN
Selain menjadi kawasan elit di masa lalu, ternyata Cikini mempunyai banyak
cerita sejarah yang belum banyak orang ketahui. Bila berwisata ke Cikini, semua orang
hanya mengenal Taman Ismail Marzuki. Tak hanya memanjakan dengan taman
teaternya, ternyata Cikini mempunyai cerita sejarah yang sangat kental tentang
perjalanan bangsa Indonesia. Untuk yang menyukai wisata sejarah, Cikini menjadi
salah satu alternatif untuk Anda yang ingin berwisata selain di Kota Tua, Jakarta.
Cikini merupakan salah satu lokasi sarat sejarah dan cerita. Seperti Kantor Pos
yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Selang beberapa langkah, terdapat Taman
Ismail Marzuki (TIM) untuk menyaksikan ragam teater yang disajikan. Namun, tak
hanya teater, TIM juga terdapat perpustakaan daerah untuk yang ingin berwisata sambil
membaca buku. Lalu, ada Toko Laba-Laba yang merupakan toko reparasi berbagai
jenis barang, seperti sepatu, dan tas. Berdiri pada tahun 1898, toko ini menjadi toko
reparasi pertama yang berdiri di wilayah Cikini yang sangat terkenal bagus. Kemudian,
disusul dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 dan Perguruan Cikini yang
terkenal dengan peristiwa pengeboman pada kala itu.
I.2. Permasalahan
I.3. Tujuan
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kecil dari mata kuliah
Perencanaan Kawasan dimana salah satu syarat untuk penilaian akhir mata kuliah
tersebut. Selain itu penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1
1. Mengetahui latar belakang kawasan Cikini
2. Mengetahui sejarah kawasan Cikini
3. Mengetahui bangunan-bangunan yang ada didalam kawasan Cikini
4. Mengetahui tindakan konservasi yang akan dan yang sudah dilakukan terhadap
kawasan Cikini
2
BAB II
DESKRIPSI KAWASAN
Sejarah Cikini tak lepas dari sejarah perkembangan perumahan masa kolonial
Belanda di Hindia Belanda. Tahun 1920, pemerintah Hindia Belanda merasa perlu
membuat perumahan baru untuk warga Eropa dan warga pribumi kelas menengah atas.
Maka dipilihlah kawasan Menteng yang dahulu terletak di selatan benteng kota Batavia,
sebagai kawasan pemukiman elit kompeni.
Kawasan Cikini waktu itu difungsikan sebagai area fasilitas umum bagi perumahan
Menteng. Maka tak heran kawasan Cikini waktu itu tumbuh sebagai area komersial dan
bangunan publik dimana banyak terdapat rumah makan, sekolah, kantor pos, pertokoan dan
bangunan publik lainnya.
Sejumlah bangunan yang berdiri di kawasan Cikini adalah bangunan kuno yang
sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Bahkan ada beberapa bangunan yang sudah eksis
sejak zaman Belanda, salah satunya adalah Rumah Sakit PGI Cikini.
Rumah sakit tersebut dahulu adalah rumah maestro lukis Indonesia, Raden Saleh.
Rumah bergaya klasik itu masih terpelihara dan kokoh berdiri hingga sekarang.
Cikini
Sejarah Cikini tak lepas dari sejarah perkembangan perumahan masa kolonial
Belanda di Hindia Belanda. Tahun 1920, pemerintah Hindia Belanda merasa perlu
membuat perumahan baru untuk warga Eropa dan warga pribumi kelas menengah atas.
3
Dipilihlah kawasan menteng yang letaknya di selatan benteng kota Batavia.
Dari sinilah dimulai bahwa Batavia, cikal bakal kota Jakarta, berkembang ke arah
selatan. Karena kawasan perumahan Menteng ditujukan untuk golongan menengah
atas, maka kawasan ini dirancang dengan sebaik-baiknya menggunakan tim ahli dari
Belanda yang dipimpin oleh arsitek P.A.J. Mooijen. Untuk pertama kalinya pula
Peraturan Tata Bangunan Kota yang pertama (Bataviasche Bouwverordening,1919)
diterapkan.
Jika ada pemukiman, tentu ada fasilitas umum. Kawasan Cikini waktu itu
difungsikan sebagai area fasilitas umum bagi perumahan Menteng. Maka tak heran
kawasan Cikini waktu itu tumbuh sebagai area komersial dan bangunan publik dimana
banyak terdapat rumah makan, sekolah, kantor pos, pertokoan dan bangunan publik
lainnya.
Gedung Juang 45
Persinggahan pertama tur ini adalah gedung juang 45. Bangunan ini saat ini
difungsikan sebagai museum sejarah perjuangan Indonesia era jepang dan agresi
militer. Terlepas dari penataan interior bangunan ini yang terkesan membosankan dan
ketinggalan jaman, bangunan ini masih cukup cantik jika dilihat dari jalan. Gedung
juang dibangun tahun 1920an. Awalnya adalah sebuah hotel yang dikelola oleh
keluarga L.C. Schomper. tahun 1920, Batavia sudah berkembang ke selatan. Sebagai
salah satu kota penting di kawasan Hindia Belanda, perekonomian Batavia berkembang
dan menjadikan Batavia sebagai kota yang ramai dikunjungi pelancong, entah itu untuk
urusan bisnis atau urusan lainnya. Peluang inilah yang diambil oleh keluarga Schomper
untuk mendirikan hotel di kawasan Menteng. Maka jadilah Hotel Schomper. Tidak
begitu jelas hotel bintang berapa.
4
Mungkin karena saya berkecimpung di dunia desain, jadi hal-hal yang berbau
grafis langsung menarik mata. Poster propaganda Jepang ini rasanya begitu penting
dalam sejarah desain grafis di Indonesia.
Bermula dari tahun 1921, seorang Cina di Bogor merintis usaha roti yang kini
melegenda di Jakarta. Tan Ek Tjoan melihat pasar bahwa kebiasaan orang Eropa yang
mengkonsumsi roti dalam kehidupan sehari-hari, maka ia membuat roti untuk kalangan
eropa. Resep dan rasanya tentu saja disesuaikan dengan lidah Eropa. Roti buatan Tan
Ek Tjoan pun laris dikalangan warga Eropa di Hindia Belanda. Kemudian Tan Ek Tjoan
membuka pabrik dan tokonya di kawasan cikini untuk mendekatkan diri dengan
pemukiman Eropa di Menteng. Toko dan pabrik roti ini masih bisa dikunjungi hingga
saat ini. Walau kini usaha roti Tan Ek Tjoan sudah diturunkan ke generasi ketiga dan
Belanda sudah tidak lagi menguasai berkoloni di Hindia Belanda/Indonesia, tetapi roti
ini tetap memiliki penggemarnya sendiri. Ditengah persaingan usaha roti yang semakin
menjamur, roti Tan Ek Tjoan tetap mempertahankan orisinalitasnya. Beruntung saya
bisa mengunjungi toko dan pabriknya yang legendaris. Sayang waktu itu kegiatan
produksi di pabriknya sedang tidak ada. Jadi saya hanya melihat mesin-mesinnya saja.
Dari sekian tempat yang kami kunjungi, menurut saya rumah raden saleh yang
paling saya tunggu. Raden Saleh adalah pelukis Indonesia yang paling fenomenal. Dia
pelukis langganan kaum kerajaan dan ningrat Eropa.
Raden saleh lahir dan dibesarkan di jawa, Hindia Belanda, tetapi kemudian
hijrah ke Jerman dan Belanda untuk melanjutkan pendidikan melukisnya. Lama hidup
di Eropa dan bergaul dengan orang-orang Eropa membuat gaya hidup dan selera Raden
Saleh yang kebarat-baratan. Hal ini bisa dilihat dari rumah yang ia bangun di Batavia
sekembalinya dari berkelana di Eropa sekian tahun. Karena memiliki langganan kaum
atas, tak heran Raden Saleh memiliki kekayaan yang berlimpah.
Kembali ke Batavia, diapun membeli tanah yang luas di kawasan Cikini. Dia
membangun rumah bergaya Eropa yang ia desain sendiri. Saya selalu membayangkan
5
bahwa kehidupan sosial Raden Saleh itu seperti tokoh Minke di buku Anak Semua
Bangsa karya Pramudya Ananta Toer. Seorang manusia pribumi yang modern, jauh
dari gaya tradisional. Pertama memasuki rumah Raden Saleh, kami disambut oleh ruang
tengah yang luas dan tinggi. Lengkap dengan pintu-pintu dan tangga di sekeliling
ruangan. Saya merasakan suasana film The Sound of Music, ruang tengah tempat anak-
anak keluarga Trapp bernyanyi.
2.3.1.
2.3.1. Metropole
Pada awal 1950-an, sebagai salah satu bioskop kelas satu, Bioskop
Metropole juga tergabung dalam organisasi antarbioskop kelas satu. Salah satu
yang paling terkenal adalah United Cinemas Combination, yang terdiri dari
Bioskop Menteng, Astoria, Capitol, Cinema Grand, Happy, Sin Thu, dan Globe.
Metropole sendiri bersama Bioskop Cathay, Garden Hall, Mayestic, Orion,
Roxy, dan Podium tergabung dalam Independent Cinemas. Bioskop-bioskop
kelas satu itu memutar film-film produksi Paramount, United Artists, J Arthur
Rank, maupun Metro Goldwyn Mayer (MGM). Bioskop Metropole sendiri
banyak memutar film-film produksi MGM.
7
memiliki saham sesenpun tak berhak mengaturnya. Ia bahkan mengancam akan
merobek kontrak dengan MGM. Pihak MGM lalu membiarkan
film Krisis menggeser jadwal film-film distribusinya, dan ternyata film itu
sukses besar. Memecahkan rekor penonton film Terang Boelan (1937) karya
Albert Balink, Krisis menjadi film Indonesia pertama yang bisa sukses di
bioskop kelas satu. Krisis tayang di Metropole selama lima minggu, melebihi
periode edar film-film Barat saat itu.
Pasang Surut
8
menteri, politisi, mahasiswa, pekerja kantoran, semua pernah menonton di
Metropole. “Dan yang paling membanggakan adalah membawa pasangan
nonton film di kelas loge,” kata Suditomo, mantan pegawai Sekretariat Negara
yang pada pertengahan 1950-an masih berstatus mahasiswa di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Loge adalah kelas satu, dengan harga karcis
saat matinee show pertunjukan murah Sabtu siang Rp 4 per orang atau setara
dengan Rp 26 ribuan pada 2018. Masa kejayaan ini terus berlanjut sampai 1970-
an.
9
Jakarta Pusat. Pada 1984, bioskop itu membelah dirinya menjadi tiga layar
dalam tiga ruangan. Bioskop Megaria mengikuti jejaknya pada akhir 1986.
Tetapi hanya dalam memperbanyak layar, tidak memenggal ruangan, karena
yang digunakan adalah gedung lain yang ada di belakang bioskop, sehingga
bioskop Megaria memiliki dua studio: Megaria I dan II.
Tugu Proklamasi
10
Tugu Proklamasi atau Tugu petir adalah tugu peringatan proklamasi
kemerdekaan RI. Pada kompleks juga terdapat monumen dua patung Soekarno-
Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan, mirip dengan dokumentasi
foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Di tengah-tengah dua
patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan
batu marmer hitam, dengan susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah
ketikan aslinya.
Setelah era reformasi, selain menjadi tempat yang spesial untuk acara
peringatan Hari Kemerdekaan RI tiap tahunnya, lokasi ini pun menjadi tempat
pilihan bagi berkumpulnya para demonstran untuk menyuarakan pendapat-
pendapatnya.
Lain halnya ketika sore menjelang. Pada hari-hari yang biasa, para
penduduk yang tinggal tak jauh dari lingkungan taman ini kerap berkunjung
ke Tugu Proklamasi untuk berbagai aktivitas. Tempat ini menjadi tempat favorit
anak-anak bermain, arena berolahraga, tempat berkumpul dan bertemu, atau hanya
untuk duduk-duduk saja menghabiskan sore hingga senja datang.
11
bangunan ini yang berdiri di lokasi tersebut. Satu dan satu-satuya gedung yang ada
sampai sekarang.
12
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Umumnya jalur atau lorong berbrntuk pedestrian dan jalan raya, jalur merupakan
penghubung dan jalur sirkulasi manusia serta kendaraan dari sebuah ruang ke ruang lain di
dalam kota, lokasi geografisnya, aksesbilitasnya dengan wilayah lain dan sebagainya.
Berdasarkan elemen pendukungnya, Paths dikota meliputi jaringan jalan sebagai prasarana
pergerakan dan angkutan darat, sungai, laut, udara, terminal , pelabuhan sebagai sarana
pengangkutan jaringan ini cukup penting khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan
daerah pedesaan dan jalur penghubung baik produksi maupun komuikasinya lainya.
Bedasarkan frekuensinya, kecepatan dan kepentingannya jaringan penghubung di kota
dikelompokan menjadi :
III.2. Solusi
Umumnya jalur atau lorong berbrntuk pedestrian dan jalan raya, jalur merupakan
penghubung dan jalur sirkulasi manusia serta kendaraan dari sebuah ruang ke ruang lain di
dalam kota, lokasi geografisnya, aksesbilitasnya dengan wilayah lain dan sebagainya.
Berdasarkan elemen pendukungnya, Paths dikota meliputi jaringan jalan sebagai prasarana
pergerakan dan angkutan darat, sungai, laut, udara, terminal , pelabuhan sebagai sarana
pengangkutan jaringan ini cukup penting khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan
daerah pedesaan dan jalur penghubung baik produksi maupun komuikasinya lainya.
Bedasarkan frekuensinya, kecepatan dan kepentingannya jaringan penghubung di kota
dikelompokan menjadi :
13
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Simpulan
Ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
ssssssssssssssssssssssssssssssssssss
IV.2. Saran
Ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
ssssssssssssssssssssssssssssssssssss
14
Daftar Pustaka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cikini, Cerita Sejarah yang
Tersembunyi", https://travel.kompas.com/read/2016/01/19/114200727/Cikini.Cerita.Sejar
ah.yang.Tersembunyi.
Penulis : Ersianty Peginusa Wardhani
http://www.academia.edu
https://jakartakita.com
https://situsbudaya.id/tugu-proklamasi/
15