Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN LITIGASI

 Litigasi adalah administrasi / surat menyurat mengenai pengadilan


 Peradilan ada 3 komponen
- Penyidik tugasnya melakukan penangkapan, penahanan dan penyidikan
- Kejaksaan tugasnya melakukan penahanan dan penyidikan
- Pengadilan tugasnya melakukan penahanan dan mengeluarkan surat perintah penggeledahan
 Surat pengadilan ada 3 yaitu penahanan, penangkapan dan penggeledahan
 Kapaan seseorang dapat di tanggkap yaitu apabila sudah ada bukti yang cukup bahwa orang
tersebut benar pelakunya, apabila pelaku selama 24 jam polisi tidak dapat bukti yang kuat maka
si pelaku dapat di bebaskan
 Syarat orang dapat ditahan uaitu tersangka melanggar pasal yang ancaman hukumannya di atas
lima tahun/pasalpengecualian menurut pasal 21 KUHAP . contohnya : pasal 374 KUHP, pasal
378 KUHP
 Wewenang menahan bagi penyidik,kejaksaan dan hakim
- Penyidik wewenang menahan 20 hari di tambah 40 hari bila belum selesai jadi totalnya 60 hari
- Kejaksaan wewenang menahan 20 hari di tambah 30 hari bila belum selesai jadi totalnya 50 hari
- Hakim wewenang menahan 30 hari di tambah 60 hari bila belum selesai jadi totalnya 90 hari
 Jenis penahanan dapat berupa
- Penahanan rumah tahanan Negara
- Penahanan rumah tahanan rumah
- Penahanan rumah tahanan kota
 Berkas perkara yang di buat oleh polisi bersumber dari
- Dari laporan
- Dari pengaduan
- Dari penemuan sendiri
 Berkas perkara
- Laporan polisi
- Surat perintah penyidikan
- Surat pemberitahuan di mulai penyidikan
- Berkas perkara
 Pengiriman berkas perkara
Tahap I : apabila berkas perkara di kirim dari penyidik ke kejaksaan dan ternyata belum lengkap
maka kejaksaan memberikan kepada penyidik P 18 : artinya berkas belum lengkap, dan bila
sudah lengkap maka kejaksaan memberikan P21 yang artinya berkas sudah lengkap

Tahap II : dari penyidik di kirim 2 berkas perkara yang sudah di jilid serta barang bukti jilid
kesatu untuk kejaksaan dan jilid kedua untuk pengadilan

 Prapenuntutan adalah kewenangan jaksa penuntut umum untuk memeriksa berkas perkara dari
penyidik apakah sudah lengkap atau belum lengkap bila belum lengkap maka JPU memberikan
petunjuk- petunjuk kekurangannya atau kesalahannya kepada penyidik dan mengembalikannya
ke penyidik untuk di perbaiki
 Surat dakwaan adalah divinisi surat dakwaan tidak di berikan oleh KUHAP. Secara umum doi
katakana bahwa surat dakwaan adalah suatu surat atau akte yang memuat suatu perumusan dari
tindak pidana yang di tuduhkan yang sementara dapat di simpulkan dari surat
pemeriksaanpendahuluan yang merupakan dasar bagi hakim untuk melakukan pemeriksaan yang
bilamana cukup bukti terdakwa dapat di jatuhi hukuman dan apabila tidak cukup bukti dapat
dibebaskan
 Berkas perkara dari pengadilan harus sama dengan berkas perkara dari kejaksaan masing-masing
menggunakan pasal yang sama
 Pentingnya surat dakwaan
1. Bagi terdakwa untuk melakukan pembelaan mengenai tindak pidana yang di dakwakan kepada
dirinya
2. Bagi jaksa untuk melakukan penuntutan dan pembuktian
3. Bagi hakim untuk batas-batas pemeriksaan di pengadilan
 Isi surat dakwaan yaitu berisi menyatakan perbuatan – perbuatan yang di dakwakan serta menebut
eaktu dan tempat di lakukannya tindak pidana.
 Ketentuan pasal 143 KUHAP.
Bahwa penuntut umum melimpahkan perkara ke pengadilan negri dengan permintaan agar
segera mengadili perkara tersebut dengan surat dakwaan.
 Persyarata surat dakwaan ada dua syaratan
a. Pasal 143 ayat 2 huruf A KUHAP.syaratnya yakni syarat formil dan syarat matriel
- Syarat formil meliputi
1. Surat dakwaan harus di hukui tanggal dan tanda tangan dari penuntut umum
2. Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa.
b. Pasal 143 ayat 2 huruf B yakni syarat matriel
1. uraian secara cermat, jelas,dan lengkap mengenai tindak pidana yang di dakwakan
2. uraian secara cermat , jelas dan lengkap mengenai penpos dilieti dan locus dilieti dari tindak
pidana yang di lakukan itu.

 Syarat materil yang akan di tanyakan


1. Perbuatan apa yang telah di lakukan
2. Siapa pelaku perbuatan itu
3. Dimana perbuatan itu di lakukan
4. Kapan di lakukan perbuatan itu
5. Cara-cara bagaimana perbuatan itu
6. Apa sebab/latar belakang perbuatan itu di lakukan
7. Apakah mungkin perbuatan itu dilakukan , ketentuan pidana mana yang melanggar perbuatan itu
adakah bukti-bukti yang mendukungnya.
 Tidak terpenuhinya syarat formil mengakibatkan surat dakwaan batal
 Tidak terpenuhinya syarat matriel mengakibatkan surat dakwaan batal demi hukum
 Jenis –jenis surat dakwaan
1. Dakwaan tunggal ; dakwaan tunggal dibuat apabila JPU berpendapat bahwa terdakwa hanya
melakukan satu tindak pidana saja.
2. Dakwaan komulatif : di buat apabila terdakwa melanggar beberapa pasal (samen loop)
3. Dakwaan subsidair : dugaan subsidai terjadi apabila jaksa ragu-ragu tentang perbuatan TP apa
yang cocok dengan perbuatan yang di lakukan oleh terdakwa
Cara jaksa menentukan perbuatan yang cocok
Dengan cara dakwaan primer yakni si terdakwa di jerat hukuman yang paling berat
Contoh : 340 KUHP
Apabila tidak terbukti
Di lanjutkan ke dakwaan subsidair yakni ke pasal 338 KUHP apabila tidak terbukti maka
diteruskan ke hukuman yang paling rendah/lebih cocok
4. Dakwaan alternatif : dakwaan ini terjadi apabila jaksa ragu-ragu mengenai perbuatan pelaku dan
jaksa memberikan pilihan kepada hakim mengenai tindak pidana mana yang akan di jatuhkan.
5. Dakwaan kombinasi
 Cara membuat surat dakwaan
Contoh : pasal 338 KUHP(PEMBUNUHAN)
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain maka akan di pidana setinggi-
tingginya 15 tahun karena pembunuhan.
- Unsure-unsur yang di penuhi
1. Dengan sengaja
2. Menghilangkan nyawa orang lain

- Surat dakwaan
Bahwa ia terdakwa nama joko sunandar pada hari senin tanggal 20 april 2011 jam 20.00 atau
setidak-tidaknya masih dalam tahun 2011.
Bertempat di rumah taman jaya perkasa desa ciracas kecamatan serang kota serang atau setidak-
tidaknya masih dalam daerah hukum pengadilan negeri serang. Telah dengan sengaja
menghilangkan nyawa orang lain yaitu korban dengan cara-cara sebagai berikut :
Pada wakti di tempat seperti yang di lakukan di atas terdakwa pergi kerumah korban untuk
menagih hutang dan setelah korban menagihnya ternyata korban tidak mau membayarnya malah
si korban menonjok terdakwa sehingga terdakwa kesal kepada korban kemudian terdakwa
mengambil pisau yang ada di kantongnya dan menuduk ke bagian dada korban berkali-kali.
Maka matilah si korban sesuai dengan visum at refertum dari docter ahmad tanggal 25 maret
2011.

 Penyerahan berkas perkara dari kejaksaan ke pengadilan dapa di lakukan dengan 3 cara sbb;
1. Secara biasa
Cara ini di sebut dalam KUHAP.
Menyerahkan berkas kepada hakim dengan suatu surat penuntutan supaya perkara di ajukan ke
pengadilan untuk di teliti dan di periksa dalam penuntutan JPU berhak mengebutkan dengan
sejelas-jelasnya perbuatan apa yang di tuduhkan kepada terdakwa. Dari penuntutan ini terdakwa
harus mengerti dengan benar perbuatan mana yang disangka dilakukan oleh terdakwa demikian
pula harus di sebutkan perbuatan itu mengandukng syarat-syarat tindak pidana dalam ketentuan
atau pasal-pasal pidana dari suatu perbuatan yang di ancam oleh pidana
2. Cara singkat
Bila mana JPU berpendapat bahwa perkara yang akan di limpahkan kepada hakim tersebut.
Pembuktiannya mudah dan sederhana dalam pelaksanaannya
3. Cara cepat
Acara pemerisaan TP ringan ialah acara pemeriksaan terhadap perkara yang di ancam oleh
pidana /kurungan paling lama 3 bulan atau dengan denda sebanyak-banyaknya 40 ribu subsidair
6 hari kurungan.
Contohnya ; penghinaan ringan
 Penuntutan adalah suatu tindakan PU untuk melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang
dalam hal dan cara yang di atur dalam UU dengan permintaan supaya di periksa oleh hakim di
siding pengadilan.
 Persiapan tindakan penuntutan
Untuk kesempurnaan tugas penuntutan JPU harus mengetahui sejelas-jelasnya semua pekerjaan
di lakukan di TP dari awal sampai akhir semuanya harus atas dasar hukum.
 Urut-urutan persidangan
1. Sebelum majelis hakim memasuki ruangan pengadilan. Di ruangan sudah siap JPU dan panitra
pengganti
2. Panitra penggantu mempersilahkan majelis untuk masuk ruangan
3. Setelah majelis masuk ruangan. Kemudian hakim ketua menyuruh JPU untuk menghadirkan
terdakwa ke dalam ruangan pengadilan
4. Hakim menanyakan apakah terdakwa sehat dan siap di perksa kemudian hakim menannyakan
identitas terdakwa
5. Hakim menyuruh JPU untuk membacakan surat dakwaanya dan kepada terdakwa untuk
memperhatikan isi dakwaannya
6. Hakim menanyakan apakah terdakwa mengerti atas dakwaanya bila mengerti terdakwa di
tawarkan apakah ingi mengajukan eksepsi atas dakwaanya dari JPU bila ia maka PH
membacakan eksepsinya
7. Hakim menanyakan kepada JPU apakah ingi menanggapi eksepsi dari PH terdakwa bila ia harus
di jawab langsung
8. Setelah mendebfarkan eksepsi dan tanggapan eksepsi dari dua kubu maka hakim memutuskan
dengan putusan sela
9. Stelah membacakan putusan sela dilanjutkan dengan pemeriksaan pokok perkara untuk
mendengarkan keterangan saksi dan hakim menyuru JPU untuk menghadirkan apara saksi
10. Setelah mendengarka keterangan para saksi kemudian di lanjutkan dengan pemeriksaan
terdakwa
11. Hakim menyuruh JPU untuk membacakan penuntutan
12. Hakim menawarkan kepada penasihat hukum terdakwa untuk mengajukan pledoi
13. Hakim menanyakan kepada JPU apakah ingin mengajukan replik
14. Hakim menanyakan kepada Penasihat hukum terdakwa apakah ingin mengajukan duplik
15. Setelah mendengarkan penuntutan dan pledoi maka saatnya bagi hakim untuk membacakan
putusan ahir.
16. Hakim menawarkan apakah ingin terima dengan putusan ahir atau pikir-pikir untik mengajukan
banding atas putusannya……..maka siding di tutup
 Upaya hukum di bagi menjadi 2 ;
1. Upaya hukum biasa adalah upaya terhadap putusan pngadilan yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap contohnya : banding\,kasasi
2. Upaya hukum luar biasa adalah upaya terhadap putusan pengadilan yang sudah memiliki
kekuatan hukum yang tetap. Contoh ; PK
 Eksepsi perkara pada hakikatnya adalah keberatan yang di lakukan oleh terdakwa kepada JPU
yang tidak berkaitan dengan pokok perkara
 Jenis-jenis eksepsi
1. Masalah kopetensi/kewenangan mengadili
- kopetensi absolute
- kopetensi relative
2. dakwaan tidak dapat di terima di sebabkan karena batalnya melakukan penuntutan(ni bis n idem)
3. karena terdakwa meninggal
4. kesalahan menunjuk terdakwa
5. kadaluarsa
 prnisip-prinsip penyelenggaraan peradilan pidana di tingkat pengadilan
- prinsip umum = berlaku pada tiap pemeriksaan mulai dari polisi,kejaksaan dan pengadila.
Contohnya ; prinsip praduga tak bersalah
- prisip khusus = hanya berlaku untuk kasus tertentu saja.
 Prinsip yang berlaku di siding pengadilan
1. Prinsip kebenaran materil = menyatakan bahwa dalam pemeriksaan perkara pidana lebih
mementingkan kedalam kebenaran materil. Aspek materil yakni suatukebenaran yang sungguh-
sungguh sesuai dengan kenyataan. Proses ini terlihat dalam proses persidangan bahwa meskipun
terdakwa telah mengakui kesalahannya bahwa belum cukup menjadi alas an untuk menjatuhkan
putusan artinya masih di butuhkan bukti lain untuk mendukung pengakuan terdakwa.
- Alat bukti
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. petunjuk ---- barang bukti.
e. Keterangan terdakwa.

2. Prinsip praduga tak bersalah


Prinsip ini merupakan suatu azas yang menghendaki agar setiap orang yang terlibat melakukan
TP harus di anggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan bersalah
3. Prinsip akusator
Menunjukan bahwa seorang terdakwa yang di perika dalam siding pengadilan bukan lagi sebagai
obyek pemeriksaan tetapi sebagai subyek pemeriksaan oleh karena itu terdakwa memiliki hak
yang nilainya sama dengan PU sedangkan hakim berada di kedua belah pihak untuk
menyelesaikan hukuman pidana.
Adanya penasihat hukum yang mendapingi terdakwa untuk membela hak-haknya semua ini
sebagai wujud pengakuan bahwa terdakwa sebagai subyek yang memiliki hak seimbang dengan
hak-hak PU.
- Prinsip inkisator adalah lawan dari prinsip akusator
4. Prinsip persidangan terbuka untuk umum
Maksudnya adalah setiap siding yang di selenggarakan harus dapat di saksikan untuk umum
agar adanya control langsung dari masyarakat terhadap jalannya persidangan dengan maksud
dapat memperkecil kesalahan –kesalahan yang dapat di lakjukan oleh hakim.
5. Prisip pemeriksaan langsung
Prisip ini menghendaki agar pemeriksaan yang di lakukan harus menghadirkan terdakwa di
persidangan termasuk menghadirkan saksi yang di tunjuk langsung artinya hakim atau terdakwa
ataupun para saksi berada dalam satu sidak yang tidak di batasi oleh suatu tabir apapun. Dengan
tidak dapat di hadirkan saksi dan terdakwa sidak tidak dapat berjalan.pasal 154 kuhap. Dan
terdakwa tidak bleh di borgol.
6. Prisip komunikasi dengan Tanya jawab
Prinsip ini menghendaki bahwa para saksi dan terdakwa melakukan hubungan Tanya jawab
langsung dengan hakim. Semua pertannyaan harus di arahkan langsung kepadanya.tapi kalau
menuruh UU semua pertannyaan dari JPU kpd saksi dan terdakwa harus melalui hakim tapi
implementasinya berbeda.
- Bambang poernomo memberikan komentar pada 3 prinsip akhir 3,4,5 yakni :
a. Azas siding terbuka untuk umum ada untuk kepentingan sosial control
b. Azas pemeriksaan langsung untuk kepentingan HAM dan kebenaran yanga di capai melalui
adanya larangan yang di bawa dari luar.
c. Azas komunikasi dengan Tanya jawab /oral debat maksudnya agar dapat pembahasan dengan
jelas dan memperoleh gambaran perbuatan yang terjadi oleh orang yang bersangkutan bahwa
pernyataannya asli.
 Pejabat Fungsional dalam sidang peradilan pidana
Pejabat ini terdiri dari jaksa, hakim dan PH/ Advokat. Pejabat in berperan sangant penting
teruatama dalam siding yang hukuman yang ancamannya di atas 5 tahun.di samping itu pula di
tangan komponen tersebut yang di sebut integrasi diantara mereka akan di hasilkan apa yang
namanya putusan pengadilan. Kita akan membahas satu persatu.
1. Hakim kedudukan dan kewajiban
Istilah hakim berasal dari bahasa arab, ahkah artinya bukan hakim tetapi bersangkutan dengan
tugas hakim di hukum.
Qadhi hakim menuruh KUHAP adalah pejabat yang di beri wewenang oleh Negara untuk
mengadili menurut bisman siregar apapun istilah yang tepatnya karena menyebut hakim sudah
tidak lagi di ragukan yaitu yang menerapkan keadilan.
Dalam megembang tugas penegak hukum dan keadilan para hakim memiliki tugas yang berat
demi menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Agar para hakim berlaku jujur dan tidak
terganggu bujukan –bujukan menurut undang-undang no 14 tahun 1970 jo uu no 35,tahun 1999
jo uu no 4 tahun 2004.
Hakim harus bersumpah dan berjanji menurut agamanya adapun bunyi sumpah tersebut adalah
sbb :
“ saya bersumpah/menerangkan dengan sungguh-sungguh bahwa saya memperoleh jabatan ini
secara langsung atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau cara apapun juga tidak
memberikan atau menjadikan barang sesuatau kepada siapapun juga”
- Apakah makna dari sumpah janji hakim
Sumpah tersebut adalah pengakuan hakim terhadap penciptanya bahwa ia akan berbuat sesuai
dengan yang di ucapkan itu. Pengingkaran terhadap sumpah berarti ia telah mengingkari
/berbohong kepada tuhan. Hakim yang seperti ini adalah hakim yang sesat damn mendapat
kutukan bahwa hanya dari tuhannya dan juga dengan manusia/umat yang cinta akan kejujuran.
2. Jaksa kedudukan, wewenang dan kewajiban
Siapa jaksa itu dan kedudukan dalam menyelesaikan perkara pidana untuk menjawab pertanyaan
itu perlu kiranya mengetahui sebelum di uraikan HIR pada waktu sebelum berlakunya HIR
kedudukan jaksa pada waktu itu menjadi kaki tangan saja dari asisten president dan tidak
memiliki wewenang jadi jaksa berada di bawah bupati yang dapat memerintak kepadanya.
Setelah berlakunya HIR perubahan jaksa dimana kejaksaan tidak memiliki wewenang untuk
membuat surat dakwaan tetapi hakim.tapi sekarang jaksa memiliki wewenang menurut pasal 14
KUHAP : PU memiliki wewenang
a. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penydik
b. Mengadakan penuntutan apabila ada kekurangan pada penyidik dengan memperhatikan pasal 10
ayat 3&4 dengan memberikan petunjuk pada penyidik dengan mengeluarkan P18
c. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan/penahanan lanjutan atau
mengubah penahanan setelah KUHAP.
d. Membuat surat dakwaan
e. Melimpahkan perkara ke pengadilan
f. Menyampaikan kepada terdakwa mengenai hari dan waktu siding di serai surat panggilan bail
kpd terdakwa maupun kepada saksi

3. Penasuhat hukum kedudukan dan kewajiban


Sampai sekarang belum ada kesepakatan mengenai istilah pengacara tetapi masih mengguanakan
istilah lain misalnya istilah advocate. Di Negara kita ada dua macam pengacara menurut
soemarno p.widyanto yaiti
a. Advocate yaitu sarjana yang dianggkat oleh mentri kehakiman yang di sumpah oleh pengadilan.
b. pengacara bukan sarjana hukum dan tidak di angkat oleh mentri kehakiman
KMA no 5 tahun 1972 dalam sk MA menyebutkan pengacara yaitu mereka sebagai mata
pencaharian menyediakan diri perkara pembela/kuasa/wakil dari pihak-pihak dalam perkara
perdata dengan yang sudah mendapat surat dari departemen kehakiman.
- Hak dan kewajiban
a. Kedudukan
 sebagai penasihat hukum
Kedudukan dapat terlihat dalam pemeriksaan tersangka oleh penyidik dalam tahap pemeriksaan
ini hak dan wewenang penasihat sangan di batasi yakni hanya di bolehkan berhubungan dengan
berbicara dengan tersangka namun tidak berwenang mengajukan intrufsi pada penyidik.
 Sebagai pembela
Apabila dalam pemeriksaan pendahuluan tugas pengacara terbatas namun pada siding pengadilan
tidak lagi terbatas sebab pada tahap ini pengacara da[at menggunakan hak-haknya seperti yang di
miliki JPU
Misalnya : hak bertanya jawab,hak mengajukan pembuktian dan hak mengajukan pembelaan.
b. Hak advocate
 Menghubungi tersangka sejak saat ditangkap dan ditahan pada semua tingkat pemeriksaan
 Menghubungi dan berbicara dengan tersangka pada tingkat pemeriksaan dan setiap waktu untuk
kepentingan pembelaan
 Memperoleh tuntutan berita acara pemeriksaan untuk kepentingan pembelanya
 Mengirim dan menerima surat dari tersangka setiapkali dihendaki olehnya
 Mengajukan keberatan atas penahanaan atau jenis penahanaan
 Meminta pemeriksaan prapradilan
 Mengikuti jalannya pemeriksaan terhadap tersangka dengan cara melihat serta mendengar
pemeriksaan kecuali kejahatan terhadap keamanaan.
 Bertanya dan mengajukan pembelaan dalam proses pengadilan selain hak tersebut di atas masih
ada beberapa hak lainnya yang merupakan hak yang paling penting bagi seorang pengacara
yaitu hak memperoleh uang jasa sebagai imbalan jasa.
Hal ini terkait dalam pasal 20 UU bantuan hukum :
Bunyinya :pengacara berhak menerima uang jasa sebagai imbalan jasa bantuan hukum yang
telah di berikan yang jumblahnya di tetapkan berdasarkan persetujuan antara pengacara dengan
yang meminta bantuan.
c. Kewajiban pengacara
 Mewakili klennya dalam mengurus mengajukan dan menuntut hak-hak dan kewajibannya
dalam atau diluar pengadilan. Agar seorang pengacara dapat menjalankan tugasnya dengan baik
pengacara harus mengetahui perkaranya dngan baik. Dan kliennya harus menceritakan
mengenai yang berhubungan dengan perkara tersebut baik yang bersifat merugikan maupaun
bersifat menguntungkan oleh karena itu keterangan dari klen itu yang bersifat rahasia yang juga
harus di rahasiakan oleh pengacaranya.
 Dalam hal seorang pengacara menerima kuasa dengan seorang klien yang terlibat dalam
persoalan criminal kewajiban melindungi klennya itu perlindungan ini tidak hanya di siding
pengadilan dimana kliennya itu berhadapan dengan hakim atau penuntut umum.
 Kewajiban yang lain tidak kalah pentingnya sehubungan dengan kedudukan sebagai penegak
hukum adalah menegakan hukum dalam arti melancarkan hukum.
Dalam rangka penegakan hukum itu diwajibkan pula senantiasa menjunjung tinggi filsafat
Negara pancasila hukum dan keadilan.
 Factor-faktor yang berperan dalam peradilan pidana
Pengadilan dibuat dengan tugas-tugas tertentu sekurang –kurang bertugas mengadili dan
melakukan pembinaan terhadap terpidana.
Tujuannya adalah untuk melaksanakan dan menetapkan peraturan hukum agar keadilan dapat
diwujudkan kepada berbagai pihak.
- Factor perkara yang terjadi
Suatu menjadi kenyataan bahwa pengadilan bukan menciptakan perkara tetapi menyelesaikan
perkara. Perkara yang muncul itu bukan keinginan lembaga itu tetapi perkara datangnya dari luar
pengadilan dalam pemahaman system perkara dipandang sebagai masukan mentah yang menjadi
bahan olahan dan menghasilkan out put yang disebut sebagai putusan pengadilan.
Pengadilan telah menghasilkan keputusan2nya dapat terjadi hanyalah dengan perkara yang akan
diajukan kepadanya.tanpa perkara masuk kepengadilan dengan sendirinya tidak akan ada proses
dan putusan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai