Anda di halaman 1dari 5

Skenario A blok 28 tahun 2018

tn.A 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil kijang yang dikendarai nya
melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Tn.A sebagai sopir
terlempar keluar melewati kaca depan. pak RT yang kebetulan lewat saat kejadian itu
langsung menelepon rumah sakit umum daerah di indralaya yang terletak tidak jauh dari
tempat kejadian untuk meminta pertolongan. Dr. anton sebagai dokter jaga UGD saat itu
langsung merespon dan langsung pergi ketempat kejadian.
Pada saat tiba ditempat kejadian ditemukan sang sopir mengeluh nyeri dada, perut,
dan betis kanan. Pada pemeriksaan di tempat kejadian ditemukan :
- Pasien mengeluh sesak, terlihat binggung, cemas.
- Bibir terlihat kebiruan, konjungtiva anemis, kulit pucat, tangan dan kaki
berkeringat dingin.
- Terlihat deformitas di betis kanan.
- Tanda vital: frekuensi nafas 40x/menit, denyut nadi : 122x/menit ;lemah, tekanan
darah:84/60 mmhg
- GCS 13 ( E =3 , V=4, M=6)
Setelah melakukan penanganan awal, dokter anton langsung membawa sang sopir ke
UGD,setelah penanganan di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke RSMH.

Klarifikasi istilah
- nyeri : suatu sensasi terlokalisir yang membuat perasaan
tidak nyaman akibat dari stimulasi dari ujung saraf
sebagai mekanisme proteksi dari penderita untuk
menghilangkan sumber nyeri
- nyeri dada :
- nyeri betis :
- nyeri perut :
- trauma :
- defans muscular :
- sesak nafas : perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas pendek
dan penggunaan otot bantu pernafasan
- bibir terlihat kebiruan : perubahan warna kulit dan membrane mukosa menjadi
kebiruaan akibat konsentrasi haemoglobin tereduksi
berlebihan dalam darah ( sianosis)
- konjungtiva anemis : suatu kondisi dimana konjungtiva atau membrane
halus yang melapisi kelopak mata dan menutupi bola
mata berwarna putih dan kelihatan pucat
- deformitas : suatu kondisi bentuk kelainan anatomi dimana struktur
tulang berubah dari bentuk yang seharusnya
- GCS : Skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai
tingkat kesadaran

Identifikasi masalah
1.tn.A 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil kijang yang dikendarai nya
melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Tn.A sebagai
sopir terlempar keluar melewati kaca depan. Sang sopir mengeluh nyeri dada, perut,
dan betis kanan.
2.Pada pemeriksaan di tempat kejadian ditemukan :
- Pasien mengeluh sesak, terlihat binggung, cemas.
- Bibir terlihat kebiruan, konjungtiva anemis, kulit pucat, tangan dan kaki
berkeringat dingin.
- Terlihat deformitas di betis kanan.
- Tanda vital: frekuensi nafas 40x/menit, denyut nadi : 122x/menit ;lemah, tekanan
darah:84/60 mmhg
- GCS 13 ( E =3 , V=4, M=6)
3. data tambahan
Analisis masalah
1.tn.A 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas, mobil kijang yang dikendarai nya
melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tiang listrik di pinggir jalan. Tn.A sebagai
sopir terlempar keluar melewati kaca depan. Sang sopir mengeluh nyeri dada, perut,
dan betis kanan.
a. Apa saja jenis-jenis trauma? Latnud, reynold
b. Trauma apa yang mungkin terjadi saat tabrakan? Linda agra
c. Bagaimana mekanisme trauma dada pada tn.A? etak reni
d. Bagaimana mekanisme trauma abdomen pada tn.A? reni linda
e. Bagaimana mekanisme trauma ekstremitas pada tn.A? aggra latnud
f. Bagimana tata laksana awal pada tn.A ( ditempat kejadian ) ? Reynold arisda
g. Bagimana tata laksana awal pada tn.A ( di UGD) ? nana radyat
h. Apa saja faktor resiko yang meningkatkan terjadinya trauma pada kecelakaan
? fitra adon
i. apa hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus? Adon ikbar
j. Bagaimana kelayakan kondisi pasien untuk di transfer ke RS? Ikbar fitra
k. Bagaimana cara pemindahan pasien yang aman dari TKP ke UGD ( posisi)?
Radyat nana
2.Pada pemeriksaan di tempat kejadian ditemukan :
- Pasien mengeluh sesak, terlihat binggung, cemas.
- Bibir terlihat kebiruan, konjungtiva anemis, kulit pucat, tangan dan kaki
berkeringat dingin.
- Terlihat deformitas di betis kanan.
- Tanda vital: frekuensi nafas 40x/menit, denyut nadi : 122x/menit ;lemah, tekanan
darah:84/60 mmhg
- GCS 13 ( E =3 , V=4, M=6)
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pada kasus?arisda reynold
b. Bagaimana menegakkan diagnosis syok pada kasus? Latnud reni
c. Bagaimana tatalakasana syok? Linda aggra
d. Bagaimana mekanisme kompensasi pada kondisi syok? Etak reni

Hipotesis:
Tn A, 45 tahun, mengalami trauma multiple disertai shock, tension pneumothorax kiri,
trauma abdomen, dan fraktur tertutup betis kanan

LI
- Inisial assessment nana fitra
- Fisiologi sistem sirkulasi adon ikbar
- Anatomi rongga thoraks radyat arisda
- Fisiologi pernafasan latnud linda
- Anatomi betis etak reni
- Regio abdomen aggra reynold
- Tension pneumothoraks
o Dd nana fitra
o Algoritma penegakan diagnosis adon ikbar
o Dk radyat arisda
o Definisi latnud linda
o Epidemiologi etak reni
o Etiologi agra reynold
o Faktor resiko nana fitra
o Patofisiologi adon ikbar
o Manifestasi klinis radyat arisda
o Tatalaksana latnud linda
o Edukasi pencegahan etak reni
o Komplikasi aggra reynold
o Prognosis nana fitra
o Skdi adon ikbar
Data tambahan
Kepala
- Terdapat luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter 2-4 cm
- Yang lain dalam batas normal
a. apa makna klinis dari luka lecet dan pelipis kanan? 1 3
Toraks
- Inspeksi
o Gerakan dinding dada asimetris , kiri tertinggal, frekuensi 40x.
o Tampak memar disekitar dada kiri bawah sampai ke perut.
o Trakea bergeser ke kanan, vena jugularis distensi
- Auskultasi
o Bising nafas kiri tidak terdengar, bising nafas kanan normal.
o Bunyi jantung terdengar jelas, cepat, frekuensi 122x / menit
- Palpasi
o Nyeri tekan pada dada kiri bawah, sampai ke samping perut
o Krepitasi pada kosta 9, 10 , 11 kiri depan
- Perkusi
o Kiri hipersonor, kanan sonor
A . bagaimana mekanisme dan interpretasi abdormal pada kasus? 5 7
B . bagaimana tatalaksana awal pada toraks? 9 11
C. apa saja kondisi yang bisa dialami berdasarkan pemeriksaan fisik thoraks?
13 2
D. apa pemeriksaan penujang yang dibutuhkan untuk thoraks?6 8
Fraktur costa bawah
a. Tension pneumotoraksi kiri

Abdomen
- Inspeksi
o Dinding perut datar, jejas di perut kiri atas.
- Auskultasi
o Bising usus melemah
- Palpasi
o Nyeri tekan positif , defans muscular positif
- Perkusi
o Nyeri ketok positif di perut kiri atas
b. Apa interpretasi pada pemeriksaan abdomen? 10 12
c. Apa mekanisme abnormal (patofisio) pemeriksaan abdomen? 1 3
d. Apa tatalaksana awal pada penemuan pemeriksaan abdomen? 5 7
e. Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk abdomen? 9 11
f. Trauma lien

Ekstremitas
- Inspeksi
o Tampak deformitas, memar, hematom.
- Palpasi
o Nyeri tekan, krepitasi.
- ROM
o Pasif : limitasi gerakan
o Aktif :limitasi gerakan
a. Apa saja jenis-jenis fraktur 13 2
b. Apa interpretasi pada pemfis ekstremitas? 6 8
c. Apa mekanisme abnormal pemfis ekstremitas? 10 12
d. Apa komplikasi yang dapat dialami pada ujung ekstremitas? 1 3
e. Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan? 5 7
f. Bagaimana tatalaksana awal dan lanjutan di pemfis ekstremitas? 9 11

g. Fraktur tibia fibula tertutup 13 1

Hipotesis:
Tn A, 45 tahun, mengalami trauma multiple disertai shock, tension pneumothorax kiri,
trauma abdomen, dan fraktur tertutup betis kanan

Anda mungkin juga menyukai