S
Kelas : A (elektro)
NPM : 157002030
Mata Kuliah : kualitas daya elektrik
Macam macam alat ukur kualitas daya listrik :
1. Galvanometer
Istilah galvano meter diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertamakali dilaporkan oleh johann Schweigger dari Universitas Halle di
Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memeberi
kontibusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk
penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya yang
diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
Spesfikasi dan cara penggunaan:
Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung disebuah lilitan dari kawat, magnet
itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer modern saat ini kumparan type movable dan
disebut d’Arsoval galavanometers. Jika point melekat kekumparan bergerak maka akan
menunjukan skala yang sudah dikalibrasi, galvanometer dapat digunakan untuk mengukur secara
kuantitatif saat itu.
Galvanometer dikalibrasi seperti yang digunakan dalam banyak alat ukur listrik. Amperemeter
DC, alat untuk mengukur arus searah. Karena arus berat akan merusak galvanometer, maka
dsediakan bypass, atau shunt sehingga hanya dikenal presentase tertentu saat ini melewati
galbanometer.
Voltmeter DC, yang dapat mengukur tegangan langsung, terdiri dari galvanometer yang
dikalibrasi dan dihubungkan secara seri dengan hambatan tinggi. Untuk mengukur tegangan
antara dua titik, voltmeter dihubungkan satu sama lain. Arus yang melalui galvanometer akan
sebanding dengan tegangan.
2. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat
ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan
dari fungsi amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter.
Kontruksi sederhana dari amperemeter DC adalah jenis PMMC. Karena kumpulan PMMC
kecil dan kemampuan hantar arusnya terbatas, maka hanya dapat dilalui oleh arus kecil saja. Jika
I yang besar akan diukur, maka sebagian arus dilewatkan pada tahanan yang dipasang paralel
dengan kumparan PMMC.
Spesifikasi dan cara penggunaan :
Ampere meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan dengan hambatan shunt.
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada
kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat
menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir, maka semakin besar pula
simpangannya.
Bagian – Bagian Ampere meter
1. Terminal positif (+) dan negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ? merupakan faktor daya dari
beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f ) berpengaruh dalam
penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam
pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter.
3. Voltmeter
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan Kontruksi
voltmeter dasar atau sederhana dari voltmeter DC adalah jenis PMMC. Voltmeter digunakan
untuk mengukur beda potensial antara 2 titik pada rangkaian. Untuk membatasi arus yang
melalui kumparan PMMC agar tidak melampaui harga I maksimumnya, maka dipasang tahanan
yang seri dengan kumparan dan disebut tahanan multiplier.
.
Cara Pengukuran :
Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan
berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur
yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari
tegangan yang diukur.
4. OHM METER
Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat
ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan
ke satuan ohm.
Cara penggunaan :
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk
dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm
atau setara dengan 2 Kohm.
5. MULTIMETER
Multimeter adalah alat pengukuran listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm
meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus
(ampere meter). Ada dua kategori multimeter yauitu multimeter digital atau DMM (digital multi
meter) dimana multimeter ini merupakan yang baru dan lebh akurat hasilnya, serta multimeter
analog. Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC. Sebuah
multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan
pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang
sangat tinggi.
A. Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis
TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
· Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol
(0).
· Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA
apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V
untuk mengukur tegangan DC.
· Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan
dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka
nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif
dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
· Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena
bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada
posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur
kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch),
berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri
dari empat posisi pengukuran, yaitu :
· Posisi (Ohm) berarti multimeter
· berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K
· Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter
· berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
· Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter
· berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
· Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
· berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas
ukurannya belum tentu sama.
4.Lubang kutub + (V A Terminal),
berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5.Lubang kutub – (Common Terminal),
Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
6.Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7.Kotak meter (Meter Cover),
berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer),
Berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9.Skala (Scale),
berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
B. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm
saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang
memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.
2. Mengukur tegangan AC
a. Atur Selektor pada posisi ACV.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
e. Baca hasil ukur pada multimeter.
6. OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik
agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk
gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat mewujudkan
distorsi, waktu anatar dua peristiwa dan waktu relatif dari dua sintyal terkait. Alat ukur ini dapat
digunakan sebagai alat pengukuran rangkaian elektronika seperti TV, Radio dsb. Bentuk alat ini
hampir sama dengan alat yang digunakan dirumah sakit di ruang operasi. Namun untuk yang ini
ukuran nya kecil dari yang digunakan diruang operasi.
Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative )
pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode ( electrode positive )
untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar tabung. Susunan ini disebut
dengan electron gun. Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan
oleh cathode dan ini menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode ray
oscilloscope atau CRO.
9 Thermography Infrared
Pengukuran suhu dengan Thermal Infrared
Berbeda dengan Thermometer Infrared dan Infrared Camera, Thermography infrared memiliki
berbagai kelebihan yang tidak dimiliki alat Thermometer lainnya.
Thermography Infrared mengukur suhu suatu benda dengan melakukan pemetaan dan analisa
secara Non contact dari panas permukaan yang akan diukur.
Suhu suatu benda yang akan diukur masih dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
A. Jarak pengukuran
B. Emisivity
C. Ambient (suhu ruangan)
D. Suhu benda lain di dekat benda yang akan diukur
E. Pantulan / tembusan yang timbul karena perbedaan jenis material
F. Material benda yang akan diukur
(Black body adalah jenis benda yang sempurna. dan jika dipanasi pada suhu 100 derajat celcius
akan memancarkan energy 100 derajat celcius)
Oleh karena itu, dalam pemakaian alat Thermography Infrared, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
A. Field of View
B. Distance to Spot
C. Background Temperature
D. Wind Speed
E. Emisivity of UUT (Unit Under Test)