Anda di halaman 1dari 5

Otitis media

BAB III
ASKEP TEORITIS

1. I. PENGKAJIAN
1) Identitas klien

2) Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan dahulu


Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama,
pengobatan apa yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan,
daerah industri, daerah polusi), apakah riwayat pada anggota keluarga.

 Riwayat kesehatan sekarang


kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa, Seperti penjabaran dari riwayat adanya
kelainan nyeri yang dirasakan.

 Riwayat kesehatan keluarga


 Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya
riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
3) Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum klien


 Kepala
Lakukan Inspeksi,palpasi,perkusi dan di daerah telinga,dengan menggunakan senter ataupun alat-alat lain nya
apakah ada cairan yang keluar dari telinga,bagaimana warna, bau, dan jumlah.apakah ada tanda-tanda radang.

 Kaji adanya nyeri pada telinga


 Leher, Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher
 Dada / thorak
 Jantung
 Perut / abdomen
 Genitourinaria
 Ekstremitas
 Sistem integumen
 Sistem neurologi
 Data pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi
Bagaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan sakit,apakah ada perbedaan konsumsi diit nya.

1. Eliminasi
Kaji miksi,dan defekasi klien

1. Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri


Biasanya klien dengan gangguan otitis media ini,agak susah untk berkomunikasi dengan orang lain karena ada
gangguan pada telinga nya sehingga ia kurang mendengar/kurang nyambung tentang apa yang di bicarakan
orang lain.

1. Pemeriksaan diagnostik
Tes Audiometri : AC menurun

X ray : terhadap kondisi patologi

Tes berbisik

Tes garpu tala

1. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan prosesperadangan pada telinga tengah

2) Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilanganpendengaran

3) Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksidi telinga tengah atau kerusakan di
syaraf pendengaran.

4) Cemas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat

1. III. INTERVENSI KEPERAWATAN


v Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada telinga tengah
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil :Nyeri yang dirasakan kien berkurang dengan skala 2-0 darirentang skala 0-10

Intervensi Keperawatan :

 Ajarkan teknik relaksasi pada klien dengan mengajarkan teknik relaksasi (misalnya bernafas perlahan,
teratur, atau nafas dalam)
 Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik
 Kaji kembali nyeri yang dirasa oleh klien setelah 30 menitpemberian analgetik
 Beri informasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab yeriyang dirasa
Rasional

 Teknik relaksasi yang benar dan efektif dapat membantumengurangi nyeri yang dirasab.
 Analgetik dapat menekan pusat saraf rasa nyeri, sehingga nyeridapat berkurang
 Untuk mengetahui keefektifan pemberian analgetik
 Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan yang dirasaoleh klien dan keluarga

v Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.


Tujuan : Klien dapat kembali mendengar dan melakukan komunikasi

Kriteria hasil :
 Klien dapat melakukan komunikasi dengan baik
 Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasitulisan, bahasa lambang, berbicara dengan
jelas pada telinga yangbaik.

Intervensi Keperawatan :

 Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat padarencana perawatan metode yang
digunakan oleh staf dan klien, eperti : tulisan, berbicara, ataupun bahasa isyarat.
 Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.- Jika ia dapat mendegar pada satu telinga,
berbicara denganperlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal inilebih baik daripada
berbicara dengan keras).
 Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhada pandengan pintu.
 Dekati klien dari sisi telinga yang baik.-
 Jika klien dapat membaca ucapan
 Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas.
 Hindari berdiri di depan cahaya karena dapatmenyebabkan klien tidak dapat membaca bibi anda.-
 Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.
 Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakankomunikasi tertulis.
 Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.-
 Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah.Alamatkan semua komunikasi pada klien,
tidak kepadapenerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsungberbicara kepada klien dnegan
mengabaikan keberadaanpenerjemah.
 Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran danpemahaman
 Bicara dengan jelas, menghadap individu.
 Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
 Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
 Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaanyang memerlukan jawaban lebih dari ya
dan tidak.
Rasional :

 Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klienmaka metode yang akan digunakan
dapat disesuaikan dengankemampuan dan keterbatasan klien.
 Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapatditerima dengan baik oleh klien.
 Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan kliendapat berjalan dnegan baik dan klien
dapat menerima pesanperawat secara tepat.

v Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksidi telinga tengah atau kerusakan di syaraf
pendengaran.
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.

Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaransampai pada tingkat
fungsional

Intervensi Keperawatan :

 Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaransecara tepat


 Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang amandalam perawatan telinga (seperti: saat
membersihkan denganmenggunakan cutton bud secara hati-hati, sementara waktu hindariberenang
ataupun kejadian ISPA) sehingga dapat mencegahterjadinya ketulian lebih jauh.
 Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
 Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik
sistemik maupun lokal).
Rasional :

 Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipegangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya


yang tepat.
 Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, makapendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma
dan infeksisehingga harus dilindungi.
 Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara
permanen.
 Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapatmenyebabkan organisme sisa resisten sehingga
infeksi akanberlanjut.

v Cemas berhubuangan dengan nyeri yang semakin memberat


Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.

Kriteria hasil :

 Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.


 Respon klien tampak tersenyum.
Intervensi Keperawatan :

 Berikan informasi kepada klien seputar kondisinya dan gangguanyang dialami.


 Diskusikan dengan klien mengenai kemungkinan kemajuan darifungsi pendengarannya untuk
mempertahankan harapan kliendalam berkomunikasi.
 Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernahmengalami gangguan seperti yang dialami klien
untuk memberikandukungan kepada klien.
 Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yangtersedia yang dapat membantu klien.
Rasional :

 Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi denganefektif tanpa menggunakan alat
khusus, sehingga dapat mengurangirasa cemasnya.
 Harapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat mengurangikecemasan, justru malah menimbulkan
ketidak percayaan klienterhadap perawat.
 Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yangpaling tepat untuk kehidupannya sehari-hari
disesuaikan dnegantingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas danfrustasinya.
 Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yangsama akan sangat membantu klien.

Anda mungkin juga menyukai