Anda di halaman 1dari 5

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN

Dalam proses perencanaan sebuah kota, kebijakan merupakan hal fundamental yang perlu
ditinjau dengan seksama karena hasil dari kebijakan akan digunakan sebagai landasan dasar
dalam proses pembangunan suatu kota/wilayah. Seperti halnya Kabupaten Tuban, khususnya
Kecamatan Jatirogo, yang dalam perencanaan pembangunan memerlukan kebijakan. Adapun
kebijakan yang berkaitan dengan Kecamatan Jatirogo adalah sebagai berikut :
 Konsep Aetropolis
 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Timur Tahun 2011-2031
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029
Penjabaran dari kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
2.1 Konsep Aerotropolis
 Pengertian Aerotropolis
Aerotropolis adalah strategi pengembangan kawasan perkotaan dimana bandara sebagai
key driver yang meliputi tata letak, infrastruktur, dan kegiatan ekonomi. Konsep ini melibatkan
pemangku kepentingan yang meliputi airport planning, urban planning, dan business
planning. Dengan konsep Aerotropolis suatu bandar udara akan menjadi pusat kegiatan yang
dikelilingi oleh berbagai fasilitas pendukung yang terletak dalam pagar atau luar pagar seperti
perkantoran, area komersial, area hiburan, layanan kesehatan hingga dunia akademis dan
berbagai industri (Jermanto Setia Kurniawan, 2016). Sedangkan menurut F. Adrian Pradoto W
tahun 2017 pengertian Aerotropolis merupakan sub wilayah perkotaan yang infrastruktur, tata
guna lahan, dan ekonominya semua berpusat di bandara. Nilai utama aerotropolis berada pada
penawaran bisnis yang memiliki jaringan yang cepat antara produsen, konsumen, dan mitra
usaha secara nasional dan internasional yang meningkatkan keuntungan perusahaan dan
daerah. Secara spasial, jika perkotaan biasanya terbentuk dari pusat kota dan commuter-linked
suburbs ̧ aerotropolis terdiri dari airport city sebagai nukleus dan di sekitarnya terdapat klaster-
klaster bisnis terhubung aviasi yang terasosiasi dengan pembangunan residensial.

 Prinsip Aerotropolis
Menurut Jermanto Setia Kurniawan tahun 2016, Aetropolis memiliki 8 prinsip, yaitu :
1. Prinsip struktur ruang wilayah, yang menempatkan bandar udara memiliki hirarki
tertinggi atau sama dengan pusat kota
2. Prinsip jarak, berlokasi dalam radius 30 km
3. Prinsip zonasi, yang mengatur pada intensitas kepadatan dan ketinggian bangunan
dengan mempertimbangkan kawasan keselamatan operasional penerbangan dan batas-
batas kawasan kebisingan dalam pengembangan kawasan perkotaan di sekitar bandar
udara
4. Prinsip tata guna lahan, dengan dominasi tata guna lahan mixed use
5. Prinsip peruntukan utama fungsi kawasan, sebagai kawasan bisnis dan komersial
6. Prinsip penyediaan kawasan bisnis, dengan konsep CBD yang mengakomodasi
berbagai bidang bisnis dan industri serta mengakomodasi fasilitas hunian
7. Prinsip integrasi, yang terintegrasi dalam penunjang layanan antara pusat kota dan
bandar udara dan terintegrasi dalam konektivitas
Prinsip konektivitas yang terhubung dengan transportasi multimoda yang cepat, terjangkau,
dan mudah diakses

 Kriteria Aerotropolis
F. Adrian Pradoto W tahun 2017, Aetropolis memiliki 8 kriteria, yaitu :
1) Kawasan bandara harus berada di hirarki tertinggi pada struktur ruang wilayah
daerahnya
2) Kawasan aerotropolis memiliki luas 30 km dari airport city dan berisi klaster-klaster
bisnis yang terhubung penerbangan dan terasosiasi residensial
3) Pengaturan zoning kawasan yang mempertimbangkan KKOP, intensitas pemanfaatan
lahan, kebisingan, dan standar-standar yang berlaku untuk area airport
4) Tata guna lahan mixed use yang didominasi oleh kawasan komersial dan kawasan
residensial dengan kemudahan komuter
5) Menciptakan kawasan bisnis yang berhubungan dengan bandar udara
6) Memiliki kawasan hijau sebagai batas-batas antar guna lahan
7) Memiliki transportasi menuju bandara yang terintegrasi dengan aksesibilitas sangat
baik
8) Bandara inti dari aerotropolis merupakan airport city
 Infrastruktur Pendukung Aerotropolis
Menurut Indri Dizka Soleman dan M. Sani Roychansyah Dwita Hadi Rahmi tahun 2017,
Aetropolis memiliki 4 infrastruktur pendukung, yaitu :
1. Fasilitas bisnis
2. Fasilitas hunian
3. Fasilitas social
4. Fatilitas pendukung aksesibilitas atau transportasi
Menurut Jermanto Setia Kurniawan tahun 2016, Aetropolis memiliki 9 infrastrukter
pendukung, yaitu :
1. Perkantoran
2. Area komersial dan bisnis
3. Area hiburan
4. Pelayanan kesehatan
5. Pelayanan pendidikan
6. Industri
7. Infrastruktur fisik berupa jalan raya dan kereta api
8. Area manufaktur
9. Area kargo
2.2 RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031
Dalam upaya menyelaraskan dan menjabarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) maka ditetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur (RTRWP)
yang termuat dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031. RTRWP ini merupakan arahan
kebijakan pembangunan daerah berwawasan tata ruang wilayah provinsi yang digunakan untuk
pedoman pemanfaatan dan arahan pemanfaatan ruang, sehingga ruang yang terbatas dapat
dimanfaatkan secara optimum. RTRWP mempunyai fungsi sebagai pengendali pemanfaatan
ruang wilayah provinsi maupun kabupaten/kota dan menyelaraskan keseimbangan
perkembangan antar wilayah, sehingga pertumbuhan wilayah di Provinsi Jawa Timur bisa
tumbuh bersama-sama antar wilayah sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimilikinya.
Berikut merupakan kebijakan RTRWP yang mengatur mengenai wilayah Kabupaten
Sidoarjo, yaitu :
1. Rencana Struktur Ruang: Kecamatan Waru dan Sedati menjadi bagian dari struktur
pusat permukiman perkotaan Surabaya Metropolitan Area (SMA). Dimana struktur
pusat permukiman di Surabaya dibagi menjadi 4 cluster. Salah satunya adalah cluster
Surabaya Selatan yang meliputi Karang Pilang, Rungkut, Waru, Sedati dan Gedangan
dengan pusat perkembangan Waru-Rungkut.
2. Rencana pengembangan infrastruktur di Kabupaten Sidoarjo yang meliputi:
a. Jalan lingkar dalam, jalan lingkar barat, jalan lingkar timur dalam, jalan lingkar
tengah, dan peningkatan jalan lingkar barat
b. Pengembangan runway di Bandar Udara Juanda
c. Pengembangan kawasan industri gemopolis
d. Pegembangan rel perkeretaapian double track
3. Rencana pengembangan bandar udara pengumpul dengan (hub) skala pelayanan
primer dimasukkan dalam program pengembangan Bandar Udara Juanda di Kabupaten
Sidoarjo. Pengembangan tersebut meliputi:
a. Pembangunan terminal penumpang di sebelah utara runway
b. Pembangunan bandar udara di Kabupaten Lamongan sebagai pengembangan
bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo
4. Penetapan kawasan strategis: Kawasan pengembangan ekonomi unggulan berupa
industri perhiasan gemopolis di Kabupaten Sidoarjo. Kawasan ini merupakan kawasan
produksi perhiasan mas yang menjadi pilot project di Jawa Timur dan akan
mendukung kegiatan – kegiatan atau event tahunan bersifat pariwisata di Jawa Timur.
Kawasan ini sekaligus juga merupakan pusat koleksi, distribusi, dan outlet produk
perhiasan emas
2.3 RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 – 2029
Rencana Program Pembangunan Kawasan Strategis Kecamatan Waru dan Sedati :
1. Kawasan Bandara Juanda :
Peningkatan sistem keamanan untuk meningkatkan pelayanan melalui penggunaaan
teknologi keamanan yang lebih canggih, Peningkatan sistem keselamatan penumpang,
Pengendalian pemanfaatan lahan disekitar KKOP sehingga meningkatkan tingkat
keselamatan dan keamanan bandara, Pengelolaan secara terpadu dengan
menyesuaikan dengan trend perkembangan jumlah penumpang pesawat. Penyediaan
lahan baru sebagai bentuk antisipasi perluasan Bandara Juanda. Kawasan ini terletak
di Kecamatan Sedati.
2. Kawasan Militer
Penyusunan zoning regulation kawasan militer, Pengawasan dan pengendalian
pembangunan. Kawasan ini terletak di Kecamatan Waru & Sedati.
3. Kawasan Agropolitan Perikanan
Penyediaan lokasi sentra pengembangan yang strategis baik dari segi bahan baku dan
pasar, penyediaan fasilitas pendukung seperti sarana trasnportasi dan tempat
pelelangan ikan, pembentukan kelembagaan yang melibatkan partisipasi masyarakat.
Kawasan ini terletak di Kecamatan Sedati.
4. Kawasan Gemopolis
Penyiapan lokasi/lahan tempat pengembangan perhiasan, pemilihan lokasi kawasan
gemopolis disesuaikan dengan daya dukung lahan dan KKOP Bandara Juanda.
Pembentukan cluster-cluster pengrajin perhiasan untuk mengembangkan inovasi
produk, penyiapan kelembagaan bagi para pengrajin berusaha. Kawasan ini terletak di
Kecamatan Sedati.
5. Kawasan Industri Kecil dan Menengah
Pengembangan produk unggulan dengan bekerjasama dengan pihak akademisi dan
ahli kerajinan, penyelenggaraan-penyelenggaraan bulan-bulan khusus untuk promosi
hasil kerajinan, peningkatan kucuran modal lunak untuk para pengusaha sehingga
dapat terus bekerja. Kawasan ini terletak di Kecamatan Waru.
6. Kawasan Strategis Pesisir
Penyusunan rencana detail kawasan marina, penguatan produk unggulan dan
peningkatan kualitas produksi perikanan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang,
pengendalian pemanfaatan ruang. Kawasan ini terletak di Kecamatan Waru & Sedati.
Sistem perkotaan di Kecamatan Waru meliputi:
1. Pariwisata
Kegiatan wisata berskala internasional
2. Industri dan pergudangan; industri khusus (gemopolis)
Industri kawasan dan zona industri dengan skala lokal/regional, hingga skala
internasional
3. Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dengan skala local / regional, hingga skala internasional; Jasa
pemerintahan skala kecamatan; Jasa pelayanan penginapan skala kabupaten; Jasa
perkantoran/swasta skala lokal dan regional
4. Permukiman
Perumahan Real Estate, Rusun atau kondominium, dan rumah biasa/kampong
5. Fasilitas umum dan fasilitas social
Fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, peribadatan, dan fasilitas olah raga dalam
skala lokal dan kecamatan; Fasilitas Terminal Purabaya dalam skala regional
Sistem perkotaan di Kecamatan Sedati meliputi:
1. Industri dan Industri khusus (gemopolis)
Industri dengan skala lokal/regional, hingga skala internasional; Sentra industri kecil
skala kabupaten/regional
2. Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dengan skala lokal/ regional, hingga skala internasional; Jasa
pemerintahan skala kecamatan; Jasa pelayanan penginapan skala kabupaten; Jasa
perkantoran/swasta skala lokal dan regional
3. Pariwisata
Kegiatan wisata berskala internasional
4. Permukiman
Perumahan Real Estate dan rumah biasa/kampong
5. Fasilitas umum dan fasilitas social
Fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, peribadatan, dan fasilitas olah raga dalam
skala lokal dan skala kecamatan
6. Kawasan khusus militer
Kawasan khusus militer berskala nasional
Konsep pengembangan EJIIZ memberikan arahan terhadap wilayah studi sebagai berikut:
1. Adanya estate industry yang telah berkembang pada kawasan indsutri Tambak Sawah
berupa kawasan industri berpolutan yang dilengkapi dengan fasilitas perdagangan,
bank, perumahan karyawan, kawasan wisata, dan olahraga
2. Kawasan pengembangan industri dan perdagangan yang salah satunya terletak di
Kecamatan Sedati berupa arahan gemopolis seluas 50 Ha. Kawasan ini didukung
dengan beberapa rencana pengembangan yang meliputi:
a. Rencana pembangunan jalan tol Surabaya-Sidoarjo, Waru-Juanda dan jalan tol
tengah kota (Aloha-Waru-Perak)
b. Perluasan Bandara Juanda ke arah selatan untuk terminal Cargo

Anda mungkin juga menyukai